Uji Performansi Ekstraksi Minyak Dedak Skala Pilot Plant
I
UJI PERFORMANSI EKSTRAKSI MINY AK DEDAK
SKALA PILOT PLANT
Oleh
IQRI SULIZAR HIDRIANSJAH
F 27. 0818
19 9 5
FAKUL TAS
INSTITUT
TEKNOLOGI
PERT ANIAN
BOG 0 R
PERTANIAN
BOGOR
Iqri Sulizar Hidriansjah. F. 27 0818. Uji Performansi Ekstraksi Minyak Dedak Skala pilot Plant. Dibawah bimbingan
Dr. Ir. Atjeng M. Syarief, MSAE dan Ir. M. Faiz Syuaib.
RI:'>iGKASAN
Dari tahun 1988 - 1991 terjadi peningkatan produksi
padi dari 41 678.2 ton menjadi 44 688.4 ton. Peningkatan
produksi padi ini menyebabkan pula peningkatan produksi
dedak. Dedak merupakan hasil ikutan dari pengolahan padi,
terdiri
dalam,
dari
sebagian
besar
lapisan
kutikula
sebelah
lembaga dan sedikit endosperma yang hancur berupa
tepung.
Dedak mengandung minyak dengan kandungan asam lemak
tidak jenuh yang cukup tinggi
tidak
(sekitar 80%). Asam lemak
j enuh dibutuhkan oleh tubuh manusia karena
bisa disintesa oleh tubuh.
Asam lemak tidak
jenuh
tidak
juga
dapat mencengah penyakit atheroarlaosis.
Ekstraksi dengan pelarut (solvent extraction) adalah
suatu metode ekstraksi untuk mendapatkan minyak atau lemak
dari bahan yang mengandung minyak atau lemak. Prinsip ekstraksi dengan pelarut adalah pemisahan komponen yang dihendaki (solute) dari zat padat dengan cara kontak antara
padatan tersebut dengan satu cairan (solvent)
dimana so-
lute dapat larut dalam solvent tersebut.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan performansi alat ekstraksi minyak dedak (alat penyangrai, sol-
vent
ex.traction
pilot
dan
plant,
boiler)
skala
pilot
plant.
Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui lama penurunan
kadar air dedak sehingga berada dibawah 8%bb, kadar minyak
dedak dan pengkondisian alat penyangrai (cooker),
boiler
dan solvent extraction pilot plant. Dari hasil penelitian
pendahuluan diperoleh lama penyangraian dedak 120 menit,
kandungan minyak dedak 9.17% dan beberapa kerusakan pada
boiler dan solvent extraction pilot plant.
Pada penelitian utama dilakukan ekstraksi minyak 30
kg dedak pada
setiap kali
ulangan ekstraksi.
Perlakuan
yang diberikan terdiri dari suhu ekstraksi 50°C dan 60°C,
lama ekstraksi 60, 90, dan 120 menit. Untuk tiap perlakuan
diadakan
diperoleh
2
kali
ulangan.
rendemen
minyak
ekstraksi perlakuan suhu
Dari
hasil
dedak
tertinggi
50°C
dan
penelitian
didapat
utama
pada
lama penyangraian
90
menit yaitu 11.93%. Performansi alat penyangrai (cooker),
solvent extraction
yang
pilot plant
dan boiler pad a
menghasilkan rendemen minyak
penyangraiam
120 menit,
lama
tertinggi
kondisi
yaitu
lama
penghilangan heksana
dari
skim rice bran 157.50 menit, lama evaporasi 172.50 menit,
lama kondensasi 174.90 menit, konsumsi air pendingin 60.66
m3 ,
laju konsumsi bahan bakar boiler 0.30 1 tjmeni t,
laju
steam yang dihasilkan boiler 2.78 Itjmenit dan efesiensi
boiler 71. 29%.
Biaya per volume minyak dedak terkecil diperoleh pada
ekstraksi perlakuan suhu 50°C dan lama kondensasi 90 menit
yaitu Rp. 41 440.83jlt.
Mutu minyak dedak hasil ekstraksi berupa asam lemak
bebas dan bilangan iod telah memenuhi ketentuan standar
mutu minyak dedak. Sedangkan bilangan penyabunan ,specific
gravity, dan indeks bias belum memenuhi ketentuan standar
mutu minyak dedak.
UJI PERFORiVIANSI EKSTRAKSI \IINY AK DEDAK
SKALA PILOT PLANT
Oleh :
IQRI SULIZAR HIDRIANSJAH
F. 27 0818
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk mempero1eh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Jurusan Mekanisasi Pertanian,
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
1995
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UJI PERFORM ANSI EKSTRAKSI MINY AK DEDAK
SKALA PILOT PLANT
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Jurusan Mekanisasi Pertanian,
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh
IQRI SULIZAR HIDRIANS1AH
F. 27 0818
Dilahirkan pada tanggal 20 1anuari 1971
di Tanjungpandan
Tanggal Lulus : 5 1anuari 1995
Disetujui,
Bogor,
::;1セ@
Atjeng M. Syarief, MSAE
Dosen Pembimbing Pendamping
Dosen Pembimbing
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrohiim
Puji syukur penulis panjatkan ke hadhirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-NYa,
sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Atjeng M. Syarief, MSAE dan Bapak Ir. M.
Faiz Syuaib yang banyak membimbing dan mengarahkan penulis sehingga dapat menyelesaikan studi pad a
jurusan
Mekanisasi Pertanian, dan yang banyak membantu penulis
hingga tersusunnya skripsi ini.
2.
Ibu Ir.
Putiati Mahdar,
M.App. Sc,
sebagai
dosen pe-
nguji.
3.
Ayah,
Ibu,
bang· Nandar,
mbak Sukmi,
mbak
Suni,
dek
Ivan, dek Nini serta seluruh keluarga yang telah memberi dorongan untuk segera menyelesaikan studio
4.
Teman-teman di pesantren mahasiswa An-Nur yang tidak
hentinya menasehati penulis untuk selalu istiqomah.
5. Syarifudin, Erisman, Susi, Antonius dan ternan-ternan MP27 atas bantuan dan dorongannya selarna studi dan pene-
litian penulis.
iv
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan skripsi
ini.
Akhirnya penulis berharap karya
kecil ini dapat menambah pengetahuan kita.
Amien
Bogor,
Januari 1995
Penulis
v
DAFTAR lSI
Halaman
RATA PENGANTAR
iv
lsi
vi
Daftar Gambar
viii
x
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
1.
II.
xi
PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang
1
B. Tujuan
2
c. Kegunaan Penelitian
3
TINJAUAN PUSTAKA
5
A. Dedak
6
B. Komposisi Kimia Dedak
7
C. Minyak Dedak
8
...
D. Ekstraksi Minyak Dedak
..
13
E. Analisa Performansi Alat
18
F. Analisa Biaya Operasi
20
III. DESKRIPSI ALAT .
A. Solvent Extraction
22
pilot Plant
22
B. Boiler
30
C. Alat Penyangrai
32
vi
IV.
V.
VI.
METODOLOGI PENELITIAN
33
A. Bahan dan Alat
33
B. Waktu dan Tempat
34
C. Parameter yang Diukur
34
D. Metode Penelitian
36
HASIL DAN PEMBAHASAN
44
A. Penelitian Pendahuluan
44
B. Penelitian Utama
49
KESIMPULAN. DAN SARAN
61
A. Kesimpulan
61
B. Saran
62
LAMP I RAN
64
DAFTAR PUSTAKA
81
vii
I
UJI PERFORMANSI EKSTRAKSI MINY AK DEDAK
SKALA PILOT PLANT
Oleh
IQRI SULIZAR HIDRIANSJAH
F 27. 0818
19 9 5
FAKUL TAS
INSTITUT
TEKNOLOGI
PERT ANIAN
BOG 0 R
PERTANIAN
BOGOR
Iqri Sulizar Hidriansjah. F. 27 0818. Uji Performansi Ekstraksi Minyak Dedak Skala pilot Plant. Dibawah bimbingan
Dr. Ir. Atjeng M. Syarief, MSAE dan Ir. M. Faiz Syuaib.
RI:'>iGKASAN
Dari tahun 1988 - 1991 terjadi peningkatan produksi
padi dari 41 678.2 ton menjadi 44 688.4 ton. Peningkatan
produksi padi ini menyebabkan pula peningkatan produksi
dedak. Dedak merupakan hasil ikutan dari pengolahan padi,
terdiri
dalam,
dari
sebagian
besar
lapisan
kutikula
sebelah
lembaga dan sedikit endosperma yang hancur berupa
tepung.
Dedak mengandung minyak dengan kandungan asam lemak
tidak jenuh yang cukup tinggi
tidak
(sekitar 80%). Asam lemak
j enuh dibutuhkan oleh tubuh manusia karena
bisa disintesa oleh tubuh.
Asam lemak tidak
jenuh
tidak
juga
dapat mencengah penyakit atheroarlaosis.
Ekstraksi dengan pelarut (solvent extraction) adalah
suatu metode ekstraksi untuk mendapatkan minyak atau lemak
dari bahan yang mengandung minyak atau lemak. Prinsip ekstraksi dengan pelarut adalah pemisahan komponen yang dihendaki (solute) dari zat padat dengan cara kontak antara
padatan tersebut dengan satu cairan (solvent)
dimana so-
lute dapat larut dalam solvent tersebut.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan performansi alat ekstraksi minyak dedak (alat penyangrai, sol-
vent
ex.traction
pilot
dan
plant,
boiler)
skala
pilot
plant.
Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui lama penurunan
kadar air dedak sehingga berada dibawah 8%bb, kadar minyak
dedak dan pengkondisian alat penyangrai (cooker),
boiler
dan solvent extraction pilot plant. Dari hasil penelitian
pendahuluan diperoleh lama penyangraian dedak 120 menit,
kandungan minyak dedak 9.17% dan beberapa kerusakan pada
boiler dan solvent extraction pilot plant.
Pada penelitian utama dilakukan ekstraksi minyak 30
kg dedak pada
setiap kali
ulangan ekstraksi.
Perlakuan
yang diberikan terdiri dari suhu ekstraksi 50°C dan 60°C,
lama ekstraksi 60, 90, dan 120 menit. Untuk tiap perlakuan
diadakan
diperoleh
2
kali
ulangan.
rendemen
minyak
ekstraksi perlakuan suhu
Dari
hasil
dedak
tertinggi
50°C
dan
penelitian
didapat
utama
pada
lama penyangraian
90
menit yaitu 11.93%. Performansi alat penyangrai (cooker),
solvent extraction
yang
pilot plant
dan boiler pad a
menghasilkan rendemen minyak
penyangraiam
120 menit,
lama
tertinggi
kondisi
yaitu
lama
penghilangan heksana
dari
skim rice bran 157.50 menit, lama evaporasi 172.50 menit,
lama kondensasi 174.90 menit, konsumsi air pendingin 60.66
m3 ,
laju konsumsi bahan bakar boiler 0.30 1 tjmeni t,
laju
steam yang dihasilkan boiler 2.78 Itjmenit dan efesiensi
boiler 71. 29%.
Biaya per volume minyak dedak terkecil diperoleh pada
ekstraksi perlakuan suhu 50°C dan lama kondensasi 90 menit
yaitu Rp. 41 440.83jlt.
Mutu minyak dedak hasil ekstraksi berupa asam lemak
bebas dan bilangan iod telah memenuhi ketentuan standar
mutu minyak dedak. Sedangkan bilangan penyabunan ,specific
gravity, dan indeks bias belum memenuhi ketentuan standar
mutu minyak dedak.
UJI PERFORiVIANSI EKSTRAKSI \IINY AK DEDAK
SKALA PILOT PLANT
Oleh :
IQRI SULIZAR HIDRIANSJAH
F. 27 0818
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk mempero1eh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Jurusan Mekanisasi Pertanian,
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
1995
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UJI PERFORM ANSI EKSTRAKSI MINY AK DEDAK
SKALA PILOT PLANT
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Jurusan Mekanisasi Pertanian,
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh
IQRI SULIZAR HIDRIANS1AH
F. 27 0818
Dilahirkan pada tanggal 20 1anuari 1971
di Tanjungpandan
Tanggal Lulus : 5 1anuari 1995
Disetujui,
Bogor,
::;1セ@
Atjeng M. Syarief, MSAE
Dosen Pembimbing Pendamping
Dosen Pembimbing
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrohiim
Puji syukur penulis panjatkan ke hadhirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-NYa,
sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Atjeng M. Syarief, MSAE dan Bapak Ir. M.
Faiz Syuaib yang banyak membimbing dan mengarahkan penulis sehingga dapat menyelesaikan studi pad a
jurusan
Mekanisasi Pertanian, dan yang banyak membantu penulis
hingga tersusunnya skripsi ini.
2.
Ibu Ir.
Putiati Mahdar,
M.App. Sc,
sebagai
dosen pe-
nguji.
3.
Ayah,
Ibu,
bang· Nandar,
mbak Sukmi,
mbak
Suni,
dek
Ivan, dek Nini serta seluruh keluarga yang telah memberi dorongan untuk segera menyelesaikan studio
4.
Teman-teman di pesantren mahasiswa An-Nur yang tidak
hentinya menasehati penulis untuk selalu istiqomah.
5. Syarifudin, Erisman, Susi, Antonius dan ternan-ternan MP27 atas bantuan dan dorongannya selarna studi dan pene-
litian penulis.
iv
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan skripsi
ini.
Akhirnya penulis berharap karya
kecil ini dapat menambah pengetahuan kita.
Amien
Bogor,
Januari 1995
Penulis
v
DAFTAR lSI
Halaman
RATA PENGANTAR
iv
lsi
vi
Daftar Gambar
viii
x
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
1.
II.
xi
PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang
1
B. Tujuan
2
c. Kegunaan Penelitian
3
TINJAUAN PUSTAKA
5
A. Dedak
6
B. Komposisi Kimia Dedak
7
C. Minyak Dedak
8
...
D. Ekstraksi Minyak Dedak
..
13
E. Analisa Performansi Alat
18
F. Analisa Biaya Operasi
20
III. DESKRIPSI ALAT .
A. Solvent Extraction
22
pilot Plant
22
B. Boiler
30
C. Alat Penyangrai
32
vi
IV.
