Audit Energi pada Proses Produksi Biji Kakao Kering di Kebun Rajamandala PT. Perkebunan Nusantara VIII Bandung, Jawa Barat

I-.
d

AUDIT ENERGI PADA PROSES PRODUKSI BlJl KAKAO KERING
Dl KEBUN RAJAMANDALA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA Vlll
BANDUNG, JAWA BARAT

OLEH :
IRWAN SYARANI
F 29.0017

1997

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

lrwan Syarani (F 29.0017). Audit Energi pada Proses Produksi Biji Kakao Kering
di Kebun Rajarnandala PT. Perkebunan Nusantara Vlll Bandung, Jawa Barat.
Dibawah birnbingan : Ir. Sri Endah Agustina, MS.


Audit energi merupakan langkah awal dalam pelaksanaan program
konservasi energi.

Langkah ini dapat memberikan gambaran mengenai

penggunaan dan distribusi energi dalarn suatu proses, bentuk energi, dan sumber
energi yang digunakan. Dengan dernikian dapat membantu rnengidentifikasi bila
terjadi pernborosan energi.

-*

Biji kakao merupakan salah satu kornoditi pertanian yang pada saat ini
mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi dalam industri pangan.

Penghematan

energi di sektor industri biji kakao akan memberikan andil yang cukup berarti bagi
penghematan energi secara nasional. Disarnping itu penghematan energi pada
industri ini akan menekan biaya produksi dan akhirnya dapat menurunkan harga
serta akan meningkatkan daya saingnya di pasaran nasional maupun intemasional.

Tujuan dari penelitian yang dilaksanakan adalah rnelakukan audit energi
pada proses produksi biji kakao kering di Kebun Rajamandala PT. Perkebunan
Nusantara Vlll Bandung, Jawa Barat.

Sasaran penelitian ini adalah untuk

rnengetahui jumlah dsn jenis energi yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu
satuan produk biji kakao kering, serta mengetahui aliran energi dalam proses
produksi tersebut. Lebih jauh, hasil audit akan membantu rnengidentifikasi tahapan
proses yang kurang efisien sehingga penghematan energi dapat segera
dilaksanakan.

Hasil penelitian rnenunjukkan bahwa penggunaan energi total pada proses
produksi dan pengolahan biji kakao kering adalah sebesar 177.79 MJIkg kakao
kering dengan rnasukan energi langsung sebesar 39.07 persen atau sebesar
69.46 MJIkg kakao kering dan energi tidak langsung sebesar 60.93 persen atau
sebesar 108.33 MJIkg kakao kering.
Kebutuhan energi berdasarkan rnasukan energi adalah : energi tenaga
rnanusia sebesar 12.34 MJIkg kakao kering (6.94%), energi listrik sebesar
0.05 MJIkg kakao kering (0.03%), bahan bakar solar sebesar 27.07 MJlkg kakao

I

kering (15.23%), energi biomassa sebesar 30.00 MJIkg kakao kering (16.87%),
energi pupuk sebesar 105.88 MJIkg kakao kering (59.55%), dan energi pestisida
sebesar 2.47 MJIkg kakao kering (1.38%).
Produktivitas kerja pada penggunaan tenaga manusia untuk kegiatan
fermentasi sebesar 55 persen, sedangkan pada kegiatan perendaman dan
pencucian sebesar

40 persen.

Hal ini menyebabkan terjadinya kelebihan

penggunaan energl tenaga manusia sebesar 0.004 MJIkg kakao kering pada
kegiatan fermentasi dan 0.004 MJIkg kakao kering pada kegiatan perendaman dan
pencucian. Pada kegiatan pengangkutan bui kakao terjadi kelebihan penggunaan
energi bahan bakar sebesar sebesar 0.059 MJIkg kakao kering dengan
produktivitas kerja ketiga truk yang digunakan pada masing-masing lokasi panen
sebesar 77.46, 79.02, dan 63.17 persen. Pada kegiatarrpengeringan dipergunakan
dua alat pengering. Pada alat pengering 1 nilai efisiensi penggunaan panas

sebesar 66.64 persen, efisiensi pemanasan udara sebesar 49.88 persen, dan
efisiensi pengeringan total sebesar 23.27 persen. Sedangkan pada alat
pengering 2 nilai efisiensi penggunaan panasnya sebesar 64.92 persen, efisiensi

pemanasan udara sebesar 51.20 persen, dan efisiensi pengeringan total sebesar
23.27 persen.

