Studi Potensi Dan Nilai Ekonomi Berdasarkan Biaya Perjalanan Dan Kesediaan Membayar Di Pantai Sri Mersing Kabupaten Serdang Berdagai

STUDI POTENSI DAN NILAI EKONOMI BERDASARKAN BIAYA PERJALANAN DAN KESEDIAAN MEMBAYAR DI PANTAI SRI MERSING KABUPATEN SERDANG BERDAGAI
FEBRINA ASTRIA SIMANJUNTAK 100302015
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2015
Universitas Sumatera Utara

STUDI POTENSI DAN NILAI EKONOMI BERDASARKAN BIAYA PERJALANAN DAN KESEDIAAN MEMBAYAR DI PANTAI SRI MERSING KABUPATEN SERDANG BERDAGAI
SKRIPSI FEBRINA ASTRIA SIMANJUNTAK
100302015
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2015
STUDI POTENSI DAN NILAI EKONOMI BERDASARKAN BIAYA PERJALANAN DAN KESEDIAAN MEMBAYAR DI PANTAI SRI MERSING KABUPATEN SERDANG BERDAGAI
Universitas Sumatera Utara

SKRIPSI FEBRINA ASTRIA SIMANJUNTAK
100302015
Skripsi sebagai satu diantara beberapa syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan di Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2015
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
Universitas Sumatera Utara


Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Febrina Astria Simanjuntak Nim : 100302015 Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Studi Potensi Dan Nilai Ekonomi Berdasarkan Biaya Perjalanan Dan Kesediaan Membayar Di Pantai Sri
Mersing Kabupaten Serdang Berdagai” adalah benar merupakan hasil karya
saya sendiri dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Medan, Januari 2015
Febrina Astria Simanjuntak NIM. 100302015
Universitas Sumatera Utara

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian

: Studi Potensi dan Nilai Ekonomi Berdasarkan Biaya Perjalanan dan Kesediaan Membayar Wisata Pantai Sri Mersing

Nama Mahasiswa : Febrina Astria Simanjuntak

NIM : 100302015

Program Studi


: Manajemen Sumberdaya Perairan

Disetujui oleh : Komisi Pembimbing

Pindi Patana, S.Hut, M.Sc Ketua

Zulham Apandy Harahap S.Kel, M.Si Anggota

Mengetahui

Dr. Ir. Yunasfi, M.Si Ketua Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan

Tanggal Lulus :

Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi berjudul ‘‘Studi Potensi Dan Nilai Ekonomi Berdasarkan Biaya Perjalanan dan Kesediaan Membayar di Pantai Sri Mersing Kabupaten Serdang Berdagai’’, yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan di Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan Terima Kasih kepada: Bapak Pindi Patana,S.Hut, M.Sc selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, dan Bapak Zulham Apandy Harahap, S.Kel, M.Si selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah memberi dorongan,arahan dan waktu dalam menyelesaikan skripsi ini. Ketua dan Sekretaris Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Dr. Ir. Yunasfi, M.Si dan Pindi Patana, S.Hut, M.Sc dan seluruh staff pengajar dan pegawai di Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan.
Ungkapan Terima Kasih yang tak ternilai juga penulis ucapkan kepada ayah dan bunda tercinta: Sari Parulian Simanjuntak dan Sri Wahyunigsih yang telah memberikan doa, harapan dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan ini, juga kepada Kakak tercinta Magda Junita, Amd, kepada adik tercinta Septyan Nanda Simanjuntak, Indah Oktami Simanjuntak, Sri Devi Tanjung terima kasih buat dukungan doa dan semangat yang telah diberikan kepada penulis. Bagi penulis tanpa dukungan dari keluarga tidak akan mungkin dapat menyelesaikan studi ini, baik nasehat dari kedua orang tua yang begitu

Universitas Sumatera Utara

peduli terhadap penulis serta memberikan perhatian yang khusus bagi penulis disaat penulis mengalami kegagalan.
Penulis juga menguncapkan terima kasih banyak kepada team lapangan: Eka Tri Rahayu, serta terima kasih kepada Rizky Amalia Putri, Fatimah Murni Sinaga dan Ahmad Roihan Nasution yang telah membantu penulis dalam pengolahan data dan selalu memberikan dukungan dan semangat, serta seluruh stambuk 2010 yang tidak dapat penulis sebut namanya satu persatu, yang telah memberikan banyak bantuan, kebersamaan dan dukungan kepada penulis selama penelitian hingga selesainya skripsi ini.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya bidang Manajemen Sumberdaya Perairan.
Medan, Januari 2015 Febrina Astria Simanjuntak
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ...................................................................................................

ABSTRACT .................................................................................................

RIWAYAT HIDUP .....................................................................................

KATA PENGANTAR ................................................................................


DAFTAR ISI ...............................................................................................

DAFTAR TABEL ......................................................................................

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................

PENDAHULUAN
Latar Belakang ............................................................................................. Perumusan masalah ...................................................................................... Tujuan ........................................................................................................... Manfaat ......................................................................................................... Kerangka pemikiran penelitian .....................................................................

TINJAUAN PUSTAKA
Pantai............................................................................................................. Wisata Pantai ................................................................................................ Pariwisata ..................................................................................................... Faktor-faktor yang mempengaruhi Pariwisata ............................................. MasyarakatPesisir ......................................................................................... IndeksKesesuaianWisata (IKW) ................................................................... Daya Dukung Kawasan (DDK) .................................................................... Metode Biaya Perjalanan (Travel Cost Method)........................................... Kesediaan Membayar (Willingness To Pay)............................................ .....

