Penggunaan biji kecipir yang telah mengalami perendaman dan perebusan sebagai campuran makanan ayam pedaging dengan bobot karkas dan bukan karkas sebagai parameter
RINGKASAN.
YOHANES, 1984. Penggunaan Biii Kecipir yang Telah
Mengalami Perendaman dan Perebusan Sebagai Campuran Makanan Ayam Pedaging dengan Bobot Karkas dan Bukan Karkas Sebagai Parameter. Karya Ilmiah Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama
Drh. D.J. Samosir
Pembimbing Anggota
Ir. Abdul Djamil Hasjmy
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu Makanan
Ternak dan Laboratorium Ilmu Produksi Ternak Unggas, Fakultas Peternakan, Institut Pert ani an Bogor selama 50 hari,
yaitu sejak tanggal 17 Maret sampai dengan 5 Mei 1984.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahu1 pengaruh
penggunaan biji kecipir yang sebelumnya telah direndam selama 9, 12 dan 15 jam dan direbus selama 45 dan 60 menit
yang kemudian diberikan sebagai campuran makanan ayam sebanyak 10, 15, 20 dan 25',%, Respon yang diamati adalah bobot
karkas dan bukan karkas ayam pedaging pejantan dar:!. stra:!.n
Arbor Acres CP707 PT Charoen Pokphand.
Rancangan percobaan yang digunakan 1alah Percobaan
Faktor1al 3x2x4 dengan perendaman, perebusan dan t1ngkat
pember1an biji kecipir dalam ransum sebagai faktor-faktornya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama perendaman
bETpengaruh sangat nyata (PL 0.01) terhadap persentase bobot karkas, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap bobot
bukan karkas. Perendaman 12 jam menurunkan persentase bobot karkas jika dibandingkan dengan pere.daman 9 jam yang
kemudian meningkat lagi pada perendaman 15 jam.
Perebusan selama 45 menit dan 60 menit t1dak berpengaruh nyata terhadap persentase bobot karkas dan bukan karkas,
namun demikian perebusan 60 menit memperlihatkan hasil yang
lebih ba:!.k.
Pemberian biji kecipir sampa:!. tingkat 20 % belum dapat
dikatakan berpengaruh terhadap persentase bobot karkas.
Namun Makin meningkat jumlah pemberian biji kecipir dari
10, 15 dan 20 % akan meningkatkan persentase bobot karkas,
tetapi pemberian 25 % sangat berpengaruh (pL 0.01) dalam
menurunkan persentase bobot karka.s.
Pemberian biji kecipir sampai 25 % secara statistika
tidak nyata mempengaruhi persentase bobot bukan karkas.
Terlihat adanya interaksi antara perendaman dan perebusan, karena nilai persentase bobot karkas pada set:!.ap
taraf faktor perendaman dipengaruhi oleh faktor perebusan.
Oleh sebab itu masih perlu mencari kombinasi perlakuan ter-
hadap biji kecipir yang tepat untuk mencapai hasil yang
baik. Dari hasil yang 、ゥー。イッャ・ィセ@
ternyata bahwa perendaman 9 jam yang diikuti parebusan bO menit, menghasilkan
parsentase bobot karkas yang lebih baik dari kombinasi
perlakuan lainnya.
/
/
'. -',
' Lセ@
セ@
LN[ZセG@
,
PENGGUNAAN 81J1 KECIPIR YANG TELAH MENGALAMI PERENDAMAN
DAN PEREBUSAN SEBAGAi CAMPURAN MAKANAN AYAM PEDAGING
DENGAN BOBOT KARKAS DAN BUKAN KARKAS SEBAGAI PARAMETER
KARYA ILMIAH
YOHANES
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGaR
1984
RINGKASAN.
