PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL BAKIAK PANJANG TERHADAP PENGEMBANGAN SOSIAL ANAK USIA 5-6 TAHUN TK KATOLIK ASSISI MEDAN T.A 2015/2016.
PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL BAKIAK
PANJANG TERHADAP PENGEMBANGAN
SOSIAL ANAK USIA 5-6 TAHUN
TK KATOLIK ASSISI MEDAN
T.A 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Pendidikan
Anak Usia Dini
Oleh
YUNITA SHINTAULI SIMAMORA
NIM. 1123113030
PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016
ABSTRAK
YUNITA SHINTAULI SIMAMORA, NIM : 1123113030, Pengaruh
Permainan Tradisional Bakiak terhadap Pengembangan Sosial Anak Usia 56 Tahun di TK Katolik Assisi Medan T.A. 2015/2016.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah masih kurang berkembangnya
sosial anak usia 5-6 tahun di TK Katolik Assisi Medan. Hal ini dikarenakan karna
kurangnya perhatian dari lingkungan sekitar anak yang dapat mendukung
perkembangan sosial anak dan juga karena kurangnya kegiatan yang dapat
mengembangkan sosial anak, seperti bermain, khususnya permainan tradisional
bakiak panjang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada
pengaruh permainan tradisional bakiak panjang terhadap pengembangan sosial
anak.
Untuk memperoleh data penelitian, penelitian ini menggunakan metode
eksperimen dengan desain Posstest Control Group Desain. Dimana sampel
dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu kelompok Eksperimen yang
menggunakan permainan tradisional Bakiak dan kelompok Kontrol yang
menggunakan kegiatan permainan tradisional Gobak Sodor. Tehnik pengambilan
sampelnya yaitu secara acak, yang terdiri atas 42 sampel, yaitu 21 sampel di
kelompok eksperimen dan 21 sampel di kelompok kontrol.
Hasil analisis deskriptif menunjukkan pemanfaatan kegiatan permainan
trasdisional Bakiak lebih baik dari permainan tradisional Gobak Sodor. Hasil uji t
diketahui bahwa t-hitung = 3,01 lebih besar dibandingkan dengan t tabel= 1,72.
Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif penggunaan permainan
tradisional Bakiak terhadap pengembangan sosial anak usia 5-6 tahun di TK
Katolik Assisi Medan Tahun Ajaran 2015/2016.
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pengaruh Permainan Tradisional Bakiak Terhadap Pengembangan
Sosial Anak Usia 5-6 Tahun di TK Katolik Assisi Medan Tahun Ajaran
2015/2016.”
Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Medan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah
ada pengaruh permainan tradisional bakiak panjang terhadap pengembangan
sosial anak usia 5-6 tahun di TK Katolik Assisi Medan. Pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak atas bantuan moril, materi,
maupun doa dalam penulisan skripsi ini, terkhusus kepada:
1. Bapak Prof. Dr.Syawal Gultom, M.Pd sebagai Rektor UNIMED.
2. Bapak Dr. Nasrun, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Medan.
3. Bapak Prof.Dr. Yusnadi, M.S selakuWakil Dekan Bidang Akademik FIP
UNIMED, Bapak Dr. Aman Simaremare, M.S., selaku wakil Dekan
Bidang Umum dan Keuangan FIP UNIMED dan Bapak Drs. Edidon
Hutasuhut, M. Pd selaku wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan FIP
UNIMED.
4. Ibu Kamtini S.Pd, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Pendidikan Anak Usia Dini FIP UNIMED.
ii
5. Ibu Dra. Sariana Marbun, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
penuh kesabaran dan perhatian dalam memberikan bimbingan, ilmu, saran,
koreksian serta motivasi dalam proses penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak Dr. Edward Purba, M.A, Ibu Dra. Dorlince Simatupang, M.Pd, dan
Ibu Dra. Nasriah, M.Pd selaku Dosen Penguji yang telah memberikan
bimbingan, saran dan koreksian dalam proses penyelesaian skripsi ini.
7. Para Dosen Prodi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini yang telah
membekali berbagai pengetahuan serta pengalaman yang mendukung
penyusunan skripsi ini, serta para pegawai di lingkungan FIP UNIMED
yang telah membantu dalam penyelesaian surat-surat.
8. Suster Regina Hasugian, FCJM selaku Kepala Sekolah yang telah
memberikan izin untuk melakukan penelitian serta Ibu guru TK Katolik
Assisi Medan yang telah membantu penulis selama penelitian.
9. Teristimewa untuk Alm. Ayahanda Saut Simamora yang telah menjadi
penyemangat bagi penulis untuk memperoleh gelar Sarjana dan Ibunda
Marince
Situmorang,
S.Pd
tersayang
yang
selalu
mendoakan,
membimbing, memberikan kasih sayang dan selalu jadi penyemangat baik
dalam bentuk moral maupun materi bagi penulis selama penulis
menempuh pendidikan dan penyelesaian skripsi
ini sehingga dapat
menyelesaikan studi di FIP UNIMED.
10. Terkhusus juga buat abangku Sandro Rionaldo Simamora, S.Pd, Torang
W.F. Simamora, S.S, Jhon Martali Simamora, S.Si, serta keponakanku
tersayang Sessila Ketrin Simamora yang selalu memberikan dukungan
doa, perhatian dan semangat yang luar biasa.
iii
11. Seluruh keluarga besar Simamora dan Situmorang yang selalu
memberikan kasih sayang buat penulis.
12. Teristimewa buat Andi Nainggolan, S.Kom yang selalu memberikan
dukungan, perhatian dan semangat selama studi di FIP UNIMED dan yang
telah meluangkan waktunya buat penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
13. Seluruh anggota JiBerFi YuAsMiE yang melewati hari-hari dalam suka
dan duka yang selalu melontarkan kata semangat, penghiburan dan
penguatan.
14. Teman-teman di Kelas PG. PAUD Reguler A 2012 yang telah senasib
sepenanggungan menyelesaikan studi di FIP UNIMED.
15. Kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini
yang tidak dapat disebut satu persatu atas doa dan dukungan yang telah
diberikan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan, untuk itu penulis sangat mengharapkan saran yang bersifat
membangun demi menyempurnakan skripsi ini.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan
menjadi bahan masukan bagi pengembangan pendidikan.
Medan,
Agustus 2016
Penulis,
Yunita Shintauli Simamora
NIM. 1123113030
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... x
BAB : 1 PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
1.2. Identifikasi Masalah ............................................................................... 9
1.3. Batasan Masalah ..................................................................................... 9
1.4. Rumusan Masalah ................................................................................... 10
1.5. Tujuan Masalah ....................................................................................... 10
1.6. Manfaat Penelitian .................................................................................. 10
BAB : 2 KAJIAN TEORI .................................................................................. 12
2.1. Kerangka Teori ...................................................................................... 12
2.1.1. Konsep Pengembangan Sosial .......................................................... 12
2.1.1.1 Pengertian Pengembangan Sosial ................................................. 12
2.1.1.2. Karakteristik Pengembangan Sosial Anak Usia Taman
Kanak-kanak ............................................................................... 13
2.1.1.3. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Anak .......... 24
2.1.2. Permainan Bakiak Panjang ............................................................... 28
v
2.1.2.1 Langkah Bermain Bakiak dan Manfaat Permainan Bakiak ......... 29
2.1.2.2. Peranan Permainan Tradisional Bakiak Terhadap
Perkembangan Sosial Anak ....................................................... 30
2.1.3. Konsep Permainan Trandisional Gobak Sodor .................................. 34
2.1.3.1 Pengertian Permainan Gobak Sodor ............................................. 34
2.1.3.2. Langkah Permainan Gobak Sodor ............................................... 35
2.1.3.3. Manfaat Permainan Gobak Sodor ................................................ 37
2.2. Kerangka Konseptual .............................................................................. 38
2.3. Hipotesis .................................................................................................. 39
BAB : 3 METODE PENELITIAN ................................................................... 40
3.1. Jenis Penelitian ....................................................................................... 40
3.2. Populasi dan Sampel .............................................................................. 40
3.2.1. Populasi ............................................................................................ 40
3.2.2. Sampel Penelitian ............................................................................ 41
3.3. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ....................................... 41
3.3.1. Variabel Penelitian ........................................................................... 41
3.3.2. Defenisi Operasional ........................................................................ 42
3.4. Desain Penelitian ................................................................................... 42
3.5. Instrumen Penelitian .............................................................................. 43
3.6. Prosedur Pelasksanaan Penelitian .......................................................... 46
3.7. Tehnik Analisis Data .............................................................................. 47
3.8. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................. 50
3.8.1. Lokasi Penelitian .............................................................................. 50
3.8.2. Waktu Penelitian .............................................................................. 50
vi
BAB : 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 52
4.1. Hasil Penelitian ...................................................................................... 52
4.1.1. Deskripsi Hasil Observasi Pengembangan Sosial Anak Usia
5-6 Tahun ........................................................................................ 52
4.1.2. Data Hasil Observasi Kelompok Eksperimen ................................... 53
4.1.3. Data Hasil Observasi Kelompok Kontrol ......................................... 57
4.2. Pengujin Persyaratan Analisis ................................................................ 60
4.2.1. Uji Normalitas .................................................................................. 61
4.2.2 Uji Homogenitas ............................................................................... 64
4.3. Penguji Uji Hipotesis ............................................................................. 64
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................. 65
BAB : 5 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 66
5.1. Kesimpulan ............................................................................................ 66
5.2. Saran ...................................................................................................... 67
DAFAR PUSTAKA ............................................................................................ 68
LAMPIRAN ........................................................................................................ 70
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Rencana Kegiatan Mingguan, Harian Kelas Eksperimen Dan
Kontrol.
