Pengaruh Beban Pajak Penghasilan Atas Bunga Deposito Berjangka Dan Tingkat Bunga Deposito Berjangka Terhadap Return On Asset (Roa)

SKRIPSI
PENGARUH BEBAN PAJAK PENGHASILAN ATAS IIUNGA DEPOSITO
JBERJANGKA DAN TINGKAT BUNGA DEPOSITO BERJANGKA
TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA)

(Study Empiris pada Perusahaan Perlr.mkan yang Tllrdaftar di Bmru Efek
Indonesia tahum 2003-2007)

|[セ@

Ofoh

l, l,hJ'11k,is.;f.



H

...... ,

....................


Abdul Basit Baehaq!

NIM : 103082029364

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN JLMU SOSIAL

セN@

.... .



PENGARUH BEBAN PAJAK PENGHASILAN ATAS BUNGA DEPOSITO
BERJANGKA DAl'fTINGKAT BUNGA DEPOSITO BERJANGKA
TERHADAP RETURN ON ASSET

(Studi Empiris: Perusahaan Perbankan yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2003-2007)


Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ihnu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh
Abdul Basit Baehaqi
NIM: 103082029364

Dibawah Bimbingan

Pembimbing I

Pembimbing Il

,X.ess.i Fitri.SE, セ@
NIP. 150 377 440

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS
NIP. 131 474 891


JURUSAN AKUNTANSI
F AKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSJAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA

M.Si

Hari ini Kamis Tanggal

5

Maret Tahun 2009 telah dilalrukan Ujian

Komprehensif atas Nama: Abdul Basit Baehaqi

NIM:

103082029364 dengan


judul Skripsi Pengaruh Behan Pajak ll"enghasilan Alas Buuga Deposifu
Berjaugka dan Tiugkat Buuga Deposiro Berj:mgka

tQセイィ。、ー@

Return On

Asset. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujiau herlaugsung,
maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syairat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dau Ilmu Sosial
Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullal1 Jakarta.

Jakarta. 5 Maret 2009

Tim Peuguji Ujian Komprehensif

M.Si
Sekretam

Ketua


Prof.,Dr., Abdul Hamid. MS
Penguji Ahli

Hari ini Rabu Tauggal 11 Maret Tahuu 2009 telah dilakukau Ujian Skripsi atas
Nama: Abdul Basit Baehaqi NlM: 103082029364 dcngau judul Skripsi
"PENGARUH BEBAN PAJAK PENGHASILAN ATAS JBUNGA DEPOSITO
BERJANGKA

DAN

TlNGKAT

BUNGA

DEPOSJlTO

BERJANGKA

TERHADAP RETURN ON ASSET (Study Empiris: Pernsahaau Perbanlran yaug


Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2003-2007)". Memperhatikan
penampilau mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah
dapat diterima scbagai salah satu syarat untuk memperokh gelar Sarjana Ekonomi
pada Jurusan Akuutansi Fakultas Ekonomi dau Ilmu Sosial Universitas Islam
Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.

Jakarta, 11 lVlaret 2009

Tim Penguji Ujian Skripsi

..
Yessi Fitri,SE, Ak, M.Si

Prof.,Dr., Abdul Hamid. MS

Sekretaris

Ketu a


Afif Sulfa, SE.,Ak.,M.Si

Pengnji Ahli

DAFTARRIWAYAT HIDUP

NAMA
TEMPAT TANGGAL LAHIR
ALAMAT

: ABDUL BASIT BAEHAQI
: BREBES, 24 DESENCBER 1985
: DESA LUWUNG BATA N0.39 RT/RW
04/02 TANJUNG, BJl:EBES,JAWA

KEBANGSAAN

: WARGA NEGARA lNDONESIA

TENGAH

PENDIDIKAN:
I. MIMIFTAHULHUDA,BREBES,JAWA 1ENGAH(TAHUN 1991-1997)
2. MTS DAARES SALAM,BREBES,JAWA TENGAH(TAHUN 1997-2000)
3. MAN REJOSO, JONCBANG, JAWA TIMUR (2000-2003)
4. UNIVERSITAS ISLAMNEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
(TAHUN 2003-2009)

ABSTRACT
Abdul Basit Baehaqi with thesis title "Income Tax Charges Influence Ou.
Time Deposit Interest and Time Deposit Interest Rate to Return on Assel:
(Empirical Study on corporate banlcing in Indonesian Stock Exchange)" lhesis fuir
Strata I (SI) program insisting stndy of Acconnting in Facnlty ofEconomics and
Social Science UIN Jakarta, 2008.
The objective of this research is to find out the individual influence and
simultaneous influence from income tax charges on time de11osit interest md time
deposit interest rate to return on asset
The analysis of the hypothesis used the Multiple Regression analysis, the t
test and F test. And the data analysis used assumption test in order to get a good
regression mode (Nonnality, Multicolinearity, Heterokedasticity, and
Autocorrelation).

Base on quantitative method with 14 banking companies as the sample
have got the result that Income Tax Charges Influence On Time Deposit Interest
and Time Deposit Interest Rate toward Return on Asset abou1t 19,6% with positive
correlation about 0,468, and significance level 0,00 got regression mode ofROA =
0,0l 8;78E-008 Tax Expense -0,084 Time Deposit Interest Rate + e.
Capital Gain= 0,45 + ,OOOEPS + ,007ROE + O,OOOPER + ,003FL + e.
From the simultaneous analyzing can get the fact that tax income in:l1uence
to Return on Asset while interest rate not influence to return on asset.
Keyword: tax expense, time deposit interest rate, retnrn on asset.

ABSTRAK
Abdul Basit Baehaqi judul skripsi "Peugaruh Behan Pajak Penghasifan
Atas Bonga Deposito Berjangka dan Tingkat Bonga Deposito Berjangka Temadap
Return On Asset (Studi Empiris pada Perusahaan Perhankan di Bmsa Efek
Indonesia Tahon 2003-2007)" Skripsi, strata satu (SI) program studi Akuntansi
pada Faknltas Ekonomi dan Ilmu Sosial U1N Jakarta, 2008.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peng,iruh individual
dan pengaruh simultan dari behan pajak peughasilan atas honga deposito
berjaugka dau tingkat hunga deposito berjangka terhadap return on asset!.
Analisis hipotesis menggunakan Regresi Berganda, Uji t dau Uji F. Untulk:

aualisis data menggunakan uji asumsi agar memperoleh model regresi yang haik
(Normalitas, Multikolinearitas, Heterokedastisitas dan Autokorelasi).
Berdasarkau metode kuantitatif, dengan jumlah smnpel 14 pemsahaan
pada perusahaan perhankau, diperoleh basil hahwa pengaruh beban pajak: dan
tingkat hunga terhadap return on asset sebesar 19,6% dengan huhung;m yang
· positif sebesar 0,468 dau tingkat signifikansi 0,00 didapat model regresi ROA =
0,018;78E-008 Behan Pajak -0,084 Tingkat Bonga Deposito Berjangka + e.
Dari analisis secara simultan dapat disimpulkan hahwa beban pajak
penghasilan herpengaruh terhadap return on asset sedangkan tingkat hung;i tidak
berpengaruh terhadap return on asset.
Kata kunci: hehan pajak penghasilan, tingkat hunga deposito herjangk.a, return olJl
asset.

