REPRESENTASI FASHION SEBAGAI KELAS SOSIAL DALAM FILM Representasi Fashion Sebagai Kelas Sosial Dalam Film (Studi Semiologi Representasi Fashion Sebagai Kelas Sosial Dalam Film The Devil Wears Prada Dan Confessions Of A Shopaholic).

REPRESENTASI FASHION SEBAGAI KELAS SOSIAL DALAM FILM
THE DEVIL WEARS PRADA DAN CONFESSIONS OF A SHOPAHOLIC

NASKAH PUBLIKASI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Guna mencapai gelar Sarjana S-1
Program Studi Ilmu Komunikasi

ARIFIANTI MUTMAINAH
L100090057

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

REPRESENTASI FASHION SEBAGAI KELAS SOSIAL DALAM FILM
THE DEVIL WEARS PRADA DAN CONFESSIONS OF A SHOPAHOLIC
ARIFIANTI MUTMAINAH
Prodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi dan Informatika

Universitas Muhammadiyah Surakarta
Email : [email protected]
Abstraksi.

Penelitian ini menganalisis bagaimana fashion sebagai suatu fenomena,
dimana fashion menjadi salah satu cara dalam mengkomunikasikan identitas kelas
sosial seseorang. Fenomena tersebut ditunjukkan dalam film The Devil Wears
Prada dan Confessions of a Shopaholic yang digunakan sebagai objek penelitian.
Dalam kedua film tersebut pakaian digambarkan sebagai bagian penting dalam
kehidupan kerja dan industri fashion kelas atas. Penelitian ini menggunakan studi
deskriptif kualitatif dengan pendekatan metodologi semiotika Roland Barthes,
dimana untuk mencari makna menggunakan pemaknaan denotasi, konotasi, dan
mitos dalam menganalisis tanda-tanda fashion yang terdapat pada kedua film yang
digunakan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa dalam film The Devil
Wears Prada dan Confessions of a Shopaholic menunjukkan tanda-tanda
mengenai fashion sebagai kelas sosial. Identitas kelas sosial ditunjukkan melalui
merek/brand fashion, jenis pakaian, bahan pakaian, warna pakaian, aksesoris, dan
fashion itu sendiri sebagai gambaran status sosial.

Kata Kunci: Representasi, Fashion, Kelas Sosial, Film.


1

A. PENDAHULUAN

melalui

1. Latar Belakang

digunakan.

Fashion

kini

tidak

atribut

fashion


yang

hanya

Sudah sejak jaman dahulu orang-

mengenai pakaian sebagai pelindung

orang dari kelas bawah mencoba

tubuh. Tidak hanya untuk menjadi

mengikuti cara berpakaian orang

sekedar gaya, pakaian juga bisa

yang berada di kelas atas. Mereka

merepresentasikan


seseorang.

mencoba untuk menaikkan kelas

Melalui cara fashion dan pakaian

sosial mereka dengan mengadaptasi

berkomunikasi dapat menggambarkan

cara orang dari kelas atas berpakaian.

diri

tentang identitas sosial seseorang,

Disini melalui dua film The Devil

seksualitas, kelas dan juga gender.


Wears Prada dan Confessions of a

Pakaian dan fashion sering digunakan

Shopaholic digambarkan bagaimana

untuk menunjukkan nilai sosial atau

seorang yang berasal dari kelas

status, dan kerap membuat penilaian

bawah

terhadap nilai sosial atau status orang

berkelas ketika memakai pakaian

lain berdasarkan apa yang dipakai


yang bermerek. Begitupun sebaliknya

orang tersebut. (Barnard, 2011:86)

ketika seseorang yang berasal dari

terlihat

fashionable

dan

Fashion dan pakaian sebagai

kelas atas menjadi terlihat biasa saja

fenomena komunikatif yakni bahwa

ketika tidak memperdulikan cara


fashion dapat mengkomunikasikan

berpakaiannya.

diri si pemakai menjadikan fashion
itu

sebagai

suatu

tanda

Dengan menggunakan kedua film

dalam

tersebut, penelitian ini membahas


memahami karakteristik si pemakai.

