didapatkan pada responden yang patuh 64,3. Sedangkan pada responden dengan persepsi prosedur kurang baik didapatkan pada
responden yang kurang patuh 63,6. Berdasarkan hasil uji hipotesis variabel prosedur yang dilakukan
dengan menggunakan uji Chi Square test diperoleh nilai continuity correction = 4,708 dengan p-value = 0,030 p 0,05, dapat diartikan bahwa Ho ditolak
dan Ha diterima, yang berarti ada hubungan antara prosedur dengan kepatuhan BPS dalam pelaporan pencatatan pelayanan KIA.
Prosedur adalah rangkaian suatu tata kerja yang berurutan, tahap demi tahap dan jelas menunjukkan jalan atau arus yang harus ditempuh, dari
mana pekerjaan berasal dan kemana diteruskan. Grilli dan Lomas 1994 menyatakan bahwa karyawan cenderung tidak mematuhi standar bila
prosedur yang ada cukup rumit dan sulit dilaksanakan
.24
G. Motivasi BPS
1. Diskripsi motivasi BPS dalam pelaporan pencatatan pelayanan KIA Tabel
4.15 Distribusi Jawaban Responden tentang Motivasi dalam
Pelaporan Pencatatan Pelayanan KIA di Kab.Blitar Tahun 2009
SS S R TS STS
No Motivasi Pelaporan Pencatatan
Pelayanan KIA f
f f f f 1
Saya berusaha memperbaiki kinerja dalam melakukan pcatatan KIA dgn benar tepat wkt
48 64 24 32 0 0 3 4 0 0
2 Saya selalu ingin melaksanakan pelaporan
pencatatan pelayanan KIA dengan tepat waktu 40
53.3 33 44 0 0 2 2.7 0 0 3
Saya barusaha memperbaiki kinerja dalam pelaporan pencatatan dgn penuh kesadaran
36 48 39 52 0 0 0 0 0 0
4 Seharusnya ada penghargaan khusus untuk
tugas pelaporan pencatatan pelayanan KIA 36
48 22 29.3 4 5.3 13 17.3 0 0 5
Ketersediaan format pencatatan sangat penting Karena membantu kelancaran tugas
42 56 30 40 0 0 3 4 0 0
6 Saya ingin ikut membantu kelancaran tugas
bidan koordinator dgn datang ke Puskesmas 27
36 48 64 0 0 0 0 0 0 7
Saya merasa bersalah bila tidak melaporkan pencatatan KIA dgn lengkap tepat waktu
25 33.3 47 62.7 0 0 3 4 0 0
8 Saya sangat menyadari pelaporan pencatatan
pelayanan KIA adalah kewajiban 30
40 42 56 1 1.3 2 2.7 0 0
sambungan tabel
SS S R TS STS
No Motivasi Pelaporan Pencatatan
Pelayanan KIA f
f f f f 9
Dengan adanya sangsi maka saya akan melaporkan pencatatan KIA lengkap tepat wkt
19 25,3 25 33,3 5 6,7 17 22,7 9 12
10 Saya ingin dianggap sbg bidan patuh bila dapat
melaporkan pencatatan pelayanan KIA tepat wkt 28
37,3 33 44 2 2,7 11 14,7 1 1,3
Ket; SS: Sangat setuju, S: Setuju, R: Ragu-ragu, TS: Tidak setuju, STS: Sangat tidak setuju
Dari distribusi jawaban responden diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab setuju dan sangat setuju terhadap
poin-poin pernyataan tentang motivasi. Yang bisa diartikan bahwa responden selalu ingin melaksanakan pelaporan pencatatan pelayanan
KIA dengan tepat waktu 97, selalu berusaha memperbaiki kinerja dalam melakukan pelaporan pencatatan pelayanan KIA 96, dan
ketersediaan format pelaporan sangat penting karena membantu kelancaran tugas 96. Namun sebaliknya tidak sedikit pula responden
yang menyatakan tidak setuju atas pernyataan dengan diberlakukannya sangsi maka akan melaporkan pencatatan pelayanan KIA dengan lengkap
dan tepat waktu 34,7. Hasil ini sesuai dengan teori Azwar, bahwa motivasi ialah upaya untuk
menimbulkan dorongan dan pembangkit tenaga pada seseorang ataupun sekelompok masyarakat yang mau berbuat dan bekerjasama secara optimal
dalam melaksanakan sesuatu yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.14 Sedangkan menurut Heidjrachman, pada
garis besarnya motivasi yang diberikan bisa dibagi menjadi dua yaitu motivasi positif dan motivasi negatif. Motivasi positif adalah proses untuk
mencoba mempengaruhi orang lain agar menjalankan sesuatu yang kita inginkan dengan cara memberikan kemungkinan untuk mendapatkan
hadiah. Sedangkan motivasi negatif adalah proses untuk mempengaruhi seseorang agar mau melakukan sesuatu yang kita inginkan lewat ancaman,
apabila seseorang tidak melakukan sesuatu yang kita inginkan mungkin akan kehilangan sesuatu bisa kehilangan pengakuan, uang atau mungkin
jabatan
.23
Dari hasil distribusi frekuensi jawaban responden, setelah dilakukan uji normalitas diketahui bahwa data berdistribusi tidak normal p-value = 0,0001
0,05, maka pengkategorian variabel bebas ini menggunakan nilai median. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.16 Distribusi Frekuensi Motivasi dalam Pelaporan Pencatatan Pelayanan KIA di Kab.Blitar Tahun 2009
No. Motivasi Pelaporan Pencatatan Pelayanan KIA
f 1
Baik 39
52 2
Kurang baik 36
48 Jumlah
75 100
Penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang memiliki motivasi baik dalam pelaporan pencatatan pelayanan KIA adalah 52. Walaupun
motivasi responden yang tergolong dalam kategori baik lebih besar daripada yang kurang baik, namun persentase responden yang motivasinya kurang
baik juga tetap harus diperhatikan, karena persentasenya cukup tinggi 48.
