Perencanaan Bisnis Beternak Itik Hemat Air

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM DIPLOMA III MEDAN

PERENCANAAN BISNIS BETERNAK ITIK HEMAT AIR

TUGAS AKHIR OLEH :

SRI MURNIDA SARI 082101133

DIPLOMA III KEUANGAN

GUNA MEMENUHI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENYELESAIKAN PENDIDIKAN PADA PROGRAM DIPLOMA III

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN MEDAN

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

NAMA : SRI MURNIDA SARI

NIM : 082101133

JURUSAN : DIPLOMA III KEUANGAN

JUDUL : PERENCANAAN BISNIS BETERNAK ITIK HEMAT AIR

Tanggal : ... 2011 Dosen Pembimbing

(Drs. Raja Bongsu Hutagalung, M.Si) NIP . 19591229 198903 1 002

Tanggal : ... 2011 Ketua Program Studi

(Drs. Raja Bongsu Hutagalung, M.Si) NIP. 19591229 198903 1 002


(3)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya hingga Penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul

“PERENCANAAN BISNIS BETERNAK ITIK HEMAT AIR” ini dengan baik, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Diploma III Fakultas Ekonomi Sumatera Utara dengan baik. Shalawat bertangkaikan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad Shallalahu Alaihi wa Salam, keluarganya serta para sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti sunnahnya hingga akhir zaman.

Dengan selesainya tugas akhir ini maka penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada kedua orangtuaku tercinta, Ayahanda Alm.Deni Suhairan dan Ibunda Nurwa Siah yang telah mendidik dan mengasuh Penulis dengan penuh kasih sayang serta berkat do’a, pengertian, dan kasih sayang yang tak terhingga serta dukungan baik moril maupun materil yang tidak akan mungkin terbalas sehingga Penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini, serta penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Raja Bongsu Hutagalung, M.Si, dan Bapak Syafrizal Helmi, SE, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Raja Bongsu Hutagalung, M.Si selaku dosen pembimbing tugas akhir yang telah meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing penulis dalam penyelesaian tugas akhir ini.


(4)

4. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf pegawainya yang banyak membantu Penulis selama menjalankan pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Buat saudara-saudaraku, Adik Alfin, Adik Devi, Adik Wibi, serta seluruh keluarga yang telah memberikan dorongan dan semangat Penulis dengan penuh cinta selama ini.

6. Teman-temanku tersayang Faulia, Irdina, Rahma, Kak Nova, Lena, Nina, Neli, Dini, Uki, Rahmad dan juga pada semua temen-temen D3 Keuangan stambuk 2008 khususnya teman-teman sekelasku Group C terima kasih atas semua motivasi dan dorongannya.

7. Buat teman-teman magang kelompok 18 (Ica, Winda, Ridho, Rose dan Defri) yang telah banyak membantu dalam pengerjaan Tugas Akhir ini. Semoga Allah SWT yang dapat membalas semua kebaikan yang penulis dapatkan. Penulis menyadari bahwa dalam penyajian tugas akhir ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi perbaikan-perbaikan dimasa yang akan datang.

Medan, Juni 2011 Penulis,


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... iii

Daftar Tabel ... v

Daftar Gambar ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Maksud dan Tujuan ... 6

D. Ringkasan Eksekutif ... 7

BAB II PEMBAHASAN ... 8

A. Latar Belakang Perusahaan ... 11

1. Visi Perusahaan ... 11

2. Misi Perusahaan ... 11

B. Data Perusahaan ... 12

C. Struktur Organisasi ... 14

D. Aspek Pasar dan Pemasaran ... 17

1. Deskripsi Produk ... 17

2. Strategi Pemasaran ... 18

3. Keunggulan Barang/Jasa Yang Dihasilkan ... 21


(6)

6. Trend Perkembangan Pasar ... 23

7. Proyeksi Penjualan ... 24

8. Analisis Pengembangan Pasar... 24

9. Saluran Distribusi ... 25

E. Analisis Produksi ... 26

F. Rencana Pengembangan Usaha ... 29

1. Tahap Pengembangan Usaha ... 30

2. Tahap Pengembangan Tekhnologi Informasi ... 31

G. Analisis Keuangan... 32

H. Analisis Dampak dan Resiko ... 43

1. Dampak Terhadap Masyarakat ... 43

2. Dampak Terhadap Lingkungan ... 43

3. Antisipasi Risiko Usaha ... 44

BAB III PENUTUP ... 45

A. Kesimpulan ... 45

B. Saran ... 46 Daftar Pustaka


(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.2 Susunan Pemilik/Pemegang Saham ... 17

Tabel 2.4 Volume Penjualan ... 24

Tabel 2.6 Tahap-Tahap Pengembangan Usaha ... 30

Tabel 2.7 Rencana Pengembangan Tekhnologi Informasi ... 31

Tabel 2.8 Biaya Investasi Awal ... 32

Tabel 2.8.1 Laporan Keuangan ... 34

Tabel 2.8.2 Laporan Laba Rugi... 35

Tabel 2.8.3 Laporan Neraca ... 37


(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Struktur Organisasi ... 16 Gambar 2.3 Gambaran Pasar... 22 Gambar 2.5 Proses Produksi……….26


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Menurut Stoner (2004: 7) manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan pekerjaan anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Manajemen diperlukan dan dibutuhkan untuk semua tipe kegiatan yang diorganisir dan dalam semua bentuk kegiatan organisasi, dimana ada orang bekerja sama di dalam mencapai suatu tujuan disitulah manajemen dibutuhkan.

Menurut Stoner (2004: 10) Perencanaan atau planning adalah proses menetapkan sasaran dan tindakan yang perlu untuk mencapai suatu sasaran. Merencanakan mengandung arti bahwa manajer memikirkan dengan matang terlebih dahulu sasaran dan tindakan serta tindakan mereka berdasarkan pada beberapa metode, rencana atau logika dan bukan berdasarkan perasaan. Rencana mengarahkan tujuan organisasi dan menetapkan prosedur terbaik untuk mencapainya. . Disamping itu, rencana merupakan pedoman untuk :

1. Organisasi memperoleh dan menggunakan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan,

2. Anggota organisasi melaksanakan aktivitas yang konsisten dengan tujuan dan prosedur yang telah ditetapkan,


(10)

3. Memonitor dan mengukur kemajuan untuk mencapai tujuan, sehingga tindakan korektif dapat diambil bila kemajuan tidak memuaskan.

Menurut Syafrizal (2008: 21) Perencanaan bisnis adalah suatu cetak-biru tertulis (blue print) yang berisikan tentang misi usaha, usulan usaha, peluang pasar yang mungkin diperoleh, dan kemampuan serta ketrampilan pengelolaannya. Perencanaan bisnis sebagai persiapan awal memiliki 2 fungsi penting yaitu : sebagai pedoman untuk mencapai keberhasilan manajemen usaha, dan sebagai alat untuk mengajukan kebutuhan permodalan yang bersumber dari luar. Untuk memulai sebuah usaha memang harus didahului dengan taktik dan strategi. Membuat usaha yang besar tidak selalu membutuhkan modal yang besar. Mengawalinya dengan modal kecil pun sebuah usaha bisa tumbuh menjadi besar. Sedangkan wirausaha adalah orang yang mampu bereaksi terhadap perubahan ekonomi, lalu menjadi agen ekonomi yang mengubah permintaan jadi produksi.