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdu/illah... Sebuah kata pujian yang layak terucap untuk Allah
Tuhan yang Maha Kasih. Wasyukrulillah ... hanya patut terucap bagi insan yang
telab diberi Tuhan, rahmat, hidayab dan karunia-Nya. Shalawat dan salam banya

tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhanunad SAW, Rasul Allah akhir zaman
pembawa Uswatun Hasanah bagi ummatnya.

AmmaBa'du.
Dalam proses penggarapan skripsi ini dari awal hingga khatam, penulis
tentunya banyak berterima kasih kepada banyak pihak yang telah memberikaim
suatu support atau dorongan yang amat berharga dan bermanfaat, karena hal ini
sebagai satu bentuk "lecutan" bagi Penulis untuk terus berkarya dalam penulisan
skripsi ini. Dari sekian banyak pihak tenlunya penulis banyak: meng,baturkan
terima kasih yang telah membantu secara langsung maupun tidak: langsung, baik
moril maupun materil. Skripsi ini tanpa bisa terwujud tanpa mereka semua (pihakpihak yang telah membantu), diantaranya yaitu kepada:
I. Kedua orang tua tercinta Thu Wasi'ah dan Bapa Achmad Nasir, yang telah

memberikan kasih sayangnya, support baik moral, spiritual dan material yang
tak terhingga.

2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, scbagai penbimbing I sekaligus sebagai
Dekan Faknltas Ekonomi dan llmu Sosial yang selalu memberikan molivasi
dan memberikan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini hingga selesai.
3. Thu Y essi Fitri, SE, Ak, M.Si sebagai pembirnbing II yang telab meluangkan
waktunya

untuk membirnbing

dan memberikan

bantuannya selama

penyempumaan skripsi ini.
4. Bapak Abdul Hamid Cebba, SE, Ak, MBA, selaku ketua Jumsan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial.

5. Bapak Amilin, SE, Ak, MSi, selaku sekretaris Jurusan Akuntansi Fakulms
Ekonomi dan Ilmu Sosral.
6. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial ams
curahan ilmu, bimbingan dan pelayanannya.

7. Kakakku Abdul Manaf dan kedua adikku Aliev dan Fadzal yang imut dan
manis yang selalu menghibur dan meuyemangatiku.
8. Special thanks to "nD Mitha" that always give me love and support. Yon
make my life so colourfull.
9. Sahabat-sahabatku di Akuntansi dan Perpajakan yang sdalu mens11pport dan
membuat hari-hariku ceria. Our memories are always I nemernber.

10. Rekan-rekanku di fakultas-fakultas

lain yang telah mernbmtu dan

rnensupportku.

Sebagai rnanus1a, penulis pasti rnasih banyak ke:lemahan yang tidalk.
disadari dalam penyajian skripsi ini. Oleh karena itu dengan senang hal.i pentilis
mengharapkan kritik dan saran yang baik dari para pembaca, sehingga pada
akhimya skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak.

Jakarta, 8 September 2008

Peuulis

DAFTARISI

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN . .. . . . .. . .. . . . . . . . . . . . . . . . . ... . . . . . .

1

LEMBAR PENGESAHAN KOMPREHENSIF

ii

. . . . . . . . . . . . .. . .. .

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

IV

ABSTRACT

v

ABSTRAK

VI

KATA PENGANTAR

vii

DAFTAR ISi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . .. . . .. . . . . . . . .. . . . . . . . . . . .. . ..

ix

DAFTAR TABEL

xii

............ ...... ............ ... ... ... ...... .........

DAFTAR GAMBAR ........... _... ... . . . . .. . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . .

xn1

DAFTARLAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

1

B. Perumusan Masalah

6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................... .

6

I. Tujuan Penelitian

6

2. Manfuat Penelitian

6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A .. Dasar-Dasar Perpajakan

8

B. Konsep Dasar Perbankan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

17

Berjangka .......................................... ..........•.

31

D. Return On Asset .............................................

39

E. Kerangka Pemikiran

40

F. Perumusan Hipotesis

43

BAB III METOOOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

44

B. Metode Penentuan Sampel

44

C. Metode Pengumpulan Data

45

D. Metode Anilisis Data

46

E. Operasional Variabel Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . .

51

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
I.

Sejarah Perbankan Indonesia

. . . . . . ...

53

. . . . . . . . . . . . . . . . ..

53

a. Kondisi perbankan Indonesia

53

b. Jum1a1i Bank Swasta

55

c. Kondisi Setela11 Dercgulasi

56

d. Kondisi saat krisis ekonomi mulai
akhirtahun 1997
2.

Perusa1iaan Perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia

. B. Penemuan Dan Pembahasan
I.

60

Statistik Deskriptif . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

62
64
65

b. Perkembangan Behan Pajak
Penghasilan

66

c. Perkembangan Tingkat Bunga
Deposito Berjangka
2. Uji Asumsi Klasik

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..

68

.. .. . . .. . . .. .. . .. ... . .. . .. .. . . .. . ..•

70

a. Hasil Uji Nonnalitas Data

70

b. Hasil Uji Multikolinearitas

71

c. Hasil Uji Heteroskedaslisitas

. . .. . .. .. .. .. .. . . .

72

d. Hasil Uji Autokorelasi . .. .. .. .. .. .. . .. . .. .. .. . . ..

73

3. Pengujian Hipotesis .................. .......... ..... ...

74

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASJ
A. Kesimpulau

.. .. . . . . . . . .. . .. . . . . .. .. .. .. . .. . . . .. .. .. .. .. .

B. Jmph'kasi dan Keterbatasan

78

. .. . .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. ..

79

DAFfAR PUSTAKA ......... ............ ...... ... ......... ... . . . ... .. . ..•

80

lj|ャvipゥNQセ@

82

·······························································

DAFfARTABEL
Nornor

Keterangan

Halaman

4.1

Daftar Perusahaan Perbankan di BEI

62

4.2

Daftar Perusahaan Perbankan di BEI yang Menjadi
Sampel

63

4.3

Perkembangan Retnm On Asset Perusahaan Perbankan

65

4.4

Perkembangan Behan Pajak Penghasilan Pernsaharui
Perbankan

66

Perkembangan Tingkat Bw1ga Deposito Berjangka
dalam Rupiah(%) per Tahun Pernsahaan Perbankan

68

4.6

Tabel Uji Multikolinearitas

71

4.7

Hasil Uji Autokorelasi

73

4.8

Model Swnmary

74

4.9

ANOVA

15

4.10

Coefficients

15

4.5

DAFfAR GAMBAii

Nomor

Keterangan

Halaman

2.1

Siklus Tingkat Bunga

38

2.2

Determinants ofreal rate ofinterest

41

2.3

Kerangka Pemikiran

42

4.1

Fenomena yang terjadi pada masa deregulasi

57

4.2

Grafik Perkembangan Return On Asset Perusahaan
Perbankan

65

Grafik Perkembangan Behan Pajak Penghasilan
Perusahaan Perbankan

67

Grafik Perkembangan Tingkat Bunga Deposito
Berjangka dalam Rupiah (%)per Tahun Perusahaan
Perbankan

