Nilai Manfaat Ekonomi Kawasan Ekowisata Tangkahan Berdasarkan Metode Biaya Perjalanan (Travel Cost Method)

NILAI MANFAAT EKONOMI
KAWASAN EKOWISATA TANGKAHAN
BERDASARKAN METODE BIAYA PERJALANAN
(Travel Cost Method)

SKRIPSI

Oleh:
CUT RAFIKA PURNAMA SARI
021201008/Manajemen Hutan

DEPARTEMEN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008

Universitas Sumatera Utara

NILAI MANFAAT EKONOMI
KAWASAN EKOWISATA TANGKAHAN

BERDASARKAN METODE BIAYA PERJALANAN
(Travel Cost Method)
SKRIPSI

Oleh:

CUT RAFIKA PURNAMA SARI
021201008/Manajemen Hutan

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana

DEPARTEMEN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008

Universitas Sumatera Utara


LEMBAR PENGESAHAN
Judul Skripsi

: Nilai Manfaat Ekonomi Kawasan Ekowisata Tangkahan
Berdasarkan Metode Biaya Perjalanan (Travel Cost Method)
Nama
: Cut Rafika Purnama Sari
NIM
: 021201008
Departemen
: Kehutanan
Program Studi : Manajemen Hutan

Disetujui

Komisi Pembimbing

Dosen Pembimbing I

Dosen Pembimbing II


Ir. Rura S. Ginting Moenthe
Ketua

Kansih Sri Hartini, S. Hut, MP
Anggota

Mengetahui,
Ketua Departemen Kehutanan

Dr. Ir. Edy Batara Mulya Siregar, MS
NIP. 132 287 853

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

Hutan merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan
mempunyai peran penting bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat.
Salah satu permasalahan yang dihadapi didalam pembangunan wisata alam

adalah sampai saat ini belum banyak diketahui berapa besar nilai rekreasi di
hutan, baik di hutan wisata Taman Hutan Raya, maupun Taman Nasional, karena
sebagian besar produk di kawasan tersebut tidak memiliki nilai pasar, selain itu
dalam rangka pengambilan keputusan untuk pembangunan dan pengembangan
pemanfaatan suatu kawasan wisata, besar kecilnya nilai rekreasi dari kawasan
rekreasi perlu diketahui.
Pendugaan nilai rekreasi berdasarkan metode biaya perjalanan pada tahun
2007 dengan jumlah pengunjug 8087, akan diperoleh hasil penerimaan penjualan
karcis sebesar Rp 8.087.000/tahun dengan harga karcis sebesar Rp 1000. Rata-rata
kesediaan membayar pengunjung adalah Rp 10.687.
Kawasan Ekowisata Tangkahan memiliki kekuatan panorama yang indah
dengan kesejukan alam yang asri yang membuat suasana jadi segar dan nyaman
dengan peluang lokasi cukup strategis, potensi wisata cukup tinggi. Kelemahan
utama adalah masalah sampah, transportasi yang minim, fasilitas kurang
memadai, kondisi jalan yang rusak, kurangnya sdm, kurangnya informasi dalam
lokasi. Ancamannya adalah bencana alam, daerah-daerah tujuan wisata lainnya,
rendahnya kualitas masyarakat dan kurang tertibnya pengunjung.

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT

Natural Resources Gifts of nature things found in or on the earth. Some
examples would be rivers, minerals, animals, or plants. : Globalization is the
tendency of businesses, technologies, or philosophies to spread throughout the
world, or the process of making this happen. The global economy is sometimes
referred to as a globality, characterized as a totally interconnected marketplace,
unhampered by time zones or national boundaries. The proliferation of
McDonalds restaurants around the world is an example of globalization; the fact
that they adapt their menus to suit local tastes is an example of globalization (also
known as internationalization), a combination of globalization and localization.
Services and facilities that support day-to-day economic activity.
Infrastructure includes roads, electricity, telephone service, and public
transportation. Infrastructure has traditionally been provided and maintained by
the government. However, some nations are currently experimenting with
privatization of some elements of the infrastructure.
Natural Resources: they are unaltered gifts of nature. Ex: The water
needed to make bread in a bakery. Human Resources: they are physical and
mental efforts people use to create goods and services. Ex: the baker who makes
bread everyday at the bakery.


Universitas Sumatera Utara

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kuala Simpang pada tanggal 16 Mei 1984. Penulis
merupakan anak ketiga dari enam bersaudara. Ank dari ayahanda M. Yusuf Iba
dan ibunda Purnamawaty.
Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Umum (SMU)
di 1 Negeri Karang Baru pada tahun 2002. Diterima di Universitas Sumatera
Utara (USU) melalui jalur PMP di Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian,
jurusan Manajemen hutan.
Penulis pernah mengikuti Praktik Umum Kehutanan (PUK) di Desa
Bandar Khalipah Kabupaten Serdang Bedagai dan di hutan pegunungan Sinabung
Kabupaten Karo. Pada tahun 2006 penulis melakukan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) di PT. Hutan Musi Persada (MHP) kabupaten Muara Enim Sumatera
Selatan. Penulis melakukan penelitian di Kawasan Ekowisata Tangkahan
Kabupaten langkat, dengan judul nilai Manfaat Ekonomi Wisata Kawasan
Ekowisata Tangkahan berdasarkan Metode Biaya Perjalanan (Travel Cost).


Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan hasil penelitian ini dengan
sebaik-baiknya.
Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada ayahanda dan ibunda serta keluarga besar penulis yang
telah membantu memberikan dukungan moral dan moril, kepada Bapak Ir. Rura
S. Ginting Moenthe dan Ibu Kansih Sri Hartini, MP sebagai dosen pembimbing
yang telah banyak memberikan bimbingan kepada penulis, juga tidak lupa kepada
rekan-rekan seperjuangan serta pihak-pihak yang telah banyak membantu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan hasil ini masih jauh dari
sempurna, oleh karenanya penulis menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pada pembaca agar dimasa yang akan datang penulis dapat
memperbaikinya. Semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Medan, Agustus 2007


Penulis

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. v
PENDAHULUAN
Latar Belakang ..................................................................................... 1
Tujuan .................................................................................................. 3
Manfaat Penelitian................................................................................ 3
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Ekowisata ........................................................................... 4
Nilai Sumberdaya Alam ....................................................................... 5
Permintaan Rekreasi Alam ................................................................... 7
Pendekatan Biaya Perjalanan (Travel Cost Method).............................. 9

Analisis SWOT .................................................................................. 10
KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Luas, Letak dan Batas-Batas Kawasan................................................. 11
Karakteristik Kawasan......................................................................... 13
Kondisi Setempat ................................................................................ 14
Aksessibilitas ...................................................................................... 14
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Kegiatan ............................................................... 15
Alat dan Bahan .................................................................................... 15
Pengolahan Data.................................................................................. 15
Data Primer ............................................................................. 15
Data Sekunder ......................................................................... 16
Pengolahan Nilai Manfaat Rekreasi (Travel Cost Method) ....... 16
Analisis SWOT ....................................................................... 19
HASIL DAN PEMBAHASAN
Daerah Asal Pengunjung .................................................................... 20
Cara Kunjungan ................................................................................. 20
Motivasi Kunjungan .......................................................................... 22
Intensitas Kunjungan .......................................................................... 23
Nilai Wisata Ekonomi ........................................................................ 23

Analisis SWOT .................................................................................. 28
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ........................................................................................ 35
Saran .................................................................................................. 35

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 36
LAMPIRAN ................................................................................................. 38

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL
Halaman
1.

