KONSTRUKSI REALITAS PEMBERITAAN KONFLIK PERBATASAN INDONESIA-MALAYSIA PADA SURAT KABAR KOMPAS DAN MEDIA INDONESIA

KONSTRUKSI REALITAS

PEMBERITAAN KONFLIK PERBATASAN INDONESIA-MALAYSIA PADA SURAT KABAR KOMPAS DAN MEDIA INDONESIA

Wahyu Setiadi

Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), Jakarta

eka_yuli@moestopo.ac.id

Abstracts

Formulation of this research is “How does the news Conflicts Indonesia-Malaysia border region in the case of Indonesia DKP Arrest by Malaysian Police into a story framed by Kompas and Media Indonesia?”. The paradigm used in this study is konstruktionis. Constructionist paradigm of looking at the reality of social life is not a natural reality, but the result of the construction. Therefore concentrate on the analysis of a constructionist paradigm is to find how the event or the reality constructed by way of what the construction is formed. In this case, the researchers want to uncover how Kompas and Media Indonesia construct a reality in presenting the news. The method used in this study is a model of framing William A. Gamson. In view Gamson, media discourse is an important element to understand and appreciate the growing public opinion on an issue or event. Framing the use of reason as Gamson Gamson and Modiglani focus point his attention to the study of social movements (social movement). In this case, a lot going on demonstrations and debate within the community in assessing the case. The data collected is of Newspapers News Kompas and Media Indonesia on the issue of August 16 to 23 2010.

I researched the whole news story amounted to 16 consisting of 9 comes from Compass, and 7 are from Media Indonesia. In addition, there are additional data in the form of interviews with the author Kompas and Media Indonesia. Based on the results of the study, no significant difference of the newspapers in presenting the news. This is mostly caused by the newspaper ideology. Both media also have a framing strategies are different from each other. News framing strategy can be seen from the angel news writing, by the respondents, the choice of words, use of meta- phor and so on. So the news can be packaged in such a way and constructed in accordance with the media’s desire. Compass has an ideology that is based on a sense of humanity, always presenting news calm and avoid the use of words and the negative connotations that enhance the reader’s emotions. Meanwhile, Indonesia’s national media gave rise to high subjectivity in reporting on this case. Media Indonesia is quite sharp in criticizing the govern- ment’s performance.

Key words: Paradigm constructionist, Model Framing, Mass Media, Newspaper, Ideology

Latar Belakang Masalah

Media massa / pers di Indonesia menganut teori pers eranan media massa dalam mempengaruhi kha- bertanggung jawab, Hal ini jelas dicantumkan pada layak sangat besar. Masyarakat seakan-akan me- pasal 15 (tentang peran dewan pers dan keanggotaan lihat realita yang terpancar dari apa yang ditulis dewan pers), dan pasal 17 (tentang peranan masayara-

P maupun ditayangkan oleh media. Mereka tidak menge- kat dalam kehidupan pers) UU no 40 tahun 1999. Ar-

tahui adanya konstruksi realitas yang ada dalam suatu tinya, kebebasan pers perlu dibatasi oleh dasar moral, berita.

etika, dan hati nurani pers. Selain itu, disertai dengan Dalam bukunya, Denis McQuail berasumsi bahwa kewajiban-kewajiban untuk bertanggung jawab kepada media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi masyarakat. Pers merupakan mediasi antara pemerin- individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas tah dengan masyarakat, dan sebaliknya. Sehingga pers sosial, tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara menjadi penyeimbang diantara keduanya. kolektif; media menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian

Namun, persaingan antar media massa telah me- normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan

rusak keharmonisan tersebut. Pada masa sekarang ini,

Wahyu Setiadi, Konstruksi Realitas Pemberitaan Konflik Perbatasan Indonesia-Malaysia

media massa lebih tertarik untuk menunjukkan diri se- kan sebagai salah satu warisan budaya dunia dari Indo- bagai yang terbaik, dan lebih mengutamakan kepent- nesia atau “World Intangible Heritage” oleh UNESCO. ingan individu/kelompok tertentu. Seringkali media Sebelum angklung, pengakuan serupa diterima Indo- massa juga mencoba untuk mengembangkan suatu nesia untuk sejumlah warisan budaya yaitu keris, way- peristiwa secara berlebihan, mencoba untuk menghasil- ang, dan batik. kan berita yang spektakuler dan berbeda dari media

Namun, kesuksesan Indonesia mempertahankan massa lainnya. Hal ini justru meresahkan masyarakat, warisan budayanya tidak seiring dengan kesuksesan karena pemberitaan suatu peristiwa dalam satu media, mempertahankan perbatasan wilayahnya. Terbukti bisa berbeda dengan media yang lain.

seringnya Indonesia dan Malaysia terlibat konflik Produk-produk dari suatu media dapat menimbul- dalam perbatasan wilayah. kan efek yang beragam kepada khalayak yang meneri-

Konflik mengenai perbatasan wilayah Indonesia manya. Hal ini tergantung pada bagaimana khalayak dan Malaysia terus terjadi selama bertahun-tahun. Se- menginterpretasikan pesan yang disebarkan oleh me- dikit demi sedikit Malaysia mencoba untuk memper-

dia. Jadi, media sangat berperan dalam memberikan luas wilayahnya melalui jalur perbatasan perairan. pengaruh di masyarakat.

Misalnya mengenai konflik Ambalat. Konflik ini

Dalam memberitakan suatu peristiwa, setiap media berkembang setelah pemerintah Malaysia mengklaim tentu memiliki sudut pandang yang berbeda. Hal ini kawasan perairan Ambalat sebagai wilayahnya. Klaim dapat dipengaruhi oleh faktor internal maupun faktor ini muncul setelah Malaysia memenangkan putusan eksternal berupa, kepentingan ekonomi, bisnis, politik, Mahkamah Internasional atas sengketa pulau Sipadan ideologi, maupun faktor idealisme bagi surat kabar itu dan Ligitan pada tahun 2002. Secara sepihak, Malay- sendiri.

sia telah mengklaim wilayah perairan sepanjang 70 mil

Pada penelitian ini saya mengangkat penelitian dari garis pantai Sipadan dan Ligitan sebagai wilayah seputar konflik antara Indonesia dan Malaysia. Konflik perairannya. Sementara Indonesia menganggap, ke- kedua negara yang bertetangga ini tidak pernah usai wenangan Malaysia itu hanya 12 mil dari garis pantai dan terus berlangsung selama bertahun-tahun. Dari se- kedua pulau tersebut. Padahal secara historis, baik Si- jak masa pemerintahan Bung Karno, hingga sekarang, padan, Ligitan, maupun Ambalat sebenarnya merupak- konflik terus terjadi meliputi berbagai bidang, mulai an wilayah Kesultanan Bulungan, yang kini menjadi

dari ekonomi, pertahanan keamanan, dan kebudayaan. salah satu kabupaten di Kaltim. Hal yang paling sering terjadi misalnya kekerasan

