PENGARUH METODE BERMAIN PERAN MAKRO TERHADAP ASPEK PERKEMBANGAN BERBAHASA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI PAUD NURUL IKHLAS BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

(1)

PENGARUH METODE BERMAIN PERAN MAKRO TERHADAP ASPEK PERKEMBANGAN BERBAHASA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI PAUD

NURUL IKHLAS BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN

2014/2015

(Skripsi)

Oleh KHUMAIRA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(2)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF MACRO ROLE PLAYING METHOD TO LANGUAGE DEVELOPMENT ASPECT OF CHILDREN 5-6 YEARS OLD

IN NURUL IKHLAS EARLY AGE EDUCATION IN BANDAR LAMPUNG IN ACADEMIC YEAR 2014/2015

By KHUMAIRA

The background of this research was low aspect of Indonesia language development of children 5-6 years old in Nurul Ikhlas earlier age education in Bandar Lampung in academic year 2014/2015. The objective of this research was to find out the influence of macro role playing method to language development aspect of children.

This was a pre-experimental research to see the influence of macro playing role activity as an independent variable (X) to children language aspect development as a dependent variable (Y). Samples were 30 children. Data were collected by using observation sheets and documentations. Observations were conducted with observation sheet containing of aspect points t assess and then data were analyzed using simple linier regression formula.

Data analysis result concluded that there was an influence between macro playing role activities to language development aspect of children 5-6 years old in Nurul Ikhlas earlier age education in Bandar Lampung in academic year 2014/2015.


(3)

ABSTRAK

PENGARUH METODE BERMAIN PERAN MAKRO TERHADAP ASPEK PERKEMBANGAN BERBAHASA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI PAUD

NURUL IKHLAS BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN

2014/2015 Oleh

KHUMAIRA

Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya aspek berbahasa pada anak usia 5-6 tahun di PAUD Nurul Ikhlas Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kegiatan bermain peran makro terhadap aspek perkembangan bahasa anak.

Penelitian ini untuk melihat pengaruh perlakuan kegiatan bermain peran makro sebagai variabel bebas (X) terhadap aspek perkembangan bahasa anak sebagai variabel terikat (Y). Adapun sampel yang digunakan sebanyak 30 anak. Data penelitian dikumpulkan melalui observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data untuk menguji hipotesis digunakan uji regresi linier sederhana.

Berdasarkan hasil analisis data maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pada kegiatan bermain peran makro terhadap aspek perkembangan bahasa anak usia 5-6 tahun di PAUD Nurul Ikhlas Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015

Kata kunci: Bermain Peran Makro, Perkembangan Aspek Bahasa, Anak Usia Dini.


(4)

PENGARUH METODE BERMAIN PERAN MAKRO TERHADAP ASPEK PERKEMBANGAN BERBAHASA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI PAUD

NURUL IKHLAS BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN

2014/2015 Oleh KHUMAIRA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Khumaira lahir di Bandar Lampung tanggal 28 Agustus 1993, merupakan anak pertama dari empat bersaudara buah hati pasangan Bapak Subagiyo dan Ibu Emi Saria S.Ag

Penulis menempuh Pendidikan Sekolah Dasar (SD) AL-Kautsar Bandar Lampung ditamatkan pada tahun 2005, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Madrasah Tsanawiyah 1 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2008, dan menyelesaikan Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) AL–Kautsar pada tahun 2011.

Pada tahun 2011, penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Universitas Lampung pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG PAUD).

Tahun 2014 penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di PAUD Tunas Bangsa Pekon Kebuayan Kabupaten Pesisir Barat, dan melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Pekon Kebuayan Kecamatan Karya Penggawa Kabupaten Pesisir Barat, dan penulis melakukan penelitian di PAUD Nurul Ikhlas untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan.


(8)

(9)

MOTTO

Eat Failure, and you will know the taste of success.”

Anda tidak akan mengetahui apa itu kesuksesan sebelum merasakan kegagalan.

You Can Have Whatever You Are Willing To Struggle For

Kamu Bisa Mendapatkan Apapun Yang Kamu Mau Memperjuangkannya

Do Your Best, And God Will Take Care Of The Rest

Lakukan Yang Terbaik Dan Tuhan Akan Memberikan Yang Terbaik


(10)

PERSEMBAHAN Bismillahirrohmanirrohim

Kupersembahkan karya ini sebagai rasa syukur kepada ALLAH SWT beserta Nabi junjungan kami Muhammad SAW dan ucapan terima kasih serta rasa banggaku kepada:

Umiku Tercinta Emi Saria S.Ag dan Abiku Tercinta Subagiyo

Yang telah membesarkanku dengan penuh kasih sayang, kesabaran, dan keikhlasan, yang selalu menasehatiku dalam kebaikan, yang telah bekerja dengan sepenuh hati untuk membahagiakanku, yang selalu memberikan semangat untuk terus berjuang dalam menggapai cita-cita, dan yang selalu menanamkan cinta, sayang, doa, dan harapan dalam menantikan keberhasilanku.

Adik-adikku Tersayang Naurah Nazhifah, M. Alif Harba Adala dan M.Makram Abid Zahid Yang selalu memberikan motivasi dan dukungan untuk terus semangat berjuang dalam

menggapai cita-cita, terimakasih.

Teman-teman yang selalu mendoakan dan mengiringi usahaku Almamater Tercinta FKIP Universitas Lampung


(11)

SANWACANA

Bismillahirrohmanirrohim

Puji Syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan nikmat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini Jurusan Ilmu Pendidikan, FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Metode Bermain Peran Makro Terhadap Aspek Perkembangan Berbahasa Anak Usia 5-6 Tahun di PAUD Nurul Ikhlas Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015”.

Pada pembuatan skripsi ini, banyak pihak yang telah memberikan sumbangsih, bantuan, nasihat, serta saran-saran yang membangun. Oleh karena itu, dengan rendah hati penulis menyampaikan terimakasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak berikut ini.

1.

Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan FKIP Unila yang telah memberikan dukungan yang teramat besar terhadap perkembangan program studi PG-PAUD dan membantu peneliti dalam menyelesaikan surat guna syarat skripsi.

2.

Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan yang telah membantu sumbangsih untuk kemajuan kampus PG-PAUD tercinta.


(12)

3.

Ibu Ari Sofia, S.Psi.,MA.,Psi., selaku Plt Ketua Program Studi PG-PAUD yang telah memberikan dukungan dan arahan untuk kami mahasiswa dalam menjalankan perkuliahan.

4. Dr. Riswanti Rini, M.Si selaku Pembimbing Utama yang telah memberikan bimbingan, masukan, saran-saran, dan nasihat yang telah diberikan.

5. Asih Budi Kurniawati, S.Pd,. M.Pd selaku Pembimbing kedua atas bimbingan, kesabaran, ketelitian dan masukannya kepada penulis.

6. Dr. Lilik Sabdaningtyas, M.Pd., selaku Penguji dan Pembahas, terima kasih atas saran-saran dan nasehat yang diberikan.

7. Dosen-dosen PG-PAUD khususnya dan Dosen FKIP Universitas Lampung pada umumnya, yang telah memberikan ilmu dan kasih sayang dalam membimbing dan mendidik kami untuk menjadi insan yang lebih baik dan berpendidikan. 8. Paud Nurul Ikhlas untuk kerjasama yang baik dalam menjalankan penelitian. 9. Untuk kedua orang tuaku tercinta, Abi Subagiyo, dan Umi Emi Saria S.ag yang

tiada hentinya memberikan support kepadaku.

10. Adik-adikku tersayang Naurah, Adel dan Abid, Fattan atas semua limpahan kasih sayang, dukungan, dan doa atas tercapainya gelar Sarjana Pendidikan ini. 11. Sahabat perjuangan Risma Riadila, Tia Utari, Rizky Adinda, Putri Rahmatika,

Najjati Ranala, Nurhasanah terimakasih selalu setia mendengar keluh kesahku. 12. Sahabat kesayanganku Cindy Gadensa, Andri Kurnia Juliansyah, dan Dendy

Harri Shando yang selalu memberikan pengertian, dukungan, kasih sayang, motivasi dan doa. Semoga kalian akan tetap menjadi sahabat-sahabat Terhebat selamanya.