Perencanaan bisnis merupakan alat yang sangat penting bagi pengusaha maupun pengambilan keputusan kebijakan perusahaan. Tujuan perencanaan bisnis adalah agar kegiatan bisnis yang akan dilaksanakan maupun yang sedang berjalan tetap berada di jalur yang benar sesuai dengan yang direncanakan. Perencanaan bisnis juga merupakan pedoman untuk mempertajam rencana – rencana yang diharapkan, karena dalam perencanaan bisnis kita dapat mengetahui posisi perusahaan saat ini, karena tujuan perusahaan dan cara mencapai sasaran yang ingin kita capai.


(11)

Perencanan bisnis yang baik harus memuat tahap-tahap yang harus dilakukan untuk memaksimalkan peluang keberhasilan. Perencanaan bisnis juga dapat dipakai sebagai alat untuk mencari dana dari pihak ketiga seperti, pihak perbankan, investor, lembaga keuangan, dan sebagainya. Bantuan dana yang diperlukan tersebut dapat berupa bantuan dana jangka pendek untuk modal kerja maupun jangka panjang untuk perluasan atau biaya investasi.

Dalam perencanaan bisnis harus diperhatikan strategi pengembangan produk dan strategi pemgembangan pasar. Strategi pengembangan produk maksudnya adalah seorang pebisnis harus bisa memberikan produk yang berkualitas tinggi yang akan dijual di pasar. Sedangkan strategi pengembangan pasar adalah seorang pebisnis harus bisa melihat pesaing – pesaing yang ada disekitarnya yaitu memperhatikan lokasi/wilayah yang akan dijadikan sebagai tempat untuk mendirikan suatu usaha.

Dalam mendirikan suatu usaha, seorang usahawan harus mempunyai trik – trik khusus agar produk yang dijualnya berhasil di pasar. Trik – trik tersebut antara lain :

a. Membuat pamplet nama agar nama peternakan dapat terlihat dengan mudah,

b. Melakukan promosi yang menarik bagi pelanggan,

c. Memberikan diskon harga kepada pelanggan jika membeli produk lebih dari 1 dan lainnya.


(12)

Seorang usahawan harus juga memperhatikan selera atau keinginan masyarakat pada saat ini dikarenakan dengan pertumbuhan penduduk di Indonesia yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, kebutuhan akan makanan juga meningkat. Konsep pemasaran sekarang ini menjadi lebih nyata diterapkan diberbagai macam jenis usaha yang ada di Indonesia. Hal ini berkaitan dengan semakin tingginya tingkat persaingan untuk memperebutkan bangsa pasar yang potensial yang menjadi target market dari setiap jenis usaha yang ada.

Persaingan untuk memberikan yang terbaik oleh pelaku usaha kepada konsumen telah menempatkan peranan konsumen sebagai salah satu persoalan yang harus segera dapat ditangani dengan baik oleh pelaku usaha baik dengan melakukan pendekatan secara individual maupun kelompok, sehingga dengan begitu para pelaku usaha dapat mengambil simpati para konsumen dan juga dapat mempengaruhi pertimbangan mereka untuk dapat menerima produk usaha yang dihasilkan sehingga dapat berpengaruh pada perilaku konsumen dalam pengambil keputusan mereka.

Orang awam biasanya akan cenderung meremehkan potensi dari itik, hal ini dikarenakan itik identik dengan air, lumpur, kotoran, dan bau. Hal ini tentunya sudah menjadi pandangan umum yang melekat pada itik. Dengan berat yang sama harga itik lebih mahal daripada jenis unggas lainnya. Hal ini dikarenakan itik mempunyai potensi lebih dibandingkan jenis ternak lainnya. Potensi tersebut antara lain :


(13)

1. Itik merupakan jenis unggas yang paling tahan terhadap penyakit, jika dibandingkan dengan ayam ataupun unggas yang lainya, itik merupakan yang paling terkuat,

2. Telur itik di pasaran mempunyai harga lebih tinggi dibandingkan dengan telur ayam ataupun puyuh,

3. Daging itik mempunyai rasa lebih gurih dibandingkan dengan daging unggas lainnya, sehingga harga daging itik lebih mahal jika dibandingkan dengan unggas lainnya,

4. Itik tidak membutuhkan kandang khusus seperti pada ayam ataupun puyuh, cukup diberi tempat berteduh dari terpal ataupun plastik asalkan bisa terhindar dari hujan dan terik matahari. Jadi biaya perkandangan itik lebih murah dari jenis unggas lainnya,

5. Pemberian pakan pada itik lebih fleksibel daripada jenis unggas lainnya, misalnya saja kalau memelihara ayam petelur jenis pakannya harus terukur dan pasti, tapi kalau memelihara itik diberi pakan apa saja bisa asalkan jenis pakan tersebut tidaklah busuk, seperti nasi sisa, dedak, roti kadaluwarsa, kepala ikan, keong mas, ampas tahu, ampas ketela, dan jenis pakan lainnya.

B.

Perumusan Masalah

Sebagaimana yang kita ketahui, rencana bisnis adalah suatu langkah penting yang perlu diambil oleh pengusaha bijaksana, tanpa memandang ukuran bisnis. Untuk memulai suatu usaha, ada baiknya kita terlebih dahulu membuat perencanaan bisnisnya. Perencanaan bisnis atau business plan merupakan alat


(14)

monitoring bagi tim kerja dan hal ini juga bisa dijadikan sebagai panduan bagi semua orang yang terlibat dalam usaha tersebut agar mematuhinya.

Dengan melihat peluang usaha beternak itik ini, maka penulis tertarik untuk melakukan dan membahas penelitian dengan judul “Perencanaan Bisnis Beternak Itik Hemat Air”.

C. Maksud dan Tujuan

Adapun yang menjadi maksud dari penulisan rencana bisnis yang dilakukan oleh penulis adalah :

1. Menambah pengetahuan dan wawasan pemikiran penulis tentang bagaimana menjalankan bisnis beternak itik yang baik, sebelum melakukan bisnis tersebut,

2. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan informasi yang dapat dijadikan dasar pertimbangan bagi organisasi agar dapat melaksanakan usaha beternak itik dengan lebih efisien dan efektif,

3. Perencanaan bisnis ini akan menetapkan dan memusatkan tujuan dengan memanfaatkan keterangan dan analisis yang sesuai,

4. Menumbuhkan semangat kewirausahaan dalam diri pengusaha guna menciptakan suatu usaha baru secara professional dan terlatih


(15)

Adapun tujuan dari penulisan rencana bisnis ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana peluang usaha beternak itik sebelum menjalankan usaha tersebut,

2. Untuk memutuskan rute yang diperlukan organisasi dalam mencapai tujuannya sekaligus menentukan standar untuk menentukan kinerja bisnis,

3. Untuk memperoleh dukungan dari konsumen, investor bahkan pihak-pihak lainnya,

4. Menciptakan usaha kecil menengah yang efektif dan efisien dalam rangka meningkatkan perekonomian.

Adapun manfaat dari penulisan rencana bisnis ini adalah :

1. Bagi penulis, diharapkan perencanaan bisnis ini dapat menambah pengetahuan tentang bagaimana cara mendirikan suatu perencanaan bisnis yang pastinya akan berguna di waktu yang akan datang,

2. Perencanaan bisnis dapat digunakan sebagai panduan untuk pencapaian target yang telah ditetapkan,

3. Sebagai bahan pertimbangan dan informasi baik bagi penulis maupun pihak-pihak yang berkepentingan dalam melakukan penelitian ini.