Meskipun pemerintahan kedua negara terus melaku- terhadap TKI di Malaysia, pengakuan terhadap kebu- kan perundingan dan upaya perdamaian, namun pem- dayaan Indonesia , serta konflik wilayah perbatasan ecahan konflik tak pernah didapat.

perairan antara Indonesia dan Malaysia. Konflik mengenai Indonesia-Malaysia kembali me-

Kuala Lumpur, BNP2TKI (28/6) Setidaknya sejak manas ketika tiga anggota patroli Dinas Kelautan dan tahun 2005 lalu, kekerasan terhadap Tenaga Kerja Perikanan (DKP) ditangkap dan ditahan oleh Polisi Indonesia (TKI) di Malaysia sudah mencapai angka Diraja Malaysia di Johor (15/8/10). Mereka ditangkap 173 kasus. Namun demikian, hingga saat ini hanya saat menggiring lima kapal nelayan Malaysia yang ada 9 majikan yang kasusnya diajukan ke pengadilan mencuri ikan di perairan Indonesia. setempat.

Insiden tersebut berawal ketika lima anggota DKP

Harian The Star Kuala Lumpur mengungkapkan, menangkap tujuh nelayan Malaysia yang menangkap pada tahun 2005 terdapat 39 kasus kekerasan terhadap ikan di perairan Indonesia. Lalu petugas DKP tersebut TKI, 2006 meningkat menjadi 45 kasus, 2007 terjadi membagi tugas, tiga petugas turun menggandeng ka-

39 kasus, 2008 naik lagi jadi 42 kasus, dan 2009 sudah pal nelayan Malaysia tersebut. Namun, tiba-tiba kapal terjadi 9 kasus termasuk Modesta Rengga Kaka, 27, polisi Malaysia datang dan menghentikan penindakan asal Kupang, Nusa Tenggara Timur.

tersebut. Ketegangan pun terjadi dan berakhir pada Angklung, alat musik bambu asli Indonesia, sempat penangkapan tiga anggota DKP Indonesia yang berada diklaim oleh Malaysia sebagai alat musik asli negara di kapal nelayan tersebut. Pada saat bersitegang, polisi mereka, Malaysia memasarkan angklung dalam dunia Malaysia sempat melepaskan tembakan peringatan se- perpelancongannya sebagai music “bamboo malay”, banyak dua kali. bahkan menjadi musik nasional kerajaan. Namun,

Tindakan polisi Malaysia tersebut memancing ke- bangsa Indonesia berhasil memperjuangkan angklung marahan masyarakat Indonesia. Aksi protes dan demon- . Pada bulan November 2010, angklung akan dikukuh- strasi pun berdatangan ke DPR dan Pemerintah. Mer-

Wacana Volume XI No.3, Agustus 2012

Tabel Beberapa Pelanggaran Kedaulatan Indonesia oleh Malaysia

No Tanggal

Kasus

1 24 Mei 2009 KRI Hasanudin 366 mengusir KD Baung-3509 dan heli Malaysian Mari- time Enforcement Agency serta pesawat Beechraft yang mencoba memasuki wilayah Blok Ambalat

2 25 Mei 2009 Kapal perang TNI AL Untung Surapati 872 berhasil mengusir kapal perang Tentara Laut Diraja Malaysia KD Yu-3508 yang mencoba memasuki perai- ran blok Ambalat

3 30 Mei 2009 Kapal perang Malaysia jenis Fast Attack Craft Malaysia KD Baung-3509 terdeteksi radar KRI Untung Suropati-872 di perairan Ambalat. Kapal ini memasuki perairan Indonesia hingga 7,3 mil laut.

4 5 Juni 2009 Aparat gabungan Tentara Diraja dan Polisi Malaysia memasuki wilayah Indonesia di Kawasan Sebatik, Kalimantan Timur, dan menggeser patok perbatasan RI lebih dari 100 meter.

5 23 Februari Perusahaan Malaysia diduga melanggar batas wilayah Kalimantan Barat- 2010

Serawak dengan memasukkan sejumlah alat berat untuk penebangan hutan

6 17 Agustus 2010 Tiga petugas Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) ditangkap oleh petugas perairan Malaysia, padahal petugas DKP baru saja menangkap tujuh nelayan Malaysia yang masuk ke perairan Indonesia.

Sumber : Dokumentasi MI/GRAFIS: TIYOK (Media Indonesia edisi 19 Agustus 2010

eka dianggap lalai dalam mempertahankan kedaulatan pembaca terbanyak yaitu Kompas menempati urutan wilayah NKRI. Terlebih lagi ketika adanya isu yang pertama dengan jumlah pembaca 1.454.000 orang. Me- berkembang bahwa terjadi barter untuk menukar tiga dia Indonesia menempati urutan kesembilan dengan anggota DKP Indonesia dengan tujuh nelayan Malay- 247.000 orang. Sedangkan, dari sisi peraih iklan ter- sia. Meskipun akhirnya permasalahan ini diselesaikan besar (dalam juta rupiah), Kompas menempati urutan secara damai. Namun hal ini sudah terlanjur menyakiti pertama sebesar 1.340.755, dan Media Indonesia men- perasaan masyarakat Indonesia.

empati urutan ketiga sebesar 286.553. Konflik ini memicu tekanan yang luar biasa dari

segenap bangsa Indonesia mengenai tingkah laku Ma- Pembatasan Ruang Lingkup Masalah

laysia. Bahkan, beberapa pemuda suku dari berbagai Penelitian ini membatasi masalah tentang sikap wilayah di Indonesia, menyatakan telah siap bila harus media dalam pemberitaan konflik perbatasan wilayah membela bangsa. Kecaman dari masyarakat juga sering Indonesia dan Malaysia dalam kasus Penangkapan terlihat melalui aksi demonstrasi di kantor pemerintah- Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Indonesia oleh an maupun opini melalui media massa.

Polisi Malaysia, yang dimuat dalam Surat Kabar Har-

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono lalu mengin- ian Umum (SKHU) Kompas dan Media Indonesia edisi struksikan kepada Menlu Marty Natalegawa, untuk 16-23 Agustus 2010 segera menyelesaikan perundingan dengan Malaysia

terkait batas wilayah, sehingga persoalan seperti ini ti- Pembatasan Masalah

dak perlu terjadi lagi. Setiap media massa, memiliki cara pandang yang Pada kasus ini, penulis mencoba melakukan pene- berbeda dalam memberitakan suatu peristiwa. Penulis litian pada dua media cetak besar, yaitu Kompas dan melakukan penelitian melalui media massa cetak, yaitu Media Indonesia. Keduanya merupakan harian umum Kompas dan Media Indonesia . Kedua media massa nasional yang memiliki jam terbang yang cukup tinggi tersebut merupakan media cetak nasional terbesar di dalam dunia jurnalistik.

