Pemijahan Pengamatan Telur Penetasan Pakan

tempat penempelan telur, serta lawan jenis yang seimbang dan pengaturan kualitas air yang sesuai dengan kebutuhan saat pemijahan, seperti suhu, kandungan oksigen, ketenangan dan cahaya. Selama pemijahan tidak ada pemberian hormon kepada induk betina maupuninduk jantan baik melalui pakan maupun suntikan yang dapat merangsang ikan melakukan ovulasi.

4. Pemijahan

Induk yang telah dimasukkan dalam media secara berpasangan diharapkan akan memijah pada malam hari. Jika terjadi pemijahan maka pada pagi hari induk akan diambil dan dipindahkan pada akuarium pemeliharaan induk, sedangkan telur akan dibiarkan didalam akuarium sesuai dengan perlakuan dan ulangan, hingga menetas tanpa adanya pergantian air

5. Pengamatan Telur

Telur yang sudah menempel maupun yang berada didasar aquarium akan diamati perkembangannya. Jika telur ada yang terserang oleh jamur maka telur akan diambil dan dibuang. Pengamatan telur dilakukan setiap hari, tujuannya agar telur yang ada tidak terserang oleh jamur lain Penghitungan jumlah telur yang keluar secara keseluruhan, maupun jumlah telur yang telah terbuahi, dan jumlah telur yang menetas dapat dilihat pada sub bab pengumpulan data.

6. Penetasan

Telur yang sudah terbuahi akan menetas dalam waktu 42 jam setelah terjadi pemijahan. Telur yang sudah menetas dibiarkan menempel pada akar eceng gondok. Akar eceng gondok akan diangkat dari media jika larva sudah tidak lengket di akar atau menyebar di dasar akuarium. Untuk mengurangi infeksi oleh pathogen telur yang tidak menetas akan dibuang. Cara yang dilakukan adalah telur yang tidak menetas tersebut di ambil dengan menggunakan pipet tetes. 7. Pemeliharaan Larva Tiga hari setelah telur menetas sampai habis kuning telur di dalam tubuh ikan maka masa ini dinamai masa larva. Pada saat ini yang harus dikontrol adalah kualitas air, baik oksigen maupun perbedaan suhu antara siang dan malam dan derajat keasaman air. Langkah yang dilakukan adalah menjaga suhu media di setiap akuarium, sedangkan memberi heater dapat menjaga suhu media di akuarium, sedangkan menjaga derajat keasaman melakukan pergantian air sebanyak sepertiga dari jumlah air yang ada setiap dua hari sekali.

8. Pakan

Sejak telur menetas sampai tiga hari larva tidak diberi pakan.Larva baru diberi pakan setelah berumur tiga hari, pakan yang diberikan adalah kutu air Daphnia sp.Frekuensi pemberian pakan kutu air adalah dua kali sehari yaitu pagi jam 08.00 WIB dan sore jam 16.30 WIB. Frekuensi pemberian pakan kutu air dilakukan dengan cara member sekenyang mungkin edlibithum dengan harapan larva akan makan sekenyang- kenyangnya. Untuk menjaga kualitas air maka dilakukan pembuangan kotoran larva dengn cara menyipon setiap pagi dan sore, dan pergantian air sepertiga setiap hari. Setelah berumur 12 hari, bibit ini diberi pakan dengan cacing sutera, pemberiannya seperti pemberian kutu air edlibithum.Pemberian cacing sampai berumur 20 hari, setelah berumur 20 hari keatas bibit diberi pellet ukuran kecil 1 mili.

9. Pendederan