BAB II
PEMBANGUNAN PASAR INDUK
2.1. TUJUAN
• Untuk membantu pedagang grosir komoditi pertanian sayur mayur dan buah-buahan mendapatkan tempat berdagang yang
layak. • Untuk membina pedagang grosir menjadi pedagang yang tumbuh
menjadi besar namun lebih profesional yang bisa memelihara mekanisme perdagangan yang sehat.
• Menciptakan akses pasar dan transparansi harga bagi petani produsen sehingga mereka bisa lebih mengetahui kualitas yang
dibutuhkan pasar serta lebih meningkatkan produksi dan pendapatannya.
• Untuk membantu pemerintah kota daerah dalam menata tata ruang wilayah serta membina pelaku usaha menjadi pelopor
pembangunan ekonomi rakyat.
• Untuk membantu pemerintah dalam menciptakan pasar dalam negeri yang terintegrasi antar wilayah. Disparitas harga antar
wilayah menjadi kecil dan dengan cepat bisa di hilangkan. Ini bisa terwujud karena sistem distribusi menjadi lebih baik dan tersedia
informasi yang lebih akurat tentang dinamisme kebutuhan konsumen dan dinamisme produksi para petani.
• Membantu agar margin distribusi menjaid lebih rendah dan tingkat fluktuasi harga konsumen lebih mudah dikendalikan.
2.2. KRITERIA ADA KEBUTUHAN
• Telah terjadi embrio pasar induk di tempat yang sudah strategis. • Dianggap perlu untuk mengembangkan pasar tersebut karena
adanya kebutuhan yang semakin meningkat. • Mekanisme perdagangan komoditi pertanian semakin tidak
terintegrasi dan terstruktur sehingga margin distribusi menjadi tinggi.
• Diperlukan adanya informasi pasar yang lebih akurat dan kerkesinambungan.
PERTIMBANGAN MENGENAI LOKASI • Berlokasi dekat dengan letak para pedagang eceran pasar
tradisional dan mudah diakses dengan sarana transportasi umum. • Di areal yang luas dengan tempat parkir yang cukup.
• Di kota besar dengan jumlah penduduk yang relatif besar di atas 3 juta jiwa
2.3. YANG DIPERLUKAN UNTUK PEMBANGUNAN PASAR INDUK
1. KETERSEDIAN LAHAN Ini merupakan faktor krusial karena memerlukan persetujuan
berbagai pihak sebelum diputuskan untuk digunakan. Jika dimiliki oleh pemerintah daerah, maka diperlukan adanya persetujuan dari
DPRD dan penyesuaian terhadap RUTR yang umumnya memakan waktu yang lama.
Jika merupakan milik pemerintah pusat, maka dibutuhkan persetujuan instansi yang bersangkutan dan Departemen Keuangan
untuk memanfaatkan lahan tersebut. Ini juga biasanya menempuh jalan dan waktu yang lama
LUAS LAHAN YANG DIBUTUHKAN
Patokan dasar adalah lapak seluas 1 m
2
bisa digunakan untuk menjajakan komoditi buah buahan dan sayur-sayuran seberat 180
kg. Sebagai ilustrasi, jika jumlah penduduk yang harus dilayani sebanyak 1,5 juta, berarti diperlukan sekitar 400 ton komoditi
pertanian untuk diperdagangkan per hari. Luas lapak yang dibutuhkan adalah 400.000180 = 2.200 m
2
. Luas bangunan yang dibutuhkan adalah 2.220 x 2 = 4.400 m
2
. Dengan demikian luas keseluruhan arael yang dibutuhkan adalah minimal sekitar 4.400
m
2
0.4 = 11.000 m
2
. 2. KEBIJAKAN PEMERINTAH
a. Diperlukan adanya kesamaan visi dan misi diantara para
pemangku kepentingan di jajaran pemerintah tentang konsep pengembangan pasar induk dan pendukungnya serta
peranannya dalam meningkatkan integrasi pasar dalam negeri dan mempercepat peningkatan kesejahteraan penduduk dan
pembangunan ekonomi wilayah.
b. Diperlukan adanya kebijakan yang dapat membentuk komitmen bersama diantara seluruh pemangku kepentingan dalam suatu
format yang jelas untuk mendukung penerapan konsep pasar induk. Mengapa, karena pada kenyataaannya, pemda dan
wakil rakyat masih berada pada posisi yang sulit dalam mengambil kata sepakat menyangkut pengembangan pasar,
terutama dalam hal pemindahan tempat transaksi dan para
pedagang dari lokasi lama yang tidak layak dan strategis lagi ke tempat yang lebih layak dan sangat strategis.
c. Dalam tahap implementasi kebijakan, pelaksanaan komitmen juga sangat diperlukan. Terutama yang terkait dengan masalah
kesesuaian tata ruang dan peruntukan lahan untuk pembangunan pasar induk. Dalam kaitan ini, persyaratan untuk
berdirinya pasar induk perlu mendapatkan perhatian supaya bisa berfungsi sebagaimana mestinya.
e. Perlu diperhatikan bahwa seringkali dianggap bahwa Pasar Induk harus berada jauh di luar kota supaya tidak mengganggu
ketertiban lalu lintas di dalam kota. Padahal Pasar Induk adalah tempat para pedagang eceran dari pasar tradisional untuk
membeli barang dagangannya. Sehingga untuk menghindari biaya tinggi dan keterlambatan persediaan di pasar tradisional,
pasar induk harus berlokasi tidak terlalu jauh dan mudah diakses dengan alat angkutan umum.
