Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L. ) Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Mikro CuSO¬4.5H2O

(1)

Rekki Fernando Gurning : Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L. ) Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O, 2009.

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SELADA

(Lactuca sativa L. ) PADA BERBAGAI TINGKAT DOSIS

PUPUK NPK DAN PUPUK MIKRO CuSO

4

.5H

2

O

HASIL PENELITIAN

OLEH :

REKKI FERNANDO GURNING 030301002/BDP/AGRONOMI

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

Rekki Fernando Gurning : Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L. ) Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O, 2009.

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SELADA

(Lactuca sativa L. ) PADA BERBAGAI TINGKAT DOSIS

PUPUK NPK DAN PUPUK MIKRO

CuSO4.5H2O

HASIL PENELITIAN

OLEH :

REKKI FERNANDO GURNING 030301002/BDP/AGRONOMI

Hasil Penelitian Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Penyusunan skripsi di Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

Disetujui oleh : Dosen Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

(Prof. Dr. Ir.B. S. J. Damanik, M.Sc)

NIP. 130 318 066 NIP. 131 570 509

(Ir. Charloq, MP)

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

Rekki Fernando Gurning : Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L. ) Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O, 2009.

ABSTRACT

This research were aimed to determine the optimum of dosage NPK fertilizer and CuSO4.5H2O micro fertilizer on growth and yield of lactuca

sativa L. This research were done in Mumban Surbakti (Sempakata), medan

selayang and located on height of ± 25 m above sea level from may 2008 until july 2008. this research were arranged in split-plot design. The main plot was dosage NPK fertilizer with four stage treatment: N0 (0 Kg/Ha), N1(125

Kg/Ha), N2 (250 Kg/Ha), N3 (375 Kg/Ha) and sub plot was dosage of

CuSO4.5H2O micro fertilizer with four stage treatment : C0 (0 Kg), C1 (2.25 Kg/Ha), C2 (4.5 Kg/Ha), C3 (6.75 Kg/Ha). The parameter observed is the height of plant, number of leaf, leaf area, fresh and dry weight, net assimilation rate, crop growth rate. Data were analyzed by using analysis of variance according to split-plot design, where there was the difference among the treatment, it was continued with Duncans Multiple Range Test (DMRT) at 95 % signification level. The dosage of NPK fertilizer 279,5 kg/ha was the best application to product of lactuca in this research. The anova detect interaction between dosage of NPK Fertilizer and CuSO4.5H2O. The dosage of NPK fertilizer 318 kg/ha and the dosage of CuSO4.5H2O micro fertilizer 4,37 kg/ha was the best application to height of plan.


(4)

Rekki Fernando Gurning : Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L. ) Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O, 2009.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis NPK dan CuSO4.5H2O yang optimum bagi pertumbuhan dan produksi tanaman selada. Penelitian ini dilakukan di Jl. Mumban Surbakti (sempakata), medan selayang pada ketinggian + 25 m diatas permukaan laut pada bulan mei hingga bulan juli 2008. Penelitian ini dilakukan dengan metode petak terpisah. Petak utama adalah dosis pupuk NPK yang terdiri dari 4 taraf

perlakuan yaitu N0 (0 Kg/Ha), N1(125 Kg/Ha), N2 (250 Kg/Ha), N3 (375

Kg/Ha), dan anak petak adalah pupuk mikro CuSO4.5H2O yang terdiri edari

4 taraf perlakuan C0 (0 Kg), C1 (2.25 Kg/Ha), C2 (4.5 Kg/Ha), C3(6.75 Kg/Ha). Parameter yang diamti adalah tinggi tanaman, jumlah daun, total luas daun, berat basah, dan berat kering akar-tajuk, laju asimilasi bersih dan laju tumbuh relative tanaman. Data dianalisa menggunakan vatian rancangan petak terpisah dilanjutkan, jika terdapat perbedaan antar perlakuan dilanjutkan dengan uji jarak Duncan berganda pada tingkat selang kepercayaan 95 %. Dosis NPK yang terbaik pada pengamatan berat basah adalah 279,5 kg/ha. Pada sidik ragam ditemukan adanya interaksi antara pupuk NPK dan pupuk mikro CuSO4.5H2O. dosis pupuk NPK dan CuSO4.5H2O yang terbaik adalah 318 kg/ha, 4,37 kg/ha.


(5)

Rekki Fernando Gurning : Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L. ) Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O, 2009.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Rekki Fernando Gurning dilahirkan di Pematang Siantar pada tanggal 5 februari 1985 dari Ayahanda T.M. Gurning dan Ibunda S. Samosir. Penulis merupakan anak keduadari enam bersaudara.

Pendidikan formal yang pernah diperoleh penulis antara lain,

1. Tahun 1991-1997 menempuh pendidikan dasar di SD Negeri 091614 Dolok Ulu Kecamatan Tapian Dolok, Kabupaten Simalungun.

2. Tahun 1997- 2000 menempuh pendidikan lanjutan di SLTP Negeri 2 Tapian Dolok, Kecamatan Tapian Dolok, Kabupaten Simalungun.

3. Tahun 2000-2003 menempuh pendidikan menengah di SMU Negeri 3 kotamadya Pematang Siantar.

4. Tahun 2003 lulus masuk melalui jalur SPMB, penulis memilih program studi Agronomi Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah menjadi asisten Laboratorium Tanaman Perkebunan (2005-2007). Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PTPN3 Pamela Juni sampai dengan Juli 2007.


(6)

Rekki Fernando Gurning : Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L. ) Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O, 2009.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karuniaNya yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisan ini.

Tulisan ini adalah hasil penelitian yang disusun berdasarkan penelitian

yang berjudul Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada

(Lactuca sativa L. ) Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O, yang merupakan salah syarat untuk dapat melaksanakan

seminar hasil di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Ir.B. S. J. Damanik, M.Sc. dan Bapak Ir. Charloq, MP selaku

ketua dan anggota komisi pembimbing, yang telah meluangkan waktu dan memberikan saran kepada penulis mulai dari persiapan penelitian sampai penyelesaian tulisan ini.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Penulis berharap tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.

Medan, Maret 2009


(7)

Rekki Fernando Gurning : Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L. ) Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O, 2009.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Selada adalah tanaman yang paling banyak digunakan untuk salad. Tanaman ini merupakan sayuran musim dingin utama yang beradaptasi paling baik pada lokasi iklim sedang, yang banyak sekali ditanam. Di beberapa Negara, konsumsi selada cukup besar untuk memberikan kontribusi gizi secara nyata. Produksi selada dunia diperkirakan sekitar 3 juta ton, yang ditanami pada lebih dari 300.000 ha lahan (Rubatzky, dan Yamaguchi, 1992).

Jenis yang banyak diusahakan di dataran rendah ialah selada daun. Jenis ini begitu toleran terhadap dataran rendah sampai di daerah yang sepanas dan serendah Jakarta pun masih subur dan bagus pertumbuhannya. Selada daun memiliki daun yang berwama hijau segar, tepinya bergerigi atau berombak, dan lebih enak dimakan mentah. Varietas selada daun yang baik antara lain new york, imperial, great lakes, dan pennlake (Rukmana, 1994)

Di Indonesia, selada belum berkembang pesat sebagai sayuran komersial. Daerah yang banyak ditanami selada masih terbatas di pusat-pusat produsen sayuran seperti Cipanas (Cianjur) dan Lembang (Bandung). Di masa mendatang sangat mungkin kedua jenis sayuran ini menjadi komoditas komersial. Selada berpotensi besar untuk dikembangkan di Indonesia, karena disamping kondisi iklimnya cocok untuk komoditas ini, juga dapat memberikan keuntungan yang memadai bagi pembudidayaannya. Pada saat situasi pasar normal, harga selada antara Rp 500,00-Rp 600,00/kg dan paling rendah Rp 200,00/kg, tetapi


(8)

kadang-Rekki Fernando Gurning : Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L. ) Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O, 2009.

kadang naik cukup tajam hingga ribuan rupiah per kilogramnya. (Anonimous, 2006).

Selada belum membudaya pengembangannya, tetapi prospek ekonominya cukup cerah. Permintaan terhadap komoditas selada terus meningkat, antara lain berasal dari pasar swalayan, restauran-restauran besar (Fast Food Eropa dan Cina), hotal-hotel berbintang di kota-kota besar, serta konsumen (orang-orang) luar negeri yang menetap di Indonesia.

Di daerah tropika pemupukan harus dipertimbangkan secara cermat dibandingkan dengan daerah yang beriklim sedang. Berbagai faktor seperti suhu, curah hujan, dan penyinaran yang lebih tinggi memiliki peranan dalam menghabiskan dan mengurangi lebih cepat baik pupuk organik maupun anorganik di daerah tropik (Williams, dkk,, 1993).

Dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman selain unsur hara makro, tanaman juga memerlukan unsur mikro meskipun dalam jumlah yang kecil. Unsur hara mikro meliputi Fe (Besi), B (boron), Mo (Molibdenium), Cu (Tembaga), Zn (Seng), Mn (Mangan), dan Cl (Chlor) (Rosmarkan, dan, Yuwono, 2002).

Untuk Pertumbuhan Vegetatif, unsur hara makro sangat dibutuhkan. Pupuk NPK merupakan pupuk majemuk cepat tersedia yang paling dikenal saat ini. Bentuk NPK yang sekarang ini beredar di pasaran adalah pengembangan dari bentuk yang lama dengan kadar yang masih sangat rendah. Kadar NPK yang banyak beredar adalah 15-15-15, 16-16-16, dan 8-20-15. Tiga tipe NPK ini sangat popular karena kadarnya cukup tinggi dan memadai untuk menunjang pertumbuhan tanaman (Marsono, dan Sigit, 2005).


(9)

Rekki Fernando Gurning : Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L. ) Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O, 2009.

Unsur Cu jarang ditambahkan lewat pemupukan, karena kelebihan Cu dalam jumlah sedikit saja akan meracuni tanaman dan menurunkan penyerapan Mn. Karena itu pengaplikasian akan lebih aman jika diberikan melalui daerah sekitar daun. Ion sulfat mudah hilang dari daerah perakaran karena tercuci oleh aliran air. Belerang sangat berperan dalam pembentukan klorofil dan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan jamur. Di dalam tanah, sulfur berperan menurunkan pH tanah alkali. Dengan begitu ketersediaannya akan membawa dampak pada peningkatan unsur-unsur lain. (Novizan, 2005)

Penyerapan hara oleh tanaman pada prinsipnya dapat terjadi melalui semua permukaan/epidermis tanaman yang porius (daun, batang, dan akar). Penyerapan gas O2 dan CO2 terutama terjadi lewat stomata (pori-pori) daun. Pada saat hujan, beberapa unsur hara, intersepsi melalui pori-pori daun dan batang. Hal ini yang mendasari adanya praktik penyemprotan hara ke permukaan tanaman (Hanafiah, 2005).

Dari uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang sejauh mana efektifitas pengujian pupuk organik padat dan NPK terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman selada.


(10)

Rekki Fernando Gurning : Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L. ) Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O, 2009.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat pupuk Organik Mikro Copper Sulfat yang memungkinkan untuk digunakan sebagai alternatif tambahan atau pengganti sebagian, atau seluruh kebutuhan pupuk NPK pada tanaman Selada.

Hipotesa Penelitian

1. Pupuk Organik Mikro CuSO4 Berpengaruh Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada

2. Pupuk NPK (15,15,15) Berpengaruh Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada

3. Ada interaksi Pupuk Organik mikro CuSO4 dan NPK (15,15,15) terhadap pertumbuhan dan produksi Tanaman Selada.

Kegunaan Penelitian

Sebagai sumber data penyusun skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk menempuh ujian sarjana pada fakultas pertanian universitas sumatera utara, medan.


(11)

Rekki Fernando Gurning : Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L. ) Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O, 2009.

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman Selada

Tanaman selada (Lactuca sativa L.) termasuk famili compositae dari genus Lactuca yang merupakan tanaman sayuran semusim. Tanaman selada banyak dikembangkan sekarang ini dan menjadi sayuran penting sebagai sayuran penyegar dimana daun-daunnya dapat pula membentuk krop (Sunaryono, 1999).

