UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN VISUAL-SPASIAL ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI BERMAIN PUZZLE DI PAUD GLORIA T.A 2015/2016.
UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN VISUAL-SPASIAL
ANAK USIA 5 - 6 TAHUN MELALUI BERMAIN
PUZZLE DI PAUD GLORIA
MEDAN T.A 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Guru
Pendidikan Anak Usia Dini
OLEH
CICI SALMA SRINOMBA LUBIS
NIM. 1123313003
PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016
ABSTRAK
Cici Salma Srinomba Lubis, NIM 1123313016, Upaya Meningkatkan
Kecerdasan Visual-Spasial Anak Usia 5-6
Tahun Melalui Bermain Puzzle Di PAUD Gloria
T.A 2015/2016. Skripsi. Fakultas Ilmu
Pendidikan. Universitas Negeri Medan
Permasalahan dalam penelitian adalah Bermain puzzle yang dilakukan di
PAUD Gloria Medan hanya sebagai sudut pengaman, pada kegiatan tambahan.
Sedikitnya jumlah media yang dapat menstimulasi perkembangan kecerdasan
visual-spasial anak dengan jumlah anak didik. tuntutan orangtua agar anaknya
bisa segera membaca, menulis dan berhitung. Metode pembelajaran yang
digunakan tidak bervariasi hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab.
Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas. Objek penelitian adalah
meningkatkan kecerdasan visual-spasial anak usia 5-6 tahun di PAUD Gloria
Medan T.A 2015/2016. Subjek penelitian adalah anak kelas B, berjumlah 16
orang. Proses penelitian melalui dua siklus. Pengumpulan data menggunakan
lembar observasi.
Hasil penelitian pada siklus I pertemuan I, 1 orang anak memperoleh
kriteria baik (6,25%), kriteria cukup, 15 orang anak (93,75%). Pada siklus I
pertemuan II diperoleh nilai rata-rata anak 56,77%, hanya 6 orang (37,5%) yang
kecerdasan visual-spasialnya baik, 10 orang (62,5%) kecerdasan visual-spasial
cukup. Pada siklus II pertemuan I perkembangan kecerdasan visual-spasial sangat
baik, 3 orang (18,75%), perkembangan kecerdasan visual-spasial baik, 10 orang
(62,50%), kriteria cukup 3 orang (18,75%), meningkat dari siklus I. Siklus II
pertemuan II perkembangan visual-spasial anak semakin meningkat, 10 orang
anak (62,50 %) perkembangan visual-spasialnya sangat baik, 6 orang anak
(37,50%) berkembang dengan baik.
Dari hasil penelitian, disimpulkan bahwa kegiatan bermain puzzle pada
pembelajaran dapat meningkatkan kecerdasan visual-spasial anak usia 5-6 tahun
di PAUD Gloria Medan.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
kekuatan, nikmat dan karunia-Nya sehingga dengan izin-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Skripsi ini berjudul “Upaya Meningkatkan Kecerdasan Visual Spasial Anak
Usia 5-6 Tahun Melalui Bermain Puzzle Di PAUD Gloria Tahun Ajaran
2015/2016”, disusun untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Anak Usia Dini,
Fakultas Ilmu Pendidikan Unimed.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, Selaku Rektor UNIMED.
2. Bapak Dr. Nasrun, MS., Selaku Dekan FIP UNIMED.
3. Bapak Prof. Dr. Yusnadi, MS., Sebagai Wakil Dekan I.
4. Bapak Drs. Aman Simaremare, MS., Sebagai Wakil Dekan II.
5. Bapak Drs. Edidon Hutasuhut, M.Pd., Selaku Wakil Dekan III.
6. Ibu Kamtini, S.Pd, M.Pd Selaku Ketua Prodi PG-PAUD FIP UNIMED.
7. Drs. J. Simanjuntak, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan berupa ilmu
dan kasih sayangnya sejak awal sampai selesainya penulisan skripsi ini.
8. Ibu Dra. Dorlince Simatupang, M.Pd, ibu Dra. Ratna Uli Gultom, M.Pd, dan
Ibu Nurmaniah, M.Pd selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan
serta saran-saran mulai dari perencanaan penelitian hingga selesainya
penyusunan skripsi ini.
9. UPT.BP-PAUDNI Reg.I yang telah memberikan kesempatan kepada saya
untuk mengikuti perkuliahan pada Program S1 Konversi PG PAUD.
10. Kepala PAUD Gloria Bapak Wilson Tarigan, S.E yang telah memberikan izin
kepada penulis untuk melakukan penelitian, serta rekan sejawat yang telah
membantu dalam melaksanakan penelitian.
11. Bapak dan Ibu Dosen serta staf pegawai Prodi PG-PAUD Ika Suyanti, S.Pd
yang telah memberikan kelancaran selama perkuliahan dan penyusunan
skripsi ini.
12. Keluarga yang begitu banyak memberikan kasih sayang, do’a, motivasi serta
semangat kepada penulis, khususnya kedua orangtua Ayahanda Harianto
Lubis, Ibunda Masyitah Zalukhu, dan Kakanda Eka Badri Marsiah Lubis,
Abangda Rusli Zebua, Adinda Arifman Toguan Lubis dan Zikri Zebua.
13. Teman-teman seperjuangan PG-PAUD Konversi 2012, Fitri Pasaribu,
Demaris Limbong, Jumiarsih, dan Agustini dan yang setia menemani dan
memberi motivasi kepada penulis, Afrizal terima kasih telah hadir mengisi
hari-hariku.
14. Anak-anak didikku tersayang terima kasih atas kebersamaannya.
Penulis menyadari terdapat kekurangan dari segi isi maupun tata bahasa
dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis juga berharap
skripsi ini dapat bermanfaat untuk dunia pendidikan khususnya pada pendidikan
anak usia dini.
Medan,
Penulis
Januari 2016
Cici Salma Srinomba Lubis
NIM. 1123313003
DAFTAR ISI
Hal
ABSTRAK ................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .............................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
1.2 Identifikasi Masalah
7
1.3 Pembatasan Masalah
7
1.4 Perumusan Masalah
8
1.5 Tujuan penelitian
8
1.6 Manfaat Penelitian
8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1.
Kajian Teori
10
2.1.1 Kecerdasan Visual-Spasial
10
2.1.2. Ciri Ciri Anak Dengan Potensi Kecerdasan Visual Spasial
12
2.1.3. Cara Mengembangkan Kecerdasan Visual Spasial
13
2.1.4. Manfaat Kecerdasan Visual-Spasial ......................................... .14
2.1.5. Indikator Kecerdasan Visual Spasial Anak ................................ 16
2.2.
