Usulan pengurangan Budiharjo, dkk Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 202 •
Adanya indikasi
ketidakstabilan konsumsi
listrik pada
motor hunting ampere meter.
• Terdeteksinya penurunan volume
coal powder yang dihasilkan dari Roller Mill.
Berdasar data kerusakan, diketahui bahwa sebagian besar karena keausan
material spare part akibat terkikis erosi, gesekan dengan batubara yang dihancurkan.
Sebagai contoh, adalah terkikisnya salah satu spare part Roller Mill Plow-Tip
seperti ditunjukkan pada Gambar 2.
Plow-Tip baru Plow-Tip rusak, material austerkikis +- 50
Gambar 2. Kondisi kerusakan Plow-Tip Sumber: Laporan perawatan Seksi Mechanical, 2015
4.3. Analisa Data sebelum Preventive Maintenance
Sebagai contoh adalah Operational Availability Ao pada bulan Januari 2015,
dengan ketentuan bahwa sistem beroperasi 24 jamhari. Dari data operasional diketahui
bahwa selama Januari 2015 telah terjadi 4 kali kerusakan dengan total jam perbaikan
selama 83.17 jam, maka: Available time = 24 jamhari x 31 hari
= 744 jam Down time = 83.17 jam
Number of failure = 4 Berdasar persamaan 1, 2, dan 3,
diperoleh: MTBF = 744 – 83.17 jam 4
= 165.2075 jam MTTR = 83.71 jam 4
= 20.7925 jam Ao = 165.2075 jam 165.2075
+ 20.7925 jam = 0.8882 = 88.82
Dengan cara yang sama, nilai pengukuran
Operational Availability
selanjutnya diberikan dalam Tabel 2. Tabel 2. Operational Availability Ao Roller Mill – sebelum Preventive Maintenance
Bulan Available
time jam
Down time
jam Number
of Failures
MTBF MTTR
Ao Januari 2015
744 83.17
4 165.2075
20.7925 88.82
Februari 2015
672 111.20
6 93.4667
18.5333 83.45
Maret 2015 744
130.62 10
61.338 13.062
82.07
April 2015 720
171.4 14
39.1857 12.2429
76.19
Mei 2015 744
34 1
710 34
95.40
Juni 2015 720
94.10 10
62.59 9.41
86.93
Juli 2015 744
86.52 9
73.0533 9.6133
88.37
Agustus 2015 744
74 2
335 37
90.05
September 2015
720 80.25
3 213.25
26.75 88.85
Oktober 2015 744
81.41 5
132.518 16.282
89.06
Rata-rata 86.92
Sumber: Data diolah, 2015
Usulan pengurangan Budiharjo, dkk Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 203 Selama periode Januari – Oktober 2016,
nilai rata-rata Operational Availability Ao sebesar 86.9. Ao terendah paad April 2016
sebesar 76.9 karena adanya 14 kali kerusakan dengan total down time 171.40
jam, sehingga menjadikan Availability pada Mei 2016 cukup baik, hanya sekali
kerusakan selama 34 jam, dimana nilai Operational
Availability-nya mencapai
95.40 Untuk mencari spare part sebagai
penyebab dominan kerusakan sistem Roller Mill, maka dilakukan analisa Diagram
Pareto yang hasilnya ditunjukkan dalam Gambar 3.
10 20
30 40
50 60
Plow -Tip 32
Plate Body
12 Spinner
Parts 7
Others 6
Packing 4
Bearing 2
Grinding Roll
1
Spare Part F
re k
u e
n s
i K
e ru
s a
k a
n
20 40
60 80
100
A k
u m
u la
s i
Series1 Series2
Gambar 3. Diagram Pareto frekuensi kerusakan spare part Roller Mill Januari – Oktober 2015
Sumber: Data diolah, 2015 Dari analisa Diagram Pareto diketahui
bahwa Plow-Tip adalah sebagai penyebab dominan kerusakan sistem Roller Mill
dengan frekuensi kerusakan sebesar 32 kali selama periode Januari - Oktober 2015. Oleh
karenanya Plow-Tip dijadikan spare part prioritas sebagai fokus perbaikan dalam
implementasi preventive maintenance. Sumber penyebab kerusakan Plow-
Tip dicari dengan Cause and Effect Diagram berdasar beberapa pendapat dalam sesi
brainstorming, hasilnya ditunjukkan dalam Gambar
4.