Selada diklasifikasikan sebagai berikut dalam Haryanto, dkk (2003) : Divisio : Spermatophyta

Sub Divisio : Angiospermae Class : Dicotyledonae

Famili : Asteraceae (Campositae) Genus : Lactuca

Spesies : Lactuca sativa L.

Selada adalah tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk), khususnya dalam hal bentuk daunnya. Tanaman ini cepat menghasilkan akar tunggang diikuti dengan penebalan dan perkembangan cabang-cabang akar yang menyebar pada kedalaman antara 25-50 cm (Rubatzky dan Yamaguchi, 1997).

Batang tanaman selada selama fase vegetatif, pendek, berbuku-buku sebagai tempat kedudukan daun. Setelah tanaman selada memasuki masa generatif batangnya memanjang ( Rukmana, 1994).

Daun selada bentuknya bulat panjang, daun sering berjumlah banyak dan biasanya berposisi duduk (sessile), tersusun berbentuk spiral dalam roset padat.


(12)

Rekki Fernando Gurning : Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L. ) Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O, 2009.

Daun tak berambut, mulus, berkeriput atau kusut berlipat (Rubatzky dan Yamaguchi, 1997).

Bunganya berwarna kuning, terletak pada rangkaian yang lebat dan tangkai bunganya dapat mencapai ketinggian 90 cm. Bunga ini menghasilkan buah berbentuk polong yang berisi biji. Biji selada berbentuk pipih, berukuran kecil-kecil serta berbulu dan tajam (Rukmana, 1994).

Menurut Nazaruddin (2000) ada empat jenis selada yang dikenal, yaitu selada telor, selada daun, selada rapuh dan selada batang. Jenis yang banyak diusahakan di dataran rendah adalah selada daun. Selada daun memiliki daun yang berwarna hijau segar, tepinya bergerigi atau berombak.

Syarat Tumbuh Iklim

Selada dapat ditanam di dataran rendah sampai dataran tinggi (pegunungan). Hal yang terpenting adalah memperhatikan pemilihan varietas yang cocok dengan lingkungan (ekologi) setempat (Rukmana, 2007)

Suhu sedang adalah hal yang ideal untuk produksi selada berkualitas tinggi, suhu optimumnya untuk siang hari adalah 200C dan malam hari adalah 100C. Suhu yang lebih tinggi dari 300C biasanya menghambat pertumbuhan. Umumnya intensitas cahaya tinggi dan hari panjang meningkatkan laju pertumbuhan, dan mempercepat perkembangan luas daun sehingga daun menjadi

lebih lebar, yang berakibat pembentukkan kepala menjadi lebih cepat (Rubatzky dan yamaguchi, 1997)


(13)

Rekki Fernando Gurning : Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L. ) Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O, 2009.

Tanaman selada memerlukan cahaya yang tidak terlalu banyak, dan curah hujan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada daun. Oleh karena itu, penanaman selada di anjurkan pada akhir musim hujan. Untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhannya, selada memerlukan air sebanyak 400 mm air (Anonimous, 2006)

Tanah

Tanaman selada dapat ditanam pada berbagai jenis tanah. Namun, pertumbuhan yang baik akan diperoleh bila ditanam pada tanah liat berpasir yang cukup mengandung bahan organik, gembur, remah, dan tidak mudah tergenang air. Selada dapat tumbuh baik dengan pH 6,0-6,8 atau idealnya 6,5. bila pH terlalu rendah perlu dilakukan pengapuran. (Pracaya, 2002).

Kecambah selada tidak tahan terhadap salinitas sedangkan tanaman yang lebih tua lebih toleran. Tanaman Selada peka terhadap cekaman lengas. Pertumbuhan selada dapat dioptimumkan dengan pasokan lengas yang seragam,

dan penjenuhan tanah yang tidak berkepanjangan harus dihindarkan (Rubatzky dan yamaguchi, 1997)

Pupuk Majemuk NPK

Senyawa yang mengandung unsur hara yang diberikan pada tanaman disebut pupuk. Suatu pupuk umumnya terdiri dari komponen-komponen yang mengandung unsur hara, zat penolak air, pengisi, pengatur konsistensi, kotoran dan lain-lain. Bagian yang tidak mengandung unsur hara tersebut akan menurunkan kadar hara dalam pupuk tersebut (Jumin, 1994).


(14)

Rekki Fernando Gurning : Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L. ) Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O, 2009.

Pupuk yang memberikan N, P, K disebut pupuk lengkap. Kelas pupuk (grade atau analisi) merupakan persen dalam berat nitrogen (dinyatakan sebagai unsur N), fosfor (dinyatakan dalam P2O5), dan kalium(dinyatakan sebagai K2O). Fosfor dan kalium biasanya tidak dinyatakan sebagai unsur-unsurnya, karena telah menjadi kebiasaan. Pada akhir-akhir ini mulai terdapat kebiasaan menyatakan analisis pupuk dalam unsur-unsurnya, tapi masih terbatas di kalangan ilmiah (Hanafiah, 2005).

Pertumbuhan abnormal yang ditunjukkan oleh tanaman, kemungkinan disebabkan kekurangan hara tanaman ataupun beberapa faktor yang menunjang pertumbuhan tanaman. Kelainan juga dapat disebabkan oleh kekurangan satu atau beberapa unsur hara yang terdapat di dalam tanah. Tetapi ada juga oleh terdapatnya beberapa atau unsur lain yang berlebihan sehingga menyebabkan keracunan. Gejala-gejala yang tampak itu dapat diamati secara visual dan tidak memerlukan alat khusus (Hakim, dkk. 1986).

Pupuk lengkap biasanya mengandung N, P, K dengan kadar pupuk tunggal hanya berkisar 20 %. Meskipun sudah ada yang mempunyai kendungan lebih besar dari itu. Perbandingan komposisi unsur pupuknya berbeda-beda sehingga dalam pemakaiannya harus disesuaikan dengan kebutuhan (Nyakpa,1988)

Unsur Nitrogen dalam tanaman dijumpai dalam bentuk anorganik atau organik yang bergabung dengan C, H, O, dan kadang kala dengan S untuk membentuk asam-asam amino, enzim-enzim amino, asam nukleat, klorofil, alkaloid, dan basa purin. Meskipun N-anorganik dapat berakumulasi membentuk nitrat, N-organik dominan dalam bentuk protein berbobot molekul tinggi (Hanafiah, 2005).


(15)

Rekki Fernando Gurning : Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L. ) Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O, 2009.

Nitrogen merupakan bahan penyusun amino, amida, protein serta nukleoprotein, Nitrogen juga merupakan bahan penyusun dari sekumpulan senyawa yang disebut alkaloid. Defisiensi N membatasi pembesaran sel dan pembelahan sel. Gejala defesiensi meliputi pertumbuhan daun yang terhambat (kerdil) dan kuning, terutama di bagian-bagian tanaman yang sudah tua (Nyakpa,1988)

Fosfor dalam bentuk phitin, nukleid dan fosfor merupakan bagian dari protoplasma dan inti sel. Fosfor diambil tanaman dalam bentuk H2PO4- dan H2PO42-. Secara umum fungsi dari unsur P dalam tanaman adalah :

- dapat mempercepat pertumbuhan akar persemaian.

- dapat mempercepat serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi tanaman dewasa pada umumnya.

- dapat mempercepat pembungaan dan pemasakan buah dan biji atau gabah. - fosfor juga sebagai penyusun lemak dan protein

(Sutedjo, 2002).

Kalium merupakan unsur hara utama ketiga setelah N, dan P. Kalium mempunyai valensi dan diserap dalam bentuk ion K. Kalium tergolong unsur yang mobil dalam tanaman, maupun dalam xylem dan floem. Bila tanaman kekurangan K, maka banyak proses yang tidak berjalan dengan baik, misalnya terjadi akumulasi karbohidrat, menurunnya kadar pati, dan akumulasi senyawa nitrogen dalam tanaman. Kebanyakan tanaman yang kekurangan K menyebabkan turgor tanaman berkurang, sel menjadi lemah. Daun tanaman juga menjadi kering, ujung daun berwarna coklat (Rosmarkan, dan Yuwono, 2002).


(16)

Rekki Fernando Gurning : Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L. ) Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O, 2009.

Pupuk Mikro CuSO4.5H2O

Nutrisi mineral tersedia di tanah dengan sisa-sisa tanaman, kotoran hewan, pupuk kimia, atau mineral alami. Sumber lain yaitu berasal dari atmosfer, pengairan, hujan, dan larutan dari tanah mineral. Sumber mineral itu tidaklah penting bagi tanaman selama nutrisi mineral tersedia bagi tanaman dalam jumlah yang cukup dan dan dapat mudah di asimilasi. Nutrisi akan hilang ketika bagian tanaman diambil. Meletakkan kembali sisa bagian tanaman ketanah tidak akan mengembalikan nutrisi yang hilang. Untuk mengembalikan nutrisi yang hilang harus dengan penambahan satu jenis pupuk atau lebih dengan jumlah yang seimbang (Hartman, et.al, 1981).

Pemupukan Cu padan umumnya berkisar antara 2-7 kg/ha/tahun. Pengaruh residu Cu pada tanah sampai lebih kurang dari 8 tahun. Disamping itu, obat-obat pemberantas hama penyakit banyak mengandung senyawa Cu, misalnya bubur bordo dan cobox. Tanah gambut sering menunjukkan adanya kekahatan Cu pada tanaman yang hidup diatasnya. Terlalu banyak Cu dalam tanah menyebabkan racun pada tanaman dan sering menyebabkan kekahatan Fe. Penyerapan Cu juga dipengaruhi oleh kadar Al dalam tanah. Makin tinggi kadar Al, makin rendah penyerapan Cu oleh tanaman (Rosmarkan dan Yuwono, 2001).

Banyak daerah di bumi mengalami defisiensi Cu. Di amerika serikat, kekurangan Cu ditemukan di wilayah Great Lakes, The West Coast, dan daerah Florida. Sejumlah bahan organik, pH tanah, dan unsur mineral lain dapat mempengaruhi ketersediaan Cu. Kelebihan unsur Cu di dalam tanah dapat disebabkan oleh kekurangan Fe didalam tanaman. Copper sulfate (CuSO4.5H2O)


(17)

Rekki Fernando Gurning : Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L. ) Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O, 2009.

dan amonium phophate (CuNH4PO4) adalah yang sering digunakan sebagai pupuk ( Hopskin, 1995).

Di dalam tanaman unsur Cu berlangsung dengan reaksi redoks. komponen plastosianin, sitokrom oksidase, ensim oksidase; diperlukan dalam proses fotosintesis, respirasi, lignifikasi, pembentukan serbuksari, dan penyerbukan. Tidak mudah dipindahkan antar jaringan, kekahatan muncul pada titik tumbuh, daun yang muda. Gejala kekahatan: warna hijau muda, biru muda, kekuningan pada daun muda; tepi daun menggulung, ujung daun kering; daun layu; pembentukan dan buah biji buruk. Kekahatan Cu Sering dijumpai pada tanah organik: apasitas jerapan tinggi. Dapat terjadi pada tanah pasiran yang sudah terlindi dan memiliki pH tinggi. Interaksi hara: kadar Fe, Zn, dan P memicu

kekahatan Cu. Tanaman peka: biji-bijian, wortel, bawang merah (Anonimous, 2005).

Didalam tanah, Cu berada dalam bentuk divalensi Cu2+ atau dalam bentuk ion kompleks. CuO dan Cu(OH)2 lebih mudah larut dari pada senyawa lainnya. Cu tersedia untuk tanaman adalah Cu2+ dan Cu4+. Kadar Cu tersedia dalam tanah relatif lebih tinggi daripada Mo, yakni berkisar antara 10-80 ppm. Sedangkan kadar Cu dalam tanaman berkisar 7-30 ppm, Cu umumnya bergabung dengan senyawa organik, karena afinitas Cu terhadap senyawa organik tergolong tinggi

Tabel 1. Ketersediaan Cu Dalam Tanah Ketersedia Cu

dalam tanah

Dalam satuan ppm sangat tinggi >200 tinggi 75-200

sedang 25-75

rendah 15-25

sangat rendah <15 (Rosmarkan dan Yuwono, 2001).


