Pendahuluan PENERAPAN METODE SIMULASI BERMAIN PERAN / ROLE PLAYING UNTUK PENINGKATAN KETRAMPILAN BERBICARA Penerapan Metode Simulasi Bermain Peran / Role Playing Untuk Peningkatan Ketrampilan Berbicara Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Ja

4

A. Pendahuluan

Keberhasilan proses belajar mengajar Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar dipengaruhi keberhasilan guru dan siswa itu sendiri, yang merupakan tokoh utama dalam kegiatan pembelajaran. Seorang guru harus memahami empat hal antara lain: mendengarkan, berbicara, membaca, menulis. Empat hal tersebut dalam pembelajaran Bahasa Indonesia harus dipahami benar, karena dengan kita mendengarkan maka dapat berbicara, dengan kita berbicara akan dapat membaca, dengan kita membaca akan dapat menulis. Dengan empat hal di atas akhirnya kita dapat melakukan komunikasi dengan orang lain. Khususnya dalam masalah ini akan dibahas mengenai berbicara. Berbicara adalah kebutuhan kita sebagai manusia. Berbicara merupakan salah satu cara yang efektif bagi kita untuk berkomunikasi. Dengan berbicara kita dapat menyampaikan maksud dan tujuan. Namu, tidak dapat dipungkiri bahwa siswa Sekolah Dasar masih sulit untuk berbicara. Hal ini disebabkan kurangnya motivasi dan kondisi siswa itu sendiri yang cenderung merasa malu untuk menyampaikan pendapat atau gagasan. Proses pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan berpikir rasional, kreatif dan kritis pada peserta didik. Agar dapat berpikir kreatif maka siswa harus terlibat langsung dalam proses pembelajaran, yaitu kegiatan mental dari menerima sampai pemahaman konsep-konsep. Pada kenyataannya pembelajaran aspek ketrampilan berbicara pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Negeri 2 Jagoan Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 20122013, saat ini dirasakan belum dapat mewujudkan tercapainya tujuan seperti yang diharapkan dalam kurikulum. Bukti belum berhasilnya pembelajaran ketrampilan berbicara siswa kelas IV SD Negeri 2 Jagoan tahun pelajaran 20122013 antara lain adalah : masih rendahnya nilai yang diperoleh siswa dalam ulangan pada materi pembelajaran yang memuat kompetensi dasar aspek berbicara. Dari 15 siswa 5 hanya 5 siswa yang mendapat nilai diatas pencapaian penguasaan materi, secara umum rata-rata nilai yang diperoleh siswa kelas IV SD Negeri 2 Jagoan pada aspek ketrampilan berbicara dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia masih rendah, masih banyak yang mendapat nilai dibawah pencapaian penguasaan materi yang ditetapkan yaitu sebesar 65. Dari 15 siswa hanya 5 siswa yang mendapat nilai diatas pencapaian penguasaan materi. Hal ini harus segera dicari solusi pemecahannya sehingga nilai siswa dapat lebih ditingkatkan, serendah-rendahnya sama dengan pencapaian penguasaan materi yang telah ditetapkan, atau bahkan dapat melampaui pencapaian penguasaan materi, dan pada setiap kali kegiatan praktik berbicara, yang dilakukan anak masih bersifat monoton dan seperti dipaksakan sehingga belum mampu mencerminkan ketrampilan berbicara yang wajar. Dampaknya informasi yang disampaikan belum sempurna. Ketrampilan berbicara tersebut didalamnya antara lain ketrampilan mengemukakan pendapat, berdialog, bermain peran drama, dan berpidato. Salah satu penyebabnya adalah bahwa dalam proses pembelajaran guru belum menggunakan metode yang dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa seperti dimaksud. Metode pembelajaran yang selama ini diterapkan sebagian besar masih menggunakan metode ceramah saja sehingga siswa tidak terlibat secara penuh dalam pembelajaran. Akibatnya belum dapat mewujudkan proses pembelajaran bermakna fulljoy learning. Dari paparan di atas, secara umum dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia dalam aspek ketrampilan berbicara masih terpaku pada buku-buku materi yang tersedia dengan menggunakan teks dialog, contoh naskah pidato dan sejenisnya yang berupa bahasa tulis. Konteks pembelajaran, dalam hal ini ketrampilan berbicara sering kabur, menjadi tidak jelas dan terjadi kecenderungan mengarah ke pembelajaran bahasa tulis, jauh dari tujuan kurikulum itu sendiri. Jika dalam pembelajaran guru menggunakan metode pembelajaran yang tepat, efektif dan lebih bersifat komunikatif, proses pembelajaran tentu 6 akan dapat berlangsung dengan melibatkan keaktifan siswa secara penuh, serta pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Pada akhirnya apabila guru menggunakan metode belajar yang tepat diharapkan akan dapat meningkatkan ketrampilan berbicara siswa, meningkatkan nilai belajar siswa, serta mampu menyiapkan siswa terampil berbicara sebagai sarana berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari di masa yang akan datang. Dengan demikian guru perlu segera melakukan upaya-upaya peningkatan ketrampilan berbicara siswa melalui proses pembelajaran yang lebih efektif. Proses pembelajaran yang selama ini masih cenderung hanya menggunakan metode ceramah dan berpatokan materi pada buku perlu dibenahi. Efektifitas proses pembelajaran dapat dilakukan guru dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Terkait dengan persoalan di atas, perlu adanya suatu tindakan yang dilakukan oleh peneliti. Tindakan yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan metode yang tepat. Salah satu metode pembelajaran yang memungkinkan dapat digunakan adalah metode simulasi bermain peran role