BADAN NARKOTIKA NASIONAL DALAM UPAYA MEREHABILITASI PECANDU NARKOTIKA (Studi Kasus BNN Provinsi Sumatera Utara).

BADAN NARKOTIKA NASIONAL
DALAM UPAYA MEREHABILITASI PECANDU NARKOTIKA
(Studi Kasus BNN Provinsi Sumatera Utara)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Andre Pranatha Sitepu
3122111012

FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016

Abstrak
Andre Pranatha Sitepu. NIM. 3122111012. Badan Narkotika Nasional
Sumatera Utara Dalam Upaya Merehabilitasi Pecandu Narkotika ( Studi

kasus Badan Narkotika Nasional Provinsi Sumatera Utara ).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola dan dampak Rehabilitasi yang
dilaksanakan oleh Badan Narkotika Nasional Provinsi Sumatera Utara. Teknik
analisis data yang digunakan adalah teknik analisis secara deskriptif kualitatif.
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian ialah bidang rehabilitasi
BNNP Sumut dan pecandu narkotika yang direhabilitasi di BNNP Sumut.
Penyalahgunaan terhadap narkotika memiliki dampak yang sangat merusak sel
saraf manusia. Penyalahgunaan narkotika ini pun sudah mengancam bagi generasi
muda. Rehabilitasi merupakan jalan yang harus dilakukan supaya penyalahgunaan
narkotika dapat pulih dari ketergantungannya akan narkotika. Rehabilitasi
merupakan upaya untuk menekan pemakaian terhadap narkotika secara terus
menerus. Penyalahgunaan narkotika akan mengakibatkan orang yang
menggunakannya tidak dapat sembuh total, dikarenakan sel saraf penggunanya
telah rusak akibat penyalahgunaan narkotika. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa pola rehabilitasi yang dijalankan di Badan Narkotika Nasional Provinsi
Sumatera Utara ialah pola rehabilitasi medis dengan menjalankan pola rawat jalan
dan rehabilitasi sosial dengan menjalankan pola pasca rehabilitasi. Adapun
dampak yang dialami pecandu narkotika setelah menjalankan rehabilitasi rawat
jalan di BNNP Sumut ialah mengurangi ketergantungannya akan narkotika.
Namun bagi pecandu narkotika yang sudah kronis pihak BNNP Sumut hanya

merujuk para pecandu narkotika ke lembaga instansi rehabilitasi lainnya.
Kata Kunci: Pola Rehabilitasi, Rawat Jalan, Pasca Rehabilitasi, Pecandu
Narkotika

i

KATA PENGANTAR
Puji, syukur serta hormat kemuliaan penulis panjatkan kepada satu-satunya
Tuhan Yang Maha Kuasa atas kasih setia dan penyertaan-Nyalah sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan pada waktu-Nya. Penulis menyusun skripsi ini guna
memenuhi syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan Fakultas Ilmu
Sosial, Universitas Negeri Medan.
Skripsi ini berjudul, “Badan Narkotika Nasional Dalam Upaya Merehabilitasi
Pecandu Narkotika (Studi Kasus BNN Provinsi Sumatera Utara)”.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak kesulitan yang
dihadapi, namun berkat penyertaan Tuhan Yang Maha Kuasa dan dukungan
semua pihak sehingga akhirnya skripsi ini dapat selesai, meskipun masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih
kepada ayahanda Resep Sitepu dan ibunda Herlina Tarigan yang telah bersusah
payah membesarkan, mengasuh, mendidik serta memotivasi penulis secara moril

maupun materil dengan penuh kasih sayang dan mendoakan penulis
sehinggadapat menyelesaikan perkuliahan dan skripsi ini.
Pada kesempatan ini, penulis juga menyampaikan ucapan terimakasih atas
bantuan bimbingan, arahan serta doa sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
kepada:
1. Pemerintah Republik Indonesia Terkhusus Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan yang telah memberikan beasiswa Bidikmisi sehingga saya
dapat melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.

ii

2. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri
Medan beserta stafnya.
3. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan.
4. Ibu Dr. Reh Bungana Beru PA, SH, M.Hum selaku Ketua Jurusan
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan.
5. Bapak Arief Wahyudi,SH, M.Hum selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Medan.
6. Bapak M. Fahmi Siregar, SH, MH selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah sangat banyak membantu penulis selama penyusunan skrispsi ini.
7. Bapak Drs. Buha Simamora, SH, M.Hum dan Ibu Dr. Reh Bungana Beru
PA, SH, M.Hum selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak
membimbing penulis selama perkuliahan.
8. Bapak Joni selaku administrasi jurusan Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan yang
telah banyak membantu penulis dalam menyususn skripsi ini.
9. Seluruh Bapak/Ibu dosen serta Staf Jurusan Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
10. Bapak Brigadir Jenderal Polisi Drs. Andi Loedianto dan seluruh Staf
Pegawai Kantor Badan Narkotika Nasional Provinsi Sumatera Utara yang
telah banyak membantu dalam memberikan informasi serta bantuan

iii

kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. Serta kepada para
responden yang telah memberikan waktu dan kesediannya membantu
penulis dalam penyusunan skripsi ini.