(13)

13. Sahabat–sahabatku dari kecil Devi Wahyuni, Asica Dwi Edlina dan Rizky Dwi Putri terimakasih selalu ada disaat susah dan senangku.

14. Sahabatku Ridha Rahmatika, Fajrien Desta Agung, Abi Nubli Aufar, Farras Mardathila, Farraf Mardathila terimakasih untuk semangat yang kalian berikan selama ini.

15. Teman-teman seperjuangan di Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini angkatan 2011 yang telah bersama-sama berjuang dari awal kita perkuliahan hingga akhir perkuliahan.

16. Teman-teman KKN dan PPL Pekon Kebuayan Kecamatan Karya Penggawa Pesisir Barat tahun 2014 (Imam, Muharrom, Ira, Mona, Lala, Panca, Septa, Gusti, Mba Nur, Etik, Anggun) Terimakasih untuk 3bulan kebersamaan yang tidak akan pernah terlupakan.

17. Alamamater tercinta yang telah memberikan kebanggan dan motivasi bagi penulis untuk menimba ilmu dan semoga bermanfaat di masyarakat serta pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis berharap semoga amal kebaikan mereka diterima oleh Allah SWT, dan akan mendapatkan balasan yang berlipat ganda, dan diberi kebahagiaan dunia dan akhirat kelak. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Amin.

Bandar Lampung, September 2015 Penulis,

Khumaira


(14)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masaah ... 5

C. Pembatasan Masalah... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

II. KAJIAN TEORI... 8

A. Hakikat Perkembangan Bahasa AUD ... 8

B. Aspek-Aspek Perkembangan Bahasa AUD ... 10

1. Tujuan Pengembangan Bahasa AUD ... 11

2. Fungsi Bahasa Bagi AUD ... 11

3. Prinsip Pengembangan Bahasa Untuk AUD ... 11

4. Karakteristik Kemampuan Bahasa AUD ... 11

C. Hakikat Bermain Bagi AUD ... 13

1. Fungsi Dan Jenis Bermain ... 14

2. Bermain Peran ... 15

3. Jenis/Bentuk Bermain Peran ... 17

4. Fungsi Metode Bermain Peran ... 18

5. Kelebihan Dan Kekurangan Bermain Peran ... 19

D. Penelitian yang Relevan ... 21

E. Kerangka Fikir ... 22

F. Hipotesis ... 23

III. METODE PENELITIAN... 23

A. Tempat Dan Waktu Penelitian ... 23

B. Populasi dan Sampel Serta Teknik Sampling ... 23

C. Devinisi Variabel... 23

D. Instrumen/Alat Penelitian... 24


(15)

F. Teknik Analisis Data ... 27

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ... 30

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 30

B. Situasi Dan Kondisi Sekolah ... 31

C. Hasil Penelitian... 33

D. Analisis Data ... 36

E. Pembahasan Penelitian ... 41

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 44

A. Simpulan ... 44

B. Saran ... 45

DAFTAR PUSTAKA ... 47


(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pemikiran ... 22 2. Rumus Persamaan Regresi Linier Sederhana ... 28


(17)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Variabel Aspek Bahasa... 25

2. Kisi-Kisi Instrumen PenilaianVariabel Bermain Peran Makro ... 25

3. Data Fasilitas Di PAUD Nurul Ikhlas ... 31

4. Distribusi Aspek Bahasa ... 34

5. Distribusi Kegiatan Bermain Peran Makro ... 35


(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Instrumen Penelitian Aspek Bahasa ... 48

2. Instrumen Penelitian Bermain Peran ... 49

3. Rubrik Penilaian Bermain Peran Makro ... 50

4. Rubrik Penilaian Aspek Bahasa ... 52

5. Rencana Kegiatan Harian ... 55

6. Instrumen Penilaian Aspek Bahasa ... 62

7. Instrumen Penilaian Kegiatan Bermain Peran ... 65

8. Rekapitulasi Perolehan Nilai Aspek Bahasa ... 68

7. Rekapitulasi Perolehan Nilai Bermain Peran ... 70

8. Tabel Pertolongan Untuk Mencari Konstanta a dan b ... 72


(19)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan dari anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (Depdiknas, 2003: 5).

Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi dan karakteristik tertentu yang masih harus dikembangkan. Selain itu,anak selalu aktif, dinamis, antusias, dan selalu ingin tahu terhadap apa yang dilihat dan didengarnya. Anak juga bersifat egosentris yang memiliki rasa ingin tahu secara alamiah dan merupakan makhluk sosial, unik, kaya dengan fantasi, memiliki daya perhatian yang pendek, dan merupakan masa yang paling potensial untuk belajar. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menetapkan pendidikan anak usia dini adalah


(20)

2

suatu upaya yang di tujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang paling mendasar dan menepati kedudukan sebagai golden age dan sangat strategis dalam pengembangan sumber daya manusia. Rentang anak usia dini dari lahir sampai usia enam tahun adalah usia kritis skaligus strategis dalam proses serta hasil pendidikan seseorang selanjutnya pastinya pada periode ini merupakan periode kondusif untuk menumbuh kembangkan berbagai kemampuan, kecerdasan, bakat, kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosio-emosional dan spiritual.

Perkembangan aspek bahasa sangat berhubungan erat dengan perkembangan kemampuan intelektual dan sosial. Bahasa adalah alat untuk berpikir, mengekspresikan diri dan berkomunikasi. Keterampilan bahasa juga penting dalam rangka pembentukan konsep, informasi, dan pemecahan masalah. Bahasa merupakan alat berkomunikasi dengan orang lain dan kemudian berlangsung dalam suatu interaksi sosial.

Bahasa merupakan salah satu hal terpenting dalam kehidupan anak, dengan bahasa anak dapat berinteraksi dengan orang lain dan menemukan banyak hal baru dalam lingkungan tersebut. Dengan bahasa juga, anak mampu menuangkan suatu ide atau gagasan terhadap keinginannya tersebut. Aspek perkembangan bahasa anak usia 5-6 tahun bahwa anak sudah memiliki


(21)

3

kemampuan berkomunikasi secara lisan, memiliki pembendaharaan kata, serta mengenal simbol –simbol untuk persiapan membaca, menulis dan berhitung, menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap (pokok kelimat-predikat-keterangan), memiliki lebih banyak kata-kata untuk mengekspresikan ide pada orang lain.

Pada kenyataannya masih terdapat kendala dalam perkembangan aspek bahasa pada anak, Hasil pra survei dengan wawancara yang peneliti lakukan pada guru PAUD Nurul Ikhlas Bandar Lampung tanggal 21 April 2015 diketahui bahwa selama ini belum diterapkan Metode Bermain Peran Makro di PAUD Nurul Ikhlas Bandar Lampung dan menurut guru aspek berbahasa anak usia dini usia 5-6 tahun di PAUD Nurul Ikhlas Bandar Lampung masih terdapat kendala dalam proses perkembangan bahasa pada anak, hal ini ditunjukkan terdapat 9 anak yang belum berkembang aspek bahasanya dengan baik dan 13 anak mulai berkembang aspek bahasanya sedangkan sisanya 8 anak berkembang aspek bahasanya. Di sekolah yang telah dilakukan observasi, kemampuan berbahasa anak masih rendah, anak masih malu untuk berinteraksi dengan orang lain, aktifitas pembelajaraan yang digunakan masih konvensional, pembelajaran masih berpusat pada guru, kurangnya kreatifitas guru untuk menciptakan kegiatan sehingga anak kurang percaya diri untuk mengeksplorasi dirinya, kurangnya upaya guru untuk menciptakan kegiatan yang menarik bagi anak untuk mengembangkan aspek bahasanya.

