Studi Penentuan Dosis Optimum N, P, K, dan Mg Tanaman Lidah Buaya (Aloe vera chinensis) pada Lahan Gambut Indragiri Hilir Riau

STUDI PENENTUAN DOSIS OPTIMUM N, P, K, DAN Mg
TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera chinensis)
PADA LAHAN GAMBUT INDRAGIRI HILIR RIAU

RISA WENTASARI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2005

SURAT PERNYATAAN
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa segala pernyataan dalam tesis
ini yang berjudul :
“Studi Penentuan Dosis Optimum N, P, K, dan Mg Tanaman Lidah Buaya
(Aloe Vera chinensis) pada Lahan Gambut Indragiri Hilir Riau”
merupakan gagasan atau hasil penelitian tesis saya sendiri dengan bimbingan dari
komisi pembimbing saya, kecuali yang dengan jelas ditujukkan rujukannya. Tesis
ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar pada program sejenis di
perguruan tinggi lain.
Semua data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat

diperiksa kebenarannya.

Bogor, November 2005

Risa Wentasari
NIM A351020291

ABSTRAK
RISA WENTASARI. 2005. Studi Penentuan Dosis Optimum N, P, K, dan Mg
Tanaman Lidah Buaya (Aloe vera chinensis) pada Lahan Gambut Indragiri Hilir,
Riau. Dibimbing oleh SUDRADJAT sebagai ketua komisi pembimbing dan
SUDIRMAN YAHYA sebagai anggota komisi pembimbing.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis optimum pemupukan N, P,
K, Mg, dan mengetahui serapan hara N, P, K, dan Mg oleh tanaman lidah buaya
(Aloe vera chinensis) pada lahan gambut Indragiri Hilir-Riau. Penelitian ini
dilaksanakan pada lahan perkebunan kelapa sawit PT. Bumireksa Nusasejati,
Teluk Bakau, Indragiri Hilir, Riau, pada bulan Maret 2004 sampai bulan April
2005. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian yang disusun secara
faktorial dalam lingkungan acak kelompok terdiri dari 4 faktor. Faktor pertama
adalah dosis pupuk nitrogen (N0= 0 g N, N1 = 5 g N, N2= 10 g N dan N3 = 20 g

N/tanaman/bulan); faktor ke dua adalah dosis pupuk fosfat (P0 = 0 g P2O5, P1 = 4
g P2O5, P2 = 8 g P2O5, dan P3 = 16 g P2O5/tanaman/bulan); faktor ke tiga adalah
dosis pupuk kalium (K0 = 0 g K2O, K1 = 7.5 g K2O, K2 = 15 g K2O, dan K3 = 30 g
K2O/tanaman/bulan); dan faktor ke empat adalah dosis pupuk magnesium (Mg0 =
0 g MgO, Mg1 = 2.5 g MgO, Mg2 = 5 g MgO, dan Mg3 = 10 g
MgO/tanaman/bulan). Untuk mengetahui pengaruh perlakuan NPKMg lengkap
dan faktor tunggal N, P, K, dan Mg terhadap parameter pengamatan diambil
beberapa perlakuan yang kemudian dikelompokan menjadi 5 kelompok perlakuan
terdiri dari (1) faktor NPKMg lengkap (N0P0K0Mg0, N1P1K1Mg1, N2P2K2Mg2,
N3P3K3Mg3), (2) faktor tunggal N (N0P0K0Mg0 (N0), N1P0K0Mg0 (N1), N2P0K0Mg0
(N2), N3P0K0Mg0 (N3)), (3) faktor tunggal P (N0P0K0Mg0 (P0), N0P1K0Mg0 (P1),
N0P2K0Mg0 (P2), N0P3K0Mg0 (P3)), (4) faktor tunggal K (N0P0K0Mg0 (K0),
N0P0K1Mg0 (K1), N0P0K2Mg0 (K2), N0P0K3Mg0 (K3)), dan (5) faktor tunggal Mg
(N0P0K0Mg0 (Mg0), N0P0K0Mg1 (Mg1), N0P0K0Mg2 (Mg2), N0P0K0Mg3 (Mg3)).
Masing-masing kelompok disusun dengan mengunakan rancangan faktorial faktor
tunggal dalam lingkungan acak kelompok yang terdiri dari 3 ulangan sehingga
diperoleh 12 unit percobaan untuk masing-masing kelompok dan terdapat 60
total unit percobaan dalm penelitian ini.
Dari hasil penelitian ini diperoleh dosis optimum N = 15.9 g
N/tanaman/bulan, P =12.72 g P2O5/, K = 23.16 g K2O, dan Mg = 7.95 g

MgO/tanaman/bulan. Pemberian NPKMg lengkap dan faktor tunggal N, P, K
tidak berpengaruh nyata terhadap kadar hara N, P, K, dan Mg tanah. Kadar hara
N tertinggi dalam kulit pelepah pada perlakuan NPKMg lengkap adalah 2.12 %,
sedangkan pada perlakuan faktor tunggal P adalah 1.59 %. Terdapat kolerasi nyata
antara bobot kering tanaman dengan kadar hara N (%) baik pada perlakuan
NPKMg lengkap dan faktor tunggal K.