Indonesia, serta memiliki pengaruh yang kuat dalam Berdasarkan hasil survey dari Roy Morgan Single masyarakat. Source Juli 2006-June 2007, seperti dikutip Media

Fokus penelitian ini adalah untuk menganalisis Planning Guide Indonesia 2008, Kompas dan Media pemberitaan tentang konflik wilayah perbatasan Indo- Indonesia menempati 10 besar media cetak dengan nesia dan Malaysia dalam kasus Penangkapan Dinas

Wahyu Setiadi, Konstruksi Realitas Pemberitaan Konflik Perbatasan Indonesia-Malaysia

Kelautan dan Perikanan (DKP) Indonesia oleh Polisi an suatu realitas sosial. Sehingga fungsi media sebagai Malaysia. Penelitian ini menggunakan analisis framing kontrol sosial dapat terpenuhi. William A. Gamson sebagai metode penelitian. Alasan-

nya yaitu untuk mengetahui frame yang dibentuk oleh Komunikasi Massa

Kompas dan Media Indonesia. Pengertian komunikasi massa, merujuk pada pendapat Tan dan Wright, dalam Liliweri 1991, meru-

Tempat dan Waktu

pakan bentuk komunikasi yang mengunakan saluran

Dalam penelitian ini surat kabar yang dianalisis (media) dalam menghubungkan komunikator dan ko- adalah harian Kompas dan Media Indonesia yang terbit munikan secara massal, berjumlah banyak, bertempat secara nasional. Tempat penelitian ini berlangsung di tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen, dan Jakarta.

menimbulkan efek tertentu.

Jangka waktu yang ditentukan penulis adalah tang- Definisi komunikasi massa yang lebih rinci dikemu- gal 16-23 Agustus 2010, dimana terjadi pemberitaan kakan Gerbner (1967), “Mass communications is the

kasus konflik perbatasan wilayah Indonesia dan Malay- technologically and institutionally based production sia, terutama dalam kasus Penangkapan Dinas Kelautan and distribution of the most broadly shared continous dan Perikanan (DKP) Indonesia oleh Polisi Malaysia.

flow of messages in industrial societies”. (Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandas-

Perumusan Masalah

kan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kon-

Saya ingin meneliti mengenai : Bagaimanakah pem- tinyu serta yang paling luas dimiliki orang dalam ma- beritaan Konflik Wilayah Perbatasan Indonesia-Ma- syarakat industry (Rakhmat, seperti dikutip Komala , laysia dalam kasus Penangkapan DKP Indonesia oleh dalam Karlinah, dkk. 1991) Polisi Malaysia dibingkai menjadi sebuah berita oleh

Sehingga, menurut definisi diatas, dapat ditarik Kompas dan Media Indonesia?

suatu kesimpulan bahwa karakteristik komunikasi mas- Bagaimana Ideologi pada Kompas dan Media In- sa adalah : donesia mempengaruhi pemberitaan? Apakah perbe- • Komunikator terlembagakan, karena dalam me- daan dalam pemberitaan kasus penangkapan DKP pada

nyampaikan pesannya, komunkator harus bekerja Kompas dan Media Indonesia?

sama dengan pihak-pihak yang ada pada lembaga media massa yang bersangkutan.

Tujuan penelitian ini adalah

• Pesan bersifat umum, karena pesan ditujukan pada Mengetahui bagaimana surat kabar Kompas dan

sebayak-banyaknya orang, dan tidak ditujukan pada Media Indonesia membingkai pemberitaan konflik

sekelompok orang tertentu; isi pesannya pun harus wilayah perbatasan Indonesia dan Malaysia dalam

memenuhi kriteria penting atau menarik bagi seba- kasus Penangkapan (DKP) Indonesia oleh Polisi Ma-

gian besar komunikan

laysia melalui analisis framing William A Gamson. • Komunikannya Anonim dan Heterogen, karena ko- Mengetahui seberapa besar pengaruh ideologi dalam

munikator tidak mengenal komunikannya yang ber- pemberitaan pada Kompas dan Media Indonesia. Men-

jumlah relative banyak dan tersebar, serta memiliki getahui perbedaan yang mencolok dalam pemberitaan

berbagai perbedaan (heterogen), seperti perbedaan Kompas dan Media Indonesia mengenai kasus penang-

usia, jenis kelamin, pendidikan, dan pekerjaan. kapan DKP.

• Media massa menimbulkan keserempakan, karena pesan yang sama dapat diterima dalam waktu yang

Kegunaan Hasil Penelitian

sama oleh sejumlah besar komunikan yang tersebar.

Secara umum diharapkan kegunaan ini dapat ber- • Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubun- guna bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang

gan, karena komunikator dan komunikan hubungan- ilmu komunikasi sekaligus dapat menambah referensi/

nya bersifat nonpribadi, sehingga tidak perlu terja- kajian pada bidang ilmu jurnalistik

lin hubungan yang akrab, namun yang terpenting Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai

adalah pesan perlu disusun secara berstruktur dan masukan bagi pengelola media massa pada umumnya,

mengikuti sistematika tertentu agar dapat diterima khususnya media cetak dan orang-orang yang terlibat

dan dimengerti oleh komunikan. langsung dalam pengolahan isi pesan media agar lebih • Komunikasi massa bersifat satu arah, sehingga feed- profesional dalam menjalankan tugas jurnalistiknya

back nya bersifat tertunda (delayed) dan lebih obyektif dalam memberitakan atau menyajik-

Komunikasi massa merupakan salah satu bentuk

Wacana Volume XI No.3, Agustus 2012

spesialisasi dari komunikasi, oleh karena itu, fungsi ko- Pada kasus penangkapan DKP Indonesia oleh Ma- munikasi massa pada prinsipnya sama dengan fungsi laysia di surat kabar KOMPAS dan Media Indonesia, komunikasi secara umum yaitu :

fungsi penyebar informasi dan mempengaruhi khalayak Fungsi Informasi; Bahwa media massa adalah pe- menjadi hal yang sagat menonjol. Hal ini dikarenakan nyebar informasi bagi pembaca, pendengar, atau pe- media tersebut melakukan penyebaran informasi seka- mirsa.

ligus turut memberikan pesan-pesan untuk mempenga- Fungsi Pendidikan; Media massa merupakan sa- ruhi khalayak melakukan suatu tindakan sesuai dengan rana pendidikan bagi khalayak. Oleh karena itu, media keinginan media tersebut. massa seharusnya banyak menyajikan hal-hal yang si-

Efek komunikasi massa dibagi menjadi beberapa fatnya mendidik melalui pengajaran nilai-nilai, opini, bagian. Keith R. Stamm dan John E Bowes (1990) serta aturan-aturan yang dianggap benar kepada pem- membagi kedua bagian dasar : baca dan pemirsa.