Perumusan Strategi dengan Matrik SWOT .................................... 19

2.


Persentase Responden Berdasarkan Cara Kunjungan ..................... 21

3.

Karakteristik Sosial Ekonomi Pengunjung ..................................... 21

4.

Persentase Responden Berdasarkan Motivasi Kunjungan............... 22

5.

Persentase Pengunjung Berdasarkan Intensitas Kunjungan ............ 23

6.

Rata-rata Biaya Perjalanan Wisata Pengunjung .............................. 24

7.

Data Jumlah Penduduk, Rata-rata Perjalanan Wisata, dan Jumlah
Kunjungan per 1000 Penduduk ...................................................... 25

8.

Ringkasan SWOT .......................................................................... 32

9.

Analisis dengan Menggunakan Matriks SWOT.............................. 34

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
1. Hasil Pendugaan Jumlah Kunjungan per 1000 Penduduk
pada Berbagai Tingkat Harga Karcis Masuk di KET ....................... 38
2. Hasil Pendugaan jumlah Kunjungan Berbagai Tingkat Harga
Karcis Masuk di KET ...................................................................... 38
3. Pendugaan Jumlah Kunjungan KET tahun 2007 Berdasarkan
Trend Kuadrat Terkecil ................................................................... 39
4. Hasil Pengolahan Data dengan Regresi ............................................ 40
5. Hasil Pendugaan Jumlah Pengunjung per 1000 Penduduk Berbagai
Harga Karcis ................................................................................... 41
6. Hasil Pendugaan Jumlah Pengunjung Berbagai Tingkat Harga
Karcis di KET ................................................................................. 42

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

Hutan merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan
mempunyai peran penting bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat.
Salah satu permasalahan yang dihadapi didalam pembangunan wisata alam
adalah sampai saat ini belum banyak diketahui berapa besar nilai rekreasi di
hutan, baik di hutan wisata Taman Hutan Raya, maupun Taman Nasional, karena
sebagian besar produk di kawasan tersebut tidak memiliki nilai pasar, selain itu
dalam rangka pengambilan keputusan untuk pembangunan dan pengembangan
pemanfaatan suatu kawasan wisata, besar kecilnya nilai rekreasi dari kawasan
rekreasi perlu diketahui.
Pendugaan nilai rekreasi berdasarkan metode biaya perjalanan pada tahun
2007 dengan jumlah pengunjug 8087, akan diperoleh hasil penerimaan penjualan
karcis sebesar Rp 8.087.000/tahun dengan harga karcis sebesar Rp 1000. Rata-rata
kesediaan membayar pengunjung adalah Rp 10.687.
Kawasan Ekowisata Tangkahan memiliki kekuatan panorama yang indah
dengan kesejukan alam yang asri yang membuat suasana jadi segar dan nyaman
dengan peluang lokasi cukup strategis, potensi wisata cukup tinggi. Kelemahan
utama adalah masalah sampah, transportasi yang minim, fasilitas kurang
memadai, kondisi jalan yang rusak, kurangnya sdm, kurangnya informasi dalam
lokasi. Ancamannya adalah bencana alam, daerah-daerah tujuan wisata lainnya,
rendahnya kualitas masyarakat dan kurang tertibnya pengunjung.

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

Natural Resources Gifts of nature things found in or on the earth. Some
examples would be rivers, minerals, animals, or plants. : Globalization is the
tendency of businesses, technologies, or philosophies to spread throughout the
world, or the process of making this happen. The global economy is sometimes
referred to as a globality, characterized as a totally interconnected marketplace,
unhampered by time zones or national boundaries. The proliferation of
McDonalds restaurants around the world is an example of globalization; the fact
that they adapt their menus to suit local tastes is an example of globalization (also
known as internationalization), a combination of globalization and localization.
Services and facilities that support day-to-day economic activity.
Infrastructure includes roads, electricity, telephone service, and public
transportation. Infrastructure has traditionally been provided and maintained by
the government. However, some nations are currently experimenting with
privatization of some elements of the infrastructure.
Natural Resources: they are unaltered gifts of nature. Ex: The water
needed to make bread in a bakery. Human Resources: they are physical and
mental efforts people use to create goods and services. Ex: the baker who makes
bread everyday at the bakery.

Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Hutan merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan
mempunyai peran penting bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Hutan
memberikan manfaat berupa hasil hutan yang nyata dan dapat dihitung (tangible)
dan yang tak nyata dan tidak dapat dihitung (intangible). Pemanfaatannya dapat
bersifat konsumtif yang diperoleh dari hutan produksi dan non konsumtif yang
diperoleh

dari

hutan

lindung,

suaka

alam

dan

hutan

wisata

(Wiratno, dkk, 2004).
Kekayaan

dan

keanekaragaman

hayati

dan

ekosistemnya

dapat

dimanfaatkan secara arif dan bijaksana. Menurut Fandeli dan Mukhlison (2000),
pemanfaatan yang konservatif pada keanekaragaman hayati dan ekosistemnya
dapat dilaksanakan dengan pengembangan sebagai objek dan daya tarik wisata,
pariwisata sebagai green industry akan dapat mengerem laju perusakan
sumberdaya hutan dan lingkungan. Namun apabila tidak direncanakan dengan
konsep pembangunan pariwisata berwawasan lingkungan, kerusakan lingkungan
akan terjadi.
Salah satu permasalahan yang dihadapi didalam pembangunan wisata alam
adalah sampai saat ini belum banyak diketahui berapa besar nilai rekreasi di
hutan, baik di hutan wisata Taman Hutan Raya, maupun Taman Nasional, karena
sebagian besar produk di kawasan tersebut tidak memiliki nilai pasar, selain itu
dalam rangka pengambilan keputusan untuk pembangunan dan pengembangan
pemanfaatan suatu kawasan wisata, besar kecilnya nilai rekreasi dari kawasan

Universitas Sumatera Utara

rekreasi perlu diketahui. Menurut Saragih (1993) dalam Dewi (2005),
pengetahuan tentang permintaan rekreasi, investasi keuntungan pengolahan dan
dampak sosial ekonomi terhadap masyarakat dapat dijadikan pedoman
pengelolaan suatu wisata yang optimal.
Salah satu kawasan yang mulai dikembangkan di Sumatera khususnya di
Sumatera Utara adalah Tangkahan. Tangkahan berada di Kecamatan Batang
Serangan, Kabupaten Langkat yang berada di ujung dua desa yaitu Desa Namo
Sialang dan Desa Sei Serdang. Daerah ini berbatasan dengan Kawasan Taman
Nasional Gunung Leuser (TNGL). Keberadaan lokasi wisata ini berasal dari
keinginan beberapa orang pemandu wisata lokal Bukit Lawang untuk mencari
daerah baru yang lebih alami dan berbeda dari kondisi Bukit Lawang.
Berdasarkan kesepakatan bersama, masyarakat Desa Namo Sialang dan
Desa Sei Serdang, dibentuklah suatu kelompok lokal yang mereka beri nama
Lembaga
untuk

