PENDAHULUAN Pelaksanaan Remisi Terhadap Warga Binaan Di Rumah Tahanan Klas II B Magetan.

(1)

1

Dalam kehidupan manusia, pada dasarnya manusia ingin selalu berkumpul dengan sesamanya (Zoon Politicon). Manusia hidup tidak mungkin akan memisahkan diri dengan sesamanya, mereka mempunyai kemauan. Dalam pemenuhan kemauannya, manusia harus hidup bersama dalam masyarakat yang terorganisasi untuk mencapai tujuan bersama.1 Dalam suatu masyarakat pasti ada hukum, selain adanya masyarakat tentunya juga ada pemerintah yang berusaha mewujudkan kepastian hukum dan memudahkan penegakan hukum, salah satunya dengan hukum pidana. 2

Menurut Van Hamel, Pidana adalah suatu penderitaan yang bersifat khusus yang telah dijatuhkan oleh kekuasaan yang berwenang untuk menjatuhkan pidana atas nama negara sebagai penanggung jawab dari ketertiban umum bagi seorang pelanggar, yakni semata-mata karena orang tersebut telah melanggar suatu peraturan hukum yang harus ditegakkan oleh negara.3Aturan hukum pidana yang terdapat di dalam berbagai peraturan perundang-undangan itu memang memuat pengaturan tentang berbagai tindak pidana, dengan kemungkinan pula adanya kekhususan di

1

Zaeni Asyhadie, 2015, Pengantar Hukum Indonesia, Jakarta: PT. Grafindo Persada.hal. 2

2

Natangsa Surbakti, 2005, Buku Pegangan Kuliah Hukum Pidana Khusus, Surakarta: FH UMS. hal. 2

3

Pengertian Pidana Menurut Para Ahli, 2013, dalam http://www.pengertianahli.com/2013/10/pengertian-pidana-menurut-para-ahli.html/m=1, diunduh pada Jumat 17 Februari 2017 pukul 17:13


(2)

dalam pengaturan tentang asas-asas berlakunya secara menyimpang dari asas-asas umum hukum pidana.4

Dalam Hukum Pidana terdapat 2(dua) kategori yaitu Hukum Pidana Umum dan Hukum Pidana Khusus, prinsip-prinsip umum hukum pidana tertuang di dalam buku I Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) eks Wetboek van Straftrecht (WvS) dan hukum pidana khusus tertuang dalam buku II dan III KUHP.5

Terdapat 3 (tiga) masalah pokok dalam hukum pidana yaitu : 1. Perbuatan yang dilarang

2. Pertanggungjawaban pidana/ kesalahan 3. Sanksi/ pidana

Menurut Moeljatno, perbuatan yang dilarang dikenal dengan istilah tindak pidana yang berarti “perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum, larangan mana disertai ancaman (sanksi) yang berupa pidana tertentu, bagi barangsiapa yang melanggar larangan tersebut”6

Sementara itu, pertanggung jawaban pidana/kesalahan adalah pencelaan yang dapat diteruskan terhadap seorang pelaku tindak pidana sehubungan dengan adanya sikap batin tertentu dalam dirinya dengan perbuatan yang telah dilakukan.7 Masalah pokok yang ketiga yaitu sanksi pidana yang

4

Natangsa Surbakti, Op. Cit., hal. 2

5

Ibid. hal.3

6Ibid

. hal.15

7Ibid


(3)

merupakan sarana atau instrument dalam mencapai tujuan hukum pidana. Dalam Pasal 10 point (a) KUHP: 8

Pidana terdiri atas :

a. Pidana Pokok: 1. Pidana Mati 2. Pidana Penjara 3. Pidana Kurungan 4. Pidana Denda

Sistem Hukum Pidana juga mempunyai tujuan yaitu diharapkan pelaku tindak pidana sadar akan perbuatannya dan mewujudkan suasana tertib, aman, dan damai di dalam masyarakat.9 Terdapat beberapa subsistem dalam peradilan pidana, antara lain: 10

1. Sub Sistem Kepolisisan 2. Sub Sistem Kejaksaan 3. Sub Sistem Pengadilan 4. Sub Sistem Permasyarakatan

Sub Sistem Permasyarakatan merupakan alternatife terakhir dalam system peradilan pidana berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Warga binaan selaku pelaku tindak pidana yang menjalani sanksi pidana memilik hak-hak yang dilindungi oleh hak asasi manusia. Dalam

8

Moeljatno, 2003, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Jakarta: Aksara, hal.6

9

Rusli Muhammad, 2011, Sistem Peradilan Pidana Indonesia, Yogyakarta : UII Press,hal.4

10Ibid


(4)

Pasal 14 UU No.12 tahun 1995 tentang Lembaga Permasyarakatan. Salah satu hak narapidana dalam LAPAS atau Rumah Tahanan adalah mendapatkan pengurangan masa pidana (remisi).