mengenai bagaiamana representasi

Dengan fashion pula seseorang dapat

fashion

dinilai berdasarkan kelas sosialnya,

ditunjukkan.
2

sebagai

kelas

Dimana

sosial

keduanya

merupakan film yang berlatar dunia

mempengaruhi khalayak. Film selalu

kerja

dan

merekam realitas yang tumbuh dan

majalah fashion sebagai sarana dalam

berkembang dalam masyarakat dan

mempublikasikan

kemudian


perusahaan

publikasi

fashion-fashion

memproyeksikannya

ke

ternama.

atas layar. Sehingga film selalu

2. Tujuan Penelitian

mempengaruhi

Tujuan penelitian ini adalah ingin


masyarakat

dan

membentuk

berdasarkan

muatan

mengetahui bagaimana Fashion dapat

pesan dibaliknya. (Sobur, 2009:126-

merepresentasikan

127)

kelas

sosial

seseorang yang ditunjukkan melalui

2. Kelas sosial sebagai identitas

film The Devil Wears Prada dan

Kelas sosial adalah golongan

Confessions of a Shopaholic.

dalam

masyarakat.

Kelas

sosial

dianggap sebagai golongan sosial
B. LANDASAN TEORI

dalam sebuah tatanan masyarakat

1. Film sebagai Komunikasi

yang ditentukan oleh posisi tertentu

Film

kemampuan

dalam proses produksi. Bagi Karl

menciptakan sensasi gambar dan

Marx, sebuah kelas baru dianggap

suara sinema, yang didukung jenis

kelas yang sebenarnya apabila dia

film yang dipenuhi struktur plot yang

bukan

penuh keterkejutan dan ketegangan

merupakan golongan kelas sosial

dalam imajinasi yang sangat kuat

dengan menyadari diri sebagi kelas,

dalam format layar lebar. Kekuatan

sebagai

dan kemampuan film menjangkau

masyarakat

yang

banyak segmen sosial lantas membuat

kepentingan

spesifik

film

memiliki

memiliki

potensi

untuk
3

hanya

secara

golongan

objektif

khusus

dalam

mempunyai
serta

mau

memperjuangkannya.

(Suseno,

Language

1999:111-112)

of

Clothes,

Lurie

menunjukkan keyakinannya bahwa

Kelas dipahami dalam kaitannya

disana ada analogi langsung. Ada

dengan ranah ekonomi, politis dan

banyak bahasa busana yang berbeda,

ideologis. Pada posisi ini mengakui

yang

tempat

kosakata dan tata bahasanya masing-

dimana

subjektivitas

lain

berada pada konstruksi identitas dan

masing-masing

memiliki

masing. (Barnard, 2011:39-40)

memindahkan narasi besar kaum

Fashion

dan

pakaian

dapat

modernis mengenai kelas (Hartley,

mengkomunikasikan

2010:144). Dengan ekonomi, politik

seseorang. Dengan cara seseorang

dan ideologi yang dimiliki seseorang

mengenakan atribut fashion disitulah

membawa pada identitas sosial orang

mereka

tersebut.

identitas diri mereka.

3. Fashion sebagai komunikasi
Fashion

dan

pakaian

mencoba

identitas

menunjukkan

4. Fashion sebagai kelas sosial
adalah

Fashion dan pakaian merupakan

bentuk komunikasi nonverbal karena

bagian dari proses yang didalamnya

tidak menggunakan kata-kata lisan

dikonstruksi pengalaman kelompok-

atau tertulis. Tidaklah sulit untuk

kelompok sosial atas tatanan sosial.

memahami bahwa meski garmen

Status sosial seseorang tudak bisa

diungkapkan dalam kata-kata seperti

lepas dari yang namanya status

merek atau slogan, disana tetap saja

ekonomi. Menurut Roach dan Eicher

level komunikasi nonverbal yang

dalam

memperkuat makna harfiah slogan

menghias

seseorang

bisa

atau merek tersebut. Dalam The

merefleksikan

hubungan

dengan

4

Barnard

(2011:90-91)

sistem produksi yang merupakan

membuat model sistematis dalam

karakteristik ekonomi tertentu dimana

menganalisis

orang

Barthes

itu

pakaian

tinggal.

Fashion

merefleksikan

dan

bentuk

makna

pada

tanda.

menjelaskan

bahwa

signifikasi tahap pertama merupakan

organisasi ekonomi tempat seseorang

hubungan

hidup

merefleksikan

signified di dalam sebuah tanda

statusnya dalam ekonomi itu. Aspek

terhadap realitas ekternal atau yang

pakaian

biasa

di

samping

dan

digambarkan

fashion
sebagai

bisa

penandaan

antara

disebut

signifier

sebagai

dan

denotasi.

