BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pendahuluan
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan membuat pemodelan instalasi pompa distilasi di pusat pengolahan air pada sebuah instalasi pompa yang telah
dilengkapi instalasi listrik, bak penampung air, alat ukur aliran air, tekanan air dan temperatur air pada laboratorium Noise and Vibration Control, Universitas Sumatera
Utara. Pompa sebagai objek penelitian dipasang dengan nilai NPSH
R
pompa adalah 10,20 m yang diperoleh dari pabrik pembuat pompa, sedangkan instalasi pompa
tersebut dilakukan perubahan pada pipa isap yaitu menambah tinggi pipa isap sebesar 1,5 m.
Pengambilan data yang dilakukan untuk mengetahui terjadinya kavitasi dari karakteristik getaran adalah dengan mengatur kapasitas pompa menjadi 100, 90,
80, 70 dan perilaku getaran berupa displacement, velocity dan accelerasi berdasarkan time domain serta berdasarkan spektum getaran. Dari hasil pengamatan
perilaku getaran diharapkan dapat diketahui saat terjadinya kavitasi.
4.2. Perhitungan Getaran Pompa
Pompa yang digunakan pada penelitian ini adalah pompa yang juga digunakan oleh penelitian sebelumnya dengan spesifikasi pompa sebagai berikut:
Jenis pompa : Sentrifugal Merk
: KSB Tipe
: Aquavane A 32-160 Spesifikasi pompa yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1 Spesifikasi pompa NO
Item Sombol
Harga Satuan
1. 2.
3. 4.
5. 6.
Tinggi tekan maksimum Kapasitas maksimum
Diameter impeller Daya Motor
Putaran motor Tegangan motor
H Q
d P
n V
9 3
165 746
1450 380
Meter Ltrdet
Mm Watt
Rpm Volt
sumber : KSB Aquavane pump
4.2.1. Frekuensi motor penggerak
Untuk menghitung frekuensi motor pengerak dapat dihitung yang sebelumnya perlu diketahui kecepatan sudut motor penggerak, kecepatan sudut penggerak adalah:
xn 60
2
Dimana: n = putaran motor 1450 rpm
maka kecepatan sudut motor penggerak:
det 77
, 151
1450 60
2 rad
x
Jadi frekuensi motor dapat dihitung:
f
2
,sehingga
2
f
Maka:
Hz f
17 ,
24 2
8 ,
151 2
Sehingga Perioda motor dapat dihitung adalah sebagai berikut: det
04 ,
17 ,
24 1
1
f T
Universitas Sumatera Utara
4.2.2. Kecepatan sudut sistem yang bergerak
Impeller, poros dan kopling merupakan sistem yang bergerak dalam instalasi pompa ini, maka kecepatan sudut didapat dengan persamaan:
det 77
, 151
60 1450
. 14
, 3
. 2
60 2
rad n
Perhitungan K
p
kekakuan pegas torsional poros didapat:
Nm L
G dp
k
t
69 ,
8665 396
, .
32 10
. 80
. 02571
, .
14 ,
3 .
32 .
9 4
4
Untuk mengetahui momen inersia J
o
dari impeller, maka perlu diketahui massa dari impeller ditimbang agar diperoleh berat impeller:
Berat impeller = w = 2,0 kg = 19,97 N Sehingga momen inersia impeller;
2 2
00687 ,
81 ,
9 .
8 165
, .
97 ,
19 Nmdt
J
i
Dengan menggunakan formula yang sama, maka momen inersia kopling dapat dihitung dengan terlebih dahulu mengetahui berat dari kopling yaitu:
Berat kopling pompa = w = 0,733 kg = 7,19 N Sehingga momen inersia kopling
2 2
000586 ,
81 ,
9 .
8 08
, .
19 ,
7 Nmdt
Jok
Torsi yang bekerja pada sistem dianggap mengalami torsi hormanic Tt = T
o
sin ϖt
asumsi ϖt =1
Nm n
P T
o
91 ,
4 1450
. 2
746 .
60 2
. 60
Sehingga frekuensi pribadi sistem ϖn adalah
det 61
, 1083
00586 ,
00687 ,
69 ,
665 .
8 rad
n
Universitas Sumatera Utara
Maka amplitude getaran torsional A adalah =
8 ,
151 .
000586 ,
00687 ,
69 ,
8665 91
, 4
.
2 2
02 01
J J
K T
A
T o
m A
4
10 .
78 ,
5
4.3. Tinggi Tekan Head sistem