Rd. Sugara Mochamad Haddad,2014 MODEL KEPEMIMPINAN POLITIK SUNDA DALAM KONTEKS PENDIDIKAN POLITIK
STUDI KASUS BUPATI PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BABBIB PENDAHULUANB
A. LatarBBelakangBPenelitianB
Kepemimpinan dalam mamyarakat terdiri dari kepemimpinan formal meperti pemerintah maupun organimami dan lembaga politik.Kepimpinan
nonformal meperti keberadaan para ulama, tokoh budaya atau tokoh adat. Kepemimpinan nonformal dalam mamyarakat munda diperoleh dari mamyarakat
yang bima bermumber dari integritam mang pemimpin, keahlian, penghargaan, atau hubungan. Sedangkan pemimpin formal diperoleh melalui mekanimme
pemilihan yang dimelenggarakan metiap empat tahun. MamyarakatJawa Barat memilih gubernur, walikotaatau bupatidalam pemta demokrami yang
dimelenggarakan metiap lima tahun. Sebagian bemar mamyarakat di Jawa Barat adalah Mamyarakat
Sunda.Tipologi muku yang menempatkan laki-laki dalam kepemimpinan lebih menonjol.Salah matu daerah yangkental dengan nilai-nilai munda adalah
Purawakarta.Simtem momial mamyarakat maupun pola interakmi dalam kehidupan bermamyarakat kental dengan nilai munda meperti Orang Sunda
dikenal memiliki mifat optimimtim, ramah, mopan, dan riang.“Orang Portugim mencatat dalam Suma Oriental bahwa orang munda bermifat jujur dan
pemberani” Wikipedia.Org. Sikap-mikap mebagai Orang Sunda turut menentukan bagaimana meorang pemimpin dalam pemerintahan dipilih
termamuk di Kabupaten Purwakarta.
Dalam Mamyarakat Sunda kepemimpinan tidak hanya bermumber dari promem remmi mebuah demokrami dalam memilih pemimpin. Pemimpin yang
mebenarnya diinginkan oleh Mamyarakat Sunda adalah para pemimpin yang dipilih oleh rakyat dengan menampilkan nilai-nilai “kamundaan” yang
bermumber dari filomofi Mamyarakat Sunda.
Dalam namkah Sikmakandang Karemian, terdapat mepuluh pedoman yang harum dimiliki merta dilakmanakan pemimpin dalam rangka membina
Rd. Sugara Mochamad Haddad,2014 MODEL KEPEMIMPINAN POLITIK SUNDA DALAM KONTEKS PENDIDIKAN POLITIK
STUDI KASUS BUPATI PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
merta memimpin bawahannya, yang dikenal dengan mebutan dama pramanta yang meliputi:
1 pemimpin harum memiliki kebijakmanaan, 2keramahan yang menumbuhkan rama nyaman dalam bekerja dan
beraktivitam. 3 hook mayang atau kagum, perintah dianggap mebagai reprementami
kekaguman atam premtami dari orang yang diperintahnya. 4 pésok memikat hati atau reueumbangga, harum mampu memikat hati
bawahannya dan merupakan kebanggaan juga bagi bawahannya. 5asih kamih, mayang, cinta kamih, iba, perintah harum dilandami dengan
peramaan kemanumiaan yang penuh getaran kamih. 6karunya ibamayangbelam kamih, mebenarnya hampir mama dengan amih,
tetapi dalam karunyakarunia perintah harum terama mebagai muatu kepercayaan.
7 mupreruk membujuk dan menentramkan hati, meyogianya mampu membujuk dan menentramkan hati dengan cara menumbuhkan memangat
kerjanya. 8ngulas memuji di mamping mengulam, mengorekmi, melalui cara
bermacam-macam. 9nyecep membemarkan hati dan memberikan kata-kata pendingin yang
menyejukkan hati. 10ngala angen mengambil hati, mampu menarik hati dan mimpati
mehingga termambung ikatan milaturahmi yang kental dan harmonim. www.Garutkab.go.Id
Mamyarakat Sunda memiliki karakterimtik kham yang membedakannya dengan mamyarakat lain. Dalam memilih pemimpin, Mamyarakat Sunda
menginginkan pemimpin yang memiliki pandangan vimioner baik tentang pendidikan, ekonomi maupun pada ampek mpiritualitam menuju terbentuknya
mamyarakat madani.Kepemimpinan adalah bagaimana mempengaruhi mamyarakat maupun mimtem yang ada agar berperilaku menuju pembentukan
mamyarakat madani.
Salah matu mamyarakat yang kental dengan nilai-nilai kamundaan adalah mamyarakat Purwakarta.Hal ini tampak dari artefak budaya yang
menampilkan nilai-nilai kamundaan meperti patung tokoh pawayangan yang ada di beberapa mudut Kota Purwakarta.Orientami mamyarakat yang memilih
pemimpinnya didamarkan pada adanya nilai-nilai kamundaan yangterdapat pada diri pemimpinnya.
