266
Juhanaini, 2012 Model Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Peserta Didik Berkesulitan
Belajar Learning Difficulties Di Sekolah Dasar Reguler Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
informasi, maka dari itu dalam menegakkan pembelajaran berdiferensiasi selain adaptasi materi dan pendekatan juga dibutuhkan adaptasi waktu.
f. Kelas yang telalu besar. Jumlah rombongan belajar lebih dari 30 orang pada
kelas cukup menguras energi guru memberikan pembelajaran yang dapat memberikan dampak pada kualitas pembelajaran yang ditegakkan.
g. Dukungan media. Media yang relevan akan membantu menjembatani
pemahaman peserta didik dalam membaca. Dalam artian media tidak selalu dengan kategori bertehnologi tinggi, tetapi dengan media yang sederhana,
murah, mudah ditemukan seperti kartu kata, gambar-gambar yang digunkan cukup membantu mendekatkan peserta didik pada apa yang akan dipahami,
juga meningkatkan antusias peserta didik dalam belajar. h.
Faktor kepribadian guru. Studi ini menunjukan selama model pembelajaran berdiferensaiasi
dibentangkan guru yang humoris, tidak tergesa-gesa, nada suara yang tidak tersentak-sentak, penggunaan kalimat yang tidak terlalu panjang lebih dapat
mendukung kegiatan peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan kelas baik secara individual maupun kelompok.
B. Implikasi
Bersandar dari hasil studi ini maka dapat dikemukakan implikasi teoritis dan implikasi praktis sebagai berikut :
267
Juhanaini, 2012 Model Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Peserta Didik Berkesulitan
Belajar Learning Difficulties Di Sekolah Dasar Reguler Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Implikasi Teoritis.
Implikasi teoritis dari studi ini adalah pembelajaran berdiferensiasi akan efektif apabila didasari dengan diketahuinya kesiapan belajar peserta didik
sebagai titik awal dalam membangun pengetahuan atau keterampilan baru. Menemukan titik awal berarti menilai apa yang dapat dan tidak dapat
dilakukanpeserta didik kesulitan belajar berkaitan dengan target tertentu yang ditetapkan. Kesiapan tidak terbatas pada kemampuan membaca saja tetapi dapat
berkaitan pula dengan segala properti yang dimiliki peserta didik baik yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dalam belajar, seperti kegemaran,
kesukaan atau mungkin yang peserta didik idolakan untuk membantu guru menemukan cara mengajar yang sesuai dan ramah peserta didik. Pembelajaran
berdiferensiasi berkaitan langsung dengan kemampuan mengadaptasi atau memodifikasi bahan ajar, proses juga evaluasi yang disesuaikan dengan keunikan
peserta didik. Pembelajaran berdiferensiasi tidak menggunakan strategi tunggal
single stategy
tetapi banyak cara, berbagai strategi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik. Disisi lain pembelajaran berdiferensiasi
membutuhkan dukungan manajeman atau organisasi kelas. Hal ini sebagaimana yang ditagihkan model pembelajran dengan mengetahui level kemampuan belajar
membaca peserta didik , penyelarasan materi ajar wacana kemudian menyusun perencanan apa yang peserta didik butuhkan untuk dipelajari.
Di sisi lain perlu dicermati instruksional guru dalam arti luas tidak hanya berkaitan dengan penyesuaian bahan ajar yang akan dikomunikasikan tetapi
menyangkut dari mana guru akan memulai juga bahasa instruksional guru yang
268
Juhanaini, 2012 Model Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Peserta Didik Berkesulitan
Belajar Learning Difficulties Di Sekolah Dasar Reguler Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
akan digunakan. Bahasa instruksional guru mengandung penjelasan-penjelasan yang kadang-kadang akan lebih mudah dimaknai dari pada bahasa yang tertera di
buku. Dalam buku-buku pelajaran yang digunakan untuk mengembangkan kemampuan membaca peserta didik banyak menggunakan konsep-konsep dan
kata-kata yang abstrak, sedangkan kemampuan membaca dan pemahaman peserta didik berkesulitan belajar rendah bahkan sangat rendah sehingga peran guru
sangat besar untuk dapat mengkonkritkan atau membuat semi konkrit dari konsep atau kata-kata yang abstrak pada wacana atau buku ajar. Dengan kata lain guru
dituntut untuk menyeimbangkan antara bahasa instruksional guru, dengan bahasa instruksional peserta didik agar peserta didik dapat dibelajarkan.
Selain itu dikatakan kecendrungan gaya atau tipe kognitif peserta didik ber kesulitan belajar tergolong terikat dengan lingkungan sehingga mereka
berkecendrungan mudah tersesat atau terkecoh dari informasi-informasi yang menyesatkan yang dapat memunculkan persepsi mereka kurang atau tidak akurat,
tentu berbeda dengan kecendrungan peserta didik pada umumnya yang tidak terikat dengan lingkungan. Sebagai implikasi kondisi demikian sehingga peserta
didik berkesulitan belajar memerlukan latihan-latihan untuk meningkatkan kemampuan memusatkan perhatian pada persepsi yang esensial. Kemampuan
guru mengaitkn dan membawah pristiwa luar atau dunia peserta didik dalam bentuk bahan ajar atau sebagai alat untuk mengaitkan pada informasi baru yang
akan dikomunikasikan.
269
Juhanaini, 2012 Model Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Peserta Didik Berkesulitan
Belajar Learning Difficulties Di Sekolah Dasar Reguler Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Implikasi Praktis
Sebagai implikasi praktis bahwa hasil penelitaian ini dapat digunakan untuk mengembangkan pembelajaran di kelas yang mengampuh peserta didik ber
kesulitan belajar. Pembelajaran berdiferensiasi dapat meningkatkan kemampuan membaca semua peserta didik khususnya peserta didik dengan kesulitan belajar
membaca, baik mengembangkan kosa kata, menemukan kalimat utama dan pokok pikiran wacana dan secara keseluruhan memahami apa yang dibaca. Hal penting
lainnya bahwa pembelajaran berdiferensiasi selain dapat membelajarkan peserta didik tanpa perkecualian, juga dapat mengaktifkan semua peserta didik dalam
belajar.
C. Rekomendasi