11. Terkhusus kepada staf bidang rehabilitasi dan klinik Pratama BNNP
Sumut (kakak Fitri Yanti,S.Sos,M.A, Ibu Roslely.D.Hutagalung dan dr.
Figa Br. Sembiring) yang telah memberi masukan, waktu dan dukungan
dalam penulisan skripsi ini.
12. Terimaksih kepada seluruh keluarga terkhusus kepada kakak Silvia
Puspitasari Br. Sitepu dan Adik Arsy Altho Yudiantho Sitepu yang telah
memberi semangat dan dukungan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini.
13. Teristimewa kepada Erica Yana Sembiring, S.pd yang telah memberi
waktu, dukungan dan menemani disetiap waktu dalam penyususnan
skripsi ini.
14. Kepada seluruh teman teman kelas Reguler A 2012 ( Riza Ramadhan
Manalu, M. Syukri Al-Hadi, Zakaria, Manaon Purba, Yansen Sirait, Rahel
Novita sari Nainggolan, Grace Simbolon, dan Evaruth Saida Napitupulu )
yang telah membantu dan memberi dukungan dalam waktu penulisan
skripsi ini .
15. Kepada seluruh teman teman dan seluruh staff Bimbingan Belajar Medica
Sumatera Utara yang telah memberi kesempatan untuk memperoleh
pengalaman mengajar di bidang PPKn dan Sosiologi.


iv

16. Kepada Keluarga Besar UKM Resimen Mahasiswa Universitas Negeri
Medan yang telah memberi kesempatan untuk bergabung..
17. Terimakasih kepada Keluarga Besar YPK SMP Masehi Berastagi yang
telah memberi kesempatan kepada saya untuk menimba pengalaman
terkhusus dalam bidang mengajar.
18. Terimakasih kepada Keluarga Besar PPLT YPK Masehi Berastagi yang
telah memberi semangat dan motivasi dalam pengerjaan skripsi ini.
19. Terimakasih kepada Pb.Reguler A 2012 ( Oksari A. Sialoho dan Rifki
Fernando) yang telah memberi dukungan dan motivasi dalam penulisan
skripsi ini.
Terimakasih atas dukungan doa, semangat, kebaikan,

bantuan dan

motivasinya kepada semua pihak bahkan yang tidak dapat dituliskan secara
keseluruhan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Medan,


Juni 2016

Andre Pranatha Sitepu
NIM. 3122111012

v

DAFTAR ISI
Abstrak ........................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ............................................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. vii

DAFTAR TABEL ...........................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
A.

Latar Belakang ............................................................................................... 1

B.


Identifikasi Masalah ....................................................................................... 9

C.

Batasan Masalah ........................................................................................... 10

D.

Rumusan masalah ......................................................................................... 11

E.

Tujuan Penelitian .......................................................................................... 11

F.

Manfaat Penelitian ........................................................................................ 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................... 13

A.

B.

Kerangka Teoritis.......................................................................................... 13
1.

Badan Narkotika Nasional ......................................................................... 13

2.

Pengertian Narkotika ................................................................................. 20

3.

Pengertian Pecandu Narkotika................................................................... 28

4.

Pengertian Rehabilitasi .............................................................................. 32


5.

Tujuan Rehabilitasi .................................................................................... 40
Kerangka Berpikir ......................................................................................... 43

BAB III METODE PENELITIAN............................................................................ 47
A.

Jenis Penelitian.............................................................................................. 47

B.

Jenis Data ...................................................................................................... 48

C.

Lokasi Penelitian ........................................................................................... 48

D.


Subjek Penelitian .......................................................................................... 49

E. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ..................................................... 50

vii

1.

Variabel Tunggal ....................................................................................... 50

2.

Defenisi Operasional ................................................................................. 50

G.

Teknik Analisis Data..................................................................................... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................... 54
A.

Data Hasil Penelitian..................................................................................... 54
1.

Jumlah Pengguna Narkotika di Sumatera Utara Berdasarkan Umur ......... 54

2.