V.
VI.
METODOLOGI PENELITIAN
33
A. Bahan dan Alat
33
B. Waktu dan Tempat
34
C. Parameter yang Diukur
34
D. Metode Penelitian
36
HASIL DAN PEMBAHASAN
44
A. Penelitian Pendahuluan
44
B. Penelitian Utama
49
KESIMPULAN. DAN SARAN
61
A. Kesimpulan
61
B. Saran
62
LAMP I RAN
64
DAFTAR PUSTAKA
81
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.
Struktur Butiran Padi
Gambar 2.
Mekanisme Reaksi Hidrolisa Minyak
11
Gambar 3.
Ekstraktor.
23
Gambar 4.
Penyaring Miscella
24
Gambar 5.
Evaporator Miscella
25
Gambar
Penampung Gas (Gas Collector)
26
Gambar 7.
Pemisah Kabut (Mist Separator)
27
Gambar 8.
Kondensor
28
Gambar 9.
Tangki Pemisah Solvent
29
6.
6
Gambar 10. Tower
30
Gambar 11. Boiler
31
Gambar 12. Alat Penyangrai
32
Gambar 13. Bagan Perlakuan yang Diberikan Pada
Penelitian . .
37
Gambar 14. Susunan Bagian dalam Ekstraktor
38
Gambar 15. Diagram Alir Proses Ekstraksi Minyak Dedak
40
Gambar
16.
Grafik Hubungan antara Penurunan
dengan Waktu Penyangraian
Kadar
Air
46
Gambar 17. Grafik Hubungan antara Ulangan Ekstraksi dengan
Jumlah Pelarut
50
Gambar 18. Grafik Hubungan Lama Ekstraksi dengan Rendemen
Minyak Dedak Perlakuan Suhu 50°C dan Lama Ekstraksi 60, 90 dan 120 menit
53
viii
Gambar 19. Grafik Hubungan Lama Ekstraksi dengan Rendemen
Minyak Dedak Perlakuan Suhu 60 0 e dan Lama Ekstraksi 60, 90 dan 120 menit
54
ix
DAFTAR TABEL
Balaman
Tabel 1. Produksi Padi Tahun 1988 - 1992
1
Tabel 2. Komposisi Kimia Dedak
8
Tabel 3. Komposisi Asam Lemak Minyak Dedak dan X-M Rice
Oil
. ..
..........
12
Tabel
4.
Sifat
A.O.C.S
Fisik
dan
Tabel
5.
Sifat Fisik
Jepang .
dan
.
.
Kimia
Minyak
Dedak
Standar
13
Kimia
Minyak
Dedak
Standar
14
. . .
. . . . . . .
. . .
Tabel 6. Performansi Alat Penelitian Pendahuluan
47
Tabel 7. Performansi Alat Penyangrai
(Cooker, Boiler dan
Pad a Ekstraksi
Minyak Dedak Perlakuan Suhu 50°C dan Lama Ekstraksi 60, 90 dan 120 menit . . . . . . . . . .
55
Solvent
Extraction
Pilot
Plant
Tabel 8. Performansi Alat Penyangrai
(Cooker, Boiler dan
Pada Ekstraksi
Minyak Dedak Perlakuan Suhu 60°C dan Lama Ekstraksi 60, 90 dan 120 menit . . . . . . . . .
56
Solvent
Extraction
pilot
Plant
Tabel 9. Analisa Mutu Minyak Dedak Basil Ekstraksi Perlakuan Suhu 50°C dan Lama Ekstaksi 60, 90, dan 120
menit
..................
59
Tabel 10. Analisa Mutu Minyak Dedak Basil Ekstraksi Perlakuan Suhu 60°C dan Lama Ekstaksi 60, 90, dan
120 menit
........
'"
. ..
60
Tabel 10. Performansi Alat Penyangrai Penyangrai (Cooker), Solvent Extraction pilot Plant dan Boiler
Basil Penelitian
. . . . . . . . . .
61
x
DAFTAR LAMPIRAN
Garnbar Solvent Extraction pilot Plant
64
Lampiran 2. Manual Sol vent Extraction pilot Plant
67
Lampiran 3. Panas Laten Penguapan Air
70
Lampiran 4. Perhitungan Efesiensi Boiler
71
Lampiran 5. Pelarut yang Hilang Selama Dlangan
Ekstraksi .
72
Lampiran 6. Perhitungan Analisis Biaya Ekstraksi
73
Lampiran 7. Gambaran Dmum Tentang n-Heksana
76
Lampiran 8. Prosedur Analisis Mutu
77
Lampiran
1.
xi
1. l'ENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Beras merupakan sumber bahan makanan pokok di Indonesia. Produksi beras terus meningkat, sejalan dengan
pertumbuhan penduduk dan usaha pemerintah untuk mempertahankan swasembada beras.
Data produksi
padi
pada tahun
1988
hingga
1992
beserta luas areal yang digunakan dapat dilihat pada
Tabel 1.
Tabel 1. Produksi Padi Tahun 1988 - 1992
1988
10 138.2
41 678.2
4.111
1989
10 531. 2
44 725.6
4.247
1990
10 502.4
45 178.8
4.302
1991
10 281. 5
44 688.3
4.346
1992
9 087.5
39 769.4
4.376
Penggilingan padi selain menghasilkan beras,
menghasilkan produk sampingan berupa sekam,
jerami. Dedak
juga
dedak dan
merupakan hasil ikutan dari pengolahan
padi, terdiri sebagian besar dari lapisan kutikula sebelah dalam, lembaga dan sedikit endosperma yang hancur
berupa tepung.
2
Oedak mengandung minyak, yang dapat diperoleh dengan met ode pengepresan
berulir
(expeller pressing),
pengepresan hidraulik
(hydraulic pressing)
traksi
(solvent
dengan
pelarut
dan eks-
extraction).
dedak yang dihasilkan dengan metode pelarut
Minyak
(solvent)
mempunyai rendemen dan mutu yang lebih baik, dibandingkan dengan minyak dedak hasil ekstraksi dengan met ode
pengepresan berulir dan pengepresan hidraulik.
Mutu
minyak
dedak
setara
dengan
minyak
kacang
tanah, minyak kapuk, minyak biji kapas dan minyak kedelai. Minyak yang diperoleh dari dedak digunakan untuk
membuat sabun, zat anti korosif, minyak goreng, minyak
salad, dan lain-lain.
Usaha pengembangan minyak dedak dalam skala industri
dihadapkan
pad a
kendala
pengumpulan
penggilingan petani berskala kecil,
dedak
dari
yang tersebar dan
banyak jumlahnya. Lamanya pengumpulan dedak berpengaruh
terhadap jumlah dan mutu minyak dedak yang dihasilkan,
karena selama penyimpanan kandungan minyak dedak berkurang dengan meningkatnya jumlah asam lemak bebas. PeneIi tian yang dilakukan adalah mengekstrak minyak dedak
dengan metode pelarut (solvent extraction), pada skala
. pilot plant.
3
B. TUJUAN
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan perfor
mansi alat ekstraksi minyak dedak skala pilot plant.
C. KEGUNAAN PENELITIAN
Dedak merupakan hasil sampingan pengolahan padi,
yang
jumlahnya
terus
meningkat
sejalan dengan
usaha
mempertahankan swasembada beras. Penelitian menunjukan
adanya kandungan minyak dan
Minyak
dedak
dimanfaatkan
lilin
pada
(wax)
industri
pada dedak.
sabun,
baja
sebagai zat anti korosif, minyak goreng, minyak salad,
dan lain-lain.
Karena itu perlu ada penelitian untuk memperoleh
minyak dedak yang mudah,
murah,
bermutu dan efesien.
Ekstraksi dengan pelarut (solvent extraction)
mengha-
silkan minyak yang bermutu baik. Tetapi ekstraksi dengan pelarut memerlukan alat yang rumit, biaya ekstraksi
yang tinggi, dan tenaga yang terlatih. Pada penelitian
ini dilakukan uj i
performansi ekstraksi minyak dedak
skala pilot plant. Dari penelitian akan diketahui lama
penyangraian, . lama penghilangan heksana dari skim rice
bran,
lama
evaporasi,
lama
kondensasi,
konsumsi
air
pendingin, laju konsumsi bahan bakar boiler, laju stearn
yang
dihasilkan,
efesiensi
boiler,
rendemen
minyak
4
dedak, mutu minyak dedak dan analisa biaya yang dibutuhkan untuk mengoperasikan alat ekstraksi.
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk
rneningkatkan nilai tarnbah dedak dan penelitian lebih
lanjut.
II. TINJ.AUA1\ PUSTAKA
A. DEDAK
Dedak adalah hasil ikutan proses penyosohan beras
pecah kulit yang terdiri dari lapisan kutikula sebelah
dalam, lembaga dan sedikit endosperm yang hancur berupa
tepung (Anonymus, 1974).
Menurut Grist (1958)
dalam penggilingan dan pemu-
tihan beras akan menghasilkan 50% beras utuh, 17% beras
pecah,
10% dedak,
3% tepung dan 20% sekam. Persentase
ini tergantung pada jenis penggilingan padi, macam varietas padi, tingkat kematangan gabah, kadar air gabah
pad a
saat penggilingan serta musim
(Syarief dan Pra-
sadya, 1988).
Berdasarkan derajat kehalusan,
dedak dapat digo-
longkan menjadi 3 macam yaitu dedak kasar (rough bran) ,
dedak halus (fine bran) dan katul. Hasil dedak dipengaruhi oleh jenis alat penyosoh yang dipergunakan dalam
proses penggilingan (Soemardi, 1975). Dedak kasar dihasilkan dengan mesin pemecah kulit, terdiri dari pecahan
pecahan sekam
luar.
yang agak kasar dan kulit ari beras ter-
Dedak halus at au lunteh
(rice bran)
dari penyosohan dengan mesin penyosohan,
dihasilkan
terdiri dari
kulit ari beras, pecahan lembaga
dan tercampur sedikit
dengan bubuk yang berasal dari
sekam.
Bekatul
(rice
6
polish)
dihasilkan
segaian besar
kasar
beras
polisher,
terdiri
(lubis,
1958).
(cow bran)
dan dedak halus
penyosohan.
dari
putih
Menurut Grist
dedak digolongkan menjadi 2 macam,
masing dihasilkan dari
dan
mesin
endosperm yang menyebabkan warna
dan sedikit kulit
(1959)
dari
(meal)
yaitu dedak
yang masing-
proses pengupasan kulit gabah
Sedangkan
Rulten
(1964)
menyatakan
bahwa ada 3 macam mutu dedak yaitu dedak gelap
(dark
bran), dedak menengah (medium bran) dan light bran.
---Avon
Poleo
Slorch y
enllosperOl
sャ・イゥセ@
len,moe
Gambar 1. Struktur butiran pacli (Grist, 1959)
7
Dari butir padi dapat diketahui bahwa dibawah lapisan
pericarp terdapat
protein dan minyak,
testa
atau
tegmen
yang kaya
tetapi memiliki serat yang lebih
sedikit dibandingkan pericarp. Lapisan tegmen ini terbagi atas dua,
yaitu spermoderm untuk yang lebih luar
dan perisperm untuk yang lebih dalam.
Dibawah lapisan
tegmen dijumpai lapisan aleuron yang kaya minyak, protein, vitamin dan mineral. Endosperm adalah bagian yang
terdapat dibawah lapisan aleuron. Endosperm banyak mengandung karbohidrat, mineral, vitamin dan minyak, tetapi sedikit mengandung protein (Syarief dan Prasadya,
1988) .
B. KOMPOSISI KIMIA DEDAK
Dedak
padi
lain protein,
mengandung
vitamin,
nilai
lemak
gizi
tinggi,
antara
dan karbohidrat.
dedak padi dapat diolah bermacam-macam makanan,
Dari
pakan
ternak, minyak dedak (rice bran oil), dll. Menurut West
dan Cruz (1933) dalam Nasution dan ciptadi (1985) dedak
padi juga kaya vitamin A, vitamin B dan Viatmin E, oleh
karena
itu
seringkali
dedak
padi· digunakan
sebagai
bahan makanan anti beri-beri.
Komposisi kimia dedak ditentukan oleh kualitas padi
dan met ode penggilingan (Grist, 1958). Menurut Houston
(1972) komposisi kimia dedak ditentukan oleh varietas,
8
proses
penggilingan,
keadaan
lingkungan
tempat
padi
tumbuh, penyebaran kandungan kimia dalam butiran padi,
ketebalan
analisa
lapisan-lapisan
yang
digunakan.
luar,
udara
Komposisi
serta
kimia
teknik
katul
dapat
dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Komposisi Kimia Dedak (Matz, 1970)
% Berat
. Koniponen
p
••••••••••••••••
Karbohidrat
46.6
Protein
14.6
Lemak
13.4
........
<
grlgr Dedak
...
.
..
vitamin B :
Thiamin
27.9
Piridoksin
32.1
Asam Panthothenat
71.3
Nisin
408.6
C. MINYAK DEDAK
Dedak
(Lynn
padi
dan
mengandung
Lawyer,
1966
minyak
dalam
sekitar
Nasution
10%
dan
13%
Ciptadi,
1985). Dedak mengandung lemak yang tersusun dari 14% 17%
minyak
dan
lilin
(Grist,
1959).
Hasil
analisa
proximate dedak yang dihasilkan oleh huller type mill
mengandung minyak dedak sekitar 7.13%, sedangkan dedak
yang dihasilkan oleh Cone type mill mengandung minyak
dedak
dedak
sekitar
16.29%.
Menurut
Juliano
(1985)
9
dedak
yang
dihasilkan
oleh
engel berg hullers
kurang
efesien untuk diekstraksi karena mengandung minyak yang
relatif kecil yaitu antara 4% - 8%.
Mutu
minyak
tanah,
minyak
kacang
kedelai.
dedak
setara
kapuk,
minyak
Minyak
dengan
biji
dedak
minyak
kapas
kacang
dan
mengandung
minyak
asam
lemak
tidak jenuh yang cukup tinggi, yaitu sekitar 80% (Cruz
dan west, 1933 dalam Nasution dan Ciptadi, 1985). Asam
lemak dibutuhkan dalam tubuh manusia karena tidak bisa
disintesa
oleh
tubuh
dan
berbeda
dengan
asam
lemak
jenuh, maka asam lemak tidak jenuh dapat mencengah penyakit atheroarlaosis.
