Studi potensi makanan ternak itik di Kecamatan Anjatan Kabupaten Indramayu, Jawa Barat

RINGKASAN
BAJlBANG DERMAWAN, 1984. Studi Potensi Hakanan Ternak
Itik di Kecamatan An.jatan Kabupaten Indramayu, Jawa Barat
Karya Ilmiah, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
pembimbing utama
Pembimbing Anggota

Drh. D.J. Samosir
Ir. Basita Ginting Sugihen

Penelitian ini 、ゥャ。セオォョ@
di kecamatan Anjatan, kabupaten Indramayu, Jawa Barat selama satu bulan. Berlangsung
dari bulan Haret sampcd April 1984.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari sumber daya
alam yang dimanfaatkan untuk makanan ternak itik di kecamatan Anjatan. Di samping itu juga mempelajari ketersediaan,
pengolahan dan penyajian makanan ternak itik. Untuk ini
telah diteliti 45 ー・エイョオセ@
contoh yang berlokasi di kecamatan Anjatan dengan metode ー・ョセ。ュ「ヲャ@
contoh. secara acak sederhana.
.
Guna mengetahui potensi makanan ternak i tik: digunrumn

beberapa asumsi pengukuran dan' untuk menduga hubungan antara
nilai produksi ternak itik dengan jumlah satuanternak, luas pekarangan, luas tanah sCj.wah, luas tanah'te-galan, luas
tanah total, biaya ュイオセ。ョ@
pokok, luas •.kandang'''aan tenaga
kerja digunakan bentul, fungsi Y :: a7TxiL. Pengolahan data
menggunakan program microcomputer Superbrain QD II, 8 bit
64 KB. Printer NEC 5530.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan makanan ternak itik di kecamatan Anjatan cukup potensial. Pengolahan dan penyajian makanan ternak masih sangat sederhana. Hakanan diberikan dalam bentuk ran sum tunggal dengan
rataan pemberian menir 142 g/hari, dedak 163 g/hari dan
gabah 137 g/hari. Pemberian makanan dalam satu tahun diperkirakan hanya seldtar 3 - 4 bulan. Ketersediaan makanan
pada lokasi penggembalaan tidak menjamin kontinuitas kebutuhan ternak itik. Potensi limbah penggilingan padi memungkinkan untuk mengembangkan dan meningkatkan sistem pemeliharaan ternak itik. Ketersediaan dedak dapat mencukupi
kebutuhan ternak ftik sebanyak 150 955 ekor dan' potensi menir dapat menyediiilian kebutuhan ternak itik sebanyak 59 366
ekor. Hubungan antara ternak i tik de,ngan jumlah satuan
ternak itik, tanah pekarangan, total tanah yang dikuasai,
biaya mrul:anan pokok, luas kandang dan tenaga kerja memperlihatkan hubungan yang sangat nyata (Pi 0.01), dengan koefisien determinasi 0.98. Hasil uji statistik F menunjukkan bahwa jumlah ternak yang dimiliki dan biaya makanan pokok mempunyai pengaruh sangat nyata (Pi 0.01), tanah ー・ォ。セ@
rangan berpengaruh nyata (Pi 0.05) dan tenaga kerja serta
luas kandang tidak berpengaruh nyata.

STUD! POTENSI MAKANAN TERNAI{ 111K DI KECAMATAN ANJATAN
KABUPATEN INDRAMAYU, JAWA BARAT


KARVA ILMIAH
BAMBANG DERMAWAN

FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

19

a

4

RINGKASAN
BAJlBANG DERMAWAN, 1984. Studi Potensi Hakanan Ternak
Itik di Kecamatan An.jatan Kabupaten Indramayu, Jawa Barat
Karya Ilmiah, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
pembimbing utama
Pembimbing Anggota


