Analisis Produktivitas Kerja Buruh Olah Di Pt. Perkebunan Nusantara VIII Kebun Rancabali Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat

(1)

ANALISIS PRODUKTIVITAS KERJA BURUH OLAH DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII KEBUN RANCABALI

KECAMATAN RANCABALI KABUPATEN BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT

Oleh

MEGA PUSPITARINI A14102552

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005


(2)

RINGKASAN

MEGA PUSPITARINI. Analisis Produktivitas Kerja Buruh Olah di PT Perkebunan Nusantara VIII Kebun Rancabali Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat. Di bawah bimbingan EKA INTAN KUMALA PUTRI.

Pertanian merupakan salah satu sektor yang menjadi unggulan Indonesia, karena potensi sumberdaya alam yang dimiliki Indonesia sebagai salah satu negara agraris di dunia. Salah satu sektor pertanian yang telah lama dikenal oleh pasar internasional dan dunia adalah sub sektor perkebunan khususnya tanaman teh yang banyak diminati oleh para negara pengimpor sektor perkebunan dunia.

Indonesia merupakan salah satu negara produsen sekaligus eksportir utama teh dunia. Komoditi teh dari Indonesia dewasa ini diekspor ke 128 negara. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai produsen teh terbesar kelima setelah India, Cina, Srilangka dan Kenya.

PTPN VIII Kebun Rancabali merupakan salah satu BUMN yang memproduksi teh hitam jenis Orthodoks. Selama periode tahun 2002-2004 produksi teh yang dihasilkan oleh PTPN VIII Kebun Rancabali mengalami fluktuasi. Berfluktuasinya nilai produksi teh kering dapat diakibatkan oleh beberapa faktor, diantaranya menurunnya tingkat produktivitas pekerja pemetik ataupun menurunnya tingkat produktivitas buruh bagian pengolahan.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja karyawan terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berhubungan dengan kondisi diri karyawan, sedangkan faktor eksternal berhubungan dengan kondisi di luar diri karyawan.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis karakteristik umum karyawan khususnya buruh bagian pengolahan di PTPN VIII Kebun Rancabali, (2) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja buruh bagian pengolahan di PTPN VIII Kebun Rancabali.

Penelitian dilakukan di PTPN VIII Kebun Rancabali Ciwidey, Jawa Barat. Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa metode, diantaranya: observasi, wawancara, dan studi kepustakaan.. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Pemilihan responden dilakukan secara proportionate random sampling yang merupakan bagian stratified random sampling, yaitu dengan cara mengelompokkan responden berdasarkan bagiannya (strata) kemudian diambil sampel secara acak untuk setiap strata populasi secara tidak proporsional. Jumlah responden yang ditunjuk secara acak pada penelitian ini berjumlah 45 responden buruh yang bekerja pada tujuh bagian dalam pengolahan.

Analisis yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan adalah analisis regresi linier berganda yang diolah dengan menggunakan bantuan program MINITAB 13 for Windows. Faktor-faktor yang dianalisis dan digunakan untuk menentukan model regresi adalah : usia (X1), tingkat pendidikan formal (X2), pengalaman kerja (X3), alokasi waktu kerja (X4), jumlah tanggungan keluarga (X5), jumlah pendapatan pokok (X6), jumlah pendapatan diluar penghasilan sebagai buruh (X7), jumlah


(3)

pengeluaran rata-rata (X8), jumlah tunjangan (X9), jumlah bonus akhir tahun (X10), cuti tahunan (X11), kepuasan kompensasi yang diterima (X12), hubungan atasan bawahan (X13), hubungan sesama buruh pengolahan (X14), jenis kelamin (D1), status kerja (D2), sistem bekerja (D3).

Karakteristik buruh pengolahan yang ada di PT Perkebunan Nusantara VIII Kebun Rancabali sebagian besar adalah laki-laki. Dari 45 responden yang terpilih sebanyak 31 orang laki-laki dan 14 orang perempuan. Berdasarkan usia responden berkisar antara 21 – 55 tahun dengan jumlah responden terbanyak antara usia 41 – 50 tahun, sedangkan tingkat pendidikan rata-rata buruh pengolahan adalah tamatan SD dengan jumlah 35 orang dari 45 responden. Pengalaman kerja buruh pengolahan berkisar antara 1 –35 tahun, dengan jumlah terbanyak 21 orang yang mempunyai pengalaman 11 –20 tahun. Sistem kerja yang sering dilakukan di lingkungan pengolahan adalah sistem kerja borongan. Jumlah pendapatan pokok yang diterima buruh pengolahan rata-rata Rp 360.000 – Rp 400.000 per bulan. Sedangkan jumlah pengeluaran rata-rata keluarga per bulan adalah Rp 560.000 – Rp 600.000. Besarnya tunjangan yang biasa diterima oleh buruh pengolahan adalah sebesar Rp 112.000 – Rp 116.000. Buruh pengolahan rata-rata merasa puas dengan sistem kompensasi yang diberikan oleh pihak perkebunan, sedangkan hubungan atasan dengan bawahan, rata-rata responden menyatakan menyenangkan. Hubungan antara sesama buruh pengolahan pun dinyatakan responden sebagai hubungan yang menyenangkan. Sedangkan hasil kuisioner menunjukkan nilai rata-rata produktivitas pada bulan Juli 2005 lebih dari 110 kg/HKE.

Nilai koefisien determinasi (R2) yang diperoleh sebesar 79.8 persen. Hal ini berarti bahwa variasi nilai Y dapat dijelaskan 79.8 persen oleh variasi dari nilai-nilai variabel bebas (X1, X2, ..., X14, D1, D2, D3) dalam model, sedangkan sisanya 20.2 persen diterangkan oleh faktor-faktor yang lain yang tidak terdapat dalam model. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata secara statistik pada taraf kepercayaan 99 persen adalah usia; pada taraf kepercayaan 95 persen adalah masa kerja, status kerja, jumlah tanggungan keluarga, jumlah pendapatan pokok dan bonus akhir tahun; pada taraf kepercayaan 90 persen adalah kepuasan kompensasi yang diterima; pada taraf kepercayaan 85 persen adalah hubungan atasan dengan bawahan; pada taraf kepercayaan 80 persen adalah sistem kerja dan tunjangan. Faktor-faktor yang tidak berpengaruh nyata adalah jenis kelamin, tingkat pendidikan, alokasi waktu kerja, jumlah pendapatan diluar penghasilan sebagai buruh pengolahan, jumlah pengeluaran rata-rata keluarga setiap bulan, cuti tahunan, dan hubungan sesama buruh pengolahan.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, PTPN VIII sebaiknya lebih memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja buruh pengolahan seperti usia, status kerja, jumlah pendapatan pokok, dan bonus akhir tahun yang akan diterima, sehingga seluruh buruh olah akan merasa lebih puas lagi dengan segala macam kompensasi yang akan diterimanya.dan dapat membuat buruh pengolahan dapat bekerja dengan lebih baik lagi. Pekerjaan sebagai buruh pengolahan memerlukan ketrampilan yang tinggi, oleh karena itu sebaiknya sering diadakan pelatihan internal kepada buruh pengolahan tentang cara-cara pengolahan teh sesuai dengan standar pihak perkebunan yaitu standar mutu ISO 9001-2000.


(4)

ANALISIS PRODUKTIVITAS KERJA BURUH OLAH DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII KEBUN RANCABALI

KECAMATAN RANCABALI KABUPATEN BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT

Oleh

MEGA PUSPITARINI A 14102552

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SARJANA PERTANIAN

Pada

Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005


(5)

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang ditulis oleh : Nama : Mega Puspitarini

NRP : A 14102552

Program Studi : Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis

Judul : Analisis Produktivitas Kerja Buruh Olah di PT Perkebunan Nusantara VIII Kebun Rancabali Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat

Dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Desember 2005 Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Eka Intan Kumala Putri, MSi NIP. 131 918 659

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Supiandi Sabihan, M. Agr NIP. 130 422 698


(6)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI TULISAN ILMIAH PADA SUATU PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, Desember 2005

MEGA PUSPITARINI A14102552


(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 22 Mei 1981 di Bandung, sebagai anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan H. Yusrizal (alm) dan Hj. Suryati. Penulis memulai pendidikan di SDN Pajagalan 47/ III, dan lulus tahun 1993. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikannya di SMPN 33 Bandung dan berhasil menyelesaikannya pada tahun 1996. Di tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikannya di SMUN 17 Bandung dan lulus pada tahun 1999.

Penulis kemudian meneruskan pendidikan ke Program Diploma III Program Studi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran dan lulus pada tahun 2002. Selanjutnya pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di Program Studi Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.


(8)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan pertolongan-Nya penulis akhirnya dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Semoga shalawat dan salam tetap tercurah pada junjungan umat Nabi Besar Muhammad SAW. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Skripsi ini berjudul “Analisis Produktivitas Kerja Buruh Olah di PT Perkebunan Nusantara VIII Kebun Rancabali Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat” ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik karyawan khususnya buruh pengolahan di PTPN VIII Kebun Rancabali serta menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi produktivitas kerja buruh pengolahan dengan menggunakan aplikasi regresi linear berganda.

Bersama ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi bantuan baik moril maupun materiil selama proses penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari banwa masih terdapat beberapa kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, karenanya penulis mengharapkan masukan dan saran yang bersifat membangun dalam penyempurnaan skripsi selanjutnya. Namun demikian penulis berharap semoga skrpsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan serta dapat memenuhi apa yang diharapkan.

Bogor, Desember 2005


(9)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penyesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan semua pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Dr. Ir. Eka Intan Kumala Putri, MSi selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, menuntun, mengarahkan dan membimbing penulis dengan sabar sejak awal hingga selesainya penulisan skripsi ini.

2. Ibu Dr. Ir. Henny K. Daryanto, MEc selaku dosen evaluator kolokium yang telah memberikan koreksi, masukan dan saran bagi penulis.

3. Bapak Ir. M. Firdaus, MSi selaku dosen penguji kelayakan skripsi yang telah memberikan masukan dan saran bagi penulis.

4. Ibu Ir. Netti Tinaprilla, MM selaku dosen penguji utama dalam sidang skripsi yang telah memberikan masukan dan saran bagi penulis.

5. Ibu Sahara, SP, MSi selaku dosen komisi pendidikan pada sidang skripsi yang telah memberikan masukan dan saran bagi penulis.

6. Mamah dan Papah (alm) yang tak henti-hentinya memberikan dukungan materi dan doa serta kasih sayangnya yang tak akan terbalas, serta Andri yang telah memberikan inspirasi penulis untuk tetap semangat dalam menyelesaikan skripsi ini (masa’ kamu bisa, aku nggak bisa!)

7. Terima kasih dan cintaku untuk seseorang yang tak pernah hilang dari benakku.

8. Pimpinan Direksi PTPN VIII yang telah memberikan izin dan waktunya kepada penulis untuk melakukan penelitian.

9. Pimpinan PTPN VIII Kebun Rancabali serta Pak Ir. Budi yang telah membantu penulis pada awal-awal penelitian.

10.bapak Ir. Zulfa Hasyim selaku Sinder Pengolahan yang telah memberikan waktu dan sarannya kepada penulis saat melakukan penelitian sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.


(10)

11.Ibu Nenah, Pak Erlan dan Istri serta seluruh karyawan dan mandor PTPN VIII yang telah membantu saat melaksanakan penelitian di PTPN VIII Kebun Rancabali.