Penghernatan energi yang dapat dilakukan pada penggunaan energi tenaga
rnanusia adalah dengan rneningkatkan efisiensi jarn..kerja dengan rnelakukan
pengawasan yang lebih baik terhadap pekerja. Penghematan bahan bakar pada
truk-truk yang digunakan untuk kegiatan pengangkutan biji kakao dapat dilakukan
dengan rnengoperasikan truk pada batas kapasitas angkut maksirnal dan
rnengadakan perbaikan jalan truk secara berkala.

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

AUDIT ENERGI PADA PROSES PRODUKSI BlJl KAKAO KERING
Dt KEBUN RAJAMANDALA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA Vlll
BANDUNG, JAWA BARAT


SKRlPSl
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknologi Pertanian
pada Jurusai; Mekanisasi Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
lnstitut Per&anianBogor

Oleh :
IRWAN SYAWNI
F 29.00117

1997
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

INSTITUT PERTAQIAN BOGOR
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN


AUDIT ENERGl PADA PROSES PRODUKSI BlJl KAKAO KERlNG
Dl KEBUN RAJAMANDALA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA Vlll
BANDUNG, JAWA BARAT

Sebagai salah satu syarat umtuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLO~GlPERTANlAN
pada jurusan Mekanisasi Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
lnstitut ~ertanianBogor
Oleh :
IRWAN SYARANI
F 29.0017

Dilahirkan pada Tanggal 13 januari 1974
di Pekanbaru
Tanggal Lulus : 30 Januari 1997

Dosen Pembimbing Akademik

KATA PENGANTAR


Segala puji dan syukur senantiasa dipanjatkan kehadirat Allah S W , karena
atas berkat rahrnat dan karunia-Nya rnaka penulis dapat rnenyelesaikan penulisan
skripsi ini.
Skripsi ini rnerupakan hasil penelitian yang dilakukan di Kebun Rajarnandala
PT. Perkebunan Nusantara VIII, Bandung, Jawa Barat selarna 3 bulan yaitu dari
bulan September sampai Nopernber 1996.
Pada kesernpatan ini penulis rnengucapkan terirna kasih yang setulusnya
kepada :
1.

Ir. Sri Endah Agustina, MS: selaku dosen pernbirnbiny, akademik yang tslah
mernbirnbing dan rnengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.

2.

Dr. Ir. Arrnansyah H. T, M.Agr dan lr. Arief Sabdo Yuwono, MSc atas
kesediaannya rnenjadi dosen penguji dan rnernberikan saran-saran dalarn
penulisan skripsi ini.


3.

Ir. Agus lnsan M selaku pembimbing lapang dan siaf serta karyawan di Kebun
Rajarnandala yang telah banyak memberikan bantGan selarna penelitian.

4.

Kedua orang tua, abang dan uni yang selalu mendoakan dan rnernbantu
dalarn menyeiesai~ansnripsi in^.

5.

lndriati Rahayu yang senantiasa rnendampingi, mernberikan dorongan dan
perhatian sehingga penulis dapat rnenyelesaikan skripsi ini.

6.

Charles, Putu, Duddy, Yossy, Seno, Heldi, Wikri, Lenny, Febriantika, dan
ternan ternan seangkatan yang fidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis rnenyadari bahwa tulisan ini rnasih banyak terdapat kekurangan tetapi


i

semoga dapat berrnanfaat bagi pernbaca sekalian.

Bogor, Pebmari 1997
Penulis