YOHANES, 1984. Penggunaan Biii Kecipir yang Telah
Mengalami Perendaman dan Perebusan Sebagai Campuran Makanan Ayam Pedaging dengan Bobot Karkas dan Bukan Karkas Sebagai Parameter. Karya Ilmiah Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama
Drh. D.J. Samosir
Pembimbing Anggota
Ir. Abdul Djamil Hasjmy
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu Makanan
Ternak dan Laboratorium Ilmu Produksi Ternak Unggas, Fakultas Peternakan, Institut Pert ani an Bogor selama 50 hari,
yaitu sejak tanggal 17 Maret sampai dengan 5 Mei 1984.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahu1 pengaruh
penggunaan biji kecipir yang sebelumnya telah direndam selama 9, 12 dan 15 jam dan direbus selama 45 dan 60 menit
yang kemudian diberikan sebagai campuran makanan ayam sebanyak 10, 15, 20 dan 25',%, Respon yang diamati adalah bobot
karkas dan bukan karkas ayam pedaging pejantan dar:!. stra:!.n
Arbor Acres CP707 PT Charoen Pokphand.
Rancangan percobaan yang digunakan 1alah Percobaan
Faktor1al 3x2x4 dengan perendaman, perebusan dan t1ngkat
pember1an biji kecipir dalam ransum sebagai faktor-faktornya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama perendaman
bETpengaruh sangat nyata (PL 0.01) terhadap persentase bobot karkas, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap bobot
bukan karkas. Perendaman 12 jam menurunkan persentase bobot karkas jika dibandingkan dengan pere.daman 9 jam yang
kemudian meningkat lagi pada perendaman 15 jam.
Perebusan selama 45 menit dan 60 menit t1dak berpengaruh nyata terhadap persentase bobot karkas dan bukan karkas,
namun demikian perebusan 60 menit memperlihatkan hasil yang
lebih ba:!.k.
Pemberian biji kecipir sampa:!. tingkat 20 % belum dapat
dikatakan berpengaruh terhadap persentase bobot karkas.
Namun Makin meningkat jumlah pemberian biji kecipir dari
10, 15 dan 20 % akan meningkatkan persentase bobot karkas,
tetapi pemberian 25 % sangat berpengaruh (pL 0.01) dalam
menurunkan persentase bobot karka.s.
Pemberian biji kecipir sampai 25 % secara statistika
tidak nyata mempengaruhi persentase bobot bukan karkas.
Terlihat adanya interaksi antara perendaman dan perebusan, karena nilai persentase bobot karkas pada set:!.ap
taraf faktor perendaman dipengaruhi oleh faktor perebusan.
Oleh sebab itu masih perlu mencari kombinasi perlakuan ter-
hadap biji kecipir yang tepat untuk mencapai hasil yang
baik. Dari hasil yang 、ゥー。イッャ・ィセ@
ternyata bahwa perendaman 9 jam yang diikuti parebusan bO menit, menghasilkan
parsentase bobot karkas yang lebih baik dari kombinasi
perlakuan lainnya.
PENGGUNAAN BIJI KECIPIR YANG TELAH MENGALAMI PERENDAMAN
DAN PEREBUSAN SEBAGAI CAMPURAN MAKANAN AYAM PEDAGING
DENGAN BOBOT KARKAS DAN BUKAN KARKAS SEBAGAI PARAMETER
Karya I1miah sebagai salah satu syarat untuk
mempero1eh ge1ar Sarjana Peternakan
01eh
Y 0 HAN E S
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1984
PENGGUNAAN BIJI KECIPIR YANG TELAH MENGALAMI PERENDAMAN
DAN PEREBUSAN SEBAGAI CAMPURAN MAKANAN AYAM PEDAGING
DENGAN BOBOT KARKAS DAN BUKAN KARKAS SEBAGAI PARAMETER
01eh
YOHANES
D. 170873
Karya Ilmiah ini te1ah disetujui dan disidangkan di hadapan Komisi Ujian Lisan pada tangga1 •• セ@ •• セ\[QN@
Drh. D.J. Samosir
Pembimbing Utama
OWNセy@
Ir. Abdul Dj
..
1 Hasjmy
Pembimbing Anggota
Peternakan
Pertanian bogor
, ,
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Situbondo, Jawa Timur pada
tanggal 9 Oktober 1960; merupakan anak pertama dari tiga
bersaudara dalam satu ke1uarga.
Ayah bernama Pireno Dja-
lukito dan Ibu bernama G. Prihatin bin P. Erman.
Pada tahun 1973 penu1is 1ulus dari Sekolah Dasar Negeri Kemasan II Kediri dan lulus dari Sekolah Menengah Pertama Negeri Asembagus pada tahun 1976.
