Analisis pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Asset (ROA), Loan Deposit Ratio (LDR) dan non performing loan (NPL) terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka tiga bulan: studi kasus pada Bank Persero di Indonesia Tahun 2004 - 2012

(1)

ANALISIS PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR),

RETURN ON ASSET (ROA), LOAN DEPOSIT RATIO (LDR)

DAN NON PERFORMING LOAN (NPL) TERHADAP TINGKAT

SUKU BUNGA DEPOSITO BERJANGKA TIGA BULAN

(Studi Kasus Pada Bank Persero Di Indonesia Tahun 2004 - 2012)

Disusun oleh:

MUHAMMAD DOLI GIRANTAMA (107081003536)

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

ANALISIS PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR),

RETURN ON ASSET (ROA), LOAN DEPOSIT RATIO (LDR)

DAN NON PERFORMING LOAN (NPL) TERHADAP TINGKAT

SUKU BUNGA DEPOSITO BERJANGKA TIGA BULAN

(Studi Kasus Pada Bank Persero Di Indonesia Tahun 2004 - 2012)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Muhammad Doli Girantama (107081003536)

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Herni Ali HT SE, MM Titi Dewi Warninda, SE, M.Si

Nidn. 04221 259 02 NIP. 1973 1221 2005 01 2 002

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Selasa, tanggal 10 Juni 2014 telah dilakukan ujian komprehensif atas Mahasiswa:

1. Nama : Muhammad Doli Girantama 2. NIM : 107081003536

3. Jurusan : Manajemen

4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Asset (ROA), Loan Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Tiga Bulan (Studi Kasus Pada Bank Persero Di Indonesia Tahun 2004 - 2012).

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap ujian skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 10 Juni 2014

1. Ali Rama, SE., M.Sc ( )

Nidn. 2028068401 Ketua

2. Muniaty Aisyah, Dr. Ir. MM ( _______________________ )

NIP. 19780307 201101 2 003 Sekertaris

3. Amalia, SE., M.S.M ( )


(4)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Selasa, tanggal 2 Desember 2014 telah dilakukan ujian Skripsi atas Mahasiswa :

1. Nama : Muhammad Doli Girantama 2. NIM : 107081003536

3. Jurusan : Manajemen

4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Asset (ROA), Loan Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Tiga Bulan (Studi Kasus Pada Bank Persero Di Indonesia Tahun 2004 - 2012).

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 2 Desember 2014

1. Yulianti, SE,. M.Si ( )

NIP.19820318 201101 2 001 Ketua

2. Dr. Muniaty Aisyah, MM ( )

NIP.19780307 201101 2 003 Sekretaris

3. Drs. Ade Ananto Terminanto, MM ( )

NIDN. 03251 168 03 Penguji Ahli

4. Dr. Herni Ali HT SE, MM ( )

NIDN. 04221 259 02 Pembimbing I

5. Titi Dewi Warninda, SE, M.Si ( )


(5)

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Muhammad Doli Girantama

No. Iduk Mahasiswa : 107081003536

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Manajemen

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya;

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa ijin pemilik karya.

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggung-jawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 20 November 2014 Yang Menyatakan,


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A.Data Pribadi:

Nama : Muhammad Doli Girantama

Tempat/Tanggal lahir : Jakarta, 9 Mei 1990

Alamat : Jl. H. Mandor Salim No.29-A RT 005/02 Kel. Srengseng Kec. Kembangan Jakarta Barat.

Telepon : 0896 0411 2282

Email : muhammaddoligirantama@gmail.com

B.Pendidikan:

1. SDN 01 Kebon Jeruk Tahun 1995-2001

2. SMPN 75 Jakarta Barat Tahun 2001-2004

3. SMAN 112 Jakarta Barat Tahun 2004-2007

4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2007-2014

C.Pengalaman Organisasi:

1. Anggota Divisi HMMJ BEM Jurusan Manajemen Universitas Islam Negeri Jakarta 2009/2010


(7)

ABSTRACT

.

This research aims to analyze and measure specific factors that influence interest rate time deposits three months, by using four independent variables, they are: Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Asset (ROA), Loan Deposit Ratio (LDR) and Non Performing Loan (NPL). The data in this study used secondary data from Bank of Indonesia. The result of this research indicate that CAR, ROA and NPL have no significant influence on interest rate time deposits three months at state-owned banks in Indonesia. While LDR has significant influence on interest rate time deposits three months at state-owned banks in Indonesia.

Keyword : Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Asset (ROA), Loan Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL) and Interest Rate Time Deposits Three Months.


(8)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mengukur pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat suku bunga deposito berjangka tiga bulan, dengan menggunakan empat variabel independen, yaitu: capital adequacy ratio (CAR), return on asset (ROA), loan deposit ratio (LDR) dan non performing loan (NPL). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Bank Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa CAR, ROA dan NPL tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka tiga bulan pada Bank Persero di Indonesia. Sementara LDR berpengaruh signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka tiga bulan pada Bank Persero di Indonesia.

Kata kunci : capital adequacy ratio (CAR), return on asset (ROA), loan deposit ratio (LDR), non performing loan (NPL), tingkat suku bunga deposito berjangka tiga bulan.


(9)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT. Atas berkat rahmat, karunia, kudrat dan iradat, serta Ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ANALISIS PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO

(CAR), RETURN ON ASSET (ROA), LOAN DEPOSIT RATIO (LDR), DAN

NON PERFORMING LOAN (NPL) TERHADAP TINGKAT SUKU BUNGA DEPOSITO BERJANGKA TIGA BULAN (STUDI KASUS PADA BANK PERSERO DI INDONESIA PADA TAHUN 2004-2012)” Tak lupa shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan kita Rasulullah SAW yang membawa kita dari jaman jahiliyah ke jaman yang penuh ilmu pengetahuan.

Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Konsentrasi Perbankan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa sejak awal penyusunan hingga terselesaikannya skripsi ini banyak pihak yang telah membantu dan memberi dukungan baik moril maupun materil. Untuk itu, tak lupa pada kesempatan ini, secara khusus, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. ALLAH Subhanahu Wata’ala yang maha pengasih dan penyayang serta tak lupa juga untuk pembimbing umat islam nabi besar yang mulia Rasulullah MUHAMMAD SAW.

2. Bapak Zainuddin Siagian dan Ibunda Herawati Harahap sebagai orang tua yang tak akan terganti budi baik dan pengorbanan beliau, terima kasih yang teramat banyak untuk beliau berdua. Semoga tenang di alam sana dan diampuni segala dosa-dosanya.


(10)

3. Istri ku Ayu terima kasih dorongan semangatnya semoga engkau selalu makin baik, anak ku Khanza yang menjadi pembakar semangat untuk melanjutkan skripsi ini dan adik-adik ku Rina dan Regsa terima kasih atas kritikannya. 4. Keluarga besar bapak dan ibu ku, uwa batupulut, uwa husein, uda asrul, bou

nida, bang mukti, bang gian, bang rashid, bang maruli, tulang pirgong dan semuanya yang tidak tersebut terima kasih atas nasihat dan bimbingannya selama ini.

5. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid MS, selaku Dekan FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta jajaran dekanat lainnya terima kasih sudah banyak membantu.

6. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni MM, terima kasih sudah berbagi pengalaman dan memberikan nasihat yang membangun.

7. Bapak Dr. Herni Ali HT. SE. MM dan Ibu Titi Dewi Warninda. SE,. M.Si selaku Pembimbing I dan Pembimbing II yang sudah mengarahkan serta membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Ibu Dr. Ir. Muniaty Aisyah . MM , selaku ketua jurusan manajemen yang sudah banyak membantu.

9. Seluruh Dosen dan seluruh staff FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan bantuan yang bermanfaat selama penulis.

10. Sahabat-sahabatku Awang, Adhit, Agung, Martin dan Johan yang memberikan pengalaman-pengalaman hidup yang sangat berharga.

11. Teman-teman terbaik di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Ole, Lae bangga, Wawo, Bombom dan yang terakhir Mbaw karena sama-sama terakhir, terima kasih telah memberi semangat, berbagi ilmu, materi dan pengalaman.


(11)

13. Temen-teman Manajemen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2007 yang seperjuangan sampai detik-detik akhir. Acal, Boncel, Qolbi, Dika, Bebek, Icha, Ramdhan, Irsyam, Risboy, Caunk, Ayip dan Rahmat.

14. Teman-teman secara umum FEB UIN 2007, kelas manajemen B dan perbankan 2007 yang tidak dapat disebut satu-persatu terima kasih.

15. Keluarga Besar M. Yusuf terima kasih selama ini sudah membantu dan memberikan dukungan dalam penulisan skripsi ini

16. Keluarga Besar “WHITEBLACK” .

17. Teman tak terduga. Hafiz, terima kasih banyak atas ilmu dan dukungannya. Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan. Dengan segenap kerendahan hati penulis mengharapkan saran, arahan maupun kritikan yang konstruktif demi penyempurnaan hasil penelitian ini. Akhirnya hanya kepada Allah semua ini penulis serahkan, karena hanya dengan ridha-Nya penulis dapat meyelesaikan skripsi ini. Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi penulis sendiri.