Proses pembelajaran perlu adanya media untuk menunjang proses belajar anak. Karena dalam kemampuan berbahasa anak di PAUD Nurul Ikhlas masih


(22)

4

kurang,maka pemanfaatan media dalam kegiatan bermain peran sangat berpengaruh untuk perkembangan anak. Namun, saat ini media edukatif yang digunakan belum dilakukan secara optimal dan itu merupakan salah satu faktor penyebab rendahnya kemampuan berbahasa anak usia dini.

Media Pembelajaran adalah alat bantu dalam proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau keterampilan pembelajaran sehingga, dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam yang mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran. Proses pembelajaran banyak dilakukan dengan berbagai cara. Ada yang menggunakan dengan media, ada pula yang tidak menggunakan media untuk menyampaikan pesan. Sedangkan, anak usia dini cenderung suka bermain.

Kenyataannya di PAUD Nurul Ikhlas masih minim kosakata yang mereka hafal dan anak-anak masih sangat malu untuk berkomunikasi, ini menyebabkan mereka tidak percaya diri untuk berkomunikasi dengan orang lain. Banyak kemungkinan faktor-faktor yang menyebabkan kurangnya anak dalam menguasai kosakata tersebut yaitu kurangnya sarana prasaranan, peran serta orangtua, kreativitas guru, kurangnya pengetahuan guru, kurangnya media pembelajaran dan kurangnya motivasi dari anak itu sendiri.Karena faktor-faktor tersebut membuat anak tidak begitu banyak meguasai kosakata yang banyak.


(23)

5

Aspek perkembangan bahasa merupakan salah satu aspek penting yang harus dikembangkan maka dalam rangka membantu proses perkembangan anak terdapat banyak metode yang dapat digunakan untuk mengembangkan bahasa pada anak. Pemilihan metode tersebut dapat menjadi penentu keberhasilan perkembangan anak, maka pada penelitian ini peneliti akan menggunakan metode bermain peran makro. Bermain peran ini diambil karena dalam metode bermain peran ada interaksi yang melibatkan anak dengan teman sebayanya, sehingga dapat mengembangkan aspek bahasa anak. Metode bermain peran cocok digunakan untuk anak usia dini pada usia 5-6 tahun karena dalam metode ini menarik perhatian anak, menyatukan imajinasi menjadi satu persepsi anak,namun ada beberapa faktor yang menjadi masalah dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul:Pengaruh Metode Bermain Peran Makro Terhadap Perkembangan Aspek Berbahasa Anak Usia Dini Usia 5-6 Tahun di PAUD Nurul Ikhlas Bandar Lampung

B. Identifikasi Masalah

Seperti yang telah diterangkan di latar belakang maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:

a. Kemampuan berbahasa anak masih rendah.

b. Anak masih malu untuk berinteraksi dengan teman dan guru. c. Metode pembelajaraan yang digunakan masih konvensional. d. Pembelajaran masih berpusat pada guru.


(24)

6

e. Kurangnya kreatifitas guru untuk menciptakan metode yang menarik. f. Kurangnya upaya guru untuk menciptakan kegiatan yang menarik bagi

anak untuk mengembangkan aspek bahasanya.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas banyak faktor yang menyebabkan masalah itu muncul. Maka penulis memfokuskan penelitian pada metode bermain peran makro sebagai sarana penyalur aspek perkembangan bahasa pada anak usia 5-6 tahun Di PAUD Nurul Ikhlas Bandar Lampung.

D. Rumusan Masalah dan Perumusan

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, serta pembatasan masalah yang sudah diuraikan di atas maka dapat dirumuskan masalah yaitu rendahnya perkembangan aspek bahasa pada anak usia 5-6 tahun di Paud Nurul Ikhlas Bandar Lampung. Sedangkan permasalahan pada penelitian ini yaitu:

“Apakah metode bermain peran makro berpengaruh terhadap aspek perkembangan bahasa pada anak usia 5-6 tahun Di Paud Nurul Ikhlas Bandar Lampung tahun ajaran 2014/2015?”

Adapun judul penelitian ini adalah “Pengaruh metode bermain peran makro terhadap aspek perkembangan bahasa pada anak usia 5-6 tahun Di Paud Nurul Ikhlas Bandar Lampung tahun 2014/2015”


(25)

7

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang sudah diuraikan di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menguji hipotesa pengaruh metode bermain peran makro terhadap aspek perkembangan bahasa anak usia 5-6 tahun Di Paud Nurul Ikhlas Bandar Lampung.

F. Kegunaan dan Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis

Sebagai pendorong untuk guru dan orang tua dalam mengembangkan aspek bahasa anak.

b. Manfaat Praktis Bagi Anak Didik

a. Meningkatkan kemampuan berbahasa pada anak usia dini.

b. Agar guru dapat lebih kreatif lagi dalam memberikan pembelajaran kepada anak usia dini.

Bagi guru

a. Membangkitkan kreativitas guru dalam menerapkan dan menciptakan inovasi baru dalam pembelajaran.

b. Guru dapat mengembangkan aspek bahasa anak melalui metode bermain peran.

Bagi Peneliti Lain

Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam pengembangan sistem pelayanan bagi peneliti selanjutnya


(26)

8

`

II. KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini

Salah satu bidang perkembangan dalam pertumbuhan kemampuan dasar di taman kanak-kanak adalah pengembangan bahasa. Bahasa memungkinkan anak untuk menerjemahkan pengalaman ke dalam symbol-symbol yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dan berpikir.

Menurut Vygotsky dalam Wolfolk (1995) dalam Susanto (2011, 73) menyatakan bahwa:

language provide a means for expressing ideas and asking question and it provides the

categories and concept for thinking”. Sejalan dengan pendapat Susanto (2011 : 74)

bahwa “Bahasa adalah alat untuk berpikir, mengekspresikan diri dan berkomunikasi.

Keterampilan bahasa juga penting dalam rangka pembentukan konsep, informasi, dan pemecahan masalah. Melalui bahasa pula kita dapat memahami komunikasi pikiran dan

perasaan”.dengan bahasa anak dapat berinteraksi dengan orang lain dan menemukan banyak hal baru dalam lingkungan tersebut. Dengan bahasa juga anak mampu menuangkan suatu ide atau gagasan terhadap keinginannya tersebut.

Menurut Jamaris (2013,113) bahasa dan komunikasi adalah dua aspek perkembangan yang berperan penting dalam kehidupan manusia. Tanpa kemampuan ini, sulit bagi


(27)

9

manusia untuk berinteraksi antara satu sama lainnya. Bahasa dapat di definisikan sebagai suatu bentuk kode sosial yang memiliki sistem yang digunakan dalam berkomunikasi.

Berdasarkan ketiga teori di atas dapat disimpulkan perkembangan bahasa pada anak usia dini adalah perubahan sistem lambang bunyi yang berpengaruh terhadap kemampuan berbicaranya itu anak usia dini bisa mengidentifikasi dirinya, serta berinteraksi dan bekerja sama dengan orang lain.

1. Tahap Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini

Secara umum tahap-tahap perkembangan anak dapat dibagi dalam beberapa rentang usia, yang masing-masing menunjukkan cirri-ciri tersendiri. Menurut Guntur (1998) dalam Susanto (2011:75), tahapan perkembangan ini sebagai berikut :

1. Tahap I (pralinguistik), yaitu 0-1 tahun. Tahap ini terdiri dari :

a) Tahap meraba-1 (pralinguistik pertama). Tahap ini dimulai dari bulan pertama hingga bulan keenam dimana anak akan mulai menangis, tertawa, dan menjerit.

b) Tahap meraba-2 (pralinguistik kedua). Tahap ini ada dasarnya merupakan tahap kata tanpa makna mulai dari bulan ke-6 hingga 1 tahun.