Efek Primer meliputi terpaan, perhatian dan pema- Fungsi Hiburan; Media massa mendesign pro- haman. Terpaan media massa yang mengenai audi- gram-programnya untuk menghibur. Tetapi disisi lain ence termasuk kedalam efek primer. Akan lebih bagus kita lihat di media massa elektronik salah satu fungsi lagi jika audiences memperhatikan pesan-pesan media televise adalah memberi hiburan semata-mata untuk massa. Efek primer yang melekat pada kita membuat mendapatkan perhatian dari khalayak sebanyak mung- kita tertarik dan berusaha untuk memahami apa yang kin sehingga mereka dapat menjual program kepada disiarkan. pengiklan.

Efek sekunder meliputi perubahan tingkat kogni- Fungsi Mempengaruhi; Fungsi mempengaruhi tif (perubahan pengetahuan dan sikap) dan perubahan dari media massa secara implicit terdapat pada Tajuk/ perilaku (menerima dan memilih). Editorial, Features, Iklan, Artikel, dan sebagainya.

Ada beberapa jenis efek yang disebabkan oleh me- Khalayak terpengaruh oleh pesan-pesan dalam tulisan dia massa, salah satunya adalah menurut teori “uses tersebut sehingga tanpa sadar khalayak melakukan tin- and gratification”. Pada teori tersebut, “audiences” ak- dakan sesuai dengan yang diinginkan media tersebut.

tif dalam memanfaatkan media massa. Robert G. King dalam bukunya Fundamental of

Individu menggunakan isi media untuk memenuhi Communication menambahkan fungsi komunikasi se- tujuan mereka di dalam usaha menikmati media massa. bagai berikut :

Tujuan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan, bila ke- butuhan telah terpenuhi , berarti individu telah menca-

pai tingkat “kepuasan”. Individu dapat memilah-milah Untuk mengembangkan pikiran, kita membutuhkan berita apa yang menjadi kebutuhannya. untuk selalu berkomunikasi dengan orang lain. Komu-

Fungsi Proses Pengembangan Mental

Efek lainnya yaitu efek yang terjadi menurut teori nikasi menjadi hal ayng amat esensial untuk pertum- peluru dan jarum hipodermik. Pada efek ini, “audienc- buhan pribadi manusia. Komunikasi juga amat erat es” secara spontan dan otomatis merespon pesan-pesan kaitannya dengan perilaku dan pengalaman kesadaran media massa. Sebagaimana yang dikatakan oleh Jason manusia.

dan Anne hill (1997), media dalam teori jarum hipo- dermik mempunyai efek langsung “ disuntikkan “ ke

Fungsi Adaptasi Lingkungan

dalam ketidaksadaran audiences. Wilbur Schramm mengatakan bahwa apabila kita

Pada kasus penangkapan DKP Indonesia oleh polisi akan berkomunikasi dengan orang lain, pertama-tama Malaysia, efek sekunder yang terjadi pada khalayak yang harus dilakukan oleh seorang Komunikator adalah disebabkan teori peluru atau jarum hipodermik. Hal ini mengadakan kesamaan makna dengan komunikan.

terlihat pada efek berupa sikap dari khalayak yang se- Dari pernyataan tersebut tersirat bahwa komuni- lalu menerima apa yang disampaikan oleh media. kator dan komunikan harus melakukan penyesuaian

(adaptasi) dengan lingkungan yang baru, proses ini ber- Media Massa Surat Kabar

langsung sampai akhir hayat. Media massa seperti halnya pesan lisan dan isyarat, sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari komu-

Fungsi memanipulasi Lingkungan

nikasi manusia. Pada hakikatnya media adalah perpan- Dalam fungsi menipulasi, komunikasi digunakan jangan lidah dan tangan yang berjasa meningkatakan sebagai alat control utama dalam pengaturan lingkun- kapasitas manusia untuk mengembangakna struktur so- gan.

sialnya.

Wahyu Setiadi, Konstruksi Realitas Pemberitaan Konflik Perbatasan Indonesia-Malaysia

Media massa dibagi menjadi dua jenis, yaitu media daerah yang belum terjamah listrik dan media elektro cetak dan media elektronik. Media cetak meliputi surat nik kabar, majalah, dan tabloid. Media elektronik meliputi

Kompas dan Media Indonesia merupakan lembaga televisi, radio, serta media Internet.

sosial yang melakukan komunikasi massa dalam ben-

Sejarah media modern berawal dari buku cetak. tuk surat kabar harian dan audio visual melalui internet. Meskipun pada awalnya upaya pencetakan buku hany- Hal ini dilakukan kedua media tersebut secara kontinu alah merupakan penggunaan alat teknik untuk mem- (terus menerus). produksi teks yang sama atau hampir sama, yang telah

Pada kasus penangkapan DKP Indonesia oleh Ma- disalain dalam jumlah yang besar, namun upaya itu laysia, kedua media tersebut melakukan penyajian tentu saja masih dapat disebut sebagai revolusi. Lambat berita secara terus menerus. Hal ini menunjukkan kon- laun perkembangan buku cetak mengalami perubahan sistensi mereka dalam melakukan tugas dan fungsinya dari segi isi – bersifat secular dan makin praktis. Ke- sebagai media massa. Kasus tersebut dikasifikasikan mudian semakin banyak pula karya popular, khususnya sebagai headline dalam kedua media tersebut. Hal ini dalam wujud brosur, dan pamphlet politik dan agama menunjukkan bahwa berita tersebut merupakan suatu abad pertengahan.

berita penting yang berpengaruh terhadap khalayak Hampir dua ratus tahun setelah ditemukan per- luas. cetakan barulah apa yang sekarang kita kenal sebagai

surat kabar prototif dapat dibedakan dengan surat eda- Pers

ran, pamphlet, dan buku berita (abad16-17). Dalam Istilah pers berasal dari istilah asing Press berarti kenyataannya, terbukti bahwa suratlah yang menjadi percetakan atau mesin cetak. Pengertian mesin cetak bentuk awal dari surat kabar.

inilah yang memungkinkan terbitnya surat kabar, se- Surat Kabar adalah lembaran-lembaran kertas ber- hingga orang mengatakan pers itu untuk maksud per- tuliskan berita-berita dan sebagainya. Menurut Hoeta suratkabaran. Soehoet, surat kabar harian ialah penerbitan setiap hari

Dari gambaran tersebut kita dapat memahami adan- sekurang-kurangnya enam kali seminggu.

ya pengertian umum dari pers. Arti sempit, pers hanya Keistimewaan surat kabar cetak adalah karena me- menunjuk pada media cetak berkala misalnya surat miliki karakteristik sebagi berikut :

kabar, tabloid, dan majalah. Sedangkan dalam arti luas,

Publisitas adalah penyebaran pada public atau kha- pers bukan hanya menunjuk pada media cetak berkala layak (Effendy, pada Karlinah, dkk. 1999)

melainkan juga mencakup media elektronik auditif dan Periodesitas menunjuk pada keteraturan terbitnya, media elektronik audiovisual berkala yakni radio, tele- harian, mingguan, dwi mingguan atau bulanan.

