Aktualitas Timeliness Kedekatan Proximity Keterkenalan Prominence Dampak Consequence Human Interest

15 4. Berita harus ringkas dan jelas, artinya bahwa penulisan berita yang efektif adalah yang ringkas, terarah, tepat, dan menggugah. Berita juga harus jelas dan sederhana, tanpa menggunakan gaya bahasa agar mudah dimengerti. 5. Berita harus hangat, artinya bahwa berita memang haruslah yang hangat atau baru atau biasanya disebut hot news. Karena nilai aktualitasnya lebih tinggi dan lebih menarik antusiasme masyarakat. E.3.3 Nilai Berita Nilai berita adalah unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah berita yang dapat menarik perhatian khalayak pembaca atau pemirsa. Semakin tingginya nilai berita maka dengan sendirinya akan semakin banyak pembacanya. Adapun beberapa komponen nilai berita, sebagai berikut :

1. Aktualitas Timeliness

Bagi surat kabar semakin aktual berita-beritanyam maka semakin tinggi nilai beritanya. Hal ini sesuai dengan keinginan dsn kebutuhan masyarakat akan informasi yang cepat atau selalu ingin berita terbaru dan hangat.

2. Kedekatan Proximity

Peristiwa yang mengandung unsur kedekatan dengan pembaca, akan lebih menarik perhatian. Kedekatan ini bersifat geografis ataupun emosional. 16

3. Keterkenalan Prominence

Berita-berita tentang tokoh terkenal terkemuka ataupun artis-artis Public Figure ternyata lebih menarik perhatian pembaca. Sebagaimana dalam ungkapan jurnalistik, “personages make news” dan “ news about prominent person make copy”.

4. Dampak Consequence

Sebuah ungkapan yaitu “news” itu adalah “history in a hurry”, bahwa sebuah berita adalah sejarah dalam keadaan tergesa-gesa. Ungkapan tersebut menyiratkan pentingnya seorang wartawan mengukur dampak yang ditimbulkan dari suatu peristiwa.

5. Human Interest

Berita human interest adalah berita–berita yang mengandung unsur menarik empati, simpati, atau menggugah perasaan khalayak yang membacanya. Kata human interest dalam bahasa artinya menarik minat orang. Berita adalah merupakan produk dari media. Berita adalah informasi yang dihadirkan kepada khalayak sebagai representasi dari kenyataan, harus objektif, tanpa ada subjektivitas dari media. Namun, dalam pandangan konstruksionisme, tidak ada berita yang objective, karena wartawan dalam proses mencari hingga mengolah berita, memiliki sudut pandang yang berbeda. Berita bukanlah cermin dan refleksi dari kenyataan. Berita tidak harus sama dengan fakta yang telah diliput, karena berita merupakan hasil dari konstruksi atas realitas. Berita yang 17 telah kita baca di media massa, tidak selalu merupakan fakta sesungguhnya, berita yang kita baca adalah hasil dari konstruksi media. E.4 Objektivitas dan Subjektifitas Wartawan Objektivitas dan subjektivitas wartawan dalam pemberitaannya memang merupakan masalah yang pelik di dunia persurat-kabaran. Karena pada kenyataannya tidak akan pernah ada wartawan yang objektif. Wartawan memang dituntut untuk selalu objektif dalam menulis berita. Karena dengan sikap objektif, berita yang dibuat pun akan objektif pula tanpa ada keberpihakan pada pihak tertentu. Sikap objektif adalah ketika wartawan menulis berita,ia menyingkirkan opini dan pandangan subjektifnya. Sebaliknya sikap subjektif dalam menulis berita adalah ketika wartawan memasukkan opininya ke dalam berita tersebut, dan melihat realitas yanga ada dengan perspektif atau sudut pandangnya. Sebagaimana menurut Stanley dan Dennis K. Davis 2010 : 399 , sebagai berikut “...Jurnalis cenderung secara efektif menyampaikan perspektif dari kalangan profesional menengah atas dan membela kelas ini terhadap kelas sosial yang ada di bawahnya”. Dapat dikatakan bahwa keberpihakan media tidak bisa dipungkiri, karena media memiliki kepentingan tertentu untuk menyeleksi isu yang pilih untuk dijadikan berita. Menurut Dennis McQuail 1989 : 129, “Objektivitas merupakan nilai sentral yang mendasari disiplin profesi yang dituntut oleh para wartawan sendiri...”. Sehingga dapat dikatakan bahwa objektivitas merupakan hal penting yang harus di miliki oleh seorang wartawan jurnalis. Karena objektivitas 18 tersebut berpengaruh pada kebenaran atau netralitas keseimbangan media dalam mengkonstruksi suatu peristiwa realitas. Bila melihat kembali terhadap pandangan konstruksionis, maka berita yang disajikan oleh wartawan merupakan realitas yang subjektif. Realitas itu hadir karena adanya konsep subjektivitas dari wartawan. Disini tidak ada realitas yang bersifat objektif, karena realitas itu tercipta lewat konstruksi dan pandangan tertentu. Realitas bisa berbeda-beda, tergantung pada bagaimana konsepsi ketika realitas itu dipahami oleh wartawan yang mempunyai pandangan yang berbeda. Eriyanto, 2005 : 19. Konstruksi media akan menghasilkan berita yang bersifat subjektif. Karena opini wartawan itu sendiri tidak bisa dihilangkan, karena ketika meliput sebuah berita, wartawan melihat dengan perspektif atau sudut pandangnya sendiri. Maka sering dikatakan bahwa tidak ada berita yang objektif, karena pemaknaan seseorang atas suatu realitas bisa jadi berbeda dengan orang lain, yang tentunya menghasilkan realitas yang bebeda pula. Sehingga sering muncul istilah, objektivitas wartawan adalah objektivitas yang subjektif.

