11. Tata Cara Perpanjangan, Pengakhiran dan Pemutusan Perjanjian, seperti
perjanjian dapat diperpanjang kembali apabila dikehendaki oleh kedua belah pihak dengan ketentuan yang disepakati bersama ataupun pemutusan
perjanjian tidak dapat dilakukan secara sepihak, perjanjian berakhir dengan sendirinya apabila jangka waktu yang telah ditetapkan di dalam kontrak telah
berakhir. Pemberi Waralaba sebagai pemberi hak waralaba mengkehendaki berbagai
persyaratan, ketentuan ataupun aturan yang berkenaan dengan pelaksanaan perjanjian. Dalam kenyataannya, terlihat bahwa Penerima Waralaba terikat
dengan kontrak yang telah dibuat oleh Pemberi Waralaba sehingga, tampak bahwa posisi Pemberi Waralaba adalah posisi yang lebih dominan dibanding
dengan posisi Penerima Waralaba yang hanya mengikuti aturan dari pihak Pemberi Waralaba.
C. Berakhirnya Perjanjian Waralaba Antara Franchise dan Franchisor
Masa berlakunya perjanjian waralaba adalah menurut jangka waktu yang diperjanjikan di dalam perjanjian waralaba. Pembelian suatu hak waralaba tidak
berarti bahwa Penerima Waralaba dapat mempergunakan hak atas merek dagang tersebut secara terus menerus. Selain ada batasan waktu yang diberikan di dalam
perjanjian waralaba tersebut yang berkisar antara 5 lima sampai 10 sepuluh tahun, terdapat pula kemungkinan adanya perpanjangan perjanjian. Perjanjian
dapat diperpanjang kembali apabila dikehendaki oleh kedua belah pihak dengan ketentuan yang disepakati bersama.
Universitas Sumatera Utara
Perpanjangan perjanjian waralaba dirasa lebih aman bagi Pemberi Waralaba dan Penerima Waralaba karena menyangkut modal yang telah di
investasikan oleh pihak Penerima Waralaba serta kemungkinan keuntungan yang lebih besar bagi Pemberi Waralaba atas hubungan bisnis waralaba ini.
46
Untuk memperpanjang perjanjian waralaba pada Salon Rudy Hadi Suwarno Medan. Rudy Hadi Suwarno memberikan perpanjangan perjanjian
waralaba berlaku untuk setiap unit salon dan dapat diperpanjang untuk 10 tahun berikutnya untuk salon-salon yang baru, tapi tidak ada lagi perpanjangan untuk
salon yang telah diperpanjang untuk masa 10 sepuluh tahun. Dan, perjanjian waralaba ini langsung ditandatangani oleh Pemberi Waralaba.
Dalam hal perpanjangan perjanjian waralaba, Penerima Warataba perlu memperhatikan beberapa hal, yaitu:
47
1. Ketaatan pada kontrak. Pemberi Waralaba enggan memperbaharui perjanjian
apabila Penerima Waralaba pernah melakukan pelanggaran terhadap perjanjian sebelumnya ataupun yang melakukan wanprestasi pada saat
pembaharuan; 2.
Perpanjangan jangka waktu sewa tempat usaha untuk disesuaikan dengan jangka waktu pembaharuan;
3. Kewajiban memperbaiki tempat usaha sesuai dengan standar yang beraku;
4. Pembayaran uang perpanjangan yang berupa jumlah uang yang dihitung agar
cukup untuk menutup biaya administrasi dan jasa hukum yang timbul akibat adanya perpanjangan;
46
Juajir Sumardi, Op.Cit. hal. 57.
47
Rooseno Harjowidigdo, Op.Cit. hal.l9.
Universitas Sumatera Utara
5. Pelepasan klaim sebelumnya. Hal yang bersifat kontroversial bagi
perpanjangan adalah adanya persyaratan bahwa Penerima Waralaba melepaskan tuntutan atas klaim lain sebagai koridisi untuk perpanjangan.
Selain adanya jangka waktu yang telah ditentukan. Adakalanya, suatu perjanjian waralaba dapat dilakukan pemutusan perjanjian secara sepihak yang
dilakukan oleh Pemberi Waralaba. Pemberi Waralaba berhak mengakhiri perjanjian dengan suatu alasan,
yaitu telah adanya pelanggaran berat yang dilakukan oleh Pemberi Waralaba. Pemberi Waralaba melaksanakan haknya untuk mcngakhiri perjanjian melalui
pemberitahuan kepada Penerima Waralaba dalam keadaan dan dengan cara:
48
a. Kecuali untuk kegagalan Penerima Waralaba untuk membayar uang yang
berhutang kepada Pemberi Waralaba, Pemberi Waralaba dapat mengakhiri perjanjian setelah ada pemberitahuan sebelumnya kepada Penerima Waralaba
yang memuat keterangan mengenai pelanggaran yang dilakukan. Jika ditetapkan, hak Pemberi Waralaba untuk mengakhiri itu akan berakhir, dengan
ketentuan apabila sifat dari pelanggaran itu Penerima Waralaba tidak dapat memperbaikinya dalam jangka waktu yang telah ditetapkan itu. Penerima
Waralaba diberi tambahan waktu yang dianggap perlu atau cukup untuk memperbaiki pelanggaran itu, dengan ketentuan bahwa Penerima Waralaba
setelah menerima pemberitahuan dari Pemberi Waralaba akan segera mengambil langkah memperbaiki pelanggaran dan melakukan usaha sebaik-
baiknya untuk melakukan hal itu;
48
Ibid, hal. 25.
