Analisa nilai ekonomi taman buah mekarsari dengan pendekatan biaya perjalanan

...

.';
I

,,
/

_-

,'%

P,'
#.

,.

:

i .:


ANALISIS NlLAl EKONOMI TAMAN BUAH MEKARSARI
DENGAN PENDEKATAN BIAYA PERJALANAN

JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1997

EVDFUWATI.

Analisis Nilai Ekonomi Taman Buah Mekarsari dengan

Pendekatan Biaya Perjalanan (Di bawah bimbingan MANGARA TAMBUNAN).
Hampir semua kegiatan dan lokasi pertanian dapat dijadikan sebagai obyek
wisata yang menarik. Perpaduan dari alam, keanekaragaman kegiatan pertanian dan
kehidupan masyarakat pedesaan serta sejarah pertanian yang mengesankan
merupakan potensi yang sangat besar untuk dikembangkan menjadi agrowisata.
Taman Buah Mekarsari sebagai salah satu agrowisata hortikultura di Indonesia
dibangun dengan berbagai tujuan, diantaranya adalah memajukan kegiatan wisata.
Keberadaan suatu agrowisata tidak ada artinya tanpa pengunjung yang datang.

Penelitian yang dilakukan berkisar pada penilaian pengunjung terhadap Taman Buah
Mekarsari, faktor yang mempengaruhi tingkat kunjungan dari zona tertentu dan nilai
elastisitas dari permintaan atau tingkat kunjungan serta nilai ekonomi Taman Buah
Mekarsari.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan biaya
pejalanan. Anggapan dasar pendekatan biaya pejalanan adalah biaya uang yang
dipakai untuk mengadakan kegiatan rekreasi. Karena itu dapat dikatakan bahwa biaya
perjalanan adalah biaya yang dikeluarkan pengunjung untuk melakukan kegiatan
wisata, yang meliputi biaya konsumsi ekstra, biaya transportasi, biaya dokumentasi,
biaya parkir, biaya waktu, dan biaya rekreasi lainnya. Pendekatan biaya perjalanan
digunakan karena d i b a n d i a n pendekatan lainnya yaitu pendekatan kontingensi
dan pendekatan harga hedonic, adalah lebii baik digunakan untuk menghitung atau
menduga nilai ekonomi suatu lokasi rekreasi.

Dalam penelitian ini daerah asal responden dibagi menjadi enam zona yaitu
Bogor (zona I), DKI Jakarta (zona II), Bekasi (zona III), Tangerang (zona N),
Kabupaten Jabar non Botabek (zona V) serta Lampung dan Jawa tengah (zona VI).
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pengunjung total terbanyak berasal dari

DKI Jakarta. Pengunjung terbanyak kedua berasal dari Bogor, kemudian dari Bekasi,

Tangerang, Kabupaten Jabar non Botabek dan sisanya dari propinsi Lampung dan
Jawa Tengah.
Jumlah responden seluruhnya adalah 201 orang, 92.54 persen dari mereka
menyatakan ingin berkunjung lagi ke Taman Buah Mekarsari

.

Para responden

menilai kondisi jalan menuju lokasi, pelayanan informasi, sistem tata ruang, arsitektur
bangunan dan cara pemandu wisata menerangkan sudah mendekati kriteria baik.
Penilaian mereka terhadap jumlah fasilitas di lokasi rekreasi umumnya masih kurang,
dimana 57.71 persen responden menyatakan fasilitas ini masih kurang dan 42.29
persen lainnya menyatakan cukup. Responden juga

menginginkan adanya

penambahan obyek wisata seperti tempat santai, panggung hiburan, arena bermain,
kolam renang dan pemancingan bahkan ada pula yang menginginkan adanya kebun
buah yang bisa dipetik buahnya oleh pengunjung.