D. Ringkasan Eksekutif

Di Indonesia, itik awalnya berasal dari Jawa. Sedangkan di Inggris, itik dikenal dengan nama Indian Runner (Anas javanica). Berbagai jenis itik lokal dikenal penamaannya berdasarkan tempat pengembangannya, wilayah asal dan


(16)

sifat morfologis, contohnya seperti itik Alabio (dari Kalimantan Selatan), itik Tegal, itik Mojosari dan Itik Maros. Umumnya usaha peternakan itik ditujukan untuk itik petelur. Namun peluang bagi itik pedaging juga sangat menjanjikan. Itik pedaging bisa diambil dari itik jantan atau itik betina yang sudah lewat masa produksinya. Selain itu pebisnis juga bisa mengambil bagian pembibitan ternak itik sebagai fokus usaha.

Menurut D.L Satie (1991) seperti dikutip Majalah Poutry Indonesia Online, agar efisiensi pemanfaatan itik potong tercapai, maka pengembangan dan pemeliharaan itik potong dapat menggunakan itik yang telah lewat masa produksinya, seperti itik jantan. Hal ini disebabkan karena itik jantan mempunyai beberapa keunggulan dan keuntungan kalau ditinjau dari segi ekonomisnya. Dan untuk harga bibit, itik jantan lebih murah jika dibandingkan itik betina, karena masyarakat selama ini hanya mengenal dan memetik keuntungan dari itik betina sebagai petelur.

Masih menurut Satie, pemeliharaan itik jantan tidak membutuhkan waktu yang lama, dimana hasil sudah bisa dipetik dalam waktu 2-3 bulan. Hal tersebut disebabkan karena pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya relatif lebih baik daripada itik betina. Berat badan sampai saat dipotong tidak kurang dari 1,5 kg. Dengan memanfaatkan itik jantan, dalam waktu yang relatif singkat sudah dapat dicapai berat yang lebih dibutuhkan. Pemotongan pada umur yang relatif muda, menghasilkan daging yang lebih empuk, lebih gurih dan nilai gizinya lebih tinggi.

Peternakan Itik “Super Duck” adalah perusahaan pembudidayaan itik yang terletak di Desa Sei Sijenggi Dusun I Kecamatan Perbaungan. Lokasi tersebut


(17)

terletak di daerah persawahan yang jauh dari pemukiman dan memiliki lahan yang luas sehingga mempermudah dalam proses beternak itik. Karena kotoran itik yang bau,serta suaranya yang ribut dapat menimbulkan masalah dengan tetangga,sehingga lokasi kandang itik terletak di daerah yang jauh dari kawasan pemukiman. Perusahaan peternakan itik ini bergerak di bidang usaha beternak itik hemat air. Dimana khususnya pembudidayaan itik, produk yang saya tawarkan memiliki keunggulan yakni kualitas itik dijamin baik dan sehat, rasa dagingnya yang khas dan empuk dengan kandungan omega dan gizi yang cukup tinggi, sehingga sering dijadikan sebagai sumber protein yang murah dan mudah didapat dan harga jual yang terjangkau oleh masyarakat. Murahnya biaya tenaga kerja dan tanah di wilayah Perbaungan sehingga mempermudah memulai usaha peternakan itik. Target pasar yang akan dituju perusahaan peternakan itik ini yaitu pembeli individu (ibu rumah tangga), pasar-pasar tradisional, restaurant dan rumah makan.

Dari banyaknya peternakan di Indonesia, itik dapat dikatakan berprospek cerah karena sudah dikenal dari beberapa tahun yang lalu. Itik ini terus berkembang dan semakin popular di masyarakat. Hal ini wajar saja karena itik tergolong murah dan proses perkembangbiakan yang mudah. Namun, pembudidayaan itik akhir-akhir ini banyak mengalami masalah. Pada umumnya, Itik sekarang berbeda dengan itik dahulu. Kualitas itik sekarang sudah menurun akibat keterbatasan pengetahuan dalam mengendalikan genetikanya. Oleh karena itu, sebagai perusahaan pembudidayaan itik, perusahaan ini akan menawarkan kualitas itik yang bermutu baik dan murah.


(18)

Prospek pengembangan usaha itik ini sangat menjanjikan mengingat masih tingginya permintaan pasar terhadap itik, terlihat dari mahalnya harga itik di pasaran. Bisnis budidaya itik juga memiliki peluang yang bagus, apalagi jika budidaya dilakukan secara intensif, yang artinya tidak hanya dilakukan sebagai kegiatan sambilan. Selain memiliki peluang bagus untuk dikembangkan karena permintaan yang makin tinggi dari masyarakat untuk konsumsi telur dan daging, peternakan itik membutuhkan pakan, khususnya sumber protein yang efisien.

Peternakan itik ”SUPER DUCK” memiliki sebuah tim manajemen yang cukup kuat, dengan Sri Murnida Sari sebagai Pimpinan yang telah mempunyai banyak pengalaman dalam berbisnis yang bertanggung jawab pada pengawasan pegawai serta pengembangan usaha. Faulia Hamni sebagai Staf Keuangan yang memiliki kemampuan ekonomi dan akuntansi yang cukup memadai, dan Raisca Maharani sebagai Staf Administrasi yang bertanggung jawab pada kepegawaian, keamanan peternakan, rencana pengembangan usaha, dan pemasarannya, serta yang tidak kalah penting adalah Maghdalena sebagai Staf Penelitian dan Riset yang bertanggungjawab pada pembesaran itik yang meliputi pembelian dan pemilihan bibit itik yang baik, proses pembesaran itik, antisipasi dan penanggulangan penyakit serta link penjualan.

Saya sebagai pemilik telah berkomitmen untuk menjalankan dan mengembangkan bisnis ini sehingga mencapai target dari perusahaan kami yaitu menjadi salah satu perusahaan yang memasok kebutuhan itik di daerah Perbaungan dan luar Perbaungan, menghasilkan itik yang berkualitas tinggi yaitu sehat, murah dan bergizi tinggi.


(19)

BAB II

PEMBAHASAN

Dalam suatu perusahaan memiliki data perusahaan yang meliputi nama pemilik, susunan pemegang saham, struktur organisasi, bentuk kepemilikan bisnis, alamat perusahaan, nomor telepon, faximile, E-mail, NPWP serta perizinan perusahaan yang mana dalam data perusahaan ini akan mencerminkan bergerak dalam bidang apa dan produk atau jasa apa yang diproduksi oleh suatu perusahaan tersebut. Berikut adalah data dari perusahaan yang penulis rencanakan :

2. LATAR BELAKANG PERUSAHAAN 2.1 Visi dan Misi

2.1.1 Visi

Menjadi satu-satunya perusahaan yang bergerak dibidang peternakan itik hemat air yang jujur, dikenal dan dipercaya di kota Perbaungan.

2.1.2 Misi

a. Menjadi salah satu perusahaan yang memasok kebutuhan itik di daerah Perbaungan dan luar Perbaungan,

b. Membudidayakan itik yang berkualitas tinggi yaitu sehat, bergizi dan murah.


