1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Industri kecil memiliki potensi yang sangat besar untuk mempercepat pemerataan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat,
namun masih banyak permasalahan yang dihadapi. Secara umum pengrajin masih lemah kedudukannya dalam konstelasi hubungandengan pihak-pihak lain di
industri kerajinan, seperti pemasok barang, pemodal, pelanggan atau mitra usaha
lain Wijaya 2001; Sigito 2001; Tawardi 1999; Karsidi 1999.
Pertumbuhan usaha pengrajin yang tidak mandiri otonom seringkali terhambat karena: keterbatasan modal, keengganan untuk menambah hutang,
keengganan untuk meningkatkan skala usaha atau menanggung resiko. Pengusaha kecil sering mengabaikan kemandirian Getz, 2005. Menurut Karsidi 1999,
pengrajin yang mandiri ialah pengrajin yang percaya diri dan bisa mengambil keputusan secara bebas dan bijaksana. Kemandirian pengrajin juga terkait dengan
karakteristik personal, dukungan bisnis, dan lingkungan bisnisnya Utami dan Sumardjo 2006.
Usaha pemberdayaan pengrajin diupayakan untuk memandirikan mereka, yaitu membuat agar kemampuan pengrajin tidak tersubordinasi pada pihak lain
dalam menjalankan kegiatan produksi, pemasaran dan perolehan modal, dan mampu bekerjasama dengan individu, kelompok atau organisasi sejenis untuk
mencapai kemajuan bersama.
2
Pemberdayaan masyarakat secara luas dapat diartikan sebagai suatu proses yang membangun manusia atau masyarakat melalui pengembangan kemampuan
masyarakat, perubahan perilaku masyarakat, dan pengorganisasian masyarakat. Menurut Suhendra 2005, pemberdayaan masyarakat dapat diartikan bahwa
masyarakat diberi kuasa dalam upaya untuk menyebarkan kekuasaan hingga mampu menguasai kehidupannya.
Pengrajin skala kecil dan menengah sering tersubordinasi ketika bekerjasama. Kebanyakan dari mereka belum memiliki pengetahuan dan
ketrampilan membuat perjanjian secara tertulis, sehingga ketika terjadi masalah atau pelanggaran dalam perjanjian, pengrajin seringkali menjadi pihak yang lemah
dan kalah. Dalam hal ini pemberdayaan pengarajin akan membantu mereka untuk melakukan fair trade.
Salah satu lembaga swadaya masyarakat LSM yang melakukan pemberdayaan para pengrajin adalah APIKRI Asosiasi Pengembangan Industri
Kerajinan Rakyat Indonesia.Lembaga yang didirikan sejak 1987 ini membantu pengrajin dalammengembangkan produk kerajinan dan pemasarannya.APIKRI
memiliki visi untuk menjadi lembaga yang menyuarakan fair trade, perdagangan yang berkeadilan untuk memperkuat komunitas pengusaha kerajinan kecil dan
menengah. APIKRI melakukan pendampingan terhadap para pengrajin kecil dan
menengah kemudian disebut Pengrajin Partisipan dalam pengembangan produk kerajinan yang sesuai dengan kebutuhan pasar, mencarikan pasar untuk
pemasaran produk kerajinan, dan juga masalah kekurangan modal usaha.
3
Pendampingan oleh APIKRI antara lain dilakukan dengan program penyuluhan dan pelatihan bagi para pengrajin partisipan untuk mengasah kemampuan
pengarajin dan meningkatkan kemandirian mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan program pemberdayaan yang dilakukan oleh APIKRI
dan kemandirian dari para pengrajin yang menjadi partisipan dalam program pemberdayaan APIKRI.
B. Rumusan Masalah