Jakarta, 20 November 2014


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan Skripsi ... i

Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ... ii

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ... iii

Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ... iv

Daftar Riwayat Hidup ... v

Abstract ... vi

Abstrak ... vii

Kata Pengantar ... viii

Daftar Isi ... xi

Daftar Tabel ... xiii

Daftar Gambar ... xiv

Daftar Lampiran ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 7

1. Tujuan Penelitian ... 7

2. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Landasan Teori ... 9

1. Bank ... 12

2. Tingkat Suku Bunga ... 18

3. Simpanan Deposito Berjangka ... 21

4. Capital Adequacy Ratio (CAR) ... 22

5. Return on Asset (ROA) ... 23


(13)

7. Non Performing Loan (NPL) ... 27

8. Pengaruh Kinerja Perbankan terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito ... 29

B. Penelitian Terdahulu ... 33

C. Kerangka Pemikiran ... 35

D. Hipotesis ... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 38

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 38

B. Metode Penentuan Sampel ... 38

C. Metode Pengumpulan Data ... 40

D. Metode Analisis Data ... 41

E. Operasional Variabel Penelitian ... 50

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 53

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 53

B. Hasil Analisis dan Pembahasan ... 57

1. Statistik Deskriptif ... 57

2. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 59

3. Hasil Uji Hipotesis Penelitian ... 64

4. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 67

5. Hasil Koefisien Determinasi (Adjusted R2) ... 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 70

A. Kesimpulan ... 70

B. Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 73


(14)

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

1.1 Data Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Asset (ROA) Loan Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL)

di Indonesia ... 5

2.1 Penelitian Terdahulu ... 33

3.1 Pengambilan Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi ... 45

3.2 Operasional Variabel Penelitian ... 52

4.1 Daftar Nama Perusahaan ... 56

4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 57

4.3 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov – Smirnov .. 61

4.4 Hasil Uji Multikolinearitas ... 61

4.5 Hasil Uji Autokorelasi ... 63

4.6 Hasil Uji Hipotesis t (parsial) ... 64

4.7 Hasil Uji Hipotesis F (simultan) ... 67

4.8 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 68


(15)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran ... 36 4.1 Hasil Uji Normalitas Data Menggunakan Grafik

P – Plot ... 60 4.2 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 62


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Halaman

1 Nama Perusahaan Objek Penelitian... 76 2 Data Mentah Variabel Penelitian ... 77 3 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ... 82


(17)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan prosesnya yang berkelanjutan merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi di Indonesia saat ini, yang dengan sendirinya akan membawa suatu perubahan dalam struktur ekonomi. Didalam Garis Besar Haluan Negara (GBHN) bahwa pembangunan ekonomi merupakan salah satu bagian penting daripada pembangunan nasional secara keseluruhan dengan tujuan akhir untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Keberhasilan pelaksanaan pembangunan yang sedang dilaksanakan tentunya tidak terlepas dari besarnya sumber pembiayaan pembangunan itu sendiri. Sumber pembiayaan pembangunan Indonesia berasal dari dalam dan luar negeri, akan tetapi sumber dana dari dalam negeri menjadi prioritas dalam pelaksanaan pembangunan. Pembangunan merupakan suatu disiplin ilmu yang bersumberkan pada berbagai pengkajian, bidang pengkajian pembangunan luas cakupannya (Nain dan Yusoff, 2003:1).

Bank sebagai lembaga keuangan mempunyai peranan yang cukup besar dalam usaha untuk meningkatkan perhimpunan dana dari masyarakat,dimana dana yang dihimpun tersebut memegang peranan dalam pembangunan. Sebagai badan usaha, bank tentunya mempunyai strategi dalam mobilisasi dana dari masyarakat seiring dengan semakin luasnya perkembangan dunia perbankan di


(18)

Indonesia. Mengenal dan memahami bisnis perbankan di indionesia merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari mengenal dan memahami perekonomian Indonesia. Sangat erat kaitanya antara kestabilan perbankan dengan kestabilan perekonomian, demikian pula sebaliknya. Dengan demikian besarnya sehingga sulit bagi kita untuk mengharapkan pertumbuhan ekonomi yang baik tanpa didukung penuh oleh lembaga perbankan (Sipahutar, 2007:3).

Sesuai dengan fungsinya menghimpun dana dari masyarakat, bank menempuhnya dengan berbagai cara, diantaranya dengan pelayanan yang baik kepada masyarakat atau pemilik dana, memberikan suku bunga yang menarik, meningkatkan penggunaan tekhnologi dan menawarkan berbagai produk perbankan yang sangat beragam. Dengan demikian bank dapat memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat dalam kegiatan perbankan, sehingga dana bank yang dihimpun dapat meningkat. Untuk menarik dana dari masyarakat, salah satu produk yang ditawarkan oleh bank yaitu deposito, yang dimaksud dengan deposito adalah simpanan berjangka atas pembawa atau atas tunjuk, yang dengan izin Bank Indonesia dikeluarkan oleh Bank sebagai bukti simpanan yang dapat diperjualbelikan atau dipindahtangankan oleh pihak ketiga (Suyatno, dkk, 2007:42).

Tidak jarang bank-bank menetapkan suku bunga terselubung, yaitu suku bunga simpanan yang diberikan lebih tinggi dari yang diinformasikan secara resmi dengan harapan tingkat suku bunga yang dinaikkan akan menyebabkan jumlah uang yang beredar akan berkurang. Suku bunga yang tinggi akan mendorong investor untuk menanamkan dananya di bank daripada


(19)

menginvestasikannya pada sektor produksi atau industri yang memiliki tingkat risiko lebih besar (Almilia dan Utomo, 2006:4).

Kebijakan uang ketat di satu sisi memang menunjukkan indikasi yang baik pada nilai tukar yang secara bertahap menunjukkan kecenderungan menguat namun disisi lain kebijakan uang ketat yang mendorong tingkat suku bunga tinggi ternyata dapat menyebabkan cost of money menjadi mahal, hal yang demikian akan memperlemah daya saing ekspor dipasar dunia sehingga dapat membuat dunia usaha tidak bergairah melakukan investasi dalam negeri, produksi akan turun, dan pertumbuhan ekonomi menjadi stagnan. Tingkat suku bunga yang tinggi belum tentu intensif bagi kinerja perbankan karena walaupun mampu mendapatkan dana segar dari masyarakat yang besar, perbankan tidak akan mampu bertahan selama modal mereka terus-menerus terkuras akibat negative spread (selisih bunga deposito dengan kredit). (Almilia dan Utomo, 2006:4).

NPL mempunyai pergerakan yang meningkat dari tahun ke tahun hal tersebut searah dengan pergerakan perubahan laba sehingga menunjukkan indikasi positif, semakin besar NPL pada bank besar maka akan meningkatkan perubahan laba, hal ini dikarenakan bank besar sudah mencapai skala ekonomis (Artwienda, 2009:8). Pada penelitian-penelitian sebelumnya yang mengamati faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan tingkat suku bunga deposito berjangka dengan dari sisi internal dan eksternal sebagai variabel bebasnya. Merujuk dari penelitian-penelitian tersebut, peneliti dalam penelitian ini memfokuskan faktor-faktor internal yang dapat mempengaruhi tingkat suku


(20)

variabel yang diteliti. Non performing loan (NPL) merefleksikan besarnya risiko kredit yang dihadapi bank, semakin tinggi non performing loan (NPL), menunjukkan bahwa bank tersebut tidak professional dalam pengelolaan kreditnya, sekaligus memberikan indikasi bahwa tingkat resiko atas pemberian kredit pada bank tersebut cukup tinggi searah dengan tingginya NPL yang dihadapi bank (Riyadi, 2006:45).

Sektor perbankan sebagai intermediary institution antara pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) dengan pihak yang membutuhkan dana (deficit spending unit) memiliki posisi strategis dalam perekonomian nasional. Keadaan tersebut memerlukan suatu pembiayaan, dalam hal ini pembiayaan merupakan hal yang mampu memenuhi kebutuhan pihak yang membutuhkan dana. Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil (Kasmir, 2008:96).

Dengan demikian peranan perbankan nasional perlu ditingkatkan dalam hal penghimpunan dan penyaluran dana masyarakat, serta penyediaan layanan jasa perbankan lainnya. Sejalan dengan upaya restrukturisasi perbankan untuk membangun kembali sistem perbankan yang sehat dalam rangka mendukung program peningkatan ekonomi nasional, maka salah satu upaya yang dilakukan untuk mengoptimalkan fungsi perbankan adalah pengembangan perbankan nasional. Berikut ini merupakan data mengenai capital adequacy ratio (CAR),


(21)

return on asset (ROA), loan deposit ratio (LDR) dan non performing loan (NPL) di Indonesia (http//www.bi.go.id).

Tabel 1.1

Data Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Asset (ROA), Loan Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) di Indonesia

Tahun CAR

(Persen)

ROA (Persen)

LDR (Persen)

NPL (Persen)

2010 19,33 1,25 73,01 3,02

2011 17,87 1,79 74,74 2,52

2012 17,33 2,14 77,04 2,26

2013 17,32 2,00 73,16 2,96

Sumber: http//www.bi.go.id (diolah).

Analisis laporan keuangan sangat dibutuhkan untuk memahami informasi tentang laporan keuangan. Analisis laporan keuangan meliputi perhitungan dan intepretasi rasio keuangan yang ada dalam laporan keuangan (Lesmana, 2008:56). Dalam analisis laporan keuangan dapat membantu para pelaku bisnis, pemerintah, dan para pemakai laporan keuangan lainnya untuk menilai kondisi keuangan suatu perusahaan tidak terkecuali perusahaan perbankan. Dalam menilai kinerja perusahaan perbankan, umumnya digunakan lima aspek penilaian yaitu CAMEL (capital, assets, management, earnings, liquidity). Kelima aspek tersebut dinilai dengan menggunakan rasio keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa rasio keuangan bermanfaat dalam menilai kondisi kesehatan perbankan, memprediksi kelangsungan usaha baik yang sehat maupun yang tidak sehat (Wilopo, 2006:23).