f. Diperlukan adanya kebijakan Pemerintah Daerah yang mendukung berfungsinya pasar induk secara optimal. Perlu ada
penetapan bahwa hanya pasar induk yang boleh berfungsi sebagai pusat perdagangan grosir sayur-mayur dan buah-
buahan. Perlu ada Perda yang melarang aktivitas perdagangan grosir sayur-mayur dan buah-buahan di luar Pasar Induk. Hal ini
diperlukan untuk mempermudah pendataan kebutuhan konsumen di suatu daerah. JIka jaringan informasi antara Pasar
Induk dan Pasar Penunjang terbentuk, maka informasi kebutuhan pasar dapat menjadi panduan bagi daerah produsen
untuk mengatur volume dan pola tanam sayur-mayur dan buah- buahannya sehingga fluktuasi harga yang terjadi karena over-
supply bisa dikurangi dan para petani bisa menikmati harga yang wajar.
g. Perlu perhatian yang serius dari Pemerintah Daerah dan DPRD
untuk pengadaan peraturan untuk diberlakukan di lingkungan pasar, seperti peraturan perburuhan di lingkungan pasar,
pembatasan tenaga kerja, peraturan pembatasan kendaraan angkutan, dan peraturan sewa dan kepemilikan lapak: a
Peraturan perburuhan untuk mengatur agar para buruh memperhatikan diri dan keluarganya dengan keharusan untuk
menabung 15 dari penghasilan harian untuk keperluan Asuransi Kesehatan, Tunjangan Akhir Tahun, Tunjangan Hari
Tua dan Kematian. Ini diperlukan untuk menciptakan kegairahan bekerja dan suasana tenang di pasar; b
Pembatasan jumlah tenaga kerja diperlukan untuk menyesuaikan jumlah buruh dengan kebutuhan di Pasar Induk.
Dengan demikian penghasilan buruh yang bekerja di Pasar Induk bisa mencukupi. Tentunya setelah memperhatikan
kecepatan pelayanan di pasar. Buruh yang bekerja di Pasar Induk harus tercatat dan memiliki nomor anggota; c
Pembatasan jumlah kendaraan diperlukan agar jumlah
kendaraan yang memasuki areal pasar induk sesuai dengan kapasitas sehingga tidak menimbulkan antrian yang panjang
dan menghalangi pelayanan operasional Pasar Induk; d Peraturan sewa dan kepemilikan lapak diperlukan karena
pedagang besar seringkali melakukan praktek perdagangan tidak sehat dengan mematikan pedagang-pedagang yang lebih
kecil dengan tujuan menguasai pasar. Jika ini terjadi, maka harus ada sanksi yang tegas berupa tidak diperpanjangnya
sewa lapak terhadap para pelanggar pada periode berikutnya.
3. PERMODALAN Dalam hal permodalan, pihak swasta diharapkan untuk ikut
berpartisipasi. Struktur permodalan Pasar Induk pada umumnya adalah:
• 30 Investor swasta • 70 Lembaga Keuangan
Agar pihak Lembaga Keuangan mau berpartisipasi memberikan kredit untuk pembangunan Pasar Induk, dibutuhkan dukungan
Pemerintah dalam bentuk kebijakan yang jelas mendukung keberadaan Pasar Induk.
4. PENDAMPINGAN Untuk membantu manajemen Pasar Induk menerapkan fungsi-
fungsinya dengan baik sesuai konsepnya, diperlukan adanya kegiatan pendampingan dengan tugas utama sebagai berikut:
a. Sosialisasi Tenaga pendamping membantu pihak manajemen dalam
memberikan pengertian kepada para pelaku pasar tentang kebaikankeuntungan bila mereka berusaha di pasar yang baru
dengan sistem yang lebih pasti dan lebih baik.
b. Penempatanpenggunaan lapak. Tenaga pendamping membantu pihak manajemen dalam proses
seleksi dan penempatan pedagang di pasar, dimana prioritas diberikan kepada pedagang lama untuk ditempatkan. Ini untuk
mencegah penguasaan monopoli lapak lapak oleh segelintir pedagang bermodal besar.
c. Penerapan sistem perjanjian yang baik Tenaga pendamping membantu pihak manajemen menyusun
format perjanjian yang baik dengan memperhatikan pertimbangan dari kedua sisi. Tujuan utamanya adalah menjamin agar los
dalam pasar tidak menjadi obyek spekulasi oleh orang-orang yang bermodal besar. Dengan demikian biaya yang akan
dikeluarkan oleh pedagang untuk berusaha di dalam pasar adalah biaya yang wajar dan resmi, serta diupayakan seringan mungkin.
d. Penerapan pengaturan sistem perburuhan
Demi ketertiban dan kemudahan barang yang masuk dan keluar pasar, buruh pasar sebaiknya di atur manajemen. Dalam hal ini,
tenaga pendamping bertugas menjembatani kepentingan pihak manajemen dan pihak buruh agar dapat bertemu dalam suatu
penerapan sistem hubungan kerja yang baik. Dari sisi kepentingan buruh, sistem harus mampu memberi kesejahteraan
yang lebih baik kepada para buruh.
e. Operasional pasar Tenaga pendamping membantu pihak manajemen melakukan
sosialisasi sistem pengelolaan pasar agar segala sesuatunya berjalan dengan baik.
f. Menciptakan akses pasar bagi produsen Tujuannya adalah menciptakan posisi tawar yang lebih baik bagi
produsen. Kegiatan pendampingan dalam hal ini berupa sosialisasi kepada petani di daerah produsen tentang kesempatan
yang dibuka bagi mereka untuk dapat memasarkan langsung produksinya di pasar induk.
BAB III PEMBANGUNAN PASAR PENUNJANG