Bermain Puzzle .......................................................................... 17
2.2.1. Pengertian Bermain Puzzle ........................................................ 17
2.2.1.1. Konsep Bermain Puzzle .......................................................... 17
2.2.1.2. Manfaat Bermain Puzzle ......................................................... 20
2.2.1.3. Langkah-langkah Bermain Puzzle ........................................... 21
2.2.1.4. Pengaruh Puzzle Terhadap Kecerdasan
Visual-spasial Anak ................................................................. 22
2.3
Kerangka Konseptual
24
2.4
Hipotesis Tindakan
25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian
25
3.2
Subjek dan Objek Penelitian
25
3.3
Variabel dan Defenisi Operasional Penelitian
25
3.3.1
Variabel Penelitian .....................................................................25
3.3.2
Defenisi Operasional Penelitian
26
3.4
Desain Penelitian
26
3.5
Prosedur Penelitian
27
3.6
Teknik Pengumpulan Data
31
3.7
Teknik Analisis Data
34
3.8
Tempat dan Waktu Penelitian
35
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN ........................... 37
4.1. Gambaran Lokasi Penelitian ........................................................... 37
4.2. HasilPenelitian ............................................................................... 37
4.3. Pembahasan Penelitian ................................................................... 50
BAB V SIMPULAN DAN SARAN............................................................. 53
5.1. Simpulan .......................................................................................... 53
5.2. Saran ................................................................................................ 54
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 55
DAFTAR TABEL
Tabel
Hal
3.1.
Kisi-Kisi Perkembangan Kecerdasan Visual-Spasial Anak ..............
31
3.2.
Lembar Observasi Guru ...................................................................
32
3.3.
Kriteria Penilaian .............................................................................
33
3.4.
Jadwal Penelitian .............................................................................
34
4.1.
Hasil Observasi Perkembangan Siklus I Pertemuan I dan II .............
38
4.2.
Rekapitulasi Perkembangan Kecerdasan Visual-Spasial Anak Siklus I .....
39
4.3.
Hasil Observasi Perkembangan Siklus II Pertemuan I dan II ....................
43
4.4.
Rekapitulasi Perkembangan Kecerdasan Visual-Spasial Anak Siklus II ....
44
4.5.
Rekapitulasi Persentase Kecerdasan Visual-Spasial Anak Siklus I dan II ..
46
4.6.
Rekapitulasi Persentase Anak Siklus I dan II ...................................
47
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Hal
3.1.
Gambar Desain Penelitian Tindakan Kelas ...................................
27
4.1.
Grafik Kecerdasan Visual-Spasial Anak Siklus I ..........................
40
4.2.
Grafik Kecerdasan Visual-Spasial Anak Siklus II .........................
45
4.3.
Grafik Rata-Rata Kecerdasan Visual-Spasial Anak Siklus I dan II
47
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Daftar Nama Anak Didik Paud Gloria
Lampiran 2 : Lembar Observasi Perkembangan Kecerdasan Visual-Spasial Anak
Lampiran 3 : Rencana Kegiatan Harian Siklus I Pertemuan I
Lampiran 5 : Rencana Kegiatan Harian Siklus I Pertemuan II
Lampiran 6 : Rencana Kegiatan Harian Siklus II Pertemuan I
Lampiran 7 : Rencana Kegiatan Harian Siklus I Pertemuan II
Lampiran 8 : Dokumentasi Penelitian
Lampiran 9 : Tabulasi Data Siklus I
Lampiran 10: Tabulasi Data Siklus II
-
Surat Izin Penelitian dari FIP UNIMED
-
Surat Izin Penelitian dari Paud Gloria
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Masa anak usia dini merupakan tahun-tahun kehidupan yang sangat aktif.
Usia kanak-kanak yaitu 4-5 tahun anak menerima segala pengaruh yang diberikan
oleh lingkungannya. Masa kanak-kanak merupakan masa bermain sehingga pada
pendidikan di PAUD diberikan melalui kegiatan bermain seraya belajar. Pada saat
bermain semua fungsi baik jasmani maupun rohani anak ikut terlatih, semakin
banyak kesempatan bermain anak makin sempurna penyesuaian anak terhadap
keperluan hidup didalam masyarakat. Dimana melalui bermain anak akan banyak
belajar bagaimana cara bersosialisasi dalam masyarakat. Masa persiapan anak
menjadi dewasa tidak cukup hanya diisi dengan pelajaran-pelajaran pengetahuan
saja, tetapi juga dengan bermain yang mampu mengembangkan fisik dan mental
anak yang sesuai dengan perkembangan yang diperlukan. Kegiatan bermain yang
dilakukan anak hendaknya disesuaikan dengan perkembangan usia dan
mencerminkan tingkat perkembangan kecerdasan mereka masing-masing yang
beragam dan unik.
Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang
Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
Teori Multiple Intelligences yang ditemukan dan dikembangkan oleh
Howard Gardner menjadi solusi yang adil dan tepat, bahwa melihat anak sebagai
individu yang unik. Gardner dalam Winataputra, dkk (2007: 5.3) mengatakan
bahwa kecerdasan manusia tidak dapat diukur secara mutlak dengan tes-tes IQ.
Tes IQ hanya mampu mengukur kemampuan seseorang dalam mengerjakan
segala yang diberikan kepada anak tersebut itu saja. Ia menegaskan bahwa skala
kecerdasan yang selama ini dipakai ternyata memiliki keterbatasan sehingga
kurang akurat dalam meramalkan kinerja yang sukses untuk masa depan
seseorang. Selanjutnya ia menemukan bahwa setiap orang memiliki beberapa
kecerdasan yang terdiri dari kecerdasan bahasa, kecerdasan logika matematika,
kecerdasan fisik, kecerdasan visual-spasial, kecerdasan interpersonal, kecerdasan
intrapersonal, kecerdasan musikal dan kecerdasan naturalis.