Fenomena perbankan persero di indonesia yang mengalami kondisi yang naik turun dalam menjaga stabilitas keuangan dan pertumbuhan perbankan perseroan di indonesia. Dengan adanya permasalahan-permasalahan yang harus dihadapi perbankan tersebut, maka dalam hal ini perbankan harus


(22)

bisa memutuskan kebijaksanaan yang harus diambil sehingga dapat memperbaiki maupun meningkatkan struktur dan kualitas perbankan Indonesia. Atas dasar pemikiran tersebut, 4 bank persero yang termasuk sebagai 10 bank yang memiliki aset terbesar di Indonesia cukup mewakili bank-bank yang ada di Indonesia sebagai objek yang akan diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan kejelasan tentang besarnya pengaruh CAR (Capital Adequacy Ratio), ROA (Return on Assets), LDR (Loan to Deposit Ratio) dan NPL (Non Performing Loan) terhadap tingkat suku bunga deposito tiga bulan pada bank-bank persero di Indonesia. Dari kondisi-kondisi tersebut di atas, maka penulis mengajukan skripsi tersebut dengan judul “Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Asset (ROA), Loan Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Tiga Bulan. (Studi Kasus Pada Bank Persero di Indonesia Pada Tahun 2004 - 2012)”.

B.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini:

1. Apakah terdapat pengaruh capital adequacy ratio (CAR) terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka tiga bulan

2. Apakah terdapat pengaruh return on asset (ROA) terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka tiga bulan

3. Apakah terdapat pengaruh loan deposit ratio (LDR) terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka tiga bulan


(23)

4. Apakah terdapat pengaruh non performing loan (NPL) terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka tiga bulan

5. Apakah terdapat pengaruh capital adequacy ratio (CAR), return on asset (ROA), loan deposit ratio (LDR) dan non performing loan (NPL)terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka tiga bulan

C.Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada perumusan masalah di atas, dalam penelitian yang dilakukan penulis mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut:

a. Untuk menganalisis pengaruh capital adequacy ratio (CAR) terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka tiga bulan

b. Untuk menganalisis pengaruh return on asset (ROA) terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka tiga bulan

c. Untuk menganalisis pengaruh loan deposit ratio (LDR) terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka tiga bulan

d. Untuk menganalisis pengaruh non performing loan (NPL) terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka tiga bulan

e. Untuk menganalisis pengaruh capital adequacy ratio (CAR), return on asset (ROA), loan deposit ratio (LDR) dan non performing loan (NPL) terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka tiga bulan


(24)

2. Manfaat Penelitian a. Bagi Penulis

Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis agar dapat mengembangkan ilmu yang diperoleh selama mengikuti perkuliah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Jakarta. Selain itu penulis dapat membandingkan antara teori dan praktek yang terjadi di lapangan.

b. Bagi Akademisi

Dapat memperkaya ilmu pengetahuan dan wawasan keilmuan bagi kalangan mahasiswa dan civitas akademika. Dapat dijadikan bahan studi atau bahan untuk menganalisa masalah yang sama dengan metode yang lain baik dari segi jangka waktu, data yang digunakan, maupun kaedah analisisnya.

c. Bagi Dunia Perbankan

Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang bermanfaat bagi manajemen perbankan dalam mengevaluasi kinerja keuangan perbankan dan memaksimalkan fungsinya sebagai lembaga intermediasi keuangan.


(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Landasan Teori 1. Bank

a. Pengertian Bank

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk – bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Supriyanti, 2009:5).

Pengertian yang lebih teknis dapat ditemukan pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 792 Tahun 1990. Pengertian bank menurut PSAK Nomor 31 dalam Standar Akuntansi Keuangan (2010) bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (deficit unit), serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran.

Menurut Kasmir (2012:13) bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya masalah perbankan selalu berkaitan masalah bidang keuangan, jadi dapat disimpulkan bahwa perbankan meliputi tiga kegiatan utama:

1) Menghimpun dana 2) Menyalurkan dana


(26)

3) Memberikan jasa bank lainnya

Berdasarkan definisi-definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa bank adalah lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun dan menyalurkan dana dari dan kepada masyarakat yang memiliki fungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Dengan kata lain bank adalah suatu lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit serta jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.

b. Jenis - Jenis bank

1) Jenis Bank Berdasarkan Fungsinya

Jenis-jenis bank berdasarkan fungsinya menurut Siamat (2005:47) yaitu:

a) Bank Sentral

Menurut UU No.3 Tahun 2004, Bank Sentral adalah lembaga negara yang mempunyai wewenang untuk mengeluarkan alat pembayaran yang sah dari suatu negara, merumuskan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, mengatur dan mengawasi perbankan serta menjalan fungsi sebagai lender of the last resort. Di Indonesia yang dimaksud dengan Bank Sentral adalah Bank Indonesia.

Bank Indonesia adalah lembaga negara yang independen. Pemerintah atau pihak lainnya dilarang melakukan campur tangan terhadap pelaksanaan tugas Bank Indonesia (Rodoni, 2006:9).


(27)

(1) Tujuan Bank Indonesia

Menurut UU RI No. 3 Tahun 2004 Pasal 7, dijelaskan tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Untuk mencapai tujuan yang dimaksud Bank Indonesia melaksanakan kebijakan berkelanjutan, konsisten, transparan, dan harus mempertimbangkan kebijakan umum pemerintah di bidang perekonomian.

(2) Tugas Bank Indonesia

Berdasarkan UU No. 3 Tahun 2004, Bank Indonesia mempunyai tugas sebagai berikut:

(a) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter. (b) Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. (c) Mengatur dan mengawasi bank.

b) Bank Umum

Menurut Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan yang kemudian diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 Bank umum adalah bank yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatanya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran (Rodoni, 2006:21).

Berikut ini merupakan fungsi pokok bank umum adalah (Rodoni, 2006:22):


(28)

(1) Menyediakan mekanisme alat pembayaran yang lebih efisien dalam kegiatan ekonomi.

(2) Menciptakan uang.

(3) Menghimpun dana dan menyalurkannya kepada masyarakat. (4) Menawarkan jasa-jasa keuangan.

Kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh bank umum menurut UU No. 10 Tahun 1998 adalah (Rodoni, 2006:22):

(1) Menghimpun dana dari masyarakat. (2) Memberi kredit

(3) Menerbitkan surat pengakuan hutang.

(4) Membeli, menjual atau menjamin atas resiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya.

(5) Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah.

(6) Menempatkan dana pada, meminjamkan dana dari atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel tunjuk, cek atau sarana lainya.

(7) Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan antara pihak ketiga.

(8) Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga.


(29)

(9) Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak (custodian).

(10) Melakukan penempatan dana kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercacat di bursa efek.

(11) Membeli melalui pelanggan agunan baik semua maupun sebagian dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada bank, dengan ketentuan agunan yang di beli tersebut wajib dicairkan secepatnya.

(12) Melakukan kegiatan anjak piutang (factoring), kartu kredit dan kegiatan wali amanat (trustee).

(13) Menyediakan pembiayaan dengan prinsip bagi hasil.

c) Bank Perkreditan Rakyat

BPR adalah didefinisikan oleh undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 sebagai bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa lalu lintas pembayaran (Triandaru, 2007:86).

BPR dalam melakukan kegiatannya tidak sama dengan kegiatan yang dilakukan oleh bank konvensional (bank umum). Ada kegiatan-kegiatan yang tidak boleh dilakukan oleh BPR, yaitu (Rodoni, 2006:57):

(1) menerima simpanan berupa giro, (2) mengikuti kliring,


(30)

(3) melakukan kegiatan valuta asing, (4) melakukan kegiatan perasuransian.

Adapun bentuk kegiatan yang boleh dilakukan oleh BPR meliputi hal-hal berikut ini (Rodoni, 2006:55):

(1) Menghimpun dana dalam bentuk simpanan tabungan dan simpanan deposito.

(2) Memberikan pinjaman kepada masyarakat.

(3) Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip syariah.

(4) Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia, deposito berjangka, sertifikat deposit dan tabungan pada bank lain.

2) Jenis Bank Berdasarkan Kepemilikannya

Jenis bank dilihat dari segi kepemilikannya adalah sebagai berikut (Kasmir, 2008:36):

a) Bank Milik Pemerintah

Bank pemerintah adalah bank di mana baik akta pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank dimiliki oleh pemerintah pula. Contohnya Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri. Selain itu ada juga bank milik pemerintah daerah yang terdapat di daerah tingkat I dan tingkat II masing-masing provinsi. Contoh Bank DKI, Bank Jateng, dan sebagainya.


(31)

b) Bank Milik Swasta Nasional

Bank swasta nasional adalah bank yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh swasta nasional serta akta pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya juga dipertunjukkan untuk swasta pula. Contohnya Bank Muamalat, Bank Danamon, Bank Central Asia, Bank Lippo, Bank Niaga, dan lain-lain.

c) Bank Milik Asing

Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik swasta asing atau pemerintah asing. Kepemilikannya dimiliki oleh pihak luar negeri. Contohnya UOB bank, Citibank, dan lain-lain.

