g V
k h
v
2
2 5
, dimana koefisien k
5
pada katub adalah: 0,16 Jadi Monor losses pada valve adalah sebegai berikut:
g V
k h
v
2
2 5
, maka m
hv 0153
, 81
, 9
. 2
37 ,
1 16
,
2
f. Minor Losses pada kecepatan air keluar pipa tekan
g V
h
c
2
2
, maka Minor Losses pada kecepatan air keluar pada pipa tekan:
g V
h
c
2
2
, jadi
m h
c
0957 ,
81 ,
9 .
2 37
, 1
2
Jadi Head Losses pada pipa tekan adalah H
d
= h
f
+ h
e
+ h
t
+ h
fm
+ h
v
+ h
c
= 0,4098 + 0,0784 + 0,0861 + 0,044 + 0,0153 + 0,0957 = 0,7293 m
Sehingga total tinggi tekan pompa adalah:
H = H
ST
+ h
l
= H
ST
+ h
s
+ h
d
= 0,6 + 0,1993 + 0,7293 = 1,53 m
4.4. Hubungan Tekanan Tanki Suction dengan NPSH
A
NPSH yang akan dihitung adalah NPSH yang tersedia yaitu head yang dimiliki oleh zat cair pada sisi isap pompa adalah:
s st
v atm
A
h h
P P
NPSH
Dimana:
P
a
=
Tekanan Tanki = 1 atm =10.332 kgfm
2
Universitas Sumatera Utara
P
=
Tekanan uap jenuh Kgfm
2
= 574,17 kgfm
2
suhu 35 C
= Berat jenis fluida = 995,2 Kgfm
3
st
h
=
Head isap statis = 1850 – 150 = -1700 mm = - 1,7 m tanda negatif
menunjukkan pompa berada dibawah permukaan fluida yang dipompakan
s
h
=
Kerugian head didalam pipa isap m = 0,199 m Jadi NPSH yang tersedia adalah sebesar:
s st
v atm
A
h h
P P
NPSH
1993
, 7
, 1
2 ,
995 17
, 574
2 ,
995 332
. 10
m 30
, 11
1993 ,
7 ,
1 577
, 382
, 10
Tabel 4.2 Verifikasi Variasi Kapasitas terhadap NPSH
A
NO. KAPASITAS KAPASITAS m
3
s NPSH
A
m 1
100 0,002778
11,3057 2
90 0,002500
11,3435 3
80 0,002222
11,3774 4
70 0,001944
11,4073
Dengan menggunakan persamaan di atas, maka dapat diketahui nilai NPSH
A
untuk variasi tekanan 1 atm, nilai NPSH
A
pada kapasitas 100 adalah 11,30 m jika dibandingkan nilai dengan NPSH
R
yang ditentukan oleh pabrik pompa yaitu sebesar 10,20 m, maka NPSH
A
NPSH
R
.
Universitas Sumatera Utara
4.5. Hubungan Karakteristik Pompa dengan Karakteristik Sistem
Hubungan kapasitas dengan tinggi tekan dapat dilihat pada kurva karakteristik di bawah ini. Kurva karakteristik ini menunjukkan hubungan kapasitas pompa dengan
head dan tekanan serta sistem perpipaan yang dilalui oleh fluida yang dipompakan. Pada penelitian ini dilakukan variasi-variasi untuk mengetahui hubungan antara
kapasitas, head dan tekanan pompa. Hubungan antara variasi head, tekanan dan kapaasitas dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel. 4.3 Hubungan variasi head , tekanan pada manometer tekan dan kapasitas Variasi head m
Tekanan manometer tekan kgfcm
2
Kapasitas m
3
det
6,86 7,28
7,72 7,95
8,10 8,50
8,75 8,90
9,18 9,24
0,55 0,60
0,65 0,68
0,70 0,75
0,78 0,80
0,84 0,86
0,0028 0,0026
0,0025 0,0023
0,0022 0,0020
0,0018 0,0017
0,0012
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa tekanan akan makin tinggi jika head pompa tersebut dinaikan pada pada head maksimal, maka dapat diperoleh grafik
head vs kapasitas sebagaimana Gambar 4.2.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.2 Grafik Hubungan Karakteristik Pompa dan Karakteristik Sistem Dari gambar 4.2 terlihat bahwa pertemuan antara kurva karakteristik pompa
dengan kurva karakteristik sistem menunjukkan Pengoperasian optimal berada pada kapasitas 2,500 m
3
jam atau sama dengan bukaan valve 90 . Pengoperasian pompa yang melebihi kapasitas tersebut akan membahayakan pompa dan menyebabkan
fenomena kaivitasi.
4.6. Verifikasi Data Karakteristik