Prosedur Pelaporan Pencatatan Pelayanan KIA

pengetahuan baik persentasenya lebih besar didapatkan pada responden yang patuh 54,8. Sedangkan pada responden dengan pengetahuan kurang baik lebih besar didapatkan pada responden yang kurang patuh 54,5. Berdasarkan hasil uji hipotesis variabel pengetahuan yang dilakukan dengan menggunakan uji Chi Square test diperoleh nilai continuity correction = 0,322 dengan p-value = 0,570 p 0,05, yang dapat diartikan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, berarti tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan dalam pelaporan pencatatan pelayanan KIA. Dari hasil kuesioner dan wawancara kepada bidan koordinator dapat diketahui bahwa sebagian besar pengetahuan BPS sudah baik, namun hasil uji hipotesis mengatakan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dan kepatuhan. Hal ini berarti menunjukkan bahwa sebenarnya bidan sudah mengetahui dan memahami tentang adanya program ini, hanya saja dalam mengumpulkan laporan dan pengisian form pencatatan pelayanan KIA yang masih kurang tepat.

F. Prosedur Pelaporan Pencatatan Pelayanan KIA

1. Diskripsi persepsi tentang prosedur pelaporan pencatatan pelayanan KIA Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Responden tentang Prosedur Pelaporan Pencatatan Pelayanan KIA di Kab. Blitar Tahun 2009 SS S R TS STS No. Persepsi responden tentang Prosedur Pelaporan Pencatatan Pelayanan KIA F f f f f 1 Pencatatan playanan kunjungan KIA trlalu rumit karena terdapat kolom-kolom yg harus diisi 1 1.3 28 37.3 0 0 32 42.7 14 18.7 2 Prosedur pelap. pcatatan susah diterapkan BPS karena harus tepat waktu diisi lengkap 0 22 29.3 1 1.3 39 52 13 17.3 3 Prosedur pelaporan bulanan BPS sedikit merepotkan karena bidan harus datang ke pusk. 1 1.3 18 24 2 2.7 44 58.7 10 13.3 4 Bidan koordinator Puskesmas. sebaiknya Mendatangi Klinik BPS untuk mengambil laporan bulanan 4 5.3 31 41.3 0 0 27 36 13 17.3 sambungan tabel SS S R TS STS No. Persepsi responden tentang Prosedur Pelaporan Pencatatan Pelayanan KIA f f f f f 5 Prosedur pelaporan pencatatan pelayanan kunjungan KIA agak mempersulit saya 0 6 8 2 2,7 58 77,3 9 12 6 Form pelaporan pengisian laporan pencatatan Kunjungan KIA mudah dipahami bidan 12 16 45 60 2 2,7 16 21,3 0 0 7 Prosedur pencatatan seharusnya tidak perlu dilakukan setiap bulan 4 5,3 19 25,3 1 1,3 39 52 12 16 Ket; SS: Sangat setuju, S: Setuju, R: Ragu-ragu, TS: Tidak setuju, STS: Sangat tidak setuju Dari distribusi jawaban responden diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju terhadap poin-poin pernyataan yang bersifat unfavorable tentang prosedur pelaporan. Yang bisa diartikan bahwa responden tidak setuju bahwa prosedur pelaporan pencatatan dikatakan mempersulit tugas bidan 89,3, prosedur dikatakan merepotkan karena BPS harus datang ke Puskesmas 72 dan prosedur pelaporan dikatakan susah diterapkan 69,3. Dengan demikian dapat diketahui bahwa sebenarnya responden sudah mengetahui dan setuju dengan prosedur pelaporan pencatatan KIA yang telah dibuat oleh Dinas kesehatan. Menurut Kepmenkes RI 2007 prosedur pelaporan pencatatan pelayanan kunjungan KIA adalah bidan harus merekap jumlah pasien yang ditangani perbulan dan melengkapi form yang telah disediakan oleh Dinas kesehatan. Selanjutnya melaporkan laporan bulanan tersebut ke puskesmas dengan tepat waktu. Kemudian akan direkap oleh bidan koordinator puskesmas dan diserahkan ke Dinas kesehatan Kabupaten. Berikutnya laporan tersebut diserahkan ke Dinas kesehatan propinsi. Dari hasil distribusi frekuensi jawaban responden diatas, setelah dilakukan uji normalitas diketahui bahwa data berdistribusi normal p-value = 0,056 0,05, maka pengkategorian variabel bebas ini menggunakan nilai mean. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Prosedur Pelaporan Pencatatan Pelayanan KIA di Kab. Blitar Tahun 2009 No. Prosedur Pelaporan Pencatatan Pelayanan KIA f 1 Baik 39 52 2 Kurang baik 36 48 Jumlah 75 100 Dari hasil kategorisasi diketahui bahwa lebih besar presentase responden yang memiliki persepsi baik tentang prosedur pelaporan pencatatan pelayanan KIA 52 daripada responden yang memiliki persepsi kurang baik 48. 2. Hubungan prosedur dengan kepatuhan BPS Setelah dilakukan kategorisasi selanjutnya dilakukan uji bivariat untuk mengetahui hubungan antara prosedur dan kepatuhan. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.13 Tabel Silang Hubungan Prosedur dengan Kepatuhan dalam Pelaporan Pencatatan Pelayanan KIA di Kab.Blitar Tahun 2009 Kepatuhan Patuh Kurang patuh Total Prosedur f f f Baik 27 64,3 12 36,4 39 52 Kurang baik 15 35,7 21 63,6 36 48 Total 42 100 33 100 75 100 p-value = 0,030 Pola sebaran data pada tabel diatas menunjukkan pola hubungan yang normal artinya ada hubungan antara prosedur dengan kepatuhan. Presentase responden dengan persepsi prosedur pelaporan baik lebih besar didapatkan pada responden yang patuh 64,3. Sedangkan pada responden dengan persepsi prosedur kurang baik didapatkan pada responden yang kurang patuh 63,6. Berdasarkan hasil uji hipotesis variabel prosedur yang dilakukan dengan menggunakan uji Chi Square test diperoleh nilai continuity correction = 4,708 dengan p-value = 0,030 p 0,05, dapat diartikan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti ada hubungan antara prosedur dengan kepatuhan BPS dalam pelaporan pencatatan pelayanan KIA. Prosedur adalah rangkaian suatu tata kerja yang berurutan, tahap demi tahap dan jelas menunjukkan jalan atau arus yang harus ditempuh, dari mana pekerjaan berasal dan kemana diteruskan. Grilli dan Lomas 1994 menyatakan bahwa karyawan cenderung tidak mematuhi standar bila prosedur yang ada cukup rumit dan sulit dilaksanakan .24

G. Motivasi BPS