Drh. D.J. Samosir
Ir. Basita Ginting Sugihen

Penelitian ini 、ゥャ。セオォョ@
di kecamatan Anjatan, kabupaten Indramayu, Jawa Barat selama satu bulan. Berlangsung
dari bulan Haret sampcd April 1984.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari sumber daya
alam yang dimanfaatkan untuk makanan ternak itik di kecamatan Anjatan. Di samping itu juga mempelajari ketersediaan,
pengolahan dan penyajian makanan ternak itik. Untuk ini
telah diteliti 45 ー・エイョオセ@
contoh yang berlokasi di kecamatan Anjatan dengan metode ー・ョセ。ュ「ヲャ@
contoh. secara acak sederhana.
.
Guna mengetahui potensi makanan ternak i tik: digunrumn
beberapa asumsi pengukuran dan' untuk menduga hubungan antara
nilai produksi ternak itik dengan jumlah satuanternak, luas pekarangan, luas tanah sCj.wah, luas tanah'te-galan, luas
tanah total, biaya ュイオセ。ョ@
pokok, luas •.kandang'''aan tenaga
kerja digunakan bentul, fungsi Y :: a7TxiL. Pengolahan data
menggunakan program microcomputer Superbrain QD II, 8 bit

64 KB. Printer NEC 5530.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan makanan ternak itik di kecamatan Anjatan cukup potensial. Pengolahan dan penyajian makanan ternak masih sangat sederhana. Hakanan diberikan dalam bentuk ran sum tunggal dengan
rataan pemberian menir 142 g/hari, dedak 163 g/hari dan
gabah 137 g/hari. Pemberian makanan dalam satu tahun diperkirakan hanya seldtar 3 - 4 bulan. Ketersediaan makanan
pada lokasi penggembalaan tidak menjamin kontinuitas kebutuhan ternak itik. Potensi limbah penggilingan padi memungkinkan untuk mengembangkan dan meningkatkan sistem pemeliharaan ternak itik. Ketersediaan dedak dapat mencukupi
kebutuhan ternak ftik sebanyak 150 955 ekor dan' potensi menir dapat menyediiilian kebutuhan ternak itik sebanyak 59 366
ekor. Hubungan antara ternak i tik de,ngan jumlah satuan
ternak itik, tanah pekarangan, total tanah yang dikuasai,
biaya mrul:anan pokok, luas kandang dan tenaga kerja memperlihatkan hubungan yang sangat nyata (Pi 0.01), dengan koefisien determinasi 0.98. Hasil uji statistik F menunjukkan bahwa jumlah ternak yang dimiliki dan biaya makanan pokok mempunyai pengaruh sangat nyata (Pi 0.01), tanah ー・ォ。セ@
rangan berpengaruh nyata (Pi 0.05) dan tenaga kerja serta
luas kandang tidak berpengaruh nyata.

STUD}

MAKJIJ'lAN
poteiセs@

terャゥNセk@

ITIK DI KECJl11ATPJ'i ANJATAN


KABUPATEN INDR1;J:'AYU, JA\'iA BARAT

Oleh
BAHBANG DERHAVlJ\]\

D16.-0740

Karya Ilmiah ini telah disetujui dan disidangkan
dihade.:>= Komisi Ujian lisan pada tanggal 27 Sli!ph!mber- '198'4

Drh.

セNj@

Samosir

utama
p・ュ「ゥセョァ@


Ketua Jurusan
Ilmu Produksi t・イョセ@
Fakul tas p"ternakan
Institut P"rtanian Bogor

-prof.

Dr.

Adi Sudono

Ir.

Basita Gintinr; Sugihen
Pembimbing J,.nggota

Dekan
peternakan
Institut Pertanian Bogor
fセオャエ。ウ@


セB@

Dr.'
rセ@

Eddie Gurnadi

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor, Jawa Barat pada tanggal

3 April 1960.

penulis adalah anak pertama dari empat ber-

saudara dengan Bapak Soesil0 Wirjomihardjo dan Ibu Almarhumah yusni Murniaty.
Tahun 1972 penulis lulus dari SD Mardiyuana Bogor dan
lulus dari SNP Negeri V Bogor pada tahun 1975.

Fada tahun


1976 penulis diterima sebagai siswa S}lA Negeri II Bogor
dan lulus pad a tahun 1979.
Pada bulan }lei tahun 1979 penulis terdaftar sebagai
mahasiswa pada Tingkat Persiapan Bersama di Institut Fertanian Bogor melalui Proyek Perintis II.

Tahun 1981 penu-

lis terdaftar sebagai mahasiswa Fakul tas peternakan di Institut Fertanian Bogor.