Salah satu bagian dari kecerdasan majemuk yang dianggap penting adalah
kecerdasan visual-spasial. Kecerdasan visual-spasial memiliki manfaat yang luar
biasa dalam kehidupan manusia. Kecerdasan visual-spasial berkaitan dengan
kemampuan menangkap warna, arah, dan ruang secara akurat. Kecerdasan visual
dan spasial melibatkan kemampuan seseorang untuk memvisualisasikan gambar
di dalam kepala (dibayangkan) atau menciptakannya dalam bentuk dua atau tiga
dimensi. Kecerdasan ini sangat dibutuhkan dalam berbagai aspek kehidupan
sehari-hari, misalnya: saat anak usia dini menggambar, anak dapat mewujudkan
gambar yang telah dibayangkannya menjadi kenyataan. Hampir semua pekerjaan
yang menghasilkan karya nyata memerlukan sentuhan kecerdasan ini.
Zaman yang serba teknologi seperti sekarang ini ,sudah tidak aneh jika
anak lebih sering membawa handphone untuk memainkan 'game' favoritnya.
Padahal permainan yang sederhana tidak kalah seru untuk anak anda. Selain itu
beberapa permainan akan membantu dalam perkembangan emosi anak.Dalam
mengembangkan teori kecerdasan ini sudah dapat diasah sejak anak berada dalam
Kelompok Bermain (KOBER) melalui permainan yang dapat mengembangkan
kecerdasan spasial anak usia dini dengan pemanfaatan sumber atau media belajar.
Salah satu kegiatan yang dapat meningkatkan kecerdasan visual-spasial anak
dengan bermain puzzle.
Puzzle adalah permainan menyusun gambar, potongan gambar diacak
terlebih dahulu, kemudian anak disuruh untuk menyusunnya di dalam bingkai
dengan menghubungkan potongan-potongan kecil sehingga menjadi gambar utuh.
Kepingan gambar puzzle umumnya dibuat tidak simetris sehingga keping gambar
itu unik dan membantu pemain dalam memudahkan menyusun.
Bermain puzzle dapat memberikan kesenangan pada anak, terutama ketika
anak menyusun keping-keping puzzle menjadi gambar yang utuh dan menciptakan
kombinasi yang baru dengan alat permainannya. Anak akan terus menerus
menggunakan daya imajinasinya untuk menyelesaikan keping puzzle menjadi
gambar utuh. Permainan warna pada puzzle juga mampu meningkatkan visualspasial anak, karena warna puzzle yang bermacam-macam memotivasi anak untuk
terus menerus berimajinasi tentang suatu objek.
Selanjutnya, Winaputra, dkk (2007:5.6) menyebutkan karakteristik
individu yang menunjukkan kemampuan dalam kecerdasan visual-spasial itu
antara lain: “senang merancang sketsa, gambar, desain grafik, tabel, peka terhadap
warna, pandai memvisualisasikan ide, imajinasinya aktif, mudah menemukan
jalan dalam ruang, mempunyai persepsi yang tepat dari berbagai sudut, senang
membuat rumah-rumahan dari balok, mengenal relasi benda-benda dalam ruang”.
Kenyataan yang terjadi di PAUD Gloria tempat peneliti mengajar,
kecerdasan visual spasial anak usia 5-6 tersebut cenderung masih belum
berkembang secara optimal. Dikatakan demikian karena dari 16 orang anak didik
pada saat kegiatan inti, ketika menggambar terdapat 4 orang anak yang tidak tahu
akan menggambar apa, 2 orang anak menggambar objek yang sama, dan 3 orang
anak belum mengenal warna dengan baik. Pada saat kegiatan inti, menyusun
puzzle terlihat 4 orang anak yang tidak dapat menyusun puzzle kembali, masih
terdapat 3 orang anak yang belum mengenal warna dengan baik. Ketika peneliti
menyediakan puzzle di sudut pengaman, 56% anak didik yang mengalami masalah
dengan visual-spasial terlihat adanya ketertarikan anak terhadap media tersebut.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti penyebab masalah tersebut adalah
jumlah media yang ada di PAUD tidak sebanding dengan jumlah anak, seperti
lego, balok, dan puzzle. Bermain puzzle hanya sebagai kegiatan alternatif untuk
mengisi waktu luang ataupun dilaksanakan di sudut pengaman saja. Selayaknya
puzzle dilaksanakan pada kegiatan inti. Selain itu, metode pembelajaran yang
dilaksanakan di PAUD, cenderung monoton dan tidak bervariasi, lebih sering
menggunakan metode ceramah dan tanya jawab.
80% orangtua anak didik
menuntut agar anaknya bisa segera baca, tulis, hitung. Hal tersebut mempengaruhi
proses pembelajaran di PAUD yang seharusnya belajar seraya bermain, justru
kegiatan pembelajaran terfokus pada membaca, menulis dan menghitung disertai
tugas rumah pada anak untuk menulis secara penuh satu halaman buku.
Berdasarkan permasalahan yang ada di PAUD Gloria peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian terkait kecerdasan visual spasial anak tersebut melalui
kegiatan yang menyenangkan. Upaya yang akan dilakukan peneliti dan pendidik
dalam mengatasi permasalahan terkait kecerdasan visual spasial anak tersebut
yaitu melalui bermain puzzle, karena selama ini bermain puzzle hanya dilakukan
di sudut pengaman bukan kegiatan inti. Peneliti memilih puzzle juga karena
terlihat adanya ketertarikan anak pada saat bermain puzzle. Selain warna puzzle
yang menarik, permainan warna pada puzzle mampu meningkatkan visual spasial
anak.
Untuk itu peneliti tertarik untuk meneliti tentang “upaya meningkatkan
kecerdasan visual-spasial anak usia 5-6 tahun melalui bermain puzzle di
PAUD Gloria Medan T.A 2015/2016”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas terdapat beberapa masalah
yang dapat diidentifikasi, yaitu:
1. Bermain puzzle yang dilakukan di PAUD Gloria Medan tidak pernah
dilakukan di kegiatan inti, hanya sebagai sudut pengaman, pada kegiatan
tambahan.
2. Masih banyak anak yang belum mengenal warna.
3. Jumlah media yang tidak sebanding dengan jumlah anak. Sedikitnya
jumlah media yang dapat menstimulasi perkembangan kecerdasan
visual-spasial anak dengan jumlah anak didik.
4. Tuntutan orangtua agar anaknya bisa segera membaca, menulis dan
berhitung.
5. Metode pembelajaran yang dilaksanakan di PAUD, cenderung monoton
dan tidak bervariasi, lebih sering menggunakan metode ceramah dan
tanya jawab
1.3 Pembatasan Masalah
Dari uraian masalah di atas, maka perlu dilakukan pembatasan masalah
dalam penelitian ini. Batasan masalahnya yaitu meningkatkan kecerdasan visualspasial anak usia 5-6 tahun melalui bermain puzzle di PAUD Gloria Medan T.A
2015/2016.