(18)

Rekki Fernando Gurning : Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L. ) Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O, 2009.

Kebutuhan akan belerang berbeda-beda, tergantung kepada bahan yang dihasilkan dan jenis tanaman. Kekahatan belerang lebih berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman bagian atas dari pada akar. Gejala-gejala yang teramati seperti tanaman menguning, tumbuh kerdil, batang kurus, kaku dan rapuh (Nyakpa, dkk, 1988).

Keperluan tanaman akan sulfur (S) hampir sama dengan kebutuhan Posphat. Kadar S dalam tanah sekitar 0,06 % yang terdapat dalam bentuk sulfida, sulfat, dan senyawa organik. Keperluan senyawa S untuk tanaman agak berlebihan karena dianggap hanya diserap dalam tanah, padahal S dapat diserap melalui udara bebas. Pelepasa S ke atmosfer terjadi bila melebihi ambang batas toleransi tanaman yang akibatnya dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Pengambilan S oleh tanaman dipengaruhi oleh hasil kadar protein. Makin tinggi hasil dari kadar protein, maka tinggi penyerapan S baik dari tanah maupun dari uadara (Rosmarkan dan Yuwono, 2001).


(19)

Rekki Fernando Gurning : Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L. ) Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O, 2009.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Tinggi Tanaman

Data pengamatan rata-rata tinggi tanaman pada umur 6, 7, 8 dan 9 mst terdapat pada Tabel lampiran 1, 3, 5, 7, hasil sidik ragam pada tabel lampiran 2, 4, 6, 8 memperlihatkan bahwa perbedaan tingkat dosis Pupuk NPK (N) berpengaruh nyata pada umur 9 mst terhadap tinggi tanaman. Pada perlakuan pupuk mikro CuSO4.5H2O (C) tidak berpengaruh nyata pada umur 6, 7, 8, dan 9 mst. Interaksi perlakuan pupuk NPK (N) dengan pupuk mikro CuSO4.5H2O (C) berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 8 dan 9 mst.

Grafik perkembangan tinggi tanaman umur 6-9 mst dapat dilihat pada gambar 1, 2, dan 3. Rata-rata hasil uji jarak Duncan untuk tinggi tanaman pada berbagai tingkat dosis pupuk NPK dan copper sulphate terdapat pada tabel 1.

Gambar 1 memperlihatkan bahwa pupuk NPK (N) mengakibatkan tinggi tanaman yang terus meningkat pada umur 6-9 mst, dan meningkat dengan cepat pada 8-9 mst pada perlakuan N2.


(20)

Rekki Fernando Gurning : Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L. ) Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O, 2009.

0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00 16,00 18,00 20,00

6 7 8 9

Pengamatan (mst)

T

inggi

T

ana

m

an (

cm

)

N0 N1 N2 N3

Gambar 1. Grafik Perkembangan Tinggi Tanaman Selada Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk NPK dengan Umur 6-9 mst

Gambar 2 memperlihatkan bahwa aplikasi pupuk mikro CuSO4.5H2O (C) mengakibatkan tinggi tanaman meningkat pada 6 mst hingga 9 mst. Dengan tinggi tanaman perlakuan C3 lebih tinggi bila dibandingkan dengan perlakuan C0, C2, C3, dan C4 pada umur 6 dan 7 mst, dan pada umur 8 dan 9 mst perlakuan C0 lebih tinggi bila dibandingkan dengan perlakuan C3, C1, C2.


(21)

Rekki Fernando Gurning : Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L. ) Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O, 2009.

0,00 3,00 6,00 9,00 12,00 15,00 18,00

6 7 8 9

Pengamatan (mst)

T

inggi

T

ana

m

an (

cm

)

C0 C1 C2 C3

Gambar 2. Grafik Perkembangan Tinggi Tanaman Selada pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk mikro CuSO4.5H2O dengan Umur 6-9 mst

Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa pada umur 9 mst, perlakuan N3 berbeda nyata dengan perlakuan N0 tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan N1 dan N2, namun perlakuan N0 tidak berbeda nyata dengan perlakuan N1 dan diikuti oleh perlakuan N2.

Interaksi perlakuan pupuk NPK dan pupuk mikro CuSO4.5H2O terhadap tinggi tanaman pada umur 8 mst dapat dilihat bahwa perlakuan N3C2 berbeda nyata dengan perlakuan N0C1, N0C2, N0C3, N3C0 tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan N0C0, N1C0, N1C1, N1C2, N1C3, N2C0, N2C1, N2C2, N2C3, N3C1, N3C3, namun perlakuan N2C3 berbeda nyata dengan perlakuan N0C1, N0C2, N0C3. Pada umur 9 mst dapat dilihat perlakuan N2C3 berbeda nyata dengan perlakuan N1C0, N1C1, N1C3, N3C0, N1C2, N0C1, N0C3, N0C2, dan tidak berbeda nyata


(22)

Rekki Fernando Gurning : Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L. ) Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O, 2009.

dengan perlakuan yang lainnya. Sedangkan perlakuan N1C2, N0C1, N0C3, N0C2 berbeda nyata dengan perlakuan N2C0 dan perlakuan N2C1, dan perlakuan N0C2 berbeda nyata dengan perlakuan N1C3, N1C1, N1C0, N0C0, N3C1, N3C3, N2C2. Tabel 1. Rataan Tinggi Tanaman (cm) Umur 6-9 mst Pada Berbagai Tingkat

Dosis Pupuk NPK dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O.

Perlakuan

Tinggi Tanaman (cm) pada Umur (mst)

6 7 8 9

NPK

N0 4.61

tn

6.32tn 10.11tn 14.25bc

N1 6.81

tn

8.56tn 11.91tn 15.38abc

N2 6.08

tn

7.77tn 11.43tn 17.11ab

N3 6.07tn 7.83tn 11.47tn 18.14a

Copper

C0 6.12

tn

7.87tn 11.73tn 16.58tn

C1 5.62tn 7.31tn 10.84tn 16.08tn

C2 5.54tn 7.25tn 10.76tn 15.71tn

C3 6.30tn 8.05tn 11.59tn 16.52tn

N x C

N0C0 5.82tn 7.54tn 12,66abc 16,86abcde

N0C1 4.75tn 6.50tn 9,84cde 13,94efg

N0C2 3.31tn 4.93tn 8,27e 12,46g

N0C3 4.56tn 6.31tn 9,65 de 13,75fg

N1C0 7.64tn 9.39tn 12,48abcd 15,92bcde

N1C1 7.05tn 8.80tn 12,24abcd 15,72cdef

N1C2 5.57tn 7.32tn 10,76abcde 14,23defg

N1C3 6.98tn 8.73tn 12,17 abcd 15,65cdef

N2C0 6.21tn 7.96tn 11,62 abcd 18,17abc

N2C1 5.30tn 6.83tn 10,49abcde 17,69abc

N2C2 5.25tn 7.00tn 10,66abcde 17,21abcd

N2C3 7.56tn 9.31tn 12,97ab 19,52a

N3C0 4.82tn 6.58tn 10,17bcde 15,36cdefg

N3C1 5.36tn 7.13tn 10,79abcde 16,96abcde

N3C2 8.02tn 9.77tn 13,34a 18,93ab

N3C3 6.09tn 7.84tn 11,59abcd 17,18abcd

Keterangan : Angka-angka yang dikuti oleh huruf kecil yang sama pada kolom dan kelompok perlakuan yang sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5% berdasarkan uji jarak Duncan.


(23)

Rekki Fernando Gurning : Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L. ) Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O, 2009.

Pada Gambar 3 dapat dilihat bahwa hubungan tinggi tanaman dengan pupuk NPK pada umur 9 mst bersifat linier positif, artinya makin tinggi dosis NPK yang diberikan cenderung meningkatkan tinggi tanaman selada.

= 0,0091N + 14,521 r = 0,7073 0,00

5,00 10,00 15,00 20,00

0 125 250 375

Perlakuan pupuk NPK (kg/ha)

T

inggi

T

ana

m

an (

cm

)

Gambar 3. Hubungan Tinggi Tanaman Dengan Pupuk NPK Pada Umur 9 mst

Gambar 4 menunjukkan hubungan tinggi tanaman dengan pupuk mikro CuSO4.5H2O pada berbagai dosis NPK pada umur 8 mst. Dari kurva yang terbentuk dapat dilihat bahwa pengaruh dosis NPK pada perlakuan tanpa pupuk mikro CuSO4.5H2O (C0) bersifat kuadratik positif dimana diperoleh tinggi tanaman yang maksimum sebesar 12,68 pada dosis NPK sebesar 22,5 kg/ha. Dari kurva respon yang terbentuk dapat dilihat bahwa NPK ditambah dengan perlakuan pupuk mikro CuSO4.5H2O sebanyak 2,25 kg/ha (C1) menunjukkan kurva yang bersifat kubik, dimana tinggi tanaman mencapai titik yang maksimum pada pemberian NPK sebanyak 375 kg/ha dengan tinggi tanaman sebesar 13,669 cm dan tinggi terendah pada pemberian NPK sebesar 0 kg/ha dengan tinggi tanaman yaitu 9,84 cm. Dengan penambahan NPK dengan dosis pupuk mikro CuSO4.5H2O 4,5 kg/ha diperoleh kurva respon berbentuk kubik, dengan tinggi yang paling tinggi adalah pada pemberian NPK sebanyak 98 kg/ha dengan


(24)

Rekki Fernando Gurning : Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L. ) Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O, 2009.

ketinggian tanaman sebesar 10,224 cm. Dari kurva yang terbentuk dengan pemberian NPK dengan penambahan 6,75 kg/ha Cu bersifak kuadratik positif dimana dengan penambahan 239,1 kg/ha NPK diperoleh tinggi tanaman maksimum sebesar 13,06 cm.

YC2 = 5.10-7N3 - 0,0003N2 + 0,0445N + 8,2733

Ypuncak =10,224 cm, pada N= 98 kg/ha; Y lembah= 8,123, pada N=302 kg/ha; r = 1

YC1= 5.10-7N3 - 0,0003N2 + 0,0524N + 9,84

Ypuncak =13,669 cm, pada N=375 kg/ha; Y lembah= 9,84, pada N=0 kg/ha; r = 1 YC3 = -6.10-5N2 + 0,0287N+ 9,626; Ymax=13,06 cm pada Nmax=239,17kg/ha;

r = 0,9983

YC0 = -2.10 -5

N2 + 0,0009N + 12,669; Ymax=12,68 cm pada Nmax=22,5 kg/ha; r = 0,999 0,00

2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00 16,00

0 125 250 375

Pupuk NPK (kg/ha)

T

inggi

T

ana

m

an (

cm

)

0 2,25 4,5 6,75

Gambar 4. Hubungan tinggi tanaman dengan dosis NPK pada berbagai dosis Pupuk Mikro CuSO4.5H2O Pada Umur 8 mst.

Dari gambar 5 dapat dilihat bahwa pengaruh pemberian pupuk mikro CuSO4.5H2O pada pemberian dosis 0 kg/ha NPK adalah kuadratik negatif dimana diperoleh tinggi minimum sebesar 8,53 cm dengan penambahan copper sulphate sebesar 4,51 kg/ha. Pada pemberian 125 kg/ha NPK diperoleh pengaruh yang bersifat kubik dengan tinggi tertinggi sebesar 12,798 cm, pada pemberian Cu sebesar 0,88 kg/ha dan tinggi terendah sebesar 4,98 cm, pada pemberian Cu sebesar 4,98 kg/ha, dan pengaruh mikro CuSO4.5H2O dengan pemberian NPK sebesar 250 kg/ha diperoleh pengaruh yang bersifat kuadratik negatif dengan tinggi minimum sebesar 10,31 cm sebanyak 2,81 kg/ha Cu. Sedangkan pada pemberian 375 kg/ha NPK diperoleh kurva bersifat kubik dengan tinggi tanaman


(25)

Rekki Fernando Gurning : Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L. ) Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O, 2009.

yang tertinggi adalah sebesar 13,55 cm pada penambahan 5,13 kg/ha Cu, dan tinggi tanaman terendah adalah pada pemberian CuSO4.5H2O sebesar 0,77 kg/ha dan tinggi tanaman sebesar 9,775 cm.

