HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN 4.1. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.

Kesimpulan 67

5.2. Saran

67 DAFTAR PUSTAKA 69 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1. Lembar Validasi Tes Diagnostik Matematika Siswa 41 Tabel 3.2. Tingkat Pemahaman Siswa 44 Tabel 4.1 Deskripsi Tingkat Pemahaman Siswa pada Tes Diognostik Awal Kelas VII-3 47 Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Observasi Siswa Siklus I 52 Tabel 4.3 Deskripsi Tingkat Pemahaman Konsep Matematika Siswa Siklus I 53 Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Observasi Siswa Siklus II 61 Tabel 4.5 Deskripsi Tingkat Pemahaman Konsep Matematika Siswa Siklus II 61 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Persegi Panjang 22 Gambar 2.2 Persegi 23 Gambar 2.3 Jajaran Genjang 24 Gambar 2.4 Belah Ketupat 25 Gambar 2.5 Trapesium 26 Gambar 2.6 Layang-Layang DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Kisi-Kisi Tes Diagnostik 71 Lampiran 2. Tes Diagnostik 72 Lampiran 3. Alternatif Penyelesaian Tes Diagnostik 74 Lampiran 4 Daftar Hasil Tes Diagnostik 75 Lampiran 5. Pedoman Penskoran Tes Diagnostik 78 Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I Siklus I 79 Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II Siklus I 82 Lampiran 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I Siklus II 85 Lampiran 9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II Siklus II 88 Lampiran 10. Lembar Aktivitas Siswa I LAS I 91 Lampiran 11. Lembar Aktivitas Siswa I LAS I 93 Lampiran 12. Kisi-Kisi Tes Diagnostik I 95 Lampiran 13. Kisi-Kisi Tes Pemahaman Konsep II 96 Lampiran 14. Lembar Validasi Tes Pemahaman Konsep I 97 Lampiran 15. Lembar Validasi Tes Pemahaman Konsep II 103 Lampiran 16. Tes Diagnostik I 109 Lampiran 17. Tes Diagnostik II 110 Lampiran 18. Alternatif Penyelesaian Tes Diagnostik I 112 Lampiran 19. Alternatif Penyelesaian Tes Diagnostik II 114 Lampiran 20. Lay out wawancara 116 Lampiran 21. Pedoman Penskoran Tes Diagnostik I 118 Lampiran 22. Pedoman Penskoran Tes Diagnostik II 119 Lampiran 23. Lembar Observasi Kegiatan Guru I 120 Lampiran 24. Lembar Observasi Kegiatan Guru II 122 Lampiran 25. Hasil Observasi Siswa I 124 Lampiran 26. Hasil Observasi Siswa II 130 Lampiran 27. Nilai Tes Diagnostik I 137 Lampiran 28. Nilai Tes Diagnostik II 139 Lampiran 29. Nilai Tes Diagnostik III 141 Lampiran 30. Dokumentasi Penelitian 143 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia. Sejalan dengan itu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut manusia untuk meningkatkan mutu pendidikan. John Dewey dalam Sagala, 2009 : 3 menyatakan bahwa: “Pendidikan merupakan proses pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik menyangkut daya pikir atau daya intelektual, maupun daya emosional atau perasaan yang diarahkan kepada tabiat manusia dan kepada sesa manya”. Oleh karena itu, lembaga pendidikan harus mampu mengantisipasi perkembangan tersebut dengan terus-menerus mengupayakan suatu program yang sesuai dengan perkembangan anak,perkembangan zaman, situasi, kondisi, dan kebutuhan peserta didik Sa’ud, 2008 : 2. Matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan atu menelaah bentuk-bentuk atau struktur-struktur yang abstrak dan hubungan-hubungan diantara hal itu. Untuk dapat memahami struktur-struktur serta hubungan- hubungan, tentu saja diperlukan pemahaman tentang konsep-konsep yang terdapat di dalam matematika itu. Hal senada juga disampaikan oleh Lastiono 2011:1 yang mengemukakan bahwa: ”Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan tekniligo modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi, informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Tujuan pembelajaran matematika adalah agar peseta didik memiliki kemampuan pemahaman konsep, penalaran komunikasi serta pemecahan masalah”. Tetapi kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa tidak sedikit siswa yang memandang matematika sebagai suatu mata pelajaran yang sangan sulit, membosankan, bahkan menakutkan. Sebagaimana yang dikatakan oleh bambang 2008:1: ”Banyak faktor yang menyebabkan matematika dianggap pelajaran sulit, diantaranya adalah karakteristik materi matematika yang bersifat abstrak, logis, sistematis dan penuh dengan lambang-lambang dan rumus yang mambingungkan. Selain itu pengalaman belajar matematika bersam guru yang tidak menyenangkan atau guru yang membingungkan, turut membentuk sikap negatif siswa terhadap pelajaran matematika”. Kemampuan siswa yang rendah dalam aspek penguasaan konsep merupakan hal penting yang harus ditindaklanjuti. Menurut Arends dalam Fajarwati, 2010:2 menyatakan bahwa : “Konsep adalah dasar untuk bernalar dan berkomunikasi sehingga dengan adanya pemahaman konsep tidak akan sekedar berkomunikasi tetapi siswa akan berkomunikasi secara baik dan benar karena mereka mempunyai pemahamn tentang konsep yang mereka komunikasikan. Sebaliknya jika pemahaman konsep masih kurang maka siswa akan cenderung mengalami kesulitan dalam melakukan pemecahan masalah ataupun dalam bernalar serta mengkomunikasikan suatu konsep”. Sekolah SMP Al-Hidayah Medan adalah salah satu sekolah yang masih memiliki masalah tentang proses dan produk pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran Matematika. Pembelajaran disekolah ini masih menggunakan pola lama pembelajaran konvensional, konsep dan aturan matematika diberikan dalam bentuk jadi dari guru kepada para siswa, pemberian contoh-contoh, interaksi satu arah, pemberian tugas di rumah. keaktifan siswa dalam mengerjakan soal-soal latihan pada proses pembelajaran masih kurang, seperti siswa tidak berani untuk mengerjakan soal di depan kelas dan siswa jarang mengajukan pertanyaan. Kebanyakan siswa cenderung hanya sekedar menghapal konsep yang ada dan meniru langkah-langkah penyelesaian yang diberikan oleh guru, ketika mereka ditanya apakah mereka mengerti dengan konsep yang dimaksud, maka jawaban mereka adalah tidak, mereka mengakui bahwa hanya hapal saja. Guru kurang memperhatikan perkembangan belajar siswa, dan sering tidak mengaitkan pengetahuan yang dimiliki siswa sebelumnya dengan materi baru yang sedang diajarkan. Pembelajaran cenderung tidak bermakna bagi siswa yang diindikasikan kurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Peneliti juga mengadakan tes studi pendahuluan tes diagnostik kepada siswa kelas VII SMP Al-Hidayah Medan. Tes yang diberikan berupa tes berbentuk uraian untuk melihat kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dalam matematika. Berikut adalah tingkat kemampuan siswa dalam menyelesaikan tes yang diberikan. Aspek Persentase siswa telah memahami aspek Persentase siswa belum memahami aspek Menyatakan ulang sebuah konsep 37,5 62,5 Mengklarifikasi objek-objek menurut sifat tertentu sesuai dengan konsepnya 21,875 78,125 Memberi contoh dan non contoh dari konsep 31,25 68,75 Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk refresentasi matematis 18,75 81,25 Mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep 43,75 56,25 Menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi tertentu 31,25 68,75 Mengaplikasikan konsep atau algoritma penyelesaian masalah 43,75 56,25 Data pemahaman konsep matematika siswa yang demikian rendah tersebut mengindikasikan adanya permasalahan serius dalam kegiatan pembelajaran matematika. Bertolak dari permasalahan tersebut kemudian dilakukan refleksi dan konsultasi dengan guru sejawat untuk mendiagnosis faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebab timbulnya masalah. Diperoleh beberapa faktor kemungkinan penyebab, di antaranya 1 siswa sulit memahami konsep matematika tersebut yang bersifat abstrak, 2 siswa tidak siap atau menyiapkan diri sebelum pembelajaran