KATA PENGANTAR
Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya penulis
dapat menyelesaikan Karya Ilmiah yang merupakan salah satu
syarat untuk memperoleh gelar sarjana Peternakan di Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini dengan rasa tulus penulis menyampaikan terimakasih dan penghargaan yang tinggi kepada :
Bapak Soesilo Wirjomihardjo yang telah bekerja keras
dan berdoa untuk keberhasilan penklis.

Adik-adik dan tan-


te Sri Sumiaty yang telah berkorban dan mendoakan.
Drh.
b。ーイオセ@

D.J.

utama dan Bapak Ir.

samosir, sebagai dosen pembimbing
Basita Ginting Sugihen, sebagai dosen

pembimbing Anggota atas bimbingan, petunjuk dan nasehat yang
tidak ternilai.
Staf pengajar yang telih memberikan bekal selama penulis menuntut ilmu di Institut Pertanian Bogor.
Bapak Soetardjo, Kepala Dinas Peternakan Daerah Tingkat II Indramayu beserta staf yang telah banyak membantu
selama mengadakan penelitian.
Bapak Bupati Daerah Tingkat II Indramayu, Camat Anjatan, Kepala Desa Kopyah,
k・ーセャ。@

Desa Imgis, Kepala Desa


Sumur Adem Timur atas ijin dan bantuan dalam melakukan peneli tian.
Pakde Parno, OOm Tardjo, Firman, Budi, Ir. Syarif B.,
mbak Iriani, Nina, Syamsuri, Erwan dan peternak di kecamatan
Anjatan atas bantuan yang berupa mesin tik, pembuatan alat

DAFTP-R TJl.BEL
Ha1aman

Nomor

1.

Perkiraan
pイッ、ャゥセウ@

Limbah Segar

per hektar ...................................


14

Komposisi Responden Peternak Itik di
Kecamatan Anjatan, 1984 •.•••.•.•••••••••••

17

Luas Lahan Berdasarkan Penggunaannya
di Kecamatan Anjatan, 1983/1884 •••••••••••

21

4.

Luas Tanam Beberapa Komoditi Usaha Tani dan
Produksi di Kecamatan Anjatan, 1983 •••••••

23

5.

popu1asi t・イョ。セ@
di Kecamatan Anjatan Tahun
1983/1984 .......................................................

24

6.

Persentase Tingkat Umur Responden di Ketiga

2.
3.

Desa Sampel ................................................. . .. .. . .

25

Persentase p・ョァ。QャセL@
Responden Da1am Berternak Hill: di Ketiga Desa Sampel •••••••••

26

populasi t・イョ。セ@
Unggas di k・」。セエョ@
Anjatan
Tahun 1979 - 1984 ••...••..........•...••..

29

Jenis dan Volume Hakanan yang Diberikan
Responden di Kecamatan Anjatan, 1984 ••••••

31

10. Produksi Hijauan di Kecamatan Anjatan
Tahun 1983/1984 ..................................................

33

11. Perkiraan Produksi Limbah Pertanian di Kecamatan Anjatan, Tahun 1983/1984 ••••••••••

34

12. Uji Koefisien Regresi Faktor-fal{tor Produksi
yang Ditetapkan.Terhadap Ni1ai Produksi Ternak Itik dalam Satu Tahun •••••••.••••••••••

39

7.
8.
9.

Lampiran
1.

Deskripsi Responden Peternak Itik di Kecamatan Anjatan .......................................................

48

2.

3.
4.
5.

Perhitungan produksi Hijauan dan Lirnbah Pertanian di Kecamatan Anjatan ••••••••••••••••
Perhitungan potensi Makanan Pokok Ternak

49

Itik di Kecamatan Anjatan •..•......••....•.

50

Rancangan Perhitungan Untuk Henduga Hubungan
Antara Nilai Produksi Ternak Itik dengan
Faktor-faktor Produksi yang Ditetapkan •••••

51

Nilai Produksi Ternak Itik, Jumlah Satuan
Ternak (X ), Luas Tanah Pekarangan (X ) ,
Luas Tanat Sawah (X22) , Luas Tanah t・セャゥ。ョ@
(X ) ,
Luas Tanah ,Total (X?T\' Biaya }lakanan (X7jl) , 23
Luas Kandang yang DIgunaKan (X ) dan Tenaga

4
I(erja (Xc;) •••••..••••••.•.••..•.•••.•.••..••••••

52

-'

6.