Pariwisata
merencanakan

Tangkahan
dan

(LPT).

mengelola

Lembaga
objek

ini

wisata

dibentuk
Tangkahan

(Kurniawan dan Burhanuddin, 2004).
Seiring dengan adanya peningkatan jumlah pengunjung dan peningkatan
kesejahteraan cenderung menyebabkan terjadinya peningkatan permintaan
rekreasi baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Untuk itu perlu
pengembangan dan pengelolaan yang tepat bagi setiap daerah tujuan wisata
di Sumatera Utara pada umumnya, khususnya Kawasan Ekowisata Tangkahan.
Langkah awal upaya pengembangan dan pengelolaannya antara lain adalah
dengan mengumpulkan data dan informasi tentang nilai rekreasi suatu objek
wisata.

Universitas Sumatera Utara

Penilaian

suatu

kawasan objek

wisata dapat

dilakukan

dengan

menggunakan teknik biaya perjalanan (Travel Cost Methods). Teknik ini telah
banyak digunakan untuk mengestimasi nilai rekreasi suatu kawasan ekoturisme,
dengan melihat kesediaan membayar (willingness to pay) dari para pengunjung.
Adapun kelebihan dari metode ini adalah data yang digunakan merupakan data
yang sebenarnya yang dikeluarkan oleh pengunjung untuk mengunjungi tempat
rekreasi tersebut.

Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui nilai rekreasi dari suatu kawasan objek wisata berdasarkan
kesediaan membayar (Willingness To Pay).
2. Mengidentifikasi
kelemahan,

faktor-faktor

peluang

yang

menjadi

kekuatan/daya

tarik,

dan ancaman bagi kelangsungan Ekowisata

Tangkahan.

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman dan dapat
memberikan informasi bagi pihak pengelola Kawasan Ekowisata Tangkahan
untuk meningkatkan nilai wisata dan dapat lebih baik lagi dalam pengelolaan dan
pemanfaatannya secara optimal.

Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Ekowisata
Pengertian tentang ekowisata mengalami perkembangan dari waktu ke
waktu. Namun pada hakekatnya, pengertian ekowisata adalah suatu bentuk wisata
yang bertanggung jawab terhadap kelestarian area yang masih alami, memberi
manfaat secara ekonomi dan mempertahankan keutuhan budaya masyarakat
setempat (Fandeli dan Mukhlison, 2000).
Secara konseptual ekowisata dapat didefinisikan sebagai suatu konsep
pengembangan pariwisata berkelanjutan yang bertujuan untuk mendukung upayaupaya dalam pengelolaan yang konservatif sehingga memberikan manfaat
ekonomi kepada masyarakat setempat (Dirjen Pariwisata, 1995). Masyarakat
Ekowisata Indonesia/MEI pada tahun 1977 mendefinisikan ekowisata sebagai
suatu kegiatan perjalanan wisata yang bertanggung jawab di daerah yang masih
alami atau daerah-daerah yang dikelola dengan kaidah alam dimana tujuannya
selain untuk menikmati keindahannya juga melibatkan unsur pendidikan,
pemahaman dan dukungan terhadap usaha-usaha konservasi alam serta
peningkatan pendapatan masyarakat setempat sekitar daerah tujuan ekowisata.
Ekowisata yang berasaskan konservasi terhadap keanekaragaman hayati
dan ekosistemnya merupakan prinsip yang penting dalam visi ekowisata.
Ditambah dengan pemberdayaan masyarakat lokal dan pembangunan ekonomi
kerakyatan dapat menjadi landasan pengembangan untuk merumuskan misi. Misi
ekowisata dapat dijabarkan melestarikan alam dengan mengkonservasi sumber
daya alam hayati dan ekosistemnya. Penciptaan lapangan kerja setempat,

Universitas Sumatera Utara

pengembangan ekonomi kerakyatan serta peningkatan pendapatan lokal maupun
regional secara adil, dapat dirumuskan sebagai strategi pengembangan ekowisata
yang menentukan kewilayahan yang berlandaskan ekosistem dan kesatuan
pengelolaannya.
Ciri-ciri ekowisata menurut Fandeli dan Mukhlison (2000), mengandung
unsur-unsur utama yaitu:
1. Konservasi.
2. Edukasi dan berperan serta.
3. Pemberdayaan masyarakat setempat.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa pengusaha ekowisata dalam kawasan hutan
harus bersasaran:
1. Melestarikan hutan dan kawasannya.
2. Mendidik semua orang untuk ikut melestarikan hutan yang dimaksud, baik
pengunjung, karyawan perusahaan sendiri sampai dengan masyarakat di
hutan dan sekitarnya.
3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat agar dengan demikian tidak
mengganggu hutan.

Nilai Sumberdaya Alam
Nilai (value) merupakan persepsi manusia tentang makna/manfaat
/kegunaan terhadap sesuatu bagi seseorang atau sesuatu pihak pada tempat dan
waktu tertentu, ukuran dari kegunaan/manfaat ditentukan oleh seseorang agar
dapat memperoleh, memiliki atau menggunakan barang dan jasa (Ichwandi,
1996). Penilaian adalah penentuan nilai manfaat suatu barang atau jasa bagi
manusia atau masyarakat. Adanya nilai yang dimiliki suatu barang dan jasa

Universitas Sumatera Utara

(sumberdaya dan lingkungan) pada gilirannya akan mengarahkan prilaku
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh individu, masyarakat maupun
organisasi.
Penilaian

ekonomi

merupakan

suatu

peralatan

ekonomi

yang

menggunakan teknik sumberdaya untuk mengestimasi nilai uang dari barang dan
jasa yang diberikan oleh suatu kawasan (Fandeli, 1995).
Valuasi ekonomi penggunaan sumber daya alam hingga saat ini telah
berkembang pesat dalam konteks ilmu ekonomi sumber daya lingkungan
perhitungan-perhitungan tentang biaya lingkungan sudah banyak berkembang.
Menurut Hufscmidt et all (1996), garis besar metode penilaian manfaat ekonomi
(biaya lingkungan) suatu sumber daya alam dan lingkungan pada pasar dan
pendekatan yang berorientasi survey atau penilaian hipotesis, disajikan sebagai
berikut:
1. Pendekatan orientasi pasar
a. Penilaian manfaat menggunakan pasar aktual barang dan jasa (aktual
based market methods).
i. Perubahan dalam nilai hasil produksi (change in productivity)
ii. Metode kehilangan penghasilan (cost ofearning methods)
b. Penilaian biaya dan menggunakan harga pasar aktual terhadap masukan
berupa lingkungan.
i.

