Korelasi Spearman Fitness Kromosom K1 Crossover Mutasi

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 SENTIKA 2016 ISSN: 2089-9815 Yogyakarta, 18-19 Maret 2016 digunakan untuk menghitung korelasi rank Spearman ditunjukkan pada Persamaan 1: 1 6 1 2 2 ¦ n n di rs 1 Dimana: rs = korelasi rank Spearman di = selisih peringkat data ke-i n = jumlah data Contoh perhitungan nilai dengan solusi yang didapat dari agoritma genetika ditunjukkan pada Tabel 2. Pada Tabel 2 dijelaskan cara penghitungan nilai dengan pembobotan hasil algoritma genetika yaitu dengan cara mengalikan hasil jawaban pilihan ganda yang diperoleh peserta didik Si dengan bobot dari hasil generate algoritma genetika Bi. Cara yang sama juga digunakan untuk menghitung nilai pada hasil ujian peserta didik yang lain. Bobot yang dipakai untuk contoh adalah kromosom K1. Setelah nilai selesai dihitung, maka akan dilakukan perhitungan fitness menggunakan korelasi Spearman yang ditunjukkan pada Tabel 3. Pada Tabel 3 dijelaskan proses penghitungan fitness dari kromosom K1 untuk hasil ujian 10 peserta didik. Pada contoh perhitungan ini dimisalkan ada 10 soal pilihan ganda dengan 9 jawaban benar dan 1 jawaban salah yang letaknya berada pada nomor yang berbeda. Tabel 2. Contoh Perhitungan Nilai dengan Solusi Kromosom K1 Kromosom Gen 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 K1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 4 4 3 6 7 5 10 9 8 BiSi 4 4 3 6 7 5 10 9 8 ™BiSi 56 Tabel 3. Penghitungan Fitness pada Kromosom K1 Peserta Didik ™BiSi Peringkat GA Peringkat Sebenarnya di di 2 1 56 1 1 2 54 3.5 2 1.5 2.25 3 54 3.5 3 0.5 0.25 4 55 2 4 -2 4 5 52 6 5 1 1 6 51 7 6 1 1 7 53 5 7 -2 4 8 48 10 8 2 4 9 49 9 9 10 50 8 10 -2 4 ™di 2

20.5 Korelasi Spearman Fitness Kromosom K1

0.8757576 Hasil dari penghitungan fitness pada semua kromosom ditampilkan pada Tabel 4. Tabel 4. Fitness Setiap Kromosom Individu Fitness K1 0.875757576 K2 0.184848485 K3 0.145454545 K4 0.542424242 Tabel 4. Fitness Setiap Kromosom Lanjutan K5 0.351515152 K6 0.127272727 K7 0.403030303 K8 0.021212121 K9 0.112121212 K10 0.042424242 Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 SENTIKA 2016 ISSN: 2089-9815 Yogyakarta, 18-19 Maret 2016

2.4 Crossover

Crossover dilakukan untuk membentuk kromosom baru atau offspring dari proses persilangan dua kromosom Mahmudy, 2014. Mekanisme crossover yang dipakai adalah crossover banyak titik atau multi cut point crossover. Langkah pertama yaitu tentukan crossover rate cr, dalam penelitian ini digunakan cr yang digunakan yaitu 0.95. Nilai ini menyatakan jumlah offspring yang dihasilkan pada proses crossover, sehingga jumlah offspring yang dihasilkan sebanyak cr x popSize Mahmudy, 2014. Setelah itu siapkan sepasang kromosom yang digunakan sebagai induk yang dipilih secara random. Tentukan dua titik potong secara random, kemudian tukarkan susunan gen induk sehingga didapatkan 2 offspring atau keturunan. Ilustrasi crossover yang dilakukan pada kromosom K1 dan K9 ditunjukkan pada Tabel 5 berikut ini. Tabel 5. Proses Crossover Induk Gen 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kromosom 1 2 4 4 3 6 7 5 10 9 8 Kromosom 9 5 4 6 5 3 2 10 7 6 3 Offspring Gen 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Offspring 1 2 4 4 5 3 2 10 10 9 8 Offspring 2 5 4 6 3 6 7 5 7 6 3

2.5 Mutasi

Pada penelitian ini mekanisme mutasi yang digunakan adalah mutasi biner. Langkah pertama yang dilakukan yaitu menentukan mutation rate mr, nilai mr yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0.05 dan total kromosom yang akan bermutasi dapat diketahui dengan menghitung mr dikalikan dengan jumlah populasi, sehingga dalam penelitian ini ada 1 kromosom. Setelah kromosom terpilih, langkah selanjutnya pilih 1 gen yang akan dimutasi secara acak, lalu konversi nilainya ke biner, ubah nilai binernya dan konversikan lagi ke desimal, sehingga nilai gen hasil mutasi akan berubah. Berikut ini adalah ilustrasi mutasi pada kromosom 1: Gambar 3. Ilustrasi Proses Mutasi Biner 2.6 Seleksi Elits dan Pembentukan Populasi Baru Seleksi elits merupakan strategi deterministk yang menjamin sejumlah popSize kromosom terbaik dari kumpulan parent dan offspring dipilih untuk lulus ke generasi berikutnya Jafarian, 2010. Cara kerja metode seleksi elitism adalah semua kromosom baik induk maupun offspring diurutkan dari yang terbaik berdasarkan nilai fitness masing-masing kromosom. Kromosom yang terbaik akan di- copy ke dalam populasi baru yang akan menjadi generasi berikutnya. Kromosom baru hasil rekayasa genetika yang sudah diseleksi dengan proses elits disajikan pada Tabel 6 berikut ini: Tabel 6. Populasi Baru Hasil Elits Kromosom Fitness K1 0.875757576 Offspring 1 0.663636364 K7 0.403030303 K2 0.184848485 Offspring 2 0.172727273 K3 0.145454545 Offspring 3 0.142424242 K6 0.127272727 K9 0.112121212 K8 0.021212121 Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 SENTIKA 2016 ISSN: 2089-9815 Yogyakarta, 18-19 Maret 2016

2.7 Terminasi Laju Generasi