Film sebagai Komunikasi Film dan Komunikasi Massa

b. Film sebagai Komunikasi

Film merupakan alat komunikasi massa yang pada awal kemunculan secara perlahan tumbuh menjadi media hiburan keluarga. Di era modern ini, film tidak hanya sekedar hiburan belaka tapi juga merupakan media yang dapat menceritakan mengenai realitas sosial yang ada di dalam masyarakat. Pesan yang disampaikan oleh film digunakan untuk kepentingan umum. Oey Hong Lee, menyebutkan: “film sebagai alat komunikasi massa yang kedua muncul di dunia, mempunyai masa pertumbuhan pada akhir abad ke-19, dengan perkataan lain pada waktu unsur-unsur yang merintangi perkembangan surat kabar sudah dibikin lenyap. Ini berarti bahwa dari permulaan sejarahnya film dengan lebih mudah dapat menjadi alat komunikasi yang sejati, karena ia tidak mengalami unsur-unsur teknik, politik, ekonomi, sesial dan demografi yang merintangi kemajuan surat kabar. Sobur, 2009:126 Film memiliki kemampuan menciptakan sensasi gambar dan suara sinema, yang didukung jenis film yang dipenuhi struktur plot yang penuh keterkejutan dan ketegangan dalam imajinasi yang sangat kuat dalam format layar lebar. Kekuatan dan kemampuan film menjangkau banyak segmen sosial lantas membuat film memiliki potensi untuk mempengaruhi khalayak. Film selalu merekam realitas yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat dan kemudian memproyeksikannya ke atas layar. Sehingga film selalu mempengaruhi dan membentuk masyarakat berdasarkan muatan pesan dibaliknya. Sobur, 2009:126-127 Bahasa film adalah kombinasi antara bahasa suara dan bahasa gambar. Para sineas menawarkan sebuah solusi melalui film buatannya dengan harapan bisa diterima dengan baik oleh orang yang menonton Pratista, 2008:3. Peran dari para penontonlah yang kemudian menbuat suatu film itu menjadi bisa dimengerti dan memiliki makna. Film dianggap sebagai media yang penting, para pembela film mengatakan hal itu sangat tergantung pada penonton. Aktor John Malkovich dalam Baran 2011:223 memperjelasnya dengan menyebut bahwa “ini tentang masyarakat” masyarakat mendapat jenis politik, film dan budaya yang layak. Bagi Graeme Turner, film tidak hanya sekedar refleksi dari realitas, film merupakan representasi dari realitas. Sebagai refleksi dari realitas, film sekedar “memindahkan” realitas ke layar tanpa mengubah realitas itu. Sementara itu, sebagai representasi dari realitas, film membentuk dan “menghadirkan kembali” realitas berdasarkan kode-kode, konvensi-konvensi, dan ideologi dari kebudayaan. Sobur, 2009:128 Padahal realitas sosial yang sesungguhnya itu menurut konsepnya yang semula adalah realitas yang terbenam di dalam relung alam kesadaran manusia yang simbolisme penuh makna, dengan wujudnya yang bukannya organik ataupun anorganik, melainkan supraorganik Wignjosoebroto dalam Sobur, 2009:187 Film memiliki kekuatan besar dari segi estetika karena menjajarkan dialog, musik, pemandangan dan tindakan bersama- sama secara visual dan naratif. Film dapat didefinisikan sebagai sebuah teks yang terdiri atas serangkaian imajinasi yang merepresentasikan aktivitas dalam kehidupan nyata. Danesi, 2012:100

2. Kelas Sosial sebagai Identitas

Dokumen yang terkait

The hierachy human needs of the major character film the devil wears prada

0 11 46

Representasi Kelas Sosial Dalam Film Snowpiecer (Analisis Semiotika John Mengenai Representasi Kelas Sosial Dalam Film Snowpiecer Karya Bong Jon Hoo)

1 10 1

Representasi Hedonisme Dalam Film Confessions Of A Shopaholic (Analisis Semiotika Roland Mengenai representasi Hedonisme Dalam Film Confenssions Of A Shopaholic Karya P.J Hogan)

10 75 96

Representasi Hedonisme Dalam Film Confessions Of A Shopaholic (Analisis Semiotika Roland Mengenai representasi Hedonisme Dalam Film Confenssions Of A Shopaholic Karya P.J Hogan)

0 16 96

REPRESENTASI FASHION SEBAGAI KELAS SOSIAL DALAM FILM (Studi Semiologi Representasi Fashion sebagai Kelas Sosial dalam Film The Representasi Fashion Sebagai Kelas Sosial Dalam Film (Studi Semiologi Representasi Fashion Sebagai Kelas Sosial Dalam Film The

0 4 15

REPRESENTASI FASHION SEBAGAI KELAS SOSIAL DALAM FILM Representasi Fashion Sebagai Kelas Sosial Dalam Film (Studi Semiologi Representasi Fashion Sebagai Kelas Sosial Dalam Film The Devil Wears Prada Dan Confessions Of A Shopaholic).

0 2 16

TRANSGENDER DALAM FILM (Studi Semiologi Representasi Identitas Seksual Transgender Transgender Dalam Film (Studi Semiologi Representasi Identitas Seksual Transgender Dalam Film “The Iron Ladies”).

0 1 16

PENDAHULUAN Transgender Dalam Film (Studi Semiologi Representasi Identitas Seksual Transgender Dalam Film “The Iron Ladies”).

0 7 55

TRANSGENDER DALAM FILM (Studi Semiologi Representasi Identitas Seksual Transgender Transgender Dalam Film (Studi Semiologi Representasi Identitas Seksual Transgender Dalam Film “The Iron Ladies”).

0 3 15

REPRESENTASI KELAS SOSIAL MASYARAKAT DALAM FILM (Studi Semiotik Representasi Kelas Sosial Masyarakat dalam Film Pretty Woman) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 157