Lampiran 2. Data Mentah Hasil Observasi Pengembangan Sosial Di Kelas
Eksperimen dan Kontrol.
Lampiran 3. Lembar Pengamatan Pengembangan Sosial Anak Usia 5-6
Tahun
Lampiran 4. Perhitungan Mean(Rata-Rata), Standar Deviasi Dan Varians
Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol.
Lampiran 5. Uji Normalitas.
Lampiran 6. Uji Homogenitas.
Lampiran 7. Uji Hipotesis.
Lampiran 8. Tabel Nilai Kritis Uji Liliefors.
Lampiran 9. Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke Z.
Lampiran 10. Tabel Distribusi F.
Lampiran 11. Tabel Daftar Nilai Presentil untuk Distribusi t.
Lampiran 12. Foto Observasi
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1. Grafik Histogram Data Pengembangan Sosial Kelas
Eksperimen .............................................................................. 54
Gambar 4.2 Grafik Histogram Data Pengembangan Sosial Kelas
Kontrol ..................................................................................... 57
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Desain Penelitian Test Only Control Group Design ..................... 43
Tabel 3.2 Lembar Pengamatan Pengembangan Sosial Anak Usia
5 – 6 Tahun ................................................................................... 44
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian .......................................................................... 51
Tabel 4.1 Data Hasil Observasi Kelas Eksperimen ...................................... 52
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Data Nilai Pengembangan Sosial Kelas
Eksperimen ................................................................................... 53
Tabel 4.3 Data Hasil Observasi Kelas Kontrol ............................................. 55
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Data Nilai Pengembangan Sosial
Kelas Kontrol ................................................................................ 56
Tabel 4.5 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen ................... 58
Tabel 4.6 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Kelas Kontrol ......................... 59
Tabel 4.7 Ringkasan Uji Homogenitas ......................................................... 60
Tabel 4.8 Hasil Hipotesis Dengan Uji –T ..................................................... 61
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang paling mendasar
menempati posisi yang sangat strategis dalam pengembangan sumber daya
manusia (Direktorat PAUD 2005). Karena rentang anak usia dini merupakan
rentangan usia kritis dan sekaligus strategis dalam proses pendidikan yang dapat
mempengaruhi proses serta hasil pendidikan pada tahap selanjutnya. Periode ini
merupakan periode kondusif untuk menumbuhkembangkan berbagai kemampuan
fisik, kognitif, bahasa, sosial emosional dan spritual.
Usia dini
( 0-6
tahun) sangat
menentukan bagi
anak dalam
mengembangkan potensinya. Usia ini sering disebut “usia emas” (the golden age)
yang hanya datang sekali dan tidak dapat diulang lagi, yang sangat menentukan
untuk pengembangan kualitas manusia. Bloom ( dalam
Mutiah 2010:3)
berdasarkan hasil penelitiannya mengemukakan bahwa perkembangan intelektual
anak terjadi sangat pesat pada tahun awal kehidupan anak.
Kehidupan pada masa anak dengan berbagai pengaruhnya adalah masa
kehidupan yang sangat penting khususnya berkaitan dengan diterimanya
rangsangan (stimulasi) dan perlakuan dari lingkungan hidupnya. Kehidupan pada
masa anak yang merupakan suatu periode yang disebut sebagai periode kritis
ataupun periode sensitif di mana kualitas perangsangan harus diatur sebaikbaiknya, tentunya memerlukan intervensi baik dari guru maupun orang tua.
1
2
Periode kritis adalah saat dimana individu memperoleh rangsangan,
perlakuan atau pengaruh dari lingkungan pada masa atau saat yang tepat. Apabila
saatnya tepat artinya dalam keadaan yang sensitif, keadaan yang siap menerima
rangsangan dari luar yang memperolehnya, maka akan terjadi hubungan yang
positif dan berdampak yang positif pula. Namun apabila tidak siap, maka tidak
akan terjadi hubungan apapun, atau akan sia-sia.
Periode kritis berkaitan dengan kematangan individu. Para ahli
memberikan kesimpulan bahwa adanya hubungan antara kematangan dengan
proses belajar. Jika kematangan berlangsung dengan baik, maka hasil proses
belajar akan lebih baik.
Namun, melihat kondisi yang terjadi saat ini di lingkungan masyarakat
luas, perkembangan anak belum sepenuhnya berlangsung secara optimal. Dalam
pendidikan anak usia dini ada enam aspek perkembangan yang harus
dikembangkan diantaranya aspek perkembangan fisik/motorik yaitu aspek yang
mendukung anak untuk dapat mengembangkan keterampilan fisik agar anak
mampu
berekplorasi
sendiri
dengan
lingkungannya.
Kemudian
aspek
perkembangan kognitif yakni yang berkaitan dengan inteligensi ataupun
intelektual. Yang ketiga meliputi aspek perkembangan bahasa, yaitu aspek
perkembangan yang memungkinkan anak agar mampu berkomunikasi dengan
orang lain. Selanjutnya meliputi aspek perkembangan moral yaitu aspek yang
membina mengembangkan ahlak dan perilaku anak, dan yang terakhir meliputi
aspek perkembangan sosial emosional.
3
Aspek
perkembangan
sosial
merupakan
salah
satu
dari
aspek
perkembangan yang harus dikembangkan dalam pendidikan anak usia dini.
Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial.
Dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaiakan diri terhadap
norma-norma kelompok, moral, tradisi, meleburkan diri menjadi satu kesatuan
dan saling berkomunikasi dan bekerjasama.
Anak dilahirkan sudah bersifat sosial. Pada saat anak lahir, anak pertama
kali menangis sebagai bentuk sosialnya terhadap lingkungan sekitarnya. Melalui
suara tangisannya, anak ingin membangun sebuah hubungan sosial. Pada saat
anak tumbuh besar, anak memerlukan perhatian dan kasih sayang dari orang
disekitarnya. Anak selalu ingin diperhatikan, diberi perlindungan yang memadai
dari orang tua dan lingkungan sekitarnya.
Orang tua merupakan lingkungan sosial pertama yang ditemui oleh anak
sejak ia lahir. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan sosial yang
mengajarkan anak untuk bersosialisasi dengan lingkungan masyarakat, agara anak
dapat diterima dilingkungan sekitarnya. Namun untuk mencapai hal ini,
diperlukan pola asuh yang baik dari orang tua, agar anak mampu melakukan
hubungan sosial dengan lingkungannya.
Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh proses perlakuan atau
bimbingan orang tua terhadap anak dalam berbagai aspek kehidupan sosial, atau
norma-norma kehidupan bermasyarakat serta mendorong dan memberikan contoh
kepada anaknya bagaimana menerapkan norma-norma ini dalam kehidupan
sehari-hari. Proses bimbingan orang tua lazim disebut sosialisasi.