Sedangkan konotasi adalah signifikasi

ekonomi.

pada tahap kedua. (Sobur, 2009:15)

5. Semiotika

C. METODE PENELITIAN

Semiotik

adalah

ilmu

yang

1. Jenis Penelitian

mengkaji tanda dalam kehidupan

Jenis penelitian yang digunakan

manusia. Artinya, semua yang hadir

adalah penelitian deskriptif kualitatif

dalam kehidupan kita dilihat sebagai

dengan

tanda, yakni sesuatu yang harus kita

analisis semiotika. Tujuannya dari

beri makna. (Hoed, 2011:3)

penelitian deskriptif kualitatif adalah

Pada dasarnya semiotika yang

untuk

menggunakan

memberi

pendekatan

gambaran

secara

dijelaskan oleh para ilmuwan tersebut

sistematis

semuanya adalah mempelajari tentang

tertentu. Pada penelitian semiotik

tanda,

cenderung

menggunakan

metodologi

paradigma

namun

digunakan

oleh

teori

yang

peneliti

akan
adalah

semiotika milik Roland Barthes. Peda

mengenai

fakta-fakta

dimensi
kualitatif,

metode yang menggolongkan data

teorinya mengenai semiotika, Barthes
5

atas

data

auditif,

tekstual

dan

bagian-bagian scene dalam kedua

audiovisual. (Hoed, 2011:8)

film

Objek Penelitian

memperlihatkan adegan pemain

tersebut

yang

Adapun objek yang digunakan

dalam balutan fashion yang dapat

peneliti dalam penelitian ini adalah

menunjukan tanda kelas sosial

fashion yang diperlihatkan dalam film

dalam

The Devil Wears Prada (2006) dan

Peneliti akan melakukan studi

Confessions of a Shopaholic (2009)

korpus. Film yang diteliti oleh

keduanya berupa VCD dengan bahasa

peneliti akan diambil beberapa

asli yakni bahasa Inggris dimana

adegan, yakni dengan meng-

VCD diproduksi oleh PT. Vision

capture

Interprima Pictures dan menggunakan

merepresentasikan

subtitle bahasa Indonesia.

sebagai

kelas

capture

gambar

2. Teknik Pengumpulan
Untuk memperoleh sebuah data,

kedua

film

tersebut.

adegan-adegan

kemudian

yang
fashion

sosial.

Hasil

pada

video

diteliti

dengan

maka peneliti menggunakan teknik

memperhatikan unsur penandaan

pengumpulan data sebagai berikut :

pada fashion tersebut. Tanda

a. Observasi non-partisipan

tersebut

dapat

berupa

tanda

Teknik ini digunakan untuk

verbal yakni kata-kata dalam

mendapatkan data yang nantinya

adegan maupun non verbal yakni

dapat mengetahui kelas sosial

berupa apa yang digambarkan

dalam film The Devil Wears

dalam adegan.

Prada dan Confessions of a

b. Studi Pustaka

Shopaholic. Adapun analisis film

Studi

melalui kaset video, yaitu berupa

pustaka

digunakan

untuk mendukung peneliti dalam
6

melakukan

karena

tahu makna fashion yang dapat

dengan literature penelitian dapat

merepresentasikan kelas sosial

berjalan

dengan

Studi

pemakainya. Melalui brand atau

pustaka

sendiri

merupakan

merek pakaian yang digunakan,

elemen

penelitian

yang

baik.

dalam

warna-warna

Dalam

bahan pakaian yang dikenakan,

peneliti

serta aksesoris yang digunakan

menggunakan studi pustaka yang

untuk melengkapai penampilan

diambil dari buku, makalah atau

para pemain dalam film yang

jurnal,

diteliti.

sebuah

penting

penelitian.

penelitian

ini

internet,

dokumentasi,

serta sumber- sumber lain yang

pada

pakaian,

3. Teknik Analisis Data

berhubungan dengan penelitian.

Untuk menganalisis film The

Dengan studi pustaka peneliti

Devil Wears Prada dan Confessions

yang telah melakukan penyajian

of a Shopaholic ini maka analisis data

data berupa korpus dapat mencari

yang digunakan dalam penelitian ini

tahu makna dari tanda yang

adalah dengan analisis semiotik milik

terdapat dalam film yang diteliti.