Pada tahun 1977
penulis terdaftar sebagai siswa Sekolah Menengah Atas Negeri Situbondo dan lulus pada tahun 1980.
Selanjutnya melalui Proyek Perintis II, penu1is terdaftar sebagai mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama di Institut Pertanian Bogor pada tahun 1980.
Kemudian pada Se-
mester III tahun 1981 penulis terdaftar sebagai mahaslli·swa
Fakultas Peternakan IPB; merupakan pilihan pertama.
Oleh karena berkat Tuhan, se1ama penulis menye1esaikan pendidikan sejak dari SD sampai ke tingkat akhir di
Perguruan Tinggi, tidak mengalami tinggal kelas.
Yohanes
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadlirat Allah, oleh karena berkat,
kemurahan serta bimbinganNya, penulis dapat menyelesaikan penelitian hingga tersusunnya Karya Ilmiah ini.
Karya Ilmiah ini merupakan salah satu syarat untuk mendapat gelar sarjana pada Fakultas Peternakan, Institut
Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah memherikan
jasanya kepada penulis sampai tersusunnya tulisan ini.
Terutama penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada
Bapak Drh. D.J. Samosir dan Bapak Ir. Abdul Djamil Hasjmy
masing-masing selaku pembimbing utama dan anggota yang
telah sudi meluangkan waktu dan tenaganya memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis demi lancarnya penelitian dan tersusunnya tulisan ini.
Kepada rekan-rekan Purna, Khairul, Agus, Ida dan Anna
serta Yusirwan, atas kerja sama yang baik, penulis ucapkan
pula terima kasih banyak.
Terakhir penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada Papi dan Ibu serta adik-adikku tercinta Ella, Betty
dan Rika atas doa dan dorongan yang diberikan demi keberhasilan penulis menyelesaikan pendidikan selama di bangku
sekolah.
Penulis sadar akan keterbatasan kemampuan yang ada.
Saran dan koreksi dari semua pembaca akan penulis terima
dengan senang hati.
Akhirnya di balik kekurangan yang
ada, mudah-mudahan tu1isan ini bermanfaat bagi kita semua.
Bogor, Desember 1984
Penulis
DAFTAR lSI
Ha1aman
KATA PENGANTAR ••••••••••••••••••••••••••••••••••
viii
DAFTAR lSI •••••••••••••.••••••••••••••••••••••••
x
DAFTAR TABR.....................................
xi
DA:F'.rAR
gaNセr@
•••••••••••••••••••••••••••••••••••
xiii
PENDAHULU AN •••••••••••••••••••••••••••••••••••••
1
TINJA UAN PUSTAKA •••••••••.•..•••..•••••..••.•.••
4
Pengenalan Tanaman Kecipir •••••.••..•••••••
4
Ni1ai Gizi Biji Kecipir ••••••••••••••••••••
7
Sifat-sifat Beberapa Racun Kecipir •••••••••
16
Pengaruh Pengo1ahan Terhadap Ni1ai Gizi Biji
Kecipir .•••.•••.....•••.....•......••......
25
Kecipir Sebagai Makanan Ternak •••••••••••••
26
Karkas Ayam Pedaging •••••••••.•••.•••••••••
30
MATERI DAN METODE PENELITIAN ••••••••••••••••••••
32
HASIL DAN PEMBAHASAN •••••••••••••••••••••••••••.
38
Pengaruh Perendaman, Perebusan dan Tingkat
Biji Kecipir da1am Ransum Terhadap Persentase Bobot Karkas ••.••..•................
'-0 ••
38
Pengaruh Perendaman, Perebusan dan Tingkat
Biji Kecipir da1arn Ransum Terhadap PersentaBobo.t Bukan Karkas ••••••••••••••.••••••••••
52
........... . . .... .... ............ . ....