12.Sahabatku di C-10A (Dian, Rina, Ria, Sarah, Iena, Yaya) yang telah membantu memberikan dorongan agar penulis tetap semangat, semoga silaturahmi kita tetap terjalin.

13.Sahabatku Mia, Meydi, Fe’i, Aep, QQ, Rudi ‘boy’, Yanuar, Tinem, Toya, Donna yang telah membantu dan selalu berusaha untuk hadir dalam kolokium dan seminar penulis.

14.Teman-temanku Ayu, TeDi, yang telah membantu memberikan semangat dan dorongan kepada penulis.

15.Seluruh teman-teman Ekstensi Angkatan 7.


(11)

ANALISIS PRODUKTIVITAS KERJA BURUH OLAH DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII KEBUN RANCABALI

KECAMATAN RANCABALI KABUPATEN BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT

Oleh

MEGA PUSPITARINI A14102552

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005


(12)

RINGKASAN

MEGA PUSPITARINI. Analisis Produktivitas Kerja Buruh Olah di PT Perkebunan Nusantara VIII Kebun Rancabali Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat. Di bawah bimbingan EKA INTAN KUMALA PUTRI.

Pertanian merupakan salah satu sektor yang menjadi unggulan Indonesia, karena potensi sumberdaya alam yang dimiliki Indonesia sebagai salah satu negara agraris di dunia. Salah satu sektor pertanian yang telah lama dikenal oleh pasar internasional dan dunia adalah sub sektor perkebunan khususnya tanaman teh yang banyak diminati oleh para negara pengimpor sektor perkebunan dunia.

Indonesia merupakan salah satu negara produsen sekaligus eksportir utama teh dunia. Komoditi teh dari Indonesia dewasa ini diekspor ke 128 negara. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai produsen teh terbesar kelima setelah India, Cina, Srilangka dan Kenya.

PTPN VIII Kebun Rancabali merupakan salah satu BUMN yang memproduksi teh hitam jenis Orthodoks. Selama periode tahun 2002-2004 produksi teh yang dihasilkan oleh PTPN VIII Kebun Rancabali mengalami fluktuasi. Berfluktuasinya nilai produksi teh kering dapat diakibatkan oleh beberapa faktor, diantaranya menurunnya tingkat produktivitas pekerja pemetik ataupun menurunnya tingkat produktivitas buruh bagian pengolahan.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja karyawan terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berhubungan dengan kondisi diri karyawan, sedangkan faktor eksternal berhubungan dengan kondisi di luar diri karyawan.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis karakteristik umum karyawan khususnya buruh bagian pengolahan di PTPN VIII Kebun Rancabali, (2) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja buruh bagian pengolahan di PTPN VIII Kebun Rancabali.

Penelitian dilakukan di PTPN VIII Kebun Rancabali Ciwidey, Jawa Barat. Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa metode, diantaranya: observasi, wawancara, dan studi kepustakaan.. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Pemilihan responden dilakukan secara proportionate random sampling yang merupakan bagian stratified random sampling, yaitu dengan cara mengelompokkan responden berdasarkan bagiannya (strata) kemudian diambil sampel secara acak untuk setiap strata populasi secara tidak proporsional. Jumlah responden yang ditunjuk secara acak pada penelitian ini berjumlah 45 responden buruh yang bekerja pada tujuh bagian dalam pengolahan.

Analisis yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan adalah analisis regresi linier berganda yang diolah dengan menggunakan bantuan program MINITAB 13 for Windows. Faktor-faktor yang dianalisis dan digunakan untuk menentukan model regresi adalah : usia (X1), tingkat pendidikan formal (X2), pengalaman kerja (X3), alokasi waktu kerja (X4), jumlah tanggungan keluarga (X5), jumlah pendapatan pokok (X6), jumlah pendapatan diluar penghasilan sebagai buruh (X7), jumlah


(13)

pengeluaran rata-rata (X8), jumlah tunjangan (X9), jumlah bonus akhir tahun (X10), cuti tahunan (X11), kepuasan kompensasi yang diterima (X12), hubungan atasan bawahan (X13), hubungan sesama buruh pengolahan (X14), jenis kelamin (D1), status kerja (D2), sistem bekerja (D3).

Karakteristik buruh pengolahan yang ada di PT Perkebunan Nusantara VIII Kebun Rancabali sebagian besar adalah laki-laki. Dari 45 responden yang terpilih sebanyak 31 orang laki-laki dan 14 orang perempuan. Berdasarkan usia responden berkisar antara 21 – 55 tahun dengan jumlah responden terbanyak antara usia 41 – 50 tahun, sedangkan tingkat pendidikan rata-rata buruh pengolahan adalah tamatan SD dengan jumlah 35 orang dari 45 responden. Pengalaman kerja buruh pengolahan berkisar antara 1 –35 tahun, dengan jumlah terbanyak 21 orang yang mempunyai pengalaman 11 –20 tahun. Sistem kerja yang sering dilakukan di lingkungan pengolahan adalah sistem kerja borongan. Jumlah pendapatan pokok yang diterima buruh pengolahan rata-rata Rp 360.000 – Rp 400.000 per bulan. Sedangkan jumlah pengeluaran rata-rata keluarga per bulan adalah Rp 560.000 – Rp 600.000. Besarnya tunjangan yang biasa diterima oleh buruh pengolahan adalah sebesar Rp 112.000 – Rp 116.000. Buruh pengolahan rata-rata merasa puas dengan sistem kompensasi yang diberikan oleh pihak perkebunan, sedangkan hubungan atasan dengan bawahan, rata-rata responden menyatakan menyenangkan. Hubungan antara sesama buruh pengolahan pun dinyatakan responden sebagai hubungan yang menyenangkan. Sedangkan hasil kuisioner menunjukkan nilai rata-rata produktivitas pada bulan Juli 2005 lebih dari 110 kg/HKE.

Nilai koefisien determinasi (R2) yang diperoleh sebesar 79.8 persen. Hal ini berarti bahwa variasi nilai Y dapat dijelaskan 79.8 persen oleh variasi dari nilai-nilai variabel bebas (X1, X2, ..., X14, D1, D2, D3) dalam model, sedangkan sisanya 20.2 persen diterangkan oleh faktor-faktor yang lain yang tidak terdapat dalam model. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata secara statistik pada taraf kepercayaan 99 persen adalah usia; pada taraf kepercayaan 95 persen adalah masa kerja, status kerja, jumlah tanggungan keluarga, jumlah pendapatan pokok dan bonus akhir tahun; pada taraf kepercayaan 90 persen adalah kepuasan kompensasi yang diterima; pada taraf kepercayaan 85 persen adalah hubungan atasan dengan bawahan; pada taraf kepercayaan 80 persen adalah sistem kerja dan tunjangan. Faktor-faktor yang tidak berpengaruh nyata adalah jenis kelamin, tingkat pendidikan, alokasi waktu kerja, jumlah pendapatan diluar penghasilan sebagai buruh pengolahan, jumlah pengeluaran rata-rata keluarga setiap bulan, cuti tahunan, dan hubungan sesama buruh pengolahan.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, PTPN VIII sebaiknya lebih memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja buruh pengolahan seperti usia, status kerja, jumlah pendapatan pokok, dan bonus akhir tahun yang akan diterima, sehingga seluruh buruh olah akan merasa lebih puas lagi dengan segala macam kompensasi yang akan diterimanya.dan dapat membuat buruh pengolahan dapat bekerja dengan lebih baik lagi. Pekerjaan sebagai buruh pengolahan memerlukan ketrampilan yang tinggi, oleh karena itu sebaiknya sering diadakan pelatihan internal kepada buruh pengolahan tentang cara-cara pengolahan teh sesuai dengan standar pihak perkebunan yaitu standar mutu ISO 9001-2000.


(14)

ANALISIS PRODUKTIVITAS KERJA BURUH OLAH DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII KEBUN RANCABALI

KECAMATAN RANCABALI KABUPATEN BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT

Oleh

MEGA PUSPITARINI A 14102552

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SARJANA PERTANIAN

Pada

Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005


(15)

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang ditulis oleh : Nama : Mega Puspitarini

NRP : A 14102552

Program Studi : Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis

Judul : Analisis Produktivitas Kerja Buruh Olah di PT Perkebunan Nusantara VIII Kebun Rancabali Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat

Dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Desember 2005 Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Eka Intan Kumala Putri, MSi NIP. 131 918 659

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Supiandi Sabihan, M. Agr NIP. 130 422 698


(16)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI TULISAN ILMIAH PADA SUATU PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, Desember 2005

MEGA PUSPITARINI A14102552


(17)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 22 Mei 1981 di Bandung, sebagai anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan H. Yusrizal (alm) dan Hj. Suryati. Penulis memulai pendidikan di SDN Pajagalan 47/ III, dan lulus tahun 1993. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikannya di SMPN 33 Bandung dan berhasil menyelesaikannya pada tahun 1996. Di tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikannya di SMUN 17 Bandung dan lulus pada tahun 1999.

Penulis kemudian meneruskan pendidikan ke Program Diploma III Program Studi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran dan lulus pada tahun 2002. Selanjutnya pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di Program Studi Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.


(18)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan pertolongan-Nya penulis akhirnya dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Semoga shalawat dan salam tetap tercurah pada junjungan umat Nabi Besar Muhammad SAW. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Skripsi ini berjudul “Analisis Produktivitas Kerja Buruh Olah di PT Perkebunan Nusantara VIII Kebun Rancabali Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat” ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik karyawan khususnya buruh pengolahan di PTPN VIII Kebun Rancabali serta menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi produktivitas kerja buruh pengolahan dengan menggunakan aplikasi regresi linear berganda.

Bersama ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi bantuan baik moril maupun materiil selama proses penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari banwa masih terdapat beberapa kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, karenanya penulis mengharapkan masukan dan saran yang bersifat membangun dalam penyempurnaan skripsi selanjutnya. Namun demikian penulis berharap semoga skrpsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan serta dapat memenuhi apa yang diharapkan.

Bogor, Desember 2005


(19)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penyesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan semua pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Dr. Ir. Eka Intan Kumala Putri, MSi selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, menuntun, mengarahkan dan membimbing penulis dengan sabar sejak awal hingga selesainya penulisan skripsi ini.

2. Ibu Dr. Ir. Henny K. Daryanto, MEc selaku dosen evaluator kolokium yang telah memberikan koreksi, masukan dan saran bagi penulis.

3. Bapak Ir. M. Firdaus, MSi selaku dosen penguji kelayakan skripsi yang telah memberikan masukan dan saran bagi penulis.

4. Ibu Ir. Netti Tinaprilla, MM selaku dosen penguji utama dalam sidang skripsi yang telah memberikan masukan dan saran bagi penulis.

5. Ibu Sahara, SP, MSi selaku dosen komisi pendidikan pada sidang skripsi yang telah memberikan masukan dan saran bagi penulis.

6. Mamah dan Papah (alm) yang tak henti-hentinya memberikan dukungan materi dan doa serta kasih sayangnya yang tak akan terbalas, serta Andri yang telah memberikan inspirasi penulis untuk tetap semangat dalam menyelesaikan skripsi ini (masa’ kamu bisa, aku nggak bisa!)