3) Jenis Bank Berdasarkan Pengenaan Bunga

Jenis-jenis bank berdasarkan pengenaan bunga menurut Siamat (2005:47) yaitu:

a) Bank Konvensional

Menurut Rodoni (2006:31) bank konvensional yaitu bank yang dalam aktivitasnya, baik penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya, memberikan dan mengenakan imbalan berupa bunga atau sejumlah imbalan dalam persentase tertentu dari dana untuk suatu periode tertentu.

Berdasarkan pengertian itu, bank konvensional adalah bank yang dalam operasionalnya menerapkan metode bunga, karena


(32)

metode bunga sudah ada terlebih dahulu, menjadi kebiasaan dan telah dipakai secara meluas dibandingkan dengan metode bagi hasil.

Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada para nasabahnya, bank konvensional yang menggunakan prinsip konvensional menggunakan dua metode, yaitu (Kasmir, 2012:23): (1) Menetapkan bunga sebagai harga, untuk produk simpanan

seperti giro, tabungan maupun deposito. Demikina pula harga untuk produk pinjaman (kredit) juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu. Penentuan harga ini dikenal dengan istilah spread based.

(2) Untuk jasa-jasa bank lainnya pihak perbankan konvensional (barat) menggunakan atau menerapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal atau persentase tertentu. Sistem pengenaan biaya ini dikenal dengan istilah fee based.

b) Bank Syariah

Menurut Triandaru (2007:153) bank syariah adalah bank yang dalam aktivitasnya, baik penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah. Bank syariah adalah institusi keuangan institusi keuangan yang berbasis syariah islam. Hal ini berarti secara makro bank syariah adalah institusi keuangan yang memposisikan dirinya sebagai pemain aktif dalam mendukung dan


(33)

memainkan kegiatan investasi di masyarakat sekitarnya. Dalam kacamata mikro bank syariah adalah institusi keuangan yang menjamin seluruh aktivitas investasi yang menyertainya telah sesuai dengan syariah (Ascarya, 2011:1). Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa bank syariah merupakan bank yang melakukan aktivitas penghimpunan dana dan penyaluran dana berdasarkan prinsip-prinsip muamalah secara islam.

Falsafah dasar beroperasinya bank syariah yang menjiwai seluruh hubungan transaksinya adalah efesiensi, keadilan, dan kebersamaan. Efisiensi mengacu pada prinsip saling membantu secara sinergis untuk memperoleh keuntungan sebesar mungkin. Keadilan mengacu pada hubungan yang tidak dicurangi, ikhlas, dengan persetujuan yang matang atas proporsi masukan dan keluarannya. Kebersamaan mengacu pada prinsip saling menawarkan bantuan dan nasihat untuk saling meningkatkan produktivitas (Rodoni, 2006:36)

Kegiatan bank syariah dalam hal penentuan harga produknya sangat berbeda dengan bank konvensional. Penentuan harga bagi bank syariah didasarkan pada kesepakatan antara bank dengan nasabah penyimpan dana sesuai dengan jenis simpanan dan jangka waktunya, yang akan menentukan besar kecilnya porsi bagi hasil yang akan diterima penyimpan. Berikut ini prinsip-prinsip yang berlaku pada bank syariah (Kasmir, 2012:24):


(34)

(1) Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah). (2) Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal

(musharakah).

(3) Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah).

(4) Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah).

(5) Pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina).

Menurut penjelasan di atas, dalam rangka menjalankan kegiatannya, bank syariah harus berlandaskan pada Alquran dan hadis. Bank syariah mengharamkan penggunaan harga produknya dengan bunga tertentu. Bagi bank syariah, bunga bank adalah riba.

Dewasa ini selain produk perbankan syariah, produk-produk keuangan syariah lainnya sudah memasuki sektor perekonomian di berbagai negara, antara lain produk pasar modal syariah (misalnya obligasi syariah), reksa dana syariah, indeks syariah, dan di sector industry asuransi dikenal pula dengan asuransi berdasarkan prinsip syariah (Siamat, 2005:408).

2. Tingkat Suku Bunga

Bunga adalah biaya yang dibayar oleh peminjam atas penggunaan dananya. Perusahaan dan pemerintah meminjam dana dengan menerbitkan obligasi, dan mereka membayar bunga kepada perusahaan dan rumah tangga


(35)

yang membeli obligasi tersebut. Rumah tangga atau perusahaan yang telah meminjam dari sebuah bank harus membayar bunga atau pinjaman tersebut kepada bank (Case dan Fair, 2004:153).

Berdasarkan para ahli suku bunga dibedakan menjadi dua, yaitu (Gilarso, 2003:221):

a. Suku bunga nominal adalah suku bunga yang berlaku di pasar. Tetapi dalam keadaan inflasi, tingkat bunga nominal belum mencerminkan besarnya bunga yang sebenarnya.

b. Suku bunga riil adalah suku bunga yang telah mengalami koreksi akibat inflasi dan didefinisikan sebagai suku bunga nominal dikurangi laju inflasi

Berikut ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi suku bunga (Kasmir, 2012:37):

a. Kebutuhan Dana

Apabila bank kekurangan dana sementara permohonan pinjaman meningkat, maka yang dilakukan oleh bank agar kebutuhan dana tersebut cepat terpenuhidengan meningkatkan suku bunga simpanan. Peningkatan bunga simpanan secara otomatis akan pula meningkatkan bunga pinjaman. Namun apabila dana yang ada simpanan banyak sementara permohonan simpanan sedikit maka bunga simpanan akan turun.

b. Target Laba yang Diinginkan

Jika laba yang diinginkan besar maka bunga pinjaman juga ikut besar dan demikian juga sebaliknya. Namun untuk menghadapi pesaing target laba dapat diturunkan seminimal mungkin.


(36)

c. Kualitas Jaminan

Semakain likuid jaminan yang diberikan, maka semakin rendah bunga kredit yang dibebankan dan sebaliknya.

d. Kebijaksanaan Pemerintah

Ada batasan maksimal dan batasan minimal untuk suku bunga yang diizinkan. Tujuannya adalah agar bank dapat bersaing secara sehat. e. Jangka Waktu

Semakin panjang jangka waktu pinjaman, maka akan semakin tinggi bunganya, hal ini disebabkan besarnya kemungkinan resiko di masa mendatang.

f. Reputasi Perusahaan

Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit sangat menentukan suku bunga yang akan dibebankan. Karena sebuah perusahaan bonafid kemungkinan resiko kredit macet dimasa mendatang relatif kecil dan begitupun sebaliknya.

g. Produk yang Kompetitif

Maksudnya adalah produk yang dibiayai tersebut laku dipasaran. Untuk produk yang kompetitif bunga kredit yang diberikan relatif rendah jika dibandingkan dengan produk yang kurang kompetitif.

h. Hubungan Baik

Biasanya bank menggolongkan nasabahnya antara nasabah utama (primer) nasabah biasa (sekunder). Penggolongan ini didasarkan kepada keaktifan serta loyalitas nasabah yang bersangkutan terhadap bank.


(37)

i. Persaingan

Dalam kondisi tidak stabil dan bank kekurangan dana, maka bank harus memperhatikan pesaing dalam memperubutkan dana simpanan.

3. Simpanan Deposito Berjangka

Menurut Undang-Undang No.10 tahun 1998 deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank (Kasmir, 2012:65). Di sisi bank, sumber dana deposito berjangka ini digolongkan sebagai dana mahal dibandingkan dana lainnya, namun keuntungannya yaitu penyediaan likuiditas untuk kebutuhan penarikan dana ini hamper dapat diprediksi secara akurat (Siamat, 2005:301).

Berikut ini jenis-jenis simpanan deposito yang ditawarkan oleh bank sebagai berikut (Kasmir, 2012:67):

a. Deposito berjangka, merupakan deposito yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan deposan yang bersangkutan, yang pada umumnya berjangka waktu 1, 2, 3, 6, 12, sampai dengan 24 bulan. Deposito berjangka diterbitkan atas nama baik seseorang atau lembaga si pemilik deposito berjangka. Penarikan bunga deposito berjangka dapat dilakuakan setiap bulan atau setelah jatuh tempo atau setelah jangka waktunya. Penarikan dapat dilakukan secara tunai maupun pemindahbukuan dan setiap bunga deposito dikenakan pajak dari jumlah bunga yang diterimanya.


(38)

b. Sertifikat deposito, adalah jenis deposito berjangka yang dapat di pindahtangankan (diperjualbelikan) dalam bentuk sertifikat dan memiliki jangka waktu yang sama yaitu 1, 2, 3, 6 , 12, dan 24 bulan. Perpindahan kepemilikan tersebut dimungkinkan karena deposito ini diterbitkan atas unjuk bukan atas nama seperti dalam deposito berjangka pada umumnya. Pencairan bunga deposito dapat dilakukan di muka, baik tunai maupun non-tunai, disamping setiap bulan atau jatuh tempo. Kemudian peneerbitan nilai sertifikat deposito sudah tercetak dalam berbagai nominal dan biasnya dalam jumlah bulat sehingga nasabah dapat membeli dalam lembaran yang bervariasi untuk jumlah nominal yang diinginkan.

c. Deposito on call (DOC) merupakan deposito yang digunakan untuk deposan yang memiliki uang dalam jumlah besar atau deposito harian yang pengambilannya berdasarkan pemberitahuan terlebih dahulu oleh nasabah yang bersangkutan dengan perjanjian tenggang pengambilan yang telah disepakati bersama. Penerbitan deposito on call memiliki jangka waktu minimal 7 hari dan paling lama kurang dari 1 bulan. Deposito on call diterbitkan atas nama.