E. 5 Profesionalisme Media Massa

Dokumen yang terkait

Konstruksi Media dalam Pemberitaan Kematian Moammar Khadafy (Analisis Framing pada Harian Media Indonesia dan Harian KOMPAS Edisi 21 Oktober – 30 Oktober 2011)

0 6 66

KONSTRUKSI PEMBERITAAN "NEGARA ISLAM INDONESIA" DI SURAT KABAR (Analisis Framing di Surat Kabar Kompas dan Republika Edisi 1-5 Mei 2011)

0 19 41

ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN FILM INNOCENCE OF MUSLIMS PADA SURAT KABAR HARIAN REPUBLIKA DAN KOMPAS

0 3 234

KONSTRUKSI SURAT KABAR HARIAN KOMPASDALAM PEMBERITAAN BAKTERI SAKAZAKII PADA SUSU KONSTRUKSI SURAT KABAR HARIAN KOMPAS DALAM PEMBERITAAN BAKTERI SAKAZAKII PADA SUSU FORMULA BULAN FEBRUARI 2011 (Studi Analisis Framing Dalam Pemberitaan Bakteri Sakazakii Pa

0 2 6

PENDAHULUAN KONSTRUKSI SURAT KABAR HARIAN KOMPAS DALAM PEMBERITAAN BAKTERI SAKAZAKII PADA SUSU FORMULA BULAN FEBRUARI 2011 (Studi Analisis Framing Dalam Pemberitaan Bakteri Sakazakii Pada Surat Kabar Harian Kompas Bulan Februari 2011).

0 5 21

DESKRIPSI OBYEK DAN WILAYAH PENELITIAN KONSTRUKSI SURAT KABAR HARIAN KOMPAS DALAM PEMBERITAAN BAKTERI SAKAZAKII PADA SUSU FORMULA BULAN FEBRUARI 2011 (Studi Analisis Framing Dalam Pemberitaan Bakteri Sakazakii Pada Surat Kabar Harian Kompas Bulan Februari

0 2 11

PENUTUP KONSTRUKSI SURAT KABAR HARIAN KOMPAS DALAM PEMBERITAAN BAKTERI SAKAZAKII PADA SUSU FORMULA BULAN FEBRUARI 2011 (Studi Analisis Framing Dalam Pemberitaan Bakteri Sakazakii Pada Surat Kabar Harian Kompas Bulan Februari 2011).

0 3 23

PROFILING MENTERI KEUANGAN SRI MULYANI INDRAWATI DALAM PEMBERITAAN PROFILING MENTERI KEUANGAN SRI MULYANI INDRAWATI DALAM PEMBERITAAN DI HARIAN BISNIS INDONESIA (Analisis Framing Pencitraan Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Pemberitaan di Harian Bisni

0 4 19

KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG NEGARA ISLAM INDONESIA (ANALISIS FRAMING REPUBLIKA DAN KOMPAS)

0 0 17

KONSTRUKSI REALITAS PEMBERITAAN KONFLIK PERBATASAN INDONESIA-MALAYSIA PADA SURAT KABAR KOMPAS DAN MEDIA INDONESIA

0 0 27