METODE PENELITIAN
Waktu dan Lokasi penelitian......................................................................... Alat dan Bahan penelitian ............................................................................. Sumber Data ................................................................................................. MetodePengumpulan Data ........................................................................... Teknis Pengambilan Sampel ........................................................................ Indeks Kesesuaian Wisata (IKW) ................................................................ Daya Dukung Kawasan (DDK) ................................................................... Analisis Atraksi Kegiatan Wisata ................................................................. Metode Biaya Perjalanan ..................................................................... ........

i
ii
iii

iv
v
vi
vii
viii
1 2 3 3 4
5 7 9 10 13 14 15 15 17
20 21 21 21 22 23 24 29 31

Universitas Sumatera Utara

Willingness To Pay (WTP) ...................................................................... ....
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karateristik Responden Pantai Sri Mersing .................................................. Potensi Pantai Sri Mersing............................................................................ DayaTarik...................................................................................................... IndeksKesesuaianWisata (IKW) .................................................................. Daya Dukung Kawasan (DDK) .............................................................. ..... Biaya Perjalanan (Travel Cost Method)........................................................ Willingness To Pay (WTP) ...................................................................... ... Pembahasan Potensi Pantai Sri Mersing ................................................... Indeks Kesesuaian Wisata Pantai Sri Mersing............................................. Daya Dukung Kawasan Pantai Sri Mersing ................................................. Biaya Perjalanan (Travel Cost Method) Pantai Sri Mersing ........................ Willingness To Pay (WTP) Pantai Sri Mersing ...........................................
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ................................................................................................... Saran .............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

32

35 35 35 38 39 40 41 43 51 51 52 52
54 54

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL

No. Teks

Halaman

1. Potensi ekologis pengunjung (K) dan luas area kegiatan (Lt) ................ 2. Prediksi waktu yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan wisata............... 3. Matriks Daya Dukung Kawasan Katagori Rekreasi Pantai .................... 4. Matriks Daya Dukung Kawasan Katagori Berenang .............................. 5. Kriteria Penilaian Daya Tarik ................................................................. 6. Kriteria Penilaian Aksesibilitas............................................................... 7. Kriteria Prasarana Sarana dan Prasarana Penunjang............................... 8. Penilaian Kriteria Daya Tarik Wisata Pantai Sri Mersing ...................... 9. Penilaian Kriteria Aksesibilitas............................................................... 10. Penilaian Kriteria Sarana dan Prasarana ............................................... 11. Penilaian keseluruhan komponen-komponenDayaTarik ...................... 12. Perhitungan Nilai Indeks Kesesuaian Wisata (IKW)............................ 13. Perhitungan DDK (Daya Dukung Kawasan) Pantai Sri Mersing ......... 14. Dugaan Rata-rata WTP........................................................................ . 15. Dugaan Nilai Total WTP Responden ………………………………...

26 26 37 28 29 30 30 36 37 37 38 38 39 42 42

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR

No. Teks


Halaman

1. Kerangka Pemikiran ...........................................................................
2. Peta Lokasi Penelitian ......................................................................... 3. Kegiatan yang diminati wisatawan .................................................... 4.Kurva Biaya Perjalanan Pengunjung Pantai Sri Mersing .................... 5.Nilai Terendah dan Tertinggi Biaya Perjalanan Pengunjung............... 6.Kesediaan Membayar Pengunjung.......................................................

4 20 35 40 41 41

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN

No.

Teks

Halaman

1.KuisionerPengunjung ........................................................................... 2.Kuesioner Penelitian untuk Masyarakat Setempat (Pengelola) ........... 3.Populasi Pengunjung............................................................................ 4.Perhitungan Sampel Pengunjung ......................................................... 5.KarakteristikRespondenPantai Sri Mersing ......................................... 6.PenilaianDayaTarik.............................................................................. 7.PerhitunganIndeksKesesuaianRekreasiPantaidanBerenang ................ 8. Perhitungan DayaDukungKawasan (DDK) ........................................ 9. PerhitunganBiayaPerjalanan ............................................................... 10. Responden yang BersediaMembayar................................................ 11. Perhitungan Dugaan Rataan WTP .................................................... 12. Pendugaan Hubungan WTP dengan beberapa Karateristik Responden 13. Perhitungan Pendugaan Nilai Total .................................................. 14. LampiranFotoPenelitian.................................................................... 15. DenahPantai Sri Mersing ..................................................................


56 63 66 67 68 69 71 73 74 76 77 78 79 80 85

Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN
Latar Belakang Masyarakat pesisir pada umumnya merupakan kelompok masyarakat yang
relatif tertinggal secara sosial, ekonomi, dan kultural dibandingkan dengan kelompok masyarakat lain. Persepsi demikian didasarkan pada hasil pengamatan langsung terhadap realitas kehidupan masyarakat nelayan atau melalui pemahaman terhadap hasil-hasil kajian akademis (Kusnadi, 2006 diacu oleh Hendratmoko dan Hidup, 2010).
Pariwisata adalah salah satu jenis industri baru mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam penyediaan lapangan pekerjaan, peningkatan penghasilan, standart hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktivitas lainnya. Jenis pariwisata antara lain : wisata budaya, wisata kesehatan, wisata olahraga, wisata komersial, wisata industri, wisata politik, wisata konvensi, wisata sosial, wisata pertanian (Pendit, 1990).
Pantai Sri Mersing merupakan pantai berpasir putih sedikit kecoklatan yang mulai banyak diminati pengunjung untuk kegiatan pariwisata. Pantai Sri Mersing merupakan pantai yang memiliki banyak kegiatan objek wisata diantaranya : Rekreasi Pantai, Berenang, Banana Boat, Perahu Mesin untuk berkeliling melihat pantai satu ke pantai lainnya dan lain sebagainya.
Objek wisata Pantai Sri Mersing menawarkan pemandangan pasir putih sedikit kecoklatan yang bersih dan indah. Lokasinya terletak kurang lebih 70 km dari pusat Kota Medan ke arah Selatan.Pantai ini hanya berjarak 10 km dari lokasi pantai cermin dan berada di sebelah selatan Pantai Cermin, sehingga akses jalan dari Kota Medan menuju kelokasi Pantai Sri Mersing sama dengan akses jalan
Universitas Sumatera Utara