4. Capital Adequacy Ratio (CAR)

CAR merupakan rasio kecukupan modal dengan menunjukkan kemampuan bank saat mempertahankan modal yang mencukupi serta kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi serta mengontrol risiko-risiko mungkin timbul karena pengaruh


(39)

dari kinerja suatu bank pada saat menghasilkan suatu keuntungan dan menjaga besarnya modal yang dimiliki perusahaan perbankan (Wulandari dan Sudjarni, 2013:5).

Menurut Riyadi (2006:145) Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio kewajiban pemenuhan modal minimum yang harus dimiliki oleh bank dibagi Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR). CAR memperlihatkan kemampuan bank dalam memenuhi kecukupan modalnya. CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva beresiko, CAR juga menjadi indikator untuk melihat tingkat efisiensi dana modal bank yang digunakan untuk investasi. Apabila persentase CAR terlalu kecil (lebih rendah dari standar BI) maka bank tersebut termasuk ke dalam kategori bank tidak sehat, namun apabila persentase CAR terlalu besar berarti terlalu besar dana bank yang menganggur (idle fund). Secara matematis CAR dapat dirumuskan sebagai berikut (Riyadi, 2006:149):

5. Return on Asset (ROA)

Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya bahwa penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan (Kasmir dan Jakfar, 2010:115).


(40)

Profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan antara keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan atau asset yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan perusahaan (operating asset). Operating Asset adalah semua aktiva kecuali investasi jangka panjang dan aktiva-aktiva lain yang tidak digunakan dalam kegiatan atau usaha memperoleh penghasilan yang rutin atau usaha pokok perusahaan. ROA (return on asset) adalah rasio keuntungan bersih setelah pajak untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari asset yang dimiliki oleh perusahaan. ROA yang negatif disebabkan laba perusahaan dalam kondisi negatif pula atau rugi. Hal ini menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan secara keseluruhan belum mampu untuk menghasilkan laba (Hakim, 2006:19). ROA (return on asset); Rasio ini sering juga disebut sebagai Return on Investment. Hasil pengembalian investasi atau lebih di kenal dengan nama return on investasi atau return on total asset merupakan rasio yang menunjukan hasil return atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukuran tentang efektifitas manajemen dalam mengelola investasinya. Disamping itu hasil dari pengembalian investasi menunjukan produktivitas dari seluruh dana perusahaan, baik dalam modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin kecil (rendah) rasio ini semakin tidak baik, demikian pula sebaliknya. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas dari seluruh perusahaan (Kasmir, 2008:201).

Salah satu rasio profitabilitas yaitu return on asset, return on asset merupakan rasio keuangan yang banyak digunakan untuk mengukur kinerja


(41)

perusahaan, khususnya menyangkut profitabilitas perusahaan (Tjiptono dan Fakhruddin, 2006:200). Return on asset (ROA) menurut Hanafi dan Halim (2004:83) merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total asset (kekayaan) yang dipunyai perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai asset tersebut.

Mishkin (2007:232) menyatakan bahwa, because owners of a bank must know whether their bank is being managed well, they need good measures of bank profitability. A basic measure of bank profitability is return on assets (ROA).

ROA (return on asset) adalah rasio keuntungan bersih setelah pajak untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari asset yang dimiliki oleh perusahaan. ROA yang negatif disebabkan laba perusahaan dalam kondisi negatif pula atau rugi. Hal ini menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan secara keseluruhan belum mampu untuk menghasilkan laba (Hakim, 2006:19).

Menurut Riyadi (2006:137) “Return on Assets (ROA) adalah rasio profitabilitas yang menunjukan perbandingan antara laba (setelah pajak) dengan total asset bank, rasio ini menunjukan tingkat efisiensi pengelolaan asset yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan”. Adapun rumus dari return on asset adalah sebagai berikut:


(42)

6. Loan to Deposit Ratio (LDR)

Menurut Riyadi (2006:146) LDR adalah perbandingan antara total kredit yang diberikan dengan total Dana Pihak Ketiga yang dapat dihimpun oleh Bank. Rasio ini menunjukan salah satu penilaian likuiditas bank dan dapat dirumuskan sebagai berikut:

Menurut Surat Edaran Bank Indonesia tanggal 29 Mei 1993, termasuk dalam pengertian dana yang diterima bank adalah sebagai berikut: a. Giro, deposito, dan tabungan masyarakat.

b. Pinjaman bukan dari bank yang berjangka waktu lebih dari tiga bulan, tidak termasuk pinjaman subordinasi.

c. Deposito dan pinjaman dari bank lain yang berjangka waktu lebih dari tiga bulan.

d. Surat berharga yang ditebitkan oleh bank yang berjangka waktu lebih dari tiga bulan.

e. Modal pinjaman. f. Modal inti.

Berdasarkan rumus di atas, yang dimaksud jumlah kredit yaitu kredit yang diberikan bank yang sudah ditarik atau direalisasi. Sedangkan dana pihak ketiga meliputi simpanan masyarakat yang berupa giro, tabungan, dan berbagai jenis deposito, KLBI yang diberikan Bank Indonesia kepada bank yang bersangkutan, serta modal inti dari bank yang bersangkutan.


(43)

Rasio ini juga merupakan teknik yang sangat umum digunakan untuk mengukur posisi atau kemampuan likuiditas bank. Rasio ini merupakan indikator kerawanan maupun kemampuan suatu bank. Sebagian praktisi perbankan menyepakati bahwa batas aman dari LDR suatu bank adalah sekitar 80%. Namun, batas toleransi berkisar antara 85% dan 100% (Dendawijaya, 2006:118).

Semakin tinggi rasio ini maka semakin buruk kondisi likuiditas bank. Bank Indonesia member nilai nol (0) bagi bank yang memiliki rasio sebesar 115% atau lebih berdasarkan ketentuan penilaian tingkat kesehatan bank untuk faktor likuiditas (Siamat, 2005:344). Maka dapat disimpulkan bahwa LDR berpengaruh negatif terhadap profitabilitas perbankan.

7. Non Performing Loan (NPL)

Menurut Darmawan dalam Artwienda (2009:21) NPL merupakan rasio yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam mengkover risiko kegagalan pengembalian kredit oleh debitur. Menurut Siamat (2005:358) NPL dapat diartikan sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat faktor kesengajaan dan atau karena faktor eksternal di luar kemampuan debitur. Dari pengertian di atas dapat katakan bahwa NPL mencerminkan risiko kredit, semakin kecil NPL semakin kecil pula resiko kredit yang ditanggung pihak bank.

Menurut Siamat (2005:361) persyaratan yang ketat dalam kebijakan kredit akan mengurangi kemungkinan terjadinya kredit bermasalah, namun


(44)

tidak akan menghilangkan timbulnya masalah-masalah seperti terjadinya default atau penunggakan pembayaran.

Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 besarnya NPL dihitung sebagai berikut :

Penggolongan kredit atau kolektibilitas kredit berdasarkan kategori tertentu guna memantau kelancaran pembayaran kembali (angsuran) oleh debitur. Berdasarkan surat keputusan Direksi Bank Indonesia No. 31/147/Kep/DIR tanggal 12 November 1998 tentang kualitas aktiva produktif pasal 6 ayat, membagi tingkat kolektibilitas menjadi :

a. Kredit lancar.

Kredit yang perjalanannya lancar atau memuaskan, artinya segala kewajiban (bunga atau angsuran utang pokok) diselesaikan oleh nasabah secara baik.

b. Kredit dalam perhatian khusus.

Kredit yang selama 1-2 bulan mutasinya mulai tidak lancar, debitur mulai menunggak.

c. Kredit tidak lancar.

Kredit yang selama 3 atau 6 bulan mutasinya tidak lancar, pembayaran bunga atau utang pokoknya tidak baik. Usaha-usaha approach telah dilakukan tapi hasilnya tetap kurang baik.


(45)

d. Kredit diragukan.

Kredit yang telah tidak lancar dan telah jatuh temponya belum dapat juga diselesaikan oleh debitur yang bersangkutan.

e. Kredit macet.

Sebagai kelanjutan dari usaha penyelesaian atau pengaktifan kembali kredit yang tidak lancar dan usaha itu tidak berhasil, barulah kredit tersebut dikategorikan kedalam kredit macet.

Menurut Mabruroh dalam Artwienda (2009:22) NPL berpengaruh negatif terhadap perubahan laba. Semakin tinggi NPL maka semakin menurun perubahan laba. Hal ini sejalan dengan Dendawijaya (2006:102) dimana adanya kredit bermasalah yang semakin besar dibandingkan dengan aktiva produktifnya dapat mengakibatkan kesempatan untuk memperoleh pendapatan (income) dari kredit yang diberikan, sehingga mengurangi laba bank.

8. Pengaruh Kinerja Perbankan terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito a. Pengaruh CAR terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito

CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank (Dendawijaya, 2006:120). Dengan demikian CAR rasio kecukupan modal yang merupakan faktor yang penting bagi bank dalam rangka pengembangan usaha dan menampung risiko kerugian. Semakin kecilnya CAR, sebagian perbankan tidak bisa lagi menjalankan kegiatan operasionalnya. Rendahnya CAR secara langsung akan menyebabkan


(46)

corporate value dari perbankan menurun di pasar bursa. Agregasi dari hal ini akan menyebabkan sentimen yang kurang baik pada pasar yang secara umum akan membawa perekonomian kearah resesi (Almilia, 2006:2).