visi, film, dan media online internet. Pers dalam arti

Universalitas merujuk pada kesemestaan isinya, luas disebut media massa. (AS. Haris Sumadiria, 2005 yang beraneka ragam dan dari seluruh dunia

Aktualitas menurut kata asalnya, berarti “kini” dan Dalam pasal 1 ayat (1) UU Pokok Pers No. 40/1999, “keadaan sebenarnya” (Effendy, pada Karlinah, dalam pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi Karlinah, dkk)

massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengo-

Terdokumentasi

lah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk Dari berbagi fakta yang disajikan di surat kabar tulisan, suara dan gambar, serta data dan grafik mau- dalam bentuk berita atau partikel, dapat dipastikan be- pun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media berapa diantaranya yang oleh pihak-pihak tertentu di- cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang anggap penting untuk diarsipkan atau dibuat kliping.

tersedia

Kelebihan surat kabar dibandingkan dengan media Dalam penelitian ini, penulis memandang pers elektronik seperti televisi dan radio yaitu; Harga relatif dalam arti sempit yaitu pada media cetak berkala / surat murah dan terjangkau, Segmentasi pembacanya jelas, kabar. Fleksibel, dapat dibawa kemana saja dan informasi

dapat dibaca kapan saja, Penyajian informasi bersifat Ideologi Media

lebih mendetail. Dapat dilengkapi data berupa gambar Menurut KBBI, Ideologi adalah kumpulan konsep atau grafik, Khalayak dapat membaca berulang-ulang bersistem yang dijadikan asas pendapat (kejadian) yang bila informasi kurang dimengerti, Terdokumentasikan memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hid- dan dapat dijadikan literatur, Dapat mencapai pelosok up.

Wacana Volume XI No.3, Agustus 2012

Menurut Antonio Gramsci, media merupakan are- menarik, dan masih baru dan harus secepatnya disam- na pergulatan antarideologi yang saling berkompetisi paikan kepada khalayak. (Errol Jonathans dalam Mirza, (the battle ground for competing ideologies. Antonio 2000:68-69) Gramsci melihat media sebagai ruang dimana berbagai

Secara etimologis istilah “berita” dalam bahasa In- ideology dipresentasikan. Ini berarti di satu sisi media donesia mendekati istilah “bericht (en)” dalam bahasa bisa menjadi sarana penyebaran ideology penguasa, Belanda yang dijelaskan sebagai “mededeling” artinya alat legitimasi dan menjadi alat resistensi terhadap pengumuman. Hornby (1961:278) menjelaskan “news” kekuasaan. Media bisa menjadi alat untuk membangun (berita) sebagai laporan tentang apa terjadi paling mu- kultur dan ideology dominan bagi kepentingan kelas takhir (= sangat-sangat baru), baik peristiwanya mau- dominan, sekaligus juga bisa menjadi instrument per- pun faktanya. juangan bagi kaum tertindas untuk membangun kultur

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa dan ideology tandingan.

berita (news) adalah laporan / pemberitahuan tentang Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa media massa segala peristiwa aktual yang menarik perhatian orang. bukanlah media yang bebas dan independen. Tetapi ada

Unsur layak berita: Wartawan Indonesia menyaji- berbagai kepentingan, misalnya dari kepentingan pemi- kan berita secara berimbang dan adil, mengutamakan lik modal, dan kepentingan pengiklan. Dalam kondisi kecermatan dan ketepatan, serta tidak mencampurkan tersebut, media terus berputar untuk mempertahankan fakta dan opini sendiri. Tulisan berisi interpretasi dan idealismenya sebagai media yang berbakti pada ma- opini wartawan agar disajikan dengan menggunakan syarakat, tetapi juga menampung keinginan dari pemi- nama jelas penulisnya” (pasal 5 Kode Etik Jurnalis lik modal dan pengiklan.

Wartawan Indonesia)”

Dalam mempertahankan dan menyebarkan ide- Dari ketentuan yang ditetapkan diatas, dapat di ologinya, media massa terutama media cetak, dapat simpulkan bahwa unsur layak berita: Cermat dan tepat mengaplikasikannya dalam setiap produk-produk ber- (dalam bahasa jurnalistik harus akurat), Lengkap (com- ita yang mereka buat. Hal tersebut dapat terlihat dari plete), Adil dan berimbang (fair and balance), Tidak penggunaan tulisan, pemilihan narasumber, pemilihan mencampurkan fakta dengan opini sendiri (objectif), kata dan kalimat, tanda-tanda simbolik, bahkan men- Ringkas (concise), Jelas (clear) dan Hangat (current) cakup design dan peletakan kolom berita.

Ideologi disini tidaklah selalu harus dikaitkan den- Jenis Berita :

gan ide-ide besar. Ideology juga bisa bermakna politik Berita dibagi menjadi dua jenis, yaitu berita lang- penandaan atau pemaknaan. Bagaimana kita melihat sung dan berita tidak langsung. Berita langsung peristiwa dengan kacamata dan pandangan tertentu, (Straight News) bersifat “to the point” mengemukakan dalam arti luas adalah sebuah ideology. Sebab dalam fakta yang terdapat didalamnya. Berita tidak langsung proses melihat dan menandakan peristiwa tersebut, (Feature News) dibumbui oleh kata-kata berbunga (di- kita menggunakan titik melihat tertentu. Titik atau po- plomatis) sehingga fakta yang sepele menjadi tampak sisi melihat itu menggambarkan bagaimana peristiwa menarik untuk diminati dan dinikmati . dijelaskan dalam kerangka berpikir tertentu.

Nilai berita adalah seperangkat kriteria untuk meni-

Ideology media terlihat pada bagaimana suatu me- lai apakah sebuah kejadian cukup penting untuk diliput. dia mengkonstruksi realitas untuk disampaikan pada Kriteria tersebut antara lain : masyarakat. Oleh karena itu, sangatlah wajar bila dalam

suatu peristiwa yang sama, terlihat cara pandang yang Aktualitas (timelines)

berbeda antara media yang satu dengan lainnya. Bagi sebuah surat kabar, semakin actual berita-ber- itanya, artinya semakin baru beritanya terjadi, semakin

Berita

tinggi nilai beritanya.

Dr. Williard G. Bleyer mendefinisikan berita seb-

agai segala sesuatu yang hangat dan menarik perhatian Kedekatan (proximinity)

sejumlah pembaca, dan berita yang terbaik ialah berita Peristiwa yang mengandung kedekatan dengan yang paling menarik perhatian bagi jumlah pembaca pembaca akan menarik perhatian. Stieler dan Lippmann yang paling besar (Wonohito, 1960:2).

menyebutnya sebagai kedekatan geografis, Unsur ke-

Charnley dan James M. Neal menuturkan, berita dekatan dalam pengertian fisik, maupun kedekatan adalah laopran tentang suatu peristiwa, opini, kecend- emosional. erungan, situasi dan kondisi, interpretasi yang penting,

Wahyu Setiadi, Konstruksi Realitas Pemberitaan Konflik Perbatasan Indonesia-Malaysia

Keterkenalan (prominence)

Konstruksi Realitas

Nama-nama terkenal, baik nama tokoh, nama tem- Bagi Berger, realitas itu tidak dibentuk secara il- pat, peristiwa, situasi, dan tanggal-tanggal terkenal, miah, tidak juga sesuatu yang diturunkan dari Tuhan. memiliki nilai berita yang tinggi.