(20)

2.2 DATA PERUSAHAAN

Nama Perusahaan : Peternakan Itik “Super Duck” Bidang Usaha : Beternak Itik hemat Air Jenis Produk : Itik Hemat Air

Alamat Perusahaan : Desa Sei Sijenggi Dusun 1 Kec. Perbaungan Nomor Telepon : 087868867919

Alamat E-mail

Bentuk Badan Hukum : Usaha Dagang Mulai berdiri : 26 Januari 2010

A. Biodata Pemilik/Pengurus

Nama : Sri Murnida Sari Jabatan : Pimpinan

T. Tanggal Lahir : Sei Sijenggi,06 November 1990 Alamat Rumah : Desa Sei Sijenggi Dusun 1 Nomor Telepon : 087868867917

Alamat E-mail

Pendidikan Terakhir : D3 Pengalaman Kerja : -


(21)

Anggota 1

Nama : Faulia Hamni Jabatan : Staf Keuangan T. Tanggal Lahir : Medan,28 Mei 1990

Alamat Rumah : Jl.Jamin Ginting Gg Juhar No. 6 Nomor Telepon : 085762918103

Alamat E-mail

Pendidikan Terakhir : SMA Pengalaman Kerja :

-Anggota 2

Nama : Raisca Maharani Jabatan : Staf Administrasi

T. Tanggal Lahir : Medan,12 September 1990

Alamat Rumah : Jl. Young Panah Hijau Gg Kesenian,Medan Nomor Telepon : 081933221500

Alamat E-mail

Pendidikan Terakhir : SMA Pengalaman Kerja :


(22)

-Anggota 3

Nama : Maghdalena

Jabatan : Staf Penelitian dan Riset T. Tanggal Lahir : Takengon,02 Februari 1991 Alamat Rumah : Jl. Jamin Ginting Gg Juhar No.6 Nomor Telepon : 085260137293

Alamat E-mail : magdalena_gayo@yahoo.co.id Pendidikan Terakhir : SMA

Pengalaman Kerja :

-2.3 STRUKTUR ORGANISASI

Struktur organisasi mengidentifikasikan peran dan tanggung jawab karyawan yang dipekerjakan oleh setiap perusahaan. Dalam hal ini diatur dan ditentukan tentang apa tugas pekerjaan, macam atau jenis serta sifat pekerjaan, unit-unit kerja (pembentukan bagian-bagian), tentang siapa yang akan melakukan, apa alat-alatnya, bagaimana pengaturan keuangan dan fasilitasnya dengan kata lain setelah tujuan perusahaan telah ditentukan, perusahaan perlu merumuskan tindakan-tindakan yang akan dijalankan untuk mewujudkan berbagai tujuan tersebut. Demi tercapainya tujuan suatu bisnis diperlukan suatu wadah untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan bisnis tersebut.

Pengaturan ini dihubungkan dengan pencapaian tujuan bisnis yang telah ditetapkan sebelumnya, wadah tersebut disusun dalam struktur organisasi dalam


(23)

bisnis. Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan dapat diterapkan, sehingga efisiensi dan aktivitas kerja dapat diwujudkan melalui kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan dari bisnis tersebut dapat tercapai. Suatu bisnis terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan perorangan ataupun kelompok kerja yang berfungsi untuk melaksanakan serangkaian kegiatan itu dan mencakup tata hubungan secara vertikal melalui saluran tunggal.

Oleh karenanya setiap perusahaan ataupun suatu usaha akan memiliki struktur yang berbeda tergantung skala perusahaan dan jenis perusahaan ataupun suatu usaha tersebut. Struktur perusahaan yang baik adalah struktur yang mampu memfasilitasi orang untuk membuat kerja sama tanpa terjebak menciptakan birokrasi yang berbelit-belit, sehingga struktur yang ada akan mengoptimalkan kelebihan dan menutupi kelemahan dari setiap bagian atau individu.

Peternakan Itik “Super Duck” didirikan dan dimiliki oleh Sri Murnida Sari dan untuk tahap awal peternakan itik ini dibantu oleh 3 orang staf yang sangat ahli dalam bidangnya masing-masing.


(24)

Gambar 2.1

Struktur Organisasi Peternakan Iitk ”Super Duck”

MANAJEMEN

Peternakan itik ”Super Duck” memiliki sebuah tim manajemen yang cukup kuat, dengan Sri Murnida Sari sebagai Pimpinan yang telah mempunyai banyak pengalaman dalam berbisnis yang bertanggung jawab pada pengawasan pegawai serta pengembangan usaha. Faulia Hamni sebagai Staf Keuangan yang memiliki kemampuan ekonomi dan akuntansi yang cukup memadai, dan Raisca Maharani sebagai Staf Administrasi & HRD yang bertanggung jawab pada kepegawaian, keamanan peternakan, rencana pengembangan usaha, dan pemasarannya serta yang tidak kalah penting adalah Maghdalena sebagai Staf Penelitian Dan Riset yang bertanggungjawab pada pembesaran itik yang meliputi pembelian bibit itik, proses pembesaran itik, antisipasi dan penanggulangan penyakit serta link penjualan ketika itik sudah besar.

FAULIA HAMNI STAF KEUANGAN MAGHDALENA

STAF PENELITIAN DAN RISET RAISCA MAHARANI

STAF ADMINISTRASI &

SRI MURNIDA SARI PIMPINAN


(25)

Saya sebagai pemilik telah berkomitmen untuk menjalankan dan mengembangkan bisnis ini dengan sungguh-sungguh dengan dibantu tiga staf saya yang memiliki keunggulan dibidangnya masing-masing sehingga menjadikan kami tim yang saling melengkapi, solid, amanah dan bertanggungjawab.

2.3.1 SUSUNAN PEMILIK/PEMEGANG SAHAM

NAMA Jumlah

Saham

Nilai Saham Persentase

Sri Murnida Sari 100%

T O T A L 0 0 100%

Tabel 2.2

Susunan Pemilik/Pemegang Saham

2.4 ASPEK PASAR DAN PEMASARAN 2.4.1 DESKRIPSI BARANG/PRODUK

Dari banyaknya komoditas peternakan di Indonesia, itik dapat dikatakan berprospek cerah karena sudah dikenal beberapa tahun yang lalu, itik terus berkembang dan semakin popular di masyarakat. Hal ini wajar saja karena itik


(26)

tergolong makanan yang murah dan memiliki protein yang tinggi. Namun, pembudidayaannya akhir-akhir ini banyak mengalami masalah. Itik sekarang berbeda dengan itik dahulu. Kualitasnya sekarang sudah menurun akibat keterbatasan pengetahuan dalam mengendalikan genetikanya. Oleh karena itu, kami sebagai perusahaan peternakan itik akan menawarkan kualitas itik yang bermutu dan murah.

2.4.1.1 STRATEGI PEMASARAN

STRATEGI PRODUK

Karena Super Duck bergerak di bidang pembudidayaan itik maka faktor kemesan tidak dipertimbangkan. Sedangkan untuk merk, perusahaan kami memilih Super Duck sebagai merk dagang perusahaan kami. Alasan pemilihan merk Super Duck adalah untuk memudahkan para konsumen ataupun calon konsumen dalam mengingat merk usaha kami. Karena bisnis bergerak dalam bidang pembudidayaan itik maka kami tidak lupa menyertakan “Duck” pada merk perusahaan kami. Harapan kami dari pemilihan merk Super Duck ini adalah agar bisnis ini sukses dan maju.