yang dilalui untuk menuju pantai cermin. Biaya tiket masuk wisata Pantai Sri Mersing juga cukup terjangkau Rp. 5.000/orang sehingga dapat dilakukan sebagai tempat wisata keluarga. Pantai Sri Mersing ini dijadikan lokasi obyek wisata sejak tahun 2009 sehingga keindahan alam dan potensi yang ada masih baik. Sehingga studi ini dirasa perlu dilakukan untuk mengkaji potensi wisata dari penilaian daya tarik yang ada di Pantai Sri Mersing serta biaya perjalanan pengunjung dan kesediaan wisata membayar dari potensi pantai Sri Mersing.
Perumusan Masalah Pantai Sri Mersing Merupakan Tempat kunjungan wisata mancanegara
maupun domestik karena merupakan kawasan wisata yang mulai dikenal masyarakat. Selain itu kawasan ini juga didukung oleh keadaan fisik kawasan yang indah dan asri. Berdasarkan survei awal yang dilakukan tampak bahwa penyebaran jumlah wisatawan di Pantai Sri Mersing semakin meningkat terutama menjelang akhir pekan. Hal ini tentu menjadi pertanyaan bagaimana Potensi Pantai Sri Mersing dan biaya yang sudah dikeluarkan wisatawan/pengunjung untuk menikmati rekreasi dan kesediaan membayar untuk potensi yang akan lebih dilengkapi. Oleh sebab itu dilakukan analisis Studi Potensi dan Nilai Ekonomi Wisata berdasarkan biaya perjalanan dan kesediaan membayar di Pantai Sri Mersing.
Dari uraian diatas dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana Potensi Wisata yang ada di Pantai Sri Mersing menurut Penilaian
Daya Tarik ? 2. Berapa kesediaan membayar wisata untuk Pantai Sri Mersing ?
Universitas Sumatera Utara

3. Berapa biaya yang dikeluarkan wisatawan/pengunjung untuk menikmati wisata Pantai Sri Mersing?

Tujuan 1. Menganalisis potensi yang ada di Pantai Sri Mersing 2. Menganalisis biaya rata-rata yang dikeluarkan wisatawan/pengunjung 3. Mengetahui kesediaan membayar untuk wisata Pantai Sri Mersing Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan informasi kepada individu maupun kelompok atau instansi tentang Potensi dan Nilai Ekonomi Wisata berdasarkan Biaya Perjalanan dan Kesediaan Membayar di Pantai Sri Mersing sehingga diharapkan memiliki pertimbangan dalam kebijakan pengelolaan untuk upaya pengembangan dan pelestarian wisata. Kerangka Pemikiran
Pantai Sri Mersing memiliki potensi yang dapat dijadikan kawasan wisata. Analisis potensi dilakukan secara deskriftif untuk melihat daya tarik wisata yang ada disekitar kawasan Pantai Sri Mersing. Potensi yang ada memicu wisatawan untuk berkunjung ke Pantai Sri Mersing sehingga dapat juga diketahui nilai ekonomi berdasarkan Biaya Perjalanan dan Kesediaan Membayar di Pantai Sri Mersing dapat dilihat padaGambar 1.
Universitas Sumatera Utara

Potensi Pantai Sri Mersing

Fisik

Ekonomi

Indeks Kesesuaian Wisata (IKW) dan Daya Dukung Kawasan (DDK)

Metode Willingness To Pay (WTP)

Metode Biaya Perjalanan (Metode
Travel Cost)

Lingkungan Wisata yang Lestari
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian


Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA
Pantai Pantai merupakan suatu wilayah yang dimulai dari titik terendah air laut
pada waktu surut hingga arah ke daratan sampai batas paling jauh gelombang atau ombak menjulur ke daratan yang ditandai dengan garis pantai. Garis pantai (shore line) merupakan tempat pertemuan antara air laut dan daratan. Garis pantai ini setiap saat berubah-ubah sesuai dengan perubahan pasang surut air laut (Mahfudz, 2012).
Dahuri (2003) menjelaskan bentuk-bentuk pantai yang terdapat di Indonesia dilihat dari morfologinya. Bentuk pantai tersebut yaitu : 1. Pantai terjal berbatu
Biasanya terdapat di kawasan tektonis aktif yang tidak pernah stabil karena proses geologi. Kehadiran vegetasi penutup ditentukan oleh 3 faktor, yaitu tipe batuan, tingkat curah hujan, dan cuaca. 2. Pantai landai dan datar Pantai jenis ini ditemukan di wilayah yang sudah stabil sejak lama karena tidak terjadi pergerakan tanah secara vertikal. Kebanyakan pantai di kawasan ini ditumbuhi oleh vegetasi mangrove yang padat dan hutan lahan basah lainnya. 3. Pantai dengan bukit pasir Pantai ini terbentuk akibat transportasi sedimen clastic secara horizontal karena perubahan berlangsung cepat dan terjadi di daerah yang kering maka bukit pasir biasanya miskin tanaman penutup.
Universitas Sumatera Utara