4
Robinson (dalam Susanto 2012: 40), mengartikan bahwa sosialisasi adalah
sebagai proses belajar yang membimbing anak ke arah perkembangan kepribadian
sosial sehingga dapat menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab dan
efektif.
Sosialisasi dari orang tua dan guru di lembaga pendidikan anak usia dini
maupun di Taman Kanak-kanak sangat diperlukan oleh anak, karena dia masih
terlalu
muda
dan
belum
memiliki
pengalaman
untuk
membimbing
perkembangannya ke arah kematangan.
Namun yang terjadi di lingkungan masyarakat ataupun di lembaga
pendidikan anak usia dini masih ditemukan anak yang belum sepenuhnya dapat
mengembangkan aspek perkembangan sosialnya. Anak terkadang masih sulit
untuk dapat bekerjasama dengan sesama temannya disaat bermain yang
seharusnya menuntut anak untuk dapat bekerjasama dengan orang lain. Anak
belum bisa bersosialisasi dengan orang lain. Ada anak yang tidak sabar dalam
mengikuti peraturan permainan sehingga anak jenuh dan bosan untuk mengikuti
permainan tersebut hingga selesai dan pada akhirnya anak pun mundur dari
permainan tersebut.
Hal ini dapat terjadi karena kurangnya proses sosialisasi dari orang tua,
dan juga lingkungan sekitar anak yang sangat menentukan sifat ataupun karakter
anak dan juga rangsangan sosialisasi ataupun menerapkan cara yang menarik
minat anak agar anak semakin terlatih dalam proses sosial di lingkungannya dan
juga dapat melatih emosional anak.
Apabila lingkungan sosial anak memfasilitasi ataupun memberi peluang
terhadap perkembangan anak secara positif, maka anak akan dapat mencapai
5
perkembangan sosialnya secara matang. Namun, apabila lingkungan sosial itu
kurang kondusif, seperti perlakuan orang tua yang kasar, sering memarahi, acuh
tak acuh, tidak memberikan bimbingan, teladan, pengajaran atau pembiasaan
terhadap anak dalam menerapkan norma-norma, baik agama maupun tata krama,
budi pekerti, cenderung menampilkan perilaku maladjusment, seperti: bersifat
minder, senang mendominasi orang lain, bersifat egois (selfish), senang
mengisolasi diri, menyendiri, kurang memiliki tenggang rasa, dan kurang
memperdulikan norma dan perilaku.
Perkembangan perilaku sosial anak ditandai dengan adanya minat terhadap
aktivitas teman-teman dan meningkatnya keinginan yang kuat untuk diterima
sebagai anggota suatu kelompok, dan tidak puas bila tidak bersama dengan temantemannya. Anak tidak lagi puas bermain sendiri di rumah atau dengan saudara
kandung atau melakukan kegiatan dengan anggota-anggota keluarga lainnya.
Anak ingin bersama teman-temannya dan akan merasakan kesepian serta tidak
puas bila tidak bersama teman-temannya.
Memahami kondisi anak yang seperti ini yaitu selalu ingin bersama
dengan teman-temannya, kegiatan bermain merupakan salah satu cara yang dapat
digunakan untuk dapat mengembangkan aspek perkembangan sosial anak.
Bermain merupakan dunia anak. Anak akan merasakan senang ataupun gembira
pada saat anak bermain. Anak memiliki kepuasan tersendiri saat ia bermain.
Bukan hanya itu saja, dalam situasi bermain anak akan dapat menunjukkan
bakat, fantasi, dan kecenderungan-kecenderungannya. Saat bermain anak akan
menghayatai berbagai kondisi emosi yang mungkin muncul seperti rasa senang,
gembira, kepuasan, dan mungkin rasa kecewa. Dengan bermain, memberikan
6
pembiasaan pada anak untuk mengenal aturan-aturan yang berlaku disekolah,
mauoun masyarakat, mematuhi norma-norma dan larangan-larangan,, berlaku
jujur, setia. Dalam permainan anak akan menggunakan semua fungsi kejiwaan/
psikologis dengan suasana yang bervariasi.
Salah satu permainan yang dapat membantu pengembangan sosial anak
adalah dengan menggunakan kegiatan bermain bakiak. Permainan bakiak
merupakan salah satu permainan tradisional yang berasal dari Sumatera Barat
yang dilahirkan hingga pertengahan tahun 1970-an. Alat permainan ini terbuat
dari dua papan kayu tebal berbentuk sandal yang panjangnya sekitar 125 cm. Pada
masing-masing papan terdapat tiga atau empat tali karet untuk pengikat kaki
pemain.
Permainan bakiak merupakan permainan yang menuntut anak untuk dapat
mengembangngkan aspek sosial anak, seperti dapat berinteraksi dengan teman
sebaya, bekerjasama dengan orang lain, serta menumbuhkan rasa tanggung jawab
dalam diri anak.
Namun seiring dengan perkembangan zaman, permainan tradisional ini
hampir dilupakan ataupun ditinggalkan. Hal ini disebabkan karena pesatnya
perkembangan permainan modern seperti permainan playstation dan permainan
dengan menggunakan ponsel pintar (smart Phone). Alasan semua negara yang
menginginkan semua penduduk di negaranya menguasai teknologi merupakan
salah satu juga penyebab hampir punahnya permainan tradisional. Perlu diketahui,
kelebihan dari permainan tradisional sangat banyak, salah satunya yaitu
permainan tradisional tidak banyak mengeluarkan biaya dan dapat memanfaatkan
benda di sekitar lingkungan jadi tidak perlu banyak biaya.dan juga melalui
7
permainan tradisional dapat menanamkan nilai budaya dan melatih bagaimana
anak untuk bersosialisasi dengan lingkungannya.
Salah satu faktor yang menyebabkan kurangnya permainan bakaiak yang
dilakukan disekolah karena kurangnya pemahaman guru sehingga permainan ini
tidak pernah dilaksanakan. Namun bila dilihat dari manfaatnya, permainan ini
dapat mengembangkan aspek perkembangan sosial anak, seperti mengajarkan
anak untuk bekerjasama, bergaul dengan teman sebaya, memahami peraturan, dan
lain-lain.
Permainan ini dilakukan dengan cara berkelompok yang mana tiap
kelompok terdiri atas tiga atau empat orang anak. Setiap anak harus memasukkan
kakinya kedalam lekukan tali yang telah terpasang pada sepasang kayu panjang
tersebut. Kemudian anak berjalan dengan menggunakan sepasang kayu tersebut
hingga mencapai garis finish. Dalam permainan ini anak dituntut untuk saling
bekerjasama dalam tiap kelompok agar mampu tiba di garis finish dengan cepat.
Menggunakan bakiak ini merupakan permainan yang lambat untuk mencapai
garis finish, karena dibutuhkan kerjasama antar anggota kelompok dan juga
dibutuhkan kesabaran agar bisa tiba di garis finish. Dibutuhkan kesabaran karena
menggunakan bakiak ini agak sedikit susah sehingga diperlukan kesabaran yang
tinggi.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Giant Pranoto tahun 2010,
hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui permainan tradisional bakiak anak
mampu mengembangkan aspek keterampilan sosial yang meliputi, keterampilan
berkomunikasi, peer aceptance atau penerimaan teman sebaya, membina
hubungan dengan kelompok dan mengatasi konflik dalam bermain. Pada setiap
8
aspek keterampilan sosial yang diamati mengalami peningkatan positif saat
melaksanakan kegiatan permainan tradisional bakiak. Hal ini dibuktikan dengan
adanya peningkatan nilai rata-rata yang diperoleh antara sebelum dan sesudah
pelaksanaan kegiatan permainan tradisional bakiak
pada setiap aspek
keterampilan sosial anak yang diamati.
Jadi dengan menggunakan permainan bakiak ini dapat dijadikan sebagai
suatu kegiatan yang dapat membantu mengembangkan kemampuan sosial anak,
diantaranya anak belajar untuk bekerjasama dengan orang lain dan juga anak
belajar untuk mengendalikan sifat amarah dan melatih kesabaran pada diri anak
Penulis memilih TK Katolik Assisi Medan sebagai obyek penelitian
karena penulis melihat masih banyak anak didik yang belum memiliki nilai-nilai
perkembangan sosial, seperti bekerjasama dengan sesama teman, menjalin
interaksi dengan teman sebaya, mengikuti aturan permainan serta menghargai
keunggulan orang lain, sebagai kriteria yang menentukan kemampuan sosial anak.