Rendemen dan mutu minyak dedak sangat dipengaruhi
oleh waktu penyimpanan yang dialami oleh dedak sejak
dihasilkan,
minyaknya
1985).
sampai
(Eckey,
proses
1954
ekstraksi
dalam
Nasution
Dedak tidak tahan disimpan lama,
dan berminyak.
untuk
dan
diambil
ciptadi,
cepat berbau
Kandungan minyak dedak akan berkurang
selama penyimpanan, disebabkan oleh enzim lipase yang
menghidrolisis minyak, akibatnya kadar asam lemak bebas
(FFA) akan bertambah dengan cepat dan terjadi ketengikan (Soemardi, 1975). Dedak padi segar yang baru diperoleh dari penyosohan beras mempunyai bau dan rasa manis
(sweet odor) serta mengandung asam lemak bebas sekitar
1.2% dari seluruh minyak dedak padi. Tetapi dedak padi
10
yang diperoleh dari penyosohan beras dari gabah yang
sebelumnya telah disimpan beberapa bulan akan mengandung asam lemak bebas yang lebih tinggi sekitar 2% 6.5%. Oleh karena itu untuk memperoleh dedak padi yang
benar-benar segar dengan kadar asam lemak bebas yang
rendah
maka
penggilingan
padi
dan
penyosohan
beras
harus dilakukan segera setelah padi dipanen dan dikeringkan (Concha dan Valenzuela, 1938 dalam Ciptadi dan
Nasution, 1985). Jumlah asam lemak bebas ini meningkat
sekitar 1% setiap jam pada waktu awal selama penyimpanan
dedak
(Grist,
1959).
Dari
hasil
penelitian
pe-
nyimpanan dedak padi selama 4 minggu tanpa pemanasan,
menunjukkan bahwa kenaikan jumlah asam lemak bebas di
dalam
dedak
padi
sekitar
32%.
Apabila
sebelum
pe-
nyimpanan dilakukan pemanasan dengan uap selama 4 men it
pada suhu 100°C,
setelah disimpan empat minggu hanya
menunjukkan kenaikan kadar asam lemak bebas
(FFA)
1%
(Houston et aI, 1972).
Mutu minyak dedak
penyimpanan
juga
oleh waktu
yang menimbulkan ketengikkan hidrolitik,
dipengaruhi
oksigen,
selain dipengaruhi
suhu,
oleh beberapa
cahaya,
faktor,
yai tu
enzim lipoksidase,
adanya
senyawa-se-
nyawa organik dan katalisator-katalisator logam seperti
tembaga
dan
besi
yang
dapat
menimbulkan
ketengikan
11
oksidatip. Ketengikan ini dapat diatasi dengan penambahan zat antioksidan.
o
II
H,C-OH
H,C-O-C-R
o
o
II
II
+ 3H,O----> HC--OH
HC--O-C-R
+
3RC
o
II
OH
H,C-O-C-R
H,C-OH
Gambar 2. Mekanisme Reaksi Hidrolisa Minyak atau Lemak
Mutu minyak
penyimpanan
dedak
yang menimbulkan
juga dipengaruhi
oksigen,
selain dipengaruhi
suhu,
oleh
cahaya,
oleh
waktu
ketengikkan hidrolitik,
beberapa
faktor,
yaitu
adanya
enzim lipoksidase, senyawa-se-
nyawa organik dan katalisator-katalisator logam seperti
tembaga
dan
besi
yang
dapat
menimbulkan
ketengikan
oksidatip. Ketengikan ini dapat diatasi dengan penambahan zat antioksidan.
Dari dedak diperoleh minyak kasar (crude oil) yang
berwarna agak kehijauan, karena sisa klorofil yang ikut
terekstrak. Sisa klorofil ini dapat dihilangkan dengan
proses
pemucatan,
sehingga
dihasilkan
minyak
dedak
12
bening, lumak dan stabil. Stabilitas minyak dedak merupakan hasil dari kandungan
ngan
Cl
tocopherol
antioksidan alami
rendah dan kanduャゥョッ・セ」@
tingg i,
(Houston,
yang· berfungsi
1972).
sebagai
Perbandingan kom-
posisi asam lemak bebas antara minyak dedak dan X-M
rice oil, dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Komposisi
Rice Oil
Asam
· •·.•ᄋ[Tセゥ@
Lemak
Minyak
• .• .•. ·:•. · . ·• •dセゥZェI@
Dedak
dan
X-M
• .•·.•.• • . •.
Myristic
(C14:0)
0.1 - 1
Palmitic
(C16:0)
12 - 18
Palmitoleic
(C16:0)
0.2 - 0.6
stearic
(C18:0)
1
Oleic
(C18:1)
40
Linoleic
-
13.80
3
2.01
50
43.60
(C18:2)
20 - 42
36.60
Linolenic
(C18:3)
0 - 1
1. 77
Arachidic
(C20:0)
0 - 1
0.91
Sumber : Luh (1980)
Beberapa sifat fisik dan kimia minyak dedak (rice
bran oil) standart A.O.C.S (American oil Chemist Soci-
ety)
dapat dilihat pada Tabel 4.
Sedangkan beberapa
sifat fisik dan kimia minyak dedak kasar
bran oil)
(crude rice
dan X-M Rice oil stand art Jepang dapat di-
lihat pada Tabel 5.
13
Tabel 4. Sifat Fisik dan Kimia Minyak Dedak Standart
A.O.C.S (Williams, 1966)
,
uraian
A.O.C.S
2
-
Titik beku, °C
Bilangan penyabunan
.
Usual limit
179
Indeks bias pada 20°C
Bilangan yod
-
195
183 -194
61 - 68
61. 7
85 - 109
99
65 - 70
Bilangan thiocyanogen
68
-
66.4
108
70
0.918 - 0.928
0.920-0.928
Asam lemak bebas, sebagai % oleic
5 - 80
-
Bahan-bahan tak tersabunkan
4 - 7
2 - 5
Specific grafity,
15/15°C
25
Titer
24
-
28
D. EKSTRAKSI MINYAK DEDAK
Ekstraksi
minyak
atau
adalah
suatu
lemak dari
cara
untuk
mendapatkan
bahan yang diduga mengandung
minyak atau lemak. Cara ekstraksi bermacam-macam antara
lain rendering, pengepresan mekanis (Mechanical Expres-
sion) ,
dan ekstraksi dengan pelarut
(solvent extrac-
tion) .
Rendering merupakan
suatu
cara
ekstraksi minyak
atau lemak dari bahan yang mengandung minyak atau lemak
dengan kadar air tinggi. Menurut pengerjaannya render-
14
ing dibagai dalam dua cara yaitu wet rendering dan dry
rendering.
Pada wet rendering bahan yang akan dieks-
traksi di tempatkan pada ketel yang dilengkapi dengan
alat pengaduk, kemudian air ditambahkan dan
Tabel 5. Sifat Fisik dan Kimia Minyak Dedak dan X-M
Rice oil (Luh, 1980)
Klasifikasi
Rice wax (%)
Asam lemak bebas
Semikering
1 -
4
Semikering
2.5 - 3.5
5 - 120
2.5 - 5.0
spesific gravity
( 25°C)
0.916 - 0.921
0.917 - 0.920
Indeks bias
(40°C)
1. 465 - 1. 467
(% )
Bilangan yod
92 - 115
95 - 102
Bilangan penyabunan
175 - 192
180 - 190
Bahan-bahan
tidak tersabunkan
3.0 - 8.0
2.5 - 4.0
Titik api (OF)
Kelembaban dan
zat volatil (%)
+300
1.5
Ins.oluble impurities (%)
0.5 - 1.5
Hehner number
92.1 - 96.5
Bilangan
ReichertMeissel
0.59 - 1.75
Energi (kcal/kg)
0.5 - 4.0
9.438
9.438
15
campuran tersebut dipanaskan perlahan-lahan sampai suhu
50°C sambil diaduk.
Minyak yang diekstraksi akan naik
ke atas dan kemudian dipisahkan. Sedangkan dengan cara
dry rendering bahan dimasukkan
ke dalam ketel
tanpa
penambahan air. Bahan tadi dipanasi sambi 1 diaduk. Pemanasan dilakukan
pada
suhu
105°C-110°C.
Ampas
bahan
yang telah diambil minyaknya akan diendapkan pada dasar
ketel.
Pengepresan mekanis merupakan suatu cara ekstrasi
minyak atau lemak,
dari
terutama untuk bahan yang berasal
biji-bijian.
roemisahkan
tinggi
Cara
minyak
(30% -
ini
dari
70%).
biasanya
bahan
yang
dilakukan
berkadar
untuk
roinyak
Dua cara umuro dalaro pengepresan
roekanis, yaitu pengepresan hidraulik (hydraulic pressdan
ing)
Dengan
pengepresan
pengepresan
berulir
hidraulik
(expeller
banyaknya
preesing).
roinyak
lemak yang dapat diekstraksi tergantung dari
atau
lamanya
pengepresan, tekanan yang dipergunakan, serta kandungan
minyak dalam bahan
asal.
Sedangkan
cara
pengepresan
berulir memerlukan perlakuan pendahuluan yang terdiri
dari proses peroasakan (Ketaren, 1986)
Ekstraksi
adalah
dengan
peroisahan
pelarut
koroponen
yang
(Solvent
Extraction)
dikehendaki
(solute)
dari zat padat dengan cara kontak antara padatan
エ・イセ@
16
sebut dengan suatu cairan (solvent) dimana solute dapat
larut dalam solvent tersebut (Heldman dan Singh, 1980).
Menurut Luh (1980) untuk mendapatkan minyak dedak
(rice bran oil) dapat digunakan metode pengepresan ber-
ulir, pengepresan hidraulik dan ekstraksi dengan pelarut.
Menurut
Grist
(1959)
cara
yang
paling
efektif
untuk mengekstrak minyak dedak adalah dengan jalan ekstraksi menggunakan pelarut. Lebih lanjut Juliano (1985)
menerangkan bahwa dengan menggunakan ekstraksi dengan
pelarut menghasilkan rendemen minyak dedak 16% -
18%,
dengan mutu minyak tinggi.
Sedangkan ekstraksi minyak
dedak
menghasilkan
dengan
pengepresan
minyak
dedak
dengan rendeman 10% - 12%.
Jenis dedak yang baik untuk diambil minyaknya adalah dedak halus dan pemilihan zat pelarut perlu memperhatikan faktor-faktor:
1.
Pelarut dapat melarutkan minyak yang diharap
kan dalam persentase yang tinggi tanpa merubah
komposisi
zat
lainnya
yang
terkandung
dalam
dedak.
2.
Zat pelarut tersebut mudah dipisahkan dengan
zat cair lainnya.
3. Pertimbangan ekonomis, mudah didapat dan murah
harganya.
17
Menurut Ketaren
(1986)
pelarut minyak atau lemak
yang biasa digunakan dalam proses ekstraksi dengan pelarut menguap adalah petroleum eter,
gasoline karbon
disulfida, karbontetraklorida, benzena, dan n-heksana.
Perlu diperhatikan bahwa
jumlah pelarut yang menguap
at au hilang tidak boleh lebih dari 5%. Bila lebih, seluruh sistem solvent extraction perlu diteliti lagi.
normal
heksana,
etil
alkohol,
dan
isopropil
alkohol
adalah pelarut yang dapat digunakan untuk proses ekstraksi minyak dedak. Lebih lanjut Houston (1972) menyatakan heksana mempunyai sifat mUdah terbakar, sedangkan
etil
alkohol
dan
isopropil
alkohol
dapat
digunakan
untuk mengekstrak vitamin. Jenis pelarut trikloroetilen
tidak digunakan, karena bersifat racun.
Cara
kerja
ekstraksi dengan pelarut menguap cukup sederhana, yaitu
dengan memasukkan bahan yang akan diekstraksi ke dalam
ketel ekstraktor khusus, kemudian pelarut akan berpenetrasi ke dalam bahan dan melarutkan minyak beserta beberapa jenis lilin,
tersebut
untuk
minyak
albumin serta zat warna.
selanjutnya
memisahkan
dedak
pada
dipompakan
minyak
dengan
dasarnya
ke
Larutan
dalam
evaporator
miscella.
Ekstraksi
terdiri
dari
dua
tahap,
yai tu tahap ekstraksi yang menghasilkan minyak kasar
(crude oil) dan tahap pemurnian (refining).
Tahap pe-
murnian minyak kasar dimaksudkan untuk menghilangkan
18
asam
lemak,
phosphatida
dan
zat
lain
yang
bersifat
getah pada minyak dedak kasar.
E. ANALISA PERFORMANSI ALAT PENYANGRAI, BOILER DAN SOLVENT
EXTRACTION PILOT PLANT
1. Konsumsi air pending in
Konsumsi
air
pendingin
yang
digunakan
untuk
proses kondensasi dapat dihitung denan persamaaan :
W
= mx
t
( 1)
dimana :
W = Jumlah air pendingin yang dipergunakan dalam
kondensasi (It)
m = laju konsumsi air pendingin, It/menit
t = lama kondensasi, menit
2. Energi yang dihasilkan bahan bakar
Energi panas yang dihasilkan bahan bakar dapat
dihitung dengan persamaan berikut
Qb
=
mt x U
dimana
Qb
=
mt
U
Energi yang dihasilkan bahan bakar, kJ
Jumlah pemakaian bahan bakar, It
=
Nilai panas bahan bakar, kJ/lt
(2)
19
3. Energi untuk menguapkan air dalam boiler
Energi untuk menguapkan air dalam boiler dapat
dihitung dengan persamaan berikut :
me x Cp x (Td - Ta) + mu x H
Qu
(3 )
dimana :
Qu = Energi untuk menguapkan air, kJ
panas jenis air, kJjkgOC
cp
Td = Titik didih air, °c
Ta = suhu air awal, °c
me = Jumlah air dalam boiler, kg
mu = Jumlah air yang diuapkan, kg
H
4.