7. Terima kasih dan cintaku untuk seseorang yang tak pernah hilang dari benakku.

8. Pimpinan Direksi PTPN VIII yang telah memberikan izin dan waktunya kepada penulis untuk melakukan penelitian.

9. Pimpinan PTPN VIII Kebun Rancabali serta Pak Ir. Budi yang telah membantu penulis pada awal-awal penelitian.

10.bapak Ir. Zulfa Hasyim selaku Sinder Pengolahan yang telah memberikan waktu dan sarannya kepada penulis saat melakukan penelitian sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.


(20)

11.Ibu Nenah, Pak Erlan dan Istri serta seluruh karyawan dan mandor PTPN VIII yang telah membantu saat melaksanakan penelitian di PTPN VIII Kebun Rancabali.

12.Sahabatku di C-10A (Dian, Rina, Ria, Sarah, Iena, Yaya) yang telah membantu memberikan dorongan agar penulis tetap semangat, semoga silaturahmi kita tetap terjalin.

13.Sahabatku Mia, Meydi, Fe’i, Aep, QQ, Rudi ‘boy’, Yanuar, Tinem, Toya, Donna yang telah membantu dan selalu berusaha untuk hadir dalam kolokium dan seminar penulis.

14.Teman-temanku Ayu, TeDi, yang telah membantu memberikan semangat dan dorongan kepada penulis.

15.Seluruh teman-teman Ekstensi Angkatan 7.


(21)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ………. i

DAFTAR TABEL ……… vi

DAFTAR GAMBAR ……… vi

DAFTAR LAMPIRAN ……… vi

I PENDAHULUAN Latar Belakang ……… 1

1.2Perumusan Masalah ……… 5

1.3Tujuan Penelitian ……… 8

1.4Kegunaan Penelitian ……… 8

1.5Ruang Lingkup Penelitian ……… 9

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Gambaran Umum Komoditi Teh ……… 10

2.2 Konsep Manajemen Sumberdaya Manusia ……… 13

2.3 Penelitian Terdahulu ……… 14

III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1Kerangka Pemikiran Teoritis ……… 19

3.1.1 Produktivitas ……… 19

3.1.2 Pengukuran Produktivitas ……… 20

3.1.3 Produktivitas Tenaga Kerja ……… 23

3.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja ……… 24

3.1.5 Analisis Regresi Linear Berganda ... 27

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ……… 27

3.3 Hipotesis Penelitian ……… 31

IV METODE PENELITIAN 4.1Lokasi dan Waktu Penelitian ……… 34


(22)

4.2 Pengumpulan Data ……… 34 4.3 Jenis dan Sumber Data ……… 35 4.4 Teknik Pengambilan Contoh ……… 35 4.5 Pengolahan dan Analisis Data ……… 36 4.6 Definisi Operasional ……… 43

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.1 Sejarah Singkat PT Perkebunan Nusantara VIII ……… 46 5.2 Wilayah Kerja & Kondisi Fisik Kebun Rancabali ……… 49 5.3 Struktur Organisasi PTPN VIII Kebun Rancabali ……… 50 5.4 Sistem Pengupahan ……… 54 5.5 Kegiatan Budidaya Tanaman Teh ……… 56 5.6 Kegiatan Pengolahan Teh Hitam ……… 57

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN

6.1 Tingkat Produktivitas Kerja ……….. 65 6.2 Jenis Kelamin ……… 66 6.3 Usia ……… 67 6.4 Tingkat Pendidikan ……… 68 6.5 Pengalaman Kerja ……… 69 6.6 Status Kerja ……… 70 6.7 Alokasi Waktu Kerja ……… 70 6.8 Sistem Bekerja ……… 71 6.9 Jumlah Tanggungan Keluarga ……… 72 6.10 Jumlah Pendapatan Pokok sebagai Buruh Pengolahan ………… 73 6.11 Jumlah Pendapatan diluar Penghasilan Buruh ……… 74 6.12 Jumlah Pengeluaran Rata-Rata Keluarga ……… 75 6.13 Tunjangan ……… 76 6.14 Bonus Akhir Tahun ……… 77 6.15 Cuti Tahunan ……… 78 6.16 Kepuasan Kompensasi yang Diterima ……… 79 6.17 Hubungan dengan Mandor ……… 80


(23)

6.18 Hubungan dengan Sesama Buruh Pengolahan ……… 81

VII ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS KERJA BURUH PENGOLAHAN

7.1 Pengujian Asumsi ...……… 83 7.2 Hasil Analisis Regresi ……… 85 7.2.1 Variabel yang Berpengaruh Nyata Terhadap Produktivitas 87 7.2.1.1 Usia ……… 87 7.2.1.2 Masa Kerja ……… 88 7.2.1.3 Status Kerja ……… 89 7.2.1.4 Jumlah Tanggungan Keluarga ……… 90 7.2.1.5 Jumlah Pendapatan Pokok ………..…… 91 7.2.1.6 Bonus Akhir Tahun ……… 92 7.2.1.7 Kepuasan Kompensasi ……… ………… 93 7.2.1.8 Hubungan Atasan dengan Bawahan ……… 94 7.2.1.9 Sistem Kerja ……… 95 7.2.1.10 Tunjangan ……… 96 7.2.2 Variabel yang Tidak Berpengaruh Nyata Terhadap

Produktivitas ……….. 97 7.2.2.1 Jenis Kelamin ……… 97 7.2.2.2 Tingkat Pendidikan ……… 98

7.2.2.3 Alokasi Waktu Kerja ……… 98 7.2.2.4 Jumlah Pendapatan diluar Penghasilan Buruh …… 99 7.2.2.5 Jumlah Pengeluaran Keluarga ……… 100 7.2.2.6 Cuti Tahunan ……… 101 7.2.2.7 Hubungan Sesama Buruh Pengolahan ……… 102 VIII KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan ……… 103

8.2 Saran ………. 104

DAFTAR PUSTAKA ……… 106


(24)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman Teks 1 Perkembangan Produksi Teh (dalam juta Kg) di Lima Negara

Produsen Utama Tahun 1999-2003 ……… 1 2 Volume dan Nilai Ekspor Teh Tahun 1998-2003 ……… 2 3 Perkembangan Produktivitas Perkebunan Teh Indonesia

Menurut Status Pengusahaan ……… 3 4 Produksi Kering dan Tingkat Produktivitas Kerja Buruh Bagian

Pengolahan di PTPN VIII Kebun Rancabali Periode Tahun

2002-2004 ……… 6 5 Jumlah Buruh Bagian Pengolahan dan Responden Berdasarkan

Bagiannya ………. 36 6 Nama Afdeling dan Luas Areal Perkebunan Rancabali ……….. 49 7 Daftar Tenaga Kerja PTPN VIII Kebun Rancabali ………. 54 8 Jenis-Jenis Teh berdasarkan Mutu di PTPN VIII Kebun

Rancabali ……….. 62 9 Perbandingan Setiap Bagian Pengolahan dengan Kapasitas Kerja

Pabrik ... 64 10 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Produktivitas

Kerja ……..……… 66 11 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dengan

Produktivitas ………. 66 12 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia dengan

Produktivitas ………. ……….. 67 13 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Dengan Produktivitas ……… 68 14 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja

Dengan Produktivitas ……….. 69 15 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Kerja dengan

Produktivitas ……… ……… 70 16 Karakteristik Responden Berdasarkan Alokasi Waktu Kerja

Dengan Produktivitas ……….. 71 17 Karakteristik Responden Berdasarkan Sistem Kerja dengan


(25)

18 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan

Keluarga dengan Produktivitas ……… 73 19 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Pendapatan

Pokok Sebagai Buruh Pengolahan dengan Produktivitas ……… 74 20 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Pendapatan

Diluar Penghasilan Sebagai Buruh Pengolahan dengan

Produktivitas ……… 75 21 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Pengeluaran

Rata-Rata Keluarga dengan Produktivitas……..…... 76 22 Karakteristik Responden Berdasarkan Perolehan Tunjangan

Dengan Produktivitas ……….. 77 23 Karakteristik Responden Berdasarkan Perolehan Bonus Akhir

Tahun dengan Produktivitas ………. 78 24 Karakteristik Responden Berdasarkan Perolehan Cuti dengan

Produktivitas …..………... 78 25 Karakteristik Responden Berdasarkan Persepsi Terhadap

Kepuasan Kompensasi yang Diterima dengan Produktivitas…… 79 26 Karakteristik Responden Berdasarkan Persepsi Terhadap

Hubungan dengan Mandor dengan Produktivitas ……… 80 27 Karakteristik Responden Berdasarkan Persepsi Terhadap

Hubungan dengan Sesama Buruh Pengolahan dengan

Produktivitas ……….……… 81 28 Hasil Analisis Regresi Produktivitas Kerja Buruh Pengolahan


(26)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman Teks 1 Kerangka Pemikiran Operasional ……… 30 2 Plot antara Standardized Residual dengan Y ... 83

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1 Struktur Organisasi PTPN VIII Kebun Rancabali …... 109 2 Jumlah Produksi Kering PTPN VIII Kebun Rancabali ……... 110 3 Hasil Analisis Regresi ……… ... 111


(27)

I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pertanian merupakan salah satu sektor yang menjadi unggulan Indonesia, karena potensi sumberdaya alam yang dimiliki Indonesia sebagai salah satu negara agraris di dunia dan juga merupakan salah satu sumber penambah devisa bagi negara. Selain itu sub sektor pertanian merupakan penghasil utama komoditas ekspor non migas Indonesia. Salah satu sektor pertanian yang telah lama dikenal oleh pasar internasional dan dunia adalah sub sektor perkebunan khususnya tanaman teh yang banyak diminati oleh para negara pengimpor sektor perkebunan dunia.

Indonesia merupakan salah satu negara produsen sekaligus eksportir utama teh dunia. Komoditi teh dari Indonesia dewasa ini diekspor ke 128 negara dengan 10 negara pengimpor terbesar yaitu: Inggris, Rusia, Malaysia, Pakistan, AS, Jerman, Polandia, Belanda, Australia dan Arab Saudi.1 Produksi teh Indonesia di pasaran dunia rata-rata 165,068 juta kg selama periode 1999-2003. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai produsen teh terbesar kelima setelah India, Cina, Srilangka dan Kenya seperti yang terlihat pada Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Perkembangan Produksi Teh (juta kg) di lima Negara Produsen Utama Tahun 1999-2003

Tahun Negara

1999 2000 2001 2002 2003

Rata-rata

India 824,408 846,483 853,710 847,107 869,721 848,286

Cina 675,871 683,324 701,699 685,683 703,512 690,018

Srilangka 284,149 306,794 296,301 303,914 299,613 298,154

Kenya 248,818 236,286 294,631 297,481 298,735 275,190

Indonesia 161,003 164,568 166,992 165,212 167,564 165,068

Sumber: BPS, 2004


(28)

Perkembangan ekspor teh Indonesia ke mancanegara selama kurun waktu enam tahun terakhir (1998-2003) ini cenderung berfluktuasi dari tahun ke tahun. Volume ekspor tertinggi Indonesia dicapai pada tahun 2000 yaitu sebesar 102.223 ton sedangkan volume ekspor terendah terjadi pada tahun 1998 yaitu sebesar 63.892 ton. Tetapi nilai ekspor tertinggi terjadi pada tahun 1998 yaitu sebesar US$ 108,364 juta, hal ini sangat dipengaruhi oleh nilai tukar dollar Amerika yang berlaku di Indonesia saat itu. Data selengkapnya mengenai perkembangan total ekspor teh dari tahun 1998-2003 dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini.