Melalui beberapa kali pengamatan dilakukan oleh penulis di TK Katolik Assisi
Medan, masih ada ditemukan anak yang belum bisa untuk bekerjasama dengan
sesama temannya dan juga masih ada anak yang belum mampu untuk mengikuti
peraturan permainan dengan tertib.
Oleh karena itulah penulis mengangkat judul “Pengaruh Permainan Bakiak
terhadap Sosial Anak Usia 5-6 Tahun di TK Katolik Assisi untuk dapat membantu
pengembangan sosial anak usia 5-6 tahun di TK B Katolik Assisi Medan.
9
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka ada beberapa masalah
yang akan diteliti oleh penulis yaitu:
1. Kurangnya proses sosialisasi antara orang tua dan anak yang menyebabkan
anak sulit untuk bersosialisasi dengan lingkungan disekitarnya. Jika anak
sering melakukan komunikasi dengan anak, maka anak akan semakin lebih
mudah untuk melakukan interaksi dengan lingkungan sekitarnya karena sudah
terbiasa dengan adanya interaksi antara orang tua dan anak.
2. Anak belum bisa bersosialisasi dengan baik dengan orang lain.
3. Seiring dengan perkembangan zaman dan perkembangan teknologi, permainan
tradisonal hampir punah.
4. Penggunaan kegiatan bermain seperti permainan bakiak sebagai sarana
pengembangan sosial anak di sekolah masih kurang dikembangkan, sehingga
mengakibatkan kurangnya interaksi anak dengan orang lain yang merupakan
salah satu indikator perkembangan sosial anak.
5. Masih kurangnya pemahaman guru tentang permainan bakiak.
1.3 Batasan Masalah
Karena terbatasnya waktu dan dana yang dimilki oleh penulis, maka
penulis membatasi masalah hanya pada pengaruh permainan tradisional bakiak
panjang terhadap pengembangan sosial anak usia 5-6 Tahun di TK Katolik Assisi
Medan.
10
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, dapat
dirumuskan rumusan masalahnya sebagai berikut:
“Apakah ada pengaruh permainan tradisional bakiak panjang terhadap
pengembangan sosial anak usia 5-6 tahun di TK B Katolik Assisi Medan?”
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahuai apakah ada
pengaruh permainan tradisonal bakiak panjang terhadap pengembangan sosial
anak usia 5-6 tahun di TK B Katolik Assisi Medan.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat Penelitian
a) Teoritis
Bagi pengembangan khazanah ilmu, penelitian ini dapat memberikan
informasi pelaksanaan permainan tradisional bakiak terhadap pengembangan
sosial anak usia 5-6 tahun.
b) Praktis
1) Bagi lembaga pendidikan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi pemikiran pengetahuan, informasi dan sekaligus referensi yang
berupa bacaan ilmiah.
2) Bagi guru, penelitian ini dapat membantu mengembangkan sosial peserta
didik dengan metode yang lebih menyenangkan, yang nyata dan sangat
11
berguna sebagai bahan evaluasi demi keberhasilan pada masa-masa
mendatang serta sebagai acuan dalam membimbing anak didiknya.
3) Bagi peneliti sendiri, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
pengetahuan dan pengalaman dalam menyusun karya tulis ilmiah serta dapat
digunakan menambah manfaat dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
yang pernah didapatkan.
4) Bagi Peneliti lain, penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan dalam
pengembangan sosial anak untuk penelitian selanjutnya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Permainan tradisional bakiak adalah permainan yang menggunakan 2 buah
papan berukuran 125 cm. perkembangan sosial anak dapat dikembangkan
melalui
permainan
tradisonal
bakiak
karena
akan
mempengaruhi
pengembangan sosial anak dengan cara memasukkan kedua kaki kedalam
lekukan tali pada papan yang telah dirancang seperi sandal. Melalui permainan
ini anak akan belajar untuk bekerja sama dengan kelompoknya untuk
mencapai garis finish, melatih sikap kesabaran dalam mengikuti aturan
permainan dan juga mengembangkan bahasa pada anak.
2. Hasil uji hipotesis menunjukkan ada pengaruh yang signifikan permainan
tradisional bakiak terhadap perkembangan sosial anak usia 5-6 tahun di TK
Assisi Medan. Hasil uji dua rata-rata diketahui t-hitung =3,01 lebih besar dari
t-tabel = 1,72.
66
67
5.2. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas,
maka saran dalam penelitian ini ditujukan kepada:
a) Dalam mengembangkan sosial anak, guru hendaknya mengenalkan
permainan bakiak ini melalui cara penggunaanya dan melatih anak untuk
memainkan permainan ini, sehingga melalui mengenalkan permianan ini
pada anak, anak akan lebih sering memainkan permainan ini dan pada
akhirnya sosial anak akan dapat berkembang.
b) Bagi Kepala Sekolah, sebagai bahan masukan bagi pengembangan
kegiatan
yang bermanfaat bagi perkembangan sosial anak.
c) Peneliti lain sebagai bahan dan sumber referensi bagi peneliti berikutnya
yang melakukan penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini.
68
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani. 2007. Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Achroni, Keen. 2012. Mengoptimalkan Tumbuh Kembang Anak Melalui
Permainan Tradisional. Yogyakarta: Javalitera
Bloom (1993) dalam Mutiah 2010. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta:
Kencana
Danandjana. J. (2010) dalam Achroni( 2012) Mengoptimalkan Tumbuh Kembang
Anak Melalui Permainan Tradisional. Yogyakarta. Javalitera
Deliana. S. M. 2000. Perkembangan Sosial Anak Usia Dini. Jakarta: Erlangga
Depdiknas. (2009). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (PERMEN DIKNAS)
No 58 Tahun 2009. Jakarta:Depdiknas
DIRJEN PAUD. (2012) Pedoman Pendidikan Karakter pada Pendidikan Anak
Usia Dini. Jakarta: Depdiknas
Fadlilah, Muhammad. 2014. Desain Pembelajaran PAUD. Jogjakarta: Ar-Ruz
Media.
Heteringthon (1987) dalam Nugraha 2010. Metode Pengembangan Sosial
Emosional. Jakarta: Universitas Terbuka
Hurlock (1978) dalam Nugraha 2010. Metode Pengembangan Sosial Emosional.
Jakarta: Universitas Terbuka
Iswinarti 2010. Permainan Tradisional Anak Indonesia. Jakarta: Erlangga
Joan, Utami. 2011. Bermain bagi Anak Usia Dini. Yogyakarta: Langensari
Muhibin (1999) dalam Nugraha 2010. Metode Pengembangan Sosial Emosional.
Jakarta: Universitas Terbuka
Mulyani. S. 2013. 45 Permainan Tradisional Anak Indonesia. Yogyakarta.:
Langensari
Nugraha. A. 2010. Metode Pengembangan Sosial Emosional. Jakarta: Universitas
Terbuka
69
Rachmawati. Y. 2010. Metode Pengembangan Sosial Emosional. Jakarta:
Universitas Terbuka
Robinson (1981) dalam Susanto.A .2012. Perkembangan Anak Usia Dini.
Jakarta:Kencana
Soetarno (1989) dalam Nugraha 2010. Metode Pengembangan Sosial Emosional.
Jakarta: Universitas Terbuka
Snowman dalam Rachmawati 2010. . Metode Pengembangan Sosial Emosional.
Jakarta: Universitas Terbuka
Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito
Sujiono. 2005. Memahami Perkembangan Sosial-Emosional Anak Usia Dini.