Tetapi sebaliknya, ia dibentuk dan dikonstruksi. Den- gan pemahaman ini, realitas berwajah ganda. Setiap

Dampak (consequece)

orang bisa mempunyai konstruksi yang berbeda-beda

Suatu peristiwa memiliki dampak bagi masyarakat. atas suatu realitas. Setiap orang yang mempunya pen- Dampak tersebut dapat diukur dengan mengajukan per- galaman , preferensi, pendidikan tertentu, dan lingkun- tanyaan “berapa banyak manusia yang terkena dam- gan pergaulan atau social akan menafsirkan realitas so- paknya, seberapa luas, dan berapa lama?”. Semakin cial itu dengan konstruksinya masing-masing. besar dampak tersebut, semakin tinggi nilai beritanya.

Dalam kontruksi social yang dibangun oleh Berger, kenyataan bersifat plural, dinamis, dan dialektis. Ia bu-

Human Interest

kan merupakan realitas tunggal yang bersifat statis dan

Dalam berita Human interest terkandung unsur yang final, melainkan realitas yang dinamis dan dialektis. menarik empati, simpati, dan menggugah perasaan Kenyataan itu bersifat plural karena adanya relativitas khalayak yang membacanya. Kata Human Interes arti- social dari apa yang disebut pengetahuan dan kenyata- nya menggugah perasaan banyak orang. Dunia jurnalis- an. tik memasukkan setiap berita yang memiliki daya tarik

Dalam konteks berita, sebuah berita tidak dapat di- universal yang menarik minat orang ke dalam Human katakan sebagai sebuah kopi dari realitas, namun harus Interest. Hal-hal yang menyangkut human interest an- dipandang sebagai konstruksi atas realitas. Karena itu, tara lain : Ketegangan, Ketidaklaziman, Minat Pribadi, sangatlah wajar bila dalam satu peristiwa yang sama Konflik, Simpati, Kemajuan, Seks, Usia, Binatang, dan dikonstruksi secara berbeda. Humor

Pandangan konstruksionis melihat bahwa fakta atau Suatu berita harus memiliki nilai berita yang tinggi. peristiwa adalah hasil kontruksi. Bagi kaum konstruk- Semakin tinggi dan semakin banyak nilai beritanya, tionis realitas itu bersifat subjektif. Realitas dihadir- maka berita tersebut semakin baik dan bermanfaat bagi kan hasil konsep subjektif wartawan. Realitas tercipta masyarakat.

lewat konstruksi dan sudut pandangan tertentu dari wartawan. Realitas tersebut bisa berbeda-beda, tergan-

Konstruksi Berita

tung bagaimana konsepsi ketika realitas itu dipahami

Keseluruhan naskah suatu berita terbagi menjadi oleh wartawan yang mempunyai pandangan berbeda. tiga unsure, yaitu:

Media adalah agen konstruksi. Media bukanlah sal-

Headline (Judul Berita); Pada hakikatnya, headline uran yang bebas, ia juga adalah subjek yang mengkon- merupakan intisari dari berita, dibuat dalam satu atau struksi realitas, lengkap dengan pandangan bias dan dua kalimat pendek, tapi cukup memberitahukan per- pemihakannya. Disini media dipandang sebagai agen soalan pokok yang diberitakannya. Khusus dalam su- konstruksi social yang mendefinisikan realitas . rat kabar, Headline sebaiknya dibuat menonjol melalui

Berita bukan refleksi dari realitas. Ia hanyalah kon- ukuran, maupun penyusunan huruf atau kata-katanya.

struksi dari realitas. Berita adalah hasil dari konstruksi

Lead (Teras Berita); Lead merupakan sari dari berita social dimana selalu melibatkan pandangan ideology, tersebut, merupakan laporan singkat yang nerisi kli- dan nilai-nilai dari wartawan atau media. Bagaimana maks dari peristiwa yang dilaporkannya. Lead selalu realitas itu dijadikan berita sangat tergantung pada disusun sedemikian rupa untuk menjawab pertanyaan bagaimana fakta itu dipahami dan dimaknai. pembaca yang biasa dirumuskan dalam 5W+1H (what,

who, when, where, why, dan how). Lead harus bisa me- Analisis Framing

lukiskan keseluruhan isi berita, meskipun pembaca be- Pada penelitian ini, penulis menggunakan teknik lum membaca keseluruhan isi berita.

analisis framing. Analisis framing termasuk ke- Body (Kelangkapan atau Penjelasan Berita); Body dalam paradigma konstruksionis. Analisis framing berisi keterangan rinci dan dapat melengkapi serta adalah analisis untuk mengetahui bagaimana realitas memperjelas fakta atau data yang disuguhkan dalam (peristiwa,actor, kelompok, atau apa saja) dibingkai lead tadi. Rincian yang dimaksud adalah hal-hal yang oleh media. Pembingkaian tersebut tentu saja melalui belum terungkapkan pada lead berita.

proses konstruksi . Disini realitas social dikmaknai dan dikonstruksi dengan makna tertentu. Peristiwa ini

Wacana Volume XI No.3, Agustus 2012

dipahami dengan bentukan tertentu. Hasilnya pemberi- Framing adalah sebuah cara bagaimana peristiwa taan media pada sisi tertentu atau wawancara dengan disajikan oleh media. Penyajian tersebut dilakukan orang-orang tertentu. Semua elemen tersebut tidak dengan menekankan bagian terntentu, menonjolkan as- hanya bagian dari teknis jurnalistik, tetapi menandakan pek tertentu, dan membesarkan cara bercerita tertentu bagaimana peristiwa dimaknai dan ditampilkan.

dari suatu realitas/peristiwa. Di sini, media menseleksi,

Gagasan menegenai framing pertama kali dilontar- menghubungkan, dan menonjolkan peristiwa, sehingga kan oleh Beterson tahun 1995 (Sudibyo, 1999a:23). makna dari peristiwa lebih mudah diingat dan menyen- Mulanya frame dimaknai sebagai struktur konseptual tuh khalayak atau perangkat kepercayaan yang mengorganisir pan-

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan analisis dangan politik, kebijakan, dan wacana, serta yang me- framing William A. Gamson. Model Gamson dipilih nyediakan kategori-kategori standar untuk mengapresi- karena Gamson menekankan aspek gerakan social yang asi realitas. Konsep ini kemudian dikembangkan lebih disebabkan oleh media massa. Pada kasus Penangka- jauh oleh Goffman pada tahun 1974, yang menandai- pan DKP Indonesia, terjadi gerakan massa yang sangat kan frame sebagai kepingan-kepingan perilaku (strips banyak. Hal ini dikarenakan mereka merasa dirugikan of behavior) yang membimbing individu dalam mem- oleh Malaysia. baca realitas.