Pengeluaran pencegahan (avoid devensif expenditure methods)

ii. Biaya pengganti (replacement cost methods)
iii. Proyek bayangan (shadow project methods)
iv. Analisis keefektifan biaya

Universitas Sumatera Utara

c. Penggunaan metode pasar pengganti (surrogate market based methods)
i. Barang yang dapat di pasarkan sebagai pengganti lingkungan
ii. Pendekatan nilai kepemilikan
iii. Pendekatan lain terhadap nilai tanah
iv. Biaya perjalanan (travel cost)
v. Pendekatan perbedaan upah (wage differential methods)
vi. Penerimaan kompensasi/pampasan

Permintaan Rekreasi Alam
Rekreasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk memanfaatkan waktu
luang secara konduktif dan menyenangkan. Rekreasi merupakan salah satu
kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi untuk memberikan keseimbangan,
keserasian dan gairah hidup. Pengelolaan rekreasi alam merupakan salah satu
bentuk pemanfaatan sumber daya berdasarkan prinsip kelestarian alam. Rekreasi
alam tersebut berupa kegiatan jalan kaki, berburu, memancing dan menikmati
pemandangan (Davis and Johnson , 1987).
Abdurahman (1993) dalam Dewi (2005), mendefinisikan permintaan
dengan beberapa pengertian yaitu:
1. Kuantitas suatu barang ekonomi yang akan dibeli pada suatu tingkatan.
2. Kuantitas suatu barang ekonomi yang dapat dibeli dengan semua harga
yang mungkin terjadi pada waktu itu dan sering disebut dengan kurva
permintaan.
3. Secara umum ilmu ekonomi permintaan merupakan keinginan seseorang
atau lebih untuk memperoleh suatu barang dan jasa.

Universitas Sumatera Utara

Pengaruh harga terhadap permintaan, mungkin hanya berlaku bagi barangbarang kebutuhan manusia pada umumnya tetapi terhadap produk pariwisata agak
berbeda dan mungkin juga berlainan sama sekali. Banyak faktor yang dapat
mempengaruhi orang untuk melakukan perjalanan wisata pada suatu daerah tujuan
wisata tertentu. Faktor-faktor itu antara lain :
1. Pendapatan
Jumlah pendapatan seseorang setelah dikurangi dengan kewajiban pajak
atau kewajiban lainnya yang harus dibayar, baik kepada pemerintah
maupun

pihak

lainnya.

Jadi

pendapatan

itu

benar-benar

bebas

dibelanjakan, karena semua kewajiban sudah dibayar lunas (tanpa hutang).
2. Waktu Senggang
Tersedianya waktu senggang juga akan mempengaruhi permintaan
terhadap produk industri pariwisata atau usaha perjalanan wisata. Banyak
orang sangat terikat dengan pekerjaannya, waktu senggang bagi mereka
yang bekerja tetap diperoleh dari cuti tahunan atau cuti panjang. Meskipun
tersedia uang, jika waktu senggang tidak ada perjalanan wisata tidak dapat
dilakukan.
3. Struktur Keluarga
Besar kecilnya jumlah keluarga mempengaruhi permintaan untuk
melakukan perjalanan wisata. Semakin kecil jumlah keluarga, semakin
besar kemungkinan keluarga itu untuk melakukan perjalanan.
4. Keamanan
Faktor keamanan sangat menentukan keinginan orang untuk melakukan
perjalanan wisata. Pariwisata merupakan perjalanan untuk bersenang-

Universitas Sumatera Utara

senang bukan untuk mencati bahaya atau kesusahan. Sehingga diperlukan
keamanan yang terjamin.
5. Aksessiblitas
Faktor jarak dari daerah asal wisatawan dan daerah tujuan wisatawan
dapat mempengaruhi orang melakukan perjalanan wisata.

Pendekatan Biaya Perjalanan (Travel Cost Methods)
Menurut Davis dan Johnson (1987), pendugaan permintaan terhadap
manfaat intangible seperti rekreasi dapat dilakukan dengan pendekatan metode
biaya perjalanan. Metode tersebut berdasarkan pada kesediaan membayar dari
pengunjung (willingness to pay), dalam penilaian manfaat rekreasi dari sumber
daya hutan, pendekatan kesediaan membayar dilakukan dengan pendugaan kurva
permintaan yang menggambarkan kesediaan dari pengunjung untuk membayar
biaya yang perlu dikeluarkan untuk dapat menikmati suatu kegiatan rekreasi.
Secara umum, jumlah biaya perjalanan ini adalah termasuk biaya pulang
dan pergi ditambah dengan nilai uang dan waktu yang dihabiskan untuk
perjalanan dan rekreasi tersebut. Kemudian fungsi permintaan terhadap daerah
rekreasi tersebut diestimasi dengan menggunakan biaya perjalanan itu sebagai
representase dari nilai atau harga lokasi kunjungan itu, kalau lokasi perjalanan
adalah barang lingkungan maka besarnya biaya perjalanan dipandang sebagai nilai
yang diperoleh dari penyediaan barang lingkungan tersebut (Yoeti, 2002).
Selanjutnya Hufscmind et al. (1996), menyatakan bahwa dalam
permintaan rekreasi alam, semakin jauh tempat tinggal pengunjung dari suatu
tepat rekreasi tertentu, maka permintaan rekreasi terhadap tempat tersebut

Universitas Sumatera Utara

semakin rendah. Sebaliknya untuk para pengunjung yang tempat tinggalnya dekat
dengan tempat rekreasi tersebut, maka permintaan semakin tinggi. Dalam
kaitannya dengan surplus konsumen, para konsumen yang datang dari tempat jauh
dengan biaya perjalanan yang mahal, dianggap memiliki surplus ekonomi yang
rendah, dan sebaliknya mereka yang bertempat tinggal lebih dekat dengan tempat
rekreasi dengan biaya perjalanan yang rendah memiliki surplus konsumen yang
lebih besar.
Surplus konsumen merupakan perbedaan antara jumlah yang dibayar oleh
pembeli untuk suatu produk dan kesediaan untuk membayar. Surplus konsumen
mencerminkan manfaat yang diperoleh karena dapat membeli semua barang pada
tingkat harga yang rendah yang sama (Hakim, 2004).

Analisis SWOT
Menurut PT. Inhutani IV (1996), analisis SWOT digunakan untuk
mengidentifikasi strategi yang perlu dikembangkan dalam rangka pengusahaan
ekowisata. Dalam penyusunannya dipertimbangkan berbagai kondisi internal
lokasi, yaitu strength dan weakness serta kondisi eksternal yaitu opportunity dan
threat. Analisis SWOT ini dirumuskan berdasarkan hasil studi pustaka,
wawancara dan pengamatan langsung di lapangan, selanjutnya hasil analisis ini
dipakai sebagai dasar untuk menyusun strategi dan operasionalisasi pengusaha
ekowisata.
Lundberg et al. (1997) menjelaskan bahwa proyek-proyek kepariwisataan
harus dilaksanakan setelah ditentukan tujuan dan sasaran strateginya. Suatu
strategi adalah suatu rencana yang direkayasa untuk menyelesaikan suatu misi.