=
panas laten penguapan, kJjkg
Efesiensi boiler
Efesiensi
boiler
adalah
nilai
perbandingan
antara jumlah energi yang digunakan untuk menguapkan
air dalam boiler dengan energi yang dikeluarkan oleh
bahan bakar
Eb = (QujQb) x- 100 %
dimana :
Qu = Energi untuk menguapkan air, kJ
Qb = Energi yang dihasilkan bahan bakar, kJ
(4)
20
5. Laju steam
Laju
steam yang
dihasilkan
oleh
boiler
dapat
dihitung dengan persamaan :
s = Sjt
(5 )
dimana :
s = Laju steam yang dihasilkan, Itj menit
S = Jumlah steam yang dihasilkan, It
t = lama pembakaran boiler, menit
F. ANALISIS BIAYA OPERAS I
Analisa biaya operasi bertujuan untuk mengetahui
berapa besar biaya operasioanal sol vent extraction
pilot plant, alat penyangrai dan boiler. Biaya operasioanal
dihitung
dengan
persamaan
berikut
(Pramudya dan Dewi, 1991).
BP
BTjKX + BTTJK
Dimana :
BP = Biaya operasional ekstraksi, Rpjth
BT = Biaya tetap, Rp/th
BTT= Biaya tidak tetap, Rp/jam
K
= Kapasitas ekstraksi, kg/jam
x = perkiraan jam kerja dalam setahun,
(6 )
21
Total biaya tetap terdiri dari biaya penyusutan
(D) dan bunga modal (I), sedangkan biaya tidak tetap
terdiri
dari
biaya
perawatan,
upah
tenaga
kerja,
pemakaian bahan bakar dan biaya bahan baku.
Biaya
penyusutan
dihitung
berdasarkan
met ode
garis lurus
D = (P - S)/N
(7 )
dimana :
D
=
Biaya penyusutan, Rp/th
P = Biaya pembuatan alat, Rupiah
S
=
Nilai akhir alat, Rupiah
N
=
Umur ekonomi alat, tahun
Sedangkan bunga modal dihitung dengan rumus
I
=
i
x P
Dimana :
I
=
Biaya bung a modal, Rp/th
i
=
Tingkat bunga modal tiap tahun, %
P
=
Biaya pembuatan alat, Rupiah
(8 )
BAB III. DESKRIPSI SOLVENT EXTRACTION PILOT PLANT,
ALAT PENY ANGRAI DAN BOILER
Alat-alat dipergunakan pada penelitian terdiri dari
solvent extraction pilot plant, alat penyangrai dan boil-
セN@
er.
SOLVENT EXTRACTION PILOT PLANT
Solvent extraction pilot plant yang dipergunakan
pada penelitian terdiri dari
ekstraktor,
penyaring
miscella (miscella filter), pemisah kabut (mist separator), perangkap gas
(gas trap),
(solvent gas collector),
penampung gas solvent
tangki miscella, tangki poor
sol vent , tangki sol vent,
.evaporator miscella, pompa
solvent, pompa miscella dan poor solvent, pompa minyak,
tangki pemisah solvent A,
tangki pemisah solvent B,
konden'sor dan pompa air.
A. Ekstraktor
Alat ini dibuat oleh Tabata oil Mill Machinery
Co.
Ltd.
dan
dirancang
atau lemak dari
untuk
mengekstrak
minyak
zat padat seperti minyak kedelai
dari biji kedelai, minyak bunga matahari dari bunga
matahari, minyak dedak
dll.
Secara
tabung
garis
ekstraksi,
(rice bran oil) dari dedak,
besar
ekstraktor
jaket
steam,
terdiri
pipa-pipa
dari
dengan
23
klep untuk pemasukan steam,
pressure gauge,
termo-
meter, saringan yang dibentangkan pada bagian bawah
rangka
ekstraktor,
klep-klep
pembuangan
pipa-pipa untuk pemasukan pelarut,
steam,
pipa-pipa untuk
pengeluaran miscella dan pompa solvent.
Ekstraktor berkapasi tas maksimal
untuk sekali ekstraksi.
Gambar 3. Ekstraktor
60 kg dedak
24
B. penyaring Miscella
Miscella adalah cairan yang merupakan campuran
antara minyak dedak, air dan heksana.
Penyaring Miscella dibuat oleh Tabata oil Mill
Machinery
Co.
miscella
yang
mempunyai
Ltd
dan
berasal
saringan
berfungsi
dari
yang
untuk
ekstraktor.
halus,
sehingga
menyaring
Alat
ini
kotoran
yang ikut bersama dari miscella tidak dapat masuk
ke dalam tangki miscella.
Gambar 4. Penyaring Miscella
25
C. Evaporator Miscella
Evaporator digunakan untuk memisahkan
pelarut
dari miscella dengan cara memanaskannya secara perlahan-lahan.
Miscella dipanaskan pada suhu 60°C -
l05°e, apabila untuk ekstraksi dipergunakan dipergunakan pelarut normal heksana.
Evaporator
terdiri
dari
tabung
evaporator,
jaket steam, pipa-pipa dengan klep untuk pemasukan
dan pembuangan steam, termometer, pipa-pipa pemasukan miscella,
pompa miscella dan pipa-pipa penge-
luaran uap heksana menuju kondensor.
Gambar 5. Evaporator Miscella
26
D. Penampung Gas
(Gas Collector)
Penampung gas merupakan sistem penyerapan gas
heksana dari tangki-tangki penyimpanan pelarut dan
miscella. Penyerapan gas menggunakan minyak kelapa
atau
minyak
selama
sawit.
evaporasi
sirkulasikan
Penyerapan
dilakukan,
minyak
sawit
gas
yaitu
atau
berlangsung
dengan
kelapa
meng-
sepanjang
tabung penampung gas (gas collector).
'Penampung gas terdiri dari tabung ganda
ble tube)
(dou-
yaitu tempat sirkulasi minyak sawit dan
air pendingin, pipa-pipa, klep dan pompa.
Gambar 6. Penampung Gas (Gas Collector)
27
E. Pemisah Kabut (Mist Separator)
Pemisah kabut berfungsi untuk menguapkan sisa
pelarut ketika proses ekstraksi dan evaporasi telah
berakhir. Pemisah kabut terdiri dari tabung pemisah
kabut, pipa-pipa steam dan klep.
Gambar 7. Pemisah Kabut (Mist Separator)
F. Kondensor, Tangki Pemisah Solvent A dan Tangki Pemi-
sah Solvent B
Uap dari
ekstraktor dan evaporator dikonden-
sasi pada kondensor gas,
kemudian air dan heksana
28
hasil kondensasi dialirkan ke tangki pemisah solvent A untuk memisahkan
air dan
heksana.
Heksana
akan berada pada lapisan atas, sedangkan air berada
di lapisan bawah. Heksana yang berada pad a lapisan
atas
separator A dialirkan ke separator B,
untuk
selanjutnya masuk ke tangki solvent.
Kondensor
gas
merupakan
tipe
permukaan (surface heat exhanger)
penukar
panas
terdiri dari dua
tabung. sistem pendinginan dilakukan dengan menggunakan air yang mengalir berlawanan arah dengan heksana yang dikondensasi (counter flow).
Separator terdiri dari
dua tabung,
pipa-pipa
dan klep-klep. Pemisah air dan heksana berdasarkan
berat jenis.
Gambar 8. Kondensor
29
Gambar 9. Tangki Pemisah Solvent
G. sistem Air pendingin
Sistem air pendingin berfungsi untuk mengkondensasi gas heksana pada kondensor gas. Bagian-bagian
sistem air
pendingin
terdiri
dari
tangki
panas, bak air, menara pendingin (tower), pemancar
uap
(steam ejector),
pipa-pipa saluran, klep-klep,
30
pompa pembalik dari kondensor gas,
pompa pensuplai
air pendingin, dan pompa sirkulasi air .
..
セ@
,
.
___r-
Gambar 10. Tower
2. BOILER
Boiler berfungsi untuk menghasilkan uap
(steam)
yang digunakan pada ekstraksi dan evaporasi. Pada pro-
31
ses ekstraksi, steam digunakan untuk menaikkan suhu dan
memisahkan heksana dari skim rice bran. Sedangkan pada
proses evaporasi steam digunakan untuk menguapkan heksana dari miseella.
Boiler yang digunakan dibuat
Harima Heavy Industries
CO.,
LTD,
oleh
Ishikawaj ima-
dengan model KMH05
yang mempunyai tekanan maksimal 10 kg/em'.
gian
boiler
terdiri
gauge),
water
valve),
tabung
dari
klep
gauge,
boiler,
pengukur
pengaman
burner
tipe
Bagian-ba-
tekanan
(pressure
tekanan
(safety
tekanan
tinggi,
pompa injeksi minyak, pompa pemasukan air, pompa sirkulasi oil,
saringan,
water softener,
air (feed water tank), dan lain-lain.
Gambar 11. Boiler
tangki pemasukan
32
3. ALAT PENYANGRAI
(COOKER)
Alat penyangrai
(cooker)
berfungsi untuk menya-
ngrai dedak sampai kadar air yang diinginkan. Alat penyangrai terdiri dari tempat sangrai yang dilengkapi
jaket uap, pipa-pipa penyaluran steam, klep-klep, alat
pengaduk dan motor AC tiga fase. Panas yang dihasilkan
dari steam dialirkan ke jaket cooker. Suhu penyangraian
dedak
sekitar 85°C, hingga mencapai kadar air dibawah
8%.
Gambar 12. Alat Penyangrai (Cooker)
BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN
A. BAHAN DAN ALAT
Bahan yang dipergunakan pada penelitianini adalah
dedak, hasil penggilingan gabah kering dari padi jenis
IR-64 dengan menggunakan pengupas sekam tipe banting
(flash type husker), tipe rol karet (rubber roll husker) dan tipe tekanan angin (wind pressure) serta penyosohan dengan mesin jet whitening and polishing.
penelitian
ini
dipergunakan
pelarut
heksana
Pada
(C,H 12 )
untuk mengekstraksi minyak dedak (rice bran oil).
Alat-alat yang dipergunakan dalam penelitian ini
antara lain :
1.
Solvent extraction pilot plant
2.
Boiler
3.
Alat penyangrai (cooker)
4.
Timbangan skala kecil (50 kg)
5.
Timbangan dengan ketelitian 0.01 gram
6.
Termometer batang
7.
Pencatat waktu
8.
Oven
9.
Wadah alumunium
10. Kertas saring
11. Gelas ukur
12. Plastik dan karung
34
13. Pemisah minyak
14. Saringan tyler
15. Dirigen-dirigen minyak tanah
16. Wadah dedak
B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
Pengujian
alat
dilakukan
mulai
bulan
Juli
1994
sampai dengan Nopember 1994, bertempat di Bangsal Percontohan Pengolahan Hasil Pertanian (Agricultural Products Processing pilot Plant), Institut Pertanian Bogor.
c.
PARAMETER YANG DIUKUR
Parameter yang diukur selama pengujian alat meliputi
1.
Berat dedak awal
2.
Kadar minyak dedak
3.
Kadar air dedak awal
4.
Berat dedak setelah disangrai
5.
Kadar air dedak setelah disangrai
6.
Suhu ekstraksi
7.
Lama penghilangan heksana dari skim rice bran
8.
Suhu ekstraktor pada penghilangan heksana dari
skim rice bran
9.
Berat dedak setelah disangrai
10. Lama evaporasi
35
11. Suhu evaporasi
12. Berat minyak dedak kasar
13. Volume minyak kasar
14. Lama kondensasi
15. Laju konsumsi air pendingin
16. Suhu air masuk kondensor
17. Suhu air keluar kondensor
18. Lama pembakaran boiler
19. Konsumsi bahan bakar boiler
20. steam yang dihasilkan
21. Suhu awal boiler
22. Suhu akhir boiler
Data hasil pengukuran dan perhitungan dipergunakan
untuk menentukan performansi alat yang meliputi :
1. Lama penyangraian
2. Lama penghilangan heksana dari skim rice bran
3. lama evaporasi
4. Lama kondensasi
5. Konsumsi air pendingin
6. Laju konsumsi bahan bakar boiler
7. Laju steam yang dihasilkan
8. Efesiensi boiler
36
D. METODE PENELITIAN
Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu penelit ian pendahuluan dan penelitian utama.
1. Penelitian Pendahuluan
Penelitian
ngetahui
pendahuluan
dilakukan
lama penurunan kadar
air
untuk
dedak
me-
sehingga
berada dibawah 8%bb, kadar minyak dedak (rice bran
oil), pengkondisian alat penyangrai (cooker), boiler dan solvent extraction pilot plant.
2. Penelitian utama
Pada penelitian utama dilakukan ekstraksi minyak dedak dengan perlakuan suhu 50°C dan 60°C, lama
ekstraksi 60,
90· dan 120 menit.
Untuk tiap perla-
kuan diadakan 2 kali ulangan.
Kombinasi perlakuan
yang diberikan pada penelitian
utama dapat dilihat
pada gambar 13.
Ekstraksi
dilakukan
untuk
mansi boiler, alat penyangrai
mengetahui
(cooker)
perf or-
dan solvent
extraction pilot plant.
Prosedur
pengujian
solvent
extraction
pilot
plant, alat penyangrai dan boiler penelitian pendahuluan dan penelitian utama adalah sebagai berikut:
37
a. Perlakuan Awal
Dedak dibersihkan dari kotoran dan butiran
yang
besar
(beras
rusak,
sekam)
mendapatkan butiran yang sama
dengan maksud
(uniform).
Kemu-
dian dedak disangrai pada suhu 85°C. Warna dedak
yang telah disangrai akan berubah menjadi coklat
tua.
Perlakuan awal berupa penyangraian dilaku-
kan untuk menurunkan kadar air,
agar memudahkan
jalankan proses ekstraksi minyak dedak.
Sebanyak
30
kg
dedak
ditimbang
kemudian
dimasukkan ke dalam ekstraktor.
[60 menit
50°C-----I 90 menit
L
120 menit
eォウエイ。ゥMセ@
[60 menit
60°C-----I 90 menit
L
120 menit
Gambar 13.