Penelitian yang dilakukan oleh Sudarmadi (2009:5) terhadap 5 Bank Persero di Indonesia yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh CAR (Capital Adequacy Ratio), ROA (Return on Assets) dan LDR (Loan Deposit Ratio) terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka dua belas bulan untuk kategori Bank Persero di Indonesia, dengan periode pengamatan selama 3 tahun, dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 secara triwulan. Hasil penelitian ini menunjukkan secara parsial adanya pengaruh yang signifikan dari variabel CAR terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka dua belas bulan pada Bank Persero di Indonesia.

b. Pengaruh ROA terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito

Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya bahwa penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan (Kasmir dan Jakfar, 2010:115).

Besar kecilnya bagi hasil yang diperoleh pada kontrak mudharabah salah satunya bergantung pada pendapatan bank.Untuk mengetahui pendapatan bank, peneliti menggunakan rasio profitabilitas. Rasio yang digunakan untuk mengukur profitabilitas adalah Return on Asset (ROA) dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional


(47)

(BOPO). ROA adalah rasio yang menggambarkan kemampuan bank dalam mengelola dana yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang menghasilkan keuntungan BOPO adalah rasio yang menunjukkan tingkat efisiensi kinerja operasional bank. Alasan dipilihnya variabel ROA dikarenakan analisisnya bersifat komprehensif atau menyeluruh yaitu meliputi kegiatan penjualan, investasi, dan pengeluaran-pengeluaran (Isna, 2012:3).

Tingginya ROA suatu bank menunjukkan tingginya profitabilitas. Dengan profitabilitas yang tinggi, bank dapat mengumpulkan cadangan dan memperbesar modal untuk mendapatkan kesempatan memberikan pinjaman dengan lebih luas. Di sisi lain, kredibilitas bank juga meningkat karena para nasabah merasa aman menyimpan dananya pada bank yang memiliki profitabilitas tinggi (Raharja, 2011:10).

Penelitian yang dilakukan oleh Almilia dan Utomo (2006) terhadap Bank Umum yang ada di Indonesia yang masih beroperasi selama tahun 1999 hingga 2003, dapat menyimpulkan adanya pengaruh signifikan antara ROA terhadap penetapan tingkat suku bunga deposito. Hasil ini menunjukkan setiap kali ada perubahan pada ROA maka bank-bank umum harus segera melakukan perubahan pada tingkat suku bunga deposito dua belas bulannya.

c. Pengaruh LDR terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito

Menurut Riyadi (2006:146) LDR adalah perbandingan antara total kredit yang diberikan dengan total Dana Pihak Ketiga yang dapat dihimpun oleh Bank. Apabila LDR perbankan meningkat maka dapat dikatakan bahwa bank tersebut menjalankan fungsinya sebagai lembaga


(48)

intermediasi dengan baik karena tidak hanya mampu menghimpun dana, tetapi bank tersebut juga mampu menyalurkan dananya lagi dalam bentuk kredit yang diberikan.

Jika diasumsikan tingkat suku bunga deposito memiliki hubungan yang searah dengan tingkat suku bunga kredit, maka LDR dan tingkat suku bunga deposito akan memiliki hubungan yang negatif. Naiknya suku bunga deposito akan meningkatkan pula suku bunga kredit, secara otomatis hal ini menambah biaya yang akan ditanggung debitur saat meminjam di bank sehingga minat masyarakat untuk melakukan pinjaman di bank akan menurun karena tingkat suku bunga kreditnya naik. Keadaan ini menyebabkan menurunnya LDR pada perbankan (Raharja, 2011:9).

d. Pengaruh NPL terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito

Menurut Darmawan dalam Artwienda (2009:21) NPL merupakan rasio yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam mengkover risiko kegagalan pengembalian kredit oleh debitur. Menurut Siamat (2005:358) NPL dapat diartikan sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat faktor kesengajaan dan atau karena faktor eksternal di luar kemampuan debitur. Dari pengertian di atas dapat katakan bahwa NPL mencerminkan risiko kredit, semakin kecil NPL semakin kecil pula resiko kredit yang ditanggung pihak bank.

Penelitian yang dilakukan oleh Wiranata (2008) terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat suku bunga deposito berjangka pada bank umum, Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan kondisi eksternal dan internal perbankan serta mengetahui


(49)

risiko yang muncul akibat semakin ketatnya persaingan dikalangan perbankan. Sampel penelitian adalah 130 bank umum yang beroperasi pada bulan Maret 2003 – Desember 2007. Hasil penelitian menyatakan bahwa NPL, LDR, CAR dan inflasi berpengaruh terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka pada bank umum.

B.Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan acuan dalam suatu penelitian, sebagai pembanding penelitian saat ini dengan penelitian sebelumnya. Adapun penelitian terdahulu yang dapat dijadikan perbandingan dengan penelitian sebelumnya disajikan pada tabel berikut:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Peneliti (Tahun) Judul Penelitian

Variabel Metode

Analisis Kesimpulan Almilia dan Utomo (2006) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka pada Bank Umum di Indonesia

X = CAR, LDR, ROA, Inflasi, Likuiditas perekonomian, Pertumbuhan ekonomi Y = Suku bunga deposito Regresi Linear Berganda Hasil penelitian menyatakan bahwa CAR, ROA, LDR, GDP, likuiditas perekonomian dan inflasi berpengaruh terhadap suku bunga deposito berjangka 3 bulan Wiranata (2008) Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga Deposito Pada Bank Umum

X = NPL, LDR, CAR dan Inflasi. Y = Suku Bunga Deposito

Regresi linear berganda

NPL, LDR, CAR dan inflasi berpengaruh terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka pada bank umum


(50)

Tabel 2.1 (Lanjutan) Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian

Variabel Metode

Analisis Kesimpulan Sudarmadi & Oswari (2009) The Influence of Capital Adequacy Ratio, Return on Asset, and Loan to Deposit Ratio to Deposit Twelve Month Bank Persero in Indonesia

X = CAR, ROA, LDR. Y = Suku bunga deposito berjangka 12 bulan Regresi linear berganda

1) Secara simultan ada pengaruh yang signifikan dari variabel CAR, ROA, LDR terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka dua belas bulan pada Bank Persero di Indonesia. Secara parsial hanya variabel CAR yang memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka 12. Raharja (2011) Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga Deposito Bank Umum di Indonesia Tahun 2006-2009 X = CAR,LDR,RO A dan Inflasi. Y = Tingkat Suku Bunga Deposito Bank Umum Di Indonesia Regresi Linear Berganda

2) Berdasarkan hasil penelitian secara simultan berpengaruh terhadap tingkat suku bunga deposito sedangkan secara parsial CAR, LDR dan inflasi berpengaruh secara signifikan sementara ROA tidak berpengaruh Berlanjut Ke Halaman Berikutnya


(51)

Tabel 2.1 (Lanjutan) Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian

Variabel Metode

Analisis Kesimpulan Rosianto dan Susilowati (2013) Pengaruh LDR, CAR, dan ROA terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka

X = LDR, CAR dan ROA. Y = Tingkat Suku Bunga Deposito Bank Umum Di Indonesia Regresi Linier Berganda Hasil penelitian menyatakan bahwa LDR berpengaruh positif, CAR tidak berpengaruh dan negatif dan ROA berpengaruh negatif terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka Prihastuti (2007) Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka pada Bank Persero di Indonesia

X = ROA, CAR, LDR, BOPO dan NPL

Y = Tingkat Suku Bunga Deposito Bank Persero Di Indonesia Regresi Linier Berganda Pada penetapan tingkat suku bunga deposito berjangka 12 bulan, variabel variabel bebas yang berpengaruh sigifikan adalah variabel ROA, LDR dan BOPO. sedangkan NPL tidak berpengaruh terhadap suku bunga deposito berjangka 12 bulan dibandingkan dengan suku bunga deposito berjangka 1,3 dan 6 bulan.

Jurnal Penelitian Terdahulu

C.Kerangka Pemikiran

Dari pemaparan telaah pustaka di atas, maka susunan kerangka berpikir teoritis yang dibangun adalah sebagai berikut:


(52)

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

CAR ROA LDR NPL

Tingkat Suku Bunga Deposito

Berjangka

Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas 2. Uji Multikolinieritas 3. Uji Heteroskedastisitas 4. Uji Autokorelasi

Uji Hipotesis 1. Uji t

2. Uji F

Uji Regresi Berganda

Kesimpulan dan Saran


(53)

D.Hipotesis

Berdasarkan teori dan permasalahan yang ada, dapat dirumuskan hipotesis alternatif sebagai berikut :

1. Ho1: Tidak terdapat pengaruh CAR terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Tiga Bulan.

Ha1: Terdapat pengaruh CAR terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Tiga Bulan.

2. Ho2: Tidak terdapat pengaruh ROA terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Tiga Bulan.

Ha2: Terdapat pengaruh ROA terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Tiga Bulan.

3. Ho3 : Tidak terdapat pengaruh LDR terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Tiga Bulan.

Ha3 : Terdapat pengaruh LDR terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Tiga Bulan.