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA KELAS Va SDN BUMI AGUNG KALIANDA TP.2011-2012

0 10 38

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RENANG GAYA DADA MELALUI PENDEKATAN DIAGNOSTIK KESULITAN BELAJAR PADA SISWA KELAS VII SMP ADVENT BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

2 8 83

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RENANG GAYA DADA MELALUI PENDEKATAN DIAGNOSTIK KESULITAN BELAJAR PADA SISWA KELAS VII SMP ADVENT BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

0 8 83

PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA PADA MATERI BESAR SUDUT MELALUI PENDEKATAN PMRI

1 1 11

PENGEMBANGAN LKS MATEMATIKA BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING SISWA KELAS VII SMP MATERI BANGUN DATAR SEGI EMPAT

0 0 8

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF PADA MATERI BANGUN DATAR SEGI EMPAT SISWA KELAS VII DI MTs NEGERI 6 TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 1 19

BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian - PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF PADA MATERI BANGUN DATAR SEGI EMPAT SISWA KELAS VII DI MTs NEGERI 6 TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 - Institutional

0 0 18

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF PADA MATERI BANGUN DATAR SEGI EMPAT SISWA KELAS VII DI MTs NEGERI 6 TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 2 17

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATERI BANGUN SEGIEMPAT MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING PADA SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 3 TERAS KABUPATEN BOYOLALI SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 20172018

0 2 15

KEMAMPUAN METAKOGNISI SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI BANGUN DATAR DI KELAS VII SMP

0 5 13