Jumlah Pengguna Narkotika Berdasarkan Status Pekerjaannya di Sumatera
Utara .......................................................................................................... 57

3.

Mekanisme Rehabilitasi Pecandu Narkotika di Badan Narkotika Nasional
Provinsi Sumatera Utara ............................................................................ 61

4.

Hasil Wawancara ....................................................................................... 64
a.Wawancara Terhadap Pihak BNNP Sumut ............................................ 64
b.Hasil Wawancara Terhadap Pecandu Narkotika Yang Sedang Menjalani
Proses Rawat Jalan .................................................................................... 67

B.

Analisis Hasil Penelitian ............................................................................... 70
a.

Rehabilitasi Medis Dengan Menjalankan Program Rawat Jalan ............... 70

b.

Rehabilitasi Sosial Dengan Menjalankan Program Pasca Rehabilitasi ..... 75

c.

Dampak yang Dialami Pecandu Narkotika Setelah Menjalani Program
Rehabilitasi ................................................................................................ 76

d.

Hambatan Dalam Merehabilitasi Pecandu Narkotika................................ 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 79
A.

Kesimpulan ................................................................................................... 79

B.

Saran ............................................................................................................. 79

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 81

LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................. 84

viii

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jumlah Penyalahguna Narkotika Di Sumatera Utara Berdasarkan Umur ....... 55
Tabel 2. Jumlah Penyalahguna Narkotika Berdasarkan Status Pelakunya Di Sumatera
Utara............................................................................................................................... 58

ix

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Pertanyaan Wawancara
2. Daftar Responden Yang Diwawancarai
3. Surat Pra Penelitian Dari Jurusan PPKn
4. Surat Penelitian dari Jurusan
5. Surat Penelitian dari Fakultas
6. Surat Penelitian dari Tempat Penelitian
7. Surat Bebas Pustaka Dari Laboratorium PPKn
8. Surat Bebas Pustaka Dari Perpustakaan UNIMED
9. Kwitansi Pembayaran Uang Kuliah
10. Kartu Bimbingan Skripsi
11. Kartu Mengikuti Seminar Proposal
12. Pernyataan Keaslian Tulisan
13. Biodata Penulis

viii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 Alinea Ke Empat yang menyebutkan bahwa tujuan pembentukan
Negara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia. Setiap warga
negara berhak untuk hidup sehat dan sejahtera.
Berdasarkan tujuan negara Indonesia di atas terkhusus dalam
melindungi segenap bangsa Indonesia atas apapun yang dapat merusak
generasi bangsa Indonesia, termasuk penyalahgunaan terhadap narkoba.
Untuk itu negara memerlukan payung hukum yang tepat agar dapat
mengendalikan peredaran narkotika dan menangani pecandu narkotika secara
benar. Di Indonesia, berbagai masalah yang berkaitan dengan narkotika telah
diatur dalam Undang-Undang No 35 Tahun 2009 yang telah disahkan pada
14 September 2009.
Penyalahgunaan narkotika di Indonesia sudah sangat menghawatirkan
dan mengancam keutuhan bangsa Indonesia. Terutama mengancam generasi
muda bangsa indonesia. Sejalan dengan Kaligis (2007 : 301) Peredaran
narkoba di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Meskipun sudah
banyak pengedar yang tewas di hukum petugas, tetap saja aksi penjualan obat
terlarang ini terus bertumbuhan seperti jamur. Pengguna narkotika sudah

1

menjalar bagi generasi muda bangsa Indonesia (pelajar atau Mahasiswa).
Sekitar 230 juta orang dari seluruh dunia atau sekitar 5% dari populasi
dunia diperkirakan telah menyalahgunakan narkotika minimal sekali menurut
data tersebut. Tahun 2011 terus merangkak naik padahal berbagai upaya telah
dilakukan

dari

pemberantasan

terhadap

pelaku,

pengedar

maupun

produsennya (UNODC, 2012). Fakta di atas sejalan dengan pendapat
Supramono dalam bukunya Hukum Narkoba Indonesia yang menyatakan
permintaan terhadap narkoba pun kian besar. Angka kriminalitas yang timbul
dari dorongan serta yang terjadi setelah seseorang mengkonsumsinya juga
bertambah.
Ricardo (2010 : 232, Vol. 6, No. 3) pada Tahun 2008 Badan Narkotika
Nasional dan Universitas Indonesia melakukan penelitian. Hasilnya
menunjukkan pengguna narkoba di Indonesia sudah mencapai 3,1–3,6 juta
orang dan terus meningkat, nilai perdagangan mencapai Rp. 15,4 Triliun.
Pada

tahun

2014

BNN

mengeluarkan

pengumuman

yang

sangat

mencengangkan. Penyalahgunaan narkotika sudah mencapai angka 4,2 juta
orang, diantaranya:
Pertama, berdasarkan data tersebut pelaku penyalahguna terhadap
narkotika yang paling besar ialah pekerja. Dalam hal ini persentase
penggunanya ialah 70% dari 4,2 Juta Orang. Dengan kata lain pelaku
penyalahgunaan narkotika tersebesar ialah para pekerja yang mencapai angka
sebesar 2.940.000 orang.