69

4.5

Grafik Normality Probability Plot

70

4.6

Hasil Uji Heteroskedascisitas

72

4.3
4.4

DAFTAR LAMPIRAN

Keterangan

Halaman

Data Total Aktiva dan Laba Bersih Perusahaan Sampel

78

Perlrembangan Pengenaan Behan Pajak Penghasilan

so

Grafik Perkembangan Behan Pajak Penghasilan

81

Perkembangan Tingkat Btmga Deposito - Rupiah(% per tahun)

81

Grafik Perkembangan Tingkat Btmga Deposito Berjangka

81

Perkembangan Return on Asset Perusahaan Perbankan

82

Grafik Perkembangan Reh1rn on Asset Perusahaan Perbankan

82

Variables Entered/Removedb

83

Model Summarl

83

ANOVAb

83

Coefficients3

83

Collinearity Diagnostics•

83

Residual Statistics•

84

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

84

Scatterplot

85

Laporan Keuangan Perbankan

86

BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tantangan perbankan nasional saat ini dan masa depan makin besar dan
kompleks. Untnk menjawab tantangan itu, BI sebagai otoritas perbankan
Indonesia telah menyusun arah kebijakan pengembangan perbankan ke depan
yang dikenal dengan nama Arsitektur Perbankan Indonesia (API).
Industri perbankan nasional telah mengalami perkembangan pasang surut
sejak beberapa dekade terakhir. Salah satu perkembangan yang menyita banyak
perhatian adalah krisis ekonomi yang terjadi pada 19'97. Krisis tersebut
menimbulkan dampak negatifbagi industri perbankan nasional.
Dampak negatif tersebut, antara lain ditandai dengan terkikisnya
permodalan bank, meningkatnya non perfoming loans (NIPL), dan penutupan
sejumlah bank. Untuk menyehatkan kembali perbankan nasional telah dilakukan
Iangkah perbaikan, antara lain, restrukturisasi perbankan sejak 1998.
Industri perbankan merupakan sektor kunci pere:konomian Indonesia
sehingga dituntut untnk berperan aktif dalam menyusun langkah-langkah strategis.
Sedangkan pajak adalah sumber pendapatan paling penting bagi pembangunan
berkelanjutan. Sehingga dua instrumen ini perlu diclukung dengan adanya
kebijakan yang terarah .
.Pemerintah melaksanakan pembangunan tersebut, memerlnkan dana yang
cukup besar dalam rangka membangun fasilitas ataupun infrastruktur yang

diperlukan untuk kepentingan pertumbnhan dan perekonomian Indonesia. Oleh
karena itu, dana merupakan faktor penting yang harus diperlukan.
Dana yang dibutuhkan oleh pemerintah untuk membayar programprogram mereka diperoleh dari pemungutan pajak dan

s\セ「。ァゥョ@

berasal dari

pinjaman publik. Dana yang dihimpun melalui perpajakan dapat mengubah
sumber daya rill dari barang swasta menjadi barang kolektif. Dana yang diperoleh
dari publik dihimpun melalui lembaga keuangan perbaukan yang pada akhimya
disalurkan kembali kepada dunia usaha yang membutuhkannya.
Untuk dapat menarik dana dari masyarakat bank menciptakan berbagai
produk. Produk tersebut diantaranya adalah deposito be1jangka, tabungan, giro,
dan lain-lain, sedangkan untuk memenuhi kebutuhan peminjaman dana
masyarakat tersebut bank menciptakan produk yang sering disebut dengan kredit.
Agar kegiatan bank sebagai penghimpun dana dari masyarakat dan
meminjamkan dana kepada masyarakat dapat terlaksana dengan baik, bank
melakukan kegiatan pemasaran yang meliputi produk, penetapan harga, promosi
dan distribusi. Strategi pemasaran yang ditetapkan oleh suatu bank akan sangat
mempengamhi keberhasilannya dalam memasarkan produk, dimana dalam satu
unsur pentiug dari pemasaran adalah strategi penetapan harga.
Implementasi dari strategi penetapan harga bernpa. tingkat bunga. yang
merupakan faktor penentn keberhasilan dafam usaha bank untnk menghimpun
dana dari masyarakat. Penentuan besamya tingkat bunga dapat menyeimbangkan
proyeksi kebutuhan dana yang ditempatkan. Oleh karena itulah kebijakan dalam

yang tidak tepat dalam arti terlalu tinggi atau terlalu rendah, maka basil yang
diperoleh bank juga tidak memenuhi harapan.
Tingkat bunga pada suatu saat ditentukan oleh posisi keseimbangan antara
tingkat permintaan clan penawaran uang. Kenaikan snku bU1J1ga dapat diakibatkan
oleh adanya perubahan permintaan uang (demand for money) kearah yang lebih
tinggi, sehingga terjadi pengurangan penawaran uang (pelanggaran moneter) atau
akibat kombinasi keduanya (Sudirman, 2001: 13-16).
Saat ini produk perbankan yang paling banyak diminati adalah deposito
berjangka clan menjadi salah satu sumber pendanaan bank yang cnkup penting.
Dasar pengenaan pajak atas bunga deposito tersebut diatur tersendiri dalam
peraturan pemerintah No. 131 tahun 2000.
Modal bank dimaksudkan untuk memenuhi segala kebutuhan guna
menunjang kegiatan operasi bank. Operasi bank didasarkatn pada suatu proses
yang disebut sebagai trasformasi asset dengan mempertimbangkan faktor-faktor
likuiditas, risiko, clan keuntungan. Transformasi asset adalah proses pengalihan
dana yang dihimpun bank dari berbagai sumber, yang merup:akan kewajiban bank,
menjadi kekayaan (asset) berupa persyaratan kredit, pembelian surat-surat
berharga clan bentuk-bentuk asset lainnya.
Kinerja keuangan merupakan hal penting untuk meniilai prestasi keuangan
yang berkaitan dengan efisiensi dan efektifitas perusahaan dalam memperoleh
Iaba, karena prestasi bisnis diukur dengan tinggi rendahnya laba yang dihasilkan.
Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan ams kas dari sumber daya
yang ada, artinya laba memiliki kemampuan untuk memprediksi ams kas dimasa
mendatang.
Untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan dapat
ditunjukan melalui ROA (Return On Assets Ratio) dimana rasio tersebut
mengindikasikan seberapa baik pihak manajemen mampu memanfaatkan sumber
daya total yang dimiliki bank untuk menghasilkan keuntungan (profit). Adanya
peningkatan persaingan dalam memperoleh modal

