55
PENGATURAN KERAPATAN POPULASI DAN PEMBERIAN PUPUK KANDANG
PADA TANAMAN ALFALFA
Medicago sativa
L. Asri Nurani Tri Hartanti
H0103051 RINGKASAN
Prospek pengembangan budidaya dan produksi tanaman obat semakin cerah dan amat strategis, sejak didengungkan prinsip ”kembali ke alam,” baik di dalam negeri maupun
luar negeri. Hal ini merupakan kesempatan untuk mengembangkan tanaman obat menjadi komoditi yang kompetitif. Alfalfa merupakan salah satu jenis pakan ternak yang sekarang
ini banyak digunakan sebagai suplemen bagi manusia karena mengandung klorofil yang tinggi. Klorofil mengandung sekitar 60 senyawa yang tergolong ke dalam vitamin, mineral,
asam amino dan enzim. Klorofil sebagai hasil utama tanaman Alfalfa akan meningkat seiring peningkatan intensitas cahaya yang sampai ke tajuk tanaman. Selain cahaya,
nitrogen merupakan unsur hara yang berperan dalam pembentukan klorofil. Penambahan pupuk kotoran ayam yang mengandung nitrogen tinggi 1,7 diharapkan dapat lebih
menstimulasi pembentukan klorofil pada tanaman.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui populasi dan dosis pupuk kotoran ayam
optimum serta mengetahui kombinasi perlakuan terbaik untuk menghasilkan pertumbuhan dan hasil panen optimum Alfalfa. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan April 2008
sampai dengan Juli 2008 di Desa Kalisoro, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar 1.200 m dpl. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak
Kelompok Lengkap RAKL faktorial dengan tiga ulangan. Faktor yang diuji adalah populasi 16, 20 dan 25 tanamanm
2
dan dosis pupuk kotoran ayam 7, 14 dan 21 tonHa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik pengaturan populasi maupun dosis
pemberian pupuk kotoran ayam tidak berpengaruh nyata terhadap kadar klorofil sebagai produk utama Alfalfa. Interaksi antara kedua perlakuan hanya terjadi pada kadar klorofil b
umur 13 MST. Tanaman pada populasi 25 tanamanm
2
menghasilkan kadar klorofil total tertinggi yaitu sebesar 43081,2 µgm
2
dan tanaman pada populasi 20 tanamanm
2
menghasilkan kadar klorofil total terendah yaitu sebesar 32895,0 µgm
2
. Tanaman pada dosis pemberian pupuk kotoran ayam 21 tonHa menghasilkan kadar klorofil total tertinggi
yaitu sebesar 38291,8 µgm
2
dan tanaman pada dosis pemberian pupuk kotoran ayam 7 tonHa menghasilkan kadar klorofil total terendah yaitu sebesar 34747.3 µgm
2
.
56
POPULATION DENSITY CONTROL AND MANURE GIVING ON ALFALFA
Medicago sativa
L.
Asri Nurani Tri Hartanti H0103051
SUMMARY
A brighter prospect of the development of cultivation and production of herbs becomes known since the emergence of “back to nature” campaign, both in our country and
in foreign countries. This phenomenon provides a good chance to develop herbs into a competitive commodity. Alfalfa belongs to a kind of cattle fodder that is now commonly
used as human’s supplement because of its high chlorophyll content. Chlorophyll contains around 60 compounds classified into vitamins, minerals, amino acids, and enzymes. The
production of chlorophyll as the main content of Alfalfa plant will increase along with the increase of light intensity, which reaches the plant’s canopy. Besides light, nitrogen
becomes the substance which contributes in the formation of chlorophyll. The addition of chicken manure fertilizer which contains high nitrogen content 1,7 is hoped to be able
to stimulate plants’ chlorophyll formation.
This aims of this research were to find out the population and optimum dose of chicken manure, and also to find out the best treatment combination to produce the optimum
growth and yields of Alfalfa. Research had done on April 2008 until July 2008 in Kalisoro Village, Tawangmangu District, Karanganyar Regency 1.200 m above the sea surface
level. Completely Random Design CRD with a three-repetition factorial was applied. Tested factors were population 16, 20 and 25 plantsm
2
and the dose of chicken manure 7,14 and 21 tonhectare.
The result shows that population arrangement and dose of chicken manure non significant to the chlorophyll level. Interaction between the two treatments occured only at
chlorophyll level b at the age of 13 weeks after planting. Plant on population of 25 plantsm
2
gave the highest total chlorophyll were 43081,2 µgm
2
and plant on population of 20 plantsm
2
gave the lowest total chlorophyll were 32895,0 µgm
2
. Plant on the dose of chicken manure 21 tonhectare gave the highest total chlorophyll were 38291,8 µgm
2
and plant on the dose of chicken manure 7 tonhectare gave the lowest total chlorophyll were
34747.3 µgm
2
.