N0 = 0,21C 2

- 1,8717C + 12,749;Ymin=8,53 cm pada Cmin=4,51 kg/ha;r=0,99 N2 = 0,17C

2

- 0,9594C + 11,66;Ymin=10,31 cm pada Cmin=2,81kg/ha;r = 0,99 N3 = -0,091C

3

+ 0,8044C2 - 1,0717C + 10,165 ;Ypuncak =13,551cm, pada C=5,13 kg/ha; Y lembah= 9,775, pada C=0,77 kg/ha; r= 1

N1 = 0,0607C 3

- 0,5324C2 + 0,7852C + 12,478;Ypuncak =12,7981 cm, pada C=0,88 kg/ha; Y lembah= 4,98 cm, pada C=4,98 kg/ha; r = 1

0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00 16,00

0 2,25 4,5 6,75

Pupuk Cu (kg/ha)

T

inggi

T

a

na

m

a

n (

c

m

0 125 250 375

Gambar 5. Hubungan Tinggi Tanaman Dengan Dosis Pupuk Mikro CuSO4.5H2O Pada Berbagai Dosis NPK Pada Umur 8 mst.

Gambar 6 menunjukkan hubungan tinggi tanaman dengan NPK pada berbagai dosis pupuk Copper sulphate pada umur 9 mst. Dari kurva yang terbentuk dapat dilihat bahwa pengaruh dosis NPK pada perlakuan tanpa pupuk mikro CuSO4.5H2O (C0) bersifat kubik dimana diperoleh tinggi tanaman yang maksimum sebesar 21,41 pada dosis NPK sebesar 318 kg/ha, dan tinggi terendah pada pemberian NPK sebesar 63 kg/ha dengan ketinggian tanaman 15,62 cm. Dari kurva respon yang terbentuk dapat dilihat bahwa NPK ditambah dengan perlakuan pupuk mikro CuSO4.5H2O sebanyak 2,25 kg/ha (C1) menunjukkan kurva bersifat kuadratik positif, dimana tinggi tanaman mencapai titik yang maksimum pada pemberian NPK sebanyak 298 kg/ha dengan tinggi tanaman


(26)

Rekki Fernando Gurning : Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L. ) Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O, 2009.

sebesar 17,37 cm. Dengan penambahan NPK dengan dosis pupuk mikro CuSO4.5H2O 4,5 kg/ha diperoleh kurva respon berbentuk kurva linier positif, yang artinya dengan dosis 4,5 kg/ha Cu akan meningkatkan tinggi tanaman yang sejalan dengan penambahan pupuk dosis NPK. Dari kurva yang terbentuk dengan pemberian NPK dengan penambahan 6,75 kg/ha Cu bersifak kubik dimana dengan penambahan 261 kg/ha NPK diperoleh tinggi tanaman maksimum sebesar 17,98 cm dan tinggi yang terendah pada pemberian pupuk NPK sebanyak 27 Kg/ha.

C3 = 0,0179N + 12,349; r = 0,9882

C0 = -7,10 -7

N3 + 0,0004N2 - 0,0421N + 16,855; Ylembah=15,62 pada N=63;Ypuncak=21,41 pada

N=318; r = 1 C4 = -7.10

-7

N3 + 0,0003N2 - 0,0144N +13,748; Ylembah=13,56 pada N=27;Ypuncak=17,98 pada N=261;

r = 1

C1 = -4,10 -5

N2 + 0,0239N + 13,795;Ymax=17,37; pada N=298,75; r = 0,9478

-1,00 4,00 9,00 14,00 19,00 24,00

0 125 250 375

Pupuk NPK (kg/Ha)

T

inggi

T

ana

m

an (

cm

)

0 2,25 4,5 6,75

Gambar 6. Hubungan tinggi tanaman dengan dosis NPK pada berbagai dosis Pupuk Mikro CuSO4.5H2O Pada Umur 9 mst.

Dari gambar 7 dapat dilihat bahwa pengaruh pemberian pupuk mikro CuSO4.5H2O pada pemberian dosis 0 kg/ha NPK adalah kuadratik negatif dimana


(27)

Rekki Fernando Gurning : Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L. ) Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O, 2009.

diperoleh tinggi minimum sebesar 12,66 cm dengan penambahan copper sulphate sebesar 4,53 kg/ha. Pada pemberian 125 kg/ha NPK diperoleh pengaruh yang bersifat kuadratik negatif dengan tinggi minimum sebesar 14,843 cm pada penambahan 4,01 kg/ha Cu, dan pengaruh mikro CuSO4.5H2O dengan pemberian NPK sebesar 250 kg/ha diperoleh pengaruh yang bersifat kuadratik negatif dengan tinggi minimum sebesar 17,23 cm sebanyak 2,79 kg/ha Cu. Sedangkan pada pemberian 375 kg/ha NPK diperoleh kurva bersifat kuadratik positif dengan tinggi maksimum sebesar 18,32 cm pada penambahan 4,37 kg/ha Cu.

N3 = -0,1652C 2

+ 1,4449C + 15,156;Ymax=18,32 pada K=4,37; r =0,87

N2 = 0,1374C 2

- 0,7689C + 18,306; Ymax=17,23 pada C =2,798; r = 0,87

N1 = 0,0801C 2

- 0,643C + 16,133; Ymax=14,843 pada C=4.01; r = 0.51

N0 = 0,2078C 2

- 1,8826C + 16,923; Ymax= 12,66 pada C=4,53; r= 0,99

0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00 16,00 18,00 20,00

0 2,25 4,5 6,75

Pupuk Cuprum (kg/ha)

T

inggi

T

ana

m

an (

cm

)

0 125 250 375

Gambar 7. Hubungan Tinggi Tanaman Dengan Dosis Pupuk Mikro CuSO4.5H2O Pada Berbagai Dosis NPK Pada Umur 9 mst.


(28)

Rekki Fernando Gurning : Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L. ) Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O, 2009.

Jumlah Daun

Data pengamatan rata-rata jumlah daun terdapat pada tabel lampiran 9, 11, 13, 15. hasil analisa sidik ragam pada lampiran 10, 12, 14, 16 memperlihatkan bahwa NPK, mikro CuSO4.5H2O serta interaksi setiap perlakuan tidak nyata mempengaruhi pembentukan jumlah daun.

Jumlah daun pada berbagai tingkat dosis pupuk NPK dan pupuk copper sulphate dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Rataan Jumah Daun (helai) Umur 6-9 mst Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk NPK dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O.

Perlakuan

Jumlah Daun (helai) pada Umur (mst)

6 7 8 9

NPK

N0 3.92 tn 4.92 tn 7.60 tn 13.52 tn

N1 4.54 tn 6.44 tn 9.38 tn 15.04 tn

N2 4.29 tn 5.52 tn 8.23 tn 14.19 tn

N3 3.87 tn 5.36 tn 7.81 tn 14.24 tn

Copper

C0 4.11 tn 5.50 tn 8.20 tn 14.44 tn

C1 4.07 tn 5.65 tn 8.34 tn 14.24 tn

C2 4.06 tn 5.35 tn 8.15 tn 14.02 tn

C3 4.38 tn 5.73 tn 8.33 tn 14.29 tn

Keterangan : Angka-angka yang dikuti oleh huruf kecil yang sama pada kolom menunjukkan tidak nyata pada taraf 5% berdasarkan

uji jarak Duncan.

Total Luas Daun

Data pengamatan rata-rata total luas daun terdapat pada tabel lampiran 17, 19, 21, 23. hasil analisa sidik ragam pada lampiran 18, 20, 22, 24 memperlihatkan bahwa NPK, mikro CuSO4.5H2O serta interaksi setiap perlakuan tidak nyata mempengaruhi pembentukan total luas daun.


(29)

Rekki Fernando Gurning : Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L. ) Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O, 2009.

Total luas daun pada berbagai tingkat dosis pupuk NPK dan pupuk copper sulphate dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Rataan Total Luas Daun (cm2) Umur 6-9 mst Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk NPK dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O.

Perlakuan

Totol Luas Daun (cm2) pada Umur (mst)

6 7 8 9

NPK

N0 47.98 tn 76.38 tn 105.13 tn 138.25 tn

N1 54.66 tn 92.39 tn 122.24 tn 161.16 tn

N2 56.36 tn 91.31 tn 121.42 tn 154.51 tn

N3 59.96 tn 102.65 tn 136.48 tn 185.91 tn

Copper

C0 53.91 tn 89.11 tn 119.87 tn 173.78 tn

C1 49.63 tn 86.93 tn 115.36 tn 145.55 tn

C2 59.72 tn 92.38 tn 123.95 tn 158.75 tn

C3 55.68 tn 94.32 tn 126.09 tn 161.75 tn

Keterangan : Angka-angka yang dikuti oleh huruf kecil yang sama pada kolom menunjukkan tidak nyata pada taraf 5% berdasarkan

uji jarak Duncan.

Berat Kering Akar

Data pengamatan rata-rata berat kering akar terdapat pada tabel lampiran 25, 27, 29, 31. Hasil analisa sidik ragam pada lampiran 26, 28, 30, 32 memperlihatkan bahwa NPK, mikro CuSO4.5H2O serta interaksi setiap perlakuan tidak nyata mempengaruhi berat kering akar.

Berat kering akar pada berbagai tingkat dosis pupuk NPK, pupuk mikro CuSO4.5H2O dan interaksinya dapat dilihat pada tabel 4.


(30)

Rekki Fernando Gurning : Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L. ) Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O, 2009.

Tabel 4. Rata-rata berat kering akar (g) umur 6-9 mst pada berbagai tingkat dosis pupuk NPK dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O

Perlakuan

Tinggi Tanaman (cm) pada Umur (mst)

6 7 8 9

NPK

N0 0.09tn 0.12 tn 0.21 tn 0.30 tn

N1 0.11 tn 0.14 tn 0.23 tn 0.33 tn

N2 0.12 tn 0.16 tn 0.25 tn 0.34 tn

N3 0.15 tn 0.19 tn 0.28 tn 0.39 tn

Copper

C0 0.16 tn 0.19 tn 0.28 tn 0.39 tn

C1 0.11 tn 0.15 tn 0.24 tn 0.32 tn

C2 0.10 tn 0.14 tn 0.23 tn 0.32 tn

C3 0.11 tn 0.14 tn 0.23 tn 0.33 tn

Keterangan : Angka-angka yang dikuti oleh huruf kecil yang sama pada kolom menunjukkan tidak nyata pada taraf 5% berdasarkan

uji jarak Duncan.

Berat Kering Tajuk

Data pengamatan rata-rata berat kering tajuk terdapat pada tabel lampiran 33, 35, 37, 39. Hasil analisa sidik ragam pada lampiran 34, 36, 38, 40 memperlihatkan bahwa NPK, mikro CuSO4.5H2O serta interaksi setiap perlakuan tidak nyata mempengaruhi pembentukan berat kering tajuk.

Berat kering tajuk pada berbagai tingkat dosis pupuk NPK dan pupuk copper sulphate dapat dilihat pada tabel 5.


(31)

Rekki Fernando Gurning : Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L. ) Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O, 2009.

Tabel 5. Rataan Berat Kering Tajuk (helai) Umur 6-9 mst Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk NPK dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O.

Perlakuan

Berat kering Tajuk (g) pada Umur (mst)

6 7 8 9

NPK

N0 0.19 tn 0.33 tn 0.46 tn 0.93 tn

N1 0.17 tn 0.33 tn 0.46 tn 0.94 tn

N2 0.21 tn 0.35 tn 0.49 tn 0.95 tn

N3 1.70 tn 0.37 tn 0.50 tn 0.94 tn

Copper

C0 0.19 tn 0.34 tn 0.47 tn 0.94 tn

C1 0.25 tn 0.40 tn 0.53 tn 0.98 tn

C2 0.17 tn 0.32 tn 0.45 tn 0.93 tn

C3 1.66 tn 0.33 tn 0.45 tn 0.93 tn

Keterangan : Angka-angka yang dikuti oleh huruf kecil yang sama pada kolom menunjukkan tidak nyata pada taraf 5% berdasarkan

uji jarak Duncan.