Menurut Pasal 1 ayat (1) Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 174 Tahun 1999: 11

“Remisi adalah pengurangan masa pidana yang diberikan kepada narapidana dan anak pidana yang telah berkelakuan baik selama menjalani pidana kecuali yang dipidana mati atau seumur hidup”. Dalam perkembangannya, remisi diatur dalam Undang-Undang No. 12 tahun 1995 tentang Permasyarakatan, PP No. 99 tahun 2012 tentang Perubahan Kedua atas PP No. 32 tahun 1999 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Warga Binaan Permasyarakatan, Kepres RI No. 174 tahun 1999 tentang Remisi. Namun pada saat ini, remisi juga merupakan hak konstitusional bagi para pelaku tindak pidana terorisme, narkotika dan psikotropika, korupsi dan kejahatan keamanan terhadap Negara dan kejahatan hak asasi manusia yang berat.

Dengan Peraturan Perundang-Undangan diatas diharapkan pemerintah mampu memberikan hak remisi kepada narapidana dengan mengetahui perilaku narapidana selama menjalani pidana sebagai acuan pemberian remisi. Untuk itu penulis tertarik untuk meneliti dan menyusun dalam penelitian skripsi ini dengan judul: PELAKSANAAN REMISI TERHADAP WARGA BINAAN DI RUMAH TAHANAN KLAS II B MAGETAN.


(5)

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

1. Bagaimana profil atau sejarah Rumah Tahanan Klas II B Magetan? 2. pelaksanaan remisi terhadap warga binaan di Rumah Tahanan Klas II B

Magetan?

3. Apa saja kendala atas pelaksanaan remisi terhadap warga binaan di Rumah Tahanan Klas II B Magetan?

4. Apa solusi atas kendala dalam pelaksanaan remisi terhadap warga binaan di Rumah Tahanan Klas II B Magetan?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan 1. Tujuan Penulisan

a. Untuk mengetahui profil atau sejarah Rumah Tahanan Klas II B Magetan.

b. Untuk mengetahui pelaksanaan remisi terhadap warga binaan di Rumah Tahanan Klas II B Magetan.

c. Untuk mengetahui kendala atas pelaksanaan remisi warga binaan di Rumah Tahanan Klas II B Magetan.

d. Untuk mengetahui solusi atas kendala dalam pelaksanaan remisi terhadap warga binaan di Rumah Tahanan Klas II B Magetan?

2. Manfaat Penulisan

a. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan keilmuan dalam pemberian remisi terhadap warga binaan di Rumah Tahanan.


(6)

b. Manfaat Praktis

1) Bagi Peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan pengalaman penelitian yang berkaitan dengan pemberian remisi terhadap warga binaan di Rumah Tahanan.

2) Bagi Pembaca, hasil penelitian dapat memberikan informasi secara tertulis maupun sebagai referensi mengenai pemberian remisi terhadap warga binaan di Rumah Tahanan.

D. Kerangka Pemikiran

Dalam KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana) pasal 10 menyebut bahwa salah satu bentuk pidana adalah pidana penjara. Penetapan pidana penjara berpangkal dari pertimbangan hukum pidana, akan tetapi setelah sampai pelaksanaannya dapat timbul pertimbangan-pertimbangan yang terletak di bidang sosial, politik, dan ekonomi. Oleh karena itu tidaklah mustahil apabila tumbuh pemikiran manusia dalam sistem pelaksanaan pidana penjara.12 Narapidana sebagai seorang anggota masyarakat yang dipisahkan dari induknya dan selama waktu tertentu itu diproses dalam lingkungan tempat tertentu dengan tujuan, metode, dan sistem permasyarakatan akan kembali menjadi manusia anggota masyarakat yang baik dan taat kepada hukum.13 Dengan demikian hak-hak dan kewajiban sebagai narapidana harus dihormati selama masa pembinaan dalam lembaga permsyarakatan.