1.4 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi dan pembatasan masalah
di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah bermain
puzzle dapat meningkatkan kecerdasan visual-spasial anak usia 5-6 tahun di
PAUD Gloria Medan TA 2015/2016?"
1.5 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dengan bermain puzzle
dapat meningkatkan kecerdasan visual-spasial anak usia 5-6 tahun di PAUD
Gloria Medan TA 2015/2016.
1.6 Manfaat Penelitian
a. Manfaat Praktis
1. Bagi anak
Mengoptimalkan kecerdasan visual-spasial anak melalui bermain puzzle.
2. Bagi guru
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan mengenai
konsep visual-spasial dan
kegiatan
bermain di
PAUD untuk
meningkatkan kecerdasan visual-spasial anak.
3. Bagi sekolah
Sebagai alternatif kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan kecerdasan
visual-spasial anak usia dini di PAUD Gloria agar menuju ke arah yang
lebih baik.
4. Bagi peneliti
Memberikan wawasan mengenai proses dan hasil kegiatan bermain
puzzle terhadap kecerdasan visual-spasial anak di PAUD Gloria Medan.
b. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah diharapkan dapat menjadi
sumbangan pemikiran dan pengembangan pendidikan dalam dunia pendidikan
khususnya Pendidikan Anak Usia Dini.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1.
Kegiatan bermain puzzle pada pembelajaran dapat meningkatkan kecerdasan
visual-spasial anak usia 5-6 tahun di PAUD Gloria Medan.
2.
Pada siklus I pertemuan I, anak yang memperoleh kriteria baik sebanyak 1
orang anak (6,25%), dan anak yang memperoleh kriteria cukup sebanyak 15
orang anak (93,75%). Pada siklus I pertemuan II diperoleh nilai rata-rata anak
56,77%, hanya 6 orang (37,5%) yang kecerdasan visual spasialnya baik,
sedangkan 10 orang (62,5%) kecerdasan visual spasial cukup.
3.
Pada siklus II pertemuan I perkembangan kecerdasan visual-spasial sangat
baik sebanyak 3 orang (18,75%) dan perkembangan kecerdasan visual-spasial
baik sebanyak 10 orang (62,50%) serta perkembangan kecerdasan visualspasial cukup sebanyak 3 orang (18,75%), meningkat dari siklus I. Siklus II
pertemuan II perkembangan visual-spasial anak semakin meningkat, dimana
sebanyak 10 orang anak (62,50 %) perkembangan visual-spasialnya sangat
baik dan 6 orang anak (37,50%) berkembang dengan baik.
4.
Bermain puzzle efektif digunakan untuk meningkatkan kecerdasan visualspasial anak, selain itu bermain puzzle juga mengembangkan bakat seni anak,
meningkatkan kemampuan motorik halus anak, dapat melatih konsentrasi
anak, dapat mengembangkan kemampuan anak berekspresi sesuai dengan
perasaan dirinya (emosi anak), dan juga dapat mengenalkan konsep warna.
5.2. Saran
Dari kesimpulan di atas, maka saran-saran yang dapat peneliti berikan
adalah:
1.
Bagi guru, dalam kegiatan pembelajaran khususnya pada peningkatan
kecerdasan visual-spasial anak, guru dapat menggunakan kegiatan bermain
puzzle. Guru diharapkan terampil membuat dan menggunakan media yang
diperlukan dalam proses pembelajaran.
2.
Bagi kepala sekolah, hendaknya kepala sekolah memberi kesempatan untuk
mengikuti pelatihan yang berkaitan dengan pembuatan media dan perbaikan
proses pembelajaran dan melatih guru-guru dalam membuat media
pembelajaran.
3.
Bagi peneliti, penelitian ini belum sempurna seperti yang diharapkan, peneliti
masih perlu latihan lagi dalam penggunaan kegiatan bermain puzzle, dan
diharapkan bagi yang ingin meneliti dengan variabel yang sama untuk dapat
lebih melengkapinya.
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SD, SLB, dan
TK. Bandung: Yrama Widia
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2012.
Aksara
Penelitian Tindakan Kelas Jakarta: Bumi
Armstrong, Thomas. 2002, 7 Kinds of Smart Menemukan Dan Meningkatkan
Kecerdasan Anda Berdasarkan Teori Multiple Intelligence. Jakarta:
Gramedia
Einon, Dorothy. 2005. Permainan Cerdas Untuk Anak Usia 2-6 Tahun. Jakarta:
Erlangga
Gunawan, Adi, W. 2006. Genius Learning Strategy. Jakarta: Gramedia Pustaka
Umum
IKAPI. 2009. Undang-Undang Guru Dan Dosen. Bandung: Fokus Media
Lwin, May,dkk. 2008. Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan.
Jakarta: Indeks
Musfiroh, T. 2005. Bermain Sambil Belajar Dan Mengasah Kecerdasan. Jakarta:
Universitas Terbuka
Musfiroh, T. 2012. Pengembangan Kecerdasan Majemuk. Jakarta: Universitas
Terbuka
Nurjatmika, Yusep. 2012. Ragam Aktivitas Harian Untuk TK. Jogjakarta: Diva
Press.
Rachmawati, Y dan Kurniati E. 2010. Strategi Pengembangan Kreativitas Pada
Anak Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Samsudin. 2008. Pembelajaran Motorik di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Litera
Sudaryati. 2010. Penilaian PAUD. Depdiknas. Jakarta
Sugiono. 2011. Metode Pendidikan Penelitian. Bandung: Alfabeta
Sujiono, Yuliani N, dkk. 2010. Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak.
Jakarta: Indeks
Suparno, Paul. 2004. Teori Inteligensi Ganda Dan Aplikasinya Di Sekolah.
Bandung: Kanisius
Suyadi. 2010. Psikologi Belajar Paud. Yogyakarta: Pedagogia
Winataputra, Udin S, dkk. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:
Universitas Terbuka
Yaumi, Muhammad. 2012. Pembelajaran Berbasis Multiple Intellegences.