2

Kedua, dalam hal ini menunjukkan bahwa penyalahgunaan narkotika
telah menjangkau kekalangan generasi muda. Hal ini dapat menyebabkan
generasi muda Indonesia menjadi rusak dan apabila hal ini tidak segera
dihilangkan atau ditangani secara serius maka suatu saat nanti Indonesia akan
mengalami lost generation. Pelaku pengguna narkotika di kalangan
mahasiswa telah mencapai angka 22% dari 4,2 juta orang. Mahasiswa atau
pelajar pengguna narkotika telah mencapai angka 924.000 orang pengguna.
Berdasarkan fakta diatas, dapat dilihat bahwa penyalahgunaan narkotika
telah menjalar terhadap kaum pelajar atau mahasiswa. Ketergantungan
tersebut akan menyebabkan setiap orang akan menggunakan segala cara
untuk memperoleh obat tersebut. Baik itu berbohong kepada orang tuanya
atau memakai uang sekolah untuk membeli narkotika tersebut. Berdasarkan
pengaruh dari penggunaan narkotika maka mahasiswa atau pelajar tidak akan
lagi mampu untuk berfikir secara benar dan mereka akan sangat malas untuk
belajar bahkan akan malas untuk pergi kesekolah.
Ketiga, dalam hasil penelitian tersebut terdapat hal yang sangat
mengejutkan bahwa penyalahguna narkotika sebanyak 8% dari 4,2 juta orang
pengangguran. Pada hakikatnya pengangguran ialah orang yang tidak bekerja
atau orang yang belum dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Dalam
hal ini apa pun akan dilakukan orang tersebut agar mendapat obat tersebut,
baik itu melakukan tindakan kriminal sekalipun. Pengangguran pengguna
narkotika ialah sebanyak 336.000 orang.

3

Fakta tersebut menunjukkan penyalahgunaan narkotika di Indonesia
sudah menjangkit semua kalangan. Termasuk pelajar dan mahasiswa.
Pecandu narkotika yang dimaksud ialah orang yang menggunakan atau
menyalahgunakan narkotika dan dalam keadaan ketergantrungan terhadap
narkotika, baik secara fisik maupun psikis. Dapat dilihat pecandu narkotika di
kalangan pelajar dan mahasiswa tersebut sudah dalam kondisi yang
menghawatirkan.
Secara umum dampak dari penyalahgunaan narkotika berkaitan dengan
sistem syaraf dan kejiwaan manusia. Menurut Zulkarnain (2014 : 3) terdapat
beberapa dampak, diantaranya:
Pertama, depresan dalam keadaan ini para pecandu akan mengurangi
aktivitas. Dimana narkotika ini membuat pengguna menjadi tertidur atau
tidak sadarkan diri. Apabila dilihat dari penggunanya maka pecandu tersebut
tidak akan lagi mampu untuk bekerja dengan baik atau bahkan bagi pelajar ia
pasti tidak akan mampu untuk mengikuti proses belajar mengajar dengan
baik.
Kedua, stimulan Mempercepat kerja organ tubuh seperti jantung dan
otak sehingga pemakai merasa lebih bertenaga untuk sementara waktu.
Karena organ tubuh terus dipaksa bekerja di luar batas normal, lama-lama
saraf-sarafnya akan rusak dan bisa mengakibatkan kematian.
Ketiga, halusinogen di mana zat kimia aktif atau obat yang dapat
menimbulkan efek halusinasi, dapat merubah perasaan dan fikiran. Dalam hal
ini si pengguna akan berhalusinasi (melihat sesuatu yang tidak ada). Bahaya