2. Tahap II (linguistik). Tahap ini terdiri dari tahap I dan II, yaitu :

a) Tahap-I ; holafrastik (1 tahun), ketika anak-anak mulai menyatakan makna keseluruhan frasa atau kalimat dalam satu kata. Tahap ini juga ditandai dengan pembendaharaan kata anak hingga kurang lebih 50 kosa kata.

b) Tahap-2; frasa (1-2), pada tahap ini anak sudah mampu mengucapkan dua kata (ucapan dua kata). Tahap ini juga ditandai dengan pembendaharaan kata anak sampai dengan 50-100 kosa kata.


(28)

10

c) Tahap III (pengembangan tata bahasa, yaitu prasekolah 3,4,5 tahun). Pada tahap ini anak sudah dapat membuat kalimat, seperti telegram. Dilihat dari aspek pengembangan tata bahasa seperti : S-P-O, anak dapat memperpanjang kata menjadi satu kalimat.

d) Tahap IV (tata bahasa menjelang dewasa, yaitu 6-8 tahun). Tahap ini ditandai dengan kemampuan yang mampu menggabungkan kalimat sederhana dan kalimat kompleks.

B. Aspek-Aspek Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini

Aspek-aspek yang berkaitan dengan perkembangan bahasa anak menurut Jamaris (2006) dalam Susanto (2011:77) dapat dibagi kedalam tiga aspek, yaitu:

1. Kosakata. Seiring dengan perkembangan anak dan pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan, kosakata anak berkembang dengan pesat. 2. Sintaksis (tata bahasa). Walaupun anak belum mempelajari tata bahasa, akan

tetapi melalui contoh-contoh berbahasa yang didengar dan dilihat anak dilingkungannya, anak telah dapat menggunakan bahasa lisan dengan susunan kalimat yang baik.

3. Semantik. Semantik maksudnya penggunakan kata sesuai dengan tujuannya. Anak ditaman kanak-kanak sudah dapat mengekspresikan keinginan, penolakan, dan pendapatnya dengan menggunakan kata-kata dan kalimat yang tepat.

Sesuai dengan pendapat Vygotsky dalam Susanto (2011:78) tentang prinsip zone proximal, yaitu zona yang berkaitan dengan perubahan dari potensi yang dimiliki oleh anak menjadi kemampuan actual, maka prinsip-prinsip perkembangan bahasa anak usia taman kanak-kanak adalah:


(29)

11

1) Interaksi. Interaksi anak dengan lingkungan di sekitarnya, membantu anak memperluas kosakatanya dan memperoleh contoh-contoh dalam menggunakan kosakata ini secara tepat.

2) Ekspresi. Mengekspresikan kemampuan bahasa. Ekspresi kemampuan bahasa anak untuk mrngungkapkan pikiran dan perasaannya secara tepat.

1. Tujuan Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini

Pengembangan keterampilan bahasa anak merupakan kemampuan yang sangat penting untuk berkomunikasi terutama bagi mereka yang sudah masuk ke lingkungan pendidikan prasekolah khususnya taman kanak-kanak. Tujuan pengembangan bahasa pada usia awal adalah :

1. Mendengarkan, menyimak, menggunakan bahasa lisan dan lebih siap dalam bermain dan belajarnya.

2. Menggunakan pembicaraan, untuk mengorganisasikan, mengurutkan, berpikir jelas, ide-ide, perasaan, dan kejadian-kejadian.

3. Merespons terhadap yang mereka dengan komentar, pertanyaan dan perbuataan yang relevan.

4. Memperluas kosakata mereka meneliti arti dan suara dari kata-kata baru. 5. Berbicara lebih jelas dan dapat didengar dengan kepercayaan dan pengawasan

dan bagaimana memperlihatkan kesadaran pada pendengar.

2. Fungsi Bahasa Bagi Anak Usia Dini

Ada beberapa sumber yang telah mencoba memberikan penjabaran dari fungsi bahasa bagi anak taman kanak-kanak, menurut Depdiknas (2000) dalam Susanto (2011:81) fungsi pengembangan bahasa bagi anak prasekolah adalah :


(30)

12

b. Sebagai alat untuk mengembangkan kemampuan intelektual anak c. Sebagai alat untuk mengembangkan ekspresi anak

d. Sebagai alat untuk menyatakan perasaan dan buah pikiran kepada orang lain.

3. Prinsip Pengembangan Bahasa Untuk Anak Usia Dini

Sesuai tujuan dan fungsi yang dijabarkan maka dalam pelaksanaan upaya pengembangan bahasa untuk anak diperlukan beberapa prinsip dasar. Beberapa prinsip pengembangan bahasa yang disajikan oleh Depdiknas (2000) dalam Susanto (2011:82) adalah :

1. Sesuaikan dengan tema kegiatan dan lingkungan terdekat.

2. Pembelajaran harus berorientasi pada kemampuan yang hendak dicapai sesuai potensi anak.

3. Komunikasi guru dan anak akrab dan menyenangkan. 4. Guru menguasai pengembangan bahasa.

5. Diberikan alternative pikiran dalam mengungkapkan isi hatinya.

4. Karakteristik Kemampuan Bahasa Anak Usia Dini

Menurut Jamaris (2006) dalam Susanto (2011: 78) karakteristik bahasa anak usia 5-6 tahun adalah :

1. Sudah dapat mengucapkan lebih dari 2.500 kosa kata

2. Lingkup kosakata yang dapat diucapkan anak menyangkut warna, ukuran, perbandingan, jarak, dan permukaan (kasar-halus).

3. Anak usia 5-6 tahun sudah dapat melakukan peran sebagai pendengar yang baik.

4. Dapat berpatisipasi dalam suatu percakapan. Anak sudah dapat mendengarkan orang lain berbicara dan menanggapi pembicaraan tersebut.


(31)

13

5. Percakapan yang dilakukan oleh anak 5-6 tahun telah menyangkut berbagai komentarnya terhadap apa yang dilakukan oleh dirinya sendiri dan orang lain, serta apa yang dilihatnya. Anak pada usia 5-6 tahun ini sudah dapat melakukan ekspresi diri, menulis, membaca, dan bahkan berpuisi.

C. Hakikat bermain bagi anak usia dini

Pada hakikatnya semua anak senang bermain, bermain adalah suatu sarana untuk mengubah kekuatan potensial di dalam diri anak untuk menjadi berbagai kemampuan kecakapan.Menurut Karl Bubler dalam Yuliani (2007: 177) bermain adalah menimbulkan kenikmatan dan itulah yang akan menjadi perangsang bagi perilaku lainnya. Sebagai pemicu kreativitas, ia meyakini bahwa anak yang banyak bermain akan meningkatkan kreativitasnya.

Sigmund Freud dalam Yuliani (2007: 177) di dalam bermain anak menumpahkan seluruh perasaan nya, bahkan mampu mengatur “dunia dalamnya agar sesuai dengan “dunia luarnya”. Dalam bermain anak akan berusaha mengatur, menguasai, berfikir, dan

berencana.

Piaget dalam Yuliani (2007:178) menjelaskan bermain menunjukkan dua realitas anak-anak yaitu adaptasi terhadap apa yang mereka sudah ketahui dan respon mereka terhadap hal-hal baru. Bahwa melalui bermain anak belajar sesuatu, mereka akan mendapatkan sebab akibat atau perubahan dari suatu fenomena dan kejadian.

Berdasarkan kesimpulan dari ketiga teori di atas dapat disimpulkan bahwa anak mempunyai ketertarikan dan keingintahuan yang kuat terhadap sesuatu yang terdapat


(32)

14

dilingkungannya. Dalam bermain anak dapat belajar dan memiliki kesempatan untuk mengembangkan seluruh potensinya dan membantu proses perkebangan dalam diri anak.