Bandung. Alfabeta
Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Syamsuddin (1995) dalam Nugraha 2010. Metode Pengembangan Sosial
Emosional. Jakarta: Universitas Terbuka
Yusuf. S. (2007). Perkembangan Sosial Anak Usia Dini. Jakarta: Bumi Aksara
Widianingsih, Suci, Marmawi, Sri Lestari, (2013). Pembelajaran Proyek dalam
Mengembangkan Kerjasama Melalui Permainan Balok pada Anak Usia 5 –
6 Tahun, Online, Jurnal.Untan.Ac.Id. diakses April 2014
Wiyani. N.A. 2014. Mengelola dan Mengembangkan Kecerdasan Sosial dan
Emosional Anak Usia Dini. Yogyakarta: Ar. Ruzz Media
PANJANG TERHADAP PENGEMBANGAN
SOSIAL ANAK USIA 5-6 TAHUN
TK KATOLIK ASSISI MEDAN
T.A 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Pendidikan
Anak Usia Dini
Oleh
YUNITA SHINTAULI SIMAMORA
NIM. 1123113030
PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016
ABSTRAK
YUNITA SHINTAULI SIMAMORA, NIM : 1123113030, Pengaruh
Permainan Tradisional Bakiak terhadap Pengembangan Sosial Anak Usia 56 Tahun di TK Katolik Assisi Medan T.A. 2015/2016.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah masih kurang berkembangnya
sosial anak usia 5-6 tahun di TK Katolik Assisi Medan. Hal ini dikarenakan karna
kurangnya perhatian dari lingkungan sekitar anak yang dapat mendukung
perkembangan sosial anak dan juga karena kurangnya kegiatan yang dapat
mengembangkan sosial anak, seperti bermain, khususnya permainan tradisional
bakiak panjang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada
pengaruh permainan tradisional bakiak panjang terhadap pengembangan sosial
anak.
Untuk memperoleh data penelitian, penelitian ini menggunakan metode
eksperimen dengan desain Posstest Control Group Desain. Dimana sampel
dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu kelompok Eksperimen yang
menggunakan permainan tradisional Bakiak dan kelompok Kontrol yang
menggunakan kegiatan permainan tradisional Gobak Sodor. Tehnik pengambilan
sampelnya yaitu secara acak, yang terdiri atas 42 sampel, yaitu 21 sampel di
kelompok eksperimen dan 21 sampel di kelompok kontrol.
Hasil analisis deskriptif menunjukkan pemanfaatan kegiatan permainan
trasdisional Bakiak lebih baik dari permainan tradisional Gobak Sodor. Hasil uji t
diketahui bahwa t-hitung = 3,01 lebih besar dibandingkan dengan t tabel= 1,72.
Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif penggunaan permainan
tradisional Bakiak terhadap pengembangan sosial anak usia 5-6 tahun di TK
Katolik Assisi Medan Tahun Ajaran 2015/2016.
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pengaruh Permainan Tradisional Bakiak Terhadap Pengembangan
Sosial Anak Usia 5-6 Tahun di TK Katolik Assisi Medan Tahun Ajaran
2015/2016.”
Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Medan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah
ada pengaruh permainan tradisional bakiak panjang terhadap pengembangan
sosial anak usia 5-6 tahun di TK Katolik Assisi Medan. Pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak atas bantuan moril, materi,
maupun doa dalam penulisan skripsi ini, terkhusus kepada:
1. Bapak Prof. Dr.Syawal Gultom, M.Pd sebagai Rektor UNIMED.
2. Bapak Dr. Nasrun, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Medan.
3. Bapak Prof.Dr. Yusnadi, M.S selakuWakil Dekan Bidang Akademik FIP
UNIMED, Bapak Dr. Aman Simaremare, M.S., selaku wakil Dekan
Bidang Umum dan Keuangan FIP UNIMED dan Bapak Drs. Edidon
Hutasuhut, M. Pd selaku wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan FIP
UNIMED.
4. Ibu Kamtini S.Pd, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Pendidikan Anak Usia Dini FIP UNIMED.
ii
5. Ibu Dra. Sariana Marbun, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
penuh kesabaran dan perhatian dalam memberikan bimbingan, ilmu, saran,
koreksian serta motivasi dalam proses penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak Dr. Edward Purba, M.A, Ibu Dra. Dorlince Simatupang, M.Pd, dan
Ibu Dra. Nasriah, M.Pd selaku Dosen Penguji yang telah memberikan
bimbingan, saran dan koreksian dalam proses penyelesaian skripsi ini.
7. Para Dosen Prodi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini yang telah
membekali berbagai pengetahuan serta pengalaman yang mendukung
penyusunan skripsi ini, serta para pegawai di lingkungan FIP UNIMED
yang telah membantu dalam penyelesaian surat-surat.
8. Suster Regina Hasugian, FCJM selaku Kepala Sekolah yang telah
memberikan izin untuk melakukan penelitian serta Ibu guru TK Katolik
Assisi Medan yang telah membantu penulis selama penelitian.
9. Teristimewa untuk Alm. Ayahanda Saut Simamora yang telah menjadi
penyemangat bagi penulis untuk memperoleh gelar Sarjana dan Ibunda
Marince
Situmorang,
S.Pd
tersayang
yang
selalu
mendoakan,
membimbing, memberikan kasih sayang dan selalu jadi penyemangat baik
dalam bentuk moral maupun materi bagi penulis selama penulis
menempuh pendidikan dan penyelesaian skripsi
ini sehingga dapat
menyelesaikan studi di FIP UNIMED.
10. Terkhusus juga buat abangku Sandro Rionaldo Simamora, S.Pd, Torang
W.F. Simamora, S.S, Jhon Martali Simamora, S.Si, serta keponakanku
tersayang Sessila Ketrin Simamora yang selalu memberikan dukungan
doa, perhatian dan semangat yang luar biasa.
iii
11. Seluruh keluarga besar Simamora dan Situmorang yang selalu
memberikan kasih sayang buat penulis.
12. Teristimewa buat Andi Nainggolan, S.Kom yang selalu memberikan
dukungan, perhatian dan semangat selama studi di FIP UNIMED dan yang
telah meluangkan waktunya buat penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
13. Seluruh anggota JiBerFi YuAsMiE yang melewati hari-hari dalam suka
dan duka yang selalu melontarkan kata semangat, penghiburan dan
penguatan.
14. Teman-teman di Kelas PG. PAUD Reguler A 2012 yang telah senasib
sepenanggungan menyelesaikan studi di FIP UNIMED.
15. Kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini
yang tidak dapat disebut satu persatu atas doa dan dukungan yang telah
diberikan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan, untuk itu penulis sangat mengharapkan saran yang bersifat
membangun demi menyempurnakan skripsi ini.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan
menjadi bahan masukan bagi pengembangan pendidikan.
Medan,
Agustus 2016
Penulis,
Yunita Shintauli Simamora
NIM. 1123113030
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... x
BAB : 1 PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
1.2. Identifikasi Masalah ............................................................................... 9
1.3. Batasan Masalah ..................................................................................... 9
1.4. Rumusan Masalah ................................................................................... 10
1.5. Tujuan Masalah ....................................................................................... 10
1.6. Manfaat Penelitian .................................................................................. 10
BAB : 2 KAJIAN TEORI .................................................................................. 12
2.1. Kerangka Teori ...................................................................................... 12
2.1.1. Konsep Pengembangan Sosial .......................................................... 12
2.1.1.1 Pengertian Pengembangan Sosial ................................................. 12
2.1.1.2. Karakteristik Pengembangan Sosial Anak Usia Taman
Kanak-kanak ............................................................................... 13
2.1.1.3. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Anak .......... 24
2.1.2. Permainan Bakiak Panjang ............................................................... 28
v
2.1.2.1 Langkah Bermain Bakiak dan Manfaat Permainan Bakiak ......... 29
2.1.2.2. Peranan Permainan Tradisional Bakiak Terhadap
Perkembangan Sosial Anak ....................................................... 30
2.1.3. Konsep Permainan Trandisional Gobak Sodor .................................. 34
2.1.3.1 Pengertian Permainan Gobak Sodor ............................................. 34
2.1.3.2. Langkah Permainan Gobak Sodor ............................................... 35
2.1.3.3. Manfaat Permainan Gobak Sodor ................................................ 37
2.2. Kerangka Konseptual .............................................................................. 38
2.3. Hipotesis .................................................................................................. 39
BAB : 3 METODE PENELITIAN ................................................................... 40
3.1. Jenis Penelitian ....................................................................................... 40
3.2. Populasi dan Sampel .............................................................................. 40
3.2.1. Populasi ............................................................................................ 40
3.2.2. Sampel Penelitian ............................................................................ 41
3.3. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ....................................... 41
3.3.1. Variabel Penelitian ........................................................................... 41
3.3.2. Defenisi Operasional ........................................................................ 42
3.4. Desain Penelitian ................................................................................... 42
3.5. Instrumen Penelitian .............................................................................. 43
3.6. Prosedur Pelasksanaan Penelitian .......................................................... 46
3.7. Tehnik Analisis Data .............................................................................. 47
3.8. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................. 50
3.8.1. Lokasi Penelitian .............................................................................. 50
3.8.2. Waktu Penelitian .............................................................................. 50
vi
BAB : 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 52
4.1. Hasil Penelitian ...................................................................................... 52
4.1.1. Deskripsi Hasil Observasi Pengembangan Sosial Anak Usia
5-6 Tahun ........................................................................................ 52
4.1.2. Data Hasil Observasi Kelompok Eksperimen ................................... 53
4.1.3. Data Hasil Observasi Kelompok Kontrol ......................................... 57
4.2. Pengujin Persyaratan Analisis ................................................................ 60
4.2.1. Uji Normalitas .................................................................................. 61
4.2.2 Uji Homogenitas ............................................................................... 64
4.3. Penguji Uji Hipotesis ............................................................................. 64
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................. 65
BAB : 5 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 66
5.1. Kesimpulan ............................................................................................ 66
5.2. Saran ...................................................................................................... 67
DAFAR PUSTAKA ............................................................................................ 68
LAMPIRAN ........................................................................................................ 70
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Rencana Kegiatan Mingguan, Harian Kelas Eksperimen Dan
Kontrol.