Laju asimilasi Bersih

Data pengamatan rata-rata laju asimilasi bersih dapat dilihat pada tabel lampiran 41, 43, 45, 47, 49, 51. Hasil analisa sidik ragam dapat dilihat pada tabel lampiran 42, 44, 46, 48, dan 50, 52 menunjukkan bahwa pada berbagai tingkat dosis NPK dan pupuk mikro CuSO4.5H2O serta interaksinya tidak berpengaruh nyata dalam laju asimilasi bersih selada.

Laju asimilasi bersih pada berbagai tingkat dosis pupuk NPK dan pupuk copper sulphate dapat dilihat pada tabel 6.


(32)

Rekki Fernando Gurning : Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L. ) Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O, 2009.

Tabel 6. Rataan Laju Asimilasi Bersih Umur 6-9 mst Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk NPK dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O.

Perlakuan

Laju asimilasi Bersih (g/cm2.hari)

LAB 6-7 LAB 6-8 LAB 6-9 LAB 7-8 LAB 7-9 LAB 8-9

NPK

N0 0.0031 tn 0.0055 tn 0.0039 tn 0.0028 tn 0.0041 tn 0.0053 tn

N1 0.0028 tn 0.0050 tn 0.0032 tn 0.0023 tn 0.0034 tn 0.0044 tn

N2 0.0029 tn 0.0053 tn 0.0035 tn 0.0025 tn 0.0037 tn 0.0048 tn N3 0.0025 tn 0.0045 tn 0.0029 tn 0.0021 tn 0.0030 tn 0.0038 tn

Copper

C0 0.0027 tn 0.0047 tn 0.0031 tn 0.0023 tn 0.0033 tn 0.0042 tn C1 0.0031 tn 0.0057 tn 0.0037 tn 0.0027 tn 0.0039 tn 0.0049 tn C2 0.0028 tn 0.0051 tn 0.0034 tn 0.0025 tn 0.0037 tn 0.0047 tn C3 0.0026 tn 0.0048 tn 0.0032 tn 0.0022 tn 0.0034 tn 0.0044 tn

Keterangan : Angka-angka yang dikuti oleh huruf kecil yang sama pada kolom menunjukkan

tidak nyata pada taraf 5% berdasarkan uji jarak Duncan.

Laju Tumbuh Relatif

Hasil pengamatan laju tumbuh relatif dapat dilihat pada tabel lampiran 53, 55, 57, 59, 61, 63. Hasil sidik ragam laju tumbuh relatif terlampir pada tabel lampiran 54, 56, 58, 60, 62, 64. Dari hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pengaruh pupuk NPK, mikro CuSO4.5H2O serta kombinasi dari setiap perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan relative selada di areal pertanian…

Laju tumbuh relatif pada berbagai tingkat dosis pupuk NPK dan pupuk mikro CuSO4.5H2O dapat dilihat pada tabel 7.


(33)

Rekki Fernando Gurning : Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L. ) Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O, 2009.

Tabel 7. Rataan Laju Tumbuh Relatif Umur 6-9 mst Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk NPK dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O .

Perlakuan

Laju Tumbuh Relatif

LTR 6-7 LTR 6-8 LTR 6-9 LTR 7-8 LTR 7-9 LTR 8-9

NPK

N0 0.5408 tn 0.4788 tn 0.5239 tn 0.4168tn 0.5154 tn 0.6139 tn

N1 0.5771 tn 0.4906 tn 0.5297 tn 0.4041 tn 0.5061 tn 0.6080 tn

N2 0.5119 tn 0.4511 tn 0.4904 tn 0.3903 tn 0.4797 tn 0.5691 tn N3 0.5009 tn 0.4326 tn 0.4779 tn 0.3720 tn 0.4702 tn 0.5684 tn

Copper

sulphate

C0 0.5010 tn 0.4446 tn 0.4943 tn 0.3881tn 0.4909 tn 0.5937 tn

C1 0.5198 tn 0.4527 tn 0.4828 tn 0.3856 tn 0.4644 tn 0.5432 tn

C2 0.5864 tn 0.5025 tn 0.5409 tn 0.4223 tn 0.5199 tn 0.6175 tn

C3 0.5235 tn 0.4533 tn 0.5040 tn 0.3873 tn 0.4962 tn 0.6052 tn

Keterangan : Angka-angka yang dikuti oleh huruf kecil yang sama pada kolom menunjukkan

tidak nyata pada taraf 5% berdasarkan uji jarak Duncan.

Berat Basah

Data pengamatan rataan berat basah pada umur 9 mst terdapat pada Tabel lampiran 65, dan hasil sidik ragam pada tabel lampiran 66 memperlihatkan bahwa perbedaan tingkat dosis Pupuk NPK (N) berpengaruh nyata pada umur 9 mst terhadap tinggi tanaman, dan tidak berpengaruh nyata dengan perlakuan copper sulphate dan interaksinya. Tabel 8 menunjukkan hasil uji Duncan pada perlakuan NPK dan pupuk mikro CuSO4.5H2O .

Tabel 7. Berat Basah Umur 9 mst Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk NPK dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O.

CuSO4.5H2O( C )

NPK ( N )

Rataan

N0 N1 N2 N3

C0 20.90tn 27.27 tn 28.34 tn 26.26 tn 25.69 tn

C1 20.99 tn 25.23 tn 25.35 tn 28.40 tn 24.99 tn

C2 18.69 tn 24.20 tn 27.24 tn 28.84 tn 24.74 tn

C3 21.43 tn 26.46 tn 31.33 tn 24.08 tn 25.82 tn

Rataan 20.50d 25.79abc 28.07a 26.90ab

Keterangan : Angka-angka yang dikuti oleh huruf kecil yang berbeda pada kolom


(34)

Rekki Fernando Gurning : Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L. ) Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O, 2009.

Gambar 7 memperlihatkan bahwa grafik perlakuan yang tertinggi dapat dilihat pada perlakuan N2, diikuti dengan perlakuan N3, dan N1, dimana ketiga perlakuan tersebut berbeda nyata dengan perlakuan No sebagai perlakuan yang paling rendah produksi berat basahnya.

0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00

N0 N1 N2 N3

Perlakuan NPK (kg/ha)

B

er

at

B

as

ah (

g)

Gambar 8. Grafik Perkembangan Berat Basah Selada pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk Mikro CuSO4.5H2O dengan Umur 9 mst

Dari gambar 9 dapat dilihat bahwa kurva yang terbentuk adalah berbentuk kuadratik positif dimana produksi maksimum yaitu sebesar 28,29 g dengan dosis NPK sebesar 279,5 kg/ha NPK. Pada Dosis 250 kg/ha NPK (N2) produksi yang diperoleh adalah 28,07 g, dosis 125 kg/ha NPK (N1) sebesar 25,79 g, dan tanpa pemberian NPK berat basah yang dihasilkan sebesar 20,50 g. Namun pada perlakuan dengan dosis 375 kg/ha NPK terjadi penurunan berat basah selada.


(35)

Rekki Fernando Gurning : Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L. ) Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O, 2009.

y = -0.0001N2 + 0.0559N + 20.481; Ymax = 28.29 pada N= 279.5; r= 0.9997

0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00

0 100 200 300 400

Pupuk N PK (kg/ha)

B

er

at

B

as

ah (

g)

Gambar 9. Hubungan Berat Basah Selada dengan Berbagai Tingkat Dosis NPK Pada Umur 9 mst.


(36)

Rekki Fernando Gurning : Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L. ) Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O, 2009.

Pembahasan

Pengaruh Dosis NPK

Dari hasil analisis statistik diperoleh bahwa perlakuan NPK menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 9 mst, dan berat basah tanaman, serta tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun, total luas daun, berat kering akar, berat kering tajuk, laju asimilasi bersih dan laju tumbuh relatif.

Tinggi tanaman pada umur 9 minggu setelah tanaman nyata dipengaruhi dosis NPK yang diberikan. Hubungan antara tinggi tanaman dengan dosis NPK adalah linier positif yaitu dengan makin tingginya dosis yang diberikan, maka tinggi tanaman makin tinggi.

Hal ini di duga sebagai akibat perananan unsur-unsur hara yang dikandung oleh pupuk NPK yang penting untuk pertumbuhan tanaman. Pemberian pupuk NPK meningkatkan ketersedian unsur hara bagi tanaman, karena pelepasan unsur hara tersebut terjadi perlahan-lahan.

Menurut Jumin (1994) dan Nyakpa (1988), unsur N mampu meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman serta mempertinggi penyerapan unsur hara lainnya. Peranan unsur P didalam tanaman mempengaruhi aktifitas sel tanaman berupa unit-unit nukleodita yang merupakan suatu ikatan penyusunan RNA dan DNA yang berperan dalam perkembangan sel tanaman. Unsur kalium juga berpengaruh dalam tinggi tanaman, dimana turut serta dalan proses metabolisme N.

Pemupukan tanaman pada berbagai tingkat dosis NPK juga berpengaruh terhadap berat basah tanaman yang diduga sebagai akibat reaksi NPK yang


(37)

Rekki Fernando Gurning : Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L. ) Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O, 2009.

berlangsung secara perlahan-lahan melepaskan unsur N,P,K ke dalam tanah yang diserap oleh tanaman. Hal ini di dukung oleh Gardner, dkk (1991) dan Lakitan (1996) yang menyatakan bahwa ion yang berpindah dengan air secara komulatif menyebabkan konsentrasi hara essensial dalam sel dapat menjadi lebih jauh lebih tinggi mendorong organ tanaman untuk bertumbuh.

Perlakuan tingkat pemupukan NPK berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun, total luas daun dan total berat kering yang diduga akibat pengaruh sifat fenotip tanaman yang tidak memerlukan suhu yang tinggi pada proses pertumbuhan. Pada lampiran 35 dapat dilihat bahwa suhu dan curah hujan tergolong tinggi saat penelitian ini berlangsung. Hal ini di dukung oleh Rubatzky

dan Yamaguchi (1997) yang menyatakan bahwa suhu sedang adalah hal yang

ideal untuk produksi selada berkualitas tinggi, suhu optimumnya untuk siang hari adalah 200C dan malam hari adalah 100C. Suhu yang lebih tinggi dari 300C biasanya menghambat pertumbuhan.

Menurut sumber Warintek (2006) Tanaman selada memerlukan cahaya yang tidak terlalu banyak, dan curah hujan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada daun.

Besarnya laju asimilasi bersih (LAB) selada tidak di pengaruhi oleh pemberian dosis NPK hal ini dipengaruhi oleh besarnya luas daun dan total berat kering tanaman pada saat umur 6-9 minggu setelah tanam dimana yang memiliki nilai yang hampir sama. Menurut Yuwono (2007) dalam jurnal penelitian menyatakan bahwa laju asimilasi bersih berhubugan secara linier dengan luas daun dan total berat kering tanaman. Semakin besar nilai luas daun dan bobot


(38)

Rekki Fernando Gurning : Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L. ) Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O, 2009.

kering tanaman maka semakin besar pula nilai laju asimilasi bersih, dan begitu sebaliknya.

Pada berbagai tingkat dosis NPK yang diberikan pada selada, laju tumbuh relatif selada tidak berpengaruh nyata. Keadaan ini dipengaruhi oleh besarnya laju asimilasi bersih dan berat kering total per tanaman selada yang nilainya tidak mempengaruhi pertumbuhan tanaman selada.

Pengaruh Dosis Pupuk Mikro CuSO4.5H2O

Dari hasil analisa statistik dilihat bahwa pengaruh pupuk copper sulphate belum mempengaruhi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman selada pada semua parameter yang diamati.

Menurut Rosmarkam dan Yuwono (2001) menyatakan bahwa ketersedian Cu dalam tanah adalah sekitar 10-80 ppm, sedangkan dalam tanaman adalah sekitar 7-30 ppm. Dari hasil analisa tanah pada lampiran, menunjukkan kadar Cu dalam tanah tergolong sangat rendah menurut Rosmarkam dan Yuwono (2001) dan dosis yang di berikan pada penelitian ini dianggap sangat mencukupi untuk tanaman. Dari hasil yang diperoleh dapat diduga karena unsur yang dikandung oleh pupuk mikro CuSO4.5H2O memberikan pengaruh yang bersifat negatif terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman selada.