Berdasarkan perhitungan dengan metode biaya pejalanan, diketahui bahwa
nilai ekonomi atau surplus konsumen pengunjung Taman Buah Mekarsari adalah
sebesar Rp 21.50314337. 10'. Nilai ini lebih besar dari nilai surplus produsen yang
diperoleh dari perkalian harga karcis masuk dan jumlah pengunjung yang datang.
Berdasarkan analisis regcesi berganda dengan variabel biaya perjalanan,,
pendapatan per tahun, tingkat pendidian dan jumlah tanggungan keluarga faktor
yang berpengamh nyata terhadap permintaan atau tingkat kunjungan adalah biaya
perjalanan dan tingkat pendapatan per tahun. Kedua variabel tersebut menunjukkan

tingkat kepercayaan diatas 90 persen. Sedangkan variabel tingkat pendidikan dan
jumlah tanggungan keluarga tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat kunjungan per
tahun karena hanya memiliki nilai probability masing-masing sebesar 0.227 dan
0.614.
Nilai elastisitas menunjukkan besamya pembahan tingkat kunjungan yang
disebabkan pembahan biaya pejalanan, tingkat pendapatan per tahun, tingkat
pendidiian dan jumlah tanggungan dalam keluarga. Nilai elastisitas biaya perjalanan
zona I-zona VI masing-masing adalah sebesar 0.338, 0.668, 0.491, 0.633, 0.972 dan
2.312. Nilai elastisitas tingkat pendapatan per tahun responden zona I-zona VI
masing-masing sebesar 0.121, 0.167, 0.1 10, 0.1 17, 0.136 dan 0.168. Nilai elastisitas
tingkat pendidikan responden zona I-zona VI masing-masing sebesar 0.200, 0.277,

0.205, 0.2248, 0.339 dan 0.426. Sedangkan nilai elastisitas jumlah tanggungan
keluarga responden zona I-zona VI masing-masing sebesar 0.006, 0.012, 0.005,
0.016, 031 dan 0.015. Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa elastisitas biaya
pejalanan yang mempunyai besaran elastisitas tertinggi dibandingkan faktor lainnya.
Nilai elastisitas yang lebih kecil dari satu menunjukkan bahwa sifat elastisitas
dari faktor-faktor tersebut adalah bersifat inelastis, artinya adanya pembahan terhadap
faktor-faktor tersebut tidak menyebabkan pembahan yang berarti terhadap tingkat
kunjungan ke Taman Buah Mekarsari.

...

.';
I

,,
/

_-

,'%


P,'
#.

,.

:

i .:

ANALISIS NlLAl EKONOMI TAMAN BUAH MEKARSARI
DENGAN PENDEKATAN BIAYA PERJALANAN

JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1997

EVDFUWATI.


Analisis Nilai Ekonomi Taman Buah Mekarsari dengan

Pendekatan Biaya Perjalanan (Di bawah bimbingan MANGARA TAMBUNAN).
Hampir semua kegiatan dan lokasi pertanian dapat dijadikan sebagai obyek
wisata yang menarik. Perpaduan dari alam, keanekaragaman kegiatan pertanian dan
kehidupan masyarakat pedesaan serta sejarah pertanian yang mengesankan
merupakan potensi yang sangat besar untuk dikembangkan menjadi agrowisata.
Taman Buah Mekarsari sebagai salah satu agrowisata hortikultura di Indonesia
dibangun dengan berbagai tujuan, diantaranya adalah memajukan kegiatan wisata.
Keberadaan suatu agrowisata tidak ada artinya tanpa pengunjung yang datang.
Penelitian yang dilakukan berkisar pada penilaian pengunjung terhadap Taman Buah
Mekarsari, faktor yang mempengaruhi tingkat kunjungan dari zona tertentu dan nilai
elastisitas dari permintaan atau tingkat kunjungan serta nilai ekonomi Taman Buah
Mekarsari.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan biaya
pejalanan. Anggapan dasar pendekatan biaya pejalanan adalah biaya uang yang
dipakai untuk mengadakan kegiatan rekreasi. Karena itu dapat dikatakan bahwa biaya
perjalanan adalah biaya yang dikeluarkan pengunjung untuk melakukan kegiatan
wisata, yang meliputi biaya konsumsi ekstra, biaya transportasi, biaya dokumentasi,
biaya parkir, biaya waktu, dan biaya rekreasi lainnya. Pendekatan biaya perjalanan

digunakan karena d i b a n d i a n pendekatan lainnya yaitu pendekatan kontingensi
dan pendekatan harga hedonic, adalah lebii baik digunakan untuk menghitung atau
menduga nilai ekonomi suatu lokasi rekreasi.

