Pengujian Asumsi Klasik ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

tinggi akan diminati oleh investor sehingga harga saham juga akan meningkat. EPS yang tinggi menandakan bahwa perusahaan dapat memberikan tingkat kemakmuran kepada para pemegang saham, sebaliknya EPS yang rendah menandakan bahwa perusahaan gagal dalam memberikan tingkat kemakmuran kepada pemegang saham. Net Profit Margin NPM, rasio ini menunjukkan mengukur seberapa besar laba bersih yang dapat diperoleh dari setiap rupiah penjualan perusahaan. Berdasarkan hasil deskriptif statistik pada tabel 4.1 di atas diketahui nilai terendah untuk variabel Net Profit Margin NPM adalah sebesar 0,01 dengan nilai tertinggi sebesar 107,61 dan standar deviasi sebesar 11,33 dan nilai rata-rata sebesar 2,27; berarti bahwa rata-rata perusahaan menghasilkan laba sebesar Rp. 2,27 dari setiap rupiah penjualan perusahaan. Rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi total pengeluaran biaya-biaya dalam perusahaan. semakin efisien suatu perusahaan dalam pengeluaran biaya- biayanya, maka semakin besar tingkat keuntungan yang akan diperoleh perusahaan tersebut.

B. Pengujian Asumsi Klasik

Untuk mengetahui parameter dalam model yang digunakan adalah shahih maka penelitian harus diuji mengenai asumsi klasik dari regresi model sehingga tidak terjadi penyimpangan terhadap asumsi normalitas, multikolinieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Untuk mengujimendeteksi adanya penyimpangan asumsi klasik menggunakan alat bantu komputer program SPSS 11. Hasil uji asumsi klasik pada model awal dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah analisis antara variabel dependen dengan variabel independen mempunyai distribusi normal atau tidak. Hasil analisis terhadap asumsi normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov terhadap nilai residual dari persamaan regresi disajikan dalam tabel berikut ini : Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Variabel Z hitung Sign Kesimpulan Residual 2,407 0,000 Tidak Normal Sumber : data diolah, 2009 Hasil uji normalitas pada tabel 4.2, menunjukan bahwa nilai probabilitas pada jumlah sampel N sebesar 132 adalah 0,000, hal ini menunjukan bahwa nilai 0,000 0,05, berarti sebaran data tidak berdistribusi normal. 2. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independent lain dalam suatu model. Kemiripan antar variabel menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat antar suatu variabel independen dengan variabel independen yang lain. Selain deteksi terhadap multikolinieritas, juga dapat bertujuan untuk menghindari kebiasaan dalam proses pengambilan kesimpulan mengenai pengaruh uji parsial masing- masing variabel independen terhadap dependen. Model enter digunakan untuk menguji adanya multikonieritas yaitu dengan melihat pada tolerence value atau variance inflation facor VIF. Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinieritas mempunyai tolerence value di atas angka 0,1, sedangkan batas VIF adalah 10 dan mempunyai angka mendekati 1. Berikut adalah hasil pengujian multikolinearitas : Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinieritas Variabel Tolerance VIF Kesimpulan ROA ROE EPS NPM 0,535 0,314 0,429 0,863 1,870 3,187 2,329 1,159 Bebas Multikolinieritas Bebas Multikolinieritas Bebas Multikolinieritas Bebas Multikolinieritas Sumber: data diolah, 2009 Dengan melihat hasil pengujian multikolinearitas di atas, diketahui bahwa tidak ada satupun dari variabel bebas yang mempunyai nilai tolerance lebih kecil dari 0,1. Begitu juga nilai VIF masing-masing variabel tidak ada yang lebih besar dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada korelasi yang sempurna antara variabel bebas independent, sehingga model regresi ini tidak ada masalah multikolinearitas. 3. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedatisitas adalah keadaan dimana varian setiap variabel gangguan disturbance term yang dibatasi oleh nilai tertentu pada variabel-variabel bebas tidak berbentuk nilai konstan yang sama dengan σ 2 . Untuk mengetahui ada tidaknya masalah heteroskedatisitas akan dilakukan pengujian dengan uji Park. Hasil pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini. Tabel 4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas Variabel t-hitung Prob Kesimpulan ROA ROE EPS NPM -3,024 0,008 3,571 -1,031 0,003 0,994 0,001 0,304 Terjadi Heteroskedastisitas Bebas Heteroskedastisitas Terjadi Heteroskedastisitas Bebas Heteroskedastisitas Sumber: data diolah, 2009 Hasil pengujian pada tingkat signifikansi 5 menunjukkan nilai probabilitas variabel ROE dan NPM lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan untuk variabel ROE dan NPM tidak ada masalah heteroskedastisitas. Sedangkan untuk variabel ROA dan EPS mempunyai probabilitas lebih kecil dari 0,05, berarti terjadi masalah heteroskedastisitas pada variabel ROA dan EPS. 4. Autokorelasi Uji Autokorelasi adalah adanya korelasi antar anggota sampel yang diurutkan berdasarkan waktu. Autokorelasi sering terjadi pada sampel dengan data time series dengan n-sampel adalah periode waktu. Sedangkan untuk sampel data crossection dengan n-sampel item seperti perusahaan, orang, wilayah, dan lain sebagainya jarang terjadi, karena variabel pengganggu item sampel yang satu berbeda dengan yang lain. Pengujian autokorelasi dengan menggunakan Durbin Watson Test. Kriteria pengambilan keputusan pengujian autokorelasi adalah sebagai berikut: a. Angka D-W antara 0 sampai 1,5 