Pengaruh berbagai tingkat dosis NPK dengan mikro CuSO4.5H2O terhadap

pertumbuhan dan Produksi Selada

Dari hasil analisa data secara statistik diperoleh bahwa pengaruh interaksi NPK dan pupuk mikro CuSO4.5H2O tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun, total luas daun, bobot segar, berat kering akar dan tajuk, laju asimilai bersih,


(39)

Rekki Fernando Gurning : Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L. ) Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O, 2009.

dan laju tumbuh relatif. Namun berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 8 minggu setelah tanam dan 9 minggu setelah tanam.

Pengaruh interaksi NPK dan pupuk mikro CuSO4.5H2O tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun, total luas daun, bobot segar, berat kering akar dan tajuk, laju asimilai bersih, dan laju tumbuh relatif. Hal ini berarti bahwa antara tingkat dosis NPK dan dosis pupuk mikro CuSO4.5H2O belum saling mempengaruhi dalam pengamatan parameter tersebut. Hal ini juga diduga karena penyerapan unsur hara CuSO4.5H2O pada ketiak daun belum terjadi.

Interaksi NPK dan pupuk mikro CuSO4.5H2O yang berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 8 dan 9 mst, hal ini berarti bahwa antara tingkat dosis NPK dan dosis pupuk mikro CuSO4.5H2O telah saling mempengaruhi dalam pengamatan parameter tersebut. Pada umur 8 dan 9 minggu setelah tanam diduga penyerapan copper sulphate telah terjadi melalui ketiak daun, yang mengakibatkan pertumbuhan sel semakin aktif dibandingkan pada umur 6 dan 7 minggu setelah tanam.

Menurut Hanafiah (2005), unsur Nitrogen dalam tanaman dijumpai dalam bentuk anorganik atau organik yang bergabung dengan C, H, O, dan kadang kala dengan S untuk membentuk asam-asam amino, enzim-enzim amino, asam nukleat, dan klorofil. sedangkan menurut Nasih (2005) mengungkapkan bahwa di dalam tanaman unsur CuSO4.5H2O berlangsung dengan reaksi redoks. komponen plastosianin, sitokrom oksidase, ensim oksidase; diperlukan dalam proses fotosintesis, respirasi.


(40)

Rekki Fernando Gurning : Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L. ) Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O, 2009.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Pemberian yang terbaik untuk dosis NPK adalah 318 kg/ha, dan untuk dosis copper sulphate adalah pada dosis 4,37 kg/ha.

2. Dosis yang terbaik untuk pengamatan berat basah adalah pada 279,5 kg/ha NPK.

3. Belum didapatkan kombinasi perlakuan dosis NPK dan CuSO4.5H2O yang mampu menghasilkan pertumbuhan yang maksimum.

Saran

Perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut dengan mengaplikasikan copper sulphate dengan cara penyemprotan di daerah sekitar daun, dan penelitian sebaiknya dilakukan pada daerah yang memiliki suhu yang paling tinggi 200C pada siang hari dan curah hujan yang tidak terlalu tinggi untuk mengurangi terjadinya kerusakan pada tanaman.


(41)

Rekki Fernando Gurning : Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L. ) Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O, 2009.

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous, 2006. Selada. hhtp://warintek.progressio.or.id/ Anonimous, 2005. Unsur mikro. hhtp ://nasih@ugm./

Copper Sulphate, 2006. Brosur CuSo4. PT. Sentana Adidaya Pratama.

Gomez, K. A. dan A. A. Gomez, 1995. Prosedur Statistika untuk Penelitian Pertanian. Diterjemahkan oleh Endang Sasudin dan Justika S. baharsyah. UI-Press, Jakarta.

Hakim N., M. A.M. Lubis. Y. Nyakpa, , M.A. Pulung, A.G. Amrah, A. Munawar, G.B. Hong dan 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Lampung

Hanafia, K.A., 2005. Dasar Ilmu Tanah. PT. Grafindo Persada. Jakarta.

Haryanto, E., T. Suhartini, dan E. Rahayu. 2003. Sawi dan Selada. Penebar Swadaya. Jakarta.

Hartman, H.T., Willian.J.F., and Anton M.K, 1981. Growth Devolepment, And Utilazation Of Cultivated Plants. Precentice-Hall,Inc

Hopskin, W. 1995 . Introduction To Plant Physiology. Jhon wiley & sons, inc. New york.

Jumin, H. B. 2002. Agronomi. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Marsono, dan P. Sigit, 2005. Pupuk Akar, Penebar Swadaya. Jakarta.

Nazaruddin. 2000. Petunjuk Pemupukan Efektif. Agromedia Pustaka, Tangerang. Novizan, 2003. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. AgroMedia Pustaka, Jakarta. Nyakpa, M.Y., A.M. Lubis, M.A. Pulung, A.G. Amrah, A. Munawar, G.B. Hong

dan N. Hakim, 1988. Kesuburan Tanah. Universitas Lampung, Lampung

Sitompul, S.M dan B. Guritno., 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. UGM-Press, Yogyakarta

Sunaryono, H. 1999. Bertanam 30 Jenis Sayur. Penebar Swadaya, Jakarta. Sutejo, M. M. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta, Jakarta.

Rosmarkan, A dan, N.W.Yuwono, 2002. Ilmu Kesuburan Tanah, Kanisius. Yogyakarta.


(42)

Rekki Fernando Gurning : Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L. ) Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O, 2009.

Rubatzky, V.E. dan M. Yamaguchi. 1997. Sayuran Dunia 2. Agromedia Pustaka, Jakarta.

Rukmana. 1994. Bertanam Selada da Andewi. Kanisius, Yogyakarta

Williams, C.N. , J.O. Uzo dan W.T.H. peregrine, 1993. produksi Sayuran di Daerah Torpik. Terjemahan R.Ronoprawiro. UGM-Press. Yogyakarta.


(43)

Rekki Fernando Gurning : Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L. ) Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O, 2009.

Lampiran 2. DESKRIPSI TANAMAN SELADA

Nama Latin : Lactuca sativa L.

Varietas : Grand Rapid

Warna Biji : Coklat kehitaman

Bentuk Biji : Kecil dan berbentuk gepeng Sistem Perakaran : Menyebar dan dangkal Bentuk batang : Bulat pipih

Warna Batang : Hijau muda

Bentuk Daun : Tidak membentuk krop, berukuran besar panjang, bertangkai, keriting

Warna Daun : Hijau muda atau terang Bentuk Tangkai Daun : Lebar

Jumlah Daun /tanaman : 5-16 helai

Tinggi Tanaman : Dapat mencapai 50 cm

Umur Panen : 50-60 hari setelah semai benih Produksi : 3-8 t/ha


(44)

Rekki Fernando Gurning : Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L. ) Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O, 2009.

Lampiran 1. Bagan Plot Percobaan Ulangan I N0 N2 N1 N3

C1 C3 C1 C2

C0 C1 C3 C3

C2 C2 C0 C0

C3 C0 C2 C1

Ulangan II

N1 N3 N0 N2

C0 C1 C2 C3

C2 C2 C1 C2

C3 C0 C3 C1


(45)

Rekki Fernando Gurning : Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L. ) Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O, 2009.

Ulangan III N3 N1 N2 N0

C2 C0 C0 C1

C3 C3 C2 C0

C1 C2 C1 C2

C0 C1 C3 C3


(46)

Rekki Fernando Gurning : Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L. ) Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O, 2009.

Lampiran 1, Tabel Rataan Tinggi Tanaman (cm) Pengamatan 6 mst

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III

N0C0 5,15 8,28 4,03 17,46 5,82

N0C1 6,25 3,75 4,25 14,25 4,75

N0C2 2,85 4,53 2,55 9,93 3,31

N0C3 4,05 6,25 3,38 13,68 4,56

N1C0 8,23 5,75 8,95 22,93 7,64

N1C1 8,78 7,50 4,88 21,15 7,05

N1C2 6,83 4,75 5,13 16,70 5,57

N1C3 8,38 5,95 6,63 20,95 6,98 N2C0 4,50 6,75 7,38 18,63 6,21

N2C1 7,15 2,88 5,88 15,90 5,30

N2C2 8,13 4,50 3,13 15,75 5,25

N2C3 9,63 5,18 7,88 22,68 7,56

N3C0 5,25 5,00 4,20 14,45 4,82

N3C1 5,88 6,58 3,63 16,08 5,36

N3C2 10,75 6,18 7,13 24,05 8,02

N3C3 7,50 6,28 4,50 18,28 6,09

Total 109,28 90,08 83,49 282,84

Rataan 6,83 5,63 5,22 5,89

Lampiran 2, Sidik Ragam Tinggi Tanaman (cm) Pengamatan 6 mst Sumber db JK KT Fhitung F,05 Blok 2,000 22,446 11,223 3,142 tn 5,14 NPK ( N ) 3,000 30,665 10,222 2,862 tn 4,76 linier 1,000 8,011 8,011 2,243 tn 5,99 kuadratik 1,000 14,636 14,636 4,097 tn 5,99 kubik 1,000 8,018 8,018 2,245 tn 5,99 Error ( a ) 6,000 21,433 3,572

Cuprum ( C ) 3,000 5,054 1,685 0,744 tn 3,01 linier 1,000 0,121 0,121 0,053 tn 4,26 kuadratik 1,000 4,829 4,829 2,132 tn 4,26 kubik 1,000 0,104 0,104 0,046 tn 4,26 Interaksi NxC 9,000 39,570 4,397 1,941 tn 2,3 Error ( b ) 24,000 54,359 2,265

Total 47,000 173,527

FK 1666,7

KK ( a ) 32,07

KK ( b ) 25,54


(47)

Rekki Fernando Gurning : Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L. ) Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O, 2009.

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III

N0C0 6,88 10,00 5,75 22,63 7,54

N0C1 8,00 5,50 6,00 19,50 6,50

N0C2 4,23 6,28 4,30 14,80 4,93

N0C3 5,80 8,00 5,13 18,93 6,31

N1C0 9,98 7,50 10,70 28,18 9,39

N1C1 10,53 9,25 6,63 26,40 8,80 N1C2 8,58 6,50 6,88 21,95 7,32

N1C3 10,13 7,70 8,38 26,20 8,73

N2C0 6,25 8,50 9,13 23,88 7,96

N2C1 8,23 4,63 7,63 20,48 6,83

N2C2 9,88 6,25 4,88 21,00 7,00

N2C3 11,38 6,93 9,63 27,93 9,31

N3C0 7,000 6,750 5,994 19,74 6,58

N3C1 7,625 8,325 5,433 21,38 7,13 N3C2 12,500 7,925 8,875 29,30 9,77

N3C3 9,250 8,025 6,250 23,53 7,84

Total 136,20 118,05 111,55 365,80

Rataan 8,51 7,38 6,97 7,62

Lampiran 4, Sidik Ragam Tinggi Tanaman (cm) Pengamatan 7 mst

Sumber db JK KT Fhitung F,05 Blok 2,000 20,398 10,199 2,826 tn 5,14 NPK ( N ) 3,000 31,673 10,558 2,925 tn 4,76 linier 1,000 8,384 8,384 2,323 tn 5,99 kuadratik 1,000 14,298 14,298 3,961 tn 5,99 kubik 1,000 8,991 8,991 2,491 tn 5,99 Error ( a ) 6,000 21,656 3,609

Cuprum ( C ) 3,000 5,673 1,891 0,837 tn 3,01 linier 1,000 0,138 0,138 0,061 tn 4,26 kuadratik 1,000 5,458 5,458 2,417 tn 4,26 kubik 1,000 0,076 0,076 0,034 tn 4,26 Interaksi NxC 9,000 40,718 4,524 2,003 tn 2,3 Error ( b ) 24,000 54,201 2,258

Total 47,000 174,319

FK 2788

KK ( a ) 24,93

KK ( b ) 19,72

Lampiran 5, Tabel Rataan Tinggi Tanaman (cm) Pengamatan 8 mst


(48)

Rekki Fernando Gurning : Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L. ) Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O, 2009.