59
DAFTAR PUS TAKA ••••••••••••••••••••••••••••••••••
61
LAMPI RAN ••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
65
KESIMPULAN
/
/
'. -',
' Lセ@
セ@
LN[ZセG@
,
PENGGUNAAN 81J1 KECIPIR YANG TELAH MENGALAMI PERENDAMAN
DAN PEREBUSAN SEBAGAi CAMPURAN MAKANAN AYAM PEDAGING
DENGAN BOBOT KARKAS DAN BUKAN KARKAS SEBAGAI PARAMETER
KARYA ILMIAH
YOHANES
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGaR
1984
YOHANES, 1984. Penggunaan Biii Kecipir yang Telah
Mengalami Perendaman dan Perebusan Sebagai Campuran Makanan Ayam Pedaging dengan Bobot Karkas dan Bukan Karkas Sebagai Parameter. Karya Ilmiah Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama
Drh. D.J. Samosir
Pembimbing Anggota
Ir. Abdul Djamil Hasjmy
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu Makanan
Ternak dan Laboratorium Ilmu Produksi Ternak Unggas, Fakultas Peternakan, Institut Pert ani an Bogor selama 50 hari,
yaitu sejak tanggal 17 Maret sampai dengan 5 Mei 1984.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahu1 pengaruh
penggunaan biji kecipir yang sebelumnya telah direndam selama 9, 12 dan 15 jam dan direbus selama 45 dan 60 menit
yang kemudian diberikan sebagai campuran makanan ayam sebanyak 10, 15, 20 dan 25',%, Respon yang diamati adalah bobot
karkas dan bukan karkas ayam pedaging pejantan dar:!. stra:!.n
Arbor Acres CP707 PT Charoen Pokphand.
Rancangan percobaan yang digunakan 1alah Percobaan
Faktor1al 3x2x4 dengan perendaman, perebusan dan t1ngkat
pember1an biji kecipir dalam ransum sebagai faktor-faktornya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama perendaman
bETpengaruh sangat nyata (PL 0.01) terhadap persentase bobot karkas, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap bobot
bukan karkas. Perendaman 12 jam menurunkan persentase bobot karkas jika dibandingkan dengan pere.daman 9 jam yang
kemudian meningkat lagi pada perendaman 15 jam.
Perebusan selama 45 menit dan 60 menit t1dak berpengaruh nyata terhadap persentase bobot karkas dan bukan karkas,
namun demikian perebusan 60 menit memperlihatkan hasil yang
lebih ba:!.k.
Pemberian biji kecipir sampa:!. tingkat 20 % belum dapat
dikatakan berpengaruh terhadap persentase bobot karkas.
Namun Makin meningkat jumlah pemberian biji kecipir dari
10, 15 dan 20 % akan meningkatkan persentase bobot karkas,
tetapi pemberian 25 % sangat berpengaruh (pL 0.01) dalam
menurunkan persentase bobot karka.s.
Pemberian biji kecipir sampai 25 % secara statistika
tidak nyata mempengaruhi persentase bobot bukan karkas.
Terlihat adanya interaksi antara perendaman dan perebusan, karena nilai persentase bobot karkas pada set:!.ap
taraf faktor perendaman dipengaruhi oleh faktor perebusan.
Oleh sebab itu masih perlu mencari kombinasi perlakuan ter-
hadap biji kecipir yang tepat untuk mencapai hasil yang
baik. Dari hasil yang 、ゥー。イッャ・ィセ@
ternyata bahwa perendaman 9 jam yang diikuti parebusan bO menit, menghasilkan
parsentase bobot karkas yang lebih baik dari kombinasi
perlakuan lainnya.
/
/
'. -',
' Lセ@
セ@
LN[ZセG@
,
PENGGUNAAN 81J1 KECIPIR YANG TELAH MENGALAMI PERENDAMAN
DAN PEREBUSAN SEBAGAi CAMPURAN MAKANAN AYAM PEDAGING
DENGAN BOBOT KARKAS DAN BUKAN KARKAS SEBAGAI PARAMETER
KARYA ILMIAH
YOHANES
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGaR
1984
RINGKASAN.
YOHANES, 1984. Penggunaan Biii Kecipir yang Telah
Mengalami Perendaman dan Perebusan Sebagai Campuran Makanan Ayam Pedaging dengan Bobot Karkas dan Bukan Karkas Sebagai Parameter. Karya Ilmiah Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama
Drh. D.J. Samosir
Pembimbing Anggota
Ir. Abdul Djamil Hasjmy
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu Makanan
Ternak dan Laboratorium Ilmu Produksi Ternak Unggas, Fakultas Peternakan, Institut Pert ani an Bogor selama 50 hari,
yaitu sejak tanggal 17 Maret sampai dengan 5 Mei 1984.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahu1 pengaruh
penggunaan biji kecipir yang sebelumnya telah direndam selama 9, 12 dan 15 jam dan direbus selama 45 dan 60 menit
yang kemudian diberikan sebagai campuran makanan ayam sebanyak 10, 15, 20 dan 25',%, Respon yang diamati adalah bobot
karkas dan bukan karkas ayam pedaging pejantan dar:!. stra:!.n
Arbor Acres CP707 PT Charoen Pokphand.