Bagan Perlakuan yang Diberikan Pada
Penelitian
38
b. Proses Ekstraksi Minyak Dedak
Dedak
sangrai
segera
dimasukkan
ke
dalam
ekstraktor yang telah dipanaskan terlebih dahulu
dengan
steam,
sehingga
mencapai
suhu
kondisi
ekstraksi. Susunan bagian dalam ekstraktor adalah sebagai berikut :
UJI PERFORMANSI EKSTRAKSI MINY AK DEDAK
SKALA PILOT PLANT
Oleh
IQRI SULIZAR HIDRIANSJAH
F 27. 0818
19 9 5
FAKUL TAS
INSTITUT
TEKNOLOGI
PERT ANIAN
BOG 0 R
PERTANIAN
BOGOR
Iqri Sulizar Hidriansjah. F. 27 0818. Uji Performansi Ekstraksi Minyak Dedak Skala pilot Plant. Dibawah bimbingan
Dr. Ir. Atjeng M. Syarief, MSAE dan Ir. M. Faiz Syuaib.
RI:'>iGKASAN
Dari tahun 1988 - 1991 terjadi peningkatan produksi
padi dari 41 678.2 ton menjadi 44 688.4 ton. Peningkatan
produksi padi ini menyebabkan pula peningkatan produksi
dedak. Dedak merupakan hasil ikutan dari pengolahan padi,
terdiri
dalam,
dari
sebagian
besar
lapisan
kutikula
sebelah
lembaga dan sedikit endosperma yang hancur berupa
tepung.
Dedak mengandung minyak dengan kandungan asam lemak
tidak jenuh yang cukup tinggi
tidak
(sekitar 80%). Asam lemak
j enuh dibutuhkan oleh tubuh manusia karena
bisa disintesa oleh tubuh.
Asam lemak tidak
jenuh
tidak
juga
dapat mencengah penyakit atheroarlaosis.
Ekstraksi dengan pelarut (solvent extraction) adalah
suatu metode ekstraksi untuk mendapatkan minyak atau lemak
dari bahan yang mengandung minyak atau lemak. Prinsip ekstraksi dengan pelarut adalah pemisahan komponen yang dihendaki (solute) dari zat padat dengan cara kontak antara
padatan tersebut dengan satu cairan (solvent)
dimana so-
lute dapat larut dalam solvent tersebut.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan performansi alat ekstraksi minyak dedak (alat penyangrai, sol-
vent
ex.traction
pilot
dan
plant,
boiler)
skala
pilot
plant.
Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui lama penurunan
kadar air dedak sehingga berada dibawah 8%bb, kadar minyak
dedak dan pengkondisian alat penyangrai (cooker),
boiler
dan solvent extraction pilot plant. Dari hasil penelitian
pendahuluan diperoleh lama penyangraian dedak 120 menit,
kandungan minyak dedak 9.17% dan beberapa kerusakan pada
boiler dan solvent extraction pilot plant.
Pada penelitian utama dilakukan ekstraksi minyak 30
kg dedak pada
setiap kali
ulangan ekstraksi.
Perlakuan
yang diberikan terdiri dari suhu ekstraksi 50°C dan 60°C,
lama ekstraksi 60, 90, dan 120 menit. Untuk tiap perlakuan
diadakan
diperoleh
2
kali
ulangan.
rendemen
minyak
ekstraksi perlakuan suhu
Dari
hasil
dedak
tertinggi
50°C
dan
penelitian
didapat
utama
pada
lama penyangraian
90
menit yaitu 11.93%. Performansi alat penyangrai (cooker),
solvent extraction
yang
pilot plant
dan boiler pad a
menghasilkan rendemen minyak
penyangraiam
120 menit,
lama
tertinggi
kondisi
yaitu
lama
penghilangan heksana
dari
skim rice bran 157.50 menit, lama evaporasi 172.50 menit,
lama kondensasi 174.90 menit, konsumsi air pendingin 60.66
m3 ,
laju konsumsi bahan bakar boiler 0.30 1 tjmeni t,
laju
steam yang dihasilkan boiler 2.78 Itjmenit dan efesiensi
boiler 71. 29%.
Biaya per volume minyak dedak terkecil diperoleh pada
ekstraksi perlakuan suhu 50°C dan lama kondensasi 90 menit
yaitu Rp. 41 440.83jlt.
Mutu minyak dedak hasil ekstraksi berupa asam lemak
bebas dan bilangan iod telah memenuhi ketentuan standar
mutu minyak dedak. Sedangkan bilangan penyabunan ,specific
gravity, dan indeks bias belum memenuhi ketentuan standar
mutu minyak dedak.
UJI PERFORiVIANSI EKSTRAKSI \IINY AK DEDAK
SKALA PILOT PLANT
Oleh :
IQRI SULIZAR HIDRIANSJAH
F. 27 0818
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk mempero1eh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Jurusan Mekanisasi Pertanian,
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
1995
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UJI PERFORM ANSI EKSTRAKSI MINY AK DEDAK
SKALA PILOT PLANT
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Jurusan Mekanisasi Pertanian,
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh
IQRI SULIZAR HIDRIANS1AH
F. 27 0818
Dilahirkan pada tanggal 20 1anuari 1971
di Tanjungpandan
Tanggal Lulus : 5 1anuari 1995
Disetujui,
Bogor,
::;1セ@
Atjeng M. Syarief, MSAE
Dosen Pembimbing Pendamping
Dosen Pembimbing
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrohiim
Puji syukur penulis panjatkan ke hadhirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-NYa,
sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Atjeng M. Syarief, MSAE dan Bapak Ir. M.
Faiz Syuaib yang banyak membimbing dan mengarahkan penulis sehingga dapat menyelesaikan studi pad a
jurusan
Mekanisasi Pertanian, dan yang banyak membantu penulis
hingga tersusunnya skripsi ini.
2.
Ibu Ir.
Putiati Mahdar,
M.App. Sc,
sebagai
dosen pe-
nguji.
3.
Ayah,
Ibu,
bang· Nandar,
mbak Sukmi,
mbak
Suni,
dek
Ivan, dek Nini serta seluruh keluarga yang telah memberi dorongan untuk segera menyelesaikan studio
4.
Teman-teman di pesantren mahasiswa An-Nur yang tidak
hentinya menasehati penulis untuk selalu istiqomah.
5. Syarifudin, Erisman, Susi, Antonius dan ternan-ternan MP27 atas bantuan dan dorongannya selarna studi dan pene-
litian penulis.
iv
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan skripsi
ini.
Akhirnya penulis berharap karya
kecil ini dapat menambah pengetahuan kita.
Amien
Bogor,
Januari 1995
Penulis
v
DAFTAR lSI
Halaman
RATA PENGANTAR
iv
lsi
vi
Daftar Gambar
viii
x
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
1.
II.
xi
PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang
1
B. Tujuan
2
c. Kegunaan Penelitian
3
TINJAUAN PUSTAKA
5
A. Dedak
6
B. Komposisi Kimia Dedak
7
C. Minyak Dedak
8
...
D. Ekstraksi Minyak Dedak
..
13
E. Analisa Performansi Alat
18
F. Analisa Biaya Operasi
20
III. DESKRIPSI ALAT .
A. Solvent Extraction
22
pilot Plant
22
B. Boiler
30
C. Alat Penyangrai
32
vi
IV.
V.
VI.
METODOLOGI PENELITIAN
33
A. Bahan dan Alat
33
B. Waktu dan Tempat
34
C. Parameter yang Diukur
34
D. Metode Penelitian
36
HASIL DAN PEMBAHASAN
44
A. Penelitian Pendahuluan
44
B. Penelitian Utama
49
KESIMPULAN. DAN SARAN
61
A. Kesimpulan
61
B. Saran
62
LAMP I RAN
64
DAFTAR PUSTAKA
81
vii
I
UJI PERFORMANSI EKSTRAKSI MINY AK DEDAK
SKALA PILOT PLANT
Oleh
IQRI SULIZAR HIDRIANSJAH
F 27. 0818
19 9 5
FAKUL TAS
INSTITUT
TEKNOLOGI
PERT ANIAN
BOG 0 R
PERTANIAN
BOGOR
Iqri Sulizar Hidriansjah. F. 27 0818. Uji Performansi Ekstraksi Minyak Dedak Skala pilot Plant. Dibawah bimbingan
Dr. Ir. Atjeng M. Syarief, MSAE dan Ir. M. Faiz Syuaib.
RI:'>iGKASAN
Dari tahun 1988 - 1991 terjadi peningkatan produksi
padi dari 41 678.2 ton menjadi 44 688.4 ton. Peningkatan
produksi padi ini menyebabkan pula peningkatan produksi
dedak. Dedak merupakan hasil ikutan dari pengolahan padi,
terdiri
dalam,
dari
sebagian
besar
lapisan
kutikula
sebelah
lembaga dan sedikit endosperma yang hancur berupa
tepung.
Dedak mengandung minyak dengan kandungan asam lemak
tidak jenuh yang cukup tinggi
tidak
(sekitar 80%). Asam lemak
j enuh dibutuhkan oleh tubuh manusia karena
bisa disintesa oleh tubuh.
Asam lemak tidak
jenuh
tidak
juga
dapat mencengah penyakit atheroarlaosis.
Ekstraksi dengan pelarut (solvent extraction) adalah
suatu metode ekstraksi untuk mendapatkan minyak atau lemak
dari bahan yang mengandung minyak atau lemak. Prinsip ekstraksi dengan pelarut adalah pemisahan komponen yang dihendaki (solute) dari zat padat dengan cara kontak antara
padatan tersebut dengan satu cairan (solvent)
dimana so-
lute dapat larut dalam solvent tersebut.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan performansi alat ekstraksi minyak dedak (alat penyangrai, sol-
vent
ex.traction
pilot
dan
plant,
boiler)
skala
pilot
plant.
Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui lama penurunan
kadar air dedak sehingga berada dibawah 8%bb, kadar minyak
dedak dan pengkondisian alat penyangrai (cooker),
boiler
dan solvent extraction pilot plant. Dari hasil penelitian
pendahuluan diperoleh lama penyangraian dedak 120 menit,
kandungan minyak dedak 9.17% dan beberapa kerusakan pada
boiler dan solvent extraction pilot plant.
Pada penelitian utama dilakukan ekstraksi minyak 30
kg dedak pada
setiap kali
ulangan ekstraksi.
Perlakuan
yang diberikan terdiri dari suhu ekstraksi 50°C dan 60°C,
lama ekstraksi 60, 90, dan 120 menit. Untuk tiap perlakuan
diadakan
diperoleh
2
kali
ulangan.
rendemen
minyak
ekstraksi perlakuan suhu
Dari
hasil
dedak
tertinggi
50°C
dan
penelitian
didapat
utama
pada
lama penyangraian
90
menit yaitu 11.93%. Performansi alat penyangrai (cooker),
solvent extraction
yang
pilot plant
dan boiler pad a
menghasilkan rendemen minyak
penyangraiam
120 menit,
lama
tertinggi
kondisi
yaitu
lama
penghilangan heksana
dari
skim rice bran 157.50 menit, lama evaporasi 172.50 menit,
lama kondensasi 174.90 menit, konsumsi air pendingin 60.66
m3 ,
laju konsumsi bahan bakar boiler 0.30 1 tjmeni t,
laju
steam yang dihasilkan boiler 2.78 Itjmenit dan efesiensi
boiler 71. 29%.
Biaya per volume minyak dedak terkecil diperoleh pada
ekstraksi perlakuan suhu 50°C dan lama kondensasi 90 menit
yaitu Rp. 41 440.83jlt.
Mutu minyak dedak hasil ekstraksi berupa asam lemak
bebas dan bilangan iod telah memenuhi ketentuan standar
mutu minyak dedak. Sedangkan bilangan penyabunan ,specific
gravity, dan indeks bias belum memenuhi ketentuan standar
mutu minyak dedak.
UJI PERFORiVIANSI EKSTRAKSI \IINY AK DEDAK
SKALA PILOT PLANT
Oleh :
IQRI SULIZAR HIDRIANSJAH
F. 27 0818
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk mempero1eh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Jurusan Mekanisasi Pertanian,
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
1995
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UJI PERFORM ANSI EKSTRAKSI MINY AK DEDAK
SKALA PILOT PLANT
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Jurusan Mekanisasi Pertanian,
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh
IQRI SULIZAR HIDRIANS1AH
F. 27 0818
Dilahirkan pada tanggal 20 1anuari 1971
di Tanjungpandan
Tanggal Lulus : 5 1anuari 1995
Disetujui,
Bogor,
::;1セ@
Atjeng M. Syarief, MSAE
Dosen Pembimbing Pendamping
Dosen Pembimbing
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrohiim
Puji syukur penulis panjatkan ke hadhirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-NYa,
sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Atjeng M. Syarief, MSAE dan Bapak Ir. M.
Faiz Syuaib yang banyak membimbing dan mengarahkan penulis sehingga dapat menyelesaikan studi pad a
jurusan
Mekanisasi Pertanian, dan yang banyak membantu penulis
hingga tersusunnya skripsi ini.
2.
Ibu Ir.
Putiati Mahdar,
M.App. Sc,
sebagai
dosen pe-
nguji.
3.
Ayah,
Ibu,
bang· Nandar,
mbak Sukmi,
mbak
Suni,
dek
Ivan, dek Nini serta seluruh keluarga yang telah memberi dorongan untuk segera menyelesaikan studio
4.
Teman-teman di pesantren mahasiswa An-Nur yang tidak
hentinya menasehati penulis untuk selalu istiqomah.
5. Syarifudin, Erisman, Susi, Antonius dan ternan-ternan MP27 atas bantuan dan dorongannya selarna studi dan pene-
litian penulis.
iv
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan skripsi
ini.
Akhirnya penulis berharap karya
kecil ini dapat menambah pengetahuan kita.
Amien
Bogor,
Januari 1995
Penulis
v
DAFTAR lSI
Halaman
RATA PENGANTAR
iv
lsi
vi
Daftar Gambar
viii
x
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
1.
II.
xi
PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang
1
B. Tujuan
2
c. Kegunaan Penelitian
3
TINJAUAN PUSTAKA
5
A. Dedak
6
B. Komposisi Kimia Dedak
7
C. Minyak Dedak
8
...
D. Ekstraksi Minyak Dedak
..
13
E. Analisa Performansi Alat
18
F. Analisa Biaya Operasi
20
III. DESKRIPSI ALAT .
A. Solvent Extraction
22
pilot Plant
22
B. Boiler
30
C. Alat Penyangrai
32
vi
IV.
V.
VI.