12

Bambang Poernomo, 1984, Pelaksanaan Pidana Penjara Dengan Sistem Permasyarakatan, Yogyakarta: Liberty, hal. 34

13


(7)

Pelaksanaan pembinaan narapidana diatur dalam Undang-Undang No.12 Tahun 1995 tentang Lembaga Permasyarakatan. Pembinaan merupakan kegiatan yang bersifat kontinyu dan intesif agar terpidana menyadari kesalahannya, memperbaiki diri dan tidak melakukan tindak pidana lagi. Dengan kata lain terpidana harus diakui hak-hak asasinya sebagai manusia dan memperoleh keadilan.14

Dalam Pasal 34 ayat (1) PP No. 32 tahun 1999 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Permasyarakatan menjelaskan:15

“Setiap Narapidana dan Anak Pidana yang selama menjalani masa pidana berkelakuan baik berhak mendapatkan remisi”

Dalam Pasal 1 point 6 PP No. 32 tahun 1999 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Permasyarakatan menjelaskan:16

“Remisi adalah pengurangan masa menjalani pidana yang diberikan kepada Narapidana dan Anak Pidana yang memenuhi syarat-syarat yang ditemtukan dalam peraturan perundang-undangan”

Ada beberapa jenis Remisi di Indonesia, antara lain:17

1. Remisi Umum: pengurangan menjalani masa pidana yang diberikan setiap Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI, 17 Agustus.

2. Remisi Umum Susulan: remisi umum yang diberikan kepada narapidana dan anak pidana yang pada tanggal 17 Agustus telah

14

Rusli Muhammad, Op.Cit., hal. 27

15

PP No. 32 tahun 1999 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Permasyarakatan

16Ibid.,

hal. 1

17

Hariandi Law Office, 19 Juli 2015, 11:00 WIB: Pengertian dan Jenis Remisi, dalam

https://m.gresnews.com/berita/tips/1750187-pengertian-dan-jenis-remisi/ diakses pada Senin, 26 September 2016 21:08 WIB


(8)

menjalani masa penahanan paling singkat 6 (enam) bulan dan belum menerima putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap.

3. Remisi Khusus: pengurangan menjalani masa pidana yang diberikan setiap Hari Besar Keagamaan (Idhul Fitri, Natal, Nyepi, Waisak) kepada Narapidana dan Anak Pidana yang memenuhi syarat-syarat yang ditentukam peraturan perundang-undangan, maka akan dipilih hari besar yang paling dimuliakan oleh penganut agama yang bersangkutan.

4. Remisi Khusus Susulan: remisi khusus yang diberikan kepada Narapidana dan Anak Pidana yang pada hari besar keagamaan sesuai dengan agama yang dianutnya telah menjalani masa penahanan paling singkat 6 (enam) bulan dan belum menerima putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap.

5. Remisi Tambahan: kedua remisi di atas dapat ditambah apabila Narapidana dan Anak Pidana yang bersangkutan selama menjalani pidana:

- Berbuat jasa kepada Negara;

- Melakukan perbuatan yang bermanfaat bagi Negara atau kemanusiaan; dan

- Melakukan perbuatan yang membantu kegiatan pembinaan Lembaga Permasyarakatan.

Dengan pemberian remisi, narapidana dapat segera kembali kepada keluarga dan lingkungan masyarakatnya sehingga dapat kembali berperan


(9)

aktif dalam pembangunan serta hidup secara wajar sebagai seprang warga negara.

E. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Kualitatif, dimana penulis melihat suatu kejadian dan menggunakannya sebagai data penelitian. Baik berupa wawancara, pengamatan secara menyeluruh maupun dengan kajian pustaka. Biasanya dalam penelitian ini, objek penelitian akan diberikan metode/ kondisi tertentu sehingga mencapai tujuan tertentu.18

2. Metode Pendekatan

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis empiris. Yuridis yaitu mengkaji konsep normatifnya atau peraturan perundang-undangan, sedangkan empiris yaitu mengkaji pada kenyataan yang ada terhadap pelaksanaan remisi kepada warga binaan di Rumah Tahanan Klas II B Magetan.

3. Lokasi Penelitian

Penulis dalam rangka menggunakan penelitian ini mengambil lokasi di Rumah Tahanan Klas II B Magetan.