2. Hubungan motivasi dengan kepatuhan Setelah dilakukan kategorisasi selanjutnya dilakukan uji bivariat untuk
mengetahui hubungan antara motivasi yang dimiliki oleh responden dan kepatuhan responden dalam pelaksanaan pelaporan pencatatan pelayanan
KIA. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.17 Tabel Silang Hubungan Motivasi dengan Kepatuhan dalam Pelaporan Pencatatan Pelayanan KIA di Kab. Blitar Tahun 2009
Kepatuhan Patuh
Kurang patuh
Total Motivasi
f f f Baik
31 73,8
8 24,2
39 52
Kurang baik 11
26,2 25
75,8 36
48 Total
42 100 33 100 75 100
p-value = 0,0001
Pola sebaran data pada tabel diatas menunjukkan pola hubungan yang normal. Artinya terdapat hubungan antara motivasi dengan kepatuhan
dalam pelaporan pencatatan pelayanan KIA. Responden dengan motivasi baik presentasenya lebih besar didapatkan pada responden yang patuh
73,8. Sedangkan pada responden dengan motivasi yang kurang baik didapatkan pada responden yang kurang patuh 75,8.
Berdasarkan hasil uji hipotesis variabel motivasi yang dilakukan dengan menggunakan uji Chi Square test diperoleh nilai continuity correction
= 16,259 dengan p-value = 0,0001 p 0,05, yang dapat diartikan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, berarti ada hubungan antara motivasi dengan
kepatuhan dalam pelaporan pencatatan pelayanan KIA. Adanya pola hubungan yang positif antara motivasi dengan kepatuhan BPS tersebut
diperkuat dengan pernyataan bidan koordinator seperti berikut :
Dari hasil wawancara dengan bidan koordinator tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden sudah memiliki kemauan
Kotak Dialog 2 Kemauan BPS untuk mengumpulkan laporan bulanan sudah bagus, karena
setiap bulannya laporan sudah dikumpulkan hanya saja tidak tepat waktu. Tapi ada juga beberapa bidan yang sudah disiplin dan selalu mengumpulkan
laporan tepat waktu.
Informan 1
dalam melaksanakan pelaporan pencatatan pelayanan KIA, hal ini ditunjukkan dengan responden sudah mau mengumpulkan laporan tiap
bulan. Akan tetapi masih terdapat responden yang belum sepenuhnya dapat dikatakan memiliki motivasi yang bagus, karena masih sering terlambat
dalam mengumpulkan laporan. Oleh karena itu bidan koordinator juga ikut serta dalam meningkatkan motivasi BPS.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan pendapat yang dikemukakan Mangkunegara bahwa manajer memegang peran yang penting dalam
memotivasi staf untuk mencapai tujuan organisasi. Untuk hal tersebut, peranan kepemimpinan, motivasi staf, kerja sama dan komunikasi
merupakan hal pokok yang perlu mendapat perhatian para manajer organisasi.23 Dengan motivasi yang tepat maka para karyawan akan
terdorong untuk berbuat semaksimal mungkin dalam melaksanakan tugasnya. Ini disebabkan karena yang bersangkutan mempunyai keyakinan
bahwa dengan keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan dan berbagai sasarannya, maka kepentingan-kepentingan pribadi para anggota
tersebut akan tercapai.
22
H. Supervisi