Penentuan Batas Fraksi Air Terikat Primer Penentuan Batas Fraksi Air Terikat Sekunder Penentuan Batas Fraksi Air Terikat Tersier

xxxiv Content . Kadar air seimbang merupakan kadar air dimana antara bahan dengan lingkungan telah mencapai keseimbangan uap air.

2. Penentuan Kurva Isoterm Sorpsi Lembab ISL

Pembuatan kurva ISL menggunakan metode termogravimetri statis. Data kadar air seimbang tepung gaplek dan aktivitas air a w yang diperoleh dari hasil penelitian selanjutnya diplotkan dalam bentuk grafik dengan menggunakan model matematis polinomial pangkat tiga. Plot data aktivitas air a w dan kadar air seimbang tepung gaplek tersebut ke dalam bentuk grafik dilakukan menggunakan komputer melalui program MS-Excel. Dari grafik plot hubungan aktivitas air a w dan kadar air seimbang akan diperoleh suatu kurva yang dinamakan kurva isoterm sorpsi lembab kurva ISL dengan a w sebagai sumbu x dan kadar air seimbang sebagai sumbu y. Dari kurva ISL tersebut dapat diketahui persamaan kurva ISL menurut model matematis polinomial pangkat tiga dengan bentuk umum sebagai berikut : M = A a w 3 + B a w 2 + C a w + D Dimana A, B, C dan D adalah konstanta persamaan. Konstanta persamaan tersebut hanya merupakan konstanta matematis dan tidak memiliki makna fisika apapun Van den Berg dan Bruin, 1981 cit. Suyitno, 1995. Masing- masing bahan akan memiliki konstanta persamaan yang berbeda-beda.

3. Penentuan Batas Fraksi Air Terikat Primer

Penentuan batas fraksi air terikat primer tepung gaplek didasarkan pada nilai kadar air lapis tunggal lapisan monolayer yang diperoleh dengan menggunakan persamaan BET Braunauer-Emmet- Teller sebagai berikut : xxxv m a a w w 1 - = c m o . 1 + c m c o . 1 - a w Keterangan : a w = aktivitas air pada suhu T m = kadar air db pada a w dan T c = konstanta energi adsorpsi m o = kadar air lapis tunggal . Persamaan BET tersebut merupakan persamaan regresi linier. Untuk menentukan kadar air lapis tunggal BET diperlukan data a w dan [a w 1-a w m]. Selanjutnya dibuat kurva regresi linier dengan a w sebagai sumbu x dan [a w 1-a w m] sebagai sumbu y. Berdasarkan kurva regresi linier tersebut dapat ditentukan besarnya kadar air lapis tunggal BET dengan menggunakan rumus sebagai berikut : m o = S I + 1 Keterangan : m o = kadar air lapis tunggal BET, berat kering db I = intersep kurva regresi linier S = slope kurva regresi linier

4. Penentuan Batas Fraksi Air Terikat Sekunder

Penentuan batas air terikat sekunder didasarkan pada model analisis logaritma yang dikemukakan oleh Soekarto 1978 cit. Wulandari dan Soekarto 2003 yaitu didasarkan pada plot hubungan antara log 1-a w dengan kadar air seimbang tepung gaplek dengan log 1-a w sebagai sumbu y dan kadar air seimbang tepung gaplek sebagai sumbu x. Hubungan antara log 1-a w dengan kadar air seimbang akan membentuk dua kurva berbentuk garis lurus. Garis pertama menggambarkan kedudukan air terikat sekunder dan garis kedua adalah air terikat tersier. Perpotongan kedua garis tersebut merupakan batas maksimum kapasitas pengikatan air sekunder m s dan sekaligus sebagai batas minimum kapasitas pengikatan air tersier m t . xxxvi

5. Penentuan Batas Fraksi Air Terikat Tersier

Batas fraksi air terikat tersier tepung gaplek ditentukan dengan cara memasukkan nilai a w = 1 pada persamaan kurva isoterm sorpsi lembab ISL polinomial pangkat tiga tepung gaplek pada suhu 28 C tersebut.

E. Analisa Percobaan

Dokumen yang terkait

Kajian Isoterm sorpsi lembab (ISL) bubuk klobot dan sifat penyerapan airnya pada dodol tape

0 7 31

EKSPERIMEN PEMBUATAN KRASIKAN DARI TEPUNG GAPLEK DAN TEPUNG BERAS KETAN DENGAN PERBANDINGAN YANG BERBEDA

1 17 166

Kajian Formulasi dan Isothermis Sorpsi Air Biskuit Jagung

5 27 180

Perkiraan umur simpan tepung gaplek yang dikemas dalam berbagai kemasan plastik berdasarkan kurva isoterm sorpsi lembab

3 45 62

Karakterisasi Isoterm Sorpsi Air Biji Kopi dengan Model BET dan GAB | Widyotomo | Agritech 9748 17836 1 PB

0 1 9

Karakteristik Kurva Isotherm Sorpsi Air Tepung Jagung Instan | Aini | Agritech 9522 17607 1 PB

0 0 6

KAJIAN ISOTERMI SORPSI AIR DAN FRAKSI AIR TERIKAT KUE PIA KACANG HIJAU ASAL KOTA GORONTALO [Study on Moisture Sorption Isotherm and Bound Water Fractions of Green Beans Taste of Pia Cake from Gorontalo] | Jamaluddin | Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan 7372

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Karakteristik Isoterm Sorpsi Air pada Tepung Singkong Terfermentasi Angkak = Water Sorption Isotherm Characteristics of Fermented Cassava Flour by Red Yeast Rice

0 0 31

Karakteristik Isoterm Sorpsi Air dari Kerupuk Kedelai (Moisture Sorption Isotherm Characteristic of Soy Crackers) Oleh : Maulina Putri Nor Azizah 652013035 TUGAS AKHIR - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Karakteristik Isoterm S

0 3 31

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Karakteristik Isoterm Sorpsi Air pada Tepung Ubi Jalar Terfermentasi dengan Angkak = Water Sorption Isotherm Characteristics of Fermented Sweet Potato Flour with Red Yeast Rice

0 6 28