METODOLOGI PENELITIAN
33
A. Bahan dan Alat
33
B. Waktu dan Tempat
34
C. Parameter yang Diukur
34
D. Metode Penelitian
36
HASIL DAN PEMBAHASAN
44
A. Penelitian Pendahuluan
44
B. Penelitian Utama
49
KESIMPULAN. DAN SARAN
61
A. Kesimpulan
61
B. Saran
62
LAMP I RAN
64
DAFTAR PUSTAKA
81
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.
Struktur Butiran Padi
Gambar 2.
Mekanisme Reaksi Hidrolisa Minyak
11
Gambar 3.
Ekstraktor.
23
Gambar 4.
Penyaring Miscella
24
Gambar 5.
Evaporator Miscella
25
Gambar
Penampung Gas (Gas Collector)
26
Gambar 7.
Pemisah Kabut (Mist Separator)
27
Gambar 8.
Kondensor
28
Gambar 9.
Tangki Pemisah Solvent
29
6.
6
Gambar 10. Tower
30
Gambar 11. Boiler
31
Gambar 12. Alat Penyangrai
32
Gambar 13. Bagan Perlakuan yang Diberikan Pada
Penelitian . .
37
Gambar 14. Susunan Bagian dalam Ekstraktor
38
Gambar 15. Diagram Alir Proses Ekstraksi Minyak Dedak
40
Gambar
16.
Grafik Hubungan antara Penurunan
dengan Waktu Penyangraian
Kadar
Air
46
Gambar 17. Grafik Hubungan antara Ulangan Ekstraksi dengan
Jumlah Pelarut
50
Gambar 18. Grafik Hubungan Lama Ekstraksi dengan Rendemen
Minyak Dedak Perlakuan Suhu 50°C dan Lama Ekstraksi 60, 90 dan 120 menit
53
viii
Gambar 19. Grafik Hubungan Lama Ekstraksi dengan Rendemen
Minyak Dedak Perlakuan Suhu 60 0 e dan Lama Ekstraksi 60, 90 dan 120 menit
54
ix
DAFTAR TABEL
Balaman
Tabel 1. Produksi Padi Tahun 1988 - 1992
1
Tabel 2. Komposisi Kimia Dedak
8
Tabel 3. Komposisi Asam Lemak Minyak Dedak dan X-M Rice
Oil
. ..
..........
12
Tabel
4.
Sifat
A.O.C.S
Fisik
dan
Tabel
5.
Sifat Fisik
Jepang .
dan
.
.
Kimia
Minyak
Dedak
Standar
13
Kimia
Minyak
Dedak
Standar
14
. . .
. . . . . . .
. . .
Tabel 6. Performansi Alat Penelitian Pendahuluan
47
Tabel 7. Performansi Alat Penyangrai
(Cooker, Boiler dan
Pad a Ekstraksi
Minyak Dedak Perlakuan Suhu 50°C dan Lama Ekstraksi 60, 90 dan 120 menit . . . . . . . . . .
55
Solvent
Extraction
Pilot
Plant
Tabel 8. Performansi Alat Penyangrai
(Cooker, Boiler dan
Pada Ekstraksi
Minyak Dedak Perlakuan Suhu 60°C dan Lama Ekstraksi 60, 90 dan 120 menit . . . . . . . . .
56
Solvent
Extraction
pilot
Plant
Tabel 9. Analisa Mutu Minyak Dedak Basil Ekstraksi Perlakuan Suhu 50°C dan Lama Ekstaksi 60, 90, dan 120
menit
..................
59
Tabel 10. Analisa Mutu Minyak Dedak Basil Ekstraksi Perlakuan Suhu 60°C dan Lama Ekstaksi 60, 90, dan
120 menit
........
'"
. ..
60
Tabel 10. Performansi Alat Penyangrai Penyangrai (Cooker), Solvent Extraction pilot Plant dan Boiler
Basil Penelitian
. . . . . . . . . .
61
x
DAFTAR LAMPIRAN
Garnbar Solvent Extraction pilot Plant
64
Lampiran 2. Manual Sol vent Extraction pilot Plant
67
Lampiran 3. Panas Laten Penguapan Air
70
Lampiran 4. Perhitungan Efesiensi Boiler
71
Lampiran 5. Pelarut yang Hilang Selama Dlangan
Ekstraksi .
72
Lampiran 6. Perhitungan Analisis Biaya Ekstraksi
73
Lampiran 7. Gambaran Dmum Tentang n-Heksana
76
Lampiran 8. Prosedur Analisis Mutu
77
Lampiran
1.
xi
1. l'ENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Beras merupakan sumber bahan makanan pokok di Indonesia. Produksi beras terus meningkat, sejalan dengan
pertumbuhan penduduk dan usaha pemerintah untuk mempertahankan swasembada beras.
Data produksi
padi
pada tahun
1988
hingga
1992
beserta luas areal yang digunakan dapat dilihat pada
Tabel 1.
Tabel 1. Produksi Padi Tahun 1988 - 1992
1988
10 138.2
41 678.2
4.111
1989
10 531. 2
44 725.6
4.247
1990
10 502.4
45 178.8
4.302
1991
10 281. 5
44 688.3
4.346
1992
9 087.5
39 769.4
4.376
Penggilingan padi selain menghasilkan beras,
menghasilkan produk sampingan berupa sekam,
jerami. Dedak
juga
dedak dan
merupakan hasil ikutan dari pengolahan
padi, terdiri sebagian besar dari lapisan kutikula sebelah dalam, lembaga dan sedikit endosperma yang hancur
berupa tepung.
2
Oedak mengandung minyak, yang dapat diperoleh dengan met ode pengepresan
berulir
(expeller pressing),
pengepresan hidraulik
(hydraulic pressing)
traksi
(solvent
dengan
pelarut
dan eks-
extraction).
dedak yang dihasilkan dengan metode pelarut
Minyak
(solvent)
mempunyai rendemen dan mutu yang lebih baik, dibandingkan dengan minyak dedak hasil ekstraksi dengan met ode
pengepresan berulir dan pengepresan hidraulik.
Mutu
minyak
dedak
setara
dengan
minyak
kacang
tanah, minyak kapuk, minyak biji kapas dan minyak kedelai. Minyak yang diperoleh dari dedak digunakan untuk
membuat sabun, zat anti korosif, minyak goreng, minyak
salad, dan lain-lain.
Usaha pengembangan minyak dedak dalam skala industri
dihadapkan
pad a
kendala
pengumpulan
penggilingan petani berskala kecil,
dedak
dari
yang tersebar dan
banyak jumlahnya. Lamanya pengumpulan dedak berpengaruh
terhadap jumlah dan mutu minyak dedak yang dihasilkan,
karena selama penyimpanan kandungan minyak dedak berkurang dengan meningkatnya jumlah asam lemak bebas. PeneIi tian yang dilakukan adalah mengekstrak minyak dedak
dengan metode pelarut (solvent extraction), pada skala
. pilot plant.
3
B. TUJUAN
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan perfor
mansi alat ekstraksi minyak dedak skala pilot plant.
C. KEGUNAAN PENELITIAN
Dedak merupakan hasil sampingan pengolahan padi,
yang
jumlahnya
terus
meningkat
sejalan dengan
usaha
mempertahankan swasembada beras. Penelitian menunjukan
adanya kandungan minyak dan
Minyak
dedak
dimanfaatkan
lilin
pada
(wax)
industri
pada dedak.
sabun,
baja
sebagai zat anti korosif, minyak goreng, minyak salad,
dan lain-lain.
Karena itu perlu ada penelitian untuk memperoleh
minyak dedak yang mudah,
murah,
bermutu dan efesien.
Ekstraksi dengan pelarut (solvent extraction)
mengha-
silkan minyak yang bermutu baik. Tetapi ekstraksi dengan pelarut memerlukan alat yang rumit, biaya ekstraksi
yang tinggi, dan tenaga yang terlatih. Pada penelitian
ini dilakukan uj i
performansi ekstraksi minyak dedak
skala pilot plant. Dari penelitian akan diketahui lama
penyangraian, . lama penghilangan heksana dari skim rice
bran,
lama
evaporasi,
lama
kondensasi,
konsumsi
air
pendingin, laju konsumsi bahan bakar boiler, laju stearn
yang
dihasilkan,
efesiensi
boiler,
rendemen
minyak
4
dedak, mutu minyak dedak dan analisa biaya yang dibutuhkan untuk mengoperasikan alat ekstraksi.
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk
rneningkatkan nilai tarnbah dedak dan penelitian lebih
lanjut.
II. TINJ.AUA1\ PUSTAKA
A. DEDAK
Dedak adalah hasil ikutan proses penyosohan beras
pecah kulit yang terdiri dari lapisan kutikula sebelah
dalam, lembaga dan sedikit endosperm yang hancur berupa
tepung (Anonymus, 1974).
Menurut Grist (1958)
dalam penggilingan dan pemu-
tihan beras akan menghasilkan 50% beras utuh, 17% beras
pecah,
10% dedak,
3% tepung dan 20% sekam. Persentase
ini tergantung pada jenis penggilingan padi, macam varietas padi, tingkat kematangan gabah, kadar air gabah
pad a
saat penggilingan serta musim
(Syarief dan Pra-
sadya, 1988).
Berdasarkan derajat kehalusan,
dedak dapat digo-
longkan menjadi 3 macam yaitu dedak kasar (rough bran) ,
dedak halus (fine bran) dan katul. Hasil dedak dipengaruhi oleh jenis alat penyosoh yang dipergunakan dalam
proses penggilingan (Soemardi, 1975). Dedak kasar dihasilkan dengan mesin pemecah kulit, terdiri dari pecahan
pecahan sekam
luar.
yang agak kasar dan kulit ari beras ter-
Dedak halus at au lunteh
(rice bran)
dari penyosohan dengan mesin penyosohan,
dihasilkan
terdiri dari
kulit ari beras, pecahan lembaga
dan tercampur sedikit
dengan bubuk yang berasal dari
sekam.
Bekatul
(rice
6
polish)
dihasilkan
segaian besar
kasar
beras
polisher,
terdiri
(lubis,
1958).
(cow bran)
dan dedak halus
penyosohan.
dari
putih
Menurut Grist
dedak digolongkan menjadi 2 macam,
masing dihasilkan dari
dan
mesin
endosperm yang menyebabkan warna
dan sedikit kulit
(1959)
dari
(meal)
yaitu dedak
yang masing-
proses pengupasan kulit gabah
Sedangkan
Rulten
(1964)
menyatakan
bahwa ada 3 macam mutu dedak yaitu dedak gelap
(dark
bran), dedak menengah (medium bran) dan light bran.
---Avon
Poleo
Slorch y
enllosperOl
sャ・イゥセ@
len,moe
Gambar 1. Struktur butiran pacli (Grist, 1959)
7
Dari butir padi dapat diketahui bahwa dibawah lapisan
pericarp terdapat
protein dan minyak,
testa
atau
tegmen
yang kaya
tetapi memiliki serat yang lebih
sedikit dibandingkan pericarp. Lapisan tegmen ini terbagi atas dua,
yaitu spermoderm untuk yang lebih luar
dan perisperm untuk yang lebih dalam.
Dibawah lapisan
tegmen dijumpai lapisan aleuron yang kaya minyak, protein, vitamin dan mineral. Endosperm adalah bagian yang
terdapat dibawah lapisan aleuron. Endosperm banyak mengandung karbohidrat, mineral, vitamin dan minyak, tetapi sedikit mengandung protein (Syarief dan Prasadya,
1988) .
B. KOMPOSISI KIMIA DEDAK
Dedak
padi
lain protein,
mengandung
vitamin,
nilai
lemak
gizi
tinggi,
antara
dan karbohidrat.
dedak padi dapat diolah bermacam-macam makanan,
Dari
pakan
ternak, minyak dedak (rice bran oil), dll. Menurut West
dan Cruz (1933) dalam Nasution dan ciptadi (1985) dedak
padi juga kaya vitamin A, vitamin B dan Viatmin E, oleh
karena
itu
seringkali
dedak
padi· digunakan
sebagai
bahan makanan anti beri-beri.
Komposisi kimia dedak ditentukan oleh kualitas padi
dan met ode penggilingan (Grist, 1958). Menurut Houston
(1972) komposisi kimia dedak ditentukan oleh varietas,
8
proses
penggilingan,
keadaan
lingkungan
tempat
padi
tumbuh, penyebaran kandungan kimia dalam butiran padi,
ketebalan
analisa
lapisan-lapisan
yang
digunakan.
luar,
udara
Komposisi
serta
kimia
teknik
katul
dapat
dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Komposisi Kimia Dedak (Matz, 1970)
% Berat
. Koniponen
p
••••••••••••••••
Karbohidrat
46.6
Protein
14.6
Lemak
13.4
........
<
grlgr Dedak
...
.
..
vitamin B :
Thiamin
27.9
Piridoksin
32.1
Asam Panthothenat
71.3
Nisin
408.6
C. MINYAK DEDAK
Dedak
(Lynn
padi
dan
mengandung
Lawyer,
1966
minyak
dalam
sekitar
Nasution
10%
dan
13%
Ciptadi,
1985). Dedak mengandung lemak yang tersusun dari 14% 17%
minyak
dan
lilin
(Grist,
1959).
Hasil
analisa
proximate dedak yang dihasilkan oleh huller type mill
mengandung minyak dedak sekitar 7.13%, sedangkan dedak
yang dihasilkan oleh Cone type mill mengandung minyak
dedak
dedak
sekitar
16.29%.
Menurut
Juliano
(1985)
9
dedak
yang
dihasilkan
oleh
engel berg hullers
kurang
efesien untuk diekstraksi karena mengandung minyak yang
relatif kecil yaitu antara 4% - 8%.
Mutu
minyak
tanah,
minyak
kacang
kedelai.
dedak
setara
kapuk,
minyak
Minyak
dengan
biji
dedak
minyak
kapas
kacang
dan
mengandung
minyak
asam
lemak
tidak jenuh yang cukup tinggi, yaitu sekitar 80% (Cruz
dan west, 1933 dalam Nasution dan Ciptadi, 1985). Asam
lemak dibutuhkan dalam tubuh manusia karena tidak bisa
disintesa
oleh
tubuh
dan
berbeda
dengan
asam
lemak
jenuh, maka asam lemak tidak jenuh dapat mencengah penyakit atheroarlaosis.