Dalam perspektif komunikasi analisis framing Jenis dan sifat penelitian

dipakai untuk membedah cara-cara atau ideology me- Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Penelitian dia saat mengkonstruksi fakta. Analisis ini mencermati deskriptif hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa. strategi seleksi, penonjolan, dan pertautan fakta ke- Jenis penelitian deskriptif bertujuan melukiskan secara dalam berita agar lebih bermakna, lebih menarik, lebih sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau berarti, dan lebih diingat, untuk menggiring interpretasi bidang tertentu secara factual dan cermat. Ciri peneli- khalayak sesuai perspektifnya.

tian deskriptif yakni dengan mengumpulkan kata-kata Pada umumnya terdapat tiga tindakan yang biasa di- dan gambar, bukan dengan angka-angka. lakukan oleh pekerja media massa (komunikator mas-

Bogdan dan Taylor (1975:5), mendefinisikan sa), tatkala melakukan konstruksi realitas politik yang metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang berujung pada pembentukan makna atau citra menge- menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis nai sebuah kekuatan politik (Hamad, 2001 :57-58):

dan lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat dia- Dalam hal pilihan kata/symbol politik. Meskipun mati. melakukan pengutipan langsung maupun tidak lang-

Metodologi adalah proses prinsip dan prosedur yang sung dengan pilihan symbol yang digunakan oleh sum- digunakan untuk mendekati problem dan mencari jaw- ber tersebut, manakala media massa membuat ulasan aban. Atau dengan kata lain, pendekatan umum untuk (misalnya : editorial), pilihan kata tersebut ditentukan mengkaji objek penelitian. oelh sang komunikator massa.

Penulis buku penelitian kualitatif lainnya (Den- Dalam melakukan framing (pembingkaian) peris- zin dan Lincoln 1987) menyatakan bahwa penelitian tiwa politik. Karena beberapa factor teknis (misalnya kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar keterbatasan kolom dan halaman), jarang ada media alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang yang membuat berita/peristiwa secara utuh. Media terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai massa hanya menyoroti hal-hal penting dalam sebuah metode yang ada. Dalam penelitian kualitatif, metode peristiwa politik. Ditambah pula dengan berbagai ke- yang biasanya dimanfaatkan adalah wawancara, pen- pentingan , maka konstruksi realitas politik sangat di- gamatan, dan pemanfaatan dokumen. tentukan oleh “siapa yang memiliki kepentingan” den-

Metode penelitian kualitatif sering juga disebut gan berita tersebut

metode penelitian naturalistic karena penelitiannya di-

Menyediakan ruang dan waktu khusus untuk peris- lakukan pada kondisi alamiah (natural setting) ; disebut tiwa politik. Dengan memberikan perhatian khusus juga sebagai metode ethnography, karena pada awalnya pada peristiwa politik, maka peristiwa tersebut akan metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian mendapat perhatian lebih dari masyarakat. Hal ini bidang antropologi budaya; disebut sebagai kualitatif, merujuk pada fungsi media sebagai agenda setter. Bila karena data yang terkumpul dan analisanya bersifat suatu media atau sejumlah media menaruh sebuah ka- kualitatif. sus sebagai headline, diasumsikan kasus tersebut pasti

Jadi penelitian ini bermaksud untuk memahami mendapat perhatian besar dari masyarakat.

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek pene-

Wahyu Setiadi, Konstruksi Realitas Pemberitaan Konflik Perbatasan Indonesia-Malaysia

litian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan Metodologis, berisi asumsi-asumsi mengenai dan lain sebagainya.

bagaimana cara memperoleh pengetahuan mengenai suatu objek pengetahuan.

Paradigma Penelitian

Aksiologis, berkaitan dengan posisi value judge-

Paradigma menurut Bogdan dan Biklen adalah kum- ment, etika dan pilihan moral peneliti dalam suatu

pulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang ber- penelitian . sama, konsep atau proposisi yang mengarah cara ber-

Secara umum ada dua bentuk aliran (paradigma) pikir dan penelitian. Sedangkan Bukers (19912) dalam dalam analisis isi teks media. Pertama, aliran transmisi. ‘Paradigms : The Bussiness of Discovering the Future’, Aliran transmisi melihat komunikasi sebagai bentuk mendefinisikan paradigma sebagai seperangkat aturan pengiriman pesan. Komunikasi disini dilihat sebagi (tertulis atau tidak tertulis) yang melakukan dua hal: proses yang statis. Proses dilihat secara linear dari pen- (1) hal itu membangun dan mendefinisikan batas-batas; girim ke penerima. Asumsi dari aliran ini adalah ad- dan (2) hal itu menceritakan kepada anda bagaimana anya hubungan satu arah dari media kepada khalayak. seharusnya melakukan sesuatu di dalam batas-batas itu

Kedua, aliran produksi dan pertukaran makna. Ka- agar anda berhasil.

lau aliran transmisi melihat komunikasi sebagai pros-

Perbedaan paradigma dapat dilihat melalui empat es penyebaran (pengiriman dan penerimaan pesan), dimensi yaitu :

maka aliran ini melihat komunikasi sebagai produksi

Epistemologi, menyangkut asumsi mengenai dan pertukaran makna. Yang jadi titik perhatian bu- hubungan antara peneliti dengan objek yang diteliti kan bagaimana seseorang mengirimkan pesan, tetapi dalam proses untuk memperoleh pengetahuan ,menge- bagaimana masing-masing pihak dalam lalulintas ko- nai objek yang diteliti.

munikasi saling memproduksi dan mempertukarkan Ontologis, berkaitan dengan asumsi mengenai objek makna. atau realitas social yang diteliti.