18

Nandaz, Rabu 18 April 2012, Jenis-Jenis Penelitian Skripsi, dalam

https://skripsikusayang.blogspot.co.id/2012/04/jenis-jenis-penelitian-skripsi.html?m=1 diakses pada Senin 26 September 2016 22:25 WIB


(10)

4. Jenis Data

1. Data Primer

Sejumlah keterangan atau fakta tentang pemberian remisi yang secara langsung diperoleh di Rumah Tahanan Klas II B Magetan.

2. Data Sekunder

Berupa dokumen tertulis, peraturan perundang-undangan dan literature-literature yang berkaitan dengan objek penelitian ini.

5. Tehnik Pengumpulan Data

a. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan dengan cara mencari, mencatat, menganalisis, mempelajari, dan mengutip data yang diperoleh dari buku yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian ini.

b. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada responden sehingga responden tidak terbatas dalam memberikan jawaban yang disesuaikan dengan sumber data.

6. Tehnik Analisis Data

Tehnik analisis data yang digunakan yakni dengan menerapkan logika deduktif, yaitu dengan cara menarik kesimpulan dengan menjadikan norma ditempatkan sebagai premis mayor, selanjutnya data sekunder yaitu buku literatur ditempatkan sebagai premis minor, langkah yang dilakukan selanjutnya adalah menarik konklusi dengan


(11)

cara membandingkan data primer dan data sekunder sehingga pada tahap akhirnya penulis dapat menarik suatu kesimpulan.19

F. Sistematika Skripsi

Sistematika Skripsi ini disusun dalam format 4 (empat) bab untuk mendapatkan gambaran secara menyeluruh mengenai apa yang akan penulis uraikan dalam penelitian ini.

Bab I berisi Pendahuluan yang didalamnya menguraikan latar belakang, pembatasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka pemikiran, metode penelitian, metode analisis data, dan sistematika skripsi.

Bab II berisi tinjauan pustaka mengenai landasan teori yang menguraikan tinjauan umum tentang remisi, tinjauan umum tentang warga binaan, tinjauan umum tentang rumah tahanan atau lembaga permasyarakatan.

Bab III berisi hasil penelitian dan pembahasan yang menguraikan tentang profil Rumah Tahanan Klas II B Magetan, dan pelaksanaan remisi di Rumah Tahanan Klas II B Magetan, serta kendala dan solusi dalam pelaksanaan remisi di Rumah Tahanan Klas II B Magetan.

Bab IV berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran sebagai tindak lanjut dari penelitian.

19

Muh Trianggo,”Kebijakan Formulsai Sanksi Pidana Terhadap Perbuatan Penjiplakan


(1)

b. Manfaat Praktis

1) Bagi Peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan pengalaman penelitian yang berkaitan dengan pemberian remisi terhadap warga binaan di Rumah Tahanan.

2) Bagi Pembaca, hasil penelitian dapat memberikan informasi secara tertulis maupun sebagai referensi mengenai pemberian remisi terhadap warga binaan di Rumah Tahanan.

D. Kerangka Pemikiran

Dalam KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana) pasal 10 menyebut bahwa salah satu bentuk pidana adalah pidana penjara. Penetapan pidana penjara berpangkal dari pertimbangan hukum pidana, akan tetapi setelah sampai pelaksanaannya dapat timbul pertimbangan-pertimbangan yang terletak di bidang sosial, politik, dan ekonomi. Oleh karena itu tidaklah mustahil apabila tumbuh pemikiran manusia dalam sistem pelaksanaan pidana penjara.12 Narapidana sebagai seorang anggota masyarakat yang dipisahkan dari induknya dan selama waktu tertentu itu diproses dalam lingkungan tempat tertentu dengan tujuan, metode, dan sistem permasyarakatan akan kembali menjadi manusia anggota masyarakat yang baik dan taat kepada hukum.13 Dengan demikian hak-hak dan kewajiban sebagai narapidana harus dihormati selama masa pembinaan dalam lembaga permsyarakatan.