4. Pantai beralur Proses pembentukan pantai ini lebih ditentukan oleh faktor gelombang dari pada angin. Proses penutupan yang berlangsung cepat oleh vegetasi menyebabkan zona supratidal tidak terakumulasi oleh sediment yang berasal dari erosi angin.
5. Pantai lurus di dataran pantai yang landai Pantai tipe ini ditutupi oleh sedimen berupa lumpur hingga pasir kasar. Pantai ini merupakan fase awal untuk berkembangnya pantai yang bercelah dan bukit pasir apabila terjadi perubahan suplai sedimen dan cuaca (angin dan kekeringan).
6. Pantai berbatu Pantai ini dicirikan oleh adanya belahan batuan cadas. Komunitas organisme pada pantai berbatu hidup di permukaan. Bila dibandingkan dengan habitat pantai lainnya, pantai berbatu memiliki kepadatan mikroorganisme yang tinggi, khususnya di habitat intertidal didaerah angin (temperate) dan subtropik.
7. Pantai yang terbentuk karena adanya erosi Sedimen yang terangkut oleh arus dan aliran sungai akan mengendap di daerah pantai. Pantai yang terbentuk dari endapan semacam ini dapat mengalami perubahan dari musim ke musim baik secara alamiah maupun akibat kegiatan manusia yang cenderung melakukan perubahan terhadap bentang alam (Ermawan, 2008). Perencanaan Bangunan Pengaman Pantai Indonesia diidentifikasikan ada
tiga jenis utama tipe pantai yang dapat dibedakan berdasarkan substrat atau sedimen sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara

1. Pantai berpasir: Terdapat di sepanjang garis pantai yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia dan bentangan pantai Sulawesi dan Maluku di Laut Banda, dominan dengan kondisi daerah pantai (foreshore) lebih terjal dan lebih dalam. Banyak terdapat pinggiran pantai berkarang. Pantai berpasir merupakan pantai yang didominasi oleh hamparan atau dataran pasir, baik yang berupa pasir hitam, abu-abu atau putih. Selain itu terdapat lembah-lembah diantara beting pasir. Jenis tanah dipantai adalah typic tropopsamment dan typic tropofluvent. Pantai berpasir tidak menyediakan substrat tetap untuk melekat bagi organisme, karena aksi gelombang secara terus menerus menggerakan partikel substrat.
2. Pantai berlumpur: Terdapat di sepanjang garis pantai yang berbatasan dengan lautan dangkal pada beting Sunda dan beting Sahul, terlindung dari serangan gelombang besar dan karenanya didominasi oleh pasut dan sungai, kondisi pantai (foreshore) sangat landai dan datar dan terdapat delta-delta di beberapa kawasan pantai.
3. Pantai berkarang: Di kawasan pantai ini terdapat semenanjung dan dinding tebing pantai yang terselingi antara pantai berlumpur dan berpasir (Armos, 2013).

Wisata Pantai Berdasarkan konsep pemanfaatan wisata dapat diklasifikasikan : a. Wisata alam merupakan aktivitas wisata yang ditujukan pada pemanfaatan
sumberdaya alam atau daya tarik panoramanya. b. Wisata budaya adalah wisata dengan kekayaan budaya sebagai obyek wisata
dengan penekanan pada aspek pendidikan.
Universitas Sumatera Utara

c. Ekowisata merupakan wisata berorientasi pada lingkungan untuk menjembatani kepentingan perlindungan sumberdaya alam (pesisir meliputi pantai dan lautan, pegunungan, kawasan konservasi) dan industry kepariwisataan (Armos, 2013). Wisata pantai merupakan kegiatan wisata yang mengutamakan
sumberdaya pantai dan budaya masyarakat pantai seperti rekreasi, olahraga, menikmati pemandangan dan iklim. Fandeli (2000) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan wisata bahari atau wisata pantai adalah wisata yang objek dan daya tariknya bersumber dari potensi bentang laut (seascape) maupun bentang darat pantai (coastal landscape). Kegiatan ekowisata bahari yang dapat dikembangkan dari wisata pantai adalah rekreasi pantai, panorama, resort/peristirahatan, berenang, berjemur, olahraga pantai (volley pantai, jalan pantai, dan lempar cakram), berperahu, memancing, dan wisata mangrove (Rakhmawaty, 2009).
Wisata pantai merupakan kegiatan wisata yang menjadikan wilayah pantai sebagai objek wisata dengan memanfaatkan sumberdaya alam pantai yang ada baik alami maupun buatan ataupun gabungan keduanya. Menurut Simond (1987) menyatakan bahwa obyek wisata pantai adalah elemen fisik dari pantai yang dapat dijadikan lokasi untuk melakukan kegiatan wisata, obyek tersebut yaitu: a. Pantai, merupakan daerah transisi antara daratan dan lautan. Pantai merupakan
primadona obyek wisata dengan potensi pemanfaatan, mulai dari kegiatan yang pasif sampai aktif. b. Permukaan laut, terdapatnya ombak dan angin sehingga permukaan tersebut memiliki potensi yang berguna dan bersifat rekreatif.
Universitas Sumatera Utara

c. Daratan sekitar pantai, merupakan daerah pendukung terhadap keadaan pantai yang berfungsi sebagai tempat rekreasi dan olahraga darat yang membuat para pengunjung akan lebih lama menikmatinya (Armos, 2013).
Pariwisata Institute of Tourisme in Britain (sekarang Tourism Society in Britain) di
tahun 1976 merumuskan Pariwisata adalah kepergian orang-orang sementara dalam jangka waktu pendek ke tempat-tempat tujuan di luar tempat tinggal dan bekerja sehari-harinya serta kegiatan-kegiatan mereka selama berada di tempattempat tujuan tersebut. Bentuk Pariwisata dapat dibagi menurut kategori dibawah ini antara lain Menurut asal wisatawan, Menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran, Menurut jangka waktu, Menurut jumlah wisatawan, Menurut alat angkut yang dipergunakan. Jenis-jenis pariwisata yang telah dikenal dewasa ini, antara lain : Wisata budaya, Wisata Kesehatan, Wisata Olahraga, Wisata Komersial, Wisata Industri, Wisata Politik, Wisata Konvensi, Wisata Sosial, Wisata Pertanian (Pendit, 1990).
Industri pariwisata merupakan salah satu sarana yang tepat dalam meningkatkan kemajuan ekonomi masyarakat baik lokal maupun global. Tidak dapat dipungkiri bahwa industri pariwisata merupakan sektor ekonomi yang memiliki pertumbuhan yang sangat cepat dibandingkan sektor ekonomi lainnya. Banyaknya lapangan pekerjaan dari industri pariwisata yang muncul mulai dari kegiatan pengadaan jasa akomodasi, rumah makan, layanan wisata, hingga bisnis cinderamata telah berhasil membantu pemerintah untuk mengurangi tingginya tingkat pengangguran. Sumbangan devisa bagi kas negara yang terus mengalir juga merupakan salah satu darnpak positif akibat perkembangan
Universitas Sumatera Utara

