Prosedur Pernikahan Adat Rambang Desa Jemenang

BAB IV PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT

DESA JEMENANG SUMATRA SELATAN

A. Prosedur Pernikahan Adat Rambang Desa Jemenang

Seperti halnya pada proses pernikahan pada adat lainnya yang harus melalui berbagai tahapan maka pernikahan adat Rambang desa Jemenang pun harus melalui tahapan-tahapan yang cuku panjang sebagai berikut: 1. Kunjungan Kerumah Gadis Ada Tiga Tahap a. Keluarga bujang datang mengunjungi rumah keluarga gadis yang akan di pinang tujuannya yaitu menanyakan dan memastikan apakah benar ada hubungan atau tidak antara bujang dan gadis kedua putra dan putri mereka. Jika keluarga gadis menyatakan benar bahwa ada hubungan antara putra dan putri mereka serta keluarga gadis merestuinya, maka kelurga bujang menanyakan apa saja permintaan gadis yang di lamar tersebut, sekaligus dalam kunjungan ini agar kedua keluarga bujang dan gadis saling mengenali. Kunjuangan ini hanya bersama pihak keluarga saja seperti bujang yang hendak melamar bersama ayah atau paman atau kakak laki-lakinya saja. b. Kunjuangan ke dua yaitu keluarga bujang datang menyerahkan atau menunjukkan sesuatu sebagai tanda akor setuju berupa emas atau uang. Kunjungan ini hanya bersama pihak keluarga saja seperti bujang yang hendak melamar bersama ayah, ibu, paman, kakak atau adiknya saja artinya belum mengajak para tetangga. c. Kunjungan ketiga yaitu pelamaran, keluarga bujang datang ke rumah kelurga gadis dengan mengajak saudara, para tetangga, kepala desa dan P3N. Dalam kunjungan ini melamar sekaligus menyerahkan seluruh permintaan gadis yang di lamar. Didalam acara pelamaran ini ada pembawa acara, dan salah satu kelurga yang di tunjuk sebagai perwakilan dari keluarga bujang dan perwakilan dari keluarga gadis apabila para orang tua mempelai bujang dan gadis menghendaki di wakilkan. Dalam acara pelamaran ini pembawa acara yang memimpin berjalannya acara peminangan. Adapun susunan acaranya yaitu: 1 Sambutan dari pihak keluarga laki-laki 2 Sambuta dari pihak keluarga perempuan 3 Sambutan dari ketua adat dan 4 Sambutan dari kepala desa 5 Pesirihan dan penyerahan permintaan, yang penyerahan ini kedua perwakilan dari keluarga bujang dan gadis saling berhadapan dan berbincang dengan menggunakan bahasa daerah: a Pihak bujang berkata: ini saya bawakan sirih yang di bungkus dengan sapu tangan kain dan rokok pemberian dari bujang pelamar untuk keluarga gadis sebagai tanda penghormatan. b Pihak gadis berkata : sirih sudah saya makan rokok sudah saya hisap silahkan pihak bujang menyampaikan apa yang hendak disampaikan c Pihak bujang : ini sudah saya bawakan permintaan gadis di sebutkan apakah benar ini semua permintaannya? d Pihak gadis : ya semuanya benar itu permintaan gadis. Kemudian pihak gadis berpantun. e Pihak bujang: kalau benar itu semua permintaannya kami bersyukur, pihak bujang pun berpantun. Biasanya dalam pantun ini pantun yang saling memuji antara kedua keluarga bujang dan gadis. 6 Kemudian dilanjutkan dengan nasihat dari kepala desa dalam nasihat ini agar pertunangan bujang dan gadis ini langgeng sampai ke pernikahan dan sampai beranak dan bercucu. 7 Setelah itu di buat surat perjanjian bujang dan gadis, dalam surat perjanjian bujang dan gadis ini berisi perjanjian bahwa benar permintaan gadis adalah yang telah ditulis dalam surat dan apa bila bujang membatalkan pertunangan maka semua pemberian kepada gadis tidak dapat di kembalikan lagi dan apa bila pihak gadis yang membatalkan pertunangan maka seluruh pembarian bujang di kembalikan dua kali lipat. Surat perjanjian bujang dan gadis ini di tandatangani keluarga tertua dari pihak bujang dan gadis, kepala desa serta ketua adat dan surat perjanjian ini di buat rangkap tiga, surat dipagang oleh keluarga bujang, keluarga gadis dan kepala desa. 8 Penentuan hari dan tanggal pernikahan, kedua keluarga dan calon pengantin saling berembuk menentukan waktu pelaksanaan pernikahan yang di sepakati bersama. 