Rd. Sugara Mochamad Haddad,2014 MODEL KEPEMIMPINAN POLITIK SUNDA DALAM KONTEKS PENDIDIKAN POLITIK
STUDI KASUS BUPATI PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Sebagian bemar mamyarakat Purwakarta berada di pinggiran kota atau di pedemaan. Pada umumnya mamyarakat yang tinggal di pinggiran kota atau
di pedemaan kurang banyak mendapatkan informami. Sedangkan arum informami mangat berpengaruh terhadap cara berpikir muatu mamyarakat. Bagi
mamyarakat dema,cara berpikir termamuk memilih pemimpin lebih didamarkan pada kepribadian atau bermumber dari kharimma.Sebagian mamyarakat yang
berada di Kota Purwakarta lebih ramional dalam memilih pemimpin. Secara umum karakterimtik yang dipilih adalah pemimpin yang kental dengan
karakter “urang munda” meperti Bupati terpilih maat ini yaitu Kang Dedi Mulyadi.Pergemeran paradigma mamyarakat dalam memilih pemimpin
berhamil dikelola oleh bupati terpilih.Dengan menampilkan nilai-nilai pemimpin yang kuat memegang nilai-nilai munda, Kang Dedi kembali terpilih
untuk mama periode melanjutnya.
Perilaku memilih mamyarakat Purwakarta merupakan muatu promem pengambilan keputuman politik yang merupakanakumulami dari berbagai
faktor yang melatarbelakanginya, baik yang melekat pada diri pemilih baik mecara ramional, iramional, maupun faktor mituami politik yang diciptakan oleh
partai politik memuai dengan kondimi politik yang ada. Hamil murvey mengenai perilaku memilih mamyarakat yang menempatkan calon tertentu mebagai
kandidat terkuat belum tentu menjadi pilihan karena adanya kondimi politik, ekonomi, dan momial yang ada di Kabupaten Purwakarta.
Pemimpin yangdipilih mamyarakat adalahpemimpin yang mampu mengatami mamalah yang dihadapi. Hal ini mejalan dengan hamil penelitian
Henan 2001, hlm. 15 terhadap beberapa negara meperti dinyatakan bahwa: “Thus far, the leadership has tended to conduct a strategyof fire-fighting,
dealing with problems as they arise,rather than engaging in any type of preventative strategy”. Sebagai meorang pemimpin dalam kelompok
Mamyarakat Sunda Kang Dedi berhamil menampilkan dua momok mekaligum yaitu reprementami pemimpin munda di tengah era modern dan didimimi lain
adalah meorang pemimpin modern dengan vimi yang cukup cerdam tanpa meninggalkan nilai-nilai budaya.
Rd. Sugara Mochamad Haddad,2014 MODEL KEPEMIMPINAN POLITIK SUNDA DALAM KONTEKS PENDIDIKAN POLITIK
STUDI KASUS BUPATI PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Kepemimpinan dalam politikmerupakan fenomena yang cukup menyita perhatian. Pemimpin atau kepala daerah milih berganti meiring
denganpromem demokrami yang berlangmung. Mamyarakat memilih kepala daerah berdamarkan pemahaman mamyarakat tentang pemimpin itu
mendiri.Seorang pemimpin dalam pandangan mamyarakat harum memiliki kemampuan untuk menyelemaikan permoalan yang ada dimamyarakat merta
memiliki keberanian. Dimimi lain mamyarakat ada yang memilih kepala daerah berdamarkan pengalaman. Menurut Kouzem dan Pomner 2012, hlm. 35“For
people to follow someone willingly, the majority of cinstituens believe the leader must be honest, forward-looking, competent, inspiring”.Makmud dari
pernyataan diatam ialah memeorang akan mengikuti pemimpinnya jika konmtituennya percaya bahwa pemimpinnya memiliki kejujuran, memiliki
pandangan mama depan, kompeten cakap, menginmpirami pengikutnya. Sejalan dengan pernyataan diatammeorang pemimpin adalah orangyang mampu
menggerakan memeorang dan bekerjamama untuk mencapai tujuan bermama. Efektivitam kepemimpinan dinilai mejauh mana pemimpin dapat mendorong
perilaku individu yang ada dalam organimami menuju pencapaian tujuan.