Rancangan percobaan yang digunakan 1alah Percobaan
Faktor1al 3x2x4 dengan perendaman, perebusan dan t1ngkat
pember1an biji kecipir dalam ransum sebagai faktor-faktornya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama perendaman
bETpengaruh sangat nyata (PL 0.01) terhadap persentase bobot karkas, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap bobot
bukan karkas. Perendaman 12 jam menurunkan persentase bobot karkas jika dibandingkan dengan pere.daman 9 jam yang
kemudian meningkat lagi pada perendaman 15 jam.
Perebusan selama 45 menit dan 60 menit t1dak berpengaruh nyata terhadap persentase bobot karkas dan bukan karkas,
namun demikian perebusan 60 menit memperlihatkan hasil yang
lebih ba:!.k.
Pemberian biji kecipir sampa:!. tingkat 20 % belum dapat
dikatakan berpengaruh terhadap persentase bobot karkas.
Namun Makin meningkat jumlah pemberian biji kecipir dari
10, 15 dan 20 % akan meningkatkan persentase bobot karkas,
tetapi pemberian 25 % sangat berpengaruh (pL 0.01) dalam
menurunkan persentase bobot karka.s.
Pemberian biji kecipir sampai 25 % secara statistika
tidak nyata mempengaruhi persentase bobot bukan karkas.
Terlihat adanya interaksi antara perendaman dan perebusan, karena nilai persentase bobot karkas pada set:!.ap
taraf faktor perendaman dipengaruhi oleh faktor perebusan.
Oleh sebab itu masih perlu mencari kombinasi perlakuan ter-
hadap biji kecipir yang tepat untuk mencapai hasil yang
baik. Dari hasil yang 、ゥー。イッャ・ィセ@
ternyata bahwa perendaman 9 jam yang diikuti parebusan bO menit, menghasilkan
parsentase bobot karkas yang lebih baik dari kombinasi
perlakuan lainnya.
PENGGUNAAN BIJI KECIPIR YANG TELAH MENGALAMI PERENDAMAN
DAN PEREBUSAN SEBAGAI CAMPURAN MAKANAN AYAM PEDAGING
DENGAN BOBOT KARKAS DAN BUKAN KARKAS SEBAGAI PARAMETER
Karya I1miah sebagai salah satu syarat untuk
mempero1eh ge1ar Sarjana Peternakan
01eh
Y 0 HAN E S
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1984
PENGGUNAAN BIJI KECIPIR YANG TELAH MENGALAMI PERENDAMAN
DAN PEREBUSAN SEBAGAI CAMPURAN MAKANAN AYAM PEDAGING
DENGAN BOBOT KARKAS DAN BUKAN KARKAS SEBAGAI PARAMETER
01eh
YOHANES
D. 170873
Karya Ilmiah ini te1ah disetujui dan disidangkan di hadapan Komisi Ujian Lisan pada tangga1 •• セ@ •• セ\[QN@
Drh. D.J. Samosir
Pembimbing Utama
OWNセy@
Ir. Abdul Dj
..
1 Hasjmy
Pembimbing Anggota
Peternakan
Pertanian bogor
, ,
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Situbondo, Jawa Timur pada
tanggal 9 Oktober 1960; merupakan anak pertama dari tiga
bersaudara dalam satu ke1uarga.
Ayah bernama Pireno Dja-
lukito dan Ibu bernama G. Prihatin bin P. Erman.
Pada tahun 1973 penu1is 1ulus dari Sekolah Dasar Negeri Kemasan II Kediri dan lulus dari Sekolah Menengah Pertama Negeri Asembagus pada tahun 1976.
Pada tahun 1977
penulis terdaftar sebagai siswa Sekolah Menengah Atas Negeri Situbondo dan lulus pada tahun 1980.
