Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Landasan teori

B. Rumusan Masalah

1. Apakah terdapat hubungan antara kegiatan media relations terhadap kepuasan wartawan memperoleh informasi di RSO Prof. DR. R. Soeharso Surakarta periode Januari- Desember 2011 ?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui apakah terdapat hubungan antara kegiatan media relations terhadap kepuasan wartawan memperoleh informasi di RSO Prof. DR. R. Soeharso Surakarta periode Januari- Desember 2011

D. Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dalam bidang ilmu komunikasi yang terkait dengan aktivitas media relations. 2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai masukan bagi instansi tersebut demi kemajuan kegiatan aktivitas media relations yang lebih optimal.

E. Landasan teori

1. Komunikasi Komunikasi merupakan salah satu hal yang penting bagi kehidupan manusia, karena tanpa disadari setiap aktivitas yang kita lakukan untuk berinteraksi dengan orang lain memerlukan komunikasi. Apa sesungguhnya makna dari komunikasi? Para ahli mengemukakan pengertian dari komunikasi, salah satunya adalah Harold D. Lasswell. Pengertian komunikasi menurut Harold D. Lasswell adalah : Cara yang tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi ialah menjawab pertanyaan “Siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya” Cangara, 2006:18. Didalam proses komunikasi tersebut terdiri dari beberapa unsur, Prof. Dr. Alo Liliweri, M.S. menjelaskan terdapat sebelas unsur dalam komunikasi Liliweri, 2007:17 unsur- unsur tersebut antara lain adalah : a. Pengirim atau sumber resource Yaitu individu kelompok atau organisasi yang berperan untuk mengalihkan atau mentransfer pesan b. Encoding Yaitu pengalihan gagasan ke dalam pesan c. Pesan masaage Yaitu gagasan yang dinyatakan oleh pengirim kepada orang lain. d. Saluran media Yaitu tempat dimana sumber menyalurkan pesan kepada penerima. e. Decoding Yaitu pengalihan pesan ke dalam gagasan f. Penerima receiver Yaitu individu atau kelompok yang menerima pesan. g. Umpan balik feed back Yaitu reaksi terhadap pesan h. Gangguan noise Yaitu efek eksternal atau internal akibat dari peralihan pesan i. Bidang pengalaman field of experience Yaitu bidang atau ruang yang menjadi latar belakang informasi dari pengirim maupun penerima. j. Pertukaran makna shared meaning Yaitu bidang atau ruang pertemuan yang terbentuk karena kebersamaan k. Konteks context Situasi, suasana atau lingkungan fisik dan non fisik sosiologi- antropologi, psikologi, politik, ekonomi. . Komunikasi yang kita lakukan memiliki beberapa bentuk, bentuk komunikasi tersebut disebutkan oleh Onong Uchana Effendy terdiri dari empat bentuk komunikasi Effendy, 2000:7, yaitu adalah : a. komunikasi personal personal communications 1 komunikasi interpersonal interpersonal communication 2 komunikasi anterpersonal interpersonal communication b. komunikasi kelompok group communication 1 komunikasi kelompok kecil small group communication a ceramah b diskusi panel c simposium d forum e seminar f curahsaran 2 komunikasi kelompok besar large group communication public speaking 3 komunikasi massa mass communication a pers b radio c televisi d film 4 komunikasi media media communication a surat b telepon c pamflet d poster e spanduk Didalam kehidupan sehari- hari komunikasi memiliki fungsi yang penting dalam membantu kita berinteraksi dengan orang lain, seperti yang dikemukakan oleh prof. Dr. Alo Liliweri, M.S. Liliweri, 2007: 18 didalam bukunya Dasar- Dasar Komunikasi Kesehatan, dimana fungsi- fungsi tersebut diantaranya adalah : a. Informasi. Penerima informasi akan memperoleh apa yang ingin diketahui. b. Pendidikan Dalam penyebaran informasi dapat menambah pengetahuan bagi penerima informasi. c. Instruksi Melalui komunikasi kita dapat memberikan perintah baik berupa mewajibkan maupun melarang. d. Persuasi Melalui fungsi instruksi yang telah dibahas sebelumnya lalu akan menghasilkan fungsi persuasi atau