Tabel 2. Volume dan Nilai Ekspor Teh Indonesia Tahun 1998-2003

Tahun Volume (ton) Nilai (juta US$) % Perubahan Nilai

1998 63.892 108,364 -

1999 94.048 92,016 84,91

2000 102.223 108,144 117,53

2001 94.974 94,685 87,55

2002 95.457 98,024 103,53

2003 89.748 91,831 93,68

Sumber: Buletin BPS, 2004

Produksi teh Indonesia saat ini dihasilkan dari 13 provinsi, yaitu dari seluruh provinsi di Sumatera, seluruh provinsi di Jawa kecuali DKI Jakarta dan dua provinsi di Sulawesi yaitu Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan. Diantara 13 provinsi tersebut hanya tiga provinsi yang menguasai produksi teh dalam negeri yaitu provinsi Jawa Barat, Sumatera Utara dan Jawa Tengah.

Provinsi Jawa Barat menempati urutan pertama dalam produksi teh, hal ini disebabkan karena kondisi lahan dan iklimnya yang cocok untuk budidaya tanaman teh. Produksi teh yang dihasilkan oleh provinsi Jawa Barat berasal dari Perkebunan Rakyat (PR), Perkebunan Besar Negara (PBN) dan Perkebunan Besar Swasta (PBS).


(29)

Produksi dan produktivitas PBN mengalami fluktuasi dalam perkembangannya, dimana selama tahun 1999-2003 produksi dan produktivitas PBN mengalami penaikan dan penurunan. Angka penurunan terjadi pada tahun 2002 sebesar 6,84 persen, sedangkan peningkatan produksi dan produktivitas teh terjadi pada tahun 2001 yaitu sebesar 12,12 persen dan pada tahun 2003 sebesar 0,74 persen. Dari ketiga jenis perkebunan tersebut, PBN menempati posisi pertama dengan jumlah produksi terbesar disusul PR dan yang terkecil dalam jumlah produksi adalah PBS. Hal ini dikarenakan umur tanaman teh yang masih muda serta perawatan yang kurang maksimal terhadap tanaman teh tersebut. Akan tetapi, produksi tidak hanya ditentukan oleh luas dan banyaknya pokok tanaman, tapi juga oleh tingkat produktivitas tenaga kerja, baik itu pemetik ataupun buruh bagian pengolahan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Perkembangan Produktivitas Perkebunan Teh Indonesia Menurut Status Pengusahaan (1999-2003)

Status Pengusahaan Tahun

1999 2000 2001 2002 2003 Perkebunan Rakyat

Luas lahan (Ha) 65.348 67.147 67.575 66.339 67.735 Produksi (Ton) 34.561 39.743 40.228 44.837 44.915 Produktivitas (Ton/Ha) 0,529 0,588 0,593 0,676 0,652 Trend Produktivitas (%) - 11,15 0,85 14,00 -3,55

Perkebunan Besar Negara

Luas lahan (Ha) 56.148 54.863 50.273 51.814 52.217 Produksi (Ton) 86.099 85.103 87.427 83.937 85.216 Produktivitas (Ton/Ha) 1,533 1,551 1,739 1,620 1,632 Trend Produktivitas (%) - 1,17 12,12 -6,84 0,74

Perkebunan Besar Swasta

Luas lahan (Ha) 35.493 35.174 33.021 32.634 32.507 Produksi (Ton) 40.343 39.992 39.337 36.438 37.433 Produktivitas (Ton/Ha) 1,137 1,136 1,191 1,117 1,152 Trend Produktivitas (%) - 0,09 4,84 -6,21 3,13


(30)

Penurunan produksi dan produktivitas teh dirasakan oleh semua perkebunan besar di Indonesia, termasuk perkebunan besar negara ataupun perkebunan besar swasta di Jawa Barat. Salah satu perkebunan besar negara yang terdapat di Jawa Barat adalah PT Perkebunan Nusantara VIII Kebun Rancabali yang juga merasakan dampak dari penurunan tersebut. Oleh karena itu diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan produksi dan mutu teh khususnya di PTPN VIII Kebun Rancabali sehingga dapat meningkatkan produksi dan produktivitas teh bagi provinsi Jawa Barat. Tingkat produktivitas merupakan suatu ukuran yang dapat menentukan keberhasilan suatu perusahaan dalam persaingan di dunia usaha, dimana keberadaan suatu perusahaan tergantung dari tinggi rendahnya produktivitas perusahaan.

Terdapat beberapa kunci atau unsur-unsur penting yang dapat meningkatkan produktivitas total perusahaan yaitu tenaga kerja, modal, produksi, organisasi dan pemasaran, dimana unsur yang paling mampu memberikan keuntungan terbesar adalah tenaga kerja. Hal ini disebabkan karena tenaga kerja merupakan tenaga penggerak dalam perusahaan, baik untuk produksi, organisasi ataupun pemasaran sehingga bila tenaga kerja yang dimiliki berkualitas, maka hasil yang didapat pun akan maksimal. Salah satu kontribusi penting yang diberikan tenaga kerja kepada perusahaan adalah jasanya. Hasil yang diperoleh akibat curahan kerja dari tenaga kerja adalah prestasi kerja yang akan memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Melalui produktivitas kerja, perusahaan dapat mengukur besarnya kontribusi yang diberikan oleh tenaga kerja (Kussriyanto, 1986).


(31)

Karyawan yang berperan besar terhadap kegiatan operasional pada suatu perusahaan perkebunan teh adalah karyawan dasar/ buruh. Kedudukan karyawan non staf terutama buruh sangat penting dalam struktur produksi perkebunan, hal ini disebabkan karena berbagai tugas fisik yang dilakukan oleh buruh merupakan bagian penting dalam suatu proses produksi di suatu perkebunan. Tanpa adanya dukungan karyawan dasar maka secara otomatis proses produksi akan terhenti.

1.2Perumusan Masalah

PTPN VIII Kebun Rancabali merupakan salah satu BUMN yang memproduksi teh hitam jenis Orthodoks. Selama periode tahun 2002-2004 produksi teh yang dihasilkan oleh PTPN VIII Kebun Rancabali mengalami fluktuasi. Berfluktuasinya nilai produksi teh kering dapat diakibatkan oleh beberapa faktor, diantaranya menurunnya tingkat produktivitas pekerja pemetik sehingga mengakibatkan jumlah pucuk basah yang diterima menurun ataupun menurunnya tingkat produktivitas buruh bagian pengolahan. Bila produktivitas buruh bagian pengolahan menurun, dapat mengakibatkan menurunnya tingkat produksi teh yang dihasilkan, selain itu dapat meningkatkan biaya produksi. Peningkatan biaya produksi dapat disebabkan karena kurang disiplinnya buruh pengolahan ketika melakukan pengolahan teh sesuai dengan prosedur kerja dan instruksi kerja yang telah ditetapkan oleh pihak perkebunan, sehingga bila teh tidak diolah dengan baik akan menyebabkan kerugian bagi pihak perkebunan karena teh harus diolah dari awal kembali. Selain itu, dalam pengolahan teh diperlukan buruh pengolahan yang sudah berpengalaman. Hal ini disebabkan karena dalam mengolah teh diperlukan keterampilan dan kecakapan dalam


(32)

melihat setiap perubahan atau ciri-ciri secara visual dalam setiap proses pada pengolahan sehingga teh yang sedang diproses dapat dipindahkan sesuai dengan waktunya.

Dalam tiga tahun terakhir ini, produktivitas kerja buruh bagian pengolahan mengalami fluktuasi, hal ini dapat dilihat dari hasil rata-rata yang didapat berdasarkan kilogram per hari kerja efektif (Kg/HKE). Pada tahun 2002, produktivitas kerja buruh bagian pengolahan rata-rata sebesar 104,3 Kg/HKE, sedangkan pada tahun 2003 produktivitas kerja buruh bagian pengolahan mengalami peningkatan sebesar 106,7 Kg/HKE, dan pada tahun 2004 mengalami penurunan menjadi 99 Kg/HKE. Penurunan produksi dan produktivitas kerja buruh pengolahan dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Produksi Kering dan Tingkat Produktivitas Kerja Buruh Pengolahan di PTPN. VIII Kebun Rancabali Periode Tahun 2002-2004

Tahun Produksi Kering (Kg)

Perubahan (%)

Produktivitas Kerja Buruh Pengolahan (Kg/HKE)

Perubahan (%)

2002 2.718.550 - 104,3 -

2003 2.757.893 1,45 106,7 2,3

2004 2.383.196 -13,9 99 -7,2

Sumber: Evaluasi Laporan Bag. Pengolahan PTPN VIII Kbn. Rancabali, 2005

Berdasarkan Data Induk Karyawan Bagian Pengolahan terlihat bahwa sebagian besar buruh bagian pengolahan memiliki tingkat pendidikan sampai SD ataupun SMP. Sedangkan bila dilihat dari faktor umur, hampir 50 persen buruh bagian pengolahan berumur lebih dari 30 tahun, dan berdasarkan masa kerja rata-rata karyawan sudah bekerja lebih dari 15 tahun sehingga buruh bagian pengolahan sudah memiliki pengalaman yang cukup banyak di dalam pekerjaannya. Untuk menunjang ketrampilan para buruh bagian pengolahan,


(33)

PTPN VIII Kebun Rancabali pun melakukan pelatihan internal sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh bagian Tata Usaha dan Keuangan (TUK). Sistem pengupahan yang diberikan oleh PTPN VII Kebun Rancabali adalah sistem upah harian dan borongan. Sistem upah borongan bagi buruh bagian pengolahan diberikan apabila jumlah pucuk teh yang diterima oleh pabrik lebih dari 40 ton/ hari, sedangkan bila jumlah pucuk teh yang diterima oleh pabrik kurang dari 40 ton/ hari, upah harian tetap diberikan berdasarkan kebijakan perusahaan. Bila dilihat dari jumlah upah yang diterima karyawan setiap harinya, upah tersebut telah di atas UMR yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Selain hal-hal di atas, produktivitas kerja buruh bagian pengolahan akan mengalami naik turun apabila faktor-faktor lain yang mempengaruhinya tidak mendukung dalam peningkatan produktivitas kerja. Sehingga diperlukan upaya atau langkah peningkatan produksi yang dapat dilakukan dengan meningkatkan produktivitas kerja karyawan khususnya buruh bagian pengolahan karena dengan produktivitas kerja yang meningkat maka diharapkan produksi juga meningkat.

Produktivitas kerja buruh bagian pengolahan di PTPN VIII Kebun Rancabali akan tinggi apabila faktor-faktor yang mempengaruhi dalam keadaan baik. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja karyawan terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berhubungan dengan kondisi diri karyawan, sedangkan faktor eksternal berhubungan dengan kondisi di luar diri karyawan. Berdasarkan hal tersebut di atas permasalahan yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana karakteristik umum karyawan khususnya buruh bagian pengolahan di PTPN VIII Kebun Rancabali ?


(34)

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi produktivitas kerja buruh bagian pengolahan di PTPN VIII Kebun Rancabali ?