Universitas Sumatera Utara

Misi itu harus direncanakan dalam parameter-parameter strength (S, kekuatan),
weakness (W, kelemahan) dari organisasi kepariwisataan, opportunities
(O, kesempatan), threat (T, ancaman) dalam lingkungan. Suatu analisis sistematis
dari SWOT dimaksudkan untuk membantu organisasi mengenali kesempatankesempatan yang sesuai dengan kekuatan yang ada, dalam hal ini untuk
menghindari kelemahan dan ancaman dari lingkungan.

Universitas Sumatera Utara

KONDISI UMUM

Luas, Letak dan Batas-Batas Kawasan
Tangkahan merupakan sebuah kawasan di perbatasan Taman Nasional
Gunung Leuser di sisi Sumatera Utara. Kawasan Tangkahan terbagi kedalam
kawasan ekowisata yang meliputi kawasan hutan seluas 17.653 ha.

Secara

geografis Kawasan Tangkahan berada pada 030 41' 01" LU, dan 980 4' 28,2" BT.
Sedangkan secara administrasi Kawasan Tangkahan termasuk kedalam Desa
Namo Sialang dan Desa Sei Serdang, Kecamatan Batang Serangan, Kabupaten
Langkat, Propinsi Sumatera Utara (Lembaga Pariwisata Tangkahan, 2005).
Kawasan yang akan dikembangkan sebagai kawasan ekowisata sebagian
berada di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, tepatnya pada Wilayah
Kerja Resort Tangkahan dan Resort Cinta Raja, Sub Seksi TNGL Wilayah-IV
Besitang, dengan batas-batas geografi adalah:
Sebelah Utara

: Perkebunan kelapa sawit milik PTPN II kebun
Kuala Sawit

Sebelah Selatan : Perkebunan kelapa sawit milik PT. Ganda Permana
Sebelah Timur : Dusun Kuala Buluh

Batang

Sebelah Barat

: Taman Nasional Gunung Leuser

Sedangkan

batas-batas

Serangan,

sungai

Buluh

kawasan
dan

terdiri
perkebunan

dari
kelapa

sungai
sawit

(Lembaga Pariwisata Tangkahan, 2005).

Universitas Sumatera Utara

Karakterisitik Kawasan
Fasilitas
Terdapat rakit penyeberangan di sungai Batang Serangan yang
menghubungkan ke sarana penginapan. Bamboo River Lodge memiliki 6 kamar
double dilengkapi kamar mandi Alex’s House dengan 8 kamar dan Mega Inn
dengan 4 kamar. Di masing-masing penginapan terdapat pendopo yang berfungsi
sebagai ruang pertemuan dan restoran (Kurniawan dan Burhanuddin, 2004).

Kunjungan
Pada hari libur banyak dikunjungi wisatawan domestik untuk rekreasi
mandi di sungai Batang Serangan dan sungai Buluh. Kawasan ini belum begitu
dikenal oleh wisatawan mancanegara namun sering dibawa oleh pemandu dari
Bukit Lawang (Kurniawan dan Burhanuddin, 2004).

Atraksi Wisata
Kawasan Tangkahan memiliki bentukan-bentukan alami yang dapat
menjadi potensi ekowisata. Beberapa potensi seperti sumber mata air panas di
Sei Buluh, Sei Sekucip dan Sei Glugur, air terjun Umang, air terjun Gambir, Gua,
Tebing, trekking, bersampan (kanoing) dan mengamati satwa merupakan potensi
unggulan bagi Kawasan Tangkahan. Paduan potensi sumberdaya alam dan aliran
sungai yang jernih, diyakini mampu mengundang decak kagum pengunjung
(Kurniawan dan Burhanuddin, 2004).

Universitas Sumatera Utara

Kondisi Setempat
Iklim
Suhu udara rata-rata 21,1º C – 27,5º C. Kelembaban nisbi 80% – 100%.
Musim

hujan

merata

berarti

dengan

curah

sepanjang
hujan

tahun

rata-rata

tanpa

2000



musim
3200

kering

mm

per

yang
tahun

(Kurniawan dan Burhanuddin, 2004).

Topografi
Berupa kawasan landai dan berbukitan dengan kemiringan yang bervariasi
(45% – 90%). Tangkahan berada pada ketinggian 130 – 200 mdpl, dengan jenis
tanah terdiri dari podsolik dan litosol (Kurniawan dan Burhanuddin, 2004).

Aksessibilitas
Jarak Tangkahan dari Medan ± 124 km melalui kota Tanjung Pura dengan
kondisi jalan yang baik. Jalur lain adalah melalui jalan memotong Stabat Simpang Sidodadi dengan jarak ± 95 km. Jalur ini sebagian jalannya dalam
keadaan rusak (13 km) terutama di kawasan perkebunan. Bus umum melayani
rute Medan menuju Tangkahan pada jam-jam tertentu dengan waktu tempuh
6 jam perjalanan . Rute ke Tangkahan dapat juga dilakukan sepanjang hari dengan
rute Medan - Kuala Sawit. Lokasi pemberhentian bus terakhir di Simpang Robert,
perjalanan menuju lokasi dilanjutkan dengan menggunakan ojek dengan waktu
tempuh 2 jam perjalanan.

Universitas Sumatera Utara

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu dilakukan
Penelitian ini dilaksanakan di Kawasan Ekowisata Tangkahan Kecamatan
Batang Serangan, Kabupaten Langkat. Dilaksanakan selama satu bulan yaitu pada
tanggal 19 Maret sampai 19 April 2007.

Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan adalah kuisioner, kalkulator, alat tulis menulis
dan kamera. Bahan atau objek yang diperlukan adalah Kawasan Ekowisata
Tangkahan, para pengunjung yang datang selama penelitian serta pihak pengelola
Kawasan Ekowisata Tangkahan.

Pengumpulan Data
Data Primer
Data yang dikumpulkan melalui observasi dan wawacara terhadap
reesponden di lapangan melalui data :
Karakteristik Pengujung
Data karektiristik pengujung yang dicatat adalah: nama, umur, jenis
kelamin,

pekerjaan, pendidikan terakhir, pendapatan, tempat tinggal, tujuan

kunjungan, motivasi kunjungan dan cara melakukan kunjungan. Pengumpulan
data dilakukan melalui wawacara dengan menggunakan kuisoner dan observasi
terhadap responden. Observasi dalam hal ini dilakukan untuk mendapatkan data

Universitas Sumatera Utara

yang lebih akurat dan mendalam dari responden. Pemilihan pengujung sebagai
responden dilakukan dengan cara random sampling ( secara acak ) yaitu cara
pengambilan elemen-eleme dari populasi sedemikian rupa sehingga setiap elemen
mendapatkan kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Pengambilan sampel ini juga dilakukan berdasarkan pertimbangan biaya,
tenaga dan waktu. Sehingga untuk menentukan ukuran sampel digunakan rumus
Slovin. (Kusmayadi dan Sugiarto, 2000 )
n =

N
1 + Ne 2

Keterangan :
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
e = Batas ketelitian ( persentase kelonggaran ketelitian, karena kesalahan dalam
pengambilan sampel)

Jumlah total populasi yang di ambil berdasarkan pada jumlah kunjungan
di Kawasan Ekowisata Tangkahan pada tahun 2006 adalah 1671 orang
berdasarkan Lembaga Pariwisata Tangkahan, dengan batas ketelitian 10 %
(diambil karena merupakan batas maksimum ketidak telitian) sehingga jika
dimasukan dalam rumus Slovin diperoleh jumlah sampel sebanyak 94 orang.