12

Bambang Poernomo, 1984, Pelaksanaan Pidana Penjara Dengan Sistem Permasyarakatan, Yogyakarta: Liberty, hal. 34

13


(2)

Pelaksanaan pembinaan narapidana diatur dalam Undang-Undang No.12 Tahun 1995 tentang Lembaga Permasyarakatan. Pembinaan merupakan kegiatan yang bersifat kontinyu dan intesif agar terpidana menyadari kesalahannya, memperbaiki diri dan tidak melakukan tindak pidana lagi. Dengan kata lain terpidana harus diakui hak-hak asasinya sebagai manusia dan memperoleh keadilan.14

Dalam Pasal 34 ayat (1) PP No. 32 tahun 1999 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Permasyarakatan menjelaskan:15

“Setiap Narapidana dan Anak Pidana yang selama menjalani masa pidana berkelakuan baik berhak mendapatkan remisi”

Dalam Pasal 1 point 6 PP No. 32 tahun 1999 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Permasyarakatan menjelaskan:16

“Remisi adalah pengurangan masa menjalani pidana yang

diberikan kepada Narapidana dan Anak Pidana yang memenuhi syarat-syarat yang ditemtukan dalam peraturan

perundang-undangan”

Ada beberapa jenis Remisi di Indonesia, antara lain:17

1. Remisi Umum: pengurangan menjalani masa pidana yang diberikan setiap Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI, 17 Agustus.

2. Remisi Umum Susulan: remisi umum yang diberikan kepada narapidana dan anak pidana yang pada tanggal 17 Agustus telah

14

Rusli Muhammad, Op.Cit., hal. 27

15

PP No. 32 tahun 1999 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Permasyarakatan

16Ibid.,

hal. 1

17

Hariandi Law Office, 19 Juli 2015, 11:00 WIB: Pengertian dan Jenis Remisi, dalam https://m.gresnews.com/berita/tips/1750187-pengertian-dan-jenis-remisi/ diakses pada Senin, 26 September 2016 21:08 WIB


(3)

menjalani masa penahanan paling singkat 6 (enam) bulan dan belum menerima putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap.

3. Remisi Khusus: pengurangan menjalani masa pidana yang diberikan setiap Hari Besar Keagamaan (Idhul Fitri, Natal, Nyepi, Waisak) kepada Narapidana dan Anak Pidana yang memenuhi syarat-syarat yang ditentukam peraturan perundang-undangan, maka akan dipilih hari besar yang paling dimuliakan oleh penganut agama yang bersangkutan.

4. Remisi Khusus Susulan: remisi khusus yang diberikan kepada Narapidana dan Anak Pidana yang pada hari besar keagamaan sesuai dengan agama yang dianutnya telah menjalani masa penahanan paling singkat 6 (enam) bulan dan belum menerima putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap.

5. Remisi Tambahan: kedua remisi di atas dapat ditambah apabila Narapidana dan Anak Pidana yang bersangkutan selama menjalani pidana:

- Berbuat jasa kepada Negara;

- Melakukan perbuatan yang bermanfaat bagi Negara atau kemanusiaan; dan

- Melakukan perbuatan yang membantu kegiatan pembinaan Lembaga Permasyarakatan.

Dengan pemberian remisi, narapidana dapat segera kembali kepada keluarga dan lingkungan masyarakatnya sehingga dapat kembali berperan


(4)

aktif dalam pembangunan serta hidup secara wajar sebagai seprang warga negara.

E. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Kualitatif, dimana penulis melihat suatu kejadian dan menggunakannya sebagai data penelitian. Baik berupa wawancara, pengamatan secara menyeluruh maupun dengan kajian pustaka. Biasanya dalam penelitian ini, objek penelitian akan diberikan metode/ kondisi tertentu sehingga mencapai tujuan tertentu.18

2. Metode Pendekatan

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis empiris. Yuridis yaitu mengkaji konsep normatifnya atau peraturan perundang-undangan, sedangkan empiris yaitu mengkaji pada kenyataan yang ada terhadap pelaksanaan remisi kepada warga binaan di Rumah Tahanan Klas II B Magetan.

3. Lokasi Penelitian

Penulis dalam rangka menggunakan penelitian ini mengambil lokasi di Rumah Tahanan Klas II B Magetan.

18

Nandaz, Rabu 18 April 2012, Jenis-Jenis Penelitian Skripsi, dalam https://skripsikusayang.blogspot.co.id/2012/04/jenis-jenis-penelitian-skripsi.html?m=1 diakses pada Senin 26 September 2016 22:25 WIB


(5)

4. Jenis Data

1. Data Primer

Sejumlah keterangan atau fakta tentang pemberian remisi yang secara langsung diperoleh di Rumah Tahanan Klas II B Magetan.