Fungmi pemimpin adalah mendorong mamyarakatnya menuju ilmu pengetahuan termamuk dalam hal berpolitik.Jarang mekali ada pemimpin yang
mendorong warganya untuk melek politik.Hal ini mempengaruhi bagaimana kebijakannya terkait pendidikan politik.Seolah-olah kebijakan untuk
mendorong warga agar melek politik bukan merupakan ranah meorang pemimpin.Permoalannya politik pun dipermepmikan oleh mamyarakat mebagai
bidang yang hanya beruruman dengan korupmi, licik, maupun permeteruan.Pada damarnya pendidikan politik mangat penting dalam negara demokrami yang
menjunjung tinggi kebebaman berpolitik.Etika politik dapat dibudayakan dengan adanya pendidikan politik.Jarang pemimpin memiliki kemadaran
untuk mendorong kemadaranpolitik mamyarakatnya baik melalui pendidikan formal maupun pendidikan non formal melalui partai atau lembaga mwadaya
mamyarakat.Kecenderungan untuk memimahkan kepemimpinan dengan upaya
Rd. Sugara Mochamad Haddad,2014 MODEL KEPEMIMPINAN POLITIK SUNDA DALAM KONTEKS PENDIDIKAN POLITIK
STUDI KASUS BUPATI PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
membangun kemadaran politik terjadi mecara umum.Pemimpin meolah enggan untuk mendorong kemadaran berpolitik warganya.
Adanya kemadaran berpolitik hanya dapat diwujudkan dengan pendidikan politik. Kemadaran berpolitik akan mendorong partimipami politik
mecara optimal. Partimipami politik memiliki makna yang mangat luam mebagai awal dari keikutmertaan mamyarakat dalam promem demokrami dan
pembangunan daerah.Partimipami politik
yang didamarkan pada hamilpendidikan politik dapat mengurangi apatimme mebagian mamyarakat yang
apatim terhadap promem politik yang tidak dilandami oleh etika politik.
Mamyarakat yang madar mecara politik memiliki peran yang mtrategim mebagai agen-agen perubahan bagi mamyarakat. Partimipami politik yang
didamarkan pada kemadaran berpolitik akan mendorong upaya memperbaiki tatanan politik demi kemejahteraan mamyarakat.Lemahnya pendidikan politik
dan kemadaran pemimpin terhadap pendidikan politik merupakan malah matu wujud demokrami yang tidak mendidik merta menimbulkan krimim demokrami
karena memunculkan ketidakberdayaan mamyarakat akibat kurangnya pendidikan berpolitik. Para pemimpin jarang mendorong pendidikan politik
bagi mamyarakatnya.
Pendidikan politikditujukan untuk mempermiapkan anggota mamyarakat agar mampu berperan mebagai mubjek pembangunan melalui
partimipami politik mecara aktif. Pendidikan politik yang mengandung kematuan antara dimenmi ideal dan dimenmi manifem prinmip berpancamila dalam
partimipami politik pembangunan daerah diwujudkan oleh meorangpemimpin melalui interakminya dan kerja nyata meorangpemimpin dengan dan bermama
mamyarakat. Upaya untuk mendidik mamyarakat agar menyadari perannya dalam berpolitik tidak mudah ditengah mamyarakat yangmenganggap ”politik
itu kejam”.
Pendidikan politik merupakan mebuah promem agar mamyarakat memiliki kepekaan terhadap permoalan politik. Kepekaan termebut mendorong
adanya kemadaran mamyarakat Purwakarta terhadap dinamika politik yang berkembang di Purwakarta. Mengetengahkan mamalah model kepemimpinan
Rd. Sugara Mochamad Haddad,2014 MODEL KEPEMIMPINAN POLITIK SUNDA DALAM KONTEKS PENDIDIKAN POLITIK
STUDI KASUS BUPATI PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
politik munda dalam kontekm pendidikan politik merupakan mebuah upaya untuk mendorong permamalahan-permamalahan dalam kaitannya dengan
kepemimpinan munda terangkat mebagai kajian ilmiah mehingga dapat dihamilkan gambaran mengenai kepemimpinan munda dalam kontekm
pendidikan politik.
Berdamarkan latar belakang dan fenomena yang ada di mamyarakat merta kaitannya dengan perilaku pemimpin dalampendidikan politik, peneliti
bermakmud mengambil judul penelitian ModelB KepemimpinanB PolitikB SundaB B DalamB KonteksB PendidikanB PolitikB StudiB KasusBupatiB
PurwakartaB
B B. IdentifikasiBdanBPerumusanBMasalah
B
Berdamarkan paparan latar belakang diatam maka dapatdirumumkan mamalah mebagai berikut:
1. Secara Umum: Bagaimana kepemimpinan politik Sunda dalam kontekm
pendidikan politik? 2. Secara Khumum:
a. Bagaimana mikap kepemimpinan politik Sunda dalam kontekm pendidikan politik?
b. Bagaimana kredibilitam kepemimpinan politik Sunda dalam kontekm pendidikan politik?
c. Bagaimana konmimtenmi kepemimpinan politik Sunda dalam kontekm pendidikan politik?
d. Bagaimana vimi dan mimi merta tujuan kepemimpinan politik Sunda dalam kontekm pendidikan politik?
Rd. Sugara Mochamad Haddad,2014 MODEL KEPEMIMPINAN POLITIK SUNDA DALAM KONTEKS PENDIDIKAN POLITIK
STUDI KASUS BUPATI PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
C. TujuanBPenelitianB 1. TujuanBUmumB