1. Fungsi Dan jenis bermain

Anak usia 2 tahun melakukan kegiatan main untuk membangun skema mental melalui interaksi dengan objek, manusia, dan berbahasa. Anak-anak dengan senang melakukan berbagai gerakan saat bereksplorasi menggunakan mata, pendengaran, dan inderawi lainnya saat bermain dengan lingkungan mereka. Seiring dengan pertumbuhan usia, fungsi bermain kemudian akan membangun aspek lain yang melibatkan sosial emosi mereka seperti rasa percaya diri saat mereka mampu meraih berbagai kecakapan lainnya.

Jenis-jenis bermain diungkapkan oleh Smilansky dalam Fauziah D.U (2010: 111) sebagai berikut:

1) Bermain Simbolik

Bermain dengan menghadirkan sesuatu sebagai simbol, telah dimulai sejak anak berusia dua tahun dan terus berlangsung dalam berbagai bentuk hingga mereka dewasa. Bermain simbolik terkait dengan permainan konstruktivif dan bermain drama.

2) Bermain Konstruktif

Bermain konstrukrtif menggunakan materi atau obyek terkait fungsi atau lebih canggih lagi dapat terkait dengan simbol. Anak menciptakan sendiri atau membangun sendiri berbagai materi secara konkrit dan menghadirkannya sebagai objek. Intinya dalam main pembangunan bukan hanya karya yang diperhatikan tetapi yang lebih penting adalah membangun gagasan dan cara berpikir anak itu sendiri. Contohnya adalah bermain menyusun balok dan benda cair lain.


(33)

15

3) Bermain drama

Dalam bermain drama anak menciptakan sendiri tokoh imajinasi yang mereka inginkan. Mereka bermain dengan gambar, bereksperimen dengan situasi-situasi yang diinginkan. Jika ada dua anak atau lebih terlibat dalam permainan itu, maka akan terjadilah permainan sosiodrama. Misalnya mereka akan bermain “ibu-ibuan, masak-masakkan, dokter-dokteran” atau bermain dengan berbagai tema

yang mereka pilih melalui rundingan (negoisasi) bersama teman. Ketika mereka bermain sendiri, mereka akan berbicara sendiri, sesuai dengan fantasi mereka sebagai anak. Begitulah cara mereka memahami dunia mereka sebagai anak, untuk membangun bahasa, dan kecakapan sosial lainnya.

2. Bermain Peran

Hakikat pembelajaran bermain peran terletak pada keterlibatan emosional pemeran dan pengamat dalam situasi masalah yang secara nyata dihadapi. Melalui bermain peran dalam pembelajaran, diharapkan para peserta didik dapat mengeksplorasi perasaannya, memperoleh wawasan tentang sikap, nilai, dan persepsinya, mengembangkan keterampilan dan sikap dalam memecahkan masalah yang dihadapi, dan mengeksplorasi inti permasalahan yang diperankan melalui berbagai cara.

Pengertian bermain peran adalah salah satu bentuk pembelajaran, dimana peserta didik ikut terlibat aktif memainkan peran-peran tertentu. Bermain peran (role playing) merupakan sebuah permainan di mana para pemain memainkan peran tokoh-tokoh khayalan dan berkolaborasi untuk merajut sebuah cerita bersama. Para pemain memilih aksi tokoh-tokoh mereka berdasarkan karakteristik tokoh tersebut, dan keberhasilan aksi mereka tergantung dari sistem peraturan permainan yang telah ditetapkan dan ditentukan, asalkan tetap mengikuti peraturan yang ditetapkan, para


(34)

16

pemain bisa berimprovisasi membentuk arah dan hasil akhir permainan. Menurut Piaget dalam Mayke S (2003: 25-26) bahwa “bermain peran dengan istilah symbolic play atau make believe play yang ditandai dengan bermain khayalan dan bermain pura-pura, anak menggunakan berbagai benda sebagai simbol atau representasi benda

itu”. Sedangkan Menurut Stasen Berger dan Garvey dalam Mayke (2001: 35) bahwa

“bermain peran yaitu kegiatan bermain khayal atau pura-pura yang melihatkan unsur imajinasi dan peniruan terhadap perilaku orang dewasa. Misalnya, bermain dokter-dokteran, ibu-ibuan, masak-masakan, sekolah-sekolahan, polisi-polisian dan

lain-lain”.

Kegiatan bermain peran memberikan kesempatan kepada anak untuk menciptakan situasi khayalan dimana anak diberi kesempatan untuk bereksplorasi dengan suatu objek dan melakukan kegiatan sesuai dengan karakter objek tersebut. Menurut Vygotsky dan Erickson dalam Bambang (2006: 35) bahwa “bermain peran disebut juga main simbolik, pura-pura, fantasi, imajinasi, atau main drama sangat penting untuk perkembangan kognisi, sosial, dan emosi anak pada usia tiga sampai enam tahun".

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan sebagai berikut yaitu bermain peran dilaksanakan berdasarkan pengalaman siswa dan isi dari pelaksanaan teknik ini yaitu

pada situasi “disini pada saat ini”. Bermain peran memungkinkan siswa untuk

mengungkapkan perasaannya yang tidak dapat dikenal tanpa bercermin pada orang lain. Mengungkapkan perasaannya untuk mengurangi beban emosional. Dengan demikian, anak dapat belajar dari pengalaman orang lain tentang cara memecahkan masalah yang pada gilirannya dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan dirinya


(35)

17

secara optimal. Kegiatan bermain peran berasumsi bahwa proses psikologis yang tersembunyi, berupa sikap, nilai dan sistem keyakinan, dapat diangkat ke taraf sadar melalui kombinasi pemeranan secara spontan. Dengan demikian, anak dapat menguji sikap dan nilainya yang sesuai dengan orang lain, apakah sikap dan nilai yang dimilikinya perlu dipertahankan atau diubah.

3. Jenis/Bentuk Bermain Peran

Dilihat dari jenisnya bermain peran terdiri dari bermain peran makro dan bermain peran mikro. Sejalan dengan pendapat Mutiah (2010: 115) bermain peran terbagi kedalam dua jenis kegiatan yaitu bermain peran makro dan bermain peran mikro. Jenis bermain peran makro adalah bermain yang sifatnya kerja sama lebih dari 2 orang bahkan lebih khususnya untuk anak usia taman kanak-kanak, sedangkan bermain peran mikro adalah awal bermain kerja sama dilakukan hanya 2 orang saja bahkan sendiri.

Perbedaan konsep antara bermain peran makro dan mikro akan memberikan perbedaan tingkat perkembangan sosial emosional pada anak. Bermain peran makro dapat melatih kerja sama pada anak, di dalamnya terjadi interaksi antar pemain sehingga dapat melatih kemampuan bersosialisasi dan melatih emosi anak terhadap lawan mainnya/teman. Sedangkan bermain peran mikro merupakan awal bermain kerja sama, sehingga peluang anak untuk bekerja sama lebih sedikit. Hal ini disebabkan lawan main anak pada bermain peran mikro lebih sedikit dari pada bermain peran mikro. Oleh Erickson dalam Yuliani (2007), yaitu mikro dan makro:


(36)

18

a. Bermain peran mikro

Anak-anak belajar menjadi sutradara atau dalang, memainkan boneka, dan mainan berukuran kecil seperti rumah-rumahan, kursi sofa mini, tempat tidur mini (seperti bermain boneka barbie). Biasanya mereka akan menciptakan percakapan sendiri.

b. Bermain peran makro

Anak secara langsung bermain menjadi tokoh untuk memainkan peran-peran tertentu sesuai dengan tema. Menggunakan alat bermain dengan ukuran sesungguhnya. Misalnya peran sebagai dokter, perawat, pasien, dalam sebuah rumah sakit.