Roland

Data

terkumpul

semiotik ini lebih terkait kepada

diteliti dengan membaca teori

analisis simbol-simbol, pesan, serta

dan membandingkan teori maka

makna. Dalam penelitian ini, proses

peneliti

analisis data yang dilakukan oleh

yang

sudah

dapat

menghasilkan

Barthes.

Pada

analisis

kesimpulan dari hasil penelitian

peneliti

yang valid.

mengumpulkan literature atau data,

Melalui semua informasi yang

adalah

dengan

baik berupa pustaka ataupun film

diperoleh peneliti dapat mencari

yang
7

kemudian

dianalisis

sesuai

dengan teori yang sesuai dengan

merek atau slogan, tetap saja

maksud dan tujuan penelitian.

yang

memperkuatnya

adalah

makna harfiah dari merek atau

D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari penelitian ini, hasil penelitan

slogan

tersebut

(Barnard,

akan dibagi menjadi 3 kategorisasi

2011:39). Makna tersebut dapat

pembahasan.

Diantaranya

adalah

tercipta

merek/brand,

pakaian

sebagai

tersebut sudah dikenakan oleh

fashion, dan fashion sebagai status

seseorang dalam menunjukkan

sosial.

penampilannya.

1. Merek/brand Fashion

Seperti merek Chanel dalam film

Merek/brand

pada

berasal

dari

Perancang

yang

nama

The Devil Wears Prada yang

perancang.

sering digunakan oleh Andrea

menciptakan

Sachs yang menurut Nigel bahwa

tersebut

pikiran,

perasaan,

keyakinan,

hasrat

Andrea

sangat

membutuhkan

Chanel dalam penampilannya.

yang

Kemudian pada film Confessions

dimilikinya diekspresikan atau

of a Shopaholic dimana merek

direfleksikan dalam garmen atau

Louboutin

yang

mahal

setelan yang dibuatnya. (Barnard,

digambarkan

sebagai

merek

2011:106)

sepatu dengan harga terjangkau

Fashion

dan

merek/brand

dasarnya

merek/brand

melalui

ketika

adalah

bentuk

bagi kalangan pecinta fashion.

komunikasi non verbal karena

Seperti halnya dengan majalah

tidak

fashion yang menjadi media baik

menggunakan

kata-kata

lisan atau tertulis. Meski garmen

bagi

diungkap dalam kata-kata seperti

mempublikasikan karya kepada
8

perancang

untuk

khalayak

menjadi

sarana

penggunaan

pakaian

tersebut.

informasi pula bagi para pecinta

Misalnya untuk ke pesta, pria

mode. Majalah fashion ternama

menggunakan tuxedo dan wanita

akan

menggunakan

mudah

menarik

minat

gaun.

Untuk

pembacanya karena pengaruhnya

bekerja

pria

di dunia fashion. Perkembangan

kemeja

kerja

industri fashion sejak abad ke-19

menggunakan jas kerja wanita

yang

biasanya menggunakan blouse.

semakin tumbuh subur

menyebabkan
pula

berkembangnya

peragaan

majalah

busana

fashion

2012:221).

Seperti

menggunakan
dan

terkadang

Roach dan Eicher dalam Barnard

dan

(2011:83) menunjukkan, bahwa

(Danesi,

fashion secara simbolis mengikat

yang

suatu

komunitas.

Fashion

ditunjukkan pada film The Devil

dianggap sebagai salah satu cara

Wears Prada dimana majalah

untuk membentuk suatu ikatan

Runway mempunyai pengaruh

sosial.

Untuk

dalam

bahan

yang

perkembangan

dunia

fashion.

pakaian

pesta

digunakan

pun

menggunakan materi yang mahal,

2. Pakaian sebagai fashion

seperti

sutra,

wol

dan

lain

Pakaian merupakan sesuatu yang

sebagainya. Untuk alasan itu kini

dikenakan

pakaian tidak

untuk

melindungi

hanya

sekedar

tubuh dari terpaan cuaca. Namun

digunakan

pakaian kini digunakan tidak

tubuh, tapi karena perkembangan

hanya untuk alasan itu, pakaian

dunia tekstil menyebabkan orang

digunakan dengan alasan yang

akan

berbeda-beda berdasarkan tujuan
9

sebagai

menggunakan

pelindung

pakaian

sesuai dengan waktu dan tujuan

orang

tertentu.

