istilah yang digunakan untuk menunjukan kelompok orang seperti dinamakan konjugal famili keluarga konjugal yang menujukkan arti keluarga dalam kehidupan
sehari-hari. Ada pula yang dinamakan dengan hubungan kerabat yang sedarah consanguine family yang didasarkan pada pertalian darah dari sejumlah orang
kerabat dan bukan didasarkan pada pertalian kehidupan suami istri. Keluarga hubungan sedarah adalah suatu kelompok luas dari saudara sedarah dengan pasangan
dan anak-anak mereka. Bentuk keluarga sangat berbeda antara satu masyarakat dan masyarakat lainnya.
Bentuk di sini dapat di lihat dari jumlah anggota keluarga, yaitu keluarga batih dan keluarga luas, dilihat dari sistem yang digunakan, yaitu keluarga pangkal stem
family dan keluarga gabungan joint family, dan di lihat dari segi status individu dalam keluarga, yaitu keluarga prokreasi dan keluarga orientasi Soekanto, 1990.
2.8 Konsep Pendapatan
Pendapatan merupakan hasil yang di peroleh dari kerja atau usaha yang dilakukan. Menurut Wirosardjono, 1989
“Pendapatan adalah segala penerimaan yang di
dapat dan ada hubungannya dengan pekerjaannya”. Kemudian Both dan Sundrum, 1983 menyatakan:
“Pendapatan seseorang dapat digunakan untuk menentukan tingkat kesejahteraan, karena dengan pendapatannya seseorang akan dapat
mencapai kesejahteraan bila mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhannya dengan baik. Kebutuhan akan terpenuhi seiring dengan pendapatan yang
memadai”. Pendapatan sebagai salah satu alat ukur kesejahteraan dapat di peroleh melalui
berbagai macam cara, baik dalam sektor formal maupun sektor informal. Kemudian secara lebih terperinci BPS dalam Mulyanto dan Evers, 1986 memberi kategori
pendapatan sebagai berikut: a.
Pendapatan berupa uang, yaitu dari gaji atau upah yang di peroleh dari gaji pokok dan kerja sampingan, kerja lembur dan kerja kadang-
kadang.
b. Pendapatan dari usaha mandiri meliputi hasil bersih dari usaha
mandiri, komisi, penjualan krajinan rumah dan lain-lain. c.
Pendapatan dari hasil investasi: pendapatan yang di peroleh dari hak milik tanah.
d. Pendapatan dari keuntungan sosial: pendapatan yang di peroleh dari
kerja sosial. Besar kecilnya pendapatan yang di terima menunjukan bahwa mereka memiliki
nilai tertentu. Tentunya dengan pendapatan tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarga. Pendapatan yang di terima biasanya diwujudkan
dalam bentuk uang atau fasilitas tertentu sebagai hasil dari jerih payah yang dilakukan dan pendapatan tersebut akan mempengaruhi gaya hidup seseorang.
Sedangkan pendapatan yang di dapat antara satu dengan yang lainnya berbeda, sehingga tingkat perekonomian rumah tangga juga berbeda.
Kesejahteraan masyarakat atau individu dapat di lihat dari besar kecilnya pendapatan yang di peroleh, meskipun hal tersebut tidak semuanya benar. Tetapi pada
umumnya tingkat pendapatan masyarakat atau individu merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesejahteraan mereka. Meskipun ada beberapa
faktor lain yang cukup penting dalam menentukan tingkat kesejateraan suatu masyarakat.