industripariwisata. Darnpak positif lain yang muncul dari industri pariwisata ini antara lain dapat terlihat dari segi sosial budaya. Pesatnya perkembangan industri pariwisata akan membawa pemahaman dan pengertian antar budaya melalui interaksi wisatawan (turis) dengan masyarakat lokal tempat daerah wisata tersebut berada. Adanya interaksi inilah para wisatawan dapat mengenal dan menghargai budaya masyarakat setempat dan juga memahami latar belakang kebudayaan lokal yang dianut oleh masyarakat tersebut (Amanda, 2009).
Wisata berbeda dengan perjalanan pada umumnya, karena suatu perjalanan dikatakan wisata apabila memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Bersifat sementara, dalam jangka waktu pendek (waktu yang ditentukan)
pelaku wisata akan kembali ke tempat asalnya. 2. Melibatkan beberapa komponen wisata, misalnya sarana transportasi,
akomodasi, restoran, objek wisata, toko cinderamata dan lain-lain. 3. Umumnya dilakukan dengan mengunjungi objek dan atraksi wisata daerah atau
bahkan negara secara berkesinambungan. 4. Perjalanan dilakukan dalam suasana santai. 5. Memilki tujuan tertentu yang pada dasarnya untuk mendapatkan kesenangan. 6. Tidak untuk mencari nafkah di tempat tujuan bahkan keberadaannya dapat
memberikan kontribusi pendapatan bagi masyarakat atau daerah yang dikunjungi karena uang yang dibelanjakannya dibawa dari tempat asal (Ramli, 2009).
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Pariwisata Menurut Igunawati (2010) faktor-faktor utama dan faktor lain yang
mempengaruhi permintaan pariwisata antara lain:
Universitas Sumatera Utara

a. Harga Harga yang tinggi pada suatu daerah tujuan wisata maka akan memberikan imbas/timbal balik pada wisatawan yang akan bepergian/calon wisata sehingga permintaan wisatapun akan berkurang begitupula sebaliknya.
b. Pendapatan Pendapatan suatu negara tinggi maka kecendrungan untuk memilih daerah tujuan wisata sebagai tempat berlibur akan semakin tinggi dan bisa jadi mereka membuat sebuah usaha pada daerah tujuan wisata (DTW) jika dianggap menguntungkan. Hal ini juga berlaku bagi individu. Apabila pendapatan individu tinggi, maka kecenderungan untuk memilih daerah tujuan wisata sebagai tempat berlibur akan semakin tinggi, begitu juga sebaliknya apabila pendapatan individu rendah, maka kecenderungan untuk memilih daerah tujuan wisata akan semakin rendah.
c. Sosial budaya Dengan adanya sosial budaya yang unik dan bercirikan atau dengan kata lain berbeda dari apa yang ada di negara calon wisata berasal maka peningkatan permintaan terhadap wisata akan tinggi hal ini akan membuat sebuah keingintahuan dan penggalian pengetahuan sebagai khasanah kekayaan pola pikir budaya mereka.
d. Sosial politik (sospol) Dampak sosial politik belum terlihat apabila keadaan daerah tujuan wisata (DTW) dalam situasi aman dan tenteram, tetapi apabila hal tersebut berseberangan dengan kenyataan maka Sospol akan sangat terasa pengaruhnya dalam terjadinya permintaan.
Universitas Sumatera Utara

e. Intensitas keluarga Banyak/sedikitnya keluarga juga berperan serta dalam permintaan wisata hal ini dapat diratifikasi bahwa jumlah keluarga yang banyak maka keinginan untuk berlibur dari salah satu keluarga tersebut akan semakin besar, hal ini dapat dilihat dari kepentingan wisata itu sendiri.
f. Harga barang substitusi Harga barang pengganti juga termasuk dalam aspek permintaan dimana barang-barang pengganti dimisalkan sebagai pengganti daerah tujuan wisata (DTW) yang dijadikan cadangan dalam berwisata seperti : Bali sebagai tujuan wisata utama di Indonesia akibat suatu dan lain hal Bali tidak dapat memberikan kemampuan dalam memenuhi syarat-syarat daerah tujuan wisata (DTW) sehingga secara tidak langsung wisatawan akan mengubah tujuannya kedaerah terdekat seperti Malaysia (Kuala Lumpur) dan Singapura.
g. Harga barang komplementer Merupakan sebuah barang yang saling membantu atau dengan kata lain barang komplementer adalah barang yang saling melengkapi dimana apabila dikaitkan dengan pariwisata barang komplementer ini sebagai obyek wisata yang saling melengkapi dengan obyek wisata lainnya. Faktor-faktor yang menentukan wisatawan untuk membeli jasa atau
mengunjungi obyek wisata yaitu: 1. Lokasi 2. Fasilitas 3.Citra / image 4. Harga / tarif
Universitas Sumatera Utara