2011:86). Melalui pakaian orang

Pakaian

yang

merupakan
sangat

kita

kenakan

pernyataan

kuat

yang

tersebut

mencoba

(Barnard,

menunjukkan

kelas

yang

sosial

dapat

menutupi status sosialnya dengan

atau

bahkan

mencoba

mengungkap mengenai siapa diri

berpenampilan seadanya.

kita tanpa kita harus mengatakan

Pada film The Devil Wears

atau melakukan sesuatu (Tucker

Prada dimana Andrea mencoba

&

berpakaian mewah ketika harus

Kingswell

dalam

Kuruc,

2008:195). Hal ini lah yang

bertemu

menyebabkan

macam

kalangan atas yang bekerja di

atribut dalam pakaian yang kita

industri fashion. Sementara pada

kenakan masing-masing dapat

film Confessions of a Shopaholic

memiliki makna tersendiri baik

dimana Luke Brandon mencoba

itu berupa bahan pakaian, jenis

menutupi kelas sosialnya yang

pakaian, warna pakaian hingga

tinggi dengan memakai pakaian

aksesoris.

kerja

segala

3. Fashion sebagai status sosial
Fashion

dapat

dengan

biasa.

Bloomwood

orang-orang

Lalu
yang

Rebecca
mencoba

menunjukkan

memakai pakaian bermerek yang

status sosial seseorang. Pakaian

mahal padahal dia tidak memiliki

dan fashion sering digunakan

banyak

untuk menunjukkan status sosial,

kreditnya

dan

orang

penilaian

uang.

Dengan

Rebecca

kartu

membeli

kerap

membuat

pakaian bermerek dan berusaha

terhadap

seseorang

tampil

berdasarkan apa yang dipakai

fashionable

menunjukkan
10

untuk

ketertarikannya

pada dunia fashion dan minatnya

Dengan

untuk

fashion dan majalah fashion sebagai

bekerja

pada

majalah

latar

belakang

industri

fashion ternama.

media utama penyampaian pesan

Sejak jaman dulu pakaian orang-

mengenai

orang kelas atas selalu menarik

digambarkan dipenuhi oleh orang-

perhatian

kelas

orang yang berasal dari kalangan atas.

orang-orang

fashion,

dunia

fashion

bawah

sehingga

orang

biasa

Tanda-tanda yang muncul di kedua

selalu

berharap

meningkatkan

film tersebut baik melalui verbal dan

posisi

sosial

dengan

non verbal merepresentasikan bahwa

mengikuti fashion orang-orang

fashion dapat menjadi sarana untuk

yang memiliki previlese (Danesi,

menunjukkan kelas sosial seseorang.

2012:220).

mereka

Cara

berpakaian

Mitos mengenai kemunculan fashion

menjadi tanda bagi seseorang

sebagai kelas sosial dilihat dari

dalam menjalankan peranannya

sejarahnya bahwa sejak jaman dahulu

dimasyarakat.

memang terdapat pembeda antara
kaum borjuis dan kaum proletar

E. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Dari

hasil

penelitian

dapat

dalam

berpakaian.

selalu

memakai

Kaum

borjuis

pakaian

dengan

disimpulkan bahwa film The Devil

bahan mewah seperti sutra, wol, kulit

Wears Prada dan Confessions of a

dan lainnya yang tidak bisa dipakai

Shopaholic merupakan film yang

oleh kaum proletar. Kaum proletar

menggambarkan

sebagai

karena harus bekerja mereka selalu

kelas sosial. Kedua film tersebut

memakai pakaian yang lebih nyaman

adalah film dengan gambaran fashion

dipakai saat bekerja. Dan hal itu

kalangan kelas atas yang sangat kuat.

memberi

fashion

11

pengaruh

terhadap

perkembangan cara berpakaian baik

mengenai

orang di kalangan atas maupun di

fenomena

kalangan bawah hingga saat ini.

mengkomunikasikan

yang
identitas

dapat
diri

seseorang.