ュ・オセ。、ゥォョ@

ROA perlu

mendapat perhatian Jebih mendalam.
Penelitian sebelumnya yang memiki kaitan dengan ROA dilaknkan oleh
Wahyuni (2001) yang menunjukan adanya hubungan yang 'Positif dan signifikasi
antara pemberian kredit dengan profitabilitas pada bank umum swasta nasional.
Analisis yang digunakan adalah regresi sederhana. Sedangkan Suhendra (1997)
dalam penelitiannya menunjnkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
pendapatan bunga dengan rentabilitas pada Bank BRI.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Yudistira (2004), Return On Asset
(ROA) pada perusahaan sektor perbankan selama period1! 1999-2003 berkisar
antara (11,82%) sampai dengan 0,66% sedangkan ROA rata-rata industri selama
periode yang sama berkisar antara (6,24%) sampai dengan 0,40%. Ini
menunjukkan kemampuan perbankan dalam menghasilkan keuntungan melalui
produktivitas aktivanya masih sangat rendah, ·hal ini bisa disebabkan karena
kondisi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih dafam proses perbaikan

Leverage terhadap EPS menunjukan bahwa ROA dan Financial Leverage tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap EPS, begitu pula dengan ROE yang
tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap EPS. F hitung adalah 5,329 dengan
tingkat signifikansi 0.306 (lebih besar dari 10%), atau dapat dikatakan. ROA,
ROE dan Financial Leverage secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap
EPS.
Dalam skripsi Fitriana Nur (2005) dengan judul Analisa Pengamh Behan
Pajak, Rasio Leverage dan Rasio Likuiditas terhadap Return on Assets,
menunjukkan bahwa beban pajak mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0.246
diatas a 0.05, Rasio !average (debt to equity ratio) mempunyai tingkat signifikansi
sebesar 0.668 jauh diatas a 0.05, Rasio likuiditas (net working capital to total

assets ratio) mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0.084 diatas a 0.05, maka
dapat disimpulkan bahwa beban pajak, rasio leverage, dan rasio likniditas tidak
berpengaruh terhadap return on assets perusahaan.
Dengan berdasar dari penelitian sebelumnya, penulis mencoba untuk
mengetahui bagaimana pengaruh beban pajak atas bunga yang diterapkan oleh
perusahaan perbankan terhadap return on assets atau profitabilitas perusahaan,
dengan penulis mencoba meneliti dan menuangkannya dalam bentuk skripsi
dengan judul "Pengaruh Beban Pajak Penghasilan atas Bunga Deposito

Berjangka dan Tingkat Bunga Deposito Berjangka Terhadap Return On Asset
(ROA)" (Studi Empiris Pada Perusahaan.Perbankan Di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2003-2007).

B. Perumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang permasalahan tersebut diatas, penulis
merumuskan masalah yaitu apakah beban pajak penghasilan atas bunga deposito
berjangka dan tingkat bunga deposito berjangka berpengaruh terhadap Return On
Asset perusahaan.

C. Tujtnan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian
a. Menganalisa pengaruh pengenaan pajak penghasilan atas bunga deposito
berjangka dan tingkat bunga deposito berjangka terhadap Return On Asset
perusahaan.
b. Menganalisa seberapa besar pengaruh pengenaan pajak penghasilan atas
bunga deposito berjangka dan tingkat bunga deposito berjangka terhadap
Return On Asset perusahaan.

2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Perusahaan
Dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan
sebelum menetapkan tingkat suku bunga kepada deposan.
Kesimpulan dan saran yang diberikan penuliis diharapkan dapat
memberikan masukan dalam memperhitungkan seberapa besar pengenaan
pajak atas bunga deposito clan tingkat bunga deposito berjangka yang akan
mempengaruhi Return On Asset perusahaan.

b. Bagi Pihak Lain
Diharapkan dapat menambab pengetahuan dan dapat digunakan sebagai
informasi serta membangun pemikiran untuk mengetabui tentang
pengenaan pajak penghasilan atas bunga deposito berjangka dan tingkat
bunga deposito berjangka terhadap Return On Asset perusabaan, serta
dapat digunakan sebagai bahan penelitian selanjutnya.
c. Bagi Penulis
Ingin mengetabui lebih jauh mengenai pengaruh pengenaan pajak
penghasilan atas bunga deposito be1jangka dan tingkat bunga deposito
berjangka terhadap Return On Asset.

BABU
TINJAUAN PUSTAKA

A. Dasar-Dasar Perpajakan
1. Pengertian Pajak
Pengertian dari pajak sangatlah beragam. Salah satu dari pengertian
pajak yaitu menurut Prof. Dr. Roclunat Soemitro, S.H., dalam bukunya Dasardasar Hukum pajak dan Pajak Pendapatan (1990:5) adalah sebagai berikut:
"Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan ilndangundang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa imbalan
(kontraprestasi), yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan
untuk membayar pengeluaran umum" (Waluyo dan Wirawan B. Ilyas,
2003:5)
Penjelasannya adalah sebagai berikut: "Dapat dipaksakan" artinya bila
utang pajak tidak dibayar, utang itu dapat ditagih d[engan menggunakan
kekerasan, seperti surat paksa dan sita, dan juga penyanderaan; terhadap
pembayaran pajak, tidak dapat ditunjukkan jasa timbal balik tertentu, seperti
halnya retribusi.
Defmisi tersebut kemudian disempurnakan, sehilllgga berbunyi:
"Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara
untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplus··nya digunakan untuk
public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public
investmenf' (S iti Resmi, 2003: I)
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan ibahwa ciri-ciri yang
melekat pada pengertian pajak, adalah:
a. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang serta aturan pelaksaannya

b. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya kontraprestasi
individual oleh pemerintah.
c. Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah.
d. Pajak diperuntukkan bagi pengeluarnn-pengeluaran Jpemerintah, yang bila
dari pemasukannya masih

terdapat

surplus,

dipergunakan untuk

membiayai public investment.
e. Pajak dapat pula mempunyai tujuan selain budgetair, yaitu mengatur.
2. Fungsi Pajak
a.

Fungsi Penerimaan (Budgetair), pajak sebagai sumber dana yang
diperuntukkan bagi pembiayaan pengeluaran-pengel1uaran pemerintah.

b. Fungsi Mengatur (Regulerend), pajak sebagai alat untuk mengatur atau
melaksanakan kebijakan dibidang sosial dan ekonomi. Contoh: pajak yang
tinggi dikenakan terhadap minuman keras untuk mengurangi konsumsi

minuman keras, begitu juga dengan barang-barang mewah.
3. Pajak Penghasilan Umum
Pajak penghasilan diatur oleh

uョ、。ァMゥセ@

No.17 Tahun 2000.

Undang-Undang Pajak Penghasilan (PPh) mengatur pajak atas penghasilan
(laba) yang diterima oleh orang pribadi atau badan, dan menganut atas
Materil, artinya penentuan mengenai pajak yang temtang tidak tergantung
kepada Surat Kettitapan Pajak (Mardiasrno, 2003: I 05).