5. Pelayanan Igunawati (2010) melihat bahwa faktor penting yang menentukan
permintaan pariwisata berasal dari komponen daerah asal wisatawan antara lain : 1. Jumlah penduduk (population size) 2. Kemampuan finansial masyarakat (financial means) 3. Waktu senggang yang dimiliki (leisure time) 4. Sistem transportasi 5. Sistem pemasaran pariwisata yang ada.
Suwantoro (1997) mengidentifikasi empat kelompok faktor yang mempengaruhi penentuan pilihan daerah tujuan wisata seperti: 1. Fasilitas: akomodasi, atraksi, jalan, tanda-tanda petunjuk arah. 2. Nilai estetis: pemandangan (panorama), iklim, tempat bersantai, cuaca. 3. Waktu/biaya: jarak dari tempat asal (rumah), waktu dan biaya perjalanan,
harga/tarif pelayanan. 4. Kualitas hidup: keramah tamahan penduduk dan bebas dari pencemaran (Ramli
2009).
Masyarakat Pesisir Kondisi masyarakat nelayan atau masyarakat pesisir merupakan kelompok
masyarakat yang relatif tertinggal secara ekonomi, sosial (khususnya dalam hal akses pendidikan dan layanan kesehatan), serta kultural dibandingkan dengan kelompok masyarakat lain. Kondisi masyarakat pesisir atau masyarakat nelayan diberbagai kawasan pada umumnya ditandai oleh adanya beberapa ciri seperti kemiskinan, keterbelakangan sosial-budaya, rendahnya sumber daya manusia (SDM) karena sebagian besar penduduknya hanya lulus sekolah dasar atau belum
Universitas Sumatera Utara

tamat sekolah dasar, lemahnya fungsi dari keberadaan Kelompok Usaha Bersama (KUB), Lembaga Keuangan Mikro (LKM), serta kapasitas berorganisasi masyarakat (Fedriansyah, 2008).
Berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat pesisir terdapat beberapa faktor yang menyebabkan mereka masih tertinggal antara lain keadaan sumberdaya alam yang semakin menipis, kurangnya budaya menabung dan mengelola keuangan keluarga, serta struktur ekonomi atau tata niaga yang belum kondusif bagi kemajuan dan kemakmuran nelayan (Dahuri dkk, 2001).
Peningkatan pendapatan mengakibatkan perubahan perilaku masyarakat yang ke arah konsumtif, pemikiran yang lebih maju dan merubah perilaku sosial secara menyeluruh. Perubahan tersebut dapat bersifat positif yaitu menanggapi perubahan sebagai suatu tantangan untuk maju atau sebagai motivasi untuk lebih baik, namun dapat sebaliknya menjadi negatif jika tanggapan perubahan menjadikan dirinya apriori, apatis, acuh tak acuh dan sebagainya yang justru menjadikan dirinya semakin terpuruk (Manumono, 2008).
Indeks kesesuaian wisata Analisis kesesuaian wilayah sebagai kawasan wisata pantai adalah analisis
untuk mengetahui kecocokan dan kemampuan kawasan menyangga segala macam aktivitas wisata. Analisis ini sangat diperlukan untuk pengembangan kawasan ekowisata yaitu untuk melakukan pengendalian, memperkirakan dampak lingkungan, dan pembatasan pengelolaan sehingga tujuan wisata menjadi selaras. Menentukan kesesuaian wilayah merupakan pola pikir yang mengarah pada pertimbangan bahwa berapa pun besarnya daya tarik dari suatu lokasi wisata, secara ekologis tetap memiliki keterbatasan sehingga jumlah dan frekuensi
Universitas Sumatera Utara

kunjungan dalam satu ruang dan waktu harus disesuaikan dengan kaidah yang berlaku. Analisis kesesuaian wilayah dikaitkan dengan kegiatan di sekitar pantai seperti berjemur, bermain pasir, wisata olahraga, berenang, dan aktivitas lainnya. Analisis dilakukan dengan mempertimbangkan 10 parameter yang memiliki empat klasifikasi penilaian. Parameter tersebut antara lain kedalaman perairan, tipe pantai, lebar pantai, material dasar perairan, kecepatan arus, kemiringan pantai, kecerahan perairan, penutupan lahan pantai, biota berbahaya, dan ketersediaan air tawar. Kegiatan wisata pantai merupakan semua aktivitas yang berlangsung di kawasan pantai seperti menikmati keindahan alam pantai, olahraga, berenang, berkemah, dan aktivitas lainnya(Umam, 2010).
Daya dukung kawasan (DDK) Analisis daya dukung ditujukan pada pengembangan wisata bahari dengan
memanfaatkan potensi sumberdaya pesisir, pantai dan pulau-pulau kecil secara lestari. Mengingat pengembangan wisata bahari tidak bersifat mass tourism, mudah rusak, dan ruang untuk pengunjung sangat terbatas, maka perlu penentuan daya dukung kawasan. Metode yang diperkenalkan untuk menghitung daya dukung pengembangan ekowisata alam adalah dengan menggunakan konsep Daya Dukung Kawasan (DDK). DDK adalah jumlah maksimum pengunjung yang secara fisik dapat ditampung di kawasan yang disediakan pada waktu tertentu tanpa menimbulkan gangguan pada alam dan manusia (Umam, 2010).
Metode Biaya Perjalanan (Travel Cost Method) Konsep teori pendekatan biaya perjalanan menilai manfaat yang diperoleh
konsumen dalam memanfaatkan barang lingkungan walaupun tempat rekreasi
Universitas Sumatera Utara