57
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanaman obat sudah dimanfaatkan sejak dahulu oleh masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Prospek pengembangan budidaya dan produksi tanaman obat semakin cerah
dan amat strategis sejak didengungkan prinsip “
Back to Nature
” kembali ke alam baik di dalam negeri maupun luar negeri. Hal ini merupakan kesempatan untuk
mengembangkan tanaman obat menjadi komoditi yang kompetitif. Alfalfa
Medicago sativa
L. merupakan salah satu jenis pakan ternak yang sekarang ini banyak digunakan sebagai makanan sehat bagi manusia karena mengandung klorofil yang tinggi. Alfalfa
mengandung sekitar 60 senyawa yang tergolong ke dalam vitamin, mineral, asam amino dan enzim Rahmayanti dan Sitanggang, 2006.
Di Indonesia, Alfalfa mulai dikembangkan di Jawa Tengah mulai Maret 2005 dan berhasil menembus pasar ekspor ke Negara Taiwan. Sampai sekarang tanaman ini, yang
serumpun dengan tanaman kacang-kacangan tetapi tergolong tanaman perennial, baru berkembang di daerah Boyolali, Jepara, Tegal, Semarang dan sebagian di Cirebon.
Hasilnya sementara ini empat ton per hektar dan baru dapat memenuhi 20 persen permintaan ekspor ke Taiwan yang mencapai 5.000 ton per tahun Anonim, 2006a.
Kadar klorofil merupakan ukuran kualitas Alfalfa sebagai tanaman obat. Intensitas cahaya merupakan salah satu faktor lingkungan yang memacu pembentukan klorofil
Salisbury dan Ross, 1995b. Pengaturan populasi dilakukan untuk mengoptimalkan intensitas cahaya matahari yang sampai ke permukaan tanah dan bagian-bagian tanaman
untuk memacu pembentukan klorofil. Selain itu, unsur nitrogen merupakan unsur hara yang berperan dalam pembentukan klorofil. Struktur molekul klorofil terdiri atas 4 pirol
dengan Mg sebagai ion pusat dan nitrogen sebagai ligan Robinson, 1995.
1
58 Gambar 1. Struktur molekul klorofil a Salisbury dan Ross, 1995a
Mg merupakan unsur mikro banyak tersedia dalam tanah, sedangkan ketersediaan nitrogen seringkali rendah. Pemberian pupuk kandang yang kaya akan kandungan
nitrogen dapat memacu pembentukan klorofil dalam daun. Diharapkan dengan adanya hasil penelitian yang memuaskan dapat meningkatkan keterkaitan yang menguntungkan
dalam pemanfaatan limbah peternakan pada budidaya tanaman Alfalfa
Perumusan Masalah
Alfalfa merupakan tanaman yang dipanen dengan produksi klorofil, senyawa penting yang baik bagi kesehatan tubuh, 4,5 kali 450 lebih tinggi dibanding sayuran
daun lain. Karena bernilai tinggi bagi kesehatan, tanaman ini bernilai ekonomis tinggi dan belum banyak dibudidayakan di Indonesia. Klorofil sebagai hasil utama tanaman
Alfalfa akan meningkat seiring peningkatan intensitas cahaya yang sampai ke tajuk tanaman. Pengaturan populasi berdasar jarak tanam mempengaruhi intensitas cahaya
matahari yang mengenai daun dan bagian lain tanaman. Selain cahaya, nitrogen merupakan unsur hara yang berperan dalam pembentukan
klorofil. Penambahan pupuk kotoran ayam yang memiliki kandungan nitrogen tertinggi 1,7 dibandingkan pupuk kotoran ternak lain sapi 0,3, kuda 0,4, dan domba
0,6 diharapkan dapat lebih menstimulasi pembentukan klorofil pada tanaman. Pemberian pupuk kandang juga mempengaruhi pertumbuhan vegetatif, sehingga daun
dan batang, akan tumbuh subur dan berakibat meningkatkan kandungan klorofil. Berdasar permasalahan di atas, penelitian ini diharapkan dapat menjawab
permasalahan : 1.
Berapakah populasi optimum untuk mendapatkan pertumbuhan dan hasil panen optimum Alfalfa?
2. Berapakah dosis optimum untuk mendapatkan pertumbuhan dan hasil panen
optimum Alfalfa? 3.
Apakah interaksi terjadi antara pengaturan populasi dan dosis pupuk kotoran ayam terhadap pertumbuhan dan hasil panen Alfalfa?
59
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Mengetahui populasi optimum untuk menghasilkan pertumbuhan dan hasil panen optimum Alfalfa.
2. Mengetahui dosis pupuk kotoran ayam optimum untuk menghasilkan pertumbuhan
dan hasil panen optimum Alfalfa. 3.
Mengetahui kombinasi perlakuan terbaik untuk menghasilkan pertumbuhan dan hasil panen optimum Alfalfa.
60
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka 1. Alfalfa