I II III

N0C0 11,00 15,62 11,37 37,99 12,66

N0C1 11,34 8,84 9,34 29,52 9,84

N0C2 7,57 9,62 7,64 24,82 8,27

N0C3 9,14 11,34 8,47 28,95 9,65

N1C0 13,42 10,94 13,08 37,43 12,48

N1C1 13,97 12,69 10,07 36,72 12,24

N1C2 12,02 9,94 10,32 32,27 10,76

N1C3 13,57 11,14 11,82 36,52 12,17

N2C0 9,91 12,16 12,79 34,86 11,62

N2C1 11,89 8,29 11,29 31,46 10,49

N2C2 13,54 9,91 8,54 31,98 10,66

N2C3 15,04 10,59 13,29 38,91 12,97

N3C0 10,57 10,32 9,61 30,50 10,17

N3C1 11,20 11,90 9,28 32,37 10,79

N3C2 16,07 11,50 12,45 40,01 13,34

N3C3 12,82 11,60 10,35 34,76 11,59

Total 193,03 176,37 169,65 539,05

Rataan 12,06 11,02 10,60 11,23

Lampiran 6, Sidik Ragam Tinggi Tanaman (cm) Pengamatan 8 mst Sumber db JK KT Fhitung F,05 Blok 2,000 18,108 9,054 2,283 tn 5,14 NPK ( N ) 3,000 21,907 7,302 1,842 tn 4,76 linier 1,000 7,816 7,816 1,971 tn 5,99 kuadratik 1,000 9,387 9,387 2,367 tn 5,99 kubik 1,000 4,704 4,704 1,186 tn 5,99 Error ( a ) 6,000 23,791 3,965

Cuprum ( C ) 3,000 9,137 3,046 1,369 tn 3,01 linier 1,000 0,146 0,146 0,066 tn 4,26 kuadratik 1,000 8,983 8,983 4,039 tn 4,26 kubik 1,000 0,007 0,007 0,003 tn 4,26 Interaksi NxC 9,000 55,571 6,175 2,776 * 2,30 Error ( b ) 24,000 53,385 2,224

Total 47,000 181,899

FK 6053,7

KK ( a ) 17,73

KK ( b ) 13,28

Lampiran 7, Tabel Rataan Tinggi Tanaman (cm) Pengamatan 9 mst

Perlakuan Blok Total Rataan


(49)

Rekki Fernando Gurning : Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L. ) Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O, 2009.

N0C0 15,16 19,91 15,50 50,57 16,86

N0C1 15,44 12,94 13,44 41,82 13,94

N0C2 11,92 13,72 11,74 37,37 12,46

N0C3 13,24 15,44 12,57 41,25 13,75

N1C0 16,77 14,45 16,56 47,77 15,92

N1C1 17,44 16,17 13,54 47,15 15,72

N1C2 15,49 13,42 13,79 42,70 14,23

N1C3 17,04 14,62 15,29 46,95 15,65

N2C0 16,46 18,71 19,33 54,50 18,17

N2C1 17,43 17,83 17,81 53,08 17,69

N2C2 20,08 16,46 15,08 51,62 17,21

N2C3 21,58 17,13 19,83 58,55 19,52

N3C0 16,16 15,91 14,01 46,08 15,36

N3C1 16,79 17,49 16,60 50,87 16,96

N3C2 21,66 17,09 18,04 56,78 18,93

N3C3 18,41 17,19 15,94 51,53 17,18

Total 271,07 258,45 249,07 778,59

Rataan 16,94 16,15 15,57 16,22

Lampiran 8, Sidik Ragam Tinggi Tanaman (cm) Pengamatan 9 mst Sumber db JK KT Fhitung F,05 Blok 2,000 15,233 7,617 2,525 tn 5,14 NPK ( N ) 3,000 108,858 36,286 12,030 * 4,76 linier 1,000 76,998 76,998 25,527 * 5,99 kuadratik 1,000 14,145 14,145 4,689 tn 5,99 kubik 1,000 17,715 17,715 5,873 tn 5,99 Error ( a ) 6,000 18,098 3,016

Cuprum ( C ) 3,000 6,039 2,013 0,896 tn 3,01 linier 1,000 0,169 0,169 0,075 tn 4,26 kuadratik 1,000 5,199 5,199 2,313 tn 4,26 kubik 1,000 0,671 0,671 0,299 tn 4,26 Interaksi NxC 9,000 58,457 6,495 2,890 * 2,3 Error ( b ) 24,000 53,938 2,247

Total 47,000 260,623

FK 12629,1

KK ( a ) 10,71

KK ( b ) 9,24

Lampiran 9, Tabel Rataan Jumlah Daun (Helai) Pengamatan 6 mst

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III

N0C0 4 5 3 12 4


(50)

Rekki Fernando Gurning : Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L. ) Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O, 2009.

N0C2 2 4 3 10 3

N0C3 5 5 3 13 4

N1C0 6 4 5 15 5

N1C1 6 4 3 12 4

N1C2 6 4 4 14 5

N1C3 5 3 5 14 5

N2C0 5 4 4 12 4

N2C1 4 4 4 12 4

N2C2 6 4 3 14 5

N2C3 5 4 4 14 5

N3C0 5 3 3 11 4

N3C1 5 3 3 11 4

N3C2 4 4 5 12 4

N3C3 5 4 4 13 4

Total 77 63 59 199

Rataan 5 4 4 4

Lampiran10, Sidik Ragam Jumlah Daun (Helai) Pengamatan 6 mst

Sumber db JK KT Fhitung F,05 F,01 Blok 2,000 11,188 5,594 4,096 tn 5,14 10,92 NPK ( N ) 3,000 3,656 1,219 0,892 tn 4,76 9,78 linier 1,000 0,088 0,088 0,064 tn 5,99 13,75 kuadratik 1,000 3,270 3,270 2,394 tn 5,99 13,75 kubik 1,000 0,299 0,299 0,219 tn 5,99 13,75 Error ( a ) 6,000 8,194 1,366

Cuprum ( C ) 3,000 0,787 0,262 0,495 tn 3,01 4,72 linier 1,000 0,361 0,361 0,680 tn 4,26 7,82 kuadratik 1,000 0,376 0,376 0,709 tn 4,26 7,82 kubik 1,000 0,050 0,050 0,095 tn 4,26 7,82 Interaksi NxC 9,000 4,422 0,491 0,926 tn 2,3 3,26 Error ( b ) 24,000 12,732 0,530

Total 47,000 40,980

FK = 828,94 KK ( a ) 28,12

KK ( b ) 17,53

Lampiran 11, Tabel Rataan Jumlah Daun (Helai) Pengamatan 7 mst

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III

N0C0 5 6 4 15 5

N0C1 6 5 5 16 5


(51)

Rekki Fernando Gurning : Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L. ) Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O, 2009.

N0C3 6 6 4 16 5

N1C0 8 6 7 21 7

N1C1 8 7 4 19 6

N1C2 8 6 6 19 6

N1C3 7 5 7 19 6

N2C0 7 5 5 16 5

N2C1 6 4 6 16 5

N2C2 8 4 4 17 6

N2C3 7 5 5 18 6

N3C0 7 4 4 15 5

N3C1 7 6 4 17 6

N3C2 6 5 6 17 6

N3C3 7 4 6 17 6

Total 106 84 78 267

Rataan 7 5 5 6

Lampiran 12, Sidik Ragam Jumlah Daun (Helai) Pengamatan 7 mst

Sumber db JK KT Fhitung F,05 F,01 Blok 2,000 27,532 13,766 7,146 * 5,14 10,92 NPK ( N ) 3,000 14,689 4,896 2,542 tn 4,76 9,78 linier 1,000 0,108 0,108 0,056 tn 5,99 13,75 kuadratik 1,000 8,449 8,449 4,386 tn 5,99 13,75 kubik 1,000 6,132 6,132 3,183 tn 5,99 13,75 Error ( a ) 6,000 11,558 1,926

Cuprum ( C ) 3,000 0,987 0,329 0,339 tn 3,01 4,72 linier 1,000 0,085 0,085 0,088 tn 4,26 7,82 kuadratik 1,000 0,158 0,158 0,162 tn 4,26 7,82 kubik 1,000 0,744 0,744 0,766 tn 4,26 7,82 Interaksi NxC 9,000 4,195 0,466 0,480 tn 2,3 3,26 Error ( b ) 24,000 23,298 0,971

Total 47,000 82,259

FK 1483,6 82,259

KK ( a ) 24,96

KK ( b ) 17,72

Lampiran 13, Tabel Rataan Jumlah Daun (Helai) Pengamatan 8 mst

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III

N0C0 7 8 6 21 7

N0C1 9 9 7 24 8

N0C2 7 9 6 22 7

N0C3 9 10 6 24 8


(52)

Rekki Fernando Gurning : Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L. ) Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O, 2009.

N1C1 11 10 6 27 9

N1C2 12 10 8 29 10

N1C3 10 10 9 29 10

N2C0 10 8 7 25 8

N2C1 9 7 8 24 8

N2C2 10 8 6 24 8

N2C3 10 9 7 26 9

N3C0 10 7 7 24 8

N3C1 9 9 7 25 8

N3C2 8 7 9 24 8

N3C3 8 5 9 22 7

Total 149 133 114 396

Rataan 9 8 7 8

Lampiran 14, Sidik Ragam Jumlah Daun (Helai) Pengamatan 8 mst Sumber db JK KT Fhitung F,05 Blok 2,000 38,846 19,423 7,652 * 5,14 NPK ( N ) 3,000 22,469 7,490 2,951 tn 4,76 linier 1,000 0,158 0,158 0,062 tn 5,99 kuadratik 1,000 14,325 14,325 5,643 tn 5,99 kubik 1,000 7,985 7,985 3,146 tn 5,99 Error ( a ) 6,000 15,230 2,538

Cuprum ( C ) 3,000 0,351 0,117 0,112 tn 3,01 linier 1,000 0,025 0,025 0,024 tn 4,26 kuadratik 1,000 0,005 0,005 0,005 tn 4,26 kubik 1,000 0,321 0,321 0,307 tn 4,26 Interaksi NxC 9,000 5,807 0,645 0,616 tn 2,3 Error ( b ) 24,000 25,125 1,047

Total 47,000 107,829

FK 3271,6 107,829

KK ( a ) 19,30 24,000

KK ( b ) 12,39

Lampiran 15, Tabel Rataan Jumlah Daun (Helai) Pengamatan 9 mst

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III

N0C0 14 14 12 40 13

N0C1 15 15 13 42 14

N0C2 13 15 12 40 13

N0C3 15 16 12 42 14

N1C0 17 15 15 47 16

N1C1 16 16 12 43 14


(1)

Rekki Fernando Gurning : Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L. ) Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O, 2009.

Total 47.000 1.07E+00

FK 10.3022

KK ( a ) 24.09

KK ( b ) 27.90

Lampiran 57. Tabel Rataan Laju Tumbuh Relatif Pengamatan 6-9 mst

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III

N0C0 0.55817 0.54594 0.60346 1.70758 0.56919

N0C1 0.50573 0.35693 0.66227 1.52493 0.50831

N0C2 0.53672 0.43044 0.73338 1.70055 0.56685

N0C3 0.40057 0.44044 0.51226 1.35326 0.45109

N1C0 0.37663 0.40200 0.53536 1.31399 0.43800

N1C1 0.50518 0.45020 0.84693 1.80231 0.60077

N1C2 0.51817 0.38618 0.61136 1.51570 0.50523

N1C3 0.55550 0.60920 0.56022 1.72492 0.57497

N2C0 0.38788 0.29068 0.68348 1.36204 0.45401

N2C1 0.36907 0.52540 0.35222 1.24669 0.41556

N2C2 0.45219 0.46214 0.86237 1.77669 0.59223

N2C3 0.45104 0.57621 0.47266 1.49991 0.49997

N3C0 0.26792 0.58095 0.69863 1.54749 0.51583

N3C1 0.18763 0.45223 0.58037 1.22024 0.40675

N3C2 0.40269 0.57293 0.52172 1.49734 0.49911

N3C3 0.47824 0.41789 0.57330 1.46943 0.48981

Total 6.95333 7.49975 9.80999 24.26307

Rataan 0.43458 0.46873 0.61312 0.50548

Lampiran 58, Sidik Ragam Laju Tumbuh Relatif Pengamatan 6-9 mst

Sumber db JK KT Fhitung F.05

Blok 2.000 2.87E-01 1.44E-01 2.35E-01 tn 5.14 NPK ( N ) 3.000 2.30E-02 7.66E-03 1.25E-02 tn 4.76 linier 1.000 1.89E-02 1.89E-02 3.08E-02 tn 5.99 kuadratik 1.000 1.02E-03 1.02E-03 1.67E-03 tn 5.99 kubik 1.000 3.10E-03 3.10E-03 5.08E-03 tn 5.99 Error ( a ) 6.000 6.30E-02 1.05E-02

Cuprum ( C ) 3.000 2.27E-02 7.57E-03 1.08E-02 tn 3.01 linier 1.000 4.55E-03 4.55E-03 6.52E-03 tn 4.26 kuadratik 1.000 1.95E-03 1.95E-03 2.79E-03 tn 4.26 kubik 1.000 1.62E-02 1.62E-02 2.32E-02 tn 4.26 Interaksi NxC 9.000 1.27E-01 1.42E-02 2.03E-02 tn 2.3

Error ( b ) 24.000 3.13E-01 1.31E-02


(2)

Rekki Fernando Gurning : Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L. ) Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O, 2009.

