Peta Ketinggian Hilal informasi astronomis hilal dan matahari saat matahari terbenam 10 agustus 2010 penentu awal bulan ramadhan 1431 hijriah

3 dengan SD adalah semi diameter Bulan, |DAz| adalah nilai mutlak selisih Azimuth Bulan dan Matahari dan Da adalah selisih tinggi antara Bulan dan Matahari. Rata-rata, nilai semi diameter Bulan saat Matahari terbenam di wilayah Indonesia pada tanggal 10 Agustus 2010 adalah 16’ 41,71”. Pada tabel di atas, nilai selisih tinggi antara Bulan dan Matahari dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan berikut 2 2 DAz Elongasi Da − = . 5 Jika tulisan di samping nilai Elongasi adalah “atas Matahari” maka nilai Da positif dan jika tulisan di samping nilai Elongasi adalah “bawah Matahari” maka nilai Da negatif. Sebagai contoh untuk perhitungan di atas adalah pengamat dengan lokasi di POB Pelabuhan Ratu dengan tinggi 50 m dari permukaan laut dan kondisi refraksi atmosfer standar 2 Temperatur lokasi pengamatan 10 o C dan tekanan barometrik 1010 milibars. Berdasarkan persamaan 2 di atas, nilai R adalah 0,2991 o . Berdasarkan persamaan 3 di atas, nilai d adalah 0,2275 o . Berdasarkan persamaan 4 dan 5 di atas, nilai s adalah 0,1573 o . Jika hasil-hasil ini diterapkan pada persamaan 1 di atas, maka akan diperoleh o o o o o a 4061 , 2 1573 , 2275 , 2991 , 0368 , 2 = − + + = . 6 Dengan demikian, tinggi Hilal dari horison teramati saat Matahari terbenam tanggal 10 Agustus 2010 adalah 2 o 24,37’. Prosedur yang sama dapat dilakukan untuk lokasi lainnya.

3. Peta Ketinggian Hilal

Pada Gambar 1 ditampilkan peta ketinggian Hilal di seluruh dunia saat Matahari terbenam di masing-masing lokasi pengamat di permukaan Bumi. Di sini hanya ditampilkan ketinggian Hilal untuk pengamat di antara 60 o LU sampai dengan 60 o LS. Pada Gambar 1 tersebut ditampilkan pula ketinggian Hilal untuk pengamat yang berada di Indonesia. Hal ini lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 2. Baik pada Gambar 1 maupun Gambar 2, ketinggian Hilal dinyatakan sebagai ketinggian pusat piringan Bulan dari horison dengan pengamat berada di permukaan laut dan efek refraksi atmosfer Bumi belum diikutsertakan dalam perhitungan. 4 Gambar 1. Peta ketinggian Hilal dari horison untuk pengamat antara 60 o LU s.d. 60 o LS. Gambar 2. Peta ketinggian Hilal dari horison untuk pengamat di Indonesia Sebagaimana terlihat pada Gambar 1, ketinggian Hilal 0 o melewati daerah Samudra Pasifik bagian Barat Daya, Asia Tenggara bagian Utara, Asia Selatan bagian Utara, Asia Barat bagian tengah, daerah Laut Tengah, Eropa bagian Barat Laut, Samudra Atlantik bagian Utara, Amerika Serikat bagian Utara dan Samudra Pasifik Timur Laut. Secara sederhana, garis ketinggian Hilal o ini dapat dianggap sebagai garis batas tanggal qomariah. Daerah yang berada di sebelah Barat 5 dan bagian Selatannya dimungkinkan untuk memulai awal Ramadhan 1431 H pada tanggal 11 Agustus 2010 mengingat Hilal masih berada di atas Horison saat matahari terbenam tanggal 10 Agustus 2010. Adapun daerah di sebelah Timur dan Utara garis ketinggian Hilal 0 o ini belum akan memulai awal Ramadhan 1431 H pada tanggal 11 Agustus 2010. Hal ini karena Hilal saat Matahari terbenam tanggal 10 Agustus 2010, Hilal sudah di bawah Horison. Namun demikian, dalam praktiknya penentuan awal Ramadhan 1431 H bergantung kepada kebijakan masing- masing negara. Pada Gambar 2 terlihat ketinggian Hilal di Indonesia saat Matahari terbenam pada 10 Agustus 2010 berkisar antara 0,44 o sampai dengan 2,05 o . Daerah dengan ketinggian Hilal lebih dari 2 o hanyalah daerah Jawa Barat dan Banten bagian Selatan serta sebagian kecil Lampung bagian Selatan. Selebihnya, ketinggian Hilalnya kurang dari 2 o . Setelah efek refraksi atmosfer Bumi standar 1 dan semi diameter Bulan diikutsertakan dalam perhitungan, akan diperoleh peta ketinggian Hilal sebagaimana ditampilkan Gambar 3 berikut. Pada Gambar 3 ini, ketinggian Hilal dinyatakan sebagai ketinggian titik di piringan Bulan yang jarak sudutnya paling dekat dengan pusat Matahari dari horison teramati dengan pengamat dianggap berada di permukaan laut. Sebagaimana terlihat pada Gambar 3, ketinggian Hilal dari horison teramati di Indonesia saat Matahari terbenam pada 10 Agustus 2010 berkisar antara 0,93 o sampai dengan 2,30 o . Adapun daerah dengan ketinggian hilal lebih dari 2 o adalah seluruh Jawa kecuali Jawa Timur bagian Utara dan sedikit Jawa Tengah bagian Timur Laut, seluruh Lampung dan Bengkulu, sebagian besar Sumatera Selatan bagian Selatan, Jambi dan Sumatera Barat bagian Selatan. Selain itu, ketinggian Hilalnya kurang dari 2 o . Gambar 3. Peta ketinggian Hilal dari horison teramati untuk pengamat di Indonesia 6

4. Peta Elongasi