BAB I PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah
Indonesia  memiliki  beraneka  ragam  flora  hayati  yang  digunakan  untuk pengobatan  tradisional.  Salah  satu  tumbuhan  tersebut  berasal  dari  famili
Clusiaceae  dari  genus  Calophyllum.  Tumbuhan  yang  termasuk  genus  ini  antara lain:  Calophyllum  amoenum  Wall,  Calophyllum  inophyllum  Linn,  Calophyllum
lanigerum  Miq  dan  Calophyllum  venolosum  Zoll  dan  Mor.  Tumbuhan Calophyllum  inophyllum  Linn  tumbuh  subur  diberbagai  daerah  di  Indonesia,
antara  lain:  Sumatera,  Jawa  Tengah,  Nusa  Tenggara,  Sulawesi,  dan  Bali. Sedangkan  spesies  yang  lain  hanya  tumbuh  didaerah  tertentu  di  Indonesia.
Calophyllum  inophyllum  Linn  lebih  banyak  dimanfaatkan  dibandingkan tumbuhan Dari genus ini Heyne, 1987.
Secara  tradisional  air  rendaman  daun  tumbuhan  C.  inophyllum  dapat menyejukkan mata dan mengobati mata  yang meradang. Biji buah C. inophyllum
merupakan  sumber  obat-obatan  tradisional  obat  gatal,  koreng,  penumbuh rambut.  Ekstrak  daun  dan  biji  dari  tumbuhan  ini  mampu  menghambat
pertumbuhan  dari  larva Culex  quinquefasciatus
,
Anopheles  stephensi  dan    Aedes aegypti Muthukrishnan  et al., 2001. Senyawa diisolasi dari daun  C. inophyllum
diketahui mempunyai aktivitas sebagai penghambat virus HIV Patil et al., 1993 Pemanfaatan  obat  tradisional  berhubungan  dengan  senyawa  kimia  yang
terkandung di dalam tumbuhan tersebut. Penelitian tentang isolasi senyawa kimia dari  daun  C.  inophyllum.  pernah  dilakukan  oleh  Patil  1993,  Khan  1996,  dan
Ali 1999. Penelitian mereka menghasilkan senyawa yang berbeda. Patil berhasil mengisolasi  senyawa  kumarin,  Khan  mengisolasi  senyawa  benzodipiranon,  dan
Ali mengisolasi senyawa  turunan benzodipiranon , triterpenoid, dan steroid. Metode isolasi yang dilakukan oleh Patil, Khan, dan Ali berbeda satu sama
lain.  Pada  proses  awal  untuk  mendapatkan  ekstrak,  Patil  menggunakan  metode perkolasi  dengan  pelarut  MeOH:CH
2
Cl
2
1:1.  Berbeda  dengan  yang  dilakukan Ali, pada penelitiannya menggunakan metode maserasi dengan merendam sampel
1
dalam  EtOH  selama  15  hari.  Sedangkan  penelitian  yang  dilakukan  Khan  adalah dengan  metode  ekstraksi  dalam  pelarut  EtOH.  Pada  proses  fraksinasi,  Patil  dan
Khan  menggunakan  kromatografi  kolom  dengan  silika  gel.  Sedangkan  Ali menggunakan kromatografi vakum cair dilanjutkan dengan kromatografi kolom.
Berbedaan  hasil  yang  penelitian  diduga  dikarenakan  sampel  yang  mereka gunakan berbeda  asalnya.  Perbedaan  kondisi  geografis,  iklim  dan  ekologi  diduga
mempengaruhi  kandungan  kimia  suatu  tumbuhan  walaupun  masih  dalam  spesies yang  sama.  Berdasarkan  fenomena  ketiga  penelitian  tersebut,  perlu  dilakukan
penelitian  mengenai  kandungan  kimia  dari  daun C.  inophyllum  yang  berasal  dari berbagai daerah, salah satunya dari Indonesia.
B.  Perumusan Masalah