Jakarta: Dian Rakyat
Yus, Anita. 2011. Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-Kanak.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Sumber Internet:
Sahara. http://syukronsahara.blogspot.com/2011/05
Setianingsih, Y. (http://repository.upi.edu/). Diakses 10 Oktober 2014
Qanitah. http://carlimqanitah.blogspot.com/2013/09/penggunaan-puzzlehurup.html
ANAK USIA 5 - 6 TAHUN MELALUI BERMAIN
PUZZLE DI PAUD GLORIA
MEDAN T.A 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Guru
Pendidikan Anak Usia Dini
OLEH
CICI SALMA SRINOMBA LUBIS
NIM. 1123313003
PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016
ABSTRAK
Cici Salma Srinomba Lubis, NIM 1123313016, Upaya Meningkatkan
Kecerdasan Visual-Spasial Anak Usia 5-6
Tahun Melalui Bermain Puzzle Di PAUD Gloria
T.A 2015/2016. Skripsi. Fakultas Ilmu
Pendidikan. Universitas Negeri Medan
Permasalahan dalam penelitian adalah Bermain puzzle yang dilakukan di
PAUD Gloria Medan hanya sebagai sudut pengaman, pada kegiatan tambahan.
Sedikitnya jumlah media yang dapat menstimulasi perkembangan kecerdasan
visual-spasial anak dengan jumlah anak didik. tuntutan orangtua agar anaknya
bisa segera membaca, menulis dan berhitung. Metode pembelajaran yang
digunakan tidak bervariasi hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab.
Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas. Objek penelitian adalah
meningkatkan kecerdasan visual-spasial anak usia 5-6 tahun di PAUD Gloria
Medan T.A 2015/2016. Subjek penelitian adalah anak kelas B, berjumlah 16
orang. Proses penelitian melalui dua siklus. Pengumpulan data menggunakan
lembar observasi.
Hasil penelitian pada siklus I pertemuan I, 1 orang anak memperoleh
kriteria baik (6,25%), kriteria cukup, 15 orang anak (93,75%). Pada siklus I
pertemuan II diperoleh nilai rata-rata anak 56,77%, hanya 6 orang (37,5%) yang
kecerdasan visual-spasialnya baik, 10 orang (62,5%) kecerdasan visual-spasial
cukup. Pada siklus II pertemuan I perkembangan kecerdasan visual-spasial sangat
baik, 3 orang (18,75%), perkembangan kecerdasan visual-spasial baik, 10 orang
(62,50%), kriteria cukup 3 orang (18,75%), meningkat dari siklus I. Siklus II
pertemuan II perkembangan visual-spasial anak semakin meningkat, 10 orang
anak (62,50 %) perkembangan visual-spasialnya sangat baik, 6 orang anak
(37,50%) berkembang dengan baik.
Dari hasil penelitian, disimpulkan bahwa kegiatan bermain puzzle pada
pembelajaran dapat meningkatkan kecerdasan visual-spasial anak usia 5-6 tahun
di PAUD Gloria Medan.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
kekuatan, nikmat dan karunia-Nya sehingga dengan izin-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Skripsi ini berjudul “Upaya Meningkatkan Kecerdasan Visual Spasial Anak
Usia 5-6 Tahun Melalui Bermain Puzzle Di PAUD Gloria Tahun Ajaran
2015/2016”, disusun untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Anak Usia Dini,
Fakultas Ilmu Pendidikan Unimed.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, Selaku Rektor UNIMED.
2. Bapak Dr. Nasrun, MS., Selaku Dekan FIP UNIMED.
3. Bapak Prof. Dr. Yusnadi, MS., Sebagai Wakil Dekan I.
4. Bapak Drs. Aman Simaremare, MS., Sebagai Wakil Dekan II.
5. Bapak Drs. Edidon Hutasuhut, M.Pd., Selaku Wakil Dekan III.
6. Ibu Kamtini, S.Pd, M.Pd Selaku Ketua Prodi PG-PAUD FIP UNIMED.
7. Drs. J. Simanjuntak, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan berupa ilmu
dan kasih sayangnya sejak awal sampai selesainya penulisan skripsi ini.
8. Ibu Dra. Dorlince Simatupang, M.Pd, ibu Dra. Ratna Uli Gultom, M.Pd, dan
Ibu Nurmaniah, M.Pd selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan
serta saran-saran mulai dari perencanaan penelitian hingga selesainya
penyusunan skripsi ini.
9. UPT.BP-PAUDNI Reg.I yang telah memberikan kesempatan kepada saya
untuk mengikuti perkuliahan pada Program S1 Konversi PG PAUD.
10. Kepala PAUD Gloria Bapak Wilson Tarigan, S.E yang telah memberikan izin
kepada penulis untuk melakukan penelitian, serta rekan sejawat yang telah
membantu dalam melaksanakan penelitian.
11. Bapak dan Ibu Dosen serta staf pegawai Prodi PG-PAUD Ika Suyanti, S.Pd
yang telah memberikan kelancaran selama perkuliahan dan penyusunan
skripsi ini.
12. Keluarga yang begitu banyak memberikan kasih sayang, do’a, motivasi serta
semangat kepada penulis, khususnya kedua orangtua Ayahanda Harianto
Lubis, Ibunda Masyitah Zalukhu, dan Kakanda Eka Badri Marsiah Lubis,
Abangda Rusli Zebua, Adinda Arifman Toguan Lubis dan Zikri Zebua.
13. Teman-teman seperjuangan PG-PAUD Konversi 2012, Fitri Pasaribu,
Demaris Limbong, Jumiarsih, dan Agustini dan yang setia menemani dan
memberi motivasi kepada penulis, Afrizal terima kasih telah hadir mengisi
hari-hariku.
14. Anak-anak didikku tersayang terima kasih atas kebersamaannya.
Penulis menyadari terdapat kekurangan dari segi isi maupun tata bahasa
dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis juga berharap
skripsi ini dapat bermanfaat untuk dunia pendidikan khususnya pada pendidikan
anak usia dini.
Medan,
Penulis
Januari 2016
Cici Salma Srinomba Lubis
NIM. 1123313003
DAFTAR ISI
Hal
ABSTRAK ................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .............................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
1.2 Identifikasi Masalah
7
1.3 Pembatasan Masalah
7
1.4 Perumusan Masalah
8
1.5 Tujuan penelitian
8
1.6 Manfaat Penelitian
8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1.
Kajian Teori
10
2.1.1 Kecerdasan Visual-Spasial
10
2.1.2. Ciri Ciri Anak Dengan Potensi Kecerdasan Visual Spasial
12
2.1.3. Cara Mengembangkan Kecerdasan Visual Spasial
13
2.1.4. Manfaat Kecerdasan Visual-Spasial ......................................... .14
2.1.5. Indikator Kecerdasan Visual Spasial Anak ................................ 16
2.2.