Aliran (Paradigma)

Wacana Volume XI No.3, Agustus 2012

Aliran Transmisi menghasilkan Analisis Isi yang

bersifat Kuantitatif. Sedangkan, Aliran Produksi dan Teknik Analisis Data

Pertukaran Makana menghasilkan beragam metode Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian seperti analisis framing, analisis wacana, analisis se- ini adalah model framing William A. Gamson. Dalam miotika, analisis naratif, dan sebagainya.

pandangan Gamson, wacana media adalah elemen Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini yang penting untuk memahami dan mengerti pendapat adalah konstruktionis yang berasal dari Aliran Produksi umum yang berkembang atas suatu isu atau peristiwa. dan Pertukaran Makna. Paradigma konstruksionis me-

Sebagai sosiolog, Gamson memiliki minat pada stu- mandang realitas kehidupan sosial bukanlah realitas di media, titik perhatiannya terutama pada studi men- yang natural, tetapi hasil dari konstruksi. Karenanya genai gerakan social (social movement). Studi gerakan konsentrasi analisis pada paradigma konstruksionis Gamson tersebut mau tidak mau menyinggung kepada adalah menemukan bagaimana peristiwa atau realitas studi media, elemen penting dari gerakan social. Dalam tersebut dikonstruksi dengan cara apa konstruksi terse- suatu peristiwa, frame media berperan dalam mengor- but dibentuk.

ganisasi pengalaman dan petunjuk tindakan, baik se- Ada dua karakteristik penting dari pendekatan cara individu maupun kolektif. Menurut Gamson, ke- konstruksionis. Pertama, pendekatan konstruksio- berhasilan dari gerakan social terletak pada bagaimana nis menekankan pada politik pemaknaan dan proses persitiwa dibingkai sehingga menimbulkan tindakan bagaimana seseorang membuat gambaran tentang re- kolektif. alitas. Makna bukanlah sesuatu yang absolute, kon-

Gerakan sosial (social movement) adalah aktivitas sep static yang ditemukan dalam suatu pesan. Makna sosial berupa gerakan sejenis tindakan sekelompok adalah suatu proses aktif yang ditafsirkan seseorang yang merupakan kelompok informal yang berbetuk dalam suatu pesan. Kedua pendekatan konstruksio- organisasi, berjumlah besar atau individu yang secara nis memandang kegiatan komunikasi sebagai proses spesifik berfokus pada suatu isu-isu sosial atau politik yang dinamis. Pendekatan konstruksionis memeriksa dengan melaksanakan, menolak, atau mengkampa- bagaimana pembentukan pesan dari sisi komunikastor, nyekan sebuah perubahan sosial. dan dalam sisi penerima ia memeriksa bagaimana kon-

Menurut Gamson, dalam gerakan social paling tidak struksi makna individu ketika menerima pesan.

membutuhkan tiga frame/ bingkai.

Perangkat framing Gamson dan Modigliani

Frame Central organizing idea for making sense of relevant events, suggesting what is at issues

Framing Device (Perangkat Framing) Reasoning Device (Perangkat Penalaran)

Methaphors. Perumpamaan atau pengandaian Roots. Analisis Kausal atau sebab akibat Catchphrases. Frase yang menarik, kontras, menonjol

Appeals to principal. Premis dasar, klaim- dalam suatu wacana. Ini umumnya berupa jargon/slo-

klaim moral

gan

Exemplars. Mengaitkan bingkai dengan contoh, uraian Consequences. Efek atau konsekuensi yang (bisa teori, perbandingan) yang memperjelas bingkai

didapat dari bingkai

Depictions. Penggambaran atau pelukisan suatu isu yang bersifat konotatif. Depiction ini umumnya berupa kosakata, leksion untuk melabeli sesuatu

Wahyu Setiadi, Konstruksi Realitas Pemberitaan Konflik Perbatasan Indonesia-Malaysia

Agregate Frame

ditandai dengan pemakaian kata, kalimat, grafik/ Proses pendefinisian isu sebagai masalah sosial. gambar, dan metafora. Bagaimana individu yang mendengar frame atas peris-

Metafora disini maksudnya wartawan dalam tiwa tersebut sadar bahwa isu tersebut adalah masalah menyampaikan berita, sering menggunakan keper-

bersama yang berpengaruh terhadap setiap individu. cayaan masyarakat, ungkapan sehari-hari, periba- hasa pepatah, petuah luhur, kata-kata kuno, bahkan

Consensus Frame

Proses pendefinisan yang berkaitan dengan masalah ungkapan yang diambil dari ayat-ayat suci. Gam-

social hanya bisa diselesaikan dengan tindakan kolek- son menyebut ini sebagai popular wisdom. Popular tif. Frame consensus ini mengkonstruksi perasaan dan wisdom dipakai untuk menciptakan dan merangkai identifikasi dari individu untuk bertindak secara kole- sebuah pesan agar khalayak dapat mengkonstruksi ktif.

suatu wacana

Collective action frame. Reasoning Device (perangkat penalaran)

Proses pendefinisian yang berkaitan dengan kenapa Perangkat penalaran berhubungan dengan kohesi dibutuhkan tindakan kolektif, dan tindakan kolektif dan koherensi dari teks tersebut yang merujuk pada ga- apa yang seharusnya dilakukan. Frame ini mengikat gasan tertentu. Sebuah gagasan tidak hanya berisi kata perasaan kolektif khalayak agar bisa terlibat bersama- atau kalimat, tetapi juga ditandai oleh dasar pembenar sama dalam protes / gerakan social.

tertentu, alasan tertentu, dan sebagainya. Dasar pem-

Collective action frame ini dikonstruksi dengan tiga benar dan pealaran tersebut bukan hanya meneguhkan elemen :

suatu gagasan atau pandangan, melainkan lebih jauh

Injustice Frame. Ini umumnya ditandai dengan kon- membuat pendapat atau gagasan tampak benar dan ab- struksi peristiwa, adanya ketidakadilan, ketimpngan sah, dan demikian adanya. Lewat aspek pesan tersebut, dan kecurangan yang bisa menyentuh khalayak. Ket- khalayak akan menerima pesan tersebut sehingga tam- impangan dan ketidakadilan tersebut bukanlah kepu- pak sebagai kebenaran, alamiah, dan wajar tusan intelektual, melainkan konstruksi yang dibentuk

oleh agen, frame ini menyediakan alasan kenapa ke- Subjek / Objek Penelitian

lompok harus bertindak sesegera mungkin; Objek Penelitian ini adalah dokumentasi pemberi-

Agency Frame. Ini berhubungan denagn pembentu- taan dari Kompas dan Media Indonesia edisi 16-23 kan konstruksi siapa kawan siapa lawan, siapa pihak Agustus 2010, mengenai konflik perbatasan Indonesia- kita dan siapa pihak mereka. Frame ini secara umum Malaysia dalam kasus Penangkapan Anggota Dinas bertujuan untuk membuat peneguhan bahwa kita bisa Kelautan dan Perikanan Indonesia oleh Polisi Malaysia. melakukan sesuatu, kalau bukan kita siapa lagi;

Identity Frame. Dalam frame ini bukanlah hanya Profil Surat Kabar Kompas

siapa kita dan siapa mereka, melainkan juga mengiden- Harian Kompas terbit pertama kali tanggal 28 Juni tifikasi bahwa kita berbeda dengan mereka

1965, atau 45 tahun yang lalu. Pendirinya adalah PK

Gamson dan Modigliani menyebutkan bahwa frame Ojong, Jakob Oetama, dan Frans Seda. PK Ojong dan adalah cara bercerita, atau gugusan ide-ide yang teror- Jakob ketika itu sudah mengelola majalahIntisari yang ganisir sedemikian rupa dan menghadirkan konstruksi terbit tahun 1963. makna peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan ob-