playing dengan pertimbangan metode simulasi bermain peran role playing merupakan metode yang komunikatif karena dapat meningkatkan minat siswa untuk mempraktikkan ketrampilan berbicara secara langsung serta dapat disimpan dalam bentuk rekaman kasetCD sebagai bahan belajar, dicari kelemahan dan kekurangannya untuk diperbaiki pada praktik pembelajaran berikutnya, metode simulasi untuk bermain peran role playing dapat melibatkan siswa aktif secara menyeluruh baik dari sisi afektif, kognitif dan psikomotorik, metode simulasi mampu menjalin komunikasi di dalam kelas menjadi komunikasi multi arah , penggunaan metode simulasi bermain peran role playing mampu meningkatkan gairah siswa dalam pembelajaran aspek berbicara karena sekaligus dapat menjadikan materi pembelajaran sebagai sarana hiburan. Dengan menggunakan metode simulasi bermain peran role playing, diharapkan proses pembelajaran akan lebih bermakna, penguasaan aspek 7 ketrampilan berbicara pada mata pelajaran Bahasa Indonesia lebih meningkat sehingga nilai yang diperoleh siswa menjadi semakin baik, lebih jauh mampu menyiapkan siswa menjadi manusia yang memiliki ketrampilan berbicara yang handal serta dapat mengaplikasikan dalam kehidupan nyata. Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan. http:weblogask.blogspot.com201208. Pendapat Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain 2006:89-90 dalam http:www.infodiknas.com207 Metode simulasi bermain peran role playing dipilih oleh peneliti karena memiliki beberapa kelebihan. Kelebihannya adalah : siswa melatih dirinya untuk melatih, memahami, dan mengingat isi bahan yang akan didramakan. Sebagai pemain harus memahami, menghayati isi cerita secara keseluruhan, terutama untuk materi yang harus diperankannya. Dengan demikian, daya ingatan siswa harus tajam dan tahan lama antara lain: siswa akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif. Pada waktu main drama para pemain dituntut untuk mengemukakan pendapatnya sesuai dengan waktu yang tersedia, bakat yang terdapat pada siswa dapat dipupuk sehingga dimungkinkan akan muncul atau tumbuh bibit seni drama dari sekolah. Jika seni drama mereka dibina dengan baik kemungkinan besar mereka akan menjadi pemain yang baik kelak, kerja sama antarpemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaik-baiknya, siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung jawab dengan sesamanya, bahasa lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar mudah dipahami orang lain. Pendapat Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain 2006:89-90 dalam http:www.infodiknas.com207 Pada praktiknya di lapangan, guru akan menemui kendalahambatan yang berupa kekurangankelemahan dari metode simulasi bermain peran antara lain : sebagian besar anak yang tidak 8 ikut bermain drama mereka menjadi kurang kreatif, banyak memakan waktu, baik waktu persiapan dalam rangka pemahaman isi bahan pelajaran maupun pada pelaksanaan pertunjukan, memerlukan tempat yang cukup luas, jika tempat bermain sempit menjadi kurang bebas, sering kelas lain terganggu oleh suara pemain dan para penonton yang kadang-kadang bertepuk tangan, dan sebagainya. Untuk dapat menerapkan metode role playing bermain peranan pada pengajaran secara baik dan terarah, guru harus menjelaskan dulu teknik metode ini secara jelas kepada siswa yang akan melaksanakannya. Selanjutnya guru memilih dan menentukan topik atau pokok bahasan yang komprehensif yang dapat didramatisasikan. Melalui latihan yang baik dan teratur, pokok bahasan ini dapat dilakonkan di muka kelas. Dengan cara ini, minat dan perhatian murid terhadap pelajaran yang terlalu kaku dan menjemukan, dapat disegarkan kembali melalui metode ini. Sosiodrama yang menyakinkan, dapat membangkitkan minat anak didik kepada pengajaran secara keseluruhan. Untuk meningkatkan kognisi dan psikomotor murid- murid melalui metode sosiodrama dan bermain peranan ini, setelah dramatisasi itu dilaksanakan, guru mengadakan diskusi dengan murid secara keseluruhan tentang topik dan pelaksanaan drama tadi. Dengan demikian, kognisi dan psikomotor murid secara keseluruhan dapat pula ditingkatkan melalui bimbingan drama tersebut. Jadi, dramatisasi dan permainan peranan itu menjadi lebih bermakna sebagai suatu metode interaksi edukatif yang lebih terpadu. Pada kesempatan ini, guru dan murid tetap melakukan pembinaan konsep dan pengembangan generalisasi sampai kepada menarik kesimpulan-kesimpulan tentang role playing bermain peranan tadi. http:www.infodiknas.com. Secara umum tujuan penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan ketrampilan berbicara dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Jagoan tahun pelajaran 20122013. Sementara itu, tujuan khusus penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui apakah metode simulasi bermain peran role playing dapat meningkatkan 9 keterampilan berbicara pada pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas IV di SD Negeri 2 Jagoan tahun pelajaran 20122013 atau tidak, untuk mengetahui sejauh mana peningkatan pemahaman keterampilan berbicara pada pelajaran Bahasa Indonesia dengan metode simulasi bermain peran role playing dan untuk menjelaskan langkah-langkah mengajar ketrampilan berbicara dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan metode simulasi role playing pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Jagoan tahun pelajaran 20122013.

