Desain Die Desain Alat Uji Kekentalan Plastik

46 Tensile Strength, Yield MPa 370 Konduktivitas termal Wm K 88 Titik leleh °C 2870 Tinggi die menurut EN ISO 1133:2005 adalah 8 ± 0,05 mm. Diameter luar die disesuaikan dengan ukuran diameter dalam silinder. Diameter dalam die menurut ISO EN 1133:2005 sebesar 2.095 mm, akan tetapi karena keterbatasan proses permesinan dan sumber daya yang digunakan sehingga diameter dalam die hanya mampu sebesar 2 mm. Pada bagian luar die dibuat ulir M10x1 fine thread pitch, pitch : 1 mm. Pembuatan ulir berfungsi untuk memudahkan proses pemasangan dan pelepasan die dengan silinder pada saat cleaning process dan maintenance process. Pemilihan kuningan selain dilihat dari segi harga dan proses permesinan lanjutan, dapat dilihat dari konduktivitas termalnya. Nilai konduktivitas kuningan lebih bagus dari pada tungsten carbide lihat Tabel 4.5 dan Tabel 4.6, sehingga kuningan lebih mudah untuk menghantarkan panas. Untuk titik lelehnya, titik leleh kuningan lebih kecil dari tungsten carbide lihat Tabel 4.5 dan Tabel 4.6. Akan tetapi, temperatur maksimal yang digunakan pada alat uji kekentalan plastik sebesar 300°C, sehingga penggunaan kuningan dapat menggantikan penggunaan tungsten carbide. 47 Gambar 4.4 . Desain die Ketika die terkena panas dari band heater akan terjadi pemuaian yang mengakibatkan volume die akan bertambah. Pertambahan volume pada die akan mempengaruhi alat uji kekentalan plastik. Untuk itu perlu dilakukan perhitungan untuk mencari nilai perbandingan pemuaian yang terjadi pada die berbahan dasar tungsten dan kuningan dengan menggunakan rumus 2.13. Sebelum mencari nilai pemuaian, diperlukan perhitungan untuk mencari volume die. Volume die didapat dari menghitung luas volume tabung dikurang dengan lubang bagian tengah yang berbentuk tabung. Tinggi die adalah 8 mm dengan diameter die sebesar 10 mm dan lubang die berdiameter 2 mm. Untuk menghitung volume tabung dapat dilihat pada berikut ini : Diketahui : D = 10 mm 0,01 m d = 2 mm 0,002 m t = 8 mm 0,008 m V = π.D2 2 .t - π.d2 2 .t V = π.0,01 m 2 2 .0,008 m - π.0,002 m 2 2 .0,008 m V = 6,03 x 10 -7 m 3 48 Untuk pemuaian volume yang terjadi pada die berbahan dasar kuningan dengan koefesien muai panjang sebesar 18,7 x 10 -6 mm.°C dan tungsten dengan koefesien muai panjang sebesar 4,3 x 10 -6 mm.°C engineertoolbox, 2016 dapat dihitung menggunakan persamaan 2.13 dan 2.14. a. Pemuaian volume pada die berbahan dasar kuningan. Diketahui : V 1 = 6,03 x 10 -7 m 3 λ = 3 x α = 3 x 18,7 x 10 -6 mm.°C V 2 = V 1 1 + λ T 2 – T 1 V 2 = 6,03 x 10 -7 m 3 1 + 3 x 18,7 x 10 -6 mm.°C 300 – 30 °C V 2 = 6,12 x 10 -7 m 3 b. Pemuaian volume pada die berbahan dasar tungsten. Diketahui : V 1 = 6,03 x 10 -7 m 3 λ = 3 x α = 3 x 4,3 x 10 -6 mm.°C V 2 = V 1 1 + λ T 2 – T 1 V 2 = 6,03 x 10 -7 m 3 1 + 3 x 4,3 x 10 -6 mm.