mempengaruhi sikap dan perilaku. e. Menghibur Yaitu fungsi komunikasi untuk mengirimkan pesan yang mengandung hiburan kepada para penerima 2. Media relations Media relations merupakan salah satu bagian penting dalam organisasi untuk dapat menjalankan beberapa fungsi komunikasi yang telah dijelaskan sebelumnya, media relations sendiri memiliki beberapa definisi, diantaranya adalah media relations menurut Firsan Nova adalah aktivitas komunikasi yang dilakukan oleh organisasi untuk menjalin hubungan baik dengan media massa untuk mencapai publisitas Nova, 2011: 203. Hubungannya dengan ilmu komunikasi adalah, media relations termasuk bagian dari saluran dalam unsur komunikasi, saluran adalah tempat dimana sumber menyalurkan pesan kepada penerima. Pengertian media relations menurut Barbara averill Iriantara, 2005: 28 : “Media relations hanyalah salah satu bagian dari public relations, namun ini bisa menjadi perangkat yang sangat penting dan efisien. Begitu kita bisa menyusun pesan yang bukan saja diterima tetapi juga dipandang penting oleh media lokal, maka kita sudah membuat langkah besar menuju keberhasilan program kita” Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa media relations sama dengan kegiatan publisitas. Lalu Lesly Iriantara, 2005: 29 menjelaskan bahwa media relations berhubungan dengan media komunikasi untuk melakukan publisitas atau merespon kepentingan media terhadap organisasi. Dari kedua uraian diatas Iriantara Iriantara, 2005: 29 mendapatkan dua kesimpulan, yang pertama adalah bahwa media relations diperlukan untuk mempromosikan organisasi melalui media massa. Dan yang kedua, media relations berhubungan dengan pemberian informasi atau tanggapan pada media pemberitaan atas nama organisasi. Sama halnya dengan kegiatan PR yang memiliki tahapan tertentu, yaitu perumusan masalah, perencanaan, aksi dan evaluasi. menurut Iriantara Iriantara, 2005:47-48 media relations juga memiliki proses yang harus dilaksanakan diantaranya adalah : a. Perencanaan Perencanaan adalah pedoman dalam melakukan kegiatan dan perencanaan dilakukan untuk mewujudkan sesuatu agar terjadi atau tidak terjadi pada jangka waktu panjang maupun pendek. a. Implementasi Pelaksanaan program yang telah direncanakan sebelumnya. b. Evaluasi Kewajiban yang harus dilaksanakan saat kegiatan sudah selesai karena melalui proses ini dapat menjaditolak ukur efektivitas program yang dilaksanakan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa media relations dilaksakanan karena memiliki manfaat bagi keberlangsungan suatu organisasi, menurut Firsan Nova Nova, 2011:207 manfaat dari Media relations tersebut adalah : a. Membangun pemahaman mengenai tugas dan tanggung jawab organisasi dan media massa b. Membangun kepercayaan timbal balik dengan prinsip saling menghormati dan menghargai serta kejujuran dan kepercayaan c. Penyampaian atau perolehan informasi yang akurat, jujur dan mampu memberikan pencerahan bagi publik. Lalu dalam membangun hubungan antara organisasi dengan media, insan PR perlu melaksanakan beberapa prinsip, yaitu kejujuran dan keterusterangan, memberikan pelayanan sebaik- baiknya kepada pers, menjaga perilaku saat berhadapan dengan media, tidak menutup saluran informasi, tidak membanjiri media dengan publisitas yang tidak jelas tujuan dan sasarannya, memperbaharui daftar identitas reporter Nova, 2011:208. Media relations merupakan kumpulan dari beberapa bentuk kegiatan, Aceng Abdullah Abdullah, 2000: 80-101 menjelaskan bahwa kegiatan media relations yang memiliki tujuan untuk penyampaian informasi dan meningkatkan citra terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu: a. Penyebaran siaran pers atau press release Berupa lembaran siaran berita yang dibagikan kepada para wartawan atau media massa, dapat melalui kurir atau fax yang dikirimkan kepada kantor media. Dalam pelaksanaannya siaran pers dapat disiarkan dengan dua cara, yaitu : 1 Prakegiatan Siaran pers yang disiarkan sebelum diadakannya kegiatan ini dapat bersifat pemberitahuan tentang bakal datangnya sebuah kegiatan. 