Dalam penelitian ini daerah asal responden dibagi menjadi enam zona yaitu
Bogor (zona I), DKI Jakarta (zona II), Bekasi (zona III), Tangerang (zona N),
Kabupaten Jabar non Botabek (zona V) serta Lampung dan Jawa tengah (zona VI).
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pengunjung total terbanyak berasal dari

DKI Jakarta. Pengunjung terbanyak kedua berasal dari Bogor, kemudian dari Bekasi,
Tangerang, Kabupaten Jabar non Botabek dan sisanya dari propinsi Lampung dan
Jawa Tengah.
Jumlah responden seluruhnya adalah 201 orang, 92.54 persen dari mereka
menyatakan ingin berkunjung lagi ke Taman Buah Mekarsari

.

Para responden

menilai kondisi jalan menuju lokasi, pelayanan informasi, sistem tata ruang, arsitektur

bangunan dan cara pemandu wisata menerangkan sudah mendekati kriteria baik.
Penilaian mereka terhadap jumlah fasilitas di lokasi rekreasi umumnya masih kurang,
dimana 57.71 persen responden menyatakan fasilitas ini masih kurang dan 42.29
persen lainnya menyatakan cukup. Responden juga

menginginkan adanya

penambahan obyek wisata seperti tempat santai, panggung hiburan, arena bermain,
kolam renang dan pemancingan bahkan ada pula yang menginginkan adanya kebun
buah yang bisa dipetik buahnya oleh pengunjung.
Berdasarkan perhitungan dengan metode biaya pejalanan, diketahui bahwa
nilai ekonomi atau surplus konsumen pengunjung Taman Buah Mekarsari adalah
sebesar Rp 21.50314337. 10'. Nilai ini lebih besar dari nilai surplus produsen yang
diperoleh dari perkalian harga karcis masuk dan jumlah pengunjung yang datang.
Berdasarkan analisis regcesi berganda dengan variabel biaya perjalanan,,
pendapatan per tahun, tingkat pendidian dan jumlah tanggungan keluarga faktor
yang berpengamh nyata terhadap permintaan atau tingkat kunjungan adalah biaya
perjalanan dan tingkat pendapatan per tahun. Kedua variabel tersebut menunjukkan

tingkat kepercayaan diatas 90 persen. Sedangkan variabel tingkat pendidikan dan

jumlah tanggungan keluarga tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat kunjungan per
tahun karena hanya memiliki nilai probability masing-masing sebesar 0.227 dan
0.614.
Nilai elastisitas menunjukkan besamya pembahan tingkat kunjungan yang
disebabkan pembahan biaya pejalanan, tingkat pendapatan per tahun, tingkat
pendidiian dan jumlah tanggungan dalam keluarga. Nilai elastisitas biaya perjalanan
zona I-zona VI masing-masing adalah sebesar 0.338, 0.668, 0.491, 0.633, 0.972 dan
2.312. Nilai elastisitas tingkat pendapatan per tahun responden zona I-zona VI
masing-masing sebesar 0.121, 0.167, 0.1 10, 0.1 17, 0.136 dan 0.168. Nilai elastisitas
tingkat pendidikan responden zona I-zona VI masing-masing sebesar 0.200, 0.277,
0.205, 0.2248, 0.339 dan 0.426. Sedangkan nilai elastisitas jumlah tanggungan
keluarga responden zona I-zona VI masing-masing sebesar 0.006, 0.012, 0.005,
0.016, 031 dan 0.015. Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa elastisitas biaya
pejalanan yang mempunyai besaran elastisitas tertinggi dibandingkan faktor lainnya.
Nilai elastisitas yang lebih kecil dari satu menunjukkan bahwa sifat elastisitas
dari faktor-faktor tersebut adalah bersifat inelastis, artinya adanya pembahan terhadap
faktor-faktor tersebut tidak menyebabkan pembahan yang berarti terhadap tingkat
kunjungan ke Taman Buah Mekarsari.