B. Metode Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penggunaan Metode Bermain Peran “Role Playing” Pada Kelancaran Berbicara Siswa Kelas VII di MTS Daarul Hikmah Pamulang

0 3 105

METODE ROLE PLAYING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui Metode Role Playing Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Negeri Drajitan Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali Tahun Pel

0 3 10

PENERAPAN METODE SIMULASI BERMAIN PERAN / ROLE PLAYING UNTUK PENINGKATAN KETRAMPILAN BERBICARA Penerapan Metode Simulasi Bermain Peran / Role Playing Untuk Peningkatan Ketrampilan Berbicara Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Jagoan Sambi B

0 4 15

PENDAHULUAN Penerapan Metode Simulasi Bermain Peran / Role Playing Untuk Peningkatan Ketrampilan Berbicara Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Jagoan Sambi Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 4 10

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKANKEAKTIVAN BELAJAR BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS Penerapan Metode Bermain Peran Untuk Meningkatkan Keaktivan Belajar Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas IV Semester II SD Negeri I Gosono Kecamatan Wonosego

0 1 15

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI DRAMA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE BERMAIN PERAN (ROLE Peningkatan Pemahaman Materi Drama Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode Bermain Peran (Role Playing) pada Siswa Kelas IV Sd Negeri 2 Lemahjaya

0 0 15

PENDAHULUAN Peningkatan Pemahaman Materi Drama Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode Bermain Peran (Role Playing) pada Siswa Kelas IV Sd Negeri 2 Lemahjaya Tahun Ajaran 2011/2012.

0 0 9

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CITRASARI.

0 2 39

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING DI KELAS IV SD

0 0 10

Penerapan Model Pembelajaran Bermain Peran (Role Playing) Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Dalam Drama Siswa Kelas V SD Negeri 168 Pekanbaru

0 2 11