Pembatasan dan Perumusan Masalah Tujuan dan Manfaat Penelitian Kerangka Pemikiran

harkat dan martabatnya sebagai manusia. Perlakuan ini dimaksudkan untuk menempatkan narapidana sebagai subjek di dalam proses pembinaan dengan sasaran akhir mengembalikan narapidana ke tengah-tengah masyarakat sebagai orang yang baik dan berguna resosialisasi. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengkaji mengenai dampak remisi terhadap para napi dengan hukuman di atas 5 lima tahun

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Agar penelitian ini tidak keluar dari pokok batasan yang telah penulis tetapkan, serta untuk menghindari terjadi penyimpangan masalah, maka penulis menetapkan batasan-batasan untuk penelitian ini, yaitu tentang dampak remisi terhadap para napi dengan hukuman di atas 5 tahun yang mana penelitian ini akan difokuskan di lembaga pemasyarakatan wanita kelas II A Semarang. Berdasarkan Pembatasan masalah di atas, untuk mempermudah dalam pembahasan masalah yang akan diteliti maka penulis menentukan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana landasan filosofis pemberian remisi terhadap narapidana ? 2. Bagaimanakah dampak pemberian remisi kepada para napi yang divonis dengan hukuman di atas 5 tahun? 3. Apakah pemberian remisi sudah sesuai dengan aturan yang berlaku ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui landasan filosofis pemberian remisi terhadap narapidana. 2. Untuk mengetahui bagaimana dampak dari pemberian remisi terhadap narapidana dengan hukuman di atas 5 tahun 3. Untuk mengetahui keefektifan dan kesesuaian pemberian remisi terhadap narapidana. Manfaat penelitian yang diharapkan penulis adalah: 1. Manfaat Teoritis a. Berguna sebagai sarana bagi penulis untuk memperluas wawasan dan pengetahuan terutama di bidang hukum pidana. b. Dapat memberikan sumbangan pemikiran mengenai dampak-dampak yang ditimbulkan akibat pemberian remisi terhadap narapidana dalam rangka pembinaan di lembaga pemasyarakatan dan keefektifan pelaksanaan remisi 2. Manfaat Praktis a. Bagi Mahasiswa, Dengan Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan mahasiswa tentang dampak-dampak yang ditimbulkan akibat pemberian remisi terhadap narapidana. b. Bagi Masyarakat, Diharapkan mampu bermanfaat bagi masyarakat yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang dampak remisi terhadap para narapidana dengan hukuman di atas 5 tahun.

D. Kerangka Pemikiran

Dalam kerangka pemikiran ini penulis akan membahas mengenai remisi yang diberikan kepada Narapidana dengan Hukuman di atas 5 tahun. Narapidana seperti dijelaskan dalam Undang-undang No 12 tahun 1995 pasal 1 ayat 7 tentang pemasyarakatan, yaitu Terpidana yang menjalani pidana hilang kemerdekaan di Lembaga Pemasyarakatan LAPAS. Artinya bahwa narapidana dalam menjalani sanksi pidananya berada dalam pembinaan di lembaga Pemasyarakatan. Roscoe Pound merumuskan bahwa hukum adalah alat untuk mengubahmemperbaiki keadaan masyarakat law is agent of change. 9 Dimana sejalan dengan konsep pemasyarakatan yang bertumpu pada pembinaan, merupakan suatu usaha dalam mengubah memperbaiki keadaan warga binaan agar kelak tidak melakukan tindak pidana lagi. Bagi pemerintah, pemberian remisi merupakan kewajiban hukum yang harus dilaksanakan sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan. Pasal 14 ayat 1 undang- undang ini menyebutkan secara tegas bahwa narapidana mempunyai hak mendapatkan remisi. Pemberian remisi ini tidak dibedakan atas jenis tindak pidana yang dilakukan, akan tetapi didasarkan pada perilaku mereka selama menjalani pidana. Meskipun demikian, seiring pemikiran yang berkembang dalam masyarakat, Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2006 yang merupakan perubahan atas Peraturan Pemerintah 9 Burhan Ashofa, Metodologi Penelitian Hukum, Rineka Cipta: Jakarta, 1996, Hal. 6 Nomor 32 Tahun 1999 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan. Peraturan pemerintah ini mengatur pemberian hak narapidana yang salah satunya hak mendapatkan remisi bagi narapidana tertentu salah satunya narapidana korupsi.

E. Metode Penelitian