Lampiran 2. Data Mentah Hasil Observasi Pengembangan Sosial Di Kelas
Eksperimen dan Kontrol.
Lampiran 3. Lembar Pengamatan Pengembangan Sosial Anak Usia 5-6
Tahun
Lampiran 4. Perhitungan Mean(Rata-Rata), Standar Deviasi Dan Varians
Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol.
Lampiran 5. Uji Normalitas.
Lampiran 6. Uji Homogenitas.
Lampiran 7. Uji Hipotesis.
Lampiran 8. Tabel Nilai Kritis Uji Liliefors.
Lampiran 9. Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke Z.
Lampiran 10. Tabel Distribusi F.
Lampiran 11. Tabel Daftar Nilai Presentil untuk Distribusi t.
Lampiran 12. Foto Observasi
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1. Grafik Histogram Data Pengembangan Sosial Kelas
Eksperimen .............................................................................. 54
Gambar 4.2 Grafik Histogram Data Pengembangan Sosial Kelas
Kontrol ..................................................................................... 57
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Desain Penelitian Test Only Control Group Design ..................... 43
Tabel 3.2 Lembar Pengamatan Pengembangan Sosial Anak Usia
5 – 6 Tahun ................................................................................... 44
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian .......................................................................... 51
Tabel 4.1 Data Hasil Observasi Kelas Eksperimen ...................................... 52
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Data Nilai Pengembangan Sosial Kelas
Eksperimen ................................................................................... 53
Tabel 4.3 Data Hasil Observasi Kelas Kontrol ............................................. 55
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Data Nilai Pengembangan Sosial
Kelas Kontrol ................................................................................ 56
Tabel 4.5 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen ................... 58
Tabel 4.6 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Kelas Kontrol ......................... 59
Tabel 4.7 Ringkasan Uji Homogenitas ......................................................... 60
Tabel 4.8 Hasil Hipotesis Dengan Uji –T ..................................................... 61
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang paling mendasar
menempati posisi yang sangat strategis dalam pengembangan sumber daya
manusia (Direktorat PAUD 2005). Karena rentang anak usia dini merupakan
rentangan usia kritis dan sekaligus strategis dalam proses pendidikan yang dapat
mempengaruhi proses serta hasil pendidikan pada tahap selanjutnya. Periode ini
merupakan periode kondusif untuk menumbuhkembangkan berbagai kemampuan
fisik, kognitif, bahasa, sosial emosional dan spritual.
Usia dini
( 0-6
tahun) sangat
menentukan bagi
anak dalam
mengembangkan potensinya. Usia ini sering disebut “usia emas” (the golden age)
yang hanya datang sekali dan tidak dapat diulang lagi, yang sangat menentukan
untuk pengembangan kualitas manusia. Bloom ( dalam
Mutiah 2010:3)
berdasarkan hasil penelitiannya mengemukakan bahwa perkembangan intelektual
anak terjadi sangat pesat pada tahun awal kehidupan anak.
Kehidupan pada masa anak dengan berbagai pengaruhnya adalah masa
kehidupan yang sangat penting khususnya berkaitan dengan diterimanya
rangsangan (stimulasi) dan perlakuan dari lingkungan hidupnya. Kehidupan pada
masa anak yang merupakan suatu periode yang disebut sebagai periode kritis
ataupun periode sensitif di mana kualitas perangsangan harus diatur sebaikbaiknya, tentunya memerlukan intervensi baik dari guru maupun orang tua.
1
2
Periode kritis adalah saat dimana individu memperoleh rangsangan,
perlakuan atau pengaruh dari lingkungan pada masa atau saat yang tepat. Apabila
saatnya tepat artinya dalam keadaan yang sensitif, keadaan yang siap menerima
rangsangan dari luar yang memperolehnya, maka akan terjadi hubungan yang
positif dan berdampak yang positif pula. Namun apabila tidak siap, maka tidak
akan terjadi hubungan apapun, atau akan sia-sia.
Periode kritis berkaitan dengan kematangan individu. Para ahli
memberikan kesimpulan bahwa adanya hubungan antara kematangan dengan
proses belajar. Jika kematangan berlangsung dengan baik, maka hasil proses
belajar akan lebih baik.
Namun, melihat kondisi yang terjadi saat ini di lingkungan masyarakat
luas, perkembangan anak belum sepenuhnya berlangsung secara optimal. Dalam
pendidikan anak usia dini ada enam aspek perkembangan yang harus
dikembangkan diantaranya aspek perkembangan fisik/motorik yaitu aspek yang
mendukung anak untuk dapat mengembangkan keterampilan fisik agar anak
mampu
berekplorasi
sendiri
dengan
lingkungannya.
Kemudian
aspek
perkembangan kognitif yakni yang berkaitan dengan inteligensi ataupun
intelektual. Yang ketiga meliputi aspek perkembangan bahasa, yaitu aspek
perkembangan yang memungkinkan anak agar mampu berkomunikasi dengan
orang lain. Selanjutnya meliputi aspek perkembangan moral yaitu aspek yang
membina mengembangkan ahlak dan perilaku anak, dan yang terakhir meliputi
aspek perkembangan sosial emosional.
3
Aspek
perkembangan
sosial
merupakan
salah
satu
dari
aspek
perkembangan yang harus dikembangkan dalam pendidikan anak usia dini.
Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial.
Dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaiakan diri terhadap
norma-norma kelompok, moral, tradisi, meleburkan diri menjadi satu kesatuan
dan saling berkomunikasi dan bekerjasama.
Anak dilahirkan sudah bersifat sosial. Pada saat anak lahir, anak pertama
kali menangis sebagai bentuk sosialnya terhadap lingkungan sekitarnya. Melalui
suara tangisannya, anak ingin membangun sebuah hubungan sosial. Pada saat
anak tumbuh besar, anak memerlukan perhatian dan kasih sayang dari orang
disekitarnya. Anak selalu ingin diperhatikan, diberi perlindungan yang memadai
dari orang tua dan lingkungan sekitarnya.
Orang tua merupakan lingkungan sosial pertama yang ditemui oleh anak
sejak ia lahir. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan sosial yang
mengajarkan anak untuk bersosialisasi dengan lingkungan masyarakat, agara anak
dapat diterima dilingkungan sekitarnya. Namun untuk mencapai hal ini,
diperlukan pola asuh yang baik dari orang tua, agar anak mampu melakukan
hubungan sosial dengan lingkungannya.
Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh proses perlakuan atau
bimbingan orang tua terhadap anak dalam berbagai aspek kehidupan sosial, atau
norma-norma kehidupan bermasyarakat serta mendorong dan memberikan contoh
kepada anaknya bagaimana menerapkan norma-norma ini dalam kehidupan
sehari-hari. Proses bimbingan orang tua lazim disebut sosialisasi.
4
Robinson (dalam Susanto 2012: 40), mengartikan bahwa sosialisasi adalah
sebagai proses belajar yang membimbing anak ke arah perkembangan kepribadian
sosial sehingga dapat menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab dan
efektif.