9 Setelah acara pelamaran selesai dilanjutkan dengan menikmati hidangan makanan dan minuman serta kueh-kueh yang telah dihidangkan. Setelah pelamaran selesai gadis langsung dibawa ke rumah bujang dengan ditemani gadis dari pihak perempuan sampai hari pernikahan dilangsungkan akan tetapi hal ini apa bila si calon mempelai wanita telah terjamin ada yang menemani atau mengawasi selama ia di rumah mempelai pria, jika tidak maka dua atau tiga hari saja, selama calon mempelai wanita di rumah mempelai pria calon mempelai wanita di jaga ketat agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan. Ketika calon mempelai wanita dan calon mempelai pria beserta rombongan hampir sampai di rumah calon mempelai pria, calon mempelai pria memanggil “ma bapak… sambut aku ini aku dapat mantu..” kemudian ibu dan bapaknya pun datang dan berkata “bawa kemari sambung jurai kami” bawa kemari teruskan keturunan kami kedua mempelai dibawa ke dapur kaki kedua pengantin di siram di atas dapur kayu bakar atau kompor yang menyiramkan air adalah ibu si wanita tersebut sambil berniat memaafkan atau menghapus jika ada kesalahan atau perselisihan antara kedua belah pihak keluarga pengantin. Tujuan mempelai wanita di bawa ke rumah mempelai pria adalah untuk belajar situasi di rumah mertua atau menyesuaikan diri sampai hari pelaksanaan akad nikah dan untuk memperkenelkan kepada keluarga atau saudara mempelai laki-laki yang tidak ikut dalam peminangan. 2. Tindak Lanjut Menuju Hari Pernikahan Perjanjian-perjanjian untuk pelaksanaan pernikahan a. Permintaan Colon Istri Calon mempelai laki-laki harus memenuhi apapun yang diminta oleh calon mempelai wanita calon istri biasanya berupa emas, uang, dan besi berupa keris. Permintaan murni dari keinginan calon mempelai wanita. 1 Keris bertujuan untuk diberikan pada muanang kakak laki-lak dan bapak si perempuan 2 Serta memberi emas kepada kakak perempuan atau laki-laki jika ada pelangkahan pernikahan Setelah permintaan telah terpenuhi selanjutnya: b. Permintaan Adat Dalam permintaan adat ini harus dipenuhi tidak boleh dilanggar dan tidak ada tawar menawar Permintaan Wali sekaligus Meminta Restu Dalam permintaan wali calon pengantin wanita meminta secara langsung atau diwakilkan oleh orang lain untuk meminta wali kepada bapak atau kakak laki-laki jika bapak sudah meninggal dengan menyerahkan keris di sertai membawa makanan berupa sagun dan sirih, yang mempersiapkan keris, sagun dan sirih dalam permintaan wali adalah pihak mempelai pria. Permintaan wali ini bertujuan untuk meminta restu kepada orang tua dan meminta sang ayah agar mau menjadi wali di saat ijab dan qabul nanti. 1 Menggunakan keris karena: dahulu zaman nenek moyang di desa Jemenang, pusaka sangat di agungkan seperti keris, pedang dan tombak, dan karena keris lebih berteras bernilai sebagai pusaka. 2 Membawa sirih karena: dizaman dahulu yang paling dihargai adalah pesirihan. Pesirihan adalah bernilai penghornatan yang paling tertinggi. 3 Membawa sagun karena: makanan has desa Jemenang adalah: dodol, sagun dan lemang. 3. Pelaksanaan Pernikahan a. Akad Nikah atau Ijab Qabul Dalam akad nikah tidak ada yang berbeda, akad nikah dilangsungkan sesuai dengan Rukun dan syarat nikah yaitu ada: 1 Mempelai pria dan wanita 2 Wali nikah 3 Dua saksi 4 Ijab dan qabul Dalam syarat nikah pun dilaksanakan sesuai dengan anjuran agama Islam. Sedangkan mas kawin yang biasanya diminta oleh mempelai perempuan adalah uang sebesar Rp.50.000 sampai Rp.100.000 atau seperangkat alat sholat. Pelaksanaan akad nikah dan walimah dilaksanakan di rumah mempelai pria. Pelaksanaan akad nikah dengan di hadiri P3N dan di saksikan oleh masyarakat tamu undangan. b. Kawin Adam atau Perkawinan Adam Setelah ijab qabul selesai dilanjutkan dengan Perkawinan Adam, biasanya pelaksanaan kawin Adam ini penganti laki-laki dan pengantin perempuan sudah duduk di pelaminan dengan di saksikan para tamu undangan, keluarga dan saudara dari pihak laki-laki dan perempuan. Adapun ritual kawin Adam adalah : 1 Mata kedua pengantin di tetesi air dengan ujung daun kayu belidang atau daun kayu salah agar tidak ada perselisihan dimasa-masa yang akan datang bagi kedua pengantin laki-laki dan perempuan. 