STRATEGI PROMOSI

Untuk strategi promosi Super Duck menggunakan media brosur dan selebaran, Sedangkan media iklan akan menyusul seiring dengan tumbuh kembangnya perusahaan. Super Duck memilih media brosur dan selebaran sebagai strategi promosi awal karena biaya yang di keluarkan relatif murah dan untuk permulaan terbilang cukup efektif. Brosur yang di cetak


(27)

kemudian disebarkan ke unit- unit usaha budidaya itik, agen penyedia bibit itik, Fakultas Pertanian negeri maupun swasta, dan menyebarkan brosur dalam jumlah yang cukup banyak untuk disebarkan kepada masyarakat. Di masa depan Super Duck akan membina kerjasama dengan institusi Pendidikan terkait, agar mahasiswa yang berkecimpung di bidang pertanian dan perternakan dapat dengan mudah mengaplikasikan ilmu yang di dapat di kampus sesuai dengan ilmunya.

STRATEGI PENERAPAN HARGA

Harga disesuaikan dengan keadaan harga pasar saat ini dan keadaan ekonomi masyarakat lapisan menengah kebawah. Super Duck memiliki komitmen untuk memberikan kemudahan bagi para pembudidaya dalam memperoleh itik berkualitas unggul sesuai dengan harga yang pantas. Di pasaran harga itik 1kg s/d 1,2kg : Rp. 20.000. Namun sangat sedikit yang mau menjual itik dengan harga terendah. Melihat kondisi yang seperti itu perusahaan Super Duck berniat untuk memberikan berbagai kemudahan bagi konsumen agar Super Duck dan para pembudidaya dapat tumbuh dan berkembang menuju sukses bersama-sama sesuai dengan misi perusahaan Super Duck.

STRATEGI DISTRIBUSI

Wilayah pemasaran itik produksi Super Duck dikhususkan untuk daerah kota maupun luar kota Perbaungan dan Kabupaten Serdang Bedagai secara keseluruhan. Namun tidak menutup kemungkinan wilayah pemasaran


(28)

Super Duck akan merambah Kabupaten Deli Serdang dan Provinsi Sumatera Utara, seluruh provinsi di pulau Sumatera, dan seluruh Indonesia di masa depan. Untuk metode pemasaran Super Duck menggunakan 2 metode sekaligus, yaitu penjualan langsung dan memakai perantara. Masing–masing metode ini akan saling mendukung satu sama lain sehingga Super Duck akan semakin maju dan besar. Dengan metode penjualan langsung Super Duck dapat menjaring unit–unit usaha budidaya yang berada di sekitar lokasi produksi Super Duck. Metode ini sangat efektif karena para konsumen yang puas dengan kualitas itik Super Duck dengan sendirinya akan merekomendasikan Super Duck sebagai pilihan dalam membeli itik berkualitas. Sedangkan metode penjualan menggunakan perantara, Super Duck dapat menggunakan jaringan yang di miliki individu maupun perusahaan swasta dan pemerintah dalam memperluas wilayah pemasaran. Metode penjualan menggunakan perantara ini sama sekali tidak merugikan bagi Super Duck melainkan makin memuluskan jalan Super Duck untuk mencapai visi dan misi perusahaan.


(29)

2.4.2 KEUNGGULAN BARANG ATAU JASA YANG DIHASILKAN

Keunggulan dari produk kami adalah kualitas itik yang baik dan sehat. Hal ini disebabkan bibit itik yang dipilih adalah itik yang memiliki keunggulan. Selain itik yang berkualitas, Super Duck juga menawarkan harga itik yang relatif murah jika dibandingkan dengan harga itik yang berlaku di pasaran. Dan dari segi pelayanan Super Duck menawarkan pelayanan dengan pendekatan individu sehingga para konsumen akan merasa nyaman, karena dilayani selayaknya seorang sahabat oleh seluruh manajemen Super Duck.

Faktor–faktor keunggulan kompetitif dari itik Super Duck jika dibandingkan dengan berbagai produk/ jasa lainnya yang ada di pasaran adalah:

1. Kualitas itik dijamin baik dan memilik gizi yang tinggi, 2. Ketersediaan itik yang langka di pasaran,

3. Daging itik lebih gurih dibandingkan dengan unggas lainnya, 4. Harga yang relatif murah dibandingkan harga pasar,


(30)

2.4.3 GAMBARAN PASAR

DATA NILAI PENJUALAN (3 Tahun Terakhir)

Gambar 2.3 Gambaran Pasar

KEGIATAN PEMASARAN DAN PROMOSI YANG SUDAH DILAKUKAN  Melakukan kerjasama dengan distributor untuk memasarkan itik ke

pasar-pasar tradisional,

 Melakukan Direct Marketing atau Personal Selling melalui tenaga marketing yang ramah,

 Melakukan promosi,  Pembuatan plamplet.

0 20 40 60 80 100 120 140 160

2010 2011 2012

Nilai penjualan


(31)

2.4.4 TARGET ATAU SEGMEN PASAR YANG DITUJU

GAMBARAN KARAKTERISTIK PEMBELI/PENGGUNA  Pembeli individu (ibu rumah tangga)

 Distributor

 Restaurant atau rumah makan

2.4.5 TREND PERKEMBANGAN PASAR

Ketika pertumbuhan ekonomi membaik maka tingkat pendapatan masyarakat akan lebih membaik, sehingga permintaan masyarakat terhadap itik akan lebih tinggi. Berarti tren penjualan akan membaik, maka penerimaan akan lebih tinggi.

Saat ini permintaan terhadap itik meningkat sehingga banyak pengusaha yang mengembangkan usahanya dibidang pembudidayaan itik. Agar dapat terus bersaing dan mengembangkan usaha kolam itik ini maka kami akan melakukan berbagai inovasi terhadap produk.

Selera konsumen terhadap itik sangat tinggi yang menyebabkan permintaan terhadap itik akan meningkat.


(32)

2.4.6 PROYEKSI PENJUALAN

Diharapkan jumlah penjualan itik untuk 1 bulan sebesar 350 kg sekitar 1-1,5 ton, dengan asumsi harga per kg itik Rp 20.000,-, maka penghasilan yang dihasilkan dalam satu bulan berkisar Rp 7.000.000,-

Tabel 2.4 Volume Penjualan

2.4.7 ANALISIS PENGEMBANGAN PASAR Analisis pengembangan :

1. Dikarenakan masih sangat tingginya permintaan pasar terhadap itik sehingga untuk pengembangan lahan dalam jumlah besar pun masih dirasa memungkinkan jika hanya mengincar pasar yang sudah ada.

Jenis Produk Berat/kg Total Nilai

Itik ukuran 2-3 bulan dengan penjualan 1 kg Rp 20.000,-

350 kg Rp 7.000.000,-


(33)

2. Menciptakan pasar sendiri juga dinilai penting guna melewati batas equlibrium penjualan dengan cara meproduksi sendiri bibit itik dari indukan dan jantanan yang kami miliki.

3. Sulitnya bagi para petani itik untuk mendapatkan bibit itik yang berkualitas tinggi dengan harga yang murah, maka akan mempermudah kami dalam pengembangan produk kami.