4. Subjek Pajak
Menurut Pasal I UU No. 7 Tahun 1983, sebagaimana telah dimbah
dan disempurnakan terakhir dengan UU No. 36 Tahun 2008 Pajak
Pengbasilan, "Pajak Pengbasilan dikenakan terbadaJl' Subjek Pajak atas
Pengbasilan yang diterima atau diperoleh dalam tahun pajak".
Selanjutnya dalam Pasal 2 ayat (1) nya dijelaskan, bahwa yang menjadi
subjek pajak dalam Pajak Penghasilan adalah :
a. 1. Orang Pribadi (Perseorangan) ;
2. Warisan yang belum terbagi, sebagai satu kesatuan.
b. Badan;
c. Bentuk Usaha Tetap (BUT).
Penjelasan selanjutnya Pasal 2 ayat (I) adalah:
Orang Pribadi sebagai Subjek Pajak dapat bertempat tinggal di
Indonesia, atau pun tidak bertempat tinggal di Indonesia.
Warisan sebagai Subjek Pajak, mempakan suli>jek pajak pengganti,
menggantikan mereka yang berhak dikemudian hari, ini menjadi dasar agar
pengenaan pajak dari warisan tersebut tetap terjamin., berhubung misalnya
yang punya harta (warisan) semasa hidup tidak menetapkan siapa yang
bertanggung jawab dikemudian hari apabila yang bersangkutan meninggal
dunia.
Pengertian Badan sebagai subjek pajak, adalah sekumpulan orang dan
atau modal yang merupakan satu kesatuan, baik yang melakukan usaha

Komanditer (CV), Perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara/Daerah
dengan nama dan dalam bentuk apapun, Firma, Kongsi, Koperasi, Dana
Pensiun, Persekutuan, Perkumpulan, Y ayasan, Organisasi masa, Orgaisasi
sosial politik, atau organisasi yang sejenis, Lembaga, Bentuk Usaha Tetap,
dan bentuk badan lainnya, tennasuk Reksa dana.
Dalam UU ini, Bentnk Usaha Tetap ditentukan sebagai subjek pajak
tersendiri sebagai Subjek Pajak Luar Negeri, sekalipun tatacara pengenaannya
serta ketentuan administrasi perpajakannya sama dengan wajib pajak dalam
negen.
Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah,
merupakan Subjek Pajak, tanpa memperhatikan nama dan bentuknya,
sehingga setiap unit dari badan pemerintah, misalnya lembaga, badan, dan
sebagainya yang dimiliki oleh pemerintah pusat, maupun pemerintah daerah,
yang menjalankan usaha atau melaknkan kegiatan untuk memperoleh
penghasilan merupakan subjek pajak. Sebagai subjek pajak perusahaan
Reksadana, baik yang berbentuk perseroan terbatas, maupun bentuk lainnya,
termasuk dalam pengertian badan. Sedangkan pengertian perkumpulan
termasuk pula assosiasi, persatuan, perhimpunan, atau ikatan dari pihak-pihak
yang mempunyai kepentingan yang sama.
Selanjutnya dalam Pasal 2 ayat (5), UU No. 36 Tahun 2008-PPh,
dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan Bentnk Usaha Tetap, adalah bentuk
usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di

jangka waktu 12 bulan, atau badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat
kedudukan di Indonesia untuk menjalankan usaha atau kegiatan di Indonesia,
yang dapat berupa:
a. Tempat kedudukan manajemen.
b. Cabang Perusahaan.
c. Kantor Perwakilan.
d. Gedung Kantor.
e. Pabrik.
f. Bengkel.

g. Gudang.
h. Ruang untuk promosi dan penjualan.
1.

Pertambangan dan penggalian sumber alam.

j. Wilayah kerja pertambangan minyak dan gas bumi.

k. perikanan, petemakan, pertanian, perkebunan, atau kehutanan.

I. Proyek konstruksi, instalasi, atau proyek perakitan.
m. Pemberian jasa dalam bentuk apapun oleh pegawai atau orang lain,
sepanjang dilakukan lebili dari 60 (enam puluh) hmi dalamjangka waktu
12(dua be las) bin.
n. Orang atau badan yang bertindak selaku agen yang kedudukannya tidak
bebas.
o. Agen atau pegawai perusahaan asuransi yang tidak didirikan dan tidak
bertempat kedudukan di Indonesia yang dapat menerima premi asuransi
gfgn ュセョMZQ@

1°P.c1t,rn

Ai TnA.n.nPc:i':l

asalkan agen atau perantara tersebut daJam kenyataannya bertindak
sepenuhnya dalam rangka menjalankan pernsahaannya sendiri.
Pernsahaan asmansi yang didirikan dan bertempat tinggal diluar
Indonesia, dianggap mempunyai bentuk usaha tetap di Indonesia, apabila
perusahaan asuransi tersebut menerima pembayaran premi asmansi di
Indonesia, atau menanggung resiko di Indonesia melalui pegawai atau
perwakilan atau agennya di hldonesia.
Menanggung resiko di hldonesia tidak berarti bahwa peristiwa yang
mengakibatkan resiko tersebut terjadi di Indonesia. Yang perlu diperhatikan
adalah bahwa pihak tertanggnng bertempat tinggal, atau berada atau
bertempat kedudukan di Indonesia.
Selanjutnya dalam penjelasan pasal 2 ayat (1) hurnf b, UU No. 36
Tahun 2008, unit usaha tertentu dari badan pemerintah yang mernenubi
kriteria berikut, tidak termasnk sebagai subjek pajak yaitu :
a. Dibentnk berdasarkan peratman pernndang-undangan yang berlaku.
b. Dibiayai dengan dana yang bersumber dari APBN atau APBD.
c. Penerimaan lembaga tersebut dimasukan dalam anggaran pemerintah pusat
atan pemerintah daerah.
Pembukuannya diperiksa oleh aparat pengawasan funfsional negara.
Apabila suatu badan/lembaga memenuhi syarat-syarat tersebut diatas, maka ia
tidak termasuk subjek pajak penghasilan. Sebalikya apabila syarat-syarat ·
tersebnt tidak dipenuhi, maka badan/lembaga tersebut adalah subjek pajak

5. Objek Pajak
Yang menjadi objek pajak adalah penghasilan. Penghasilan yaitu
setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib
Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang
dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan Wajib Pajak yang
bersangkutan, dengan nama dan bentuk apapun.
Yang termasuk dalam pengertian penghasilan dapat dikelompokan
menjadi:
a. Penghasilan dari pekerjaan dalam hubungan ke1ja dan pekerjaan bebas,
sepe1ti gaji, honorarium, penghasilan dari praktek dokter, notaris, aktuaris,
akuntan, pengacara, dan sebagainya.
h. Penghasilan dari usaha atau kegiatan.
c. Penghasilan dari modal atau penggunaan harta, seperti sewa, bunga,
dividen, royalti, keuntungan dari penjualan harta yang tidak dignnakan,
dan sebagainya.
d. Peughasilan Iain-lain, yaitu peughasilan yang tidak dapat diklasifikasikan
kedalam sa;ah satu dari ketiga kelompok penghasilan di atas, seperti:
I) Keuntungan karena pembebasan utang.
2) Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing.
3) Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva.
4) Hadiah· undian.
Bagi Wajib Pajak Dalam Negeii, yang menjadi Objek Pajak adalah
- -