Sosialisasi dari orang tua dan guru di lembaga pendidikan anak usia dini
maupun di Taman Kanak-kanak sangat diperlukan oleh anak, karena dia masih
terlalu
muda
dan
belum
memiliki
pengalaman
untuk
membimbing
perkembangannya ke arah kematangan.
Namun yang terjadi di lingkungan masyarakat ataupun di lembaga
pendidikan anak usia dini masih ditemukan anak yang belum sepenuhnya dapat
mengembangkan aspek perkembangan sosialnya. Anak terkadang masih sulit
untuk dapat bekerjasama dengan sesama temannya disaat bermain yang
seharusnya menuntut anak untuk dapat bekerjasama dengan orang lain. Anak
belum bisa bersosialisasi dengan orang lain. Ada anak yang tidak sabar dalam
mengikuti peraturan permainan sehingga anak jenuh dan bosan untuk mengikuti
permainan tersebut hingga selesai dan pada akhirnya anak pun mundur dari
permainan tersebut.
Hal ini dapat terjadi karena kurangnya proses sosialisasi dari orang tua,
dan juga lingkungan sekitar anak yang sangat menentukan sifat ataupun karakter
anak dan juga rangsangan sosialisasi ataupun menerapkan cara yang menarik
minat anak agar anak semakin terlatih dalam proses sosial di lingkungannya dan
juga dapat melatih emosional anak.
Apabila lingkungan sosial anak memfasilitasi ataupun memberi peluang
terhadap perkembangan anak secara positif, maka anak akan dapat mencapai
5
perkembangan sosialnya secara matang. Namun, apabila lingkungan sosial itu
kurang kondusif, seperti perlakuan orang tua yang kasar, sering memarahi, acuh
tak acuh, tidak memberikan bimbingan, teladan, pengajaran atau pembiasaan
terhadap anak dalam menerapkan norma-norma, baik agama maupun tata krama,
budi pekerti, cenderung menampilkan perilaku maladjusment, seperti: bersifat
minder, senang mendominasi orang lain, bersifat egois (selfish), senang
mengisolasi diri, menyendiri, kurang memiliki tenggang rasa, dan kurang
memperdulikan norma dan perilaku.
Perkembangan perilaku sosial anak ditandai dengan adanya minat terhadap
aktivitas teman-teman dan meningkatnya keinginan yang kuat untuk diterima
sebagai anggota suatu kelompok, dan tidak puas bila tidak bersama dengan temantemannya. Anak tidak lagi puas bermain sendiri di rumah atau dengan saudara
kandung atau melakukan kegiatan dengan anggota-anggota keluarga lainnya.
Anak ingin bersama teman-temannya dan akan merasakan kesepian serta tidak
puas bila tidak bersama teman-temannya.
Memahami kondisi anak yang seperti ini yaitu selalu ingin bersama
dengan teman-temannya, kegiatan bermain merupakan salah satu cara yang dapat
digunakan untuk dapat mengembangkan aspek perkembangan sosial anak.
Bermain merupakan dunia anak. Anak akan merasakan senang ataupun gembira
pada saat anak bermain. Anak memiliki kepuasan tersendiri saat ia bermain.
Bukan hanya itu saja, dalam situasi bermain anak akan dapat menunjukkan
bakat, fantasi, dan kecenderungan-kecenderungannya. Saat bermain anak akan
menghayatai berbagai kondisi emosi yang mungkin muncul seperti rasa senang,
gembira, kepuasan, dan mungkin rasa kecewa. Dengan bermain, memberikan
6
pembiasaan pada anak untuk mengenal aturan-aturan yang berlaku disekolah,
mauoun masyarakat, mematuhi norma-norma dan larangan-larangan,, berlaku
jujur, setia. Dalam permainan anak akan menggunakan semua fungsi kejiwaan/
psikologis dengan suasana yang bervariasi.
Salah satu permainan yang dapat membantu pengembangan sosial anak
adalah dengan menggunakan kegiatan bermain bakiak. Permainan bakiak
merupakan salah satu permainan tradisional yang berasal dari Sumatera Barat
yang dilahirkan hingga pertengahan tahun 1970-an. Alat permainan ini terbuat
dari dua papan kayu tebal berbentuk sandal yang panjangnya sekitar 125 cm. Pada
masing-masing papan terdapat tiga atau empat tali karet untuk pengikat kaki
pemain.
Permainan bakiak merupakan permainan yang menuntut anak untuk dapat
mengembangngkan aspek sosial anak, seperti dapat berinteraksi dengan teman
sebaya, bekerjasama dengan orang lain, serta menumbuhkan rasa tanggung jawab
dalam diri anak.
Namun seiring dengan perkembangan zaman, permainan tradisional ini
hampir dilupakan ataupun ditinggalkan. Hal ini disebabkan karena pesatnya
perkembangan permainan modern seperti permainan playstation dan permainan
dengan menggunakan ponsel pintar (smart Phone). Alasan semua negara yang
menginginkan semua penduduk di negaranya menguasai teknologi merupakan
salah satu juga penyebab hampir punahnya permainan tradisional. Perlu diketahui,
kelebihan dari permainan tradisional sangat banyak, salah satunya yaitu
permainan tradisional tidak banyak mengeluarkan biaya dan dapat memanfaatkan
benda di sekitar lingkungan jadi tidak perlu banyak biaya.dan juga melalui
7
permainan tradisional dapat menanamkan nilai budaya dan melatih bagaimana
anak untuk bersosialisasi dengan lingkungannya.
Salah satu faktor yang menyebabkan kurangnya permainan bakaiak yang
dilakukan disekolah karena kurangnya pemahaman guru sehingga permainan ini
tidak pernah dilaksanakan. Namun bila dilihat dari manfaatnya, permainan ini
dapat mengembangkan aspek perkembangan sosial anak, seperti mengajarkan
anak untuk bekerjasama, bergaul dengan teman sebaya, memahami peraturan, dan
lain-lain.
Permainan ini dilakukan dengan cara berkelompok yang mana tiap
kelompok terdiri atas tiga atau empat orang anak. Setiap anak harus memasukkan
kakinya kedalam lekukan tali yang telah terpasang pada sepasang kayu panjang
tersebut. Kemudian anak berjalan dengan menggunakan sepasang kayu tersebut
hingga mencapai garis finish. Dalam permainan ini anak dituntut untuk saling
bekerjasama dalam tiap kelompok agar mampu tiba di garis finish dengan cepat.
Menggunakan bakiak ini merupakan permainan yang lambat untuk mencapai
garis finish, karena dibutuhkan kerjasama antar anggota kelompok dan juga
dibutuhkan kesabaran agar bisa tiba di garis finish. Dibutuhkan kesabaran karena
menggunakan bakiak ini agak sedikit susah sehingga diperlukan kesabaran yang
tinggi.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Giant Pranoto tahun 2010,
hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui permainan tradisional bakiak anak
mampu mengembangkan aspek keterampilan sosial yang meliputi, keterampilan
berkomunikasi, peer aceptance atau penerimaan teman sebaya, membina
hubungan dengan kelompok dan mengatasi konflik dalam bermain. Pada setiap
8
aspek keterampilan sosial yang diamati mengalami peningkatan positif saat
melaksanakan kegiatan permainan tradisional bakiak. Hal ini dibuktikan dengan
adanya peningkatan nilai rata-rata yang diperoleh antara sebelum dan sesudah
pelaksanaan kegiatan permainan tradisional bakiak
pada setiap aspek
keterampilan sosial anak yang diamati.
Jadi dengan menggunakan permainan bakiak ini dapat dijadikan sebagai
suatu kegiatan yang dapat membantu mengembangkan kemampuan sosial anak,
diantaranya anak belajar untuk bekerjasama dengan orang lain dan juga anak
belajar untuk mengendalikan sifat amarah dan melatih kesabaran pada diri anak
Penulis memilih TK Katolik Assisi Medan sebagai obyek penelitian
karena penulis melihat masih banyak anak didik yang belum memiliki nilai-nilai
perkembangan sosial, seperti bekerjasama dengan sesama teman, menjalin
interaksi dengan teman sebaya, mengikuti aturan permainan serta menghargai
keunggulan orang lain, sebagai kriteria yang menentukan kemampuan sosial anak.