Data Sekunder
a. Pengelolaan Nilai Manfaat Rekreasi Berdasarkan Metode Biaya
Perjalanan (Ttavel Cost Methods)

Universitas Sumatera Utara

Biaya perjalanan adalah jumlah total biaya yang dilakukan selama
melakukan kegiatan rekreasi. Perhitungan biaya perjalanan menurut Sudarsono
(1993) adalah sebagai berikut:
BP = BT + (BKr – BKh) + BD + BL

Keterangan:
BP

= Biaya perjalanan (Rp/orang/hari kunjungan)

BT

= Biaya transport (Rp)

BKr

= Biaya konsumsi dikeluarkan selama kegiatan rekreasi (Rp/hari
kunjungan)

BKh

= Biaya konsumsi harian yang dikeluarkan dalam keadaan normal
(Rp/hari kunjungan)

BD

= Biaya dokumentasi (Rp)

BL

= Biaya lain-lain (Rp)

Untuk mengetahui kurva permintaan, dibuat model permintaan yang
merupakan hubungan antara jumlah kunjungan per seribu penduduk daerah asal
(zona pengunjung dengan biaya perjalanan). Menurut Bahruni (1993) langkah
yang dilakukan dalam fungsi permintaan tersebut adalah:
1. Menentukan jumlah pengunjung tahun 2007 (JKT) berdasarkan data yang
ada di kantor Lembaga Pariwisata Tangkahan (LPT).
2. Menduga jumlah pengunjung berdasarkan daerah asal pengunjung.
Pi =

Zi
x 100%
Y

Universitas Sumatera Utara

Keterangan:
Pi

= Persentase jumlah pengunjung zone-i (%)

Zi

= Jumlah pengunjung zone-i (orang/tahun)

Y

= Jumlah pengunjung seluruh zona

3. Menentukan biaya perjalanan rata-rata dari zona tertentu (BPRi) yang
ditentukan berdasarkan biaya perjalanan responden (Bpi).

∑ BPij
n

BPRi =

J =i

Ni

Keterangan:
BPRi

= Biaya kunjungan rata tiap zona-i (Rp/hari orang kunjungan)

∑ BPij = Jumlah total biaya perjalanan ke-j dari zone-i
n

J =1

(Rp/hari orang kunjungan)
Ni

= Jumlah total pengunjung pada zona-i (orang
kunjungan/tahun)

Data yang diperoleh dari hasil pengisian kuisioner dan wawancara dengan
pengunjung kemudian dinyatakan dalam persamaan permintaan rekreasi yang
menjelaskan pengaruh hubungan tingkat kunjungan per seribu penduduk dengan
biaya perjalanan. Dengan analisis regresi linier sederhana model persamaan yang
digunakan adalah :

Y = b0 + b1 X

Universitas Sumatera Utara

Keterangan:
Y

= Jumlah kunjungan per seribu penduduk dari masing-masing zonasi
(orang/kunjungan/tahun)

X

= Biaya perjalanan rata-rata dari masing-masing zonasi
(Rp/orang/hari kunjungan)

b0

= intercept

b1

= Koefisien regresi dari X

b. Analisis SWOT
Analisis SWOT meliputi aspek strength (kekuatan), weakness (kelemahan)
opportunities (kesempatan/peluang), threat (ancaman) dilakukan secara deskriptif.
Tabel 1. Perumusan Strategi dengan Matrik SWOT
Faktor Internal

Strengths (S)

Weaknesses (W)

Opportunies (O)

Strategi (SO)

Strategi (WO)

Treaths (T)

Strategi (ST)

Strategi (WT)

Faktor Eksternal

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN

Daerah Asal Pengujung
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden diperoleh data bahwa
pengunjung yang datang ke Kawasan Ekowisata Tangkahan berasal dari 5
zona/wilayah yaitu : Medan (27%), Binjai (31%), Stabat (5%), Batang Serangan
( 24%), dan Besitang (7%).
35
31

Jumlah Pengunjung

30

27
24

25
20
15
10

7
5

5
0
Binjai

Medan

B.
Besitang
Serangan

Stabat

Daerah Asal Pengunjung

Cara Melakukan Kunjungan
Dalam melakukan kunjungan, umumnya responden datang ke Tangkahan
secara sendiri ( 16% ), kelompok ( 52.1 % ), dan selebihnya adalah rombongan
keluarga ( 31.9 % ).

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2. Presentase Responden berdasarkan cara kunjungan
No

1.
2.
3.

Cara Berkunjung

Sendiri
Kelompok
Rombongan keluarga
Jumlah

Jumlah
Responden
(%)
15
49
30
94

Presentase
(%)
16
52.1
31.9
100

Pengunjung yang datang berkunjung ke Kawasan Ekowisata Tangkahan
rata-rata berumur 21-25 tahun ( 34.0 %) selanjutnya data tentang karakteristik
sosial ekonomi pengunjung dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Karakteristik Sosial Ekonomi Pengunjung
No.
1.

Identitas

Jumlah

Persentase (%)

Pria

50

53.2

wanita

44

46.8

17-20

30

31.9

21-25

32

34.0

26-30

20

20.2

31-35

6

5.3

36-40

4

3.2

41-45

5

4.3

1

1.1



SD

1

1.1

SLTP

22

23.4



SLTA

68

72.3

PT

3

3.2

Pegawai negeri

9

9.6

Pegawai swasta

9

9.6

30

32

Jenis kelamin




2.

Umur ( tahun )













3.

Pendidikan terakhir




4.

46-50

Perkejaan




Universitas Sumatera Utara



Wiraswasta

17

18.0



Pelajar

3

3.2

POLRI/TNI

20

21.2



Pedagang

6

6.4



< 500.000

48

51.1



500.000 – 1.000.000

20

21.2



1.000.000 – 1.500.000

23

24.5



1.500.000 – 2.000.000

2

2.1

> 2.000.000

1

1.1





5.

Petani

Penghasilan perbulan


Motivasi Kunjungan
Tujuan responden yang datang ke Kawasan Ekowisata Tangkahan adalah
untuk rekreasi (88.3%), melewatkan waktu (2.1%), berkemah (2.1%), penelitian
(4.3%), lain-lain

(3.2% ).