- - ,_ - - •1 -

1

•1

Sedangkan bagi Wajib Pajak Luar Negeri, yang menjadi Objek Pajak hanya
penghasilan yang berasal dari Indonesia saja (rvfardiasmo, 2003:109-110).
6. Tarif Pajak
Sesuai dengan pasal 17 Undang-Undang No.36 Tahun 2008 PPh,
besamya tarif pajak penghasilan bagi Wajib Pajak badan dalam negeri dan
Bentuk Usaha Tetap (BUT), yaitu menggunakan tariftunggal sebesar 28%.
7. Pajak Penghasilan atas Penghasilan Berupa Bunga Deiposito dan Tabungan,
dan Diskonto Sertifikat Bank Indonesia sebagaimana diterangkan dalam pasal
4 ayat 2 Undang-Undang Pajak penghasilan menyebutkan, bahwa:
"Atas penghasilan berupa bunga deposito , clan tabungan lainnya,
penghasilan dari transaksi saham clan sekuritas lainnya dibursa efek,
penghasilan dari pengalihan harta berupa tanah clan atau bangunan
serta penghasilan terteutu lainnya, pengenaan p:ajaknya diatur dengan
peraturan pemerintah".
Pengenaan pajak penghasilan atas penghasilan berupa bunga deposito
dan tabungan serta diskonto Sertifikat Bank Indonesia (SBD diatur dengan
Peraturan Pemerintah No.131 tahun 2000. Menumt peraturan tersebut
penghasilan berupa bunga yang berasal dari bunga deposito dan tabungan
serta diskonto SBI yang diterima oleh wajib pajak dalam negeri clan BUT
dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat Final. Besarnya PPh yang dipotong
adalah 20% dari jumlah bruto.
PPh (Final)

=

20 % x Jumlah bイオエセ@

Sedangkan bagi Wajib Pajak luar negeri selain bentuk usaha tetap,
besarnya PPh yang dipotong adalah 20% dari jumlah bruto atau tarif
berdasarkan perjanjian Penghindaran Pajak Berganda yang berlaku.

B. Konsep Dasar Perbankan
I. Pengertian Bank

Secara sederhana bank dimtikan sebagai lembaga keuangan yang
kegiatan

usahanya

adalah

menghimpun

dana

dari

masyarakat dan

menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat, sedangkan pengertian
lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak dibidang keuangan
kegiatannya berupa menghimpun dana atau hanya me:nyalurkan dana atau
kedua-duanya.(Kasmir,2003:2).
Dilihat dari kegiatan usahanya, bank dapat didefinisikan sebagai suatu
badan usaha yang kegiatan usahanya menerima simpanau dari masyarakat dan
atau pihak lain kemudian mengalokasikannya kembaJli nntuk memperoleh
keuntuugan serta menyediakan jasa-jasa dalam lintas pembayaran (Dahlan
Siamat, 1993:12).
Menurut Kuncoro dalam bnkunya Manajemen Perbankan, Teori dan
Aplikasi (2002: 68), defmisi dari bank adalah lembaga keuangan yang usaha
pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersehut
ke masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikan jasa-jasa dalam lalu
lintas pembayaran dan peredaran uang.
Sedangkan menurut Syahrir yang dikutip dari majalah tempo (8 Januari 2007):

Bank adalah "financial intermediary", artinya bank tidak memiliki
uang, tetapi hanya mengumpulkan uang dari jセゥィ。ォ@
yang memihlci
kelebihan dana dan menyalurkan dana kepada pihak yang
membutuhkan.
Menurut Undang-Undang No.IO tahun 1998 ya111g dimaksud dengan
bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masy:arakat dalam bentuk
kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan tarafhidup rakyat
banyak.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa bank mempakan
lembaga keuangan yang kegiatannya adalah:
a. Menghimpun dana (uang) dari masyarakat dalam bentuk sirnpanan,
maksudnya bank sebagai tempat penyimpanan uang atau bersifat investasi
bagi masyarakat.
b. Menyalurkan dana kemasyarakat, maksudnya adalah bank memberikan
pinjaman (kredit) kepada masyarakat yang mengajnkan permohonan,
dengan kata lain bank menyediakan dana bagi masyarakat yang
membutuhkarmya.
c. Memberikan jasa bank Jainnya, seperti pengiriman uang (transfer),
penagihan surat berharga yang berasal dari dalam kota dan luar negeri
(inkaso), letter of credit (LIC), safe deposit box, bank garansi, bank notes,
travellers ceque, dan jasa lainnya.

2. Jenis Bank
Jenis bank menurut Widjarnato (1995) dapat dilihat dari tiga sudut yaitu

a. Jenis bank menurut fungsinya.
Dilihat dari fungsinya bank dapat dibagi menjadi:
1) Bank Sentral
Yaitu Bank Indonesia sebagaimana dimaskud dalam Undang-Undang
No.23 tahun 1999.

2) Bankumum
Yaitu bank yang dapat memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
3) Bank Perkreditan Rakyat
Yaitu bank yang dapat menerima sirnpanan hanya dalam bentuk
deposito berjangka, tabungan dan atau bentuk lainnya yang disamakan
dengan itu.
4) Bank umum yang mengkhususkan dilri untuk kegiatan tcrtentu atau
memberikan perhatian yang bcsar kepada kegiatlm tertentu.
Hal tersebut dimungkinkan oleh ketentuan pasal 5 ayat 2 Undang-Undang
pcrbankan tabun 1998 yang dimaksudkan dengarn mengkhususkan diri
untuk mclaksanakan kegaitan tertentu antara lain:
1) Melaksanakan pembiayaan jangka panjang.
2) Pembiayaan untuk mengembangkan koperasi.
3) Pengembangan untuk perusabaan golongan ekonomi lemah atau
pengusaha kecil.
4) Pengembangan ekspor non migas.
5) Pengembangan pembangnnan perusahaan.

b. Jenis bank menurut kepemilikannya.
Berdasarkan kepemilikannya, jenis bank terdiri dari:
1) Bank umum milik negara
Yaitu bank yang hanya dapat dididkan berdasarkan Undang-Undang.
2) Bank umum milik swasta
Yaitu bank yang hanya dapat didirikan dan menjalankan usaha setelah
mendapat

ijin

dari

menteri

keuangan

dengan

mendengar

pertimbangan-pertimbangan dari Bank Indonesia.
3) Bank campuran
Yaitu bank umum yang dididkan bersama oleh satu atau Iebih bank
umum yang berkedudukan di Indonesia dan didirikan oleh Warga
Negara Indonesia, dengan satu atau lebih bank yang berkedudnkan
diluar negeri.
4) Bank pembangunan daerah
Yaitu bank milik pemerintah daerah.
c. Jenis bank menurut peneiptaan uang giral
Jika ditinjau dari dari segi peneiptaan uang giral, maim terdapat dua jenis
bankyaitu:
1) Bank Primer
Yaitu bank yang dapat menciptakan uang giral dan yang termasnk
dalam jenis bank ini adalah:
(a) Bank sirkulasi atau bank sentral yang dapat menciptakan kredit