Bermain Puzzle .......................................................................... 17
2.2.1. Pengertian Bermain Puzzle ........................................................ 17
2.2.1.1. Konsep Bermain Puzzle .......................................................... 17
2.2.1.2. Manfaat Bermain Puzzle ......................................................... 20
2.2.1.3. Langkah-langkah Bermain Puzzle ........................................... 21
2.2.1.4. Pengaruh Puzzle Terhadap Kecerdasan
Visual-spasial Anak ................................................................. 22
2.3
Kerangka Konseptual
24
2.4
Hipotesis Tindakan
25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian
25
3.2
Subjek dan Objek Penelitian
25
3.3
Variabel dan Defenisi Operasional Penelitian
25
3.3.1
Variabel Penelitian .....................................................................25
3.3.2
Defenisi Operasional Penelitian
26
3.4
Desain Penelitian
26
3.5
Prosedur Penelitian
27
3.6
Teknik Pengumpulan Data
31
3.7
Teknik Analisis Data
34
3.8
Tempat dan Waktu Penelitian
35
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN ........................... 37
4.1. Gambaran Lokasi Penelitian ........................................................... 37
4.2. HasilPenelitian ............................................................................... 37
4.3. Pembahasan Penelitian ................................................................... 50
BAB V SIMPULAN DAN SARAN............................................................. 53
5.1. Simpulan .......................................................................................... 53
5.2. Saran ................................................................................................ 54
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 55
DAFTAR TABEL
Tabel
Hal
3.1.
Kisi-Kisi Perkembangan Kecerdasan Visual-Spasial Anak ..............
31
3.2.
Lembar Observasi Guru ...................................................................
32
3.3.
Kriteria Penilaian .............................................................................
33
3.4.
Jadwal Penelitian .............................................................................
34
4.1.
Hasil Observasi Perkembangan Siklus I Pertemuan I dan II .............
38
4.2.
Rekapitulasi Perkembangan Kecerdasan Visual-Spasial Anak Siklus I .....
39
4.3.
Hasil Observasi Perkembangan Siklus II Pertemuan I dan II ....................
43
4.4.
Rekapitulasi Perkembangan Kecerdasan Visual-Spasial Anak Siklus II ....
44
4.5.
Rekapitulasi Persentase Kecerdasan Visual-Spasial Anak Siklus I dan II ..
46
4.6.
Rekapitulasi Persentase Anak Siklus I dan II ...................................
47
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Hal
3.1.
Gambar Desain Penelitian Tindakan Kelas ...................................
27
4.1.
Grafik Kecerdasan Visual-Spasial Anak Siklus I ..........................
40
4.2.
Grafik Kecerdasan Visual-Spasial Anak Siklus II .........................
45
4.3.
Grafik Rata-Rata Kecerdasan Visual-Spasial Anak Siklus I dan II
47
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Daftar Nama Anak Didik Paud Gloria
Lampiran 2 : Lembar Observasi Perkembangan Kecerdasan Visual-Spasial Anak
Lampiran 3 : Rencana Kegiatan Harian Siklus I Pertemuan I
Lampiran 5 : Rencana Kegiatan Harian Siklus I Pertemuan II
Lampiran 6 : Rencana Kegiatan Harian Siklus II Pertemuan I
Lampiran 7 : Rencana Kegiatan Harian Siklus I Pertemuan II
Lampiran 8 : Dokumentasi Penelitian
Lampiran 9 : Tabulasi Data Siklus I
Lampiran 10: Tabulasi Data Siklus II
-
Surat Izin Penelitian dari FIP UNIMED
-
Surat Izin Penelitian dari Paud Gloria
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Masa anak usia dini merupakan tahun-tahun kehidupan yang sangat aktif.
Usia kanak-kanak yaitu 4-5 tahun anak menerima segala pengaruh yang diberikan
oleh lingkungannya. Masa kanak-kanak merupakan masa bermain sehingga pada
pendidikan di PAUD diberikan melalui kegiatan bermain seraya belajar. Pada saat
bermain semua fungsi baik jasmani maupun rohani anak ikut terlatih, semakin
banyak kesempatan bermain anak makin sempurna penyesuaian anak terhadap
keperluan hidup didalam masyarakat. Dimana melalui bermain anak akan banyak
belajar bagaimana cara bersosialisasi dalam masyarakat. Masa persiapan anak
menjadi dewasa tidak cukup hanya diisi dengan pelajaran-pelajaran pengetahuan
saja, tetapi juga dengan bermain yang mampu mengembangkan fisik dan mental
anak yang sesuai dengan perkembangan yang diperlukan. Kegiatan bermain yang
dilakukan anak hendaknya disesuaikan dengan perkembangan usia dan
mencerminkan tingkat perkembangan kecerdasan mereka masing-masing yang
beragam dan unik.
Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang
Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
Teori Multiple Intelligences yang ditemukan dan dikembangkan oleh
Howard Gardner menjadi solusi yang adil dan tepat, bahwa melihat anak sebagai
individu yang unik. Gardner dalam Winataputra, dkk (2007: 5.3) mengatakan
bahwa kecerdasan manusia tidak dapat diukur secara mutlak dengan tes-tes IQ.
Tes IQ hanya mampu mengukur kemampuan seseorang dalam mengerjakan
segala yang diberikan kepada anak tersebut itu saja. Ia menegaskan bahwa skala
kecerdasan yang selama ini dipakai ternyata memiliki keterbatasan sehingga
kurang akurat dalam meramalkan kinerja yang sukses untuk masa depan
seseorang. Selanjutnya ia menemukan bahwa setiap orang memiliki beberapa
kecerdasan yang terdiri dari kecerdasan bahasa, kecerdasan logika matematika,
kecerdasan fisik, kecerdasan visual-spasial, kecerdasan interpersonal, kecerdasan
intrapersonal, kecerdasan musikal dan kecerdasan naturalis.
Salah satu bagian dari kecerdasan majemuk yang dianggap penting adalah
kecerdasan visual-spasial. Kecerdasan visual-spasial memiliki manfaat yang luar
biasa dalam kehidupan manusia. Kecerdasan visual-spasial berkaitan dengan
kemampuan menangkap warna, arah, dan ruang secara akurat. Kecerdasan visual
dan spasial melibatkan kemampuan seseorang untuk memvisualisasikan gambar
di dalam kepala (dibayangkan) atau menciptakannya dalam bentuk dua atau tiga
dimensi. Kecerdasan ini sangat dibutuhkan dalam berbagai aspek kehidupan
sehari-hari, misalnya: saat anak usia dini menggambar, anak dapat mewujudkan
gambar yang telah dibayangkannya menjadi kenyataan. Hampir semua pekerjaan
yang menghasilkan karya nyata memerlukan sentuhan kecerdasan ini.