1.3Tujuan Penelitian

Untuk dapat menjawab permasalahan yang dihadapi oleh PTPN VIII Kebun Rancabali di atas, maka perlu dianalisis faktor-faktor produktivitas kerja karyawan, khususnya buruh bagian pengolahan sehingga tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Menganalisis karakteristik umum karyawan khususnya buruh bagian pengolahan di PTPN VIII Kebun Rancabali.

2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja buruh bagian pengolahan di PTPN VIII Kebun Rancabali, dan seberapa besar produktivitas kerjanya.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kegunaan sebagai berikut:

1. Sebagai bahan pertimbangan bagi PTPN VIII Kebun Rancabali dalam mengambil keputusan ataupun menetapkan kebijakan yang berkaitan dengan upaya pengembangan sumberdaya manusianya di masa yang akan datang terutama yang berkaitan dengan produktivitas kerja karyawan, sehingga dapat membantu dalam pencapaian tujuan bersama baik perusahaan maupun karyawan.


(35)

2. Bagi penulis sendiri diharapkan dapat menambah wawasan mengenai aspek sumberdaya manusia dan berguna untuk melatih kemampuan penulis dalam mengidentifikasi masalah berdasarkan fakta dan data yang tersedia.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PTPN VIII yang berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN), khususnya PTPN VIII Kebun Rancabali yang mengusahakan komoditi teh.Dari hasil survey di lapang, diketahui bahwa bagian yang berhubungan langsung dengan pengolahan teh adalah bagian pemeberan, pelayuan, penyalinan, penggilingan, pengeringan, sortasi dan pengepakan. Penelitian ini menitikberatkan pada faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja buruh bagian pengolahan di PTPN VIII Kebun Rancabali.


(36)

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambaran Umum Komoditi Teh

Tanaman teh (Camellia sinensis L.) termasuk famili Theaceae. Tanaman teh ini diperkirakan berasal dari daerah Asia Tenggara. Teh diperkenalkan pertama kali oleh pedagang Belanda sebagai komoditas perdagangan di Eropa pada tahun 1610 M dan menjadi minuman populer di Inggris sejak 1664 M. Tanaman ini dapat tumbuh subur di daerah tropis dan subtropis mulai dari pantai sampai pegunungan dengan menuntut cukup sinar matahari dan hujan sepanjang tahun. Teh ditanam pada ketinggian lebih dari 2.000 m dpl. Namun, perkebunan teh umumnya dikembangkan di daerah pegunungan yang beriklim sejuk. Meskipun dapat tumbuh subur di dataran rendah, tanaman teh tidak akan memberikan hasil dengan mutu yang baik. Semakin tinggi daerah penanaman teh, semakin tinggi mutunya (Tim Penulis PS, 1993).

Tanaman teh berbentuk pohon, tingginya bisa mencapai belasan meter, namun tanaman teh di perkebunan selalu dipangkas sampai tinggi 90-120 cm untuk memudahkan pemetikan. Tanaman teh pada umumnya harus mencapai umur empat tahun untuk dapat dipetik secara terus menerus, dan memberikan hasil daun teh yang cukup besar selama kurang lebih 40 tahun, baru kemudian dilakukan peremajaan (Tim Penulis PS, 1993).

Berdasarkan sistem pengolahan, teh dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu:


(37)

1. Teh Hitam

Teh hitam diolah melalui proses fermentasi. Teh ini dibagi menjadi dua, yaitu: a. Teh Orthodox, teh yang diolah melalui proses pelayuan sekitar 16 jam, penggilingan, fermentasi, pengeringan, sortasi, hingga berbentuk teh jadi. b. Teh CTC (Cutting, Tearing, dan Curling), teh yang diolah melalui

perajangan, penyobekan dan penggilingan daun basah menjadi bubuk kemudian dilanjutkan dengan fermentasi, pengeringan, sortasi hingga berbentuk teh jadi.

2. Teh Hijau

Teh hijau diolah tanpa melalui proses fermentasi. Teh ini dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :

a. Teh Hijau (murni), teh diolah melalui pelayuan sekitar 3 menit, selanjutnya dilakukan penggilingan, sortasi, dan berbentuk teh jadi. b. Teh oolong, teh diolah melalui semi pelayuan selama 6-9 jam, selanjutnya

diproses menjadi teh hijau.

c. Teh gunga, teh oolong yang diberi aroma tertentu, seperti bunga melati.

Pengolahan teh hitam menurut urutan kegiatannya dibagi ke dalam empat tahap utama, yaitu: 1) Tahap pelayuan pucuk, 2) Tahap penggilingan, sortasi basah dan fermentasi, 3) Tahap pengeringan, 4) Tahap sortasi kering, penyimpanan dan pengepakan. Pelayuan merupakan langkah pertama dalam pengolahan teh hitam. Setelah daun dipetik, proses fisiologis dan biokimia pada jaringan masih terjadi tetapi prosesnya agak berbeda. Tolak ukur yang menandakan akhir pelayuan didasarkan pada kandungan air daun yang dikenal


(38)

dengan istilah derajat layu. Setelah daun menjadi layu, dilakukan proses penggulungan.

Proses fermentasi teh adalah proses oksidasi enzimatis senyawa polifenol daun teh. Selama proses fermentasi ini pucuk akan mengalami perubahan warna menjadi merah tembaga. Oksidasi enzimatis dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu suhu, kelembaban, kadar substrat dan aktivitas enzim. Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air sampai di bawah 5% dan menonaktifkan enzim-enzim. Pengeringan dilakukan dengan mengalirkan udara panas di atas bubuk teh sehingga terjadi pemindahan kalor udara ke teh basah untuk menguapkan sebagian dari kandungan air. Tahap sortasi kering bertujuan untuk: 1) membersihkan teh kering dari potongan tangkai tua, serat dan benda asing, dan 2) memisahkan teh menurut ukuran partikel dan bentuknya menjadi jenis-jenis bermutu.

Di pasaran, ada beberapa jenis produk teh, diantaranya teh panili yaitu teh hitam dengan ekstrak panili, teh herbal (herbal tea) yaitu teh dengan tambahan ramuan rempah tertentu, dan lemon tea. Beragamnya produk teh tergantung pada tradisi suatu daerah atau negara. Di Jawa Tengah, teh dengan aroma bunga melati disajikan dengan gula, sedangkan di Jawa Barat disajikan tanpa gula. Di India, teh disajikan dengan susu, sedangkan masyarakat eropa Timur menyukai seduhan teh yang kental.Teh bukan sekedar sebagai minuman semata, teh terbukti bermanfaat bagi kesehatan dibanding dengan kopi ataupun soft drink. Manfaat teh sudah sejak lama diketahui, baik sebagai pengurang resiko hipertensi dan stroke.


(39)

2.2 Konsep Manajemen Sumberdaya Manusia

Manajemen menurut Haiman dalam Manullang (1994) adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan pengertian manajemen adalah seni mengatur proses pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu (Hasibuan, 2001).

Manajemen sumberdaya manusia dapat dirumuskan sebagai seni dan ilmu memperoleh, memajukan dan memanfaatkan tenaga kerja sehingga tujuan organisasi dapat direalisir secara daya guna sekaligus adanya kegairahan bekerja dari para pekerja (Manullang, 1994). Sedangkan pengertian manajemen sumberdaya manusia menurut Hasibuan (2001) adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat.

Mangkuprawira (2002), menjelaskan bahwa manajemen sumberdaya manusia merupakan penerapan pendekatan sumberdaya manusia dimana secara bersama-sama terdapat dua tujuan yang ingin dicapai, yaitu (1) tujuan untuk perusahaan; (2) tujuan untuk karyawan. Dua kepentingan tujuan tersebut tidak dapat dipisahkan dalam kesatuan kebersamaan yang utuh. Jika kepentingan yang yang satu tercapai sedangkan yang lain tidak tercapai, pendekatan MSDM ini dinilai gagal. Latar belakangnya, SDM tidak saja dipandang sebagai unsur produksi, tetapi juga sebagai manusia yang memiliki emosi dan kepribadian aktif yang dapat dijadikan kekuatan untuk menggerakkan perusahaan. Intinya, setiap


(40)

proses produksi diarahkan pada bertemunya dua manfaat, untuk perusahaan dan karyawan.

2.3 Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian yang membahas tentang karyawan, baik itu tentang sistem kompensasi, ataupun produktivitas karyawan. Kurnia (2003) mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja pemetik teh pada PT Perkebunan Nusantara VIII Kebun Papandayan, diperoleh hasil bahwa dari 13 faktor yang diduga berpengaruh terhadap produktivitas kerja pemetik teh, enam variabel berpengaruh secara signifikan pada taraf kepercayaan 95 persen. Keenam variabel tersebut adalah jenis kelamin, status kerja, pendapatan dari pemetikan, pengeluaran keluarga, hubungan dengan sesama pemetik dan pengalaman kerja. Sedangkan variabel-variabel yang tidak berpengaruh terhadap produktivitas adalah usia, tingkat pendidikan formal, pendapatan dari luar usaha pemetikan, jarak tempuh, hubungan dengan atasan dan jumlah tanggungan keluarga.

Pratiwi (1999) melakukan penelitian tentang Analisis Produksi Teh dan Penentuan Saat Optimum Pemangkasan Tanaman Teh (Studi Kasus Kebun Percobaan Pasir Sarongge-PPTK Gambung). Berdasarkan analisis produksi yang dilakukan oleh peneliti, diperoleh beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan produksi teh yaitu produksi teh basah berpengaruh nyata terhadap produksi teh kering. Hal ini disebabkan karena pucuk teh merupakan bahan baku pada produksi teh kering. Kemudian kandungan air pada pucuk basah dan jenis petikan juga berpengaruh nyata terhadap produksi teh teh kering. Harga teh berpengaruh nyata


(41)

terhadap produksi teh kering pada saat á = 0,05 dimana setiap kenaikan harga teh

di pasaran sebesar satu persen dapat meningkatkan produksi sebesar 2,97%. Kenaikan biaya pengolahan hanya menghasilkan produksi teh kering rata-rata yang lebih kecil. Keadaan ini disebabkan perusahaan akan tetap berproduksi meski terjadi kenaikan pada komponen biaya pengolahan seperti biaya listrik dan bahan bakar, karena pucuk teh tidak dapat disimpan dan bila ada pucuk teh yang dihasilkan maka pengolahan tetap dilakukan. Sedangkan upah berpengaruh nyata terhadap produksi teh kering melalui hubungan yang negatif. Keadaan ini disebabkan karena dengan meningkatnya upah tenaga kerja, perusahaan tidak dapat meningkatkan jumlah tenaga kerja karena akan meningkatkan biaya, sehingga produksi akan berkurang.

Rachmatulloh (2003) meneliti tentang Sistem Kompensasi Karyawan di PTPN VIII Perkebunan Jalupang Subang, Jawa Barat: Kajian Aspek Kepuasan Kerja dan Produktivitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sistem kompensasi yang diterapkan oleh PTPN VIII Perkebunan Jalupang, menganalisis tingkat kepuasan kerja karyawan PTPN VIII Perkebunan Jalupang, menganalisis tingkat produktivitas kerja karyawan PTPN VIII Perkebunan Jalupang, menganalisis hubungan sistem kompensasi dengan kepuasan kerja karyawan, dan menganalisis hubungan sistem kompensasi dengan produktivitas kerja karyawan. Pengukuran kepuasan kerja karyawan diukur dengan cara menskoring jawaban yang diberikan oleh responden mengenai kepuasan kerja mereka dilihat dari kompensasi yang diberikan, sedangkan pengukuran produktivitas kerja karyawan diukur berdasarkan indikator produktivitas kerja yang terdiri dari pengalaman, perilaku kerja, tanggung jawab, prestasi kerja, minat dan motivasi.