2 Jempol tangan kedua pengantin disatukan serta rambut di ubun-ubun kedua pengantin juga disatukan dan diikat dengan dibacakan doa-doa yang dipanjatkan kepada Allah SAW agar rukun dan damai rumah tangga mereka nantinya. 3 Di kepasi di perciki kedua pengantin dengan daun kayu balai angin atau daun kayu belidang atau daun kayu salah dan air jeruk yang di iris-iris, agar menyatu rasa kasih sayang antara bujang dan gadis. 4 Ngais kaki dengan kaki ayam, kaki pengantin di usap-usap dengan kaki ayam jantan dan betina yang masih hidup, dengan disaksikan pemerintah desa. Disebut kawin Adam karena dahulu manusia yang ada di bumi hanya Nabi Adam dan Siti Hawa dan dahulu Nabi Adam dan Siti Hawa itu belumlah seiring sejalan satu tujuan kemudian turunlah wahyu melalui malaikat Jibril bahwa nikahkanlah Adam dan Hawa kemudian dinikahkanlah Nabi Adam dan Siti Hawa oleh malaikat Jibril atas perintah Allah tanpa adanya wali dan saksi. Tujuan dari nikah Adam adalah untuk seiring sejalan dan sah perkawinan bukan berzina ayam seteguran c. Nyuapi Hati Ayam Setelah kawin Adam selesai orang tua kedua belah pihak menyuapi hati ayam pada kedua pengantin laki-laki dan perempuan sebagai tanda bahwa kedua belah pihak keluarga sangat bahagia karena telah terlaksananya hubungan dua keluarga besar. Setelah selesai menyuapi hati ayam pada pengantin langsung disusul acara sambut-menyambut, menurut kebiasaan tiga orang dari keluarga laki-laki dan dua orang dari keluarga perempuan pengantin dirangkul dengan selendang dengan mengucapkan “mudah-mudahan hidupnya gayuh panjang umur, murah rizki, sambung jurai kami teruskaan keturunan kami”. d. Setelah acara makan-makan para tamu undangan memberi selamat kepada pengantin dengan ngusap kening kedua pengantin dengan jempol yang di oles dengan air liur. e. Balek Belanjun Setelah acara pernikahan selesai dan para tamu sudah pulang serta rumah pun sudah di bersihkan semua perabotan yang dapat meminjam sudah di kembalikan dan setelah keadaan rumah mempelai pria sudah rapih kembali dilanjutkan dengan acara balek belanjun, pengantin wanita kembali kerumah orang tuanya. Pengantin pria pun ikut serta ke rumah orang tua mempelai wanita dengan diantar oleh keluarga pengantin pria ketika balek belanjun dengan membawa: lemang, dodol, dan ayam kampung. Setelah sampai di rumah mempelai wanita kemudian para ibu memasak membuat nasi gemuk. Nasi gemuk di persembahkan kepada arwah-arwah leluhur keluarga pengantin wanita bahwa cucunya telah pulang kerumah serta memanggil ruh setingkat wali dan Nabi, memanggil arwah-arwah leluhur dengan membakar kemenyan dengan di pimpin oleh tokoh adat, setelah doa-doa yang dipanjatkan kepada Allah selesai kemudian nasi gemuk tersebut dimakan bersama sekeluarga. f. Ziarah ke Makam Leluhur Setelah acara balek belanjun ke dua pengantin bersama keluarga mempelai wanita serta mengajak para tetangga berziarah ke makam leluhur kelurga perempuan, dalam ziarah ini memanggil arwah leluhur yang setingkat wali, nabi dan para ulam- ulama lainnya dan memanjatkan doa ke pada Allah SWT agar para leluhur yang belum mendapat ketenangan di alam kubur supaya di beri ketenangan dan yang sudah di beri kenikmatan kubur di minta agar menyampaikan doa ini kepada Allah SWT agar dapat di kabulkan. g. Kawin Belarian Jika pihak bujang kurang mampu maka bisa dengan kawin belarian yaitu bujang membawa gadis datang ke rumah kepala desa untuk membuat surat perjanjian bujang dan gadis tanpa membawa saudara dan para tetangga dan dikeesokan hari langsung mengadakan akad nikah. Tetapi pada umumnya kawin belarian ini secara sembunyi-sembunyi karena pihak bujang merasa malu. 50

B. Pendapat Tokoh Masyarakat Terhadap Pernikahan Adat Rambang di Desa Jemenang