2.4.8 SALURAN DISTRIBUSI

WILAYAH PEMASARAN DAN JALUR DISTRIBUSI SAAT INI

1. Wilayah Pemasaran

2. Jalur Distribusi

3. Rencana Lokasi/ Counter Penjualan

 Perbaungan……….75%

 Deli serdang……….25%  Penjualan langsung  Melalui perantara

 Peternakan Itik “Super Duck”.  Pasar-pasar tradisional


(34)

2.5 ANALISIS PRODUKSI 2.5.1 PROSES PRODUKSI

Gambar 2.5 Proses Produksi

Keterangan

• Perkandangan :

 Penyiapan Sarana dan Peralatan

1. Persyaratan temperatur kandang ± 39 ° C,

2. Kelembaban kandang berkisar antara 60-65%,

3. Penerangan kandang diberikan untuk memudahkan pengaturan kandang agar tata kandang sesuai dengan fungsi bagian-bagian

PERAWATAN BIBIT PEMBIBITAN

PEMELIHARAAN KANDANG

PEMBESARAN PEMANENAN


(35)

4. Kondisi kandang tidak harus dari bahan yang mahal tetapi cukup sederhana asal tahan lama (kuat). Untuk perlengkapannya berupa tempat makan, tempat minum dan mungkin perelengkapan tambahan lain yang bermaksud positif dalam managemen

• Pembibitan

Ternak itik yang dipelihara harus benar-benar merupakan ternak unggul yang telah diuji keunggulannya dalam memproduksi hasil ternak yang diharapkan. Bibit yang dibudidayakan yaitu DOD/Day Old Duck (anak itik umur sehari) jantan berat 40 gram. Ciri DOD yang baik adalah tidak cacat (tidak sakit) dengan warna bulu kuning mengkilap.

• Perawatan bibit

Bibit (DOD) yang baru saja tiba dari pembibitan, hendaknya ditangani secara teknis agar tidak salah rawat. Adapun penanganannya adalah sebagai berikut: bibit diterima dan ditempatkan pada kandang brooder (indukan) yang telah dipersiapkan sebelumnya. Dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam brooder adalah temperatur brooder diusahakan tersebar secara merata, kapasitas kandang brooder (box) untuk 1 m² mampu menampung 50 ekor DOD, tempat pakan dan tempat minum sesuai dengan ketentuan yaitu jenis pakan itik fase stater dan minumannya perlu ditambah vitamin/mineral.Reproduksi dan Perkawinan Reproduksi atau perkembangbiakan dimaksudkan untuk mendapatkan telur tetas yang fertil/terbuahi dengan baik oleh itik jantan.


(36)

• Pemeliharaan

• Sanitasi kandang mutlak diperlukan dalam pemeliharaan itik dan tindakan preventif (pencegahan penyakit) perlu diperhatikan sejak dini untuk mewaspadai timbulnya penyakit.

• Pengontrol penyakit dilakukan setiap saat dan secara hati-hati serta menyeluruh. Cacat dan tangani secara serius bila ada tanda-tanda kurang sehat pada itik.

• Pakan itik pedaging harus menggunakan standar mutu sesuai dengan SNI 01-3908-2006 untuk pakan meri (duck starter), SNI 01-3909-2006 untuk pakan itik petelur dara (duck grower). Jika menggunakan pakan pabrikan, hendaknya telah terdaftar dan berlabel, disesuaikan jumlah, mutu umur. • Pemanenan

Untuk mendapatkan hasil yang bermutu maka :

1) Itik pedaging dipilih sesuai dengan kondisi beratnya,

2) Sebelum itik dimasukkan dalam transportasi khusus, sebaiknya itik dimasukkan ke keranjang,

3) Penjualan itik dianjurkan ke tempat-tempat pemotongan unggas dan tidak dijual langsung ke pasar.


(37)

2.6RENCANA PENGEMBANGAN USAHA • STRATEGI PRODUKSI

 Peningkatan kualitas itik,  Peningkatan kapasitas produksi,

 Penambahan jumlah itik dan perbesaran kandang itik. • STRATEGI ORGANISASI DAN SDM

 Perekrutan tenaga kerja yang terampil pada bidangnya masing-masing.

 Pembentukan struktur manajemen dan organisasi sesuai dengan keterampilan para pekerja pada bidangnya masing-masing.

 Pengawasan terhadap kinerja para pekerja. • STRATEGI MARKETING

 Melakukan kerja sama dengan distributor untuk memasarkan itik,  Memberikan diskon khusus.

 Pengembangan distribusi pemasaran ke wilayah Perbaungan dan Deli Serdang.

 Kerjasama dengan eksportir untuk pengiriman barang ke luar negeri.

• STRATEGI KEUANGAN

 Penambahan investasi modal untuk pengembangan usaha.  Mencari investor untuk pengembangan dan perluasan usaha.  Pengendalian sistem keuangan.


(38)

2.6.1 TAHAP-TAHAP PENGEMBANGAN USAHA

KEGIATAN

Bulan 1 2 3 4 5 6 7 1.Restrukturisasi manajemen dan organisasi

2. Perekrutan karyawan 3. Pelatihan Karyawan 4. Proses produksi 5. Promosi penjualan

6.Penjajakan perluasan wilayah pemasaran 7. Pengendalian sistem keuangan

8. Penjajakan pengembangan usaha

Tabel 2.6


(39)

2.6.2 TAHAPAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI

KEGIATAN Bulan ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Sistem komputerisasi membuat data

pelanggan, sistem keuangan, data persediaan dan penjualan

Pencarian informasi pasar dan penawaran produk melalui internet.

Tabel 2.7


(40)

2.7 ANALISIS KEUANGAN

2.7.1 BIAYA INVESTASI AWAL

No Item Jumlah Biaya

1. 2 kandang itik Rp 8.000.000,- 2. Peralatan :

- 2 ember plastik @ Rp 40.000,- Rp 80.000,- - 4 sapu @ Rp 5.000,- Rp 20.000,- - 2 cakar @ Rp 30.000,- Rp 60.000,- - 5 lampu minyak @ Rp 8.000,- Rp 40.000,- - 6 Baskom sedang @ Rp 10.000,- Rp 60.000,- - Lampu listrik @ Rp 25.000,- Rp 50.000,- - Jaring/meter @ Rp 20.000,- Rp 200.000,- - 10 Kawat @ Rp 2.000 Rp 20.000,-

TOTAL Rp 8.530.000,-

Tabel 2.8 Biaya Investasi Awal


(41)

LAPORAN ARUS KAS Super duck TAHUN 2010

Bulan I Bulan II Bulan III

A. PENERIMAAN

Penerimaan Penjualan 0 7.000.000 7.000.000

Penerimaan Pinjaman 0 0 0

Penerimaan lain-lain 0 0 0

Sub Total Penerimaan 0 7.000.000 7.000.000

B. PENGELUARAN

Pembelian Asset (Investasi) 8.530.000 0 0 Pembelian Bahan Baku 2.000.000 2.000.000 2.000.000 Upah Buruh Produksi 0 300.000 300.000 Transport (Pengiriman Produk) 100.000 100.000 100.000 Biaya Produksi Lain-Lain 0 0 0 Gaji Pimpinan 1.300.000 1.300.000 1.300.000 Gaji Staf Administrasi dan Umum 800.000 800.000 800.000 Biaya Pemeliharaan 500.000 500.000 500.000 Biaya Pemasaran 100.000 0 100.000 Alat Tulis Kantor 50.000 30.000 30.000


(42)

Listrik, Air, Telepon 200.000 200.000 200.000 Biaya Administrasi Lain-Lain 50.000 50.000 50.000

Angsuran Pokok 0 0 0

Biaya Bunga 0 0 0

Biaya Pajak 0 0 0

Biaya lain-lain

Sub Total Pengeluaran 13.630.000 5.280.000 5.380.000

C. SELISIH KAS 13.630.000 1.720.000 1.620.000 D. SALDO KAS AWAL 8.530.000 5.100.000 6.820.000

E. SALDO KAS AKHIR 5.100.000 6.820.000 5.200.000

Tabel 2.8.1 Laporan Keuangan


(43)