Pendapatan yang melimpah dan pada saat itulah kegiatan pengkonsumsian barang-barang dilakukan oleh para penambang belerang Desa Tamansari. Dengan
pendapatan yang banyak maka para penambang belerang bebas menggunakan pendapatannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya secara ekonomi, meskipun apa
yang dilakukan oleh penambang belerang yang suka membeli barang-barang tersebut dari kacamata kesejahteraan sosial masih kurang tepat karena tidak menunjukan
sustanabilitas ekonomi untuk kesejahteraan. Pendapatan masyarakat penambang belerang dihasilkan dari kegiatannya
menambang, kemudian pendapatan tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Penggunaan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan dan kebutuhan
tersebut bermacam-macam jenisnya baik kebutuhan pokok maupun kebutuhan yang
lain yaitu pendidikan, kesehatan maupun perumahan dan lain sebagainya. Penggunaan pendapatan tersebut dilakukan oleh para penambang untuk memenuhi
kebutuhan demi meningkatkan nilai kesejahteraan sosial mereka dan keluarganya. Bertitik tolak pada latar belakang hidup maka jalan satu-satunya dalam
menjawab akan ketidak pastian tersebut di tempuh dengan jalan bekerja keras etos kerja. Adapun kerja keras yang diupayakan pada prinsipnya itu terarah pada satu
tujuan bahwa untuk kemudian hari keberadaan hidup akan menjadi lebih sejahtera dan sukses. Etos kerja bertitik tolak pada pendapatan tersebut dapatlah disimpulkan
bahwa, kesinambungan hidup manusia itu akan memiliki kepastian apabila ia mampu serta berkemauan untuk bekerja. Seseorang yang dalam hidupnya memanfaatkan
waktu seoptimal mungkin untuk bekerja, sudah tentu derajat hidupnya akan terus meningkat. Bekerja lebih giat akan berdampak pada peningkatan penghasilan atau
pendapatan, hal itu pula diikuti dengan meningkatnya martabat manusia itu sendiri. “Akan tetapi sebaliknya seseorang yang pola hidup memperagakan cara
hidup yang bermalas-malasan tidak bekerja, serta dalam hidupnya hanya mengharap belas kasihan masyarakat yang ada disekelilingnya,
maka tingkat kehidupannya akan sangat dekat dengan masalah
kemiskinan”. Sudomo, 1991. Ada pun cara-cara yang mereka lakukan dalam mencapai kesuksesan dengan
cepat dan memiliki tingkat sumber daya manusia yang lemah, masalah lain yang muncul dari mentalitas materialistik dan ingin serba cepat ialah rendahnya etos kerja
serta melemahnya moral dan etika dalam masyarakat adalah terkait dengan lemahnya sumber daya manusia, serta bagaimana masyarakat menghadapi kondisi ini. Secara
umum etos kerja berfungsi sebagai alat penggerak tetap perbuatan dan kegiatan individu menurut Tasmaran, 2002 :
Etos kerja adalah totalitas kepribadian dirinya serta caranya mengekspresikan, memandang, meyakini dan memberikan makna ada
sesuatu, yang mendorong dirinya untuk bertindak dan meraih hasil yang optimal sehingga pola hubungan antara manusia dengan dirinya dan
antara manusia dengan makhluk lainnya dapat terjalin dengan baik.
Etos kerja berhubungan dengan beberapa hal penting seperti: a.
Orientasi ke masa depan, yaitu segala sesuatudirencanakan dengan baik, baik waktu, kondisi untuk ke depan agar lebih baik dari kemarin.
b. Menghargai waktu dengan adanya disiplin waktu merupakan hal yang sangat
penting guna efesien dan efektivitas bekerja. c.
Tanggung jawab, yaitu memberikan asumsi bahwa pekerjaan yang dilakukan merupakan sesuatu yang harus dikerjakan dengan ketekunan dan kesungguhan.
d. Hemat dan sederhana, yaitu sesuatu yang berbeda dengan hidup boros, sehingga
bagaimana pengeluaran itu bermanfaat untuk kedepan. e.
Persaingan sehat, yaitu dengan memacu diri agar pekerjaan yang dilakukan tidak mudah patah semangat dan menambah kreativitas diri.
Etos kerja merupakan bukti nyata yang menunjukkan pandangan hidup seseorang yang telah mendarah daging. Pandangan hidup yang benar tentu saja akan
melahirkan etos kerja yang lurus begitu pula sebaliknya. Etos kerja menunjukkan pula motivasi dan dorongan seseorang melakukan kerja dan amalnya. Semakin kuat
dan kokoh etos kerja itu dalam diri seseorang, maka semakin kuat pula motivasinya untuk bekerja dan beramal. Etos kerja sesungguhnya lahir dari tujuan, harapan dan
cita-cita yang pemiliknya. Harapan dan cita-cita yang kuat yang akan meneguhkan etos kerjanya. Cita-cita yang lemah hanya akan melahirkan etos kerja yang lemah
pula.
2.9 Penelitian Terdahulu