°C 300 – 30 °C V 2 = 6,05 x 10 -7 m 3 Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa pemuaian volume yang terjadi pada kuningan lebih besar dari tungsten. Penambahan volume yang terjadi pada temperatur maksimal alat uji kekentalan plastik dapat diketahui dari hasil 6,12 x 10 -7 m 3 - 6,03 x 10 -7 m 3 = 0,09 x 10 -7 m 3 . Sedangkan pada tungsten penambahan volumenya diketahui dari hasil 6,05 x 10 -7 m 3 - 6,03 x 10 -7 m 3 = 0,02 x 10 -7 m 3 . Selisih penambahan volume 49 yang terjadi pada die dari ke dua bahan tersebut tidak terlalu besar. Sehingga kuningan bisa digunakan sebagai bahan dasar pengganti die. Pemuaian juga akan berpengaruh pada diameter die. Diameter die akan bertambah ketika terkena panas. Untuk mencari nilai pemuaian luas diameter dapat menggunakan persamaan2.15. Sebelum mencari nilai pemuaian luas, diperlukan perhitungan untuk mencari luas die. Luas die didapat dari menghitung luas alas die dikurang dengan luas lubang. Diameter die sebesar 10 mm dan lubang die berdiameter 2 mm. Untuk menghitung luas die dapat dilihat berikut ini : Diketahui : D = 10 mm 0,01 m d = 2 mm 0,002 m A = π.D2 2 - π.d2 2 A = π.0,01 m 2 2 - π.0,002 m 2 2 A = 7,54 x 10 -5 m 2 Untuk pemuaian luas yang terjadi pada die berbahan dasar kuningan dengan koefesien muai panjang sebesar 18,7 x 10 -6 mm.°C dan tungsten dengan koefesien muai panjang sebesar 4,3 x 10 -6 mm.°C engineertoolbox, 2016 dapat dihitung menggunakan persamaan 2.15. a. Pemuaian luas pada die berbahan dasar kuningan. Diketahui : A 1 = 7,54 x 10 -5 m 2 α = 4,3 x 10 -6 mm.°C A 2 = A 1 1 + 2α T 2 – T 1 A 2 = 7,54 x 10 -5 m 2 1 + 2 x 18,7 x 10 -6 mm.°C 300 – 30 °C A 2 = 7,61 x 10 -5 m 2 b. Pemuaian luas pada die berbahan dasar tungsten. Diketahui : 50 A 1 = 7,54 x 10 -5 m 2 α = 18,7 x 10 -6 mm.°C A 2 = A 1 1 + 2α T 2 – T 1 A 2 = 7,54 x 10 -5 m 2 1 + 2 x 4,3 x 10 -6 mm.°C 300 – 30 °C A 2 = 7,56 x 10 -5 m 2 Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa pemuaian luas yang terjadi pada kuningan lebih besar dari tungsten. Penambahan luas yang terjadi pada temperatur maksimal alat uji kekentalan plastik dapat diketahui dari hasil 7,61 x 10 -5 m 2 - 7,54 x 10 -5 m 2 = 0,07 x 10 -5 m 2 . Sedangkan pada tungsten penambahan luasnya diketahui dari hasil 7,56 x 10 -5 m 2 - 7,54 x 10 -5 m 2 = 0,02 x 10 -5 m 2 . Selisih penambahan luas yang terjadi pada die dari ke dua bahan tersebut tidak terlalu besar. Sehingga kuningan bisa digunakan sebagai bahan dasar pengganti die.

4.5.4 Desain Rangka dan Casing

Rangka disusun sesuai dengan kebutuhan alat uji kekentalan plastik. Rangka tersusun dari besi karbon bentuk L dengan ukuran 25x25x3 mm dan dilas dengan ukuran kampuh las 3 mm. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 2 Terdapat 12 macam besi karbon bentuk L yang digunakan untuk menyangga alat uji kekentalan plastik. Perbedaan antara 12 macam besi karbon hanya pada panjang yang digunakan. Panjang disesuaikan dengan bentuk yang dibutuhkan. Desain rangka mengikuti desain melt flow indexer yang ada dipasaran. 51 Gambar 4.5 . Desain rangka Untuk body menggunakan plat alumunium dengan ketebalan 0,3 mm dengan ukuran yang disesuaikan dengan kebutuhan. Body digunakan untuk melindungi alat uji kekentalan plastik dari lingkungan luar sehingga kerja alat dapat bekerja dengan maksimal.