4. Fungsi Metode Bermain Peran a. Kreativitas

Dengan bermain peran kreativitas peserta didik dapat lebih terasah karena dalam dunia khayalan, anak bisa jadi apa saja dan melakukan apa saja sesuai dengan peran yang dimainkannya.

b. Disiplin

Saat bermain peran, biasanya ia mengambil peraturan dan pola hidupnya sehari-hari. Misalnya, saat ia bermain peran sebagai orangtua yang menidurkan anaknya, ia akan bersikap dan mengatakan seperti apa yang ia sering dilakukan dan dikatakan oleh orangtuanya. Sehingga secara tak langsung, ia pun membangun kedisiplinan dan keteraturan pada dirinya sendiri

c. Keluwesan

Saat bermain peran, secara tidak langsung anak-anak mulai belajar untuk mengatasi rasa takut dan hal-hal yang sebelumnya berbeda bagi mereka dengan


(37)

19

bimbingan dan perumpamaan ini, diharapkan rasa takut atau trauma si kecil akan lebih berkurang.

5. Kelebihan dan Kekurangan Metode Bermain Peran

Kelebihan Metode Bermain Peran Terdapat beberapa kelebihan pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran, diantaranya:

a. Dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja.

b. Dapat mengembangkan kreatifitas siswa, karena melalui simulasi siswa diberi kesempatan untuk memainkan perannya yang disimulasikan.

c. Dapat memupuk keberanian dan rasa percaya diri.

d. Dapat memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

Kelemahan Metode Bermain Peran Selain memiliki banyak kelebihan, metode bermain peran pun memiliki kelemahan, diantaranya:

a. Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan.

b. Pengelolaan yang kurang baik sehingga fungsi simulasi menjadi alat hiburan membuat tujuan pembelajaran terabaikan.

c. Faktor psikologis seperti rasa takut dan malu sering memengaruhi siswa dalam melakukan simulasi.


(38)

20

D. Penelitian Yang Relevan

1. Penelitian Ina Ayu (2011) dengan judul Efektivitas Penggunaan Metode Bermain Peran Makro Terhadap Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Sunda Anak Usia TK, bahasa merupakan sarana berkomunikasi yang sangat penting dalam kehidupan anak. Komunikasi yang diharapkan adalah komunikasi lisan yang tepat guna, artinya bahasa itu harus dapat dipahami oleh orang lain. Kemampuan bahasa anak usia 4-5 tahun berada dalam fase perkembangan bahasa secara ekspresif. Hal ini berarti bahwa anak lebih dapat mengungkapkan keinginannya, penolakannya, maupun pendapatnya dengan menggunakan bahasa lisan sebagai alat berkomunikasi. Anak usia tersebut dapat mengucapkan kata-kata yang mereka gunakan, dapat menggabungkan beberapa kata menjadi kalimat yang berarti. Salah satu upaya yang dapat dilakukan di TK dalam mengembangkan bahasa daerah salah satunya dengan mengoptimalkan penggunaan metode pembelajaran. Adapun metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa Sunda khususnya dalam penguasaan kosakata adalah metode bermain peranBermain peran ini diambil karena dalam metode bermain peran ada interaksi yang melibatkan anak dengan teman sebayanya. Dengan metode ini anak-anak menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dan bertukar ide, hingga meningkatkan kelancaran berbicara dan memperkaya kosakatanya.”

2. Penelitian Erli Safitri dan Endang Purbaningrum (2014) dengan judul: Pengaruh Metode Bermain Peran Terhadap Kemampuan Berbicara Kelompok B TK Muslimat Hayatul Wathon“Bermain merupakan bagian penting dalam pendidikan anak menuju

perkembangan normal sesuai dengan kodrat anak. Bertitik tolak dari kenyataan tersebut maka tempat penitipan anak dapat digunakan sebagai wahana pembelajaran bahasa khususnya dalam peningkatan kosakata anak melalui prinsip-prinsip bermain sambil belajar. Perkembangan bahasa berlangsung sejak bayi hingga akhir hayat. Bayi


(39)

21

mulai memperoleh bahasa ketika berumur kurang satu tahun, sebelum dapat mengucapkan suatu kata. Jadi, ‘bermain sambil belajar’ merupakan salah satu cara yang terbaik untuk mengoptimalkan kemampuan anak, termasuk kemampuan berbahasa.”

3. Hasil penelitian Suminarti (2012) dengan judul: Peningkatan Kemampuan Berkomunikasi Anak Melalui Metode Sosiodrama di Taman Kanak- kanak Permata Bunda Agam. Perkembangan bahasa merupakan salah satu aspek dari tahapan perkembangan bahasa ana yang harusnya tidak luput dari perhatian guru, dimana anak diharapkan dapat menguasai komponen- komponen bahasa seperti : menyimak, berbicara, membaca. Berdasarkan komponen-komponen bahasa yang ada salah satu nya adalah berbicara dengan menggunakan teknik metode sosiodrama. Adapun masalah yang muncul bagi anak adalah : anak kurang percaya diri untuk tampil di depan kelas, media yang kurang menarik bagi anak, kurang nya pembendaharaan kata anak pada saat berkomunikasi. Yang menjadi permasalahan bagi guru dalam pembelajaran bahasa, khususnya dalam berkomunikasi dengan memakai metode sosiodrana yang di sediakan supaya anak berminat terhadap kegiatan bercerita adalah : guru harus menguasai teknik metode sosiodrama, menggunakan intonasi suara, ekspresi wajah dan media yang menarik bagi anak.

E. Kerangka Pemikiran

Perkembangan bahasa anak usia dini merupakan alat untuk menjalin komunikasi anak dengan orang lain. Tujuan dari metode bermain peran adalah agar anak memiliki kosa kata yang banyak dalam berinteraksi dengan orang lain. Namun pada kenyataannya, kemampuan berinteraksi dengan teman sebayanya masih sangat rendah. Anak masih sangat malu untuk berinteraksi dengan orang lain. dipengaruhi oleh berbagai faktor salah


(40)

22

satunya adalah dengan adanya penggunaan metode dalam pembelajaran. Metode bermain peran sangat penting karena berguna bagi pendidik dalam membantu tugas kependidikannya. Secara umum, metode bermain peran berfungsi mengarahkan peserta didik untuk memperoleh berbagai pengalaman belajar. Tentunya hasil pembelajaran yang menggunakan metode dan tidak menggunakan metode akan berbeda hasilnya. Metode yang dapat digunakan adalah metode bermain peran makro. Penggunaan metode ini diharapkan efektif digunakan pada saat melakukan kegiatan bermain peran dikelas.

Melalui kegiatan bermain peran makro dilakukan 3 kali pertemuan dengan tema pertama profesi dengan sub tema dokter, pertemuan kedua dengan tema transportasi subtema kereta api, pertemuan ketiga dengan tema lingkungan subtema pasar.

Apabila digambarkan dalam hubungan variabel adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis pada penelitian ini yaitu terdapat pengaruh yang signifikan metode bermain peran terhadap kemampuan berbahasa anak pada anak usia 5-6 tahun di PAUD Nurul Ikhlas Bandar Lampung.

Kegiatan Bermain Peran (X)

Aspek Bahasa (Y)


(41)

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Di Paud Nurul Ikhlas Jalan kepayang no. 12 Rajabasa Bandar Lampung pada bulan Mei tahun 2015 tahun ajaran 2014/2015

B. Populasi dan Teknik Sampling 1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan subjek yang diteliti. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah anak di Paud Nurul Ikhlas Bandar Lampung usia 5-6 tahun sebanyak 30 anak.

C. Definisi Variabel

Terdapat 2 variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas (X) bermain peran dan aspek perkembangan bahasa sebagai variabel terikat (Y).

a. Variabel bebas : Kegiatan Bermain Peran Makro (X)

Definisi Konseptual : Anak secara langsung bermain menjadi tokoh untuk memainkan peran-peran tertentu sesuai dengan tema. Menggunakan alat bermain dengan ukuran sesungguhnya. Misalnya peran sebagai dokter, perawat, pasien, dalam sebuah rumah sakit.( Erickson dalam Yuliani (2007)).