tidak memungut bayaran masuk atau tarif pemanfaatan. Konsumen datang dari berbagai daerah untuk menghabiskan waktu di tempat rekreasi tentu akan mengeluarkan biaya perjalanan ke tempat rekreasi tersebut. Disini pendekatan biaya perjalanan mulai berfungsi karena makin jauh tempat tinggal seseorang yang datang memanfaatkan fasilitas tempat rekreasi maka makin kurang harapan pemanfaatan atau permintaan tempat rekreasi tersebut (Hufschmidt, 1987).
Secara prinsip metode biaya perjalanan ini mengkaji biaya yang dikeluarkan setiap individu untuk mendatangi tempat-tempat rekreasi misalnya, untuk menyalurkan hobi memancing di pantai, seorang konsumen akan mengorbankan biaya untuk mendatangi tempat tersebut. Dengan mengetahui pola pengeluaran dari konsumen ini, dapat dikaji berapa nilai (value) yang diberikan konsumen kepada sumber daya alam dan lingkungan. Asumsi mendasar yang digunakan pada pendekatan Biaya Perjalananadalah bahwa utilitas dari setiap konsumen terhadap aktivitas misalnya rekreasi bersifat dapat dipisahkan (separable). Oleh karena itu, fungsi permintaan kegiatan rekreasi tersebut tidak dipengaruhi oleh permintaan kegiatan lainnya seperti menonton, berbelanja, dan lain-lain. Metode Biaya Perjalananini dilakukan dengan menggunakan informasi tentang jumlah uang yang dikeluarkan untuk mencapai tempat rekreasi untuk mengestimasi besarnya nilai benefit dari upaya perubahan kualitas lingkungan dari tempat rekreasi yang dikunjungi (Igunawati, 2010).
Metode biaya perjalanan sebagai suatu metode yang digunakan untuk menilai suatu sumberdaya yang tidak memiliki nilai pasar (nonmarketresources) dapat memodelkan permintaan terhadap jasa lingkungan yang berupa kegiatan rekreasi (Haab dan McConnell, 2002). Menurut Fauzi (2004), Metode Biaya
Universitas Sumatera Utara

Perjalanan (TCM) digunakan untuk menganalisis permintaan terhadap rekreasi di alam terbuka (outdoor recreation), seperti memancing, berburu, hiking dan sebagainya. Secara prinsip metode ini mengkaji biaya yang dikeluarkan setiap individu untuk mendatangi tempat-tempat rekreasi di atas. Seorang konsumen misalnya untuk menyalurkan hobi memancing di pantai akan mengorbankan biaya dalam bentuk waktu dan uang untuk mendatangi tempat tersebut. Kita bisa mengkaji berapa nilai (value) yang diberikan konsumen kepada sumberdaya alam dan lingkungan dengan mengetahui pola ekspenditur dari konsumen tersebut (Firandari, 2009).
Kesediaan Membayar (Willingness To Pay) Menurut Amanda (2009) menyatakan bahwa Besarnya nilai WTP dapat
dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Hal ini dapat dilakukan melalui wawancara dengan tatap muka, perantara telepon, atau dengan menggunakan surat. Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk memperoleh nilai WTP, yaitu : a. Bidding Game, yaitu metode tawar-menawar dimana responden ditawarkan
sebuah nilai tawaran yang dimulai dari nilai terkecil hingga nilai terbesar hingga mencapai nilai WTP maksimum yang sanggup dibayarkan oleh responden. b. Closed-ended Referendum, yaitu metode dengan memberikan sebuah nilai tawaran tunggal kepada responden, baik responden setuju ataupun responden tidak setuju dengan nilai tersebut.
Universitas Sumatera Utara

c. Payment Card, yaitu suatu nilai tawaran disajikan dalam bentuk kisaran nilai yang dituangkan dalam sebuah kartu yang mungkin mengindikasikan tipe pengeluaran responden terhadap barang/jasa publik yang diberikan.
d. Open-ended Question, yaitu suatu metode pertanyaan terbuka tentang WTP maksimum yang sanggup mereka berikan dengan tidak adanya nilai tawaran sebelumnya. Setelah data-data nilai WTP terkumpul tahap selanjutnya adalah
perhitungan nilai tengah (median) dan/atau nilai rata-rata (mean) dari WTP tersebut. Perhitungan nilai penawaran menggunakan nilai rata-rata, maka akan diperoleh nilai yang lebih tinggi dari yang sebenarnya, oleh karena itu lebih baik menggunakan nilai tengah agar tidak dipengaruhi oleh rentang penawaran yang cukup besar. Nilai tengah penawaran selalu lebih kecil daripada nilai rata-rata penawaran.
Kurva WTP dapat diperkirakan dengan menggunakan nilai WTP sebagai variabel dependen dan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tersebut sebagai variabel independen. Kurva WTP tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan perubahan nilai WTP karena perubahan sejumlah variabel independen yang berhubungan dengan mutu lingkungan. Selain itu, kurva WTP dapat pula digunakan untuk menguji sensitivitas jumlah WTP terhadap variasi perubahan mutu lingkungan.
Penjumlahan data merupakan proses dimana rata-rata penawaran dikonversikan terhadap total populasi yang dimaksud. Keputusan dalam penjumlahan data ditentukan oleh :
Universitas Sumatera Utara

a. Pilihan terhadap populasi yang relevan. Tujuannya untuk mengidentifikasi semua pihak yang utilitasnya dipengaruhi secara signifikan oleh kebijakan yang baru dan semua pihak yang memiliki batas politik yang relevan, dimana dipengaruhi oleh kebijakan baru tersebut.
b. Berdasarkan rata-rata contoh ke rata-rata populasi. Nilai rata-rata contoh dapat digandakan oleh jumlah rumah tangga dalam populasi N, meskipun akan timbul kebiasaan, sebagai contoh adanya tingkat pendapatan tertinggi dan terendah. Jika variabel telah dimasukkan ke dalam kurva penawaran, estimasi rata-rata populasi μ, dapat diturunkan dengan memasukkan nilai populasi yang relevan ke dalam kurva penawaran. Nilai ini dapat digandakan dengan N.
c. Pilihan dari pengumpulan periode waktu yang menghasilkan manfaat. Hal ini bergantung pada pola CVM yang akan digunakan. Pada setiap kasus dari aliran manfaat dan biaya dari waktu ke waktu cukup panjang, masyarakat dikonfontasikan dengan keperluan penggunaan preferansi saat ini untuk mengukur tingkat preferensi di masa depan, sebagaimana adanya implikasi discounting (Amanda, 2009).
Universitas Sumatera Utara