Gambar 4. Cause and Effect Diagram kerusakan Plow-Tip. Sumber: Brainstorming, 2015
Measurement Man
Material
Machine Methods
Environment Dalam
batubara teerikut
material logaml Sizing batubara
tidak sesuai standart
Plow-Tip terlepas dari supplort
Body Plow- Tip aus
Kerussakan Plow-Tip
Usulan pengurangan Budiharjo, dkk Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 204 Dari Cause and Effect Diagram di atas maka
ditemukan sumber penyebab kerusakan Plow-Tip, antara lain:
a. Keausan material body Plow-Tip, b. Plow-Tip terlepas dari support nya,
c. Sizing batubara tidak sesuai standart, dan d. Di dalam batubara terikut material logam
Dari ke-empat sumber penyebab tersebut kemudian dianalisa akar penyebab
permasalahan-nya, menggunakan
Root Cause Analysis. Sebagai contoh, Root
Cause Analysis yang menyebabkan keausan material
body Plow-Tip,
hasilnya ditunjukkan
dalam Tabel
3. Tabel 3. Root Cause Analysis Keausan Material Body Plow-Tip
Why Tingkat Permasalahan
Tingkat Tindakan
1 Material body Plow-Tip aus
Bila keausan sudah di luar toleransi maka Plow-Tip harus diganti
2 Karena erosi gesekan dengan
batubara pada proses penghancuran Memonitor parameter operasional Roller Mill
untuk antisipasi agar sistem tidak stop karena Plow-Tip terlanjur terkikis habis.
3 Material Plow-Tip kurang keras,
tidak mampu menahan gesekan akibat desakanputaran batubara
yang dihancurkan Kualitas
material Plow-Tip
harus ditingkatkan
4 Spesifikasi material Plow-Tip di
bawah standart
kualitas yang
direkomendasikan manufacturer. Diusahakan pengadaan Plow-Tip dengan
kualitas standart
sesuai rekomendasi
manufacturer 5
Tidak ada stok Plow-Tip original, hingga dipasang Plow-Tip hasil
fabrikasi dari Team Maintenance. Plow-Tip harus dipasang type original dari
manufacturer Kebijakan
manajemen tentang
pengetatan anggaran
hingga mengganggu sistem kontrol stock
spare part Kebijakan manajemen harus dirubah agar
jangan sampai merugikan sistem operasional.
Sumber: Diskusi bersama team maintenance, 2015 Dari hasil analisa di atas, yang digaris
bawahi merupakan jawaban atas pertanyaan Why yang kelima. Maka akar masalah
tingginya frekuensi kerusakan Plow-Tip dari aspek keausan material, adalah:
• Tidak ada stok Plow-Tip original
dari manufacturer. •
Terpasang Plow-Tip dari fabrikasi team maintenance dengan kualitas
di bawah standart . Dengan cara yang sama, hasil Root Cause
Analysis untuk sumber penyebab kerusakan Plow-Tip lainnya ditunjukkan dalam Tabel
4.
Tabel 4. Akar Permasalahan Penyebab Kerusakan Plow-Tip Sumber Penyebab Cause and Effect
Diagram Akar Permasalahan Root Cause Analysis
Keausan material body Plow-Tip Pemasangan Plow-Tip fabrikasi bukan spare
part original Plow-Tip terlepas dari support-nya
Kualitas Bolt-Nut di bawah standar Sizing batubara masuk Roll Mill 30mm
Transfer batu bara tidak melalui Coal Crusher Dalam batubara masuk Roll Mill terikut
material logam Saat transfer batubara dengan Coal Conveyor
tidak setting Magnetic Separator Sumber: Diskusi bersama team maintenance, 2015
4.4. Kegiatan Preventive Maintenance. Implementasi