Persyaratan Hunian Town House Bagi Ekspatriat Eropa Ketentuan Umum

Toen House Ekspatriat Eropa 15 12 Ruang Terbuka 22,02 0,50 13 Fasilitas Khusus 11,01 0,25 14 Lain-lain 605,58 13,70 J u m l a h 4.404,07 100,00 Sumber : Tim RTURK Dati II Surakarta 1993-2011 Kebutuhan lahan untuk menampung berbagai aktifitas termasuk perumahan mencapai 4.404,07 Ha, Sedangkan lahan luas administrasi kota Solo hanya sebesar 2.500 Ha, sehingga jelas tidak mungkin semua aktifitas kota dapat tertampung. Oleh sebab itu, sangat perlu dilakukan penghematan dari lahan yang terbatas. Town House menjadi alternatif pilihan untuk pemecahan masalah perumahan di Surakarta, sekaligus untuk memperkaya bentuk- bentuk bangunan perumahan yang ada di Surakarta.

1.2.4 Persyaratan Hunian Town House Bagi Ekspatriat Eropa Ketentuan Umum

Rumah merupakan kebutuhan dasar manusia yang selain berfungsi sebagai tempat berteduh dan melakukan kegiatan sehari-hari dalam keluarga, juga berperan besar dalam pembentukan karakter keluarga. Town House menjadi salah satu bagian dari rumahhunian bagi manusia, fungsi dan peran Town House hampir sama dengan rumah pada umumnya, hanya yang membedakan adalah segmen pasar yang disasar adalah orang dengan tingkat perekonomian mapan, serta kalangan dengan penghasilan tinggi sebagai contoh disini adalah ekspatriat. Dari data yang penulis dapatkan dari data lapangan berkait jumlah ekspatriat yang terdaftar di Kota Surakarta pada desember 2009 hingga maret 2010 akhir adalah sebanyak : 4 ekspatriat Eropa dengan Ijin Tetap ITAP, 92 ekspatriat Eropa dengan Ijin Sementara ITAS, dari ekspatriat dari berbagai benua di Surakarta yang berjumlah 27 orang Ijin Tinggal Tetap, dan 431 orang memegang Ijin Sementara. Toen House Ekspatriat Eropa 16 Untuk merencanakan bangunan rumah, dalam hal ini Town House di Surakarta yang memenuhi standart persyaratan bagi ekspatriat, diantaranya adalah menyangkut persyaratan : teknis kesehatan, keamanan, dan kenyamanan, maka data informasi yang perlu dipersiapkan adalah : 1. Jumlah ekspatriat Eropa yang bekerja di Surakarta. 2. Tingkat penghasilan dari ekspatriat Eropa yang nantinya sebagai pedoman dalam penentuan type hunian Town House. 3. Karakteristik nilai sosial budaya yang membentuk kegiatan berkelurga dan kemasyarakatan antara individu dan kelompok dalam satu territorial dalam kawasan Town House nantinya, sebagai pedoman dalam penentuan kebutuhan ruang, serta sarana prasarana pelengkap dalam kawasan perumahan Town House nantinya. 4. Kondisi topografi, hidrologi, dan dampak atau gejala-gejala yang lain yang berdampak pada proses peracangan, sebagai pedoman dalam maping lokasipenentuan lokasi berdasarkan nilai plusminus potensi suatu daerahkawasan. 5. Kondisi iklim, suhu, intensitas anginarah angin, kelembaban, dan curah hujan kawasan yang direncanakan, sebagai pedoman dalam pemilihan materialbahan bangunan, serta konsep desain dalam hal ini detail-detail bangunan guna antisipasi terhadap dampak negatif gejala alam terhadap kelangsungankeawetan bangunan. 6. Kondisi vegetasi eksiting dan sekitar, sebagai katalisator, unsur penyejukpeneduh, dan filtrasi terhadap dampak negatif tingkat polutan di perkotaan. 7. Peraturan setempat, seperti rencana tata ruang yang meliputi GSB, KDB, KLB, dan sejenisnya, atau peraturan tentang bangunan secara spesifik. Seperti : aturan khusus arsitektur, Toen House Ekspatriat Eropa 17 keselamatan dan bahan bangunan. Kebutuhan data dan informasi pada perencanaan bangunan sarana hunian ini dapat mengacu secara terinci pada peraturan lain mengenai hal tersebut. 1.2.5 Sasaran Pengguna Town House 1.2.5.1 Berdasarkan budayaculture ekspatriat Eropa