METODE PENELITIAN
Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di pantai Sri Mersing, Kabupaten serdang
Bedagai, Pantai Sri Mersing berada di Desa Pantai Cermin Kecamatan Pantai Cermin Kiri Kabupaten Serdang Bedagai. Pantai yang memiliki luas area 22.000 m2ini bersebelahan dengan pantaiKuala Putridan Indosatyangterletak pada koordinat 30037’59.38” LU dan 990000’59.04” BT dapat dilihat pada Gambar 2. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja,dengan pertimbangan bahwa kawasan wisata Pantai Sri Mersing merupakan salah satu objek yang diunggulkan di sepanjang kawasan Serdang Berdagai. Pengambilan data primer dilakukan mulai bulan Agustus 2014 hingga September 2014.
Gambar 2. Lokasi Pantai Sri Mersing yang dijadikan lokasi Penelitian
Universitas Sumatera Utara

Bahan dan Alat Adapun alat yang digunakan adalah kalkulator, alat tulis, kamera digital,
tali plastik, GPS, keping sechi, bola plastik, waterpass. Bahan dan objek penelitian ini adalah kuisioner terhadap pengunjung/wisatawan yang datang berkunjung kelokasi wisata Pantai Sri Mersing.
Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer
dan data sekunder, baik secara kuantitatif maupun kualitatif yang diolah dan diinterpretasikan secara deskriptif. Data primer dilakukan dengan cara pengisian kuisioner oleh responden dan observasi lapang. Data primer meliputi karakteristik pengunjung objek wisata Pantai Sri Mersing, Biaya yang dikeluarkan Pengunjung untuk menikmati Objek Wisata termasuk Biaya Perjalanan dan Kesediaan Membayar di Pantai Sri Mersing.
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari informasi dari pihak pengelola, instansi terkait Kabupaten Serdang Berdagai dan studi literatur atau referensi lainnya yang berupa jurnal, skripsi, serta penyusuran data melalui internet.
Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
dengan cara: 1. Studi kepustakaan yaitu merupakan satu cara untuk memperoleh data dengan
cara membaca literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang diteliti.
Universitas Sumatera Utara

2. Metode dokumentasi, merupakan teknik pengumpulan data dengan mengambil data yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang diteliti dari hasil publikasi lembaga-lembaga atau intansi pemerintah, organisasi lainnya, seperti Dinas Pariwisata, BPS, Pihak Pengelola dan lainnya.
3. Kuisioner, yaitu cara pengumpulan data dengan memberi kuisioner kepada responden yang akan dijadikan sampel untuk memperoleh data yang dibutuhkan dengan bantuan daftar pertanyaan yang telah ditentukan sebelumnya.

Teknik Pengambilan Sampel

Responden dipilih denganmenggunakan metode purposive sampling,

dimana peneliti memiliki kebebasanuntuk memilih siapa saja yang ditemui hal ini

relatif lebih mudah cepat sertamenghemat biaya, namun tentunya dengan

menjamin tingkat ketelitian.Responden yang terpilih adalah pengunjung lokal dan

pengunjung yang datangsecara kerombongan hanya dipilih beberapa orang saja

sebagai wakil rombongan.Penentuan sampelnya dicari dengan memakai rumus

Slovin (Amanda, 2009) yaitu:

Keterangan :

N
n= 1+ N (e)2

n : Jumlah sampel yang akan diteliti

N :Jumlah populasi yang datang berkunjung ke kawasan wisata

E :Nilai kritis yang di inginkan, 15 %

Metode pengambilan contoh responden untuk masyarakat sekitar

menggunakan metode purposive sampling, dengan pertimbangan kriteria

Universitas Sumatera Utara

responden terpilih adalah masyarakat yang mengetahui keberadaan objek wisata Pantai Sri Mersing, sehat jasmani dan rohani.

Indeks Kesesuaian Wisata (IKW)

Kegiatan wisata yang akan dikembangkan hendaknya disesuaikan

denganpotensi sumberdaya dan peruntukannya. Setiap kegiatan wisata

mempunyaipersyaratan sumberdaya dan lingkungan yang sesuai obyek wisata

yang akandikembangkan.Analisis kesesuaian wisata menggunakan matriks

kesesuaian yang disusun berdasarkan kepentingan setiap parameter untuk

mendukung kegiatan pada daerah tersebut. Kriteria Kesesuaian Wisata Untuk

Wisata Pantai disajikan pada tabel 3.Kriteria Kesesuaian Wisata Untuk Wisata

Berenang disajikan pada tabel 4. Rumus yang digunakan untuk kesesuaian wisata

rekreasi pantai adalah (Yulianda, 2007):
IKW = ∑� �x 100%

Keterangan:

IKW

: Indeks kesesuaian ekosistem untuk wisata rekreasi pantai

Ni :Nilai parameter ke-i (Bobot x Skor).

Nmaks

:Nilai maksimum dari kategori wisata rekreasi pantai.

Berdasarkan matriks kesesuaian, selanjutnya dilakukan penyusunan kelas-

kelas kesesuaian untuk kegiatan wisata rekreasi pantai. Dalam penelitian ini kelas

kesesuaian dibagi menjadi 3 kelas kesesuaian meliputi sangat sesuai (S1), sesuai

(S2) dan tidak sesuai (S3).

S1 : Sangat sesuai dengan nilai 80 – 100 %

S2 : Cukup Sesuai dengan nilai 60 -