Lokasi dan Lingkungan Alam Masyarakat Bali Lapisan Sosial Masyarakat Bali Kepercayaan Masyarakat Bali

Suchi Utami Ningsih : Bali Dentootekina Fukushoo, 2010.

2.1 Lokasi dan Lingkungan Alam Masyarakat Bali

Daerah Bali sebagai suatu profinsi denagn ibukotanya Denpasar, terdiri dari satu pulau induk dan beberapa pulau kecil di sekitarnya. Luas wilayah daratan pulau Bali, adalah 5.632,86 Km, yang terdiri dari 8 Kabupaten, dengan 51 Kecamatan, 515 Desa serta 79 Kelurahan. Dalam penelitian ini semua Kabupaten yang ada di Bali di ambil sebagai sampel. Desa-desa yang di ambil sebagai sampel di pilih berdasarkan aktifitasnya dalam bidang pakaian adat itu, baik cara pemakaiannya, cara pengolahannya, fungsinya dan sebagainya.

2.2 Lapisan Sosial Masyarakat Bali

Kehidupan manusia dalam kelompok-kelompok sosial seperti halnya dalam komunitas, pada hakikatnya mewujudkan sejumlah hak dan kewajiban tertentu bagi orang- orang yang menempati kedudukan tersebut. Kedudukan atau status seperti itu dalam setiap komunitas, di samping berbeda secara horizontal, juga berbeda secara vertikal. Adanya perbedaan horizontal, yaitu perbedaan yang menekankan pada aspek jenis kedudukan satu terhadap yang lain, akan mewujudkan gejala diferensiasi social. 3 Suchi Utami Ningsih : Bali Dentootekina Fukushoo, 2010. Perbedaan vertikal, yaitu perbedaan yang menekankan pada aspek tinggi rendahnya kedudukan sehingga tercipta adanya ranking dalam kedudukan, akan mewujudkan gejala stratifikasi sosial atau pelapisan sosial. Ini adalah pandangan kedudukan pada masyarakat Bali. Karena masyarakat Bali merupakan penganut agama Hindu, masyarakat Bali mempunyai beberapa struktur lapisan. Struktur lapisan menurut dasar kasta keturunan, yaitu dasar kasta, di bedakan atas empat lapisan : 1. Brahmana, sebagai lapisan tertinggi. 2. Ksatria, sebagai lapisan kedua. 3. Wesya, sebagai lapisan ketiga dan 4. Sudra, sebagai lapisan terendah.

2.3 Kepercayaan Masyarakat Bali

Pengertian kepercayaan pada masyarakat Bali pada umumnya sama dengan pengertian kepercayaan masyarakat pada umumnya yang sebenarnya lahir dari sistem adat istiadat yang ada pada masyarakat yang bersangkutan. Terutama sistem kepercayaan yang ada hubungannya dengan system religi, mengandung bayangan- bayangan orang tentang wujudnya dunia gaib, dewa-dewa, makhluk halus, kehidupan di masa mendatang, wujud dunia dan alam semesta. Sistem kepercayaan tersebut bisa berupa tentang faham-faham yang hidup terlepas dalam pikiran orang-orang, di samping bisa juga berupa konsep dan faham yang terintegrasikan ke dalam dongeng, cerita, aturan-aturan yang bersifat keramat. BAB III Suchi Utami Ningsih : Bali Dentootekina Fukushoo, 2010. PAKAIAN ADAT TRADISIONAL MASYARAKAT BALI

3.1 Pengertian Pakaian Adat Tradisional Bali