LAPORAN LABA RUGI SUPER DUCK

TAHUN 2010

A. HASIL PENJUALAN

PENJUALAN 70.000.000

Sub Total Hasil Penjualan 70.000.000

B. BIAYA PRODUKSI/VARIABEL

Pembelian Bahan Baku 24.000.000 Upah Buruh Produksi 2.400.000 Transport (Pengiriman Produk) 1.200.000 Biaya Produksi Lain-Lain 0

Sub Total Biaya Produksi 27.600.000

C. BIAYA TETAP

Gaji Pimpinan 15.600.000

Gaji Staf Administrasi dan Umum 9.600.000 Biaya Pemeliharaan 6.000.000

Sub Total Biaya Tetap 31.200.000


(44)

Biaya Pemasaran 800.000 Alat Tulis Kantor 440.000 Listrik, Air, Telepon 2.400.000 Biaya Lain-lain 600.000

Sub Total Pengeluaran 4.240.000

E. TOTAL BIAYA (B+C+D) 63.040.000 F. Laba Sebelum Pajak (A-E) 6.960.000

G. Pajak 0

H. Laba Bersih (F-H) 6.960.000

Tabel 2.8.2 Laporan Laba Rugi


(45)

LAPORAN NERACA SUPER DUCK

TAHUN 2010

AKTIVA

A. AKTIVA LANCAR

Kas 8.530.000

Piutang 0

Persediaan: 0

Bahan Baku 0

Bahan Pembantu 0

Barang Jadi 0

Jumlah Aktiva Lancar 8.530.000 B.AKTIVA TETAP Tanah 50.000.000 Bangunan 0

Peralatan 530.000 Lain-lain 0

Jumlah Aktiva Lancar 50.530.000

JUMLAH AKTIVA (A+B) 59.060.000


(46)

C. HUTANG JANGKA PENDEK

Hutang Dagang 0

Hutang Jatuh Tempo 0

Lain-lain 0

Jumlah Hutang Jangka Pendek 0

D.PINJAMAN JANGKA PENDEK Pinjaman Jangka Panjang 0

Lain-lain 0

Jumlah Pinjaman Jangka Panjang 0 E.MODAL

Modal Disetor 52.100.000 Laba Ditahan 6.960.000

Jumlah Modal 59.060.000

JUMLAH PASIVA (C+D+E) 59.060.000

Tabel 2.8.3. Laporan Neraca


(47)

ARUS KAS (dalam ribuan rupiah) SUPER DUCK

UNTUK TAHUN 2010

Bln I Bln II Bln III Bln IV Bln V Bln VI Bln VII Bln VIII Bln IX Bln X Bln XI Bln XII

PENERIMAAN

Penerimaan Penjualan 0 7.000 7.000 6.800 7.500 8.500 10.240 12.580 15.600 18.150 16.500 16.200

Penerimaan Pinjaman 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Sub Total Penerimaan 0 7.000 7.000 6.800 7.500 8.500 10.240 12.580 15.600 18.150 16.500 16.200

B. PENGELUARAN


(48)

Pembelian Bahan Baku 2.000 2.000 2.000 1.000 1.500 1.500 2.000 2.500 3.500 4.800 5.800 4.500 Upah Buruh Produksi 0 300 300 0 300 300 0 300 300 0 300 300 Transport (Pengiriman Produk) 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Biaya Produksi Lain-Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Gaji Pimpinan 1.300 1.300 1.300 1.300 1.300 1.300 1.300 1.300 1.300 1.300 1.300 1.300

Gaji Staf Administrasi dan

Umum 800 800 800 800 800 800 800 800 800 800 800 800

Biaya Pemeliharaan 500 500 500 1.000 700 500 500 800 1.000 1.500 600 1.500 Biaya Pemasaran 100 0 100 0 100 0 100 0 100 0 100 0 Alat Tulis Kantor 50 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 Listrik, Air, Telepon 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 Biaya Administrasi Lain-Lain 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50


(49)

Biaya Bunga

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Biaya Pajak 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Pengeluaran lain-lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Sub Total Pengeluaran 13.630 5.280 5.380 4.480 5.080 4.780 5.080 6.080 7.380 8.780 13.280 8780

C. SELISIH KAS 13.630 1.720 1.620 2.320 2.420 3.720 5.160 6.500 8.220 9.370 3.220 7.420 D. SALDO KAS AWAL 0 13.630 15.350 16.970 19.290 21.710 25.430 30.590 37.090 45.310 54.680 57.900 E. SALDO KAS AKHIR 13.630 15.350 16.970 19.290 21.710 25.430 30.590 37.090 45.310 54.680 57.900 65.320

Tabel 2.8.5


(50)

Break Even Point (Titik Pulang Impas)

BEP merupakan estimasi kasar untuk menghitung berapa lama modal yang dikeluarkan akan kembali.

RUMUS

Total Pendapatan = Total Pengeluaran Estimasi dalam 1 Bulan

Quantity (11,6kg x 30 hari) = 350kg

Total Fixed Cost = Rp. 8.530.000 Total Variabel Cost = Rp. 2.000.000 Variabel Cost Per Unit = Rp. 2.000.000 350kg

= Rp. 5714 Price = Rp. 20.000/kg Penjualan = Quantity x Price

= 350kg x Rp. 20.000 = Rp. 7.000.000

Estimasi BEP = Total Fix Cost Penjualan – Total Biaya Variabel

= Rp. 8.530.000 Rp. 7.000.000 – Rp. 2.000.000

= Rp. 8.530.000 Rp.5.000.000 = 1,7 Bulan Maka modal akan kembali pada bulan kedua


(51)

2.8 ANALISIS DAMPAK DAN RISIKO USAHA

1. DAMPAK TERHADAP MASYARAKAT SEKITAR  Menyerap Tenaga Kerja di sekitar Lingkungan

2. DAMPAK TERHADAP LINGKUNGAN

Apabila terserang penyakit, banyak itik yang mati yang akhirnya akan berpengaruh terhadap pencemaran udara seperti timbulnya bau-bau tak sedap, banyaknya lalat yang akan membawa banyak penyakit. Semua dampak tersebut tidak dapat dicegah oleh manusia tetapi kami berusaha untuk meminimalisir resiko tersebut dengan memperhatikan kesehatan itik dari pemukiman warga.

3. ANALISIS RESIKO USAHA  Bencana alam seperti banjir.


(52)

4. ANTISIPASI RISIKO USAHA

 Untuk itu kami mencari lahan yang aman dari banjir.

 Untuk itu kami menanggulanginya dari membuat pagar hingga mengadakan jebakan guna mengurangi jumlah kerugian yang dihasilkan karena kemungkinan terserang oleh hama ini.

 Untuk itu kami menganggap penting untuk menganalisis kualitas air dan kemungkinan tumbuhnya penyakit dikarenakan adanya bibit-bibit penyakit, juga persiapan lahan yang matang menjadi salah satu faktor penekatan terhadap penyerangan penyakit ini. Kami juga mengadakan pemeriksaan rutin terhadap ikan mas dikarenakan kemungkinan terserang wabah juga besar sehingga penting untuk segera ditanggulangi.


(53)

BAB III PENUTUP

Pada bab ini penulis akan memaparkan beberapa kesimpulan dari pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, selain itu penulis juga memberikan beberapa saran yang mungkin bermanfaat demi kebaikan dan kemajuan perusahaan.

