Hak dan Kebebasan Hidup

SUHUF, Vol. 22, No. 1, Mei 2010: 1 - 31 20

2. Hak dan Kebebasan Hidup

Setiap manusia memiliki hak untuk hidup, hal ini berbeda dengan masa jahiliyah yang membolehkan membunuh hidup-hidup anak perempuannya, tawa- nan, dan kepala keluarga menguasai hak hidup dan mati anggota keluarganya seperti di Romawi. Islam melarang membunuh tanpa alasan yang benar. “Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah mem- bunuhnya, melainkan dengan suatu alasan yang benar, dan barangsiapa dibunuh secara zalim, maka sesung- guhnya kami telah memberi kekua- Kata ﻖ ﺎﺑ ini maksudnya adalah membunuh yang dibenarkan oleh syara’ seperti qishash, membunuh orang mur- tad, rajam dan sebagainya. Sedangkan maksud ﺎ ﺎﻄ atau kekuasaan di sini ialah ahli waris yang terbunuh atau penguasa untuk menuntut qishash atau menerima diat. Qishaash ialah mengambil pembalasan yang sama. Qishaash itu tidak dilakukan, bila yang membunuh mendapat kema’afan dari ahli waris yang terbunuh yaitu dengan membayar diat ganti rugi yang wajar. Pembayaran diat diminta dengan baik, umpamanya de- ngan tidak mendesak yang membunuh, dan yang membunuh hendaklah mem- bayarnya dengan baik, umpamanya tidak menangguh-nangguhkannya. Bila ahli waris si korban sesudah Allah menjelas- kan hukum-hukum ini, membunuh yang bukan si pembunuh, atau membunuh si pembunuh setelah menerima diat, maka terhadapnya di dunia diambil qishaash dan di akhirat dia mendapat siksa yang pedih. Diat ialah pembayaran sejumlah harta karena sesuatu tindak pidana terhadap sesuatu jiwa atau anggota badan. Menurut M.Quraish Shihab, bah- wa yang dimaksud dengan ا اﻮ ﻘ disini adalah membunuh jwa orang lain maupun jiwa diri sendiri. Pembunuhan Ÿωuρ θè=çFøs? }§ø¨Ζ9 ©ÉL©9 tΠ§ym ª ωÎ Èd,ysø9Î 3 ⎯tΒuρ Ÿ≅ÏFè YΒθè=ôàtΒ ô‰ssù uΖù=yèy_ ⎯ϵÍh‹Ï9uθÏ9 YΖ≈sÜù=ß™ Ÿξsù ’Ìó¡ç„ ’Îpû È≅÷Fsø9 …絯ΡÎ tβx. Y‘θÝÁΖtΒ ∩⊂⊂∪ 21 Hak Asasi Manusia dalam Al-Qur’an Sudarno Shobron 31 “Oleh karena itu Kami tetapkan suatu hukum bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu membunuh orang lain atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya, dan barangsiapa yang memelihara kehi- dupan seorang manusia, maka seolah- olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya, dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan membawa keterangan- keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu Hukum ini bukanlah mengenai Bani Israil saja, tetapi juga mengenai manusia seluruhnya. Allah memandang bahwa membunuh seseorang itu adalah seperti membunuh manusia seluruhnya, karena orang seorang itu adalah anggota masyarakat dan karena membunuh seseorang berarti juga membunuh keturunannya. Menurut M.Quraish Shihab bahwa barangsiapa yang me- melihara kehidupan manusia misalnya dengan memaafkan pembunuh keluarga atau menyelamatkan nyawa seorang dari satu bencana atau membela orang yang dapat terbunuh secara aniaya, maka seolah-olah telah memelihara kehidupan manusia semuanya. 32 Sedangkan menu- rut Thabathabai, setiap orang me- nyandang dalam dirinya nilai kemanusia- an, merupakan nilai yang disandang semua manusia. Manusia hidup untuk waktu yang ditetapkan Allah. Membunuh manusia seperti membunuh manusia semuanya, begitu membunuh satu manu- sia seperti membunuh semua manusia, menyelamatkan satu manusia dari kematian seperti menyelamatkan semua manusia. 33 Semua manusia apapun ô⎯ÏΒ È≅ô_r y7Ï9≡sŒ oΨö;tFŸ2 4’n?tã û©Í_t Ÿ≅ƒÏ™ℜuó Î …絯Ρr ⎯tΒ Ÿ≅tFs G¡øtΡ ÎötóÎ C§øtΡ ÷ρr 7Š|¡sù ’Îû ÇÚö‘F{ yϑ¯Ρrx6sù Ÿ≅tFs }¨¨Ζ9 Yè‹Ïϑy_ ô⎯tΒuρ yδuŠômr uΚ¯Ρrx6sù uŠômr }¨¨Ψ9 Yè‹Ïϑy_ 4 ô‰ss9uρ óΟßγø?u™y_ uΖè=ߙ①ÏM≈uΖÉit7ø9Î ¢ΟèO ¨βÎ ZÏWx. Οßγ÷ΨÏiΒ y‰÷èt šÏ9≡sŒ ’Îû ÇÚö‘F{ šχθèùÎô£ßϑs9 ∩⊂⊄∪ 31 M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Volume 7. Jakarta: Lentera Hati, 2002, hlm. 458. 32 M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Volume 3. Jakarta: Lentera Hati, 2002, hlm. 80. 33 Al-‘Allamah as-Sayyid Muhammad Husain al-Thabathabai, Al-Mizan fi Tafsir al-Qur’an, al- Majallad al-Khamis. Beirut: Syari’ al-Mathar, 1991, hlm. 323. SUHUF, Vol. 22, No. 1, Mei 2010: 1 - 31 22 Bagaimana dengan hukuman mati yang diterapkan oleh negara-negara Islam, baik dengan cara dipancung, dirajam, digantung atau ditembak? Apakah hukuman ini tidak sama dengan menghilangkan hak hidup seseorang, menghilangkan kesempatan hidup? Para praktisi hidup berbeda pendapat, satu pendapat itu bertentangan dengan Hak Asasi Manusia, pendapat yang lain mengatakan justru ini sesuai dengan Hak Asasi Manusia, karena menjamin rasa aman bagi masyarakat luas. Melindungi dan memberikan rasa aman bagi orang banyak jauh lebih utama dengan mem- berikan kehidupan satu orang, yang dalam kehidupannya selalu membikin masalah.

3. Hak dan Kebebasan Pribadi