(42)

✂ ✄

Definisi Operasional : Bermain peran makro diukur oleh : 1. Memilih peran yang akan dimainkan, 2. Persiapan bermain peran, 3. Kesesuaian kostum dengan peran yang akan dimainkan, 4. Dialog sesuai peran, 5. Interaksi dengan lawan main.

b. Variabel Terkait : Aspek Bahasa

Definisi Konseptual: bahasa dan komunikasi adalah dua aspek perkembangan yang berperan penting dalam kehidupan manusia. Tanpa kemampuan ini, sulit bagi manusia untuk berinteraksi antara satu sama lainnya. Bahasa dapat di definisikan sebagai suatu bentuk kode sosial yang memiliki sistem yang digunakan dalam berkomunikasi (Martini Jamaris(2013,113)

Definisi Operasional : Aspek perkembangan bahasa diukur oleh : 1. Mengulang kalimat sederhana, 2. Mengungkapkan kalimat gagasan, 3. Bertanya dan menjawab pertanyaan.

D. Instrumental/Alat Penelitian

Dalam penelitian ini untuk mengukur aspek perkembangan bahasa pada anak usia dini digunakan rating scale yaitu dengan menjabarkan variabel yang akan diukur menjadi indikator variabel.

Adapun kisi-kisi yang dibuat untuk mengukur aspek perkembangan bahasa dalam penelitian ini adalah:


(43)

☎ ✆

Tabel 1

Kisi-kisi instrumen penilaian variabel Aspek Bahasa (Y) No Aspek yang akan dinilai

Skor

1 2 3 4

1 Berinteraksi sebagai penjual dan pembeli

2 Mengucapkan kalimat sapaan yang sopan sebagai penjual dan pembeli 3 Mengucapkan terima kasih

4 Bertanya sesuai gagasan

5 Menjawab pertanyaan sesuai gagasan 6 Memahami pertanyaan yang diajukan 7 Memahami kalimat yang di ucapkan

guru

8 Mengucapkan kalimat yang di ucapkan guru

9 Mengulang kalimat sesuai dengan gagasan

Tabel 2 Perhitungan Skor

No Keterangan Skor

1 Berkembang sangat baik 4

2 Berkembang sesuai harapan 3

3 Mulai berkembang 2

4 Belum berkembang 1

Tabel 3

Kisi-kisi instrumen penilaian variabel Bermain Peran Makro (X)

Indikator Skor

1 2 3 4

1. Memilih peran yang akan dimainkan 2. Persiapan bermain peran

3. Kesesuaian kostum dengan peran yang akan dimainkan

4. Dialog sesuai peran


(44)

✝6

Variabel X dan Y akan diukur sesuai indikator dengan skor minimum yaitu 1 dan skor maksimum yaitu 20 dengan keterangan skor sebagai berikut:

Tabel 4 Perhitungan Skor

No Keterangan Skor

1 Baik sekali 4

2 Baik 2

3 Cukup 2

4 Kurang 1

E. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data untuk mendukung penelitian ini. Teknik tersebut antara lain observasi, dan dokumentasi. Teknik observasi dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung ke tempat penelitian, yaitu di Paud Nurul Ikhlas Bandar Lampung. Dengan teknik ini dapat diketahui bagaimana pengaruh media bermain peran terhadap aspek bahasa anak. Teknik dokumentasi digunakan sebagai alat pengumpulan data-data berupa gambar-gambar foto kegiatan.

F. Teknik Analisis Data

Setelah semua data terkumpul yang dilakukan adalah analisis data, proses analisis data merupakan salah satu usaha untuk merumuskan jawaban dan pertanyaan dari perihal perumusan-perumusan dan pelajaran adalah hal-hal yang kita peroleh dari obyek penelitian. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mencari kebenaran dari data-data yang telah diperoleh, sehingga dari sini bisa ditarik kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan.


(45)

✞ ✟

a. Uji Normalitas

Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data sampel yang akan dianalisi berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data dengan melihat nilai di Kolomogrof Smirnov yang akan dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0. dalam hal ini berlaku ketentuan analisis yaitu Ho ditolak apabila nilai signifikan (sig < 0.05 berarti distribusi sampel tidak normal), kemudian Ha diterima apabila nilai signifikan (sig > 0.05 berarti sampel berdistribusi normal) Priyanto (2009:187)

b. Uji Hipotesis

Untuk menyajikan data secara singkat maka dilakukan perhitungan untuk mencari interval dengan rumus menurut Hadi (2006: 178) sebagai berikut:

i = (NT–NR)

K

Keterangan:

NT : Nilai Tertinggi NK : Nilai Terendah K : kategori/kriteria

Setelah mencari interval kemudian dilakukan analisis tabel silang untuk mengetahui sebaran data variabel X dan Variabel Y yang diperoleh dari hasil penelitian. Uji hipotesis untuk menentukan ada tidaknya pengaruh antara kegiatan bermain peran makro terhadap aspek bahasa anak usia 5-6 tahun,digunakan uji analisis dengan regresi linier sederhana.


(46)

✠8

Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis yang digunakana untuk mengkaji hipotesis pada penilitian ini adalah analisis regresi yang digunakan untuk menggambarkan garis yang menujukkan arah pengaruh antar variabel, serta dipergunakan untuk menelaah hubungan antara 2 variabel. Regresi ini terdiri dari satu variabel bebas (independen) dan satu variabel terikat (dependen) disebut dengan regresi linier sederhana menurut Sugiyono (2011:261) dengan rumus persamaan umumnya adalah

Y = a + bX

Gambar 2. Rumus Persamaan Regresi Linier Sederhana

Dimana :

Y = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan a = Harga Y ketika X = 0 (harga konstan)

b = Angka arah atau koofisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan variabel indenpenden. Bila (+) arah garis naik, dan bila (-) maka garis turun.

X = Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.

Peningkatan ataupun penurunan variabel penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan variabel independen apabila nilai variabel independen atau X ditentukan. Dimana rumus mengitung nilai konstanta b dan a sebagai berikut:

b = . .

. ( )


(47)

✡ ☛

Menentukan besaran presentase pengaruh antara variabel untuk mengetahui seberapa besaran angka pengaruh antara variabel kegiatan bermain peran makro (X) terhadap variabel aspek bahasa (Y) maka kemudian digunakan rumus korelasiproduct moment.

r

xy

=

( ) ( . )

( ) ( )


(48)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan rumusan masalah dan permasalahan mengenai pengaruh kegiatan bermain peran makro terhadap kemampuan aspek berbahasa anak usia 5-6 tahun Di PAUD Nurul Ikhlas Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015. Kemudian diperoleh data berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan selama 3 kali pertemuan dengan menggunakan teknik pengumpulan data observasi dengan lembar panduan observasi, lalu dilakukan analisis data berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji regresi linier sederhana dan korelasiproduct moment. Hasil analisis data dan pembahasan yang dikaitkan dengan teori maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

Terdapat pengaruh antara kegiatan bermain peran makro terhadap kemampuan aspek berbahasa anak usia 5-6 tahun Di PAUD Nurul Ikhlas Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015.


(49)

☞ ✌

B. Saran

Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran menggunakam kegiatan bermain peran dan simpulan hasil penelitian, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Kepada Kepala Sekolah

Salah satu metode pembelajaran yang menarik bagi anak usia 5-6 tahun adalah metode bermain peran, baik metode bermain peran makro. Oleh karena itu, metode pembelajaran tersebut dapat diterapkan di sekolah dalam meningkatkan keterampilan berkomunikasi pada anak usia 5-6 tahun.

2. Kepada Guru

Guru di PAUD perlu meningkatkan pelaksanaan kegiatan bermain peran dalam pembelajaran, terutama bermain peran makro. Hal ini bertujuan agar anak terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Melalui metode bermain peran ini, keterampilan berkomunikasi, daya khayal, serta kemampuan sosialisasi anak dapat meningkat. Selain meningkatkan intensitas kegiatan bermain peran makro, guru juga perlu memberikan kesempatan pada anak dalam melaksanakan kegiatan bermain peran mikro yang dapat dilaksanakan pada waktu istirahat.