(42)

Untuk melihat hubungan sistem kompensasi dengan kepuasan kerja dan produktivitas kerja dilakukan dengan alat analisis Rank-Spearman.

Dari penelitian ini didapatkan bahwa rata-rata karyawan baik karyawan sadap maupun pabrik memiliki produktivitas tinggi, hubungan sistem kompensasi dengan kepuasan kerja akan berubah apabila terjadi perubahan kebijakan. Hubungan yang signifikan pun terjadi antara sistem kompensasi dengan produktivitas, dimana apabila terjadi perubahan kebijakan kompensasi maka produktivitas kerja karyawan juga akan berubah.

Pada penelitian Zulkarnain (2004) tentang Analisis Sistem Kompensasi serta Pengaruhnya Terhadap Motivasi dan Produktivitas Tenaga Pemetik Teh (Studi Kasus: Perkebunan Teh Cianten PTPN VIII, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan sistem kompensasi yang diterapkan oleh perkebunan dan menganalisis pengaruh kompensasi terhadap motivasi dan pengaruh motivasi terhadap produktivitas kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem kompensasi yang diterapkan oleh Perkebunan Cianten PTPN VIII dibedakan menjadi kompensasi finansial langsung dan kompensasi finansial tidak langsung. Kompensasi finansial langsung secara umum dibedakan menjadi upah borongan, upah harian, serta premi dan upah lembur. Upah finansial tidak langsung berupa upah sosial, tunjangan-tunjangan, jamsostek dan dapenbun serta fasilitas-fasilitas. Upah dinas pemetik tetap berupa upah borongan, artinya upah yang diperoleh pemetik berdasarkan prestasi kerjanya yang berupa kuantitas dan kualitas hasil petikan. Sedangkan perhitungannya berdasarkan analisis petik dan basic yield yang telah ditetapkan dengan menerapkan sistem reward and punishment. Upah


(43)

dinas dibayarkan kepada karyawan petik dalam bentuk uang tunai yang akan diterima pada awal bulan setelah bekerja selama satu bulan.

Hasil analisis regresi untuk mengetahui hubungan antara motivasi dengan produktivitas kerja pemetik menunjukkan bahwa secara statistik, faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja pemetik hanyalah faktor tinggi badan. Sedangkan faktor-faktor yang lain seperti usia, jenis kelamin, tinggi badan, pengalaman kerja, jarak rumah ke lokasi kerja, kondisi perjalanan ke lokasi kerja, jumlah anggota keluarga yang bekerja serta kepuasan non kompensasi dan kepuasan kompensasi ternyata tidak berpengaruh nyata terhadap produktivitas kerja pemetik pada tingkat kepercayaan 85%.

Berdasarkan hasil pengamatan di lapang dan wawancara langsung dengan pihak perkebunan maupun karyawan petik mengenai faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja pemetik adalah kondisi tanaman, kondisi kesehatan pemetik dan kondisi cuaca juga merintangi pendugaan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produktivitas kerja.

Sutanto (2000), menganalisis tentang Sistem Kompensasi dan Kaitannya dengan Motivasi dan Produktivitas (kasus Pemetik Teh Perkebunan Patuahwattee, PT MP Indorub Sumber Wadung, PT Smart, Tbk, Bandung Selatan). Penelitian ini akan menggunakan koefisien korelasi Rank Spearman. Sistem kompensasi yang dilaksanakan PT MP Indorub Sumber Wadung bagi SKU harian di PTEH dibedakan dua bagian utama, yaitu upah untuk pekerja harian dan pekerja borongan (disamping benefits yang ditawarkan perkebunan). Upah yang diterima pemetik berupa upah borong yang didasarkan pada prestasi kerjanya, upah kulir


(44)

untuk pekerja di luar dinas dan premi sebagai imbalan untuk prestasi yang di atas rata-rata.

Kepuasan berkorelasi positif secara nyata dengan kondisi kerja perkebunan, hubungan dengan atasan, hubungan dengan teman, upah pokok, upah kulir dan premi serta tidak nyata dengan benefits. Artinya perbaikan dalam keenam faktor tersebut akan meningkatkan kepuasan secara signifikan, namun tidak demikian halnya dengan benefits. Ini berarti keenam faktor di atas dapat dianggap sebagai motivator. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa secara statistik, variabel jenis kelamin, jarak, kepuasan non kompensasi dan kepuasan kompensasi berpengaruh secara nyata terhadap tingkat produktivitas pemetik rata-rata pada tingkat kepercayaan 80%.

Dari hasil penelitian terdahulu, terlihat jelas bahwa banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas karyawan dalam bekerja. Diantaranya hubungan pimpinan dengan karyawan, kepuasan karyawan terhadap kompensasi yang diterimanya, motivasi dari masing-masing karyawan.

Pada penelitian ini akan dibahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja buruh bagian pengolahan. Penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu dari segi objek dan subjek pengamatan serta pengambilan sampelnya. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda.


(45)

III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Produktivitas

Produktivitas merupakan hasil dari efisiensi pengelolaan masukan dan efektivitas pencapaian sasaran, dimana efektivitas dan efisiensi yang tinggi akan menghasilkan produktivitas yang tinggi (Atmosoeprapto, 2000). Menurut Ravianto (1985), terdapat banyak pengertian mengenai produktivitas. Produktivitas pada dasarnya adalah merupakan sikap mental terhadap kemajuan dan kehidupan. Produktivitas juga merupakan suatu alat untuk meningkatkan daya kompetisi dan keuntungan yang telah lama disadari di dalam dunia industri.

Nawawi (2001) menyatakan bahwa produktivitas sebagai tujuan manajemen sumberdaya manusia yang pada dasarnya bukan hasil proses produksi. Produktivitas sebagai tujuan manajemen sumberdaya manusia adalah tersedianya tenaga kerja yang produktif. Tujuan ini tercapai jika rekruitmen, seleksi, penempatan, pengembangan karier dan sebagainya dilakukan secara tepat, sehingga karyawan yang tersedia merupakan sumberdaya manusia yang produktif. Produktivitas dapat diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik dengan masukan yang sebenarnya, selain itu juga diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang dan jasa. Produktivitas mengutarakan cara pemanfaatan secara baik terhadap sumberdaya dalam memproduksi barang (Sinungan, 2005).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat dikatakan produktivitas merupakan suatu perbandingan antara keluaran (output) yang dicapai dengan


(46)

masukan (input) yang diberikan. Selain itu produktivitas dapat diartikan sebagai ukuran tingkat efisiensi dan efektivitas sumberdaya yang digunakan selama proses produksi berlangsung dengan membandingkan jumlah yang dihasilkan dengan setiap atau seluruh sumber-sumber masukan yang digunakan.

Konsep produktivitas terbagi dalam dua tingkatan yaitu makro dan mikro. Konsep produktivitas pada tingkat makro bertujuan untuk pembangunan ekonomi serta kesejahteraan masyarakat, sedangkan konsep produktivitas pada tingkat mikro mencakup produktivitas, tingkat modal, produksi, organisasi, penjualan dan produk yang bertujuan menghasilkan suatu perkembangan atau pertumbuhan melalui kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba (Sinungan, 2005).

3.1.2 Pengukuran Produktivitas

Pelaksanaan pengukuran produktivitas penting untuk membantu mengidentifikasi beberapa bidang bagi tindakan perbaikan terhadap perencanaan, pengalokasian sumberdaya, dan pengendalian manajemen (Ravianto, 1986). Lingkup pengukuran produktivitas menurut Reksasudharma (1989) dibedakan dalam empat tingkat yaitu :

1. Ruang lingkup nasional atau tingkat ekonomi makro, dimana dalam lingkup ini faktor tenaga kerja (sumberdaya manusia), modal, sumberdaya alam, manajemen dan input lainnya diperhitungkan dalam menghasilkan output untuk negara secara keseluruhan.

2. Ruang lingkup industri atau tingkat sektoral, yang hanya memperhitungkan faktor-faktor yang berkaitan dengan suatu sektor misalnya sektor pertanian, industri atau jasa.


(47)

3. Ruang lingkup badan usaha atau organisasi atau tingkat mikro. Dalam tingkat ini banyak kemungkinan untuk memperhitungkan hubungan timbal balik antara faktor yang diukur sehingga dapat diperbandingkan dengan badan usaha atau organisasi lain.

4. Ruang lingkup pekerjaan perorangan atau tingkat parsial. Perhitungan untuk tingkat ini dipengaruhi oleh lingkup pekerjaan atau ketersediaan fasilitas untuk menyelesaikan pekerjaan. Pengukuran harus pula menjangkau faktor motivasi kerja, walaupun sulit dalam pelaksanaannya.

Pengukuran produktivitas menurut Manullang (1990) dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :

1. Indeks Produktivitas

Indeks produktivitas adalah rasio indeks keluaran dengan indeks masukan. Perhitungan indeks produktivitas memperlihatkan baik tingkat produktivitas maupun perubahan yang terjadi dalam perjalanan waktu (time series). Perubahan yang diukur dari tahun ke tahun dapat diungkapkan dalam bentuk persentase maupun indeks. Perubahan persentase dilakukan dengan membagi selisih antara produktivitas periode dasar dengan tingkat periode dasar.

2. Produktivitas dengan Pengukuran Nilai Tambah

Jika nilai tambah digunakan sebagai ukuran keluaran, maka perlu dibuat secara terpisah indeks harga, baik untuk nilai keluaran maupun untuk bahan-bahan yang digunakan sebagai masukan sesuai dengan perubahan-bahan-perubahan-bahan harga tercatat. Hal ini perlu karena nilai tambah merupakan hasil pengurangan penjualan dengan masukan antara, dimana variabel-variabel ini dipengaruhi oleh perubahan harga.


(48)

3. Produktivitas apabila ditinjau dari sisi masukannya dapat dibedakan atas dua jenis yaitu produktivitas parsial dan produktivitas total.

a. Produktivitas Parsial

Merupakan rasio dari total output dengan salah satu jenis input.

Produktivitas parsial =

n

I O

dimana : In = input ke-n

P (O,In) = produktivitas dari input ke-n b. Produktivitas Total

Merupakan hasil dari total output dengan kumpulan seluruh input yang dikorbankan untuk menghasilkan output total. Produktivitas total dapat menjadi alat diagnostik yang berharga untuk tingkat perusahaan atau unit operasi, misalkan untuk melihat kontribusi dari faktor modal, tenaga kerja dan input lainnya pada pertambahan hasil atau pertumbuhan produktivitas.

Produktivitas Total =

I Total

O Total

dimana : O = output I = input

Sampai saat ini, tenaga kerjalah yang lazim dijadikan faktor pengukur produktivitas. Hal ini disebabkan karena biaya yang dikorbankan untuk tenaga kerja sebagai bagian dari biaya terbesar untuk pengadaan produk atau jasa dan karena masukan pada sumberdaya manusia lebih mudah dihitung daripada masukan pada faktor-faktor lain seperti modal (Kussriyanto, 1986).