4. Ho4 : Tidak terdapat pengaruh NPL terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Tiga Bulan.

Ha4 : Terdapat pengaruh NPL terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Tiga Bulan.

5. Ho5: Tidak terdapat pengaruh CAR, ROA, LDR dan NPL terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Tiga Bulan.

Ha5: Terdapat pengaruh CAR, ROA, LDR dan NPL terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Tiga Bulan.


(54)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Ruang Lingkup Penelitian

Pada penelitian ini yang dijadikan objek penelitian adalah pada perusahaan perbankan yang termasuk dalam bank Persero periode 2004 - 2012 dan penelitian dilakukan pada tahun 2014. Adapun yang akan dibahas terbatas hanya pada seberapa besar pengaruh capital adequacy ratio (X1), return on asset (X2), loan deposit ratio (X3) dan non perfoming loan (X4) terhadap variabel dependen, yaitu tingkat suku bunga deposito berjangka tiga bulan.

Sebagai variabel independen pada penelitian ini adalah yang diberi capital adequacy ratio (X1), return on asset (X2), loan deposit ratio (X3) dan non perfoming loan (X4). Sedangkan variabel dependen pada penelitian ini adalah tingkat suku bunga deposito berjangka tiga bulan yang diberi lambang (Y).

B.Metode Pemilihan Sampel

Populasi merupakan subyek penelitian. Menurut Sugiyono (2010:117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi dari penelitian ini adalah jumlah bank umum sesuai data yang dirilis oleh Otoritas


(55)

Jasa Keuangan per Oktober 2013 pada situs resminya (www.ojk.go.id/dl.php?i=1966) diakses pada tanggal 20 Juni 2014)yaitu mencantumkan 120 bank. Jumlah tersebut terbagi-bagi menjadi beberapa kategori sesuai dengan jenis kepemilikannyadan ruang lingkup operasinya.

Menurut Sugiyono (2010:118) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apabila peneliti melakukan penelitian terhadap populasi yang besar, sementara peneliti ingin meneliti tentang populasi tersebut dan peneliti memiliki keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel, sehingga generalisasi kepada populasi yang diteliti. Maknanya sampel yang diambil dapat mewakili atau representatif bagi populasi tersebut.

Metode penentuan sampel dalam penentuan ini menggunakan purposive sampling, yaitu yaitu metode pengambilan sampel yang tidak bersifat acak danberdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Alasan utamanya adalah karena objek penelitian ini sangat jelas bahwa bank yang dibedakan atas jenis kepemilikannya dan jumlahsampel yang termasuk dalam penelitian ini tergolong tidak banyak, yaitu kurang dari 5, sehingga pemilihan sampelnya tidak diacak.

Sampel yang dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu, antara lain:

1. Bank yang menjadi sampel merupakan Bank Umum Persero sesuai definisi yang telah dipaparkan sebelumnya serta sesuai dengan daftar nama dan kantor bank yang telah dirilis di Bank Indonesia.


(56)

2. Data mengenai laporan keuangan bank triwulan per 31 Maret 2004-2012 tersedia diwebsite Bank Indonesia.

3. Bank Umum Persero menjalankan usahanya secara umum sesuai dengan UU No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan.

Sampel penelitian ini adalah bank-bank persero yang berjumlah 4 bank umum yang dimaksud meliputi bank Mandiri, BRI, BNI dan BTN. Data pemberian kredit bank persero yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia per-triwulan dari maret tahun 2004 hingga desember tahun 2012.

C.Metode Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang berasal dari literatur-literatur/sumber lain dari dalam maupun luar BI, BPS. sedangkan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain (sudah tersedia) dan digunakan untuk penelitian lain. Data tersebut meliputi:

a. Laporan keuangan bank umum persero tentang tingkat suku bunga deposito berjangka yang dipublikasikan oleh BI.

b. Data rasio keuangan yang di pubilkasikan BI dan BPS

c. Data penelitian ini menurut waktunya merupakan data time series atau juga disebut data deret waktu yang merupakan data deret waktu yang merupakan sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu dalam berbagai interval waktu tertentu.


(57)

2. Library Research

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilengkapi pula dengan membaca dan mempelajari serta menganalisis literature yang bersumber dari buku-buku dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini. Hal ini dilakukan untuk mendapat landasan teori dan konsep yang tersusun. Peneliti melakukan penelitian dengan membaca, mengutip bahan-bahan yang berkenaan dengan penelitian.

D.Metode Analisis Data

Berdasarkan tujuan penelitian, maka metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Analisa Pengujian Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2009:19). Dengan menggunakan pengujian statistik berbantuan software Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 20 akan diketahui rata-rata, nilai minimum dan maksimum, dan standar deviasi dari setiap variabel yang digunakan.

2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Data

Uji Normalitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi dependen variabel, independen variabel ataupun keduanya mempunyai


(58)

distribusi yang normal atau tidak. Salah satu cara untuk melihat data yang telah memenuhi uji Normalitas adalah dengan menggunakan normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.

Tujuan dari uji normalitas ini adalah untuk menguji apakah model regresi mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah bila distribusi errornya normal atau mendekati normal. Terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2009:160). 1) Pengujian Normalitas Menggunakan P-Plot

Metode yang digunakan dalam analisis grafik adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Deteksi normalitas dapat dilakukan dengan:

a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak

mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

2) Pengujian Normalitas Menggunakan Kolmogorov Smirnov

Selain itu penelitian uji normalitas dapat juga menggunakan uji Kolmogorov Smirnov dengan bantuan program SPSS. Dalam penelitian ini, uji yang dilakukan untuk menentukan normalitas


(59)

dengan menggunakan statistik Kolmogorov – Smirnov (Ghozali, 2009:160). Cara untuk mendeteksi normalitas dengan menentukan terlebih dahulu hipotesis pengujian, yaitu:

Hipotesis nol (Ho) : data terdistribusi secara normal Hipotesis Alternatif (Ha) : data tidak terdistribusi secara normal

b. Uji Multikolinearitas

Ghozali (2009:105) menyatakan bahwa Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2009:106). Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan variance Inflatiion Factor (VIF) dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS. Apabila nilai tolerance value lebih tinggi daripada 0,10 atau VIF lebih kecil dari 10 maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Data yang baik yaitu homoskedastisitas yaitu kesamaan varians dan residual. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu melihat hasil output SPSS melalui grafik


(60)

scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized (Ghozali, 2009:139). Dasar analisis dari uji heteroskedastisitas adalah sebagai berikut:

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

d. Uji Autokolerasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data rentet waktu (time series) karena “gangguan” pada seorang individu kelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada individu kelompok yang sama pada periode berikutnya. Pada data crossection (silang waktu), masalah autokorelasi relatif jarang terjadi


(61)

karena “gangguan” pada observasi yang berbeda berasal dari individu kelompok yang berbeda. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali 2009:139). Adanya autokorelasi dapat mengakibatkan:

1) Varians sampel tidak dapat menggambarkan varians populasi.

2) Model regresi yang dihasilkan tidak dapat digunakan untuk menduga nilai variabel terikat dari nilai variabel bebas tertentu.

3) Varians dari koefisiennya menjadi tidak minim lagi, sehingga koefisien estimasi yang diperoleh kurang akurat. Uji t tidak berlaku lagi, jika uji t tersebut tetap digunakan, maka kesimpulan yang diperoleh salah.

Uji durbin Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi di antara variabel independen hipotesis yang akan diuji adalah:

Ho : tidak ada autokorelasi (r = 0) Ha : ada autokorelasi (r ≠ 0)

Tabel 3.1

Pengambilan Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi

Hipotesis nol Keputusan Jika

Tdk ada autokorelasi positif Tdk ada autokorelasi positif Tdk ada korelasi negatif Tdk ada korelasi negatif

Tdk ada autokorelasi positf atau negatif

Tolak No decision Tolak No decision Tdk ditolak

0 < d < dl dl ≤ d ≤ du 4 dl d 4

4 –da ≤ d ≤ 4 - dl Du < d < 4 - du Sumber: Ghozali, 2009:99


(1)

BNI Loan to Deposit Ratio (LDR)

Keterangan T1 T2 T3 T4

2004 0,4908 0,5081 0,5049 0,551 2005 0,5842 0,5827 0,5656 0,5424 2006 0,5049 0,5178 0,4855 0,4898 2007 0,4885 0,5532 0,5942 0,6056 2008 0,7046 0,6955 0,7320 0,6861

2009 0,6876 0,7097 0,746 0,6406

2010 0,6723 0,6821 0,6864 0,7015 2011 0,7327 0,7608 0,7829 0,7037 2012 0,7436 0,7361 0,7682 0,7752

BTN Loan to Deposit Ratio (LDR)

Keterangan T1 T2 T3 T4

2004 0,6183 0,6429 0,6514 0,679 2005 0,7543 0,7839 0,8003 0,7893 2006 0,8007 0,8147 0,8376 0,8375 2007 0,8552 0,8930 0,9338 0,9238

2008 0,9629 0,996 1,0743 1,0183

2009 1,0196 1,0466 1,1308 1,0129

2010 1,1397 1,1604 1,143 1,0842

2011 1,1033 1,1085 1,1227 1,0257 2012 1,0277 1,0830 1,1044 1,0090 Mandiri Loan to Deposit Ratio (LDR)