4

terbesar dari pemakaian obat ini adalah efek psikis dang gangguan penilaian
yang menyebabkan kecelakaan atau pengambilan keputusan. Sebagai contoh,
seorang pemakai halusinogen bisa berfikir bahwa ia dapat terbang, bahkna
sampai melompat dari jendela untuk membuktikannya, sehingga terjadilah
cedera berat atau kematian.
Keempat, zat adiktif pada pemakai akan merasa ketagihan sehingga
akan melakukan berbagai cara agar terus bisa mengonsumsinya. Jika pemakai
tidak bisa mendapatkannya, tubuhnya akan ada pada kondisi kritis (sakaw).
Dalam hal ini ciri ciri pecandu yang mengalami sakaw dapat dilihat dari
kondisi fisiknya di antaranya air mata berlebihan, banyak lendir di hidung,
seperti orang filek, badan menggigil kedinginan yang sangat, susah tidur dan
jantung berdebar debar.
Dapat dilihat dari beberapa efek atau dampat penggunaan narkotika
tersebut merusak akan gangguan kejiwaan dan gangguan terhadap sel syaraf
manusia. Untuk itu sangat diperlukan pemulihan berupa rehabilitasi. Namun
menurut Menkumham Yasonna H Laoly (dalam Metro TV – Mata Najwa,
02/03/2016) yang menjadi masalah dalam upaya rehabilitasi ialah mengenai
kelebihan kapasitas atau daya tampung.
Berdasarkan data BNN saat ini jumlah pengguna narkotika yang
direhabilitasi baru sebanyak 18.000 orang (dengan rincian 2.000 orang yang
direhabilitasi dalam 4 rumah sakit BNN dan 16.000 orang direhabilitasi oleh
swasta) sedangkan pengguna narkotika saat ini telah mencapai 4.2 Juta orang.

5

Dalam menangani permasalahan narkotika, menurut kebijakan global
adalah melalui upaya pencegahan dan rehabilitasi dengan menyiapkan
pelatihan sumberdaya manusia, sarana rehabilitasi serta menyosialisasikannya
kepada masyarakat (Iskandar 2015 : vii). Sejalan dengan kebijakan global
tersebut maka kebijakan legal Pemerintah Indonesia dalam penanganan
kejahatan narkotika adalah memposisikan pelaku penyalah guna narkotika
juga sekaligus sebagai korban kejahatan yang harus direhabilitasi, Iskandar
(2015 : vii).
Dalam menanggapi hal di atas Pemerintah Republik Indonesia melalui
UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika yang merupakan revisi dari
Undang-Undang No 22 Tahun 1997 tentang Narkotika. Undang Undang ini
dikeluarkan agar masyarakat dan penegak hukum mengetahui arah yang harus
dituju dalam mengatasi penyalahgunaan narkotika. Dalam hal mengatasi
penyalahgunaan narkoba terdapat dalam Pasal 4 UU No. 35 Tahun 2009
bahwa Undang Undang ini menjamin ketersediaan narkotika untuk
kepentingan kesehatan, ilmu pengetahuan dan teknologi. Mencegah,
melindungi dan menyelamatkan bangsa Indonesia dari penyalahgunaan
narkotika, agar bagi orang orang yang belum terkena penyalahgunaan
terhadap narkotika tidak menjadi pengguna baru narkotika. Menjamin upaya
pengaturan rehabilitasi medis dan sosial bagi penyalahguna narkotika. Upaya
ini menjadi hal yang penting dikarenakan apabila pecandu tidak direhabilitasi
maka mereka tidak akan dapat measakan kehidupan yang lebih baik lagi.

6

Upaya rehabilitasi tersebut sangatlah penting. Dikarenakan para orang
yang memakai narkotika secara ilegal akan menyebabkan kerusakan pada
syaraf syaraf otaknya. Dapat dilihat efek secara umum dari penyalahgunaan
narkotika menyebabkan halusinasi, menekan sistem syaraf pusat, mengurangi
aktifitas tubuh dan cenderung bersifat pasif ( id.wikipedia.org/wiki/narkoba ).
Apabila upaya rehabilitasi tersebut tidak dilakukan maka dapat menyebabkan
generasi muda Indonesia yang telah terjerumus ke belenggu narkotika tidak
akan pulih lagi yang menyebabkan masa depan mereka akan suram. Karena
para pecandu telah mengalami gangguan pada sistem saraf atau gangguan
jiwa.
Dalam upaya pemberantasan terhadap penyalahgunaan narkotika,
Pemerintah mengeluarkan Inpres RI No. 12 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan
Kebijakan

dan

Strategi

Nasional

Pencegahan

dan

Pemeberantasan

Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba tahun 2011–2015 dan
Peraturan Pemerintah Nomor. 25 Tahun 2011 tentang Wajib Lapor Bagi
Penyalahgunaan Narkoba.
Sesuai dengan peraturan pemerintah di atas para penyalahgunaan
narkotika tidak perlu lagi khawatir untuk

melaporkan diri ke instansi

penerima wajib lapor karena bagi pelapor tidak akan dijebloskan di penjara
namun akan direhabilitasi.
Untuk

mewujudkan

Indonesia

bebas

terhadap

penyalahgunaan

narkotika Badan Narkotika Nasional membentuk BNN di tingkat provinsi
maupun BNN di tingkat kota / kabupaten. Berdasarkan data peraturan