(49)

3.1.3 Produktivitas Tenaga Kerja

Produktivitas tenaga kerja mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja per satuan waktu (Simanjuntak, 1985). Secara sederhana, produktivitas tenaga kerja merupakan keberhasilan tenaga kerja dalam menghasilkan produk dalam satuan waktu tertentu (Ravianto, 1985).

Menurut Sinungan (2005), produktivitas tenaga kerja merupakan hal yang sangat menarik karena mengukur hasil kerja manusia dengan segala masalahnya. Pengukuran produktivitas tenaga kerja menurut sistem pemasukan fisik perorangan atau per orang per jam kerja diterima secara luas, namun dari sudut pandang atau pengawasan harian, pengukuran tersebut pada umumnya tidaklah memuaskan, karena adanya variasi dalam jumlah yang diperlukan untuk memproduksi satu unit produk yang berbeda. Oleh karena itu digunakan metode pengukuran waktu tenaga kerja (jam, hari atau tahun), pengeluaran diubah ke dalam unit-unit pekerja yang biasanya diartikan sebagai jumlah kerja yang dapat dilakukan dalam satu jam oleh pekerja yang terpercaya yang bekerja menurut pelaksanaan standar.

Ravianto (1986) menyatakan bahwa produktivitas tenaga kerja adalah jumlah produk atau nilai uang (nilai tambah) terhadap jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam memproduksi suatu produk. Bila jumlah produk dibandingkan terhadap jumlah tenaga kerja yang digunakan, maka ukuran tersebut dinamakan physical labor productivity. Jika yang dibandingkan adalah nilai tambah produk terhadap jumlah penggunaan tenaga kerja, maka dinamakan value added (labor) productivity. Bila ingin mengukur hubungan antara pertumbuhan daya produksi


(50)

dengan tingkat harga atau antara produktivitas tenaga kerja dengan tingkat upah, maka akan lebih baik bila digunakan physical productivity index.

Rumus dasar bagi pengukuran produktivitas adalah keluaran dibagi masukan. Rumus dasar ini banyak digunakan dalam pengukuran physical labor productivity. Ravianto (1986) menuliskan rumus yang sering digunakan dalam pengukuran physical labor productivity sebagai berikut :

Masukan Keluaran = ) , ker , ( ker ) , , , ( dll ja jam karyawan jumlah ja tenaga Jumlah dll area unit ton dalam keluaran Jumlah

3.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja

Menurut Simanjuntak (1985), produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor yang berhubungan dengan tenaga kerja itu sendiri maupun faktor yang berhubungan dengan lingkungan perusahaan dan kebijaksanaan pemerintah. Faktor tersebut terdiri dari pendidikan, ketrampilan, disiplin, sikap dan etika kerja, motivasi, gizi dan kesehatan, tingkat penghasilan, jaminan sosial, lingkungan dan iklim kerja, hubungan industrial, teknologi, sarana produksi, manajemen, kesempatan untuk berprestasi dan kebijaksanaan pemerintah di bidang produksi, investasi, perijinan, teknologi, moneter, fiskal, harga,distribusi dan lain-lain.

Menurut Ravianto (1986), produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu :

1. Latar belakang pendidikan dan pelatihan.


(51)

3. Value system, nilai-nilai atau pranata sosial masyarakat atau juga faktor lingkungan hidup tenaga kerja (modern atau tradisional, statis atau dinamis), kuat tidaknya ikatan keluarga, mobilitas tenaga kerja, motivasi dan lain-lain. 4. Lingkungan pekerjaan dan iklim kerja.

5. Derajat kesehatan (kesehatan lingkungan), nilai gizi makanan, sanitasi dan tersedianya air bersih.

6. Tingkat upah minimal yang berlaku. Tingkat upah yang terlalu rendah tidak memungkinkan untuk mampu bekerja produktif (malas akibat kurang gizi).

Melalui pendekatan sistem, Simanjuntak (1985) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja dalam suatu perusahaan dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok yaitu :

1. Kualitas atas kemampuan tenaga kerja yang dapat dipengaruhi oleh pendidikan, latihan, motivasi kerja, etos kerja, sikap mental dan kondisi fisik seseorang.

2. Sarana pendukung tenaga kerja, mencakup lingkungan kerja dan kesejahteraan tenaga kerja. Lingkungan kerja meliputi kesehatan dan keselamatan kerja, sarana produksi dan teknologi, sedangkan kesejahteraan tenaga kerja tercermin dalam sistem upah dan jaminan sosial.

3. Supra sarana yang meliputi kebijakan pemerintah, hubungan industrial Pancasila dan kemampuan dalam mencapai kerja yang optimal.

Dalam teori human capital, peningkatan produktivitas tenaga kerja dapat dilakukan melalui investasi sumberdaya manusia (SDM). Investasi sumberdaya


(52)

manusia dapat dilakukan dalam bentuk: (1) pendidikan dan latihan, (2) migrasi, dan (3) perbaikan gizi dan kesehatan (Simanjuntak, 1985).

Pendidikan dan latihan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam perkembangan SDM. Hubungan pendidikan dengan produktivitas kerja dapat tercermin dalam tingkat penghasilan. Pendidikan yang lebih tinggi mengakibatkan produktivitas kerja yang lebih tinggi, dan oleh sebab itu memungkinkan penghasilan yang lebih tinggi juga.

Latihan sebagai salah satu aspek humancapital, dapat dilakukan di dalam maupun di luar pekerjaan. Latihan luar pekerjaan umunya bersifat formal. Latihan di dalam pekerjaan juga akan meningkatkan produktivitas kerja seseorang dan biasanya diukur dalam bentuk pengalaman kerja.

Penerapan lain dari teori human capital adalah di bidang migrasi atau perpindahan penduduk. Asumsi dasar adalah bahwa seseorang mau untuk berusaha pindah kerja dari satu tempat ke tempat lain untuk memperoleh penghasilan yang lebih besar. Besarnya arus pendapatan yang seyogyanya diterima selama hidupnya di tempat asal merupakan penghasilan yang dikorbankan untuk memperoleh arus pendapatan yang jumlahnya lebih besar di tempat tujuan (Simanjuntak, 1985).

Perbaikan gizi dan kesehatan juga sangat penting untuk meningkatkan produktivitas kerja. Oleh karena itu, investasi yang dilakukan untuk perbaikan gizi dan kesehatan dapat dipandang sebagai salah satu aspek humancapital. Cara yang praktis untuk perbaikan gizi tenaga kerja adalah dengan memperbaiki sistem pengupahan mereka sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidup minimumnya termasuk gizi minimumnya.


(53)

3.1.5 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linier berganda adalah metode yang digunakan untuk menganalisis pengaruh beberapa variabel bebas terhadap variabel tak bebasnya. Model regresi yang digunakan adalah :

Y = b0+ biXi + ei

dimana : b0 = intersep/ konstanta

bi = koefisien regresi variabel ke i (i = 1,2,3,…..,17) ei = sisa

Pendugaan koefisien regresi bi dengan menggunakan metode Ordinary Least Squares (OLS). Suatu model regresi klasik atau regresi linear umum harus memenuhi beberapa asumsi, diantaranya :

1) Nilai yang diharapkan bersyarat dari e (variabel pengganggu), tergantung pada Xi tertentu adalah nol. Tiap populasi Y yang berhubungan dengan suatu X tertentu didistribusikan di sekitar nilai rata-rata dengan beberapa nilai Y diatas nilai rata-rata dan beberapa di bawahnya.

2) Tidak adanya autokorelasi berurutan atau tidak adanya autokorelasi.

3) Homoskedastisitas yang berarti bahwa populasi Y yang berhubungan dengan berbagai nilai X mempunyai varians yang sama.

4) Variabel pengganggu (e) dan varians yang menjelaskan X tidak berkorelasi.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Sebagai salah satu unit produksi PTP Nusantara VIII, Rancabali turut memberikan kontribusi bagi produksi teh di Jawa Barat. Apabila produksi teh di Rancabali meningkat, maka produksi PTPN VIII juga akan meningkat dan akhirnya produksi teh Indonesia pun akan meningkat pula.


(54)

Faktor-faktor produksi yang ada di Rancabali terdiri dari lahan, modal, tenaga kerja dan teknologi. Dari keempat faktor produksi tersebut, tenaga kerja memegang peranan yang paling penting, karena produktivitas dari modal, lahan dan teknologi sangat ditentukan oleh tenaga kerja. Dengan semakin tingginya tingkat produktivitas tenaga kerja, maka akan semakin tinggi pula tingkat produktivitas dari faktor produksi yang lainnya.

Selain pemetik, buruh pengolahan merupakan tenaga kerja yang berhubungan langsung dalam menentukan jumlah dan mutu produksi yang dihasilkan. Hal ini disebabkan karena bagian pengolahan yang bertanggung jawab dalam menentukan jumlah produksi kering dan mutu teh. Bila produksi pucuk basah yang diterima tidak diolah secara benar dan sesuai dengan prosedur kerja, maka akan dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan, karena dapat meningkatkan biaya produksi. Oleh sebab itu, upaya peningkatan produktivitas buruh sangat diperlukan dalam usaha meningkatkan produksi teh di perkebunan Rancabali.

Dalam upaya meningkatkan produktivitas buruh bagian pengolahan (pabrik) dilakukan dengan terlebih dahulu mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya. Mengacu pada berbagai hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja, maka dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya produktivitas kerja buruh bagian pengolahan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal berhubungan dengan kondisi diri buruh seperti: umur, jenis kelamin, pengalaman kerja, dan tingkat pendidikan. Sedangkan faktor-faktor yang bersifat eksternal berhubungan dengan kondisi di


(55)

luar diri buruh pengolahan seperti: status kerja, alokasi waktu kerja dan hubungan atasan dengan bawahan.

Penelitian ini akan mengukur dan menganalisis beberapa faktor yang diduga mempengaruhi tingkat produktivitas buruh bagian pengolahan yang terdapat di PTPN VIII Kebun Rancabali. Adapun faktor-faktor tersebut tersebut adalah faktor usia karyawan, jenis kelamin, tingkat pendidikan formal, pengalaman kerja, jumlah tanggungan keluarga, jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan, jumlah pendapatan keluarga di luar penghasilan responden sebagai buruh pengolahan dalam satu bulan, jumlah pendapatan pokok sebagai buruh pengolahan dalam satu bulan, tunjangan, cuti tahunan, bonus akhir tahun, status kerja, sistem bekerja, alokasi waktu kerja, persepsi kepuasan pendapatan yang diterima dan kondisi lingkungan sosial. Kondisi lingkungan sosial dalam penelitian ini adalah hubungan atasan-bawahan dan hubungan sesama karyawan.

Kondisi semua faktor di atas bila diperbaiki akan meningkatkan produktivitas kerja buruh, yang selanjutnya akan meningkatkan hasil dan mutu produksi teh Rancabali. Kerangka Pemikiran dari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.


