Liabilitas Imbalan Kerja Karyawan Employee Benefit Liabilities

are in Indonesian language. PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN lanjutan Untuk Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 dan 2011 Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS continued For The Six Months Period Ended June 30, 2012 and 2011 Expressed in Millions of Rupiah, Unless Otherwise Stated 23 Pendapatan dan Beban Bunga Interest Income and Expense Untuk semua instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, pendapatan atau biaya bunga dicatat dengan menggunakan metode Suku Bunga Efektif ”SBE”, yaitu suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat, untuk nilai tercatat bersih dari aset keuangan atau liabilitas keuangan. For all financial instruments measured at amortized cost, interest income or expense is recorded using the Effective Interest Rate “EIR”, which is the rate that exactly discounts the estimated future cash payments or receipts through the expected live of the financial instrument or a shorter period, where appropriate, to the net carrying amount of the financial asset or liability. Beban diakui pada saat terjadinya dasar akrual. Expenses are recognized when incurred accrual basis. n. Liabilitas Imbalan Kerja Karyawan n. Employee Benefit Liabilities Perusahaan dan Entitas Anak mengakui liabilitas imbalan kerja karyawan sesuai dengan Undang-undang No. 132003 tanggal 25 Maret 2003 tentang “Ketenagakerjaan” UU No. 132003 sesuai dengan PSAK No. 24 Revisi 2004, “Akuntansi Imbalan Kerja”. Berdasarkan UU No. 132003, Perusahaan dan Entitas Anak diharuskan membayar imbalan kerja karyawan jika kondisi tertentu dalam UU No. 132003 tersebut terpenuhi. The Company and Subsidiaries recognize employee benefit liabilities in accordance with Labor Law No. 132003 dated March 25, 2003 “Labor Law No. 132003” as accounted for under SFAS No. 24 Revised 2004, “Employee Benefits”. Based on Labor Law No. 132003, the Company and Subsidiaries are required to pay compensation benefits if certain conditions stated in Labor Law No. 132003 are met. Dalam PSAK No. 24 Revisi 2004, biaya untuk penyediaan imbalan kerja berdasarkan UU No. 132003 ditentukan dengan menggunakan metode penilaian aktuaria “Projected Unit Credit”. Keuntungan dan kerugian aktuarial diakui sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi bersih dari keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi 10 dari nilai kini liabilitas imbalan pasti pada tanggal tersebut. Keuntungan dan kerugian aktuarial ini diakui secara garis lurus selama perkiraan rata-rata sisa masa kerja karyawan. Selanjutnya, biaya jasa lalu yang timbul dari penerapan suatu program imbalan pasti atau perubahan-perubahan dalam utang imbalan kerja program yang sudah ada diamortisasi sampai imbalan tersebut telah menjadi hak karyawan. Under SFAS No. 24 Revised 2004, the cost of providing employee benefits under UU No. 132003 is determined using the “Projected Unit Credit” actuarial valuation method. Actuarial gains and losses are recognized as income or expense when the net cumulative unrecognized actuarial gains and losses at the end of the previous reporting year exceeded 10 of the present value of the defined benefit obligation at that date. These actuarial gains or losses are recognized on a straight-line basis over the expected average remaining working lives of the employees. Further, past-service costs arising from the introduction of a defined benefit plan or changes in the benefit payable of an existing plan are required to be amortized over the period until the benefits concerned become vested. o. Instrumen Keuangan o. Financial Instruments