7

tersebut, proses penyembuhan pecandu narkotika sudah semakin mudah. Para
pecandu tidak perlu lagi takut untuk melaporkan diri ke lembaga wajib lapor
yang ada di daerahnya masing masing.
Dalam upaya penyembuhan bagi pecandu narkotika dalam UU NO. 35
Tahun 2009 wajib menjalani rehabilitasi medis ( dilakukan oleh rumah sakit )
dan rehabilitasi sosial. Perubahan yang signifikan pada Undang-Undang No
35 tahun 2009 dibandingkan dengan Undang-Undang terlebih dahulu, adalah
penekanan pada kewajiban rehabilitasi dan kewenangan BNN yang sangat
besar .
Pada Undang-Undang terdahulu pasien dapat memiliki, menyimpan,
dan atau membawa narkotika yang digunakan untuk dirinya sendiri yang
diperoleh dari dokter dan dilengkapi dengan bukti yang sah ( UU RI No. 22
Tahun 1997 Pasal 44 ayat (1) dan (2). Melalui Undang-Undang No 35 Tahun
2009, kebebasan dan atas kehendak sendiri untuk sembuh tidak lagi
diberikan.
Melalui Undang-Undang tersebut, para pecandu mempunyai kewajiban
untuk

direhabilitasi. Baik itu rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial.

Dimana para pecandu narkotika diwajibkan untuk melaporkan diri mereka
kepada pusat kesehatan masyarakat, rumah sakit, dan atau lembaga
rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial. Kewajiban tersebut juga menjadi
tanggung jawab keluarga.
Rehabilitasi medis dan sosial selain dapat diselenggarakan oleh instansi
pemerintah ataupun masyarakat melalui putusan hakim yang telah memiliki

8

kekuatan hukum tetap, putusan rehabilitasi dilaksanakan oleh jaksa penuntut
umum ke lembaga rehabilitasi yang ditunjuk oleh pemerintah sesuai dengan
putusan hakim (Peraturan Bersama Ketua Mahkamah Agung, Menteri
Hukum dan HAM, Menteri Kesehatan, Menteri Sosial, Jaksa Agung, Kepala
Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kepala BNN Republik Indonesia
No. 1 Tahun 2014 Pasal 11 Ayat 5). Berdasarkan ketentuan di atas dinyatakan
bahwa pecandu narkoba harus direhabilitasi.
Pada hakikatnya BNN memiliki tugas dan fungsi sebagai pencegah
penyalahgunaan

terhadap

narkotika,

pemberantasan

peredaran

gelap

narkotika, dan rehabilitasi bagi para pecandu narkotika. Tindakan
pemberantasan tersebut harus dapat berjalan secara sinergi dan saling
berkesinambungan.
Berdasarkan latar belakang di atas penulis merasa tertarik untuk
mengadakan penelitian yang berjudul “ Badan Narkotika Nasional Provinsi
Dalam Upaya Merehabilitasi Pecandu Narkoba “
B. Identifikasi Masalah
Menurut Setiawan (2014 : 97) dalam suatu penelitian perlu
diidentifikasi masalah yang akan diteliti menjadi terarah dan jelas tujuannya
sehingga tidak mungkin terjadi kesimpangsiuran dan kekaburan di dalam
membahas dan memeliti masalah yang ada. Jika identifikasi masalah sudah
jelas, tentu dapat dilakukan penelitian lebih mendalam.
Sesuai dengan latar belakang di atas dapat diidentifikasikan masalah
dalam penelitian ini, di antaranya:

9

1. Peredaran gelap narkotika yang semakin lama semakin meningkat
2. Peran BNN Provinsi Sumatera Utara dalam memberantas penyalahgunaan
narkotika dan upaya dalam pemulihan terhadap pecandu narkotika
3. Upaya hukum untuk membedakan penanganan terhadap pecandu
narkotika dan membedakan penanganan hukumnya terhadap pengedar
narkotika
4. Penerapan pola rehabilitasi medis dan sosial yang dilakukan Badan
Narkotika Nasional Provinsi terhadap pecandu narkotika
5. Dampak penerapan rehabilitasi yang dilakukan oleh BNN Provinsi
terhadap pecandu narkotika
6. Besarnya angka yang menunjukkan bahwa penyalahgunaan narkotika
sudah menjangkiti generasi muda ( pelajar dan mahasiswa )
C. Batasan Masalah
Menurut Sukmadinata (2005) dalam Setiawan (2014 : 69) Batasan
masalah ialah membatasi variable atau aspek mana yang diteliti dan mana
yang tidak. Sesuai pengertian diatas dapat dipahami bahwa batasan masalah
ini bertujuan supaya dalam penelitian itu terarah dan tidak luas.
Untuk menghindari penelitian yang terlalu luas dan hasil yang mengambang
maka penulis membatasi penelitiannya, sebagai berikut:
1.

Kebijakan dan pola rehabilitasi dilakukan Badan Narkotika Nasional
Provinsi Sumatera Utara terhadap Pecandu narkotika

2.

Dampak yang dirasakan pecandu narkotika yang di rehabilitasi oleh
Badan Narkotika Nasional Provinsi Sumatera Utara

10

D. Rumusan masalah
1. Bagaimana kebijakan dan pola rehabilitasi dilakukan Badan Narkotika
Nasional Provinsi Sumatera Utara terhadap Pecandu narkotika
2. Bagaimana dampak yang dirasakan pecandu narkotika yang di
rehabilitasi oleh Badan Narkotika Nasional Provinsi Sumatera Utara
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan
penelitian ini diantaranya:
-

Untuk mengetahui bagaimana upaya yang dilakukan Badan Narkotika
Nasional Provinsi Sumatera Utara dalam merehabilitasi pecandu narkoba

-

Untuk mengetahui hambatan yang dialami oleh Badan Narkotika Nasional
Provinsi dalam merehabilitasi bagi pecandu narkoba.

-

Untuk mengetahui bagaimana perbedaan antara pecandu ( pemakai )
narkoba dengan pengedar narkoba.

-

Untuk mengetahui dampak rehabilitasi yang dialami oleh pecandu.

F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai bahan kajian dan memperluas wawasan berfikir dalam
Ilmu

Pengetahuan

Hukum

dalam

masalah

upaya

untuk

merehabilitasi pecandu narkoba dan dapat menjadi penasehat bagi
keluarga, teman maupun masyarakat agar tidak menyalahgunakan
narkoba, dapat menjadi informan bagi kerabat, teman maupun
masyarakat yang telah terlanjur menyalahgunakan narkoba untuk

11

dapat direhabilitasi supaya sembuh dari kecanduan akan obat
obatan terlarang tersebut.
b. Dapat menjadi referensi tambahan bagi rekan rekan yang
membutuhkan.
2. Manfaat Praktis
a.

Dapat memberikan informasi tentang bahaya penyalahgunaan
narkoba dan dapat memberikan informasi bagi pecandu narkoba
yang belum direhabilitasi agar tidak takut melaporkan dirinya ke
instansi terkait agar dapat direhabilitasi.

b.

Agar setiap orang mengetahui bahaya dari penyalahgunaan
narkotika yang dapat menimbulkan gangguan terhadap syaraf otak
yang dapat menyebabkan gangguan jiwa kepada penyalahgunanya.

c.

Bagi Instansi BNNP Sumatera Utara, sebagai bahan pertimbangan
dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengayom masyarakat
terkhusus dalam merehabilitasi pecandu narkoba.

d.

Pecandu dapat melaporkan dirinya untuk direhabilitasi tanpa takut
untuk ditangkap.

12

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.

Kesimpulan
1. Badan Narkotika Nasional Provinsi Sumatera Utara dalam menjalankan
rehabilitasi medis hanya mempunyai instalasi rehabilitasi rawat jalan
saja dan belum memiliki instalasi rehabilitasi inap. Rehabilitasi yang
dilaksanakan bagi para pecandu narkotika yang sudah kronis harus
memiliki penanganan yang lebih intensif dari rehabilitasi rawat jalan.
Dalam upaya pemulihan pecandu yang sudah kronis pihak BNNP Sumut
masih hanya berperan sebagai perantara saja untuk merujuk pecandu
tersebut kelembaga rehabilitasi lainnya.
2. Dampak yang dirasakan oleh pecandu setelah menjalani rehabilitasi
pada instalasi rehabilitasi rawat jalan di Badan Narkotika Nasional
Provinsi Sumatera Utara adalah menjadi lebih baik dan mengurangi
ketergantungan

atau

kecanduan

terhadap

narkotika.