Keterangan T1 T2 T3 T4

2004 0,4332 0,4632 0,4977 0,5184

2005 0,5584 0,5462 0,553 0,4988

2006 0,5090 0,5236 0,5354 0,5502

2007 0,5533 0,5364 0,551 0,5202

2008 0,5664 0,5953 0,6207 0,5689 2009 0,6132 0,5981 0,6043 0,5915 2010 0,6189 0,6422 0,6962 0,6544 2011 0,6793 0,7343 0,7625 0,7165 2012 0,7897 0,8142 0,8223 0,7766

BRI Loan to Deposit Ratio (LDR)

Keterangan T1 T2 T3 T4

2004 0,6599 0,6902 0,7431 0,7569 2005 0,7650 0,7680 0,8033 0,7783 2006 0,7819 0,7626 0,7729 0,7253 2007 0,7470 0,7273 0,7388 0,6880 2008 0,7419 0,7701 0,8635 0,7993 2009 0,8135 0,8533 0,8735 0,8088 2010 0,8653 0,8836 0,8898 0,7517 2011 0,8575 0,9022 0,8922 0,7620 2012 0,8403 0,8213 0,8523 0,7985


(2)

BNI Non Performing Loan (NPL)

Keterangan T1 T2 T3 T4

2004 0,0443 0,0598 0,0612 0,046

2005 0,0202 0,0782 0,083 0,0836

2006 0,1088 0,1125 0,1158 0,0655 2007 0,0668 0,0540 0,0470 0,0401 2008 0,0317 0,0171 0,0106 0,0174

2009 0,0154 0,0117 0,019 0,0084

2010 0,0113 0,0089 0,0074 0,0111 2011 0,0085 0,0073 0,0058 0,0051 2012 0,0065 0,0071 0,0076 0,0075

BTN Non Performing Loan (NPL)

Keterangan T1 T2 T3 T4

2004 0,0479 0,0079 0,0481 0,0022 2005 0,0105 0,0153 0,0192 0,0118 2006 0,0250 0,0255 0,0341 0,0177 2007 0,0299 0,0308 0,0317 0,0281 2008 0,0344 0,0364 0,0323 0,0266 2009 0,0336 0,0339 0,0429 0,0336 2010 0,0328 0,0343 0,0348 0,0266 2011 0,0339 0,0365 0,0346 0,0223 2012 0,0222 0,0242 0,0251 0,0312

Mandiri Non Performing Loan (NPL)

Keterangan T1 T2 T3 T4

2004 0,0866 0,0856 0,0749 0,0743 2005 0,1888 0,2583 0,2439 0,2658 2006 0,2766 0,2645 0,2603 0,1708 2007 0,1702 0,1618 0,1268 0,0733 2008 0,0514 0,0474 0,0442 0,0469 2009 0,0593 0,0478 0,0364 0,0262 2010 0,0053 0,0053 0,0071 0,0054 2011 0,0061 0,0051 0,0057 0,0045 2012 0,0046 0,0044 0,0038 0,0037

BRI Non Performing Loan (NPL)

Keterangan T1 T2 T3 T4

2004 0,0630 0,0646 0,0575 0,0419 2005 0,0458 0,0562 0,0515 0,0468 2006 0,0502 0,0509 0,0479 0,0481 2007 0,0531 0,0545 0,0499 0,0344 2008 0,0383 0,0337 0,0290 0,028 2009 0,0324 0,0370 0,0392 0,0352 2010 0,0121 0,0118 0,0115 0,0074 2011 0,0076 0,0102 0,0075 0,0042 2012 0,0077 0,0055 0,0054 0,0034


(3)

BNI Suku Bunga Deposito 3 bulan

Keterangan T1 T2 T3 T4

2004 0,0608 0,0605 0,0633 0,0647

2005 0,066 0,0717 0,0856 0,1171

2006 0,1203 0,1158 0,1079 0,0960 2007 0,0844 0,0776 0,0728 0,0733 2008 0,0701 0,0696 0,0900 0,1047 2009 0,0996 0,0939 0,0849 0,0734

2010 0,0674 0,067 0,0668 0,0673

2011 0,1697 0,1576 0,1423 0,1365 2012 0,1272 0,1135 0,0827 0,0711

BTN Suku Bunga Deposito 3 bulan

Keterangan T1 T2 T3 T4

2004 0,0608 0,0605 0,0633 0,0647

2005 0,066 0,0717 0,0856 0,1171

2006 0,1203 0,1158 0,1079 0,0960 2007 0,0844 0,0776 0,0728 0,0733 2008 0,0701 0,0696 0,0900 0,1047 2009 0,0996 0,0939 0,0849 0,0734

2010 0,0674 0,067 0,0668 0,0673

2011 0,1697 0,1576 0,1423 0,1365 2012 0,1272 0,1135 0,0827 0,0711

Mandiri Suku Bunga Deposito 3 bulan

Keterangan T1 T2 T3 T4

2004 0,0608 0,0605 0,0633 0,0647

2005 0,066 0,0717 0,0856 0,1171

2006 0,1203 0,1158 0,1079 0,0960 2007 0,0844 0,0776 0,0728 0,0733 2008 0,0701 0,0696 0,0900 0,1047 2009 0,0996 0,0939 0,0849 0,0734

2010 0,0674 0,067 0,0668 0,0673

2011 0,1697 0,1576 0,1423 0,1365 2012 0,1272 0,1135 0,0827 0,0711

BRI Suku Bunga Deposito 3 bulan

Keterangan T1 T2 T3 T4

2004 0,0608 0,0605 0,0633 0,0647

2005 0,066 0,0717 0,0856 0,1171

2006 0,1203 0,1158 0,1079 0,0960 2007 0,0844 0,0776 0,0728 0,0733 2008 0,0701 0,0696 0,0900 0,1047 2009 0,0996 0,0939 0,0849 0,0734 2010 0,0674 0,0670 0,0668 0,0673 2011 0,1697 0,1576 0,1423 0,1365 2012 0,1272 0,1135 0,0827 0,0711


(4)

Lampiran 3: Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

CAR 144 .1202 .2981 .179655 .0359870

ROA 144 .0047 .0608 .027703 .0131701

LDR 144 .4332 1.1604 .744917 .1749472

NPL 144 .0022 .2766 .046643 .0564713

SBD 144 .0605 .1697 .091475 .0285102

Valid N (listwise) 144

Correlations

SBD CAR ROA LDR NPL

Pearson Correlation

SBD 1.000 -.107 -.064 .238 -.161 CAR -.107 1.000 -.136 -.273 .549 ROA -.064 -.136 1.000 .132 -.243 LDR .238 -.273 .132 1.000 -.473 NPL -.161 .549 -.243 -.473 1.000

Sig. (1-tailed)

SBD . .101 .222 .002 .027 CAR .101 . .052 .000 .000 ROA .222 .052 . .057 .002 LDR .002 .000 .057 . .000 NPL .027 .000 .002 .000 .

N

SBD 144 144 144 144 144

CAR 144 144 144 144 144

ROA 144 144 144 144 144

LDR 144 144 144 144 144

NPL 144 144 144 144 144

Model Summaryb Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .269a .072 .045 40.73885 1.856

a. Predictors: (Constant), NPL, ROA, LDR, CAR b. Dependent Variable: SBD

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 17948.112 4 4487.028 2.704 .033b

Residual 230691.888 139 1659.654

Total 248640.000 143

a. Dependent Variable: SBD

b. Predictors: (Constant), NPL, ROA, LDR, CAR

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 72.662 14.513 5.007 .000

CAR -.023 .098 -.023 -.238 .812 .699 1.431

ROA -.114 .084 -.114 -1.350 .179 .941 1.063


(5)

(6)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 144

Normal Parametersa,b Mean 0E-7

Std. Deviation 40.16503440 Most Extreme Differences

Absolute .096

Positive .096

Negative -.074

Kolmogorov-Smirnov Z 1.151

Asymp. Sig. (2-tailed) .141

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Peforming Loan (NPL), Operating Expenses/Operating Income (BOPO), Return On Asset (ROA), dan Net Interest Margin (NIM) Terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) Dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) Sebagai Va

5 73 122

Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Return On Assets, Suku Bunga SBI Terhadap Jumlah Penyaluran Kredit: Studi Empiris Pada Bank BUMN dan Bank Swasta Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

6 110 108

Pengaruh Capital Adequacy Ratio(CAR), Non Performing Loan (NPL), Operating Ratio (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio(LDR) Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 66 83

Analisis Pengaruh Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional terhadap Return on Asset Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011

3 85 86

Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Beban Operasi Terhadap Pendapatan Operasi, Net Interest Margin, Dan Loan To Deposit Ratio Terhadap Return On Asset Pada Bank Pembangunan Daerah

1 85 110

Pengaruh Capital Adequwacy Ratio (CAR),Retrn On Asset (ROA), Retrn On Equwacy (ROE), Loan To Deposit Ratio (LDR), Dan Price EarningRatio (PER) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bei

1 41 115

Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Operational Efficiency Ratio, Financing To Deposit Ratio Terhadap Return On Asset Bank Mega Syariah Indonesia

2 41 105

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Likuiditas Bank Umum di Indonesia

15 377 117

Pengaruh Beban Operasional Pendapatan Operasional, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan To Deposit Ratio, Net Interest Margin Dan Bank Size Terhadap Return On Asset Pada Bank Bumn Go Public Di Bursa Efek Indonesia

0 54 99

Analisis Pengaruh Retum oh Assets (ROA), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Non Performing Loan (NPL) Terhadap Penyaluran Kredit (Studi kasus pada Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI)

0 4 128