Zaman yang serba teknologi seperti sekarang ini ,sudah tidak aneh jika
anak lebih sering membawa handphone untuk memainkan 'game' favoritnya.
Padahal permainan yang sederhana tidak kalah seru untuk anak anda. Selain itu
beberapa permainan akan membantu dalam perkembangan emosi anak.Dalam
mengembangkan teori kecerdasan ini sudah dapat diasah sejak anak berada dalam
Kelompok Bermain (KOBER) melalui permainan yang dapat mengembangkan
kecerdasan spasial anak usia dini dengan pemanfaatan sumber atau media belajar.
Salah satu kegiatan yang dapat meningkatkan kecerdasan visual-spasial anak
dengan bermain puzzle.
Puzzle adalah permainan menyusun gambar, potongan gambar diacak
terlebih dahulu, kemudian anak disuruh untuk menyusunnya di dalam bingkai
dengan menghubungkan potongan-potongan kecil sehingga menjadi gambar utuh.
Kepingan gambar puzzle umumnya dibuat tidak simetris sehingga keping gambar
itu unik dan membantu pemain dalam memudahkan menyusun.
Bermain puzzle dapat memberikan kesenangan pada anak, terutama ketika
anak menyusun keping-keping puzzle menjadi gambar yang utuh dan menciptakan
kombinasi yang baru dengan alat permainannya. Anak akan terus menerus
menggunakan daya imajinasinya untuk menyelesaikan keping puzzle menjadi
gambar utuh. Permainan warna pada puzzle juga mampu meningkatkan visualspasial anak, karena warna puzzle yang bermacam-macam memotivasi anak untuk
terus menerus berimajinasi tentang suatu objek.
Selanjutnya, Winaputra, dkk (2007:5.6) menyebutkan karakteristik
individu yang menunjukkan kemampuan dalam kecerdasan visual-spasial itu
antara lain: “senang merancang sketsa, gambar, desain grafik, tabel, peka terhadap
warna, pandai memvisualisasikan ide, imajinasinya aktif, mudah menemukan
jalan dalam ruang, mempunyai persepsi yang tepat dari berbagai sudut, senang
membuat rumah-rumahan dari balok, mengenal relasi benda-benda dalam ruang”.
Kenyataan yang terjadi di PAUD Gloria tempat peneliti mengajar,
kecerdasan visual spasial anak usia 5-6 tersebut cenderung masih belum
berkembang secara optimal. Dikatakan demikian karena dari 16 orang anak didik
pada saat kegiatan inti, ketika menggambar terdapat 4 orang anak yang tidak tahu
akan menggambar apa, 2 orang anak menggambar objek yang sama, dan 3 orang
anak belum mengenal warna dengan baik. Pada saat kegiatan inti, menyusun
puzzle terlihat 4 orang anak yang tidak dapat menyusun puzzle kembali, masih
terdapat 3 orang anak yang belum mengenal warna dengan baik. Ketika peneliti
menyediakan puzzle di sudut pengaman, 56% anak didik yang mengalami masalah
dengan visual-spasial terlihat adanya ketertarikan anak terhadap media tersebut.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti penyebab masalah tersebut adalah
jumlah media yang ada di PAUD tidak sebanding dengan jumlah anak, seperti
lego, balok, dan puzzle. Bermain puzzle hanya sebagai kegiatan alternatif untuk
mengisi waktu luang ataupun dilaksanakan di sudut pengaman saja. Selayaknya
puzzle dilaksanakan pada kegiatan inti. Selain itu, metode pembelajaran yang
dilaksanakan di PAUD, cenderung monoton dan tidak bervariasi, lebih sering
menggunakan metode ceramah dan tanya jawab.
80% orangtua anak didik
menuntut agar anaknya bisa segera baca, tulis, hitung. Hal tersebut mempengaruhi
proses pembelajaran di PAUD yang seharusnya belajar seraya bermain, justru
kegiatan pembelajaran terfokus pada membaca, menulis dan menghitung disertai
tugas rumah pada anak untuk menulis secara penuh satu halaman buku.
Berdasarkan permasalahan yang ada di PAUD Gloria peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian terkait kecerdasan visual spasial anak tersebut melalui
kegiatan yang menyenangkan. Upaya yang akan dilakukan peneliti dan pendidik
dalam mengatasi permasalahan terkait kecerdasan visual spasial anak tersebut
yaitu melalui bermain puzzle, karena selama ini bermain puzzle hanya dilakukan
di sudut pengaman bukan kegiatan inti. Peneliti memilih puzzle juga karena
terlihat adanya ketertarikan anak pada saat bermain puzzle. Selain warna puzzle
yang menarik, permainan warna pada puzzle mampu meningkatkan visual spasial
anak.
Untuk itu peneliti tertarik untuk meneliti tentang “upaya meningkatkan
kecerdasan visual-spasial anak usia 5-6 tahun melalui bermain puzzle di
PAUD Gloria Medan T.A 2015/2016”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas terdapat beberapa masalah
yang dapat diidentifikasi, yaitu:
1. Bermain puzzle yang dilakukan di PAUD Gloria Medan tidak pernah
dilakukan di kegiatan inti, hanya sebagai sudut pengaman, pada kegiatan
tambahan.
2. Masih banyak anak yang belum mengenal warna.
3. Jumlah media yang tidak sebanding dengan jumlah anak. Sedikitnya
jumlah media yang dapat menstimulasi perkembangan kecerdasan
visual-spasial anak dengan jumlah anak didik.
4. Tuntutan orangtua agar anaknya bisa segera membaca, menulis dan
berhitung.
5. Metode pembelajaran yang dilaksanakan di PAUD, cenderung monoton
dan tidak bervariasi, lebih sering menggunakan metode ceramah dan
tanya jawab
1.3 Pembatasan Masalah
Dari uraian masalah di atas, maka perlu dilakukan pembatasan masalah
dalam penelitian ini. Batasan masalahnya yaitu meningkatkan kecerdasan visualspasial anak usia 5-6 tahun melalui bermain puzzle di PAUD Gloria Medan T.A
2015/2016.