2 Pascakegiatan Siaran pers yang disiarkan setelah kegiatan berlangsung, namun pengiriman rilis harus tetap mengacu pada aktualitas waktu. b. Konferensi pers dan jumpa pers Jumpa pers biasa dilakukan menjelang, menghadapi atau setelah terjadi peristiwa atau kegiatan. Dalam pelaksanaannya konferensi pers dapat dilakukan menjelang dan sesudah kegiatan berlangsung : 1 Prakegiatan Jumpa pers yang dilakukan menjelang kegiatan berfungsi sebagai wahana publikasi. 2 Pascakegiatan Jumpa pers dilakukan setelah kegiatan selesai diadakan c. Press briefing Press breafing dilakukan pada acara- acara atau kegiatan akbar, namun dalam kegiatan jumpa pers ini harus memperhatikan beberapa hal, yaitu jika tidak siap dengan pertanyaan wartawan sebaiknya tidak dilakukan, memilih orang yang tepat untuk berbicara didepan wartawan, jangan member informasi yang tidak ada hubungannya dengan materi yang dibicarakan, jangan menganggap remeh pertanyaan wartawan. d. Kunjungan pers Kunjungan pers biasanya hanya dilakukan oleh lembaga yang besar, baik swasta maupun pemerintah. Kunjungan pers atau press tour adalah mengajak wartawan untuk berkunjung ke suatu lokasi, baik yang ada dilingkungannya atau tempat yang memiliki hubungan dengan koprah lembaga tersebut. Dalam pelaksanaan kunjungan pers ini perlu memperhatikan beberapa hal, yaitu : 1 Tentukan media apa saja yang akan diajak 2 Ada tidaknya pembatasan jumlah wartawan 3 Tentukan waktu pemberangkatan yang tepat 4 Sediakan pemandu yang mengerti seluk beluk objek yang dikunjungi 5 Memberikan kebebasan kepada wartawan untuk berbincang sengan petugas di lokasi 6 Sediakan akomodasi yang memadai 7 Berikan bahan tertulis untuk kelengkapan berita wartawan 8 Beri kesempatan wartawan untuk mencoba produk atau lokasi yang dikunjungi e. Resepsi pers Resepsi pers adalah kegiatan mengundang para insan media massa dalam sebuah resepsi atau acara yang khusus diselenggarakan untuk para wartawan. Dalam kegiatan ini perlu memperhatikan beberapa hal, yaitu: 1 Siapkan acara dengan matang 2 Tentukan tempat dan waktu dengan matang 3 Tentukan media yang akan diundang 4 Siapkan pimpinan yang akan hadir f. Peliputan kegiatan g. Wawancara pers Wawancara dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu: 1 Wawancara yang dipersiapkan 2 Wawancara spontan Wawancara spontan adalah wawancara mendadak ketika secara tiba- tiba bertemu dengan wartawan 3. Wartawan Menurut Muhammad Rohmadi Rohmadi, 2011:21 wartawan adalah sosok yang memiliki ketajaman penglihatan dan pendengaran dalam mengejar berita dan memiliki tugas untuk mencari, mengumpulkan, dan menganalisis fakta kejadian yang terjadi dalam masyarakat. Selain itu Rohmadi Rohmadi, 2011:21 juga menyebutkan bahwa wartawan adalah suatu profesi tulis menulis yang penuh rintangan dan tantangan dimana wartawan dapat malang melintang menelusuri kota dan daerah, untuk meliput berita. Lalu dalam http:www.artikata.comarti-356555-wartawan.html diakses pada 12 Juni 2012 mengartikan wartawan adalah orang yang pekerjaannya adalah mencari dan menyusun berita untuk dimuat dl surat kabar, majalah, radio, dan televisi. Kebutuhan utama wartawan sebagai insan media adalah informasi, informasi dapat berupa data, fakta dan peristiwa, namun informasi yang dibutuhkan oleh wartawan adalah informasi yang memenuhi hasrat keingintahuan publik atau yang mengandung nilai berita Iriantara, 2008: 148. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya kepuasan wartawan dapat diukur dari keakuratan dan kelengkapan informasi yang diperoleh untuk disampaikan kepada khalayak. Dalam melaksanakan tugasnya, wartawan memiliki acuan sebagai pedoman agar mereka dapat melakukan kegiatannya dengan baik dan benar tanpa melanggar norma yang berlaku dalam masyarakat dan memenuhi kewajiban mereka untuk mencari informasi dan menyalurkannya kepada masyarakat, pedoman mereka antara lain adalah kode etik jurnalistik dan sepuluh elemen jurnalistik: a. Kode etik jurnalistik Kode etik jurnalistik, yang dibuat oleh dewan pers Syah, 2011: 173 berisi beberapa pasal, yaitu : 1 Pasal 1, berbunyi Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk. 2 Pasal 2, berbunyi Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan tugas jurnalistik. 