berarti ada autokorelasi positif. b. Angka D-W antara 1,5 sampai 2,5 berarti tidak ada autokorelasi. c. Angka D-W antara 2,5 sampai 4 berarti ada autokorelasi negatif. Berdasarkan hasil pengujian autokorelasi dengan menggunakan bantuan progam komputer SPSS 11 diperoleh nilai Durbin-Watson sebesar 1,454 lihat lampiran uji autokorelasi. Dengan nilai Durbin-Watson 1,454 yang berada di antara 0 sampai 1,5 maka dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini ada masalah autokorelasi. Hasil pengujian model pertama ada masalah ketidaknormalan data, terjadi heteroskedastisitas, dan ada masalah autokorelasi untuk memperbaiki model dilakukan transformasi model pada variabel EPS dan harga saham dengan menggunakan tranformasi data dalam bentuk logaritma natural Ln. Hasil uji asumsi klasik dan uji hipotesis hasil tranformasi tersebut dapat dijelaskan di bawah ini. 5. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah analisis antara variabel dependen dengan variabel independen mempunyai distribusi normal atau tidak. Hasil analisis terhadap asumsi normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov terhadap nilai residual dari persamaan regresi disajikan dalam tabel berikut ini : Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Variabel Z hitung Sign Kesimpulan Residual 0,834 0,490 Normal Sumber : data diolah, 2009 Hasil uji normalitas pada tabel 4.5, menunjukan bahwa nilai probabilitas pada jumlah sampel N sebesar 132 adalah 0,490, hal ini menunjukan bahwa nilai 0,490 0,05, berarti sebaran data berdistribusi normal. 6. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independent lain dalam suatu model. Kemiripan antar variabel menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat antar suatu variabel independen dengan variabel independen yang lain. Selain deteksi terhadap multikolinieritas, juga dapat bertujuan untuk menghindari kebiasaan dalam proses pengambilan kesimpulan mengenai pengaruh uji parsial masing- masing variabel independen terhadap dependen. Model enter digunakan untuk menguji adanya multikonieritas yaitu dengan melihat pada tolerence value atau variance inflation factor VIF. Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinieritas mempunyai tolerence value di atas angka 0,1, sedangkan batas VIF adalah 10 dan mempunyai angka mendekati 1. Berikut adalah hasil pengujian multikolinearitas : Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinieritas Variabel Tolerance VIF Kesimpulan ROA ROE LnEPS NPM 0,531 0,375 0,560 0,877 1,882 2,664 1,787 1,140 Bebas Multikolinieritas Bebas Multikolinieritas Bebas Multikolinieritas Bebas Multikolinieritas Sumber: data diolah, 2009 Dengan melihat hasil pengujian multikolinearitas di atas, diketahui bahwa tidak ada satupun dari variabel bebas yang mempunyai nilai tolerance lebih kecil dari 0,1. Begitu juga nilai VIF masing-masing variabel tidak ada yang lebih besar dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada korelasi yang sempurna antara variabel bebas independent, sehingga model regresi ini tidak ada masalah multikolinearitas. 7. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedatisitas adalah keadaan dimana varian setiap variabel gangguan disturbance term yang dibatasi oleh nilai tertentu pada variabel-variabel bebas tidak berbentuk nilai konstan yang sama dengan σ 2 . Untuk mengetahui ada tidaknya masalah heteroskedatisitas akan dilakukan pengujian dengan uji Park. Hasil pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat pada tabel 4.7 di bawah ini. Tabel 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas Variabel t-hitung Prob Kesimpulan ROA ROE LnEPS NPM -1,542 1,431 -0,097 0,171 0,125 0,155 0,923 0,865 Bebas Heteroskedastisitas Bebas Heteroskedastisitas Bebas Heteroskedastisitas Bebas Heteroskedastisitas Sumber: data diolah, 2009 Hasil pengujian pada tingkat signifikansi 5 menunjukkan nilai probabilitas masing-masing variabel bebas lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan untuk keempat variabel tidak ada masalah heteroskedastisitas. Dengan demikian tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. 8. Autokorelasi Uji Autokorelasi adalah adanya korelasi antar anggota sampel yang diurutkan berdasarkan waktu. Autokorelasi sering terjadi pada sampel dengan data time series dengan n-sampel adalah periode waktu. Sedangkan untuk sampel data crossection dengan n-sampel item seperti perusahaan, orang, wilayah, dan lain sebagainya jarang terjadi, karena variabel pengganggu item sampel yang satu berbeda dengan yang lain. Pengujian autokorelasi dengan menggunakan Durbin Watson Test. Kriteria pengambilan keputusan pengujian autokorelasi adalah sebagai berikut: a. Angka D-W antara 0 sampai 1,5 berarti ada autokorelasi positif. b. Angka D-W antara 1,5 sampai 2,5 berarti tidak ada autokorelasi. c. Angka D-W antara 2,5 sampai 4 berarti ada autokorelasi negatif. Berdasarkan hasil pengujian autokorelasi dengan menggunakan bantuan progam komputer SPSS 11 diperoleh nilai Durbin-Watson sebesar 1,574 lihat lampiran uji autokorelasi. Dengan nilai Durbin-Watson 1,574 yang berada di antara 1,5 sampai 2,5 maka dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini tidak ada masalah autokorelasi. Berdasarkan uji asumsi klasik normalitas, autokorelasi, multikolinieritas, heteroskedastisitas diperoleh bahwa dalam model yang digunakan sudah tidak terjadi penyimpangan asumsi klasik, artinya model regresi pada penelitian dapat digunakan sebagai dasar analisis.