Pengolahan Persamaan Linier Berganda Pada
Microcomputer Superbrain 0D II 8 bit 64 KB,
printer NEe Software/program gicrostat Distributed by Life Boat Inc ••.•••••...•.••••...•••

53

DAFTAR GAMBAR
Nomor
1.
2.

Ha1aman

Persentase po1a Usaha Ternak Itik
di Ketiga Desa Sampel •••.••••.•••.•••••••••

25

Distribusi Umur Itik yang Dipe1ihara
Responden di Kecamatan Anjatan, 1984 •••••••

27

PENDAHULUAN
Dalam pola umum pelita IV telah ditetapkan bahwa peningkatan produksi pangan termasuk usaha peningkatan pasca
pan en, bertujuan untuk memantapkan swasembada pangan dan
memperbesar penyediaan protein hewani dan nabati.
Salah satu jenis ternak yang dapat berperan serta dalam

penyediaan protein hewani adalah ternak
ュ・ーイ「ウ。セ@

i tik.

Ternak i tik merupalran unggas yang menduduki tempat

kedua setelah ayam, baik dalam jumlah populasi maupun produksi.

Penyebarannya hampir merata pada sebagian besar da-

erah di tana..lJ air.

Telurnya disukai konsumen di pedesaan

dan di perlwtaan.
pemeliharaan itik sudah dikenal sejak ratusan tahun
yang lalu dan telah membudaya di tengah masyarakat petani
atau nelayan di pedesaan.

Lokasi pemeliharaan terut&ma di

daerah dataran rendah, persawahan yang keadaan aliran airnya cukup baik, di sekeliling, danau, di aliran sungai dan
daerah berawa-rawa.

Dengan demikian pemeliharaan itik di

Indonesia merupakan mat a pencaharian yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari di pedesaan.
Menurut Direktorat Jendral Peternakan (1983a) peternakan itik pada umumnya kepunyaan
イ。セケエ@

dan dipelihara

secara tradisional, dim ana input produksi sangat kecil baik
dalam penyediaan makanan maupun penggunaan kandang.

Oleh

karena itu hendaknya sistem pemeliharaan tradisional harus
diusahakan secara intensif, agar produktifi tas terna\, i tik

STUD! POTENSI MAKANAN TERNAI{ 111K DI KECAMATAN ANJATAN
KABUPATEN INDRAMAYU, JAWA BARAT

KARVA ILMIAH
BAMBANG DERMAWAN

FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

19

a

4

PENDAHULUAN
Dalam pola umum pelita IV telah ditetapkan bahwa peningkatan produksi pangan termasuk usaha peningkatan pasca
pan en, bertujuan untuk memantapkan swasembada pangan dan
memperbesar penyediaan protein hewani dan nabati.
Salah satu jenis ternak yang dapat berperan serta dalam

penyediaan protein hewani adalah ternak
ュ・ーイ「ウ。セ@

i tik.

Ternak i tik merupalran unggas yang menduduki tempat

kedua setelah ayam, baik dalam jumlah populasi maupun produksi.

Penyebarannya hampir merata pada sebagian besar da-

erah di tana..lJ air.

Telurnya disukai konsumen di pedesaan

dan di perlwtaan.
pemeliharaan itik sudah dikenal sejak ratusan tahun
yang lalu dan telah membudaya di tengah masyarakat petani
atau nelayan di pedesaan.

Lokasi pemeliharaan terut&ma di

daerah dataran rendah, persawahan yang keadaan aliran airnya cukup baik, di sekeliling, danau, di aliran sungai dan
daerah berawa-rawa.

Dengan demikian pemeliharaan itik di

Indonesia merupakan mat a pencaharian yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari di pedesaan.
Menurut Direktorat Jendral Peternakan (1983a) peternakan itik pada umumnya kepunyaan
イ。セケエ@

dan dipelihara

secara tradisional, dim ana input produksi sangat kecil baik
dalam penyediaan makanan maupun penggunaan kandang.

Oleh

karena itu hendaknya sistem pemeliharaan tradisional harus
diusahakan secara intensif, agar produktifi tas terna\, i tik