1.4 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi dan pembatasan masalah
di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah bermain
puzzle dapat meningkatkan kecerdasan visual-spasial anak usia 5-6 tahun di
PAUD Gloria Medan TA 2015/2016?"
1.5 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dengan bermain puzzle
dapat meningkatkan kecerdasan visual-spasial anak usia 5-6 tahun di PAUD
Gloria Medan TA 2015/2016.
1.6 Manfaat Penelitian
a. Manfaat Praktis
1. Bagi anak
Mengoptimalkan kecerdasan visual-spasial anak melalui bermain puzzle.
2. Bagi guru
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan mengenai
konsep visual-spasial dan
kegiatan
bermain di
PAUD untuk
meningkatkan kecerdasan visual-spasial anak.
3. Bagi sekolah
Sebagai alternatif kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan kecerdasan
visual-spasial anak usia dini di PAUD Gloria agar menuju ke arah yang
lebih baik.
4. Bagi peneliti
Memberikan wawasan mengenai proses dan hasil kegiatan bermain
puzzle terhadap kecerdasan visual-spasial anak di PAUD Gloria Medan.
b. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah diharapkan dapat menjadi
sumbangan pemikiran dan pengembangan pendidikan dalam dunia pendidikan
khususnya Pendidikan Anak Usia Dini.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1.
Kegiatan bermain puzzle pada pembelajaran dapat meningkatkan kecerdasan
visual-spasial anak usia 5-6 tahun di PAUD Gloria Medan.
2.
Pada siklus I pertemuan I, anak yang memperoleh kriteria baik sebanyak 1
orang anak (6,25%), dan anak yang memperoleh kriteria cukup sebanyak 15
orang anak (93,75%). Pada siklus I pertemuan II diperoleh nilai rata-rata anak
56,77%, hanya 6 orang (37,5%) yang kecerdasan visual spasialnya baik,
sedangkan 10 orang (62,5%) kecerdasan visual spasial cukup.
3.
Pada siklus II pertemuan I perkembangan kecerdasan visual-spasial sangat
baik sebanyak 3 orang (18,75%) dan perkembangan kecerdasan visual-spasial
baik sebanyak 10 orang (62,50%) serta perkembangan kecerdasan visualspasial cukup sebanyak 3 orang (18,75%), meningkat dari siklus I. Siklus II
pertemuan II perkembangan visual-spasial anak semakin meningkat, dimana
sebanyak 10 orang anak (62,50 %) perkembangan visual-spasialnya sangat
baik dan 6 orang anak (37,50%) berkembang dengan baik.
4.
Bermain puzzle efektif digunakan untuk meningkatkan kecerdasan visualspasial anak, selain itu bermain puzzle juga mengembangkan bakat seni anak,
meningkatkan kemampuan motorik halus anak, dapat melatih konsentrasi
anak, dapat mengembangkan kemampuan anak berekspresi sesuai dengan
perasaan dirinya (emosi anak), dan juga dapat mengenalkan konsep warna.
5.2. Saran
Dari kesimpulan di atas, maka saran-saran yang dapat peneliti berikan
adalah:
1.
Bagi guru, dalam kegiatan pembelajaran khususnya pada peningkatan
kecerdasan visual-spasial anak, guru dapat menggunakan kegiatan bermain
puzzle. Guru diharapkan terampil membuat dan menggunakan media yang
diperlukan dalam proses pembelajaran.
2.
Bagi kepala sekolah, hendaknya kepala sekolah memberi kesempatan untuk
mengikuti pelatihan yang berkaitan dengan pembuatan media dan perbaikan
proses pembelajaran dan melatih guru-guru dalam membuat media
pembelajaran.
3.
Bagi peneliti, penelitian ini belum sempurna seperti yang diharapkan, peneliti
masih perlu latihan lagi dalam penggunaan kegiatan bermain puzzle, dan
diharapkan bagi yang ingin meneliti dengan variabel yang sama untuk dapat
lebih melengkapinya.
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SD, SLB, dan
TK. Bandung: Yrama Widia
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2012.
Aksara
Penelitian Tindakan Kelas Jakarta: Bumi
Armstrong, Thomas. 2002, 7 Kinds of Smart Menemukan Dan Meningkatkan
Kecerdasan Anda Berdasarkan Teori Multiple Intelligence. Jakarta:
Gramedia
Einon, Dorothy. 2005. Permainan Cerdas Untuk Anak Usia 2-6 Tahun. Jakarta:
Erlangga
Gunawan, Adi, W. 2006. Genius Learning Strategy. Jakarta: Gramedia Pustaka
Umum
IKAPI. 2009. Undang-Undang Guru Dan Dosen. Bandung: Fokus Media
Lwin, May,dkk. 2008. Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan.
Jakarta: Indeks
Musfiroh, T. 2005. Bermain Sambil Belajar Dan Mengasah Kecerdasan. Jakarta:
Universitas Terbuka
Musfiroh, T. 2012. Pengembangan Kecerdasan Majemuk. Jakarta: Universitas
Terbuka
Nurjatmika, Yusep. 2012. Ragam Aktivitas Harian Untuk TK. Jogjakarta: Diva
Press.
Rachmawati, Y dan Kurniati E. 2010. Strategi Pengembangan Kreativitas Pada
Anak Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Samsudin. 2008. Pembelajaran Motorik di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Litera
Sudaryati. 2010. Penilaian PAUD. Depdiknas. Jakarta
Sugiono. 2011. Metode Pendidikan Penelitian. Bandung: Alfabeta
Sujiono, Yuliani N, dkk. 2010. Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak.
Jakarta: Indeks
Suparno, Paul. 2004. Teori Inteligensi Ganda Dan Aplikasinya Di Sekolah.
Bandung: Kanisius
Suyadi. 2010. Psikologi Belajar Paud. Yogyakarta: Pedagogia
Winataputra, Udin S, dkk. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:
Universitas Terbuka
Yaumi, Muhammad. 2012. Pembelajaran Berbasis Multiple Intellegences.
Jakarta: Dian Rakyat
Yus, Anita. 2011. Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-Kanak.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Sumber Internet:
Sahara. http://syukronsahara.blogspot.com/2011/05
Setianingsih, Y. (http://repository.upi.edu/). Diakses 10 Oktober 2014
Qanitah. http://carlimqanitah.blogspot.com/2013/09/penggunaan-puzzlehurup.html