Universitas Sumatera Utara
b. Terhadap setiap pelanggaran oleh Penerima Waralaba atas kewajibannya
untuk membayar sejumlah uang kepada Pemberi Waralaba, Pemberi Waralaba dapat mengakhiri perjanjian sesudah ada pemberitahuan tertulis mengenai
pelanggaran itu. Jika Penerima Waralaba memperbaiki pelanggaran itu di dalam jangka waktu yang telah ditetapkan, hak Pemberi Waralaba untuk
mengakhiri perjanjian tidak berlaku lagi; c.
Penerima Waralaba gagal untuk membuka dan mengoperasikan tempat usaha selama jangka waktu tertentu berturut-turut, kecuali dalam hal yang diatur
dalam Buku Petunjuk Operasional; d.
Penerima Waralaba gagal membuka dan mengoperasikan tempat usaha selama jangka waktu tertentu, yang sesudah jangka waktu itu dapat disimpulkan
bahwa, berdasarkan fakta dan keadaan yang ada, Penerirna Waralaba tidak berniat untuk melanjutkan waralabanya, kecuali jika kegagalan itu disebabkan
oleh kebakaran, banjir, gempa bumi atau sebab lain yang berada di luar kemampuan Penerima Waralaba;
e. Jika Penerima Waralaba gagal untuk melaksanakan perjanjian nengenai
kerahasiaan dan non-kompetisi; f.
Jika Penerima Waralaba mengalami pailit atau irisovelsi menurut hukum yang berlaku, mengakui ketidakmampuannya untuk memenuhi kewajiban
keuangan pada saat kewajiban harus dipenuhi; g.
Jika tempat usaha Penerima Waralaba atau bangunan tempat usaha disita atau diambil alih oleh pemerintah, kreditur atau pemegang gadai, dengan ketentuan
bahwa putusan akhir terhadap Penerima Waralaba tetap tidak dipenuhi dalam
Universitas Sumatera Utara
jangka waktu yang telah ditetapkan, misalnya 30 hari, kecuali jika diajukan banding atau kasasi;
h. Jika Penerima Waralaba melakukan tindakan gadai yang mengikat bangunan
tempat usaha dilakukan atau peralatan di dalamnya; i.
Jika yakin Penerima Waralaba melakukan penipuan, atau tindakan yang berkaitan dengan pengoperasian tempat usaha;
j. Jika Penerima Waralaba menjual, mengalihkan, mentransfer, atau
menjaminkan seluruh atau sebagaian bisnis waralaba tanpa persetujuan tertulis Pemberi Waralaba;
k. Jika audit atau pemeriksaan yang dilakukan Pemberi Waralaba
memperlihatkan bahwa Penerima Waralaha secara sadar mengurangi pendapatan kotornya atau menunda atau tidak melaporkan hal itu;
l. Jika Penerima Waralaba melanggar kewajiban yang sebelumnya telah
diperingatkan oleh Pemberi Waralaba melalui surat pemberitahuan dalam jangka waktu yang telah ditetapkan, misalnya 12 dua belas bulan.
Pengulangan tindakan itu menjadi alasan untuk mengakhiri perjanjian tanpa pemberitahuan atau kesempatan untuk memperbaiki;
m. Jika Penerima Waralaba melakukan misrepresentasi yang berkaitan dengan
perolehan tempat usaha, atau jika Penerima Waralaba terlibat dalam tindakan yang menimbulkan citra tidak baik atas operasi dan reputasi waralaba;
n. Jika Penerima Waralaba, setelah menerima pemberitahuan dari Pemberi
Waralaba atau badan pernerintah yang berwenang mengenai pelanggaran atas peraturan hukum, misalnya masalah lingkungan hidup, dan dalam jangka
Universitas Sumatera Utara
waktu yang telah ditetapkan tidak mematuhi peraturan hukum yang berlaku itu;
o. Jika Penerima Waralaba berulang kali tidak mematuhi satu atau lebih
ketentuan dalam perjanjian, baik itu diperbaiki atau tidak sesudah ada pemberitahuan.
Menurut Rudy Hadi Suwarno Pemberi Waralaba, suatu perjanjian waralaba dapat dibatalkan jika Penerima Waralaba tidak mengikuti aturan main
dan standar yang ditentukan, atau melakukan pelanggaran berat terhadap kondisi dan persyaratan dalam perjanjian waralaba, yang tentu saja hal ini secara langsung
dapat mempengaruhi kelangsungan operasional perusahaan tersebut. Menurut ketentuan Pasal 6 Permendag No. 31 Tahun 2008, dijelaskan
bahwa apabila waralaba diputus secara sepihak oleh Pemberi Waralaba sebelum perjanjian berakhir, maka Pemberi Waralaba tidak dapat menempatkan Penerima
Waralaba yang baru di dalam wilayah yang sama apabila belum tercapai kesepakatan dalam menyelesaikan perselisihan antara Pemberi Waralaba dengan
Penerima Waralaba yang lalu atau setidaknya paling lambat 6 enam bulan setelah pemutusan perjanjian waralaba.
D. Upaya Hukum Akibat Pelanggaran Perjanjian Waralaba oleh Pemberi Waralaba