A. KESIMPULAN

Adapun beberapa kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, yaitu sebagai berikut :

a. Peternakan itik hemat air adalah usaha kecil yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang ingin membeli bahkan memelihara itik tersebut.

b. Struktur organisasi yang terdapat dalam peternakan itik hemat air adalah struktur yang berbentuk garis lurus, yang merupakan struktur yang sangat sederhana.

c. Gambaran pasar untuk usaha itik hemat air sangat menjanjikan karena ditempat yang strategis. Dilihat dari permintaan yang sangat besar akan produk ini.

d. Rencana arus kas usaha itik hemat air menjadi cerminan bahwa akan berkembangnya usaha ini. Usaha ini merupakan usaha yang menjanjikan untuk kedepannya.


(54)

B. SARAN

Berikut ini adalah beberapa saran yang dapat penulis berikan untuk kemajuan dan perkembangan usaha beternak itik hemat air, yaitu sebagai berikut :

a. Lebih melibatkan diri dan karyawan untuk mengembangkan kreativitas sehingga dapat dituangkan dalam pengembangan usaha ini. Yang mana ini menjadi motivasi mereka dalam mengembangkan usaha beternak itik.

b. Kualitas dan kuantitas produk harus lebih ditingkatkan untuk mendorong berkembangnya usaha. Dalam segi kualitas, penulis menyampaikan agar lebih meningkatkan kualitas dari produk. Dalam segi kuantitas, pelayanan menjadi sorotan lebih agar konsumen merasa nyaman.

c. Harga merupakan pandangan utama bagi penulis, dengan harga yang murah maka calon pembeli akan merasakan untuk membeli produk dari usaha ini. Dikarenakan harga menjadi tolak ukur bagi calon pembeli.


(55)

DAFTAR PUSTAKA

Bambang Suharno, Ir. dan Khairul Amri,1998. Beternak itik secara intensif, Penebar Swadaya.

Cannon, Joseph. P, dkk, 2008. Pemasaran Dasar, Buku I Edisi 16, Salemba Empat.

Hutagalung, Raja Bongsu, dkk, 2010. Kewirausahaan, USU Press, Medan.

Malayati, Hendri E, Ramadhan, 2010. 99 Bisnis Anak Muda, Penebar Plus, Jakarta.

Redaksi Trubus, 1999. Beternak Itik CV. 2000-INA. Penebar Swadaya. Sadalia, Isfenti, 2010. Manajemen Keuangan, USU Press, Medan.

Situmorang, Shafrizal Helmi, 2008. Bisnis : Perencanaan dan Pengembangan, USU Press, Medan.


(1)

Break Even Point (Titik Pulang Impas)

BEP merupakan estimasi kasar untuk menghitung berapa lama modal yang dikeluarkan akan kembali.

RUMUS

Total Pendapatan = Total Pengeluaran Estimasi dalam 1 Bulan

Quantity (11,6kg x 30 hari) = 350kg

Total Fixed Cost = Rp. 8.530.000

Total Variabel Cost = Rp. 2.000.000

Variabel Cost Per Unit = Rp. 2.000.000

350kg = Rp. 5714

Price = Rp. 20.000/kg

Penjualan = Quantity x Price

= 350kg x Rp. 20.000 = Rp. 7.000.000

Estimasi BEP = Total Fix Cost Penjualan – Total Biaya Variabel

= Rp. 8.530.000

Rp. 7.000.000 – Rp. 2.000.000

= Rp. 8.530.000 Rp.5.000.000 = 1,7 Bulan Maka modal akan kembali pada bulan kedua


(2)

2.8 ANALISIS DAMPAK DAN RISIKO USAHA

1. DAMPAK TERHADAP MASYARAKAT SEKITAR

 Menyerap Tenaga Kerja di sekitar Lingkungan

2. DAMPAK TERHADAP LINGKUNGAN

Apabila terserang penyakit, banyak itik yang mati yang akhirnya akan berpengaruh terhadap pencemaran udara seperti timbulnya bau-bau tak sedap, banyaknya lalat yang akan membawa banyak penyakit. Semua dampak tersebut tidak dapat dicegah oleh manusia tetapi kami berusaha untuk meminimalisir resiko tersebut dengan memperhatikan kesehatan itik dari pemukiman warga.

3. ANALISIS RESIKO USAHA

 Bencana alam seperti banjir.


(3)

4. ANTISIPASI RISIKO USAHA

 Untuk itu kami mencari lahan yang aman dari banjir.

 Untuk itu kami menanggulanginya dari membuat pagar hingga

mengadakan jebakan guna mengurangi jumlah kerugian yang dihasilkan karena kemungkinan terserang oleh hama ini.

 Untuk itu kami menganggap penting untuk menganalisis kualitas air dan kemungkinan tumbuhnya penyakit dikarenakan adanya bibit-bibit penyakit, juga persiapan lahan yang matang menjadi salah satu faktor penekatan terhadap penyerangan penyakit ini. Kami juga mengadakan pemeriksaan rutin terhadap ikan mas dikarenakan kemungkinan terserang wabah juga besar sehingga penting untuk segera ditanggulangi.


(4)

BAB III PENUTUP

Pada bab ini penulis akan memaparkan beberapa kesimpulan dari pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, selain itu penulis juga memberikan beberapa saran yang mungkin bermanfaat demi kebaikan dan kemajuan perusahaan.

A. KESIMPULAN

Adapun beberapa kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, yaitu sebagai berikut :

a. Peternakan itik hemat air adalah usaha kecil yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang ingin membeli bahkan memelihara itik tersebut.

b. Struktur organisasi yang terdapat dalam peternakan itik hemat air adalah struktur yang berbentuk garis lurus, yang merupakan struktur yang sangat sederhana.

c. Gambaran pasar untuk usaha itik hemat air sangat menjanjikan

karena ditempat yang strategis. Dilihat dari permintaan yang sangat besar akan produk ini.


(5)

B. SARAN

Berikut ini adalah beberapa saran yang dapat penulis berikan untuk kemajuan dan perkembangan usaha beternak itik hemat air, yaitu sebagai berikut :

a. Lebih melibatkan diri dan karyawan untuk mengembangkan

kreativitas sehingga dapat dituangkan dalam pengembangan usaha ini. Yang mana ini menjadi motivasi mereka dalam mengembangkan usaha beternak itik.

b. Kualitas dan kuantitas produk harus lebih ditingkatkan untuk

mendorong berkembangnya usaha. Dalam segi kualitas, penulis menyampaikan agar lebih meningkatkan kualitas dari produk. Dalam segi kuantitas, pelayanan menjadi sorotan lebih agar konsumen merasa nyaman.

c. Harga merupakan pandangan utama bagi penulis, dengan harga yang

murah maka calon pembeli akan merasakan untuk membeli produk dari usaha ini. Dikarenakan harga menjadi tolak ukur bagi calon pembeli.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Bambang Suharno, Ir. dan Khairul Amri,1998. Beternak itik secara intensif, Penebar Swadaya.

Cannon, Joseph. P, dkk, 2008. Pemasaran Dasar, Buku I Edisi 16, Salemba

Empat.

Hutagalung, Raja Bongsu, dkk, 2010. Kewirausahaan, USU Press, Medan.

Malayati, Hendri E, Ramadhan, 2010. 99 Bisnis Anak Muda, Penebar Plus,

Jakarta.

Redaksi Trubus, 1999. Beternak Itik CV. 2000-INA. Penebar Swadaya. Sadalia, Isfenti, 2010. Manajemen Keuangan, USU Press, Medan.

Situmorang, Shafrizal Helmi, 2008. Bisnis : Perencanaan dan Pengembangan,

USU Press, Medan.