(b) Bank umum yang dapat menciptakan uang giral.
Penciptaan uang giral oleh bank di atas dapat dilakukan dengan
cara pemberian pinjaman yang tidak dilbebankan dari saldo
nasabah, artinya walupun bank memberikan kredit, namun saldo
nasabah tetap utuh dan sebaliknya ia tetap rnemiliki hak terhadap
setiap penarikan uangnya selama saldo di bank mencukupi. Hal ini
dapat juga dilaknkan karena dalam praktek perbankan, tidak
semua nasabah menarik saldonya pada saat yang sama, karena
jumlah pennintaan kredit lebih besar dari jumlah saldo nasahah,
sehingga bank bersedia melepaskan kredit yang lebih besar dari
saldo nasabah dengan cara menciptakan uang giral melalui
rekening koran. Dengan demikian uang kartal tetap sama tetapi
jumlah uang giral yang diciptakan tetap sama.
2) Bank sekunder
Yaitu bank yang bertugas sebagai perantara dalam menyalurkan kredit
dan yang tergolong dalam bank sekunder adalah bank tabungan yang
tidak menciptakan uang giral.
3. Usaha Bank
Sesuai dengan pasal 6 Undang-Undang No.IO tahun 1998 tentang perbankan,
maka usaha yang dapat dilakukan oleh suatu bank adalah:
a. Menghimpun dana dari masyarakat ·dalam bentuk simpanan berupa giro,
deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk lainnya

b. Memberikan kredit.
c. Menerbitkan surat pengakuan hutang.
d. Membeli, meajual atau meajamin atas resiko sendiri maupun untuk
kepentingan dan atas perintah nasabahnya:
1) Surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa
berlakunya tidak lebih lama dari pada kebiasaim dalam perdagangan
surat dimaksud.
2) Surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya yang masa
berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan suart
dimaksud.
3) Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah.
4) Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
5) Obligasi.
6) Surat dagang berjangka waktu sampai dengan satu tahun.
7) Instrumen surat berharga Iain yang berjangka waktu sampai dengan
satu tahun.
e. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan nasabah.
f. Menempatkan dana pada, meminjamkan dana dati, atau meminjamkan

dana kepada bank Iain, baik dengan menggimakan surat, sarana
telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, eek atm sarana lainnya.
g. Menerima pembayaran dari tagihan atas snrat berharga dan melakukan

h. Menyediakan tempat untulc menyimpan barang dan surat berharga..
1.

Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pithak lain berdasarkan
suatu kontrak.

j. Melakukan penempatan dana dari nasabah lainnya dafam bentulc surat
berharga yang tidak tercatat di bursa efek.
k. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali
amanat.

I. Menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan
prinsip syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia.
m. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak
bertentangan dengan Undang-Undang ini dan perundang-undangan yang
berlaku.
Selain dapat melakukan kegiatan usaba tersebut di atas menurut pasal
Undang-Undang No. I 0 tabun 1998 bank umum dapat pula:
a. Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia.
b. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atan perusabaan
dibidang keuangan, seperti sewa guna usaba, modal ventura, perusahaan
efek, asuransi, serta lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan,
dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
c. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara umtulc mengatasi akibat

dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya, dengan memennhi
ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
d. Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurns pensiun sesum
dengan ketentuan dalam peraturan pelUildang-undlangan dana pensiun
yang berlaku.
4. Sumber Dana Bank
Secara garis besar, sumber dana bagi bank dibagi menjadi:
a. Dana yang bersumber dari bank sendiri
Y aitu dana yang berbentnk modal setor yang berasal dari pemegang
saham dan cadangan serta keuntungan bank belum dibagikan kepada para
pemegang saham.
b. Dana yang bersumber dari masyarakat luas
Dana yang berasal dari masyarakat hal ini mempakan suatu tulang
punggung dari dana yang hams dikelola oleh bank untuk memperoleh
keuntungan. Berdasarkan ketentuan pasal 1 Undang-Undang No.10 tahun
1998 tentang perbankan (1998:1), maka jenis dana yang dapat dihimpun
oleh bank adalah sebagai berikut:
1) Giro

Adalah sunpanan yang penarikam1ya dapat dlilakukan setiap saat
dengan menggunakan eek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran
lainnya, atau dengan pemindahbukuan.

2) Deposito berjangka
Adalah simpanan yang penarikannya hanya dlapat dilaknkan pada
waktn tertentu berdasarkan perjanjian nasabalt penyimpan dengan
bank.
3)

Sertifikat deposito
Adalah simpanan dalam benluk deposito yang sertifikat bukti
penyimpanannya dapat dipindah tangankan.

4)

Tabungan
Adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurnt
syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan eek,
bilyet giro, atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.

Bila dalam perkembangannya bank menganggap perlu menarik dana
dalam bentuk Jain, misalnya menerbitkan obligasi atau saham, rnaka bank
itu harus memperhatikan ketentuan yang berlaku dalam bidang dana lain
tersebut. Pasal 26 ayat I UU No. I 0 tahun 1998 tentang perbankan
menyatakan bahwa bank umum dapat melakukan emisi saham melalui
bursa efek. Emisi saham oleh bank umum tersebut diperkirakan akan
mengalarni masa depan eerah mengingat berdasarkan bunyi Pasal 26 ayat
2 UU No. 10 tahun 1998 tentang perbankan Warga Negara Indonesia,
Warga Negara Asing, badan hukum Indonesia da111 badan hukum asing
dapat membeli .saham bank umum, baik secara Iangsung atau melalui ·
bursa efek.

c Dana yang berasal dari lembaga keuangan, baik berbentuk bank maupun
non bank.
Pada umumnya dana yang diperoleh dari lembaga keuangan ini diperoleh
bank sebagai pinjaman baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang
sesuai dengan kebutuhan dari bank peminjam. Lembaga keuangan disini
diartikan secara luas yaitu berbentuk bank maupun bukan bank, juga dapat
berasal dari dalam negeri ataupun luar negeri. Dana yang tcrmasuk jenis
ini yaitu:
l) Kredit likuiditas Bank Indonesia
Dana ini diberikan oleh Bank Indonesia sebagai jセゥョェ。ュ@

kepada bank

yang membutuhkan untuk kepentingan likuiditas mereka.
2) Call Money
Dana dalam rupiah yang dipinjamkan oleh bank dari bank lainnya
paling lama tujuh hari setiap waktu dapat ditruik kembali oleh bank
yang meminjruukan tanpa dikenakan suatu pembebanan. Call money
ini justru merupakan suatu lembaga atau instrumen yang paling mudah
dilakukan oleh bank apabila memerlukan tambahan dana baik dalam
keadaan darurat maupun dalam keadaan biasa dalam arti sekedar
memerlukan tambahan dana untuk dapat diputar kembali.
3) Pinjaman antar Bank
Dalam dunia perbankan terdapat kerja sama dalam berbagai bentuk
antara lain pemberian bantuan dalam bentuk bantuan tenaga ahli

5. Modal Bank
Pengaruh modal bank menurut Pakmei (1993:29) dibedakan antara
modal bagi bank yang didirikan dan berkantor pusat di Indonesia dan modal
bagi kantor cabang bank yang berkedudukan di luar negeri. Modal bagi bank
yang didirikan dan berkantor pusat di Indonesia terdiri alas:
a. Modal Inti
Modal inti terdiri dari:
1) Modal disetor
Y aitu modal yang telah disetor secara efektif oleh pemiliknya.
2) Agio saham
Y aitu selisih lebih setoran modal yang diterima oleh bank sebagai
akibat harga saham yang melebihi nilai nominalnya.
3) Modal Sumbangan
Yaitu modal yang diperoleh kembali dari sumbangan saham, termasnk
selisih antara nilai yang tereatat dengan harga jual apabila saham
tersebut dijual.
4) Cadangan umum
Yaitu cadangan yang dibentuk dari penyisihan Jaba yang ditahan atau
dari laba bersih setelah pajak, dan mendapat pe:rsetujuan rapat umum
pemegang saham atau rapat anggota sesu:ai dengan ketentuan
pendirian atau anggaran dasar masing-masing bank.