(50)

✍6

3. Kepada Peneliti lain

Peneliti lain dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai referensi dan motivasi agar dapat menyusun penelitian yang lebih baik lagi dari peneliti sebelumnya.


(51)

✎ ✏

DAFTAR PUSTAKA

Ayu, Ina.2011. Penggunaan Metode Bermain Peran Makro Terhadap Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Sunda Anak Usia TK. Bandung

Bambang, Yulia T. 2002.Bahan ajar media permainan edukatif kreatif. Depdiknas: Jakarta Fauziah, DU. 2010. Keindahan Belajar Dalam Perspektif Pedagogi. PT

UnggulPermanaSelaras: Jakarta.

________. 2003. Undang-undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional). SinarGrafika. Jakarta.

Martini, Jamaris.2013. Kesulitan Belajar.Ghalia Indonesia: Jakarta

Mayke S, Tedjasaputra. 2003.Bermain, Main, dan Permainan. Gramedia: Jakarta

Mutiah, Diana. 2010. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Kencana Prenada Media Group: Jakarta

__________________. 2001.Bermain, Mainan, dan Permainan. Gramedia: Jakarta Priyanto, Duwi. 2009. Belajar Olah Data dengan SPSS. Yogyakarta : Andi

Safitri, Erli.2014. Pengaruh Metode Bermain Peran Terhadap Kemampuan Berbicara Kelompok B TK Muslimat Hayatul Wathon. Lamongan

Susanto, Ahmad. 2011.Perkembangan Anak Usia Dini. Kencana: Jakarta

Sumiarti.2012. Peningkatan Kemampuan Berkomunikasi Anak Melalui Metode Sosiodrama di Taman Kanak-Kanak Permata Bunda Agam. Guntiang

Sugiyono, 2011.Statistika Untuk Penelitian.Alfabeta, Bandung. ________. 2011.Statistika Untuk Penelitian.Alfabeta: Bandung. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003

Yamin, Martinis, 2010.Pendidikan Anak Usia Dini. Gaung Persada Press, Jakarta Yuliani,Nurani, 2007.Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. PT. Indeks Jakarta. Yusuf, Syamsu, 2011.Perkembangan Peserta Didik. Raja grafindo Persada, Jakarta.


(1)

✠8 Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis yang digunakana untuk mengkaji hipotesis pada penilitian ini adalah analisis regresi yang digunakan untuk menggambarkan garis yang menujukkan arah pengaruh antar variabel, serta dipergunakan untuk menelaah hubungan antara 2 variabel. Regresi ini terdiri dari satu variabel bebas (independen) dan satu variabel terikat (dependen) disebut dengan regresi linier sederhana menurut Sugiyono (2011:261) dengan rumus persamaan umumnya adalah

Y = a + bX

Gambar 2. Rumus Persamaan Regresi Linier Sederhana Dimana :

Y = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan a = Harga Y ketika X = 0 (harga konstan)

b = Angka arah atau koofisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan variabel indenpenden. Bila (+) arah garis naik, dan bila (-) maka garis turun.

X = Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.

Peningkatan ataupun penurunan variabel penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan variabel independen apabila nilai variabel independen atau X ditentukan. Dimana rumus mengitung nilai konstanta b dan a sebagai berikut:

b = . .

. ( )


(2)

✡ ☛ Menentukan besaran presentase pengaruh antara variabel untuk mengetahui seberapa besaran angka pengaruh antara variabel kegiatan bermain peran makro (X) terhadap variabel aspek bahasa (Y) maka kemudian digunakan rumus korelasiproduct moment.

r

xy

=

( ) ( . )

( ) ( )


(3)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan rumusan masalah dan permasalahan mengenai pengaruh kegiatan bermain peran makro terhadap kemampuan aspek berbahasa anak usia 5-6 tahun Di PAUD Nurul Ikhlas Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015. Kemudian diperoleh data berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan selama 3 kali pertemuan dengan menggunakan teknik pengumpulan data observasi dengan lembar panduan observasi, lalu dilakukan analisis data berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji regresi linier sederhana dan korelasiproduct moment. Hasil analisis data

dan pembahasan yang dikaitkan dengan teori maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

Terdapat pengaruh antara kegiatan bermain peran makro terhadap kemampuan aspek berbahasa anak usia 5-6 tahun Di PAUD Nurul Ikhlas Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015.


(4)

☞ ✌

B. Saran

Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran menggunakam kegiatan bermain peran dan simpulan hasil penelitian, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Kepada Kepala Sekolah

Salah satu metode pembelajaran yang menarik bagi anak usia 5-6 tahun adalah metode bermain peran, baik metode bermain peran makro. Oleh karena itu, metode pembelajaran tersebut dapat diterapkan di sekolah dalam meningkatkan keterampilan berkomunikasi pada anak usia 5-6 tahun.

2. Kepada Guru

Guru di PAUD perlu meningkatkan pelaksanaan kegiatan bermain peran dalam pembelajaran, terutama bermain peran makro. Hal ini bertujuan agar anak terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Melalui metode bermain peran ini, keterampilan berkomunikasi, daya khayal, serta kemampuan sosialisasi anak dapat meningkat. Selain meningkatkan intensitas kegiatan bermain peran makro, guru juga perlu memberikan kesempatan pada anak dalam melaksanakan kegiatan bermain peran mikro yang dapat dilaksanakan pada waktu istirahat.


(5)

✍6

3. Kepada Peneliti lain

Peneliti lain dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai referensi dan motivasi agar dapat menyusun penelitian yang lebih baik lagi dari peneliti sebelumnya.


(6)

✎ ✏

DAFTAR PUSTAKA

Ayu, Ina.2011. Penggunaan Metode Bermain Peran Makro Terhadap Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Sunda Anak Usia TK. Bandung

Bambang, Yulia T. 2002.Bahan ajar media permainan edukatif kreatif. Depdiknas: Jakarta

Fauziah, DU. 2010. Keindahan Belajar Dalam Perspektif Pedagogi. PT UnggulPermanaSelaras: Jakarta.

________. 2003. Undang-undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional). SinarGrafika. Jakarta.

Martini, Jamaris.2013. Kesulitan Belajar.Ghalia Indonesia: Jakarta

Mayke S, Tedjasaputra. 2003.Bermain, Main, dan Permainan. Gramedia: Jakarta

Mutiah, Diana. 2010. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Kencana Prenada Media Group: Jakarta

__________________. 2001.Bermain, Mainan, dan Permainan. Gramedia: Jakarta

Priyanto, Duwi. 2009. Belajar Olah Data dengan SPSS. Yogyakarta : Andi

Safitri, Erli.2014. Pengaruh Metode Bermain Peran Terhadap Kemampuan Berbicara Kelompok B TK Muslimat Hayatul Wathon. Lamongan

Susanto, Ahmad. 2011.Perkembangan Anak Usia Dini. Kencana: Jakarta

Sumiarti.2012. Peningkatan Kemampuan Berkomunikasi Anak Melalui Metode Sosiodrama di Taman Kanak-Kanak Permata Bunda Agam. Guntiang

Sugiyono, 2011.Statistika Untuk Penelitian.Alfabeta, Bandung.

________. 2011.Statistika Untuk Penelitian.Alfabeta: Bandung.

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003

Yamin, Martinis, 2010.Pendidikan Anak Usia Dini. Gaung Persada Press, Jakarta

Yuliani,Nurani, 2007.Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. PT. Indeks Jakarta.

Yusuf, Syamsu, 2011.Perkembangan Peserta Didik. Raja grafindo Persada, Jakarta.

Yusuf, Syamsu, 2006. Psikologi Perkembangan Anak&Remaja. Raja grafindo Persada, Jakarta.