Selanjutnya melalui Proyek Perintis II, penu1is terdaftar sebagai mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama di Institut Pertanian Bogor pada tahun 1980.
Kemudian pada Se-
mester III tahun 1981 penulis terdaftar sebagai mahaslli·swa
Fakultas Peternakan IPB; merupakan pilihan pertama.
Oleh karena berkat Tuhan, se1ama penulis menye1esaikan pendidikan sejak dari SD sampai ke tingkat akhir di
Perguruan Tinggi, tidak mengalami tinggal kelas.
Yohanes
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadlirat Allah, oleh karena berkat,
kemurahan serta bimbinganNya, penulis dapat menyelesaikan penelitian hingga tersusunnya Karya Ilmiah ini.
Karya Ilmiah ini merupakan salah satu syarat untuk mendapat gelar sarjana pada Fakultas Peternakan, Institut
Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah memherikan
jasanya kepada penulis sampai tersusunnya tulisan ini.
Terutama penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada
Bapak Drh. D.J. Samosir dan Bapak Ir. Abdul Djamil Hasjmy
masing-masing selaku pembimbing utama dan anggota yang
telah sudi meluangkan waktu dan tenaganya memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis demi lancarnya penelitian dan tersusunnya tulisan ini.
Kepada rekan-rekan Purna, Khairul, Agus, Ida dan Anna
serta Yusirwan, atas kerja sama yang baik, penulis ucapkan
pula terima kasih banyak.
Terakhir penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada Papi dan Ibu serta adik-adikku tercinta Ella, Betty
dan Rika atas doa dan dorongan yang diberikan demi keberhasilan penulis menyelesaikan pendidikan selama di bangku
sekolah.
Penulis sadar akan keterbatasan kemampuan yang ada.
Saran dan koreksi dari semua pembaca akan penulis terima
dengan senang hati.
Akhirnya di balik kekurangan yang
ada, mudah-mudahan tu1isan ini bermanfaat bagi kita semua.
Bogor, Desember 1984
Penulis
DAFTAR lSI
Ha1aman
KATA PENGANTAR ••••••••••••••••••••••••••••••••••
viii
DAFTAR lSI •••••••••••••.••••••••••••••••••••••••
x
DAFTAR TABR.....................................
xi
DA:F'.rAR
gaNセr@
•••••••••••••••••••••••••••••••••••
xiii
PENDAHULU AN •••••••••••••••••••••••••••••••••••••
1
TINJA UAN PUSTAKA •••••••••.•..•••..•••••..••.•.••
4
Pengenalan Tanaman Kecipir •••••.••..•••••••
4
Ni1ai Gizi Biji Kecipir ••••••••••••••••••••
7
Sifat-sifat Beberapa Racun Kecipir •••••••••
16
Pengaruh Pengo1ahan Terhadap Ni1ai Gizi Biji
Kecipir .•••.•••.....•••.....•......••......
25
Kecipir Sebagai Makanan Ternak •••••••••••••
26
Karkas Ayam Pedaging •••••••••.•••.•••••••••
30
MATERI DAN METODE PENELITIAN ••••••••••••••••••••
32
HASIL DAN PEMBAHASAN •••••••••••••••••••••••••••.
38
Pengaruh Perendaman, Perebusan dan Tingkat
Biji Kecipir da1am Ransum Terhadap Persentase Bobot Karkas ••.••..•................
'-0 ••
38
Pengaruh Perendaman, Perebusan dan Tingkat
Biji Kecipir da1arn Ransum Terhadap PersentaBobo.t Bukan Karkas ••••••••••••••.••••••••••
52
........... . . .... .... ............ . ....
59
DAFTAR PUS TAKA ••••••••••••••••••••••••••••••••••
61
LAMPI RAN ••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
65
KESIMPULAN
/
/
'. -',
' Lセ@
セ@
LN[ZセG@
,
PENGGUNAAN 81J1 KECIPIR YANG TELAH MENGALAMI PERENDAMAN
DAN PEREBUSAN SEBAGAi CAMPURAN MAKANAN AYAM PEDAGING
DENGAN BOBOT KARKAS DAN BUKAN KARKAS SEBAGAI PARAMETER
KARYA ILMIAH
YOHANES
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGaR
1984