3 Pasal 3, berbunyi Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak bersalah. 4 Pasal 4, berbunyi Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul. 5 Pasal 5, berbunyi Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas korban kejahatan susila dan tidak menyebutkan identitas 6 Pasal 6, berbunyi Wartawan Indonesia tidak menyalah gunakan profesi dan tidak menerima suap. 7 Pasal 7, berbunyi Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi narasumber yang tidak bersedia diketahui identitas maupun keberadaannya, menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang, dan off the record sesuai dengan kesepakatan. 8 Pasal 8, berbunyi Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, dan bahasa serta tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani. 9 Pasal 9, berbunyi Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya, kecuali untuk kepentingan publik. 10 Pasal 10, berbunyi Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang keliru dan tidak akurat disertai dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar, dan atau pemirsa. 11 Pasal 11, berbunyi Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi secara proporsional. b. Sepuluh elemen jurnalistik Bill kovack dan Tom Rosentiel merumuskan sepuluh elemen jurnalistik Suryawati, 2011: 53-62, yaitu: 1 Kebenaran Kebenaran dalam jurnalistik bukan kebenaran dalam tatanan filosofi, tapi kebenaran dalam tataan fungsional. 2 Loyalitas kepada warga 3 Disiplin dalam melakukan verifikasi Yang diantaranya adalah: a Jangan menambahkan atau mengarang apapun b Jangan menipu atau menyesatkan pembaca, pemirsa dan pendengar c Bersikap transparan dan jujur tentang metode dan motivasi dalam melakukan reportase d Bersandar pada reportase diri sendiri e Bersikap rendah hati. 4 Independensi Dimana wartawan tidak boleh mengungkapkan pendapatmya sendiri di dalam berita, karena wartawan hanya boleh mengeluarkan opini mereka pada kolom opini sehingga mereka tetap dibilang wartawan walaupun menunjukkan sikap dengan jelas. 5 Memantau kekuasaan dan menyambung lidah mereka yang tertindas Merupakan salah satu upaya wartawan untuk turut menegakkan demokrasi. 6 Jurnalisme harus menyediakan forum bagi kritik ataupun komentar dari publik 7 Jurnalisme harus memikat dan relevan 8 Kewajiban wartawan menjadikan beritanya proporsional dan komprehensif 9 Wartawan memiliki kewajiban untuk mendengarkan suara hati nurani sendiri 10 Warga juga memiliki hak dan tanggung jawab dalam hal- hal yang berkaitan dengan berita Sekarang ini warga bukan lagi hanya menjadi konsumen pasif bagi media, karena warga juga menciptakan media sendiri sehingga warga dapat menyumbangkan pemikiran, opini, berita sehingga dapat mendorong perkembangan jurnalistik. 4. Hubungan antara kegiatan media relations dengan kepuasan wartawan Kepuasan wartawan diukur dari kelengkapan informasi yang didapatkan, dimana informasi tersebut memenuhi hasrat keingintahuan publik atau informasi yang mengandung nilai berita, maka dalam menjalankan media relations staf PR akan menyampaikan informasi yang mengandung nilai berita Iriantara, 2008: 148-149 Frauenranth dan Nur Iriantara, 2008: 148-149 menyebutkan terdapat dua nilai berita yaitu dampak dan kecepatan. Dampak berkaitan dengan pengaruh yang ditumbulkan dari peristiwa yang diberitaan dan dalam dampak ini terdapat dua faktor yang berpengaruh, yaitu kepentingasn dan kedekatan. Sedangkan dari sisi pengaruh yang ditimbulkan, informasi mengandung unsur: a. Drama b. Emosi c. Konflik d. Tokoh penting e. Mengejutkan Sedangkan kecepatan berkaitan dengan kebaruan sehingga orang merasa memperoleh sesuatu yang sebelumnya tidak diketahui.