Rendemen dan mutu minyak dedak sangat dipengaruhi
oleh waktu penyimpanan yang dialami oleh dedak sejak
dihasilkan,
minyaknya
1985).
sampai
(Eckey,
proses
1954
ekstraksi
dalam
Nasution
Dedak tidak tahan disimpan lama,
dan berminyak.
untuk
dan
diambil
ciptadi,
cepat berbau
Kandungan minyak dedak akan berkurang
selama penyimpanan, disebabkan oleh enzim lipase yang
menghidrolisis minyak, akibatnya kadar asam lemak bebas
(FFA) akan bertambah dengan cepat dan terjadi ketengikan (Soemardi, 1975). Dedak padi segar yang baru diperoleh dari penyosohan beras mempunyai bau dan rasa manis
(sweet odor) serta mengandung asam lemak bebas sekitar
1.2% dari seluruh minyak dedak padi. Tetapi dedak padi
10
yang diperoleh dari penyosohan beras dari gabah yang
sebelumnya telah disimpan beberapa bulan akan mengandung asam lemak bebas yang lebih tinggi sekitar 2% 6.5%. Oleh karena itu untuk memperoleh dedak padi yang
benar-benar segar dengan kadar asam lemak bebas yang
rendah
maka
penggilingan
padi
dan
penyosohan
beras
harus dilakukan segera setelah padi dipanen dan dikeringkan (Concha dan Valenzuela, 1938 dalam Ciptadi dan
Nasution, 1985). Jumlah asam lemak bebas ini meningkat
sekitar 1% setiap jam pada waktu awal selama penyimpanan
dedak
(Grist,
1959).
Dari
hasil
penelitian
pe-
nyimpanan dedak padi selama 4 minggu tanpa pemanasan,
menunjukkan bahwa kenaikan jumlah asam lemak bebas di
dalam
dedak
padi
sekitar
32%.
Apabila
sebelum
pe-
nyimpanan dilakukan pemanasan dengan uap selama 4 men it
pada suhu 100°C,
setelah disimpan empat minggu hanya
menunjukkan kenaikan kadar asam lemak bebas
(FFA)
1%
(Houston et aI, 1972).
Mutu minyak dedak
penyimpanan
juga
oleh waktu
yang menimbulkan ketengikkan hidrolitik,
dipengaruhi
oksigen,
selain dipengaruhi
suhu,
oleh beberapa
cahaya,
faktor,
yai tu
enzim lipoksidase,
adanya
senyawa-se-
nyawa organik dan katalisator-katalisator logam seperti
tembaga
dan
besi
yang
dapat
menimbulkan
ketengikan
11
oksidatip. Ketengikan ini dapat diatasi dengan penambahan zat antioksidan.
o
II
H,C-OH
H,C-O-C-R
o
o
II
II
+ 3H,O----> HC--OH
HC--O-C-R
+
3RC
o
II
OH
H,C-O-C-R
H,C-OH
Gambar 2. Mekanisme Reaksi Hidrolisa Minyak atau Lemak
Mutu minyak
penyimpanan
dedak
yang menimbulkan
juga dipengaruhi
oksigen,
selain dipengaruhi
suhu,
oleh
cahaya,
oleh
waktu
ketengikkan hidrolitik,
beberapa
faktor,
yaitu
adanya
enzim lipoksidase, senyawa-se-
nyawa organik dan katalisator-katalisator logam seperti
tembaga
dan
besi
yang
dapat
menimbulkan
ketengikan
oksidatip. Ketengikan ini dapat diatasi dengan penambahan zat antioksidan.
Dari dedak diperoleh minyak kasar (crude oil) yang
berwarna agak kehijauan, karena sisa klorofil yang ikut
terekstrak. Sisa klorofil ini dapat dihilangkan dengan
proses
pemucatan,
sehingga
dihasilkan
minyak
dedak
12
bening, lumak dan stabil. Stabilitas minyak dedak merupakan hasil dari kandungan
ngan
Cl
tocopherol
antioksidan alami
rendah dan kanduャゥョッ・セ」@
tingg i,
(Houston,
yang· berfungsi
1972).
sebagai
Perbandingan kom-
posisi asam lemak bebas antara minyak dedak dan X-M
rice oil, dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Komposisi
Rice Oil
Asam
· •·.•ᄋ[Tセゥ@
Lemak
Minyak
• .• .•. ·:•. · . ·• •dセゥZェI@
Dedak
dan
X-M
• .•·.•.• • . •.
Myristic
(C14:0)
0.1 - 1
Palmitic
(C16:0)
12 - 18
Palmitoleic
(C16:0)
0.2 - 0.6
stearic
(C18:0)
1
Oleic
(C18:1)
40
Linoleic
-
13.80
3
2.01
50
43.60
(C18:2)
20 - 42
36.60
Linolenic
(C18:3)
0 - 1
1. 77
Arachidic
(C20:0)
0 - 1
0.91
Sumber : Luh (1980)
Beberapa sifat fisik dan kimia minyak dedak (rice
bran oil) standart A.O.C.S (American oil Chemist Soci-
ety)
dapat dilihat pada Tabel 4.
Sedangkan beberapa
sifat fisik dan kimia minyak dedak kasar
bran oil)
(crude rice
dan X-M Rice oil stand art Jepang dapat di-
lihat pada Tabel 5.
13
Tabel 4. Sifat Fisik dan Kimia Minyak Dedak Standart
A.O.C.S (Williams, 1966)
,
uraian
A.O.C.S
2
-
Titik beku, °C
Bilangan penyabunan
.
Usual limit
179
Indeks bias pada 20°C
Bilangan yod
-
195
183 -194
61 - 68
61. 7
85 - 109
99
65 - 70
Bilangan thiocyanogen
68
-
66.4
108
70
0.918 - 0.928
0.920-0.928
Asam lemak bebas, sebagai % oleic
5 - 80
-
Bahan-bahan tak tersabunkan
4 - 7
2 - 5
Specific grafity,
15/15°C
25
Titer
24
-
28
D. EKSTRAKSI MINYAK DEDAK
Ekstraksi
minyak
atau
adalah
suatu
lemak dari
cara
untuk
mendapatkan
bahan yang diduga mengandung
minyak atau lemak. Cara ekstraksi bermacam-macam antara
lain rendering, pengepresan mekanis (Mechanical Expres-
sion) ,
dan ekstraksi dengan pelarut
(solvent extrac-
tion) .
Rendering merupakan
suatu
cara
ekstraksi minyak
atau lemak dari bahan yang mengandung minyak atau lemak
dengan kadar air tinggi. Menurut pengerjaannya render-
14
ing dibagai dalam dua cara yaitu wet rendering dan dry
rendering.
Pada wet rendering bahan yang akan dieks-
traksi di tempatkan pada ketel yang dilengkapi dengan
alat pengaduk, kemudian air ditambahkan dan
Tabel 5. Sifat Fisik dan Kimia Minyak Dedak dan X-M
Rice oil (Luh, 1980)
Klasifikasi
Rice wax (%)
Asam lemak bebas
Semikering
1 -
4
Semikering
2.5 - 3.5
5 - 120
2.5 - 5.0
spesific gravity
( 25°C)
0.916 - 0.921
0.917 - 0.920
Indeks bias
(40°C)
1. 465 - 1. 467
(% )
Bilangan yod
92 - 115
95 - 102
Bilangan penyabunan
175 - 192
180 - 190
Bahan-bahan
tidak tersabunkan
3.0 - 8.0
2.5 - 4.0
Titik api (OF)
Kelembaban dan
zat volatil (%)
+300
1.5
Ins.oluble impurities (%)
0.5 - 1.5
Hehner number
92.1 - 96.5
Bilangan
ReichertMeissel
0.59 - 1.75
Energi (kcal/kg)
0.5 - 4.0
9.438
9.438
15
campuran tersebut dipanaskan perlahan-lahan sampai suhu
50°C sambil diaduk.
Minyak yang diekstraksi akan naik
ke atas dan kemudian dipisahkan. Sedangkan dengan cara
dry rendering bahan dimasukkan
ke dalam ketel
tanpa
penambahan air. Bahan tadi dipanasi sambi 1 diaduk. Pemanasan dilakukan
pada
suhu
105°C-110°C.
Ampas
bahan
yang telah diambil minyaknya akan diendapkan pada dasar
ketel.
Pengepresan mekanis merupakan suatu cara ekstrasi
minyak atau lemak,
dari
terutama untuk bahan yang berasal
biji-bijian.
roemisahkan
tinggi
Cara
minyak
(30% -
ini
dari
70%).
biasanya
bahan
yang
dilakukan
berkadar
untuk
roinyak
Dua cara umuro dalaro pengepresan
roekanis, yaitu pengepresan hidraulik (hydraulic pressdan
ing)
Dengan
pengepresan
pengepresan
berulir
hidraulik
(expeller
banyaknya
preesing).
roinyak
lemak yang dapat diekstraksi tergantung dari
atau
lamanya
pengepresan, tekanan yang dipergunakan, serta kandungan
minyak dalam bahan
asal.
Sedangkan
cara
pengepresan
berulir memerlukan perlakuan pendahuluan yang terdiri
dari proses peroasakan (Ketaren, 1986)
Ekstraksi
adalah
dengan
peroisahan
pelarut
koroponen
yang
(Solvent
Extraction)
dikehendaki
(solute)
dari zat padat dengan cara kontak antara padatan
エ・イセ@
16
sebut dengan suatu cairan (solvent) dimana solute dapat
larut dalam solvent tersebut (Heldman dan Singh, 1980).
Menurut Luh (1980) untuk mendapatkan minyak dedak
(rice bran oil) dapat digunakan metode pengepresan ber-
ulir, pengepresan hidraulik dan ekstraksi dengan pelarut.
Menurut
Grist
(1959)
cara
yang
paling
efektif
untuk mengekstrak minyak dedak adalah dengan jalan ekstraksi menggunakan pelarut. Lebih lanjut Juliano (1985)
menerangkan bahwa dengan menggunakan ekstraksi dengan
pelarut menghasilkan rendemen minyak dedak 16% -
18%,
dengan mutu minyak tinggi.
Sedangkan ekstraksi minyak
dedak
menghasilkan
dengan
pengepresan
minyak
dedak
dengan rendeman 10% - 12%.
Jenis dedak yang baik untuk diambil minyaknya adalah dedak halus dan pemilihan zat pelarut perlu memperhatikan faktor-faktor:
1.
Pelarut dapat melarutkan minyak yang diharap
kan dalam persentase yang tinggi tanpa merubah
komposisi
zat
lainnya
yang
terkandung
dalam
dedak.
2.
Zat pelarut tersebut mudah dipisahkan dengan
zat cair lainnya.
3. Pertimbangan ekonomis, mudah didapat dan murah
harganya.
17
Menurut Ketaren
(1986)
pelarut minyak atau lemak
yang biasa digunakan dalam proses ekstraksi dengan pelarut menguap adalah petroleum eter,
gasoline karbon
disulfida, karbontetraklorida, benzena, dan n-heksana.
Perlu diperhatikan bahwa
jumlah pelarut yang menguap
at au hilang tidak boleh lebih dari 5%. Bila lebih, seluruh sistem solvent extraction perlu diteliti lagi.
normal
heksana,
etil
alkohol,
dan
isopropil
alkohol
adalah pelarut yang dapat digunakan untuk proses ekstraksi minyak dedak. Lebih lanjut Houston (1972) menyatakan heksana mempunyai sifat mUdah terbakar, sedangkan
etil
alkohol
dan
isopropil
alkohol
dapat
digunakan
untuk mengekstrak vitamin. Jenis pelarut trikloroetilen
tidak digunakan, karena bersifat racun.
Cara
kerja
ekstraksi dengan pelarut menguap cukup sederhana, yaitu
dengan memasukkan bahan yang akan diekstraksi ke dalam
ketel ekstraktor khusus, kemudian pelarut akan berpenetrasi ke dalam bahan dan melarutkan minyak beserta beberapa jenis lilin,
tersebut
untuk
minyak
albumin serta zat warna.
selanjutnya
memisahkan
dedak
pada
dipompakan
minyak
dengan
dasarnya
ke
Larutan
dalam
evaporator
miscella.
Ekstraksi
terdiri
dari
dua
tahap,
yai tu tahap ekstraksi yang menghasilkan minyak kasar
(crude oil) dan tahap pemurnian (refining).
Tahap pe-
murnian minyak kasar dimaksudkan untuk menghilangkan
18
asam
lemak,
phosphatida
dan
zat
lain
yang
bersifat
getah pada minyak dedak kasar.
E. ANALISA PERFORMANSI ALAT PENYANGRAI, BOILER DAN SOLVENT
EXTRACTION PILOT PLANT
1. Konsumsi air pending in
Konsumsi
air
pendingin
yang
digunakan
untuk
proses kondensasi dapat dihitung denan persamaaan :
W
= mx
t
( 1)
dimana :
W = Jumlah air pendingin yang dipergunakan dalam
kondensasi (It)
m = laju konsumsi air pendingin, It/menit
t = lama kondensasi, menit
2. Energi yang dihasilkan bahan bakar
Energi panas yang dihasilkan bahan bakar dapat
dihitung dengan persamaan berikut
Qb
=
mt x U
dimana
Qb
=
mt
U
Energi yang dihasilkan bahan bakar, kJ
Jumlah pemakaian bahan bakar, It
=
Nilai panas bahan bakar, kJ/lt
(2)
19
3. Energi untuk menguapkan air dalam boiler
Energi untuk menguapkan air dalam boiler dapat
dihitung dengan persamaan berikut :
me x Cp x (Td - Ta) + mu x H
Qu
(3 )
dimana :
Qu = Energi untuk menguapkan air, kJ
panas jenis air, kJjkgOC
cp
Td = Titik didih air, °c
Ta = suhu air awal, °c
me = Jumlah air dalam boiler, kg
mu = Jumlah air yang diuapkan, kg
H
4.