Tabel 4. Presentase Responden BerdasarkanMotivasi Kunjungan
No

Motivasi Kunjungan

1.
2.
3.
4.
5.

Rekreasi
Melewatkan waktu
Berkemah
Penelitian
Lain-lain
Jumlah

Jumlah
Responden
(%)
83
2
2
4
3
94

Persentase
(%)
88.3
2.1
2.1
4.3
3.2
100

Berdasarkan hasil wawancara dengan responden bahwa tujuan mereka
datang berkunjung adalah untuk berekreasi sebanyak 88.3%, melewatkan waktu
sebanyak 2.1%, untuk berkemah sebanyak 2.1%, melakukan penelitian 4.3%, dan
melakukan kegiatan yang lain sebanyak 3.2%. Fandelin (1995) menyatakan
bahwa ada lima bentuk motivasi yang mendorong wisatawan untuk melakukan

Universitas Sumatera Utara

kegiatan dalam suatu kawasan wisata. Motivasi akibat dorongan fisik, seperti
rekreasi

ataupun

kegiatan

bersenang-senang

merupakan

dominan

yang

melatarbelakangi tujuan kunjungan wisata mereka.

Intensitas Kunjungan
Jumlah kunjungan dalam setahun responden ke ekowisata Tangkahan
dibagi kedalam tujuh kelompok yaitu: satu kali ( 66% ), dua kali ( 15.9% ), tiga
kali ( 9.6 %), empat kali ( 2.1% ), lima kali ( 4.2% ), > lima kali ( 3.2% ).
Tabel 5. Persentase Pengujung Berdasarkan Intensitas Kunjungan
No

Intensitas
Kunjungan

1.
2.
3.
4.
5.
6.

1 kali
2 kali
3 kali
4 kali
5 kali
> 5 kali
Jumlah

Jumlah
Responden
(orang)
62
14
3
2
4
3
94

Persentase (%)

66
14.9
9.6
2.1
4.2
3.2
100

Nilai Wisata Ekonomi
Penentuan nilai ekonomi wisata berdasarkan pada pendekatan biaya
perjalanan yaitu, jumlah uang yang dihabiskan selama melakukan kunjungan
wisata ke Tangkahan. Biaya tersebut meliputi biaya transportasi pulang pergi,
biaya konsumsi selama melakukan rekreasi, biaya konsumsi harian, biaya
dokumentasi da lain-lain ( termasuk harga karcis ). Berdasarkan wilayah asal dan
biaya perjalanan wisata pengunjung tersebut dapat dibagi ke dalam 5 zona.
Rata-rata biaya perjalanan wisata masing-masing zona dapat dilihat pada tabel 6.
Berdasarkan metode kuadrat terkecil (Supranto,1994) diduga bahwa jumlah

Universitas Sumatera Utara

pengunjung pada tahun 2007 sebanyak 1080 orang. Hasil perhitungan dengan
menggunakan metode kuadrat terkecil dapat dilihat pada lampiran 4.
Tabel 6. Rata-rata Biaya PerjalananWisata Pengunjung
Zona

Besarnya Biaya (Rp/Orang/Kunjungan)
Transport Konsumsi Konsumsi Konsumsi
PP
Rekreasi
Harian
*

Lainlain**

Total***

Binjai

20.000

25.000

15.000

10.000

15.129

42.129

Medan

26.000

20.000

12.000

8.000

8.000

42.000

B.Serangan

16.000

20.000

12.000

8.000

5.500

29.500

Besitang

20.000

40.000

10.000

30.000

7.000

57.000

Stabat

10.000

24.000

13.000

11.000

24.000

45.000

Keterangan :
*)

Konsumsi rekreasi – konsumsi harian

**)

Harga karcis,dokumentasi,penyeberangan,penginapan, pemandu.

***)

Angka dibulatkan

Berdasarkan dugaan jumlah pengunjung tahun 2007 diperoleh jumlah
pengunjung dari masing-masing zona bervariasi antara 54 s/d 334 orang. Jumlah
pengunjung dari masing-masing zona selanjutnya ditransformasikan menjadi
jumlah kunjungan per 1000 penduduk. Data mengenai jumlah penduduk, rata-rata
biaya perjalanan wisata dan jumlah kunjungan per 1000 penduduk dapat dilihat
pada Tabel 7.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 7. Data Jumlah Penduduk, Rata-rata Biaya Perjalanan Wisata dan Jumlah
Kunjungan per 1000 Penduduk
Zona

Jumlah
Pengunjung
(orang)

Jumlah
Penduduk
(orang)

Biaya
Kunjungan
Wisata (Rp)

Binjai

334

3.818

42.129

Jumlah
Kunjungan per
1000 Penduduk
(orang)
8.75

Medan

219

2.036.185

42.000

0.11

B.Serangan

259

36.158

29.500

7.16

Besitang

75

60.785

57.000

1.23

Stabat

54

77.460

45.000

0.7

Sumber : BPS Sumatera Utara (2006)

Dengan menyatakan hubungan antara jumlah kunjungan per 1000
penduduk (Y) dengan biaya perjalanan rata-rata pengunjung (X) dalam satuan
persamaan linear sederhana, diperoleh persamaan permintaan rekreasi dari
penduduk seluruh zonasi terhadap Kawasan Ekowisata Tangkahan sebagai berikut
Y = 11.82-0.00019(X)
Keterangan :
Y = Jumlah kunjungan per 1000 penduduk setiap zona
X = Biaya perjalana rata-rata tiap zona asal pengunjung (Rp/orang/kunjungan)
Untuk menduga nilai manfaat rekreasi dari Kawasan Ekowisata
Tangkahan digunakan perluasan metode biaya perjalanan dengan menggunakan
simulasi harga karcis (Clawson, 1987 dalam Davis dan Johnson, 1986) harga
karcis yang berlaku sekarang adalah Rp 1000.
Dalam penerapan perluasan metode biaya perjalanan dibuat simulasi harga
karcis dari Rp 1000 sampai Rp 33.000. pada masin-masing tingkat harga diduga
jumlah kunjungannya, dengan memasukkan nuilai biaya perjalanan dari