C. Pengujian Hipotesis

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM INDUSTRI MANUFAKTUR DI BEI ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM INDUSTRI MANUFAKTUR DI BEI TAHUN 2004-2007.

0 2 11

PENDAHULUAN ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM INDUSTRI MANUFAKTUR DI BEI TAHUN 2004-2007.

0 2 8

LANDASAN TEORI ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM INDUSTRI MANUFAKTUR DI BEI TAHUN 2004-2007.

0 2 13

KESIMPULAN ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM INDUSTRI MANUFAKTUR DI BEI TAHUN 2004-2007.

0 2 22

PENGARUH RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIC DI BEI TAHUN 2004-2007.

0 0 6

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DAN TINGKAT KEMAHALAN HARGA SAHAM TERHADAP PEMECAHAN SAHAM (Study Empiris Pada Perusahaan Go Public di BEI Tahun 2006-2007).

0 0 8

PENGARUH ANALISIS PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN ROKOK YANG PENGARUH ANALISIS PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN ROKOK YANG TERCATAT DI BEI TAHUN 2004-2009.

0 0 13

PENDAHULUAN PENGARUH ANALISIS PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN ROKOK YANG TERCATAT DI BEI TAHUN 2004-2009.

0 0 7

PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL DAN KINERJA PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA BANK - BANK YANG GO PUBLIC DI BEI PERIODE 2007-2011 - Perbanas Institutional Repository

0 0 16

PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL DAN KINERJA PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA BANK - BANK YANG GO PUBLIC DI BEI PERIODE 2007-2011 - Perbanas Institutional Repository

0 0 14