Melalui beberapa kali pengamatan dilakukan oleh penulis di TK Katolik Assisi
Medan, masih ada ditemukan anak yang belum bisa untuk bekerjasama dengan
sesama temannya dan juga masih ada anak yang belum mampu untuk mengikuti
peraturan permainan dengan tertib.
Oleh karena itulah penulis mengangkat judul “Pengaruh Permainan Bakiak
terhadap Sosial Anak Usia 5-6 Tahun di TK Katolik Assisi untuk dapat membantu
pengembangan sosial anak usia 5-6 tahun di TK B Katolik Assisi Medan.
9
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka ada beberapa masalah
yang akan diteliti oleh penulis yaitu:
1. Kurangnya proses sosialisasi antara orang tua dan anak yang menyebabkan
anak sulit untuk bersosialisasi dengan lingkungan disekitarnya. Jika anak
sering melakukan komunikasi dengan anak, maka anak akan semakin lebih
mudah untuk melakukan interaksi dengan lingkungan sekitarnya karena sudah
terbiasa dengan adanya interaksi antara orang tua dan anak.
2. Anak belum bisa bersosialisasi dengan baik dengan orang lain.
3. Seiring dengan perkembangan zaman dan perkembangan teknologi, permainan
tradisonal hampir punah.
4. Penggunaan kegiatan bermain seperti permainan bakiak sebagai sarana
pengembangan sosial anak di sekolah masih kurang dikembangkan, sehingga
mengakibatkan kurangnya interaksi anak dengan orang lain yang merupakan
salah satu indikator perkembangan sosial anak.
5. Masih kurangnya pemahaman guru tentang permainan bakiak.
1.3 Batasan Masalah
Karena terbatasnya waktu dan dana yang dimilki oleh penulis, maka
penulis membatasi masalah hanya pada pengaruh permainan tradisional bakiak
panjang terhadap pengembangan sosial anak usia 5-6 Tahun di TK Katolik Assisi
Medan.
10
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, dapat
dirumuskan rumusan masalahnya sebagai berikut:
“Apakah ada pengaruh permainan tradisional bakiak panjang terhadap
pengembangan sosial anak usia 5-6 tahun di TK B Katolik Assisi Medan?”
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahuai apakah ada
pengaruh permainan tradisonal bakiak panjang terhadap pengembangan sosial
anak usia 5-6 tahun di TK B Katolik Assisi Medan.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat Penelitian
a) Teoritis
Bagi pengembangan khazanah ilmu, penelitian ini dapat memberikan
informasi pelaksanaan permainan tradisional bakiak terhadap pengembangan
sosial anak usia 5-6 tahun.
b) Praktis
1) Bagi lembaga pendidikan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi pemikiran pengetahuan, informasi dan sekaligus referensi yang
berupa bacaan ilmiah.
2) Bagi guru, penelitian ini dapat membantu mengembangkan sosial peserta
didik dengan metode yang lebih menyenangkan, yang nyata dan sangat
11
berguna sebagai bahan evaluasi demi keberhasilan pada masa-masa
mendatang serta sebagai acuan dalam membimbing anak didiknya.
3) Bagi peneliti sendiri, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
pengetahuan dan pengalaman dalam menyusun karya tulis ilmiah serta dapat
digunakan menambah manfaat dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
yang pernah didapatkan.
4) Bagi Peneliti lain, penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan dalam
pengembangan sosial anak untuk penelitian selanjutnya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Permainan tradisional bakiak adalah permainan yang menggunakan 2 buah
papan berukuran 125 cm. perkembangan sosial anak dapat dikembangkan
melalui
permainan
tradisonal
bakiak
karena
akan
mempengaruhi
pengembangan sosial anak dengan cara memasukkan kedua kaki kedalam
lekukan tali pada papan yang telah dirancang seperi sandal. Melalui permainan
ini anak akan belajar untuk bekerja sama dengan kelompoknya untuk
mencapai garis finish, melatih sikap kesabaran dalam mengikuti aturan
permainan dan juga mengembangkan bahasa pada anak.
2. Hasil uji hipotesis menunjukkan ada pengaruh yang signifikan permainan
tradisional bakiak terhadap perkembangan sosial anak usia 5-6 tahun di TK
Assisi Medan. Hasil uji dua rata-rata diketahui t-hitung =3,01 lebih besar dari
t-tabel = 1,72.
66
67
5.2. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas,
maka saran dalam penelitian ini ditujukan kepada:
a) Dalam mengembangkan sosial anak, guru hendaknya mengenalkan
permainan bakiak ini melalui cara penggunaanya dan melatih anak untuk
memainkan permainan ini, sehingga melalui mengenalkan permianan ini
pada anak, anak akan lebih sering memainkan permainan ini dan pada
akhirnya sosial anak akan dapat berkembang.
b) Bagi Kepala Sekolah, sebagai bahan masukan bagi pengembangan
kegiatan
yang bermanfaat bagi perkembangan sosial anak.
c) Peneliti lain sebagai bahan dan sumber referensi bagi peneliti berikutnya
yang melakukan penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini.
68
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani. 2007. Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Achroni, Keen. 2012. Mengoptimalkan Tumbuh Kembang Anak Melalui
Permainan Tradisional. Yogyakarta: Javalitera
Bloom (1993) dalam Mutiah 2010. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta:
Kencana
Danandjana. J. (2010) dalam Achroni( 2012) Mengoptimalkan Tumbuh Kembang
Anak Melalui Permainan Tradisional. Yogyakarta. Javalitera
Deliana. S. M. 2000. Perkembangan Sosial Anak Usia Dini. Jakarta: Erlangga
Depdiknas. (2009). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (PERMEN DIKNAS)
No 58 Tahun 2009. Jakarta:Depdiknas
DIRJEN PAUD. (2012) Pedoman Pendidikan Karakter pada Pendidikan Anak
Usia Dini. Jakarta: Depdiknas
Fadlilah, Muhammad. 2014. Desain Pembelajaran PAUD. Jogjakarta: Ar-Ruz
Media.
Heteringthon (1987) dalam Nugraha 2010. Metode Pengembangan Sosial
Emosional. Jakarta: Universitas Terbuka
Hurlock (1978) dalam Nugraha 2010. Metode Pengembangan Sosial Emosional.
Jakarta: Universitas Terbuka
Iswinarti 2010. Permainan Tradisional Anak Indonesia. Jakarta: Erlangga
Joan, Utami. 2011. Bermain bagi Anak Usia Dini. Yogyakarta: Langensari
Muhibin (1999) dalam Nugraha 2010. Metode Pengembangan Sosial Emosional.
Jakarta: Universitas Terbuka
Mulyani. S. 2013. 45 Permainan Tradisional Anak Indonesia. Yogyakarta.:
Langensari
Nugraha. A. 2010. Metode Pengembangan Sosial Emosional. Jakarta: Universitas
Terbuka
69
Rachmawati. Y. 2010. Metode Pengembangan Sosial Emosional. Jakarta:
Universitas Terbuka
Robinson (1981) dalam Susanto.A .2012. Perkembangan Anak Usia Dini.
Jakarta:Kencana
Soetarno (1989) dalam Nugraha 2010. Metode Pengembangan Sosial Emosional.
Jakarta: Universitas Terbuka
Snowman dalam Rachmawati 2010. . Metode Pengembangan Sosial Emosional.
Jakarta: Universitas Terbuka
Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito
Sujiono. 2005. Memahami Perkembangan Sosial-Emosional Anak Usia Dini.
Bandung. Alfabeta
Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Syamsuddin (1995) dalam Nugraha 2010. Metode Pengembangan Sosial
Emosional. Jakarta: Universitas Terbuka
Yusuf. S. (2007). Perkembangan Sosial Anak Usia Dini. Jakarta: Bumi Aksara
Widianingsih, Suci, Marmawi, Sri Lestari, (2013). Pembelajaran Proyek dalam
Mengembangkan Kerjasama Melalui Permainan Balok pada Anak Usia 5 –
6 Tahun, Online, Jurnal.Untan.Ac.Id. diakses April 2014
Wiyani. N.A. 2014. Mengelola dan Mengembangkan Kecerdasan Sosial dan
Emosional Anak Usia Dini. Yogyakarta: Ar. Ruzz Media