2. Saran

Kemudian penelitian mengenai

Dari kesimpulan diatas maka

film diharapkan akan ada penelitian

peneliti memberikan saran kepada

lain baik dengan tema sejenis yakni

khalayak bahwa dalam dunia hiburan

membahas lebih jauh tentang fashion

seperti film fashion menjadi poin

baik sebagai kelas sosial ataupun isu-

penting sehingga dalam prakteknya

isu

diharapkan agar fashion hadir sesuai

yang

bisa

diangkat

dan

dikembangkan.

dengan kebutuhan film dan dapat
membantu

fashion sebagai suatu

Terakhir peneliti berharap bahwa

mengkomunikasikan

penelitian tentang semiotika bisa

jalannya cerita dengan lebih bagus.

menjadi jauh lebih baik lagi dan bisa

Fashion merupakan hal yang akan

membahas semiotika secara lebih

selalu berkembang dari masa ke

utuh dan keseluruhan unsur dapat

masa. Penelitian dimaksudkan agar

dibahas.

masyarakat menjadi lebih paham

12

PERSANTUNAN
Persantunan ini ditujukan kepada
1. Tomi Febriyanto, M.A
Selaku Pembimbing I
2. Rinasari Kusuma, M.I.Kom
Selaku Pembimbing II
3. PT. Vision Interprima Pictures
Yang telah menyediakan VCD sebagai bahan penelitian

13

DAFTAR PUSTAKA

Barnard, Malcolm. 2011. Fashion sebagai Komunikasi. Yogyakarta: Jalasutra
Danesi, Marcel. 2012. Pesan, Tanda, dan Makna. Yogyakarta: Jalasutra
Hartley, John. 2010. Communication, Cultural, & Media Studies: Konsep Kunci.
Yogyakarta: Jalasutra
Hoed, Benny J. 2011. Semiotika dan Dinamika Sosial Budaya. Jakarta: Komunitas
Bambu
Kuruc, Katarina. 2008. Fashion as Communication: A Semiotic analysis of
fashion on ‘Sex and the City’.
Sobur, Alex. 2009. Semiotika Komunikasi. Bandung: Rosdakarya
Suseno, Franz Magnis. 1999. Pemikiran Karl Marx: Dari Sosialisme Utopis ke
Perseliisihan Revisionisme. Jakarta: Gramedia Pustaka

14

Dokumen yang terkait

REPRESENTASI GAYA HIDUP FASHION REMAJA DALAM FILM (Analisis Semiotika pada Film 30 Hari Mencari Cinta)

1 7 2

Representasi Kelas Sosial Dalam Film Snowpiecer (Analisis Semiotika John Mengenai Representasi Kelas Sosial Dalam Film Snowpiecer Karya Bong Jon Hoo)

1 10 1

Representasi Hedonisme Dalam Film Confessions Of A Shopaholic (Analisis Semiotika Roland Mengenai representasi Hedonisme Dalam Film Confenssions Of A Shopaholic Karya P.J Hogan)

10 75 96

Representasi Hedonisme Dalam Film Confessions Of A Shopaholic (Analisis Semiotika Roland Mengenai representasi Hedonisme Dalam Film Confenssions Of A Shopaholic Karya P.J Hogan)

0 16 96

REPRESENTASI FASHION SEBAGAI KELAS SOSIAL DALAM FILM (Studi Semiologi Representasi Fashion sebagai Kelas Sosial dalam Film The Representasi Fashion Sebagai Kelas Sosial Dalam Film (Studi Semiologi Representasi Fashion Sebagai Kelas Sosial Dalam Film The

0 4 15

PENDAHULUAN Representasi Fashion Sebagai Kelas Sosial Dalam Film (Studi Semiologi Representasi Fashion Sebagai Kelas Sosial Dalam Film The Devil Wears Prada Dan Confessions Of A Shopaholic).

1 5 46

TRANSGENDER DALAM FILM (Studi Semiologi Representasi Identitas Seksual Transgender Transgender Dalam Film (Studi Semiologi Representasi Identitas Seksual Transgender Dalam Film “The Iron Ladies”).

0 1 16

TRANSGENDER DALAM FILM (Studi Semiologi Representasi Identitas Seksual Transgender Transgender Dalam Film (Studi Semiologi Representasi Identitas Seksual Transgender Dalam Film “The Iron Ladies”).

0 3 15

Fashion dan Kelas Sosial dalam

0 0 15

REPRESENTASI KELAS SOSIAL MASYARAKAT DALAM FILM (Studi Semiotik Representasi Kelas Sosial Masyarakat dalam Film Pretty Woman) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 157