=
panas laten penguapan, kJjkg
Efesiensi boiler
Efesiensi
boiler
adalah
nilai
perbandingan
antara jumlah energi yang digunakan untuk menguapkan
air dalam boiler dengan energi yang dikeluarkan oleh
bahan bakar
Eb = (QujQb) x- 100 %
dimana :
Qu = Energi untuk menguapkan air, kJ
Qb = Energi yang dihasilkan bahan bakar, kJ
(4)
20
5. Laju steam
Laju
steam yang
dihasilkan
oleh
boiler
dapat
dihitung dengan persamaan :
s = Sjt
(5 )
dimana :
s = Laju steam yang dihasilkan, Itj menit
S = Jumlah steam yang dihasilkan, It
t = lama pembakaran boiler, menit
F. ANALISIS BIAYA OPERAS I
Analisa biaya operasi bertujuan untuk mengetahui
berapa besar biaya operasioanal sol vent extraction
pilot plant, alat penyangrai dan boiler. Biaya operasioanal
dihitung
dengan
persamaan
berikut
(Pramudya dan Dewi, 1991).
BP
BTjKX + BTTJK
Dimana :
BP = Biaya operasional ekstraksi, Rpjth
BT = Biaya tetap, Rp/th
BTT= Biaya tidak tetap, Rp/jam
K
= Kapasitas ekstraksi, kg/jam
x = perkiraan jam kerja dalam setahun,
(6 )
21
Total biaya tetap terdiri dari biaya penyusutan
(D) dan bunga modal (I), sedangkan biaya tidak tetap
terdiri
dari
biaya
perawatan,
upah
tenaga
kerja,
pemakaian bahan bakar dan biaya bahan baku.
Biaya
penyusutan
dihitung
berdasarkan
met ode
garis lurus
D = (P - S)/N
(7 )
dimana :
D
=
Biaya penyusutan, Rp/th
P = Biaya pembuatan alat, Rupiah
S
=
Nilai akhir alat, Rupiah
N
=
Umur ekonomi alat, tahun
Sedangkan bunga modal dihitung dengan rumus
I
=
i
x P
Dimana :
I
=
Biaya bung a modal, Rp/th
i
=
Tingkat bunga modal tiap tahun, %
P
=
Biaya pembuatan alat, Rupiah
(8 )
BAB III. DESKRIPSI SOLVENT EXTRACTION PILOT PLANT,
ALAT PENY ANGRAI DAN BOILER
Alat-alat dipergunakan pada penelitian terdiri dari
solvent extraction pilot plant, alat penyangrai dan boil-
セN@
er.
SOLVENT EXTRACTION PILOT PLANT
Solvent extraction pilot plant yang dipergunakan
pada penelitian terdiri dari
ekstraktor,
penyaring
miscella (miscella filter), pemisah kabut (mist separator), perangkap gas
(gas trap),
(solvent gas collector),
penampung gas solvent
tangki miscella, tangki poor
sol vent , tangki sol vent,
.evaporator miscella, pompa
solvent, pompa miscella dan poor solvent, pompa minyak,
tangki pemisah solvent A,
tangki pemisah solvent B,
konden'sor dan pompa air.
A. Ekstraktor
Alat ini dibuat oleh Tabata oil Mill Machinery
Co.
Ltd.
dan
dirancang
atau lemak dari
untuk
mengekstrak
minyak
zat padat seperti minyak kedelai
dari biji kedelai, minyak bunga matahari dari bunga
matahari, minyak dedak
dll.
Secara
tabung
garis
ekstraksi,
(rice bran oil) dari dedak,
besar
ekstraktor
jaket
steam,
terdiri
pipa-pipa
dari
dengan
23
klep untuk pemasukan steam,
pressure gauge,
termo-
meter, saringan yang dibentangkan pada bagian bawah
rangka
ekstraktor,
klep-klep
pembuangan
pipa-pipa untuk pemasukan pelarut,
steam,
pipa-pipa untuk
pengeluaran miscella dan pompa solvent.
Ekstraktor berkapasi tas maksimal
untuk sekali ekstraksi.
Gambar 3. Ekstraktor
60 kg dedak
24
B. penyaring Miscella
Miscella adalah cairan yang merupakan campuran
antara minyak dedak, air dan heksana.
Penyaring Miscella dibuat oleh Tabata oil Mill
Machinery
Co.
miscella
yang
mempunyai
Ltd
dan
berasal
saringan
berfungsi
dari
yang
untuk
ekstraktor.
halus,
sehingga
menyaring
Alat
ini
kotoran
yang ikut bersama dari miscella tidak dapat masuk
ke dalam tangki miscella.
Gambar 4. Penyaring Miscella
25
C. Evaporator Miscella
Evaporator digunakan untuk memisahkan
pelarut
dari miscella dengan cara memanaskannya secara perlahan-lahan.
Miscella dipanaskan pada suhu 60°C -
l05°e, apabila untuk ekstraksi dipergunakan dipergunakan pelarut normal heksana.
Evaporator
terdiri
dari
tabung
evaporator,
jaket steam, pipa-pipa dengan klep untuk pemasukan
dan pembuangan steam, termometer, pipa-pipa pemasukan miscella,
pompa miscella dan pipa-pipa penge-
luaran uap heksana menuju kondensor.
Gambar 5. Evaporator Miscella
26
D. Penampung Gas
(Gas Collector)
Penampung gas merupakan sistem penyerapan gas
heksana dari tangki-tangki penyimpanan pelarut dan
miscella. Penyerapan gas menggunakan minyak kelapa
atau
minyak
selama
sawit.
evaporasi
sirkulasikan
Penyerapan
dilakukan,
minyak
sawit
gas
yaitu
atau
berlangsung
dengan
kelapa
meng-
sepanjang
tabung penampung gas (gas collector).
'Penampung gas terdiri dari tabung ganda
ble tube)
(dou-
yaitu tempat sirkulasi minyak sawit dan
air pendingin, pipa-pipa, klep dan pompa.
Gambar 6. Penampung Gas (Gas Collector)
27
E. Pemisah Kabut (Mist Separator)
Pemisah kabut berfungsi untuk menguapkan sisa
pelarut ketika proses ekstraksi dan evaporasi telah
berakhir. Pemisah kabut terdiri dari tabung pemisah
kabut, pipa-pipa steam dan klep.
Gambar 7. Pemisah Kabut (Mist Separator)
F. Kondensor, Tangki Pemisah Solvent A dan Tangki Pemi-
sah Solvent B
Uap dari
ekstraktor dan evaporator dikonden-
sasi pada kondensor gas,
kemudian air dan heksana
28
hasil kondensasi dialirkan ke tangki pemisah solvent A untuk memisahkan
air dan
heksana.
Heksana
akan berada pada lapisan atas, sedangkan air berada
di lapisan bawah. Heksana yang berada pad a lapisan
atas
separator A dialirkan ke separator B,
untuk
selanjutnya masuk ke tangki solvent.
Kondensor
gas
merupakan
tipe
permukaan (surface heat exhanger)
penukar
panas
terdiri dari dua
tabung. sistem pendinginan dilakukan dengan menggunakan air yang mengalir berlawanan arah dengan heksana yang dikondensasi (counter flow).
Separator terdiri dari
dua tabung,
pipa-pipa
dan klep-klep. Pemisah air dan heksana berdasarkan
berat jenis.
Gambar 8. Kondensor
29
Gambar 9. Tangki Pemisah Solvent
G. sistem Air pendingin
Sistem air pendingin berfungsi untuk mengkondensasi gas heksana pada kondensor gas. Bagian-bagian
sistem air
pendingin
terdiri
dari
tangki
panas, bak air, menara pendingin (tower), pemancar
uap
(steam ejector),
pipa-pipa saluran, klep-klep,
30
pompa pembalik dari kondensor gas,
pompa pensuplai
air pendingin, dan pompa sirkulasi air .
..
セ@
,
.
___r-
Gambar 10. Tower
2. BOILER
Boiler berfungsi untuk menghasilkan uap
(steam)
yang digunakan pada ekstraksi dan evaporasi. Pada pro-
31
ses ekstraksi, steam digunakan untuk menaikkan suhu dan
memisahkan heksana dari skim rice bran. Sedangkan pada
proses evaporasi steam digunakan untuk menguapkan heksana dari miseella.
Boiler yang digunakan dibuat
Harima Heavy Industries
CO.,
LTD,
oleh
Ishikawaj ima-
dengan model KMH05
yang mempunyai tekanan maksimal 10 kg/em'.
gian
boiler
terdiri
gauge),
water
valve),
tabung
dari
klep
gauge,
boiler,
pengukur
pengaman
burner
tipe
Bagian-ba-
tekanan
(pressure
tekanan
(safety
tekanan
tinggi,
pompa injeksi minyak, pompa pemasukan air, pompa sirkulasi oil,
saringan,
water softener,
air (feed water tank), dan lain-lain.
Gambar 11. Boiler
tangki pemasukan
32
3. ALAT PENYANGRAI
(COOKER)
Alat penyangrai
(cooker)
berfungsi untuk menya-
ngrai dedak sampai kadar air yang diinginkan. Alat penyangrai terdiri dari tempat sangrai yang dilengkapi
jaket uap, pipa-pipa penyaluran steam, klep-klep, alat
pengaduk dan motor AC tiga fase. Panas yang dihasilkan
dari steam dialirkan ke jaket cooker. Suhu penyangraian
dedak
sekitar 85°C, hingga mencapai kadar air dibawah
8%.
Gambar 12. Alat Penyangrai (Cooker)
BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN
A. BAHAN DAN ALAT
Bahan yang dipergunakan pada penelitianini adalah
dedak, hasil penggilingan gabah kering dari padi jenis
IR-64 dengan menggunakan pengupas sekam tipe banting
(flash type husker), tipe rol karet (rubber roll husker) dan tipe tekanan angin (wind pressure) serta penyosohan dengan mesin jet whitening and polishing.
penelitian
ini
dipergunakan
pelarut
heksana
Pada
(C,H 12 )
untuk mengekstraksi minyak dedak (rice bran oil).
Alat-alat yang dipergunakan dalam penelitian ini
antara lain :
1.
Solvent extraction pilot plant
2.
Boiler
3.
Alat penyangrai (cooker)
4.
Timbangan skala kecil (50 kg)
5.
Timbangan dengan ketelitian 0.01 gram
6.
Termometer batang
7.
Pencatat waktu
8.
Oven
9.
Wadah alumunium
10. Kertas saring
11. Gelas ukur
12. Plastik dan karung
34
13. Pemisah minyak
14. Saringan tyler
15. Dirigen-dirigen minyak tanah
16. Wadah dedak
B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
Pengujian
alat
dilakukan
mulai
bulan
Juli
1994
sampai dengan Nopember 1994, bertempat di Bangsal Percontohan Pengolahan Hasil Pertanian (Agricultural Products Processing pilot Plant), Institut Pertanian Bogor.
c.
PARAMETER YANG DIUKUR
Parameter yang diukur selama pengujian alat meliputi
1.
Berat dedak awal
2.
Kadar minyak dedak
3.
Kadar air dedak awal
4.
Berat dedak setelah disangrai
5.
Kadar air dedak setelah disangrai
6.
Suhu ekstraksi
7.
Lama penghilangan heksana dari skim rice bran
8.
Suhu ekstraktor pada penghilangan heksana dari
skim rice bran
9.
Berat dedak setelah disangrai
10. Lama evaporasi
35
11. Suhu evaporasi
12. Berat minyak dedak kasar
13. Volume minyak kasar
14. Lama kondensasi
15. Laju konsumsi air pendingin
16. Suhu air masuk kondensor
17. Suhu air keluar kondensor
18. Lama pembakaran boiler
19. Konsumsi bahan bakar boiler
20. steam yang dihasilkan
21. Suhu awal boiler
22. Suhu akhir boiler
Data hasil pengukuran dan perhitungan dipergunakan
untuk menentukan performansi alat yang meliputi :
1. Lama penyangraian
2. Lama penghilangan heksana dari skim rice bran
3. lama evaporasi
4. Lama kondensasi
5. Konsumsi air pendingin
6. Laju konsumsi bahan bakar boiler
7. Laju steam yang dihasilkan
8. Efesiensi boiler
36
D. METODE PENELITIAN
Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu penelit ian pendahuluan dan penelitian utama.
1. Penelitian Pendahuluan
Penelitian
ngetahui
pendahuluan
dilakukan
lama penurunan kadar
air
untuk
dedak
me-
sehingga
berada dibawah 8%bb, kadar minyak dedak (rice bran
oil), pengkondisian alat penyangrai (cooker), boiler dan solvent extraction pilot plant.
2. Penelitian utama
Pada penelitian utama dilakukan ekstraksi minyak dedak dengan perlakuan suhu 50°C dan 60°C, lama
ekstraksi 60,
90· dan 120 menit.
Untuk tiap perla-
kuan diadakan 2 kali ulangan.
Kombinasi perlakuan
yang diberikan pada penelitian
utama dapat dilihat
pada gambar 13.
Ekstraksi
dilakukan
untuk
mansi boiler, alat penyangrai
mengetahui
(cooker)
perf or-
dan solvent
extraction pilot plant.
Prosedur
pengujian
solvent
extraction
pilot
plant, alat penyangrai dan boiler penelitian pendahuluan dan penelitian utama adalah sebagai berikut:
37
a. Perlakuan Awal
Dedak dibersihkan dari kotoran dan butiran
yang
besar
(beras
rusak,
sekam)
mendapatkan butiran yang sama
dengan maksud
(uniform).
Kemu-
dian dedak disangrai pada suhu 85°C. Warna dedak
yang telah disangrai akan berubah menjadi coklat
tua.
Perlakuan awal berupa penyangraian dilaku-
kan untuk menurunkan kadar air,
agar memudahkan
jalankan proses ekstraksi minyak dedak.
Sebanyak
30
kg
dedak
ditimbang
kemudian
dimasukkan ke dalam ekstraktor.
[60 menit
50°C-----I 90 menit
L
120 menit
eォウエイ。ゥMセ@
[60 menit
60°C-----I 90 menit
L
120 menit
Gambar 13.
Bagan Perlakuan yang Diberikan Pada
Penelitian
38
b. Proses Ekstraksi Minyak Dedak
Dedak
sangrai
segera
dimasukkan
ke
dalam
ekstraktor yang telah dipanaskan terlebih dahulu
dengan
steam,
sehingga
mencapai
suhu
kondisi
ekstraksi. Susunan bagian dalam ekstraktor adalah sebagai berikut :