(56)

Keterangan :

--- = ruang lingkup penelitian

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional

PT Perkebunan Nusantara VIII Kebun Rancabali

Penurunan Produktivitas Tenaga Kerja

Tenaga Kerja khususnya Buruh Faktor Internal

¬ Usia

¬ Jenis kelamin ¬ Tingkat pendidikan ¬ Pengalaman kerja ¬ Jumlah tanggungan

keluarga

¬ Jumlah pengeluaran

keluarga

¬ Jumlah pendapatan

pokok

¬ Tunjangan ¬ Bonus akhir tahun ¬ Cuti tahunan ¬ Jumlah pendapatan

diluar penghasilan

Faktor eksternal ¬ Hubungan

atasan-bawahan

¬ Hubungan sesama

karyawan

¬ Status kerja

¬ Kepuasan kompensasi

yang diterima

¬ Sistem kerja ¬ Alokasi waktu kerja

Sumberdaya Lahan Sumberdaya Modal Sumberdaya Teknologi

Produktivitas Lahan Produktivitas Modal Produktivitas Teknologi

Produktivitas Total

Produksi Teh


(57)

3.3 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan pada fungsi yang menyatakan hubungan antara tingkat produktivitas kerja buruh bagian pengolahan dengan faktor-faktor yang telah dipilih dan dengan ditunjang oleh berbagai teori serta hasil penelitian terdahulu, maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut.

1) Jenis kelamin berpengaruh positif, artinya buruh pengolahan laki-laki mempunyai produktivitas kerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan buruh pengolahan perempuan.

2) Usia berpengaruh positif, artinya sampai pada usia tertentu yaitu umur produktif (15-65 tahun), tingkat produktivitas kerja buruh pengolahan akan semakin meningkat dengan semakin meningkatnya usia.

3) Tingkat pendidikan formal berpengaruh positif, artinya semakin tinggi tingkat pendidikan formal maka akan semakin tinggi produktivitas kerja, karena buruh pengolahan dapat memilih cara kerja yang lebih efisien.

4) Masa kerja mempunyai pengaruh positif, artinya semakin lama masa kerja sebagai buruh pengolahan, maka akan semakin tinggi tingkat produktivitasnya karena dengan pengalaman kerja yang semakin tinggi akan semakin tinggi pula tingkat pengetahuan yang dimiliki tentang pengolahan teh yang baik dan benar.

5) Status kerja mempunyai pengaruh positif, artinya buruh pengolahan yang berstatus buruh tetap akan mempunyai tingkat produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan buruh pengolahan berstatus buruh lepas.


(58)

6) Alokasi waktu kerja mempunyai pengaruh positif, artinya semakin banyak alokasi waktu yang digunakan untuk bekerja maka akan meningkatkan tingkat produktivitas kerja buruh pengolahan.

7) Sistem kerja mempunyai pengaruh positif, artinya semakin sering buruh pengolahan melakukan sistem kerja borongan daripada sistem kerja harian, maka akan semakin tinggi tingkat produktivitas kerja buruh.

8) Jumlah tanggungan keluarga berpengaruh positif, artinya semakin banyak jumlah tanggungan keluarga, akan meningkatkan tingkat produktivitas kerja buruh, karena buruh akan terpacu untuk mencari uang yang lebih banyak guna memenuhi kebutuhan anggota keluarganya.

9) Jumlah pendapatan pokok berpengaruh positif, artinya semakin tinggi tingkat jumlah pendapatan pokok sebagai buruh pabrik setiap bulannya, maka akan semakin tinggi tingkat produktivitas kerja, karena akan memacu buruh pengolahan untuk lebih giat lagi dalam bekerja.

10)Jumlah pendapatan diluar penghasilan sebagai buruh pengolahan mempunyai pengaruh negatif, artinya kenaikan jumlah pendapatan yang diperoleh di luar penghasilan sebagai buruh, akan menurunkan tingkat produktivitas kerja karena akan membuat buruh pengolahan lebih giat bekerja di luar.

11)Jumlah pengeluaran rata-rata keluarga berpengaruh positif, artinya semakin tinggi jumlah pengeluaran rata-rata setiap bulannya, akan meningkatkan tingkat produktivitas kerja, karena buruh perlu tambahan uang yang lebih banyak untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya.

12)Tunjangan mempunyai pengaruh positif, artinya buruh pengolahan yang memperoleh tunjangan dan semakin besar tunjangan yang diterima akan


(59)

meningkatkan tingkat produktivitas dibandingkan buruh pengolahan yang tidak memperoleh tunjangan.

13)Bonus akhir tahun berpengaruh positif, artinya semakin besar jumlah bonus akhir tahun yang diterima oleh buruh pengolahan, akan meningkatkan tingkat produktivitas kerja, karena akan memacu buruh pengolahan untuk bekerja lebih giat lagi.

14)Cuti tahunan mempunyai pengaruh negatif, artinya semakin banyak cuti yang sudah diambil oleh buruh pengolahan, akan menurunkan tingkat produktivitas kerja, karena buruh pengolahan sering tidak masuk dalam bekerja.

15)Kepuasan kompensasi mempunyai pengaruh positif, artinya semakin tinggi kepuasan buruh terhadap kompensasi yang diterima, maka akan semakin tinggi tingkat produktivitas kerja buruh.

16)Hubungan atasan bawahan berpengaruh positif, artinya semakin menyenangkan hubungan dengan mandor, akan meningkatkan tingkat produktivitas kerja buruh.

17)Hubungan sesama buruh mempunyai pengaruh positif, artinya semakin menyenangkan hubungan dengan sesama buruh pengolahan, tingkat produktivitas kerja pun akan meningkat.


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Aroef, M. 1986. Pengukuran Produktivitas Kebutuhan Mendasar di Indonesia. Prisma No.11. LP3ES. Jakarta.

Atmosoeprapto, K. 2000. Produktivitas Aktualisasi Budaya Perusahaan Mewujudkan Organisasi yang Efektif Melalui SDM Berdaya. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta.

Badan Pusat Statistik. 2004. Ekspor Indonesia Menurut Kode ISIC Tahun 2004. BPS. Jakarta.

________________ . 2004. Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri (Ekspor). BPS. Jakarta.

________________ . 2004. Statistik Indonesia. BPS. Jakarta.

Gujarati, D. 1991. Ekonometrika Dasar. PT Erlangga. Jakarta.

Hasibuan, M. S. 2001. Manajemen Sumberdaya Manusia. Edisi Revisi. PT Bumi Aksara. Jakarta.

Kurnia, K. 2003 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja Pemetik Teh di PT. Perkebunan Nusantara VIII Kebun Papandayan Kabupaten Garut. Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Kussriyanto, B. 1986. Peningkatan Produktivitas Karyawan. PT. Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta.

Mangkuprawira, S. T. 2002. Manajemen Sumberdaya Manusia Strategik. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Manullang, M. 1990. Pengukuran Produktivitas dengan Menggunakan Metode Nilai Tambah. Pusat Produktivitas Nasional Dewan Produksi Nasional. Jakarta.

__________ . 1994. Manajemen Personalia. PT Ghalia Indonesia. Jakarta. Nasir, M. 1998. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Nawawi, H. 2001. Manajemen Sumberdaya Manusia untuk Bisnis yang Kompetitif. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.


(2)

Pratiwi. 1999. Analisis Produksi Teh dan Penetuan Saat Optimum Pemangkasan Tanaman Teh (Studi Kasus: Kebun Percobaan Pasir Sarongge-PPTK Gambung). Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Rachmatulloh, Y. 2003. Sistem Kompensasi di PTPN VIII Perkebunan Jalupang Subang, Jawa Barat : Kajian Aspek Kepuasan Kerja dan Produktivitas. Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Ravianto, J. dkk. 1985. Produktivitas dan Tenaga Kerja Indonesia. SIUP. PT. Binaman Teknika Aksara. Jakarta.

Ravianto, J. 1986. Produktivitas dan Pengukuran. SIUP. PT. Binaman Teknika Aksara. Jakarta.

Reksasudharma, C. 1989. Peningkatan Produktivitas dan Mutu. Jurnal Ekonomi Desember 1989 tahun kedua Vol. I No. I. Fakultas Ekonomi. UKI. Jakarta.

Sarwoko. 2005. Dasar-Dasar Ekonometrika. PT. Andi. Yogyakarta. Simanjuntak, P. 1985. Produktivitas Kerja: Pengertian dan Ruang Lingkupnya. Prisma No. II. LP3ES. Jakarta.

Sinungan, M. 2005. Produktivitas Apa dan Bagaimana. Aksara Persada Press. Jakarta.

Sutanto, S. 2000. Analisis Sistem Kompensasi dan Kaitannya dengan Motivasi dan Produktivitas (Kasus Pemetik Teh Perkebunan Patuahwattee PT MP Indorub Sumber Wadung, PT Smart, Tbk., Bandung Selatan). Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Tim Penulis PS. 1993. Pembudidayaan dan Pengolahan Teh. Penebar Swadaya. Jakarta.

Walpole, R. E. 1992. Pengantar Statistika. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Zulkarnain, A. 2004. Analisis Sistem Kompensasi Serta Pengaruhnya Terhadap

Motivasi dan Produktivitas Tenaga Pemetik Teh (studi Kasus: Perkebunan Teh Cianten PTPN VIII). Skripsi. Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Insitut Pertanian Bogor.


(3)

(4)

(5)

Lampiran 2. Jumlah Produksi Kering PTPN VIII Kebun Rancabali

Tahun Produksi Kering (kg)

2002 2.718.550

2003 2.757.893

2004 2.383.196

2005 :

- Januari 244.375

s/d Januari 244.375

- Februari 225.637

s/d Februari 470.012

- Maret 219.798

s/d Maret 689.810

- April 253.797

s/d April 943.607

- Mei 256.111

s/d Mei 1.199.718

- Juni 280.609

s/d Juni 1.480.327


(6)

Lampiran 3. Hasil Analisis Regresi

Regression Analysis: Y versus X1; X2; ...

The regression equation is

Y = 106 - 0.380 X1 - 0.681 X2 + 2.72 X3 + 0.409 X4 + 1.69 X5 + 2.21 X6

- 0.36 X7 - 0.09 X8 - 0.646 X9 + 2.173 X10 - 0.201 X11 + 0.060 X12 + 0.604 X13 - 0.395 X14 + 1.65 D1 + 5.61 D2 + 0.55 D3

Predictor Coef StDev T P VIF Constant 105.53 16.51 6.39 0.000

X1 -0.3800 0.1334 -2.85 0.002 2.8 X2 -0.6809 0.5733 -1.19 0.245 1.8 X3 2.722 1.065 2.56 0.017 2.5 X4 0.4088 0.5442 0.75 0.459 1.5 X5 1.6896 0.8490 1.99 0.041 2.7 X6 2.206 1.009 2.19 0.038 2.2 X7 -0.362 1.336 -0.27 0.789 2.8 X8 -0.087 1.088 -0.08 0.937 2.0 X9 -0.6460 0.6497 -1.38 0.189 1.5 X10 2.1753 1.063 2.13 0.035 3.2 X11 -0.2013 0.3855 -0.52 0.606 1.3 X12 0.0598 0.5912 1.85 0.082 2.4 X13 0.6040 0.5605 1.44 0.124 1.5 X14 -0.3948 0.6385 -0.62 0.542 1.5 D1 1.653 1.591 1.04 0.308 1.9 D2 5.610 2.219 2.53 0.018 2.2 D3 0.554 1.623 1.31 0.173 2.1 S = 3.599 R-Sq = 79.8% R-Sq(adj) = 67.4%

Analysis of Variance

Source DF SS MS F P Regression 17 1164.34 68.49 16.36 0.000 Error 27 349.66 12.95