Universitas Sumatera Utara

masing-masing zonasi ditambah dengan nilai simulasi harga karcis masuk sebagai
variabel bebas pada persamaan rekreasi. Hasil pendugaan jumlah kunjungan pada
berbagai tingkat harga karcis dapat dilihat pada lampiran 1 dan 2. selanjutnya
hasil pendugaan jumlah kunjungan pada tahun 2007 dapat dilihat pada lampiran 4.
Berdasarkan lampiran 3 bahwa semakin besar harga karcis yang
ditawarkan maka pengunjung yang datang untuk berkunjung semakin berkurang.
Pendugaaan nilai manfaat rekreasi dilakukan berdasrkan kesediaan membayar
para pengunjung untuk mendapatkan manfaat rekreasi yang diinginkan. Dengan
menggunakan perluasan metode biaya perjalanan dengan simulasi harga karcis
pada model pendugaan persamaan rekreasi yang didapatkan.
Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa pengaruh biaya perjalanan (X)
terhadap permintaan rekeasi (Y) tidak nyata pada selang kepercayaan 95 %. Hasil
perhitungan untuk menentukan nilai koefisien dapat dilihat pada lampiran 5,
berdasarkan hasil yang diperoleh nilai t

hitung

= 1.2531 sedangkan ttabel = 2.0150,

maka t hitung < ttabel. Artinya pada tingkat nyata sebesar 5 % biaya perjalanan (X)
tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah wisatawan yang datang (Y).
Berdasarakan wawancara dengan pengunjung bahwa selama melakukan
perjalanan pengunjung hanya sedikit mengeluarkan biaya, karena di lokasi tidak
banyak

warung

yang

menyediakan

makanan,

sementara warung

yang

menyediakan barang-barang seperti souvenir/cendramata tidak ada.
Berdasarkan persamaan regresi linear sederhana yang telah didapatkan,
diperoleh nilai koefisien regresi sebesar – 0.00019, artinya penurunan biaya
perjalanan sebesar satu rupiah akan menaikkan jumlah kunjungan per seribu
penduduk, sebaliknya kenaikan biaya perjalanan sebesar satu rupiah akan

Universitas Sumatera Utara

menurunkan jumlah kunjungan per seribu penduduk untuk seluruh zona sebesar
0.00019 kali.
Dalam studi ini, simulasi harga karcis dilakukan dari Rp 1000 sampai
Rp 33.000, pada tarif masuk Rp 33.000 tingkat kunjungan adalah 0, yang berarti
tidak ada pengunjung yang bersedia membayar tarif karcis tersebut. Menurut
Sukirno (1994) penawaran lebih besar dari permintaan akan mengakibatkan harga
mengalami penurunan dan jumlah yang ditawarkan dipasar adalah melebihi
daripada yang diminta para pembeli.
Dari lampiran 3 dapat diketahui untuk tahun 2007 jika terhadap
pengunjung dikenakan harga karcis masuk yang berlaku sekarang ini yaitu
Rp 1000 jumlah pengunjung yang datang adalah 8087 orang/tahun dengan jumlah
penerimaan penjualan karcis sebesar Rp 8.087.000, sedangkan harga karcis yang
paling optimal yang akan mendatangkan penerimaan karcis yang maksimal adalah
Rp 15.000, pada tingkat harga karcis ini akan diperoleh penerimaan hasil
penjualan karcis sebesar Rp 32.745.000. Nilai jauh lebih besar dari penerimaan
yang akan diperoleh pada tingkat harga karcis sekarang. Rata-rata kesediaan
membayar dari pengunjung sebesar Rp 10.678. Kesediaan

membayar dari

pengunjung akan bertambah jika kawasan tersebut dikelola dengan baik
sebaliknya akan berkurang jika pengelolaan terhadap kawasan tidak baik.
Peningkatan pelayanan akan menyebabkan menurunnya nilai kesediaan
membayar para pengunjung, hal ini akan menurunkan manfaat nilai rekreasi
tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Analisis SWOT
Kekuatan/ Daya Tarik (Strenght)
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan sebelumnya diketahui bahwa
Kawasan Ekowisata Tangkahan memiliki beberapa jenis wisata alam yang
ditawarkan diantaranya pemandangan alam (panorama), pesona sungai, sumber
air panas, dan tracking (berpetualang di hutan), thubing (menyusuri sungai dengan
ban karet), menyusuri Gua, serta beberapa jenis wisata lainnya. Dari hasil yang
didapat pengunjung datang dengan alasan ingin melihat dan menikmati keindahan
alam. Hal ini berarti keindahan alam merupakan daya tarik utama yang paling
disukai wisatawan, ditambah lagi dengan udara yang segar dan sejuk membuat
para wisatawan merasakan kenyamanan.

Kelemahan (Weakness)
Kelemahan yang menjadi kendala di kawasan ini terutama adalah kondisi
jalan menuju kawasan tersebut sangat buruk karena berupa jalan tanah dan
berbatu terutama dii jalur perkebunan karet, sehingga responden mengatakan jalan
rusak adalah faktor penghambat kunjungan mereka ke lokasi Ekowisata
Tangkahan. Ini adalah masalah dan menjadi penghambat bagi wisatawan untuk
berkunjung kembali. Untuk masalah kerusakan jalan dan memperbaikinya bagi
pihak pengelola dan masyarakat sudah berupaya mengajukan permohonan kepada
Pemda setempat, namun kurang mendapat tanggapan.
Disamping itu sebagian para pengunjung merasa bahwa fasilitas yang ada
kurang lengkap seperti tidak adanya toilet, tempat ibadah, sarana komunikasi, dan
kurangnya tempat sampah. Untuk itu pengelola diharapakan dapat memperbaiki

Universitas Sumatera Utara

dan menambah sarana dan prasarana yang ada sehingga para pengunjung merasa
lebih baik dan dapat menikmati wisata dengan nyaman.
Kelemahan lain yang juga terdapat di Kawasan Ekowisata tersebut adalah
masalah kebersihan, seperti sampah yang berserakan. Para pengunjung merasa
tidak nyaman dengan adanya sampah-sampah yang sebenarnya berasal dari
mereka sendiri. Walaupun pengelola sudah menyediakan tempat sampah, namun
disini kesadaran dari para pengunjung mengenai kebersihan masih kurang.
Kelemahan-kelemahan tersebut dianggap sebagai hal yang paling penting karena
bila tidak ditanggulangi maka akan berpengaruh terhadap minat dan ketertarikan
pengunjung untuk datang berkunjung kembali.

Peluang (Opportunity)
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari para pengunjung, Kawasan
Ekowisata Tangkahan memiliki peluang yang cukup baik untuk pengembangan
dan promosinya. Para pengunjung yang datang berasal dari berbagai daerah.
Menurut Yoeti (2002), semakin tersebarnya daerah asal wisata memberikan
dampak tersebarnya informasi baik yang bersifat positif maupun negatif, hal ini
memberikan peluang terjaringnya pengunjung dari kelompok lain bahkan
sebaliknya pengunjung akan berkurang jika objek wisata yang ditinjau tidak
memuaskan. Peluang berikutnya adalah Kawasan Ekowisata Tangkahan ini
menjadi objek wisata bagi pelajar/mahasiswa, instansi-instansi lain dan menjadi
objek wisata bagi masyarakat umum dengan berada langsung di alam terbuka.
Maka dari itu untuk meningkatkan kualitas dari kawasan tersebut perlu
dilakukan pembangunan dan penambahan fasilitas sehingga kawasan tersebut

Universitas Sumatera Utara

dapat berkembang dengan baik. Adapun pengembangan yang diharapkan antara
lain:


Adanya peningkatan pengelolaan dan perawatan sarana dan prasarana
agar pengunjung merasa nyaman dan puas.



Perlu diadakannya kerjasama dengan lembaga pendidikan atau lembaga
lainnya.