5) Cadangan tujuan
Y aitu bagian laba setelah dikurangi pajak yang diisisihkan untuk tujuan
tertentu dan telah mendapat persetujuan rapat umum pemegang saham.
6) Laba yang ditahan
Yaitu saldo laba bersih setelah dikurangi pajak yang oleh rapat
pemegang saham atau rapat anggota diputuskan untuk tidak dibagikan.
7) Laba tahun lalu
Yaitu seluruh laba bersih tahun lalu setelah diperhitungkan pajak, dan
belum ditetapkan penggunaannya oleh rapat umum pemegang saham
atau rapat anggota. Dalam hal bank mempunyai saldo rugi tahun lalu,
maka seluruh kerugian menjadi faktor pengurang dari modal inti.
8) Laba tahun berjalan
Yaitu laba yang diperoleh dalam tahun bukn berjalan setelah dikurangi
taksiran ntang pajak.
Jumlah modal inti adalah sebagai mana tersebut angka [I] sampai dengan
angka [8] diatas, diknrangi dengan:
I) Goodwill yang ada dalam pembukuan bank
2) Kekurangan jumlah penyisihan penghapusan aktiva produktif dari
jumlah yang seharusnya dibentuk sesuai dengan ketentuan Bank
Indonesia.

(c) Mempunyai kedudukan yang sarna dengan modal dalam hal
jumlah kerugian bank melebihi !aha yang ditahan dan cadangan
yang termasnk modal inti, meskipun bank beium dilikuidasi.
(d) Pembayaran bunga dapat ditangguhkan apabila bank dalam
keadaan rugi atau labanya tidak mendukung untnk membayar
bunga.
4) Pinjaman subordinasi.
Y aitu pinjaman yang memenuhi syarat sebagai 「QセイゥォオエZ@
(a) Ada perjanjian tertulis antara bank dengan pemberi pinjaman.
(b) Mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Bank Indonesia. Dalam
hubungan

ini

pada

saat

bank

mengajnkan

permohonan

persetujuan, bank hams menyampaikan program pembayaran
kembali pinjaman subordinasi tersebut.
(c) Tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan dan telah disetor
penuh.
(d) Minimal berjangka waktu liam tahun.
(e) Pelnnasan sebelum jatuh tempo hams mendapat persetujuan dari
Bank Indonesia, dan dengan pelunasan terse:but permodalan bank
tetap sehat.
(f) Hak tagihnya dalam hal terjadi likuidasi berlaku paling akhir dari
segala pinjaman yang ada (kedudukannya sama dengan modal) ·
(Dahlan Siamat, 200 I: I 04-106).

6. Fungsi Modal Bank
Modal bank seknrang-kurangnya memiliki tiga fnngsi utama yaitu
fungsi operasional, fungsi perlindungan, fungsi pengamanan dan pengaturan.
Keseluruhan fungsi modal bank dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Memberikan perlindnngan kepada nasabah.
b. Modal bank dapat mencegah terjadinya kejatuhan bank.
c. Untuk memenuhi kebutuhan gedung kantor dan inventaris.
d. Untuk memenuhi ketentuan permodalan minimum.
e. Meningkatkan kepercayaan masyarakat.
f. Untuk menutupi kerugian aktiva produktifbank.

g. Sebagai indikator kekayaan bank.
h. Meningkatkan efisiensi operasional bank.

C. Bonga Deposito dao Tiogkat Bonga Deposito Belf'jangka
I. Deposito Berjangka

Sebagaimana tercantum dalam PAPI: Deposito berjangka adalah
simpanan pihak lain pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan
pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank yang
bersangkutan (PAPI, 2001)
Dari uraian diatas terkandung pengertian bahwat dana tersebut untuk
jangka waktu tertentu akan mengendap atau ·tetap tinggal dibank, sehingga
bank dapat memperkirakan waktu penarikan dan bank mempunyai kepastian

fluktuasi drum ini lebih rendah bila dibandingkan dengan rekening giro karena
peugendapan telah ditetapkan untukjangka waktu tertentu.
Jangka waktu deposito berjangka dapat dipilih sesuai dengan
kebutuhan deposan yang bersangkutan, yang pada umumnya berjangka waktu
I bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan, atau 24 bulan. Pada. umumnya bank akan
memberikan tarif bunga. yang menarik, sesuai dengan kondisi perekonomian
dan bunga dibayarkau pada setiap tanggal jatuh temponya.
Dalam setiap transaksi deposito berjangka yang terjadi selalu
melibatkan dua pihak yang saling berhubungan antara satu dengan yang
lainnya. Pihak pertama disebut deposan, maksudnya pihak yang menyirnpan
dananya pada bank, yang terdiri dari anggota masyarakat baik individu
maupun badan hukurn dimana mereka memiliki dana sementara waktu tidak
dikonsumsi. Pihak kedua dinamakan depositoris yaitu bank yang ikut serta di
dalam gerakan deposito berjangka atan dengan kata lain bank ditunjnk oleh
Bank Indonesia.
Jenis simpanan yang termasuk dalam deposito berjangka umumnya berupa:
a. Deposito valuta asing
Y aitu deposito yang diterbitkan dalam mata uang asing yang terdaftar di
Bursa Valuta Asing Jakarta.
b. Sertifikat deposito
Yaitu simpanan berjangka atas pembawa atau atas unjuk, yang dengan ijin
Bank Indonesia dikeluarkan oleh bank sebagai bukti simpanan yang dapat

bunga dibayar dimuka, dalam arti dipotong dari harga nominalnya pada

waktu sertifikat deposito itu dibeli.
c. Deposito on call
Yaitu simpanan yang tetap berada di bauk sc:Jama deposan yang
bersangkutan tidak membutuhkannya. Jadi disini terlihat bahwa jenis
deposito ini agak berbeda dengan deposito berjangka. Deposan dapat
menarik

simpanan

memberitahukannya

depositonya
kepada

bank,

dengan
dengan

terlebih
jangka

dahulu
waktu

pemberitahuannya dapat diperjanjikan dengan pihak bank.

d. Automatic roll over deposit
Y aitu sejenis deposito berjangka dimana apabila depo