2. Data Sekunder

Berupa dokumen tertulis, peraturan perundang-undangan dan literature-literature yang berkaitan dengan objek penelitian ini.

5. Tehnik Pengumpulan Data

a. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan dengan cara mencari, mencatat, menganalisis, mempelajari, dan mengutip data yang diperoleh dari buku yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian ini.

b. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada responden sehingga responden tidak terbatas dalam memberikan jawaban yang disesuaikan dengan sumber data.

6. Tehnik Analisis Data

Tehnik analisis data yang digunakan yakni dengan menerapkan logika deduktif, yaitu dengan cara menarik kesimpulan dengan menjadikan norma ditempatkan sebagai premis mayor, selanjutnya data sekunder yaitu buku literatur ditempatkan sebagai premis minor, langkah yang dilakukan selanjutnya adalah menarik konklusi dengan


(6)

cara membandingkan data primer dan data sekunder sehingga pada tahap akhirnya penulis dapat menarik suatu kesimpulan.19

F. Sistematika Skripsi

Sistematika Skripsi ini disusun dalam format 4 (empat) bab untuk mendapatkan gambaran secara menyeluruh mengenai apa yang akan penulis uraikan dalam penelitian ini.

Bab I berisi Pendahuluan yang didalamnya menguraikan latar belakang, pembatasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka pemikiran, metode penelitian, metode analisis data, dan sistematika skripsi.

Bab II berisi tinjauan pustaka mengenai landasan teori yang menguraikan tinjauan umum tentang remisi, tinjauan umum tentang warga binaan, tinjauan umum tentang rumah tahanan atau lembaga permasyarakatan.

Bab III berisi hasil penelitian dan pembahasan yang menguraikan tentang profil Rumah Tahanan Klas II B Magetan, dan pelaksanaan remisi di Rumah Tahanan Klas II B Magetan, serta kendala dan solusi dalam pelaksanaan remisi di Rumah Tahanan Klas II B Magetan.

Bab IV berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran sebagai tindak lanjut dari penelitian.

19 Muh Trianggo,”Kebijakan Formulsai Sanksi Pidana Terhadap Perbuatan Penjiplakan


Dokumen yang terkait

PELAKSANAAN REMISI TERHADAP WARGA BINAAN RUMAH TAHANAN KLAS II B MAGETAN Pelaksanaan Remisi Terhadap Warga Binaan Di Rumah Tahanan Klas II B Magetan.

0 3 12

PELAKSANAAN REMISI TERHADAP WARGA BINAAN DI RUMAH UMAH TAHANAN KLAS II B MAGETAN Pelaksanaan Remisi Terhadap Warga Binaan Di Rumah Tahanan Klas II B Magetan.

0 3 19

PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Warga Binaan Pemasyarakatan Dalam Mewujudkan Derajat Kesehatan Optimal (Studi Kasus di Rumah Tahanan Negara Klas I Surakarta).

0 2 14

PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Warga Binaan Pemasyarakatan Dalam Mewujudkan Derajat Kesehatan Optimal (Studi Kasus di Rumah Tahanan Negara Klas I Surakarta).

0 3 19

I. PENDAHULUAN Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Warga Binaan Pemasyarakatan Dalam Mewujudkan Derajat Kesehatan Optimal (Studi Kasus di Rumah Tahanan Negara Klas I Surakarta).

0 3 6

TANGGAPAN WARGA BINAAN TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAKET B YANG DISELENGGARAKAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS II A WANITA TANJUNG GUSTA MEDAN.

0 1 19

GAMBARAN FUNGSI KELUARGA PADA WARGA BINAAN REMAJA DI RUMAH TAHANAN NEGARA KLAS I BANDUNG.

0 1 1

STRATEGI DAKWAH PROFESOR SALMADANIS BAGI WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN DI RUMAH TAHANAN NEGARA KLAS IIB PADANG

0 1 155

PROSES PEMBENTUKAN CITRA WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN OLEH HUMAS RUMAH TAHANAN NEGARA KLAS II B RANGKASBITUNG

0 0 10

PEMBINAAN TERHADAP WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN WANITA DI RUMAH TAHANAN NEGARA (RUTAN) KELAS II B BANYUMAS

0 2 13