FK 12.2645

KK ( a ) 20.28

KK ( b ) 22.60

Lampiran 59. Tabel Rataan Laju Tumbuh Relatif Pengamatan 7-8 mst

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III

N0C0 0.42436 0.50917 0.44926 1.38279 0.46093

N0C1 0.40486 0.28480 0.51368 1.20334 0.40111

N0C2 0.45021 0.34305 0.54992 1.34318 0.44773

N0C3 0.31840 0.34984 0.40392 1.07217 0.35739

N1C0 0.29720 0.31767 0.41838 1.03324 0.34441

N1C1 0.39707 0.35485 0.60209 1.35401 0.45134

N1C2 0.40462 0.26419 0.46762 1.13643 0.37881

N1C3 0.43056 0.46573 0.42964 1.32593 0.44198

N2C0 0.31120 0.22810 0.52722 1.06653 0.35551

N2C1 0.29788 0.42265 0.33671 1.05724 0.35241

N2C2 0.36493 0.37055 0.62982 1.36530 0.45510

N2C3 0.36288 0.45526 0.37686 1.19500 0.39833

N3C0 0.20992 0.45938 0.50553 1.17483 0.39161

N3C1 0.17406 0.37474 0.46370 1.01251 0.33750

N3C2 0.32090 0.44782 0.45375 1.22248 0.40749

N3C3 0.32973 0.32871 0.39571 1.05415 0.35138

Total 5.49881 5.97652 7.52381 18.99913

Rataan 0.34368 0.37353 0.47024 0.39582

Lampiran 60. Sidik Ragam Laju Tumbuh Relatif Pengamatan 7-8 mst

Sumber db JK KT Fhitung F.05

Blok 2.000 1.40E-01 7.00E-02 1.50E-01 tn 5.14 NPK ( N ) 3.000 1.33E-02 4.43E-03 9.46E-03 tn 4.76 linier 1.000 1.32E-02 1.32E-02 2.82E-02 tn 5.99 kuadratik 1.000 9.71E-05 9.71E-05 2.08E-04 tn 5.99 kubik 1.000 6.95E-06 6.95E-06 1.49E-05 tn 5.99 Error ( a ) 6.000 4.17E-02 6.94E-03

Cuprum ( C ) 3.000 1.12E-02 3.75E-03 7.42E-03 tn 3.01 linier 1.000 7.00E-04 7.00E-04 1.38E-03 tn 4.26 kuadratik 1.000 3.17E-03 3.17E-03 6.26E-03 tn 4.26 kubik 1.000 7.38E-03 7.38E-03 1.46E-02 tn 4.26 Interaksi NxC 9.000 6.29E-02 6.99E-03 1.38E-02 tn 2.3 Error ( b ) 24.000 1.55E-01 6.45E-03

Total 47.000 4.24E-01


(3)

Rekki Fernando Gurning : Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L. ) Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O, 2009.

KK ( a ) 21.05

KK ( b ) 20.29

Lampiran 61. Tabel Rataan Laju Tumbuh Relatif Pengamatan 7-9 mst

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III

N0C0 0.54101 0.57749 0.56953 1.68802 0.56267

N0C1 0.50502 0.38307 0.60523 1.49331 0.49777

N0C2 0.54802 0.44595 0.63267 1.62664 0.54221

N0C3 0.41880 0.45219 0.50542 1.37641 0.45880

N1C0 0.39752 0.41932 0.52139 1.33823 0.44608

N1C1 0.49793 0.45671 0.68092 1.63555 0.54518

N1C2 0.50556 0.40302 0.56515 1.47374 0.49125

N1C3 0.52809 0.56417 0.53320 1.62545 0.54182

N2C0 0.41097 0.32012 0.62052 1.35161 0.45054

N2C1 0.39834 0.52229 0.34181 1.26244 0.42081

N2C2 0.46724 0.47221 0.70261 1.64207 0.54736

N2C3 0.46488 0.55303 0.48266 1.50057 0.50019

N3C0 0.29868 0.54572 0.66841 1.51281 0.50427

N3C1 0.19809 0.43987 0.54323 1.18119 0.39373

N3C2 0.41953 0.54291 0.53381 1.49624 0.49875

N3C3 0.46971 0.44352 0.53919 1.45243 0.48414

Total 7.06938 7.54157 9.04574 23.65669

Rataan 0.44184 0.47135 0.56536 0.49285

Lampiran 62, Sidik Ragam Laju Tumbuh Relatif Pengamatan 7-9 mst

Sumber db JK KT Fhitung F.05

Blok 2.000 1.33E-01 6.66E-02 1.18E-01 tn 5.14 NPK ( N ) 3.000 1.64E-02 5.47E-03 9.67E-03 tn 4.76 linier 1.000 1.57E-02 1.57E-02 2.78E-02 tn 5.99 kuadratik 1.000 1.43E-07 1.43E-07 2.53E-07 tn 5.99 kubik 1.000 6.91E-04 6.91E-04 1.22E-03 tn 5.99 Error ( a ) 6.000 4.87E-02 8.12E-03

Cuprum ( C ) 3.000 1.87E-02 6.23E-03 9.32E-03 tn 3.01 linier 1.000 3.07E-03 3.07E-03 4.60E-03 tn 4.26 kuadratik 1.000 2.46E-05 2.46E-05 3.68E-05 tn 4.26 kubik 1.000 1.56E-02 1.56E-02 2.33E-02 tn 4.26 Interaksi NxC 9.000 7.26E-02 8.07E-03 1.21E-02 tn 2.3 Error ( b ) 24.000 1.69E-01 7.06E-03

Total 47.000 4.59E-01

FK 11.6591


(4)

Rekki Fernando Gurning : Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L. ) Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O, 2009.

KK ( b ) 17.05

Lampiran 63. Tabel Rataan Laju Tumbuh Relatif Pengamatan 8-9 mst

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III

N0C0 0.65765 0.64581 0.68980 1.99325 0.66442

N0C1 0.60518 0.48133 0.69678 1.78329 0.59443

N0C2 0.64583 0.54884 0.71542 1.91010 0.63670

N0C3 0.51919 0.55453 0.60692 1.68065 0.56022

N1C0 0.49784 0.52097 0.62441 1.64322 0.54774

N1C1 0.59879 0.55856 0.75974 1.91709 0.63903

N1C2 0.60650 0.54185 0.66268 1.81104 0.60368

N1C3 0.62562 0.66261 0.63675 1.92497 0.64166

N2C0 0.51073 0.41214 0.71381 1.63669 0.54556

N2C1 0.49879 0.62192 0.34692 1.46763 0.48921

N2C2 0.56955 0.57388 0.77540 1.91883 0.63961

N2C3 0.56688 0.65079 0.58846 1.80614 0.60205

N3C0 0.38743 0.63207 0.83128 1.85078 0.61693

N3C1 0.22211 0.50500 0.62276 1.34987 0.44996

N3C2 0.51815 0.63799 0.61386 1.77000 0.59000

N3C3 0.60970 0.55833 0.68267 1.85070 0.61690

Total 8.63995 9.10663 10.56767 28.31425

Rataan 0.54000 0.56916 0.66048 0.58988

Lampiran 64, Sidik Ragam Laju Tumbuh Relatif Pengamatan 8-9 mst

Sumber db JK KT Fhitung F.05

Blok 2.000 1.26E-01 6.32E-02 9.54E-02 tn 5.14 NPK ( N ) 3.000 2.16E-02 7.20E-03 1.09E-02 tn 4.76 linier 1.000 1.85E-02 1.85E-02 2.79E-02 tn 5.99 kuadratik 1.000 8.27E-05 8.27E-05 1.25E-04 tn 5.99 kubik 1.000 3.05E-03 3.05E-03 4.60E-03 tn 5.99 Error ( a ) 6.000 6.59E-02 1.10E-02

Cuprum ( C ) 3.000 3.83E-02 1.28E-02 1.54E-02 tn 3.01 linier 1.000 7.12E-03 7.12E-03 8.57E-03 tn 4.26 kuadratik 1.000 4.38E-03 4.38E-03 5.27E-03 tn 4.26 kubik 1.000 2.68E-02 2.68E-02 3.23E-02 tn 4.26 Interaksi NxC 9.000 9.45E-02 1.05E-02 1.26E-02 tn 2.3 Error ( b ) 24.000 2.06E-01 8.58E-03

Total 47.000 5.53E-01

FK 16.702

KK ( a ) 17.77


(5)

Rekki Fernando Gurning : Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L. ) Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O, 2009.

Lampiran 65. Tabel Rataan Berat Basah (g) Pengamatan 9 mst

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III

N0C0 20.04 24.15 18.53 62.71 20.90

N0C1 23.94 19.36 19.68 62.97 20.99

N0C2 18.23 22.12 15.72 56.06 18.69

N0C3 21.61 26.39 16.29 64.28 21.43

N1C0 30.09 24.22 27.49 81.80 27.27

N1C1 30.28 28.45 16.98 75.70 25.23

N1C2 29.51 22.93 20.15 72.59 24.20

N1C3 30.22 25.02 24.13 79.37 26.46

N2C0 27.87 30.24 26.93 85.03 28.34

N2C1 28.92 25.69 21.45 76.05 25.35

N2C2 35.55 25.59 20.58 81.72 27.24

N2C3 38.27 26.93 28.79 93.98 31.33

N3C0 27.72 24.28 26.79 78.79 26.26

N3C1 27.43 28.86 28.91 85.20 28.40

N3C2 33.02 24.79 28.72 86.53 28.84

N3C3 27.51 19.48 25.27 72.25 24.08

Total 450.21 398.47 366.38 1215.06

Rataan 28.14 24.90 22.90 25.31

Lampiran 66, Sidik Ragam Berat Basah (g) Pengamatan 9 mst.

Sumber db JK KT Fhitung F.05

Blok 2.000 223.621 111.810 4.588 tn 5.14 NPK ( N ) 3.000 401.445 133.815 5.491 * 4.76 linier 1.000 276.334 276.334 11.339 * 5.99 kuadratik 1.000 124.998 124.998 5.129 tn 5.99 kubik 1.000 0.113 0.113 0.005 tn 5.99 Error ( a ) 6.000 146.217 24.369

Cuprum ( C ) 3.000 10.006 3.335 0.362 tn 3.01 linier 1.000 0.011 0.011 0.001 tn 4.26 kuadratik 1.000 9.523 9.523 1.033 tn 4.26 kubik 1.000 0.472 0.472 0.051 tn 4.26 Interaksi NxC 9.000 119.498 13.278 1.440 tn 2.3 Error ( b ) 24.000 221.224 9.218

Total 47.000 1122.010

FK 30757.7

KK ( a ) 19.50


(6)

Rekki Fernando Gurning : Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L. ) Pada Berbagai Tingkat Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Mikro CuSO4.5H2O, 2009.