F. Penelitian Terdahulu

Dokumen yang terkait

Persepsi Wartawan terhadap Kinerja Public Relations (Studi Deskriptif tentang Persepsi Wartawan terhadap Kinerja Public Relations khususnya kegiatan media relations PT. Pertamina (Persero) Kantor Regional 1 di Medan)

4 67 139

PERBEDAAN KONSEP MEDIA RELATIONS OLEH PRAKTISI PUBLIC RELATIONS PERBEDAAN KONSEP MEDIA RELATIONS OLEH PRAKTISI PUBLIC RELATIONS DENGAN WARTAWAN (Kasus Monumen Jogja Kembali dan Benteng Vredeburg dengan Wartawan Media Cetak di Yogyakarta

0 2 12

PENDAHULUAN PERBEDAAN KONSEP MEDIA RELATIONS OLEH PRAKTISI PUBLIC RELATIONS DENGAN WARTAWAN (Kasus Monumen Jogja Kembali dan Benteng Vredeburg dengan Wartawan Media Cetak di Yogyakarta).

0 5 37

SISTEM REKRUTMEN PEGAWAI DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA

0 3 90

KEGIATAN MEDIA RELATIONS DAN KEPUASAN WARTAWAN MEMPEROLEH INFORMASI Kegiatan Media Relations Dan Kepuasan Wartawan Memperoleh Informasi (Studi Korelasi Tentang Kegiatan Media Relations Dan Kepuasan Wartawan Memperoleh Informasi Di Rumah Sakit Ortopedi Pr

0 1 13

KEGIATAN MEDIA RELATIONS DAN KEPUASAN WARTAWAN MEMPEROLEH INFORMASI Kegiatan Media Relations Dan Kepuasan Wartawan Memperoleh Informasi (Studi Korelasi Tentang Kegiatan Media Relations Dan Kepuasan Wartawan Memperoleh Informasi Di Rumah Sakit Ortopedi Pr

0 3 15

PENGARUH KARAKTERISTIK INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA.

0 2 8

APLIKASI TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL PADA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA.

0 5 13

MEDIA RELATIONS DAN KEPUASAN WARTAWAN ATAS LAYANAN KEHUMASAN DI KABUPATEN BREBES - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 18

WARTAWAN DAN BUDAYA AMPLOP (BUDAYA AMPLOP PADA WARTAWAN PENDIDIKAN DALAM KAITANNYA DENGAN MEDIA RELATIONS)

0 0 10