Percepatan

kesembuhan bagi pecandu narkotika juga tergantung kepada dukungan
keluarga, lingkungan dan pendidikan yang diterima oleh para pecandu
narkotika.
B.

Saran
1. Instalasi rawat inap harus segera dilaksanakan secepatnya agar para
pecandu yang sudah kronis dapat menajalani proses rehabilitasi yang
tepat dan lebih efektif.

79

2. Bagi keluarga korban penyalahgunaan terhadap narkotika harus tetap
memberi dukungan kepada korban agar proses rehabilitasi yang
dijalankan dapat berlangsung dengan efektif.
3. Bagi masyarakat harus semakin perduli akan lingkungannya agar
penyalahgunaan narkotika tersebut tidak merusak sanak keluarga yang
masyarakat yang ada dilingkungan tersebut.

80

DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku:
Afiatin, Tina. 2012. Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Dengan Program Aji.
Yogyakarta. Gajah Mada University Press

Ariesto, Adrianus. (2010). Terampil Mengolah Data Kualitatif dengan NVIVO.
Jakarta : Prenada Media Group.

Arikunto. S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
Rineka Cipta

Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan. 2014. Pusat Data dan Informasi
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Iskandar, Anang. 2015. JALAN LURUS Penanganan Penyalah Guna narkotika
Dalam Konstruksi Hukum Positif. CV. Viva Tanpas. Karawang

Joko Wibowo. 2008. Terapi Dan Rehabilitasi Narapidana Narkotika Melalui
Metode Criminon Dan Kesenian. Lapas Narkotika Jakarta

Julinan Lisa & Nengah Sutrisna. 2013. NARKOBA Psikotopika dan Gangguan
Jiwa. Jakarta. Nuha Medika

Kaligis, O. C. 2007. Narkoba dan Peradilannya di Indonesia ( Reformasi Hukum
Pidana Melalui Perundangan dan Peradilan ). Bandung. PT. Alumni

Makarao, dkk. 2003. Tindak Pidana Narkotika. Jakarta. GHALIA INDONESIA
Mardalis. 2009. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta : Bumi
Aksara

81

Setiawan. 2015. Metodologi Penelitian. Medan. Lab. PPKN FIS UNIMED
Sujono, dkk. 2011. Komentar dan Pembahasan Undang Undang Nomor. 35 Tahun 2009
Tentang Narkotika. Jakarta. Sinar Grafika

Sunarso, Siswantoro. 2004. Penegakan Hukum Psikotropika Dalam kajian Sosiologi Hukum.
Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada

Supramono, Gatot. 2004. Hukum Narkoba Indonesia. Jakarta. Djambatan
Syahrun & Salim. (2009). Metode Penelitian Kuantitaif. Bandung: Citapustaka Media
Zulkarnain.2014. Memilih lingkungan bebas narkoba panduan untuk remaja. Perdana Mulya
Sarana. Bandung

Sumber Jurnal:

Fitriani. 2014. Vol. 2. No. 1. Jurnal Online Mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura “
Pusat Rehabilitasi Narkotika Kalimantan Barat “. Universitas Tanjungpura

Heningsih. 2015. Vol. 3. N0. 1. Jurnal Ilmu Pemerintahan “ Peran Badan Narkotika Nasional
( BNN ) Dalam Penanggulangan Narkotika di Kota Samarinda “. Fisip UNMUL

Ricardo.

2010. Vol. 6. No.3. Jurnal Kriminologi Indonesia “ Upaya
PenanggulanganPenyalahgunaan Narkoba Oleh Kepolisian ( Studi Kasus Satuan
Narkoba Polres Metro Bekasi ) “. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Indonesia

Sumber Undang Undang / Peraturan Pemerintah
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor. 12 Tahun 2011
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor. 6 Tahun 1971
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 293/MENKES/SK/VIII/2013

Keputusan Presiden Nomor. 116 Tahun 1999
Keputusan Presiden Nomor. 17 Tahun 2002
Undang Undang RI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
82

Peraturan Pemerintah Nomor. 25 Tahun 2011
Peraturan Bersama Ketua Mahkamah Agung, Menteri Hukum dan HAM, Menteri Kesehatan,
Menteri Sosial, Jaksa Agung, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia dan
Kepala BNN Republik Indonesia No. 1 Tahun 2014

Surat Edaran Mahkamah Agung ( SEMA ) No. 7 Tahun 2010
Sumber Internet:
http: waktuterindah.blogspot.com/2015/06 diakses pada 8 april 2015.
https://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Narkotika_Nasional

83