© Hak cipta milik Risa Wentasari, tahun 2005
Hak Cipta dilindungi
Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari
Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam
bentuk apa pun, baik cetak, fotokopi, mikrofilm, dan sebagainya

STUDI PENENTUAN DOSIS OPTIMUM N, P, K, DAN Mg
TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera chinensis)
PADA LAHAN GAMBUT INDRAGIRI HILIR RIAU

RISA WENTASARI

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Agronomi

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2005

Judul Tesis

Nama
NIM
Program Studi

: Studi Penentuan Dosis Optimum N, P, K, dan Mg
Tanaman Lidah Buaya (Aloe vera chinensis) pada
Lahan Gambut Indragiri Hilir Riau
: Risa Wentasari
: A351020291

: Agronomi

Disetujui

Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Sudradjat, M.S.
Ketua

Prof. Dr. Ir. Sudirman Yahya, M.Sc.
Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi Agronomi

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr. Ir. Satryias Ilyas, M.S.


Prof. Dr. Ir. Syafrida Manuwoto, M.Sc.

Tanggal Ujian: 27 Oktober 2005

Tanggal Lulus:………………………

PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan
berkah-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.

Bapak Dr. Ir. Sudradjat, M.S. sebagai ketua komisi pembimbing dan Bapak
Prof. Dr. Sudirman Yahya, M.Sc. sebagai anggota komisi pembimbing atas
arahan, saran dan bimbingannya sejak perencanaan, pelaksanaan penelitian
hingga penyusunan tesis ini diselesaikan;

2.

Bapak Prof. Dr. Ir. Wahju Qamara Mugnisjah, M.Agr yang telah bersedia

sebagai penguji luar komisi yang memberikan saran dan masukannya;

3.

Bapak Presiden Direktur PT. Minamas Plantation dan Manager PT.
Bhumireksa Nusasejati, Teluk Bakau Estate serta staf dan karyawan atas
bantuan dan perhatian yang diberikan selama penelitian ini dilaksanakan.

4.

Ayahnda Sutardi dan Ibunda Komiyati, Saudaraku Yudi Ernawanto, S.T.
dan Neny Triana atas doa, dukungan, pengorbanan, dan kepercayaan yang
tulus diberikan merupakan harta yang tidak ternilai bagi penulis;

5.

Catur Wasonowati, S.P. sebagai saudara dan teman seperjuangan, Ir. Iwan
Sasli, M.Si., Lusiana Tatipata, S.P. M.Si., Astuti Kurnianingsih, S.P., M.Si.,
Ir. Ismail Maskromo, M.Si., Ir Amisnaipa, M.Si., Ir. Dwi Wasgito Purnomo,
M.Si., Eries Dyah Mustikarini, S.P. M.Si., Aris Hairmansis, S.P. M.Si., Eko

Setiawan, S.P. M.Si., Basrudin S.P. M.Si., Hesti Pujiwati, S.P. M.Si., Gulam
M Sharon, Otto Sinaga, dan rekan-rekan Agronomi 2002 atas bantuan, saran
dan dukungannya;

6.

Bapak Ir. Chusnul Nurtjahja, Ir. Bardansyah, Drs Mariudin Harahap, Tedy
Lesmana, S.P., Parno S.P., Lastiur Sinaga, Ibu Suhaenah, dan saudaraku
Suprayitno, Masdarona, Sumeri, Ika Setiowati, Very Yusdian, Sarpono, Tati
Priani, atas doa, dukungan, dan keikhlasannya menerima penulis sebagai
bagian dari keluarga mereka.
Akhirnya penulis berharap semoga tesis ini dapat dimanfaatkan bagi

berbagai pihak yang memerlukan.
Bogor, November 2005
Risa Wentasari

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Mangunharjo, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera

Selatan, pada tanggal 24 Agustus 1978, sebagai anak kedua dari dua bersaudara
dari Ayah

Sutardi

dan Ibu Komiyati. Pendidikan SD, SMP, dan SMA

diselesaikan penulis di Musi Rawas, Sumatera Selatan.
Pada tahun 1996 penulis diterima di Universitas Bengkulu (UNIB) melalui
jalur Penelusuran Potensi Akademik (PPA), pada Program Studi Agronomi.
Pendidikan Strata-1 diselesaikan pada tahun 2001. Pada tahun 2002 penulis
diterima di Program Studi Agronomi pada Sekolah Pascasarjana, Institut
Pertanian Bogor (IPB).

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL

.............................................................................. ix


DAFTAR GAMBAR ................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................xii
PENDAHULUAN ......................................................................................
Latar Belakang ................................................................................
Tujuan
................................................................................
Hipotesis
................................................................................

1
1
3
3

TINJAUAN PUSTAKA................................................................................
Lidah Buaya ......................................................................................
Tanah Gambut ...................................................................................
Hara pada Lahan Gambut dan Tanaman ...............................................
Serapan Hara, Pertumbuhan, dan Hasil Tanaman..................................


4
4
6
8
14

BAHAN METODE ...................................................................................
Bahan dan Alat ...................................................................................
Waktu dan Tempat
..........................................................................
Metode Penelitian ................................................................................
Pelaksanaan Penelitian .........................................................................
Analisis Data ......................................................................................

18
18
18
18
20
22

HASIL DAN PEMBAHASAN .....................................................................
Hasil
............................................................................................
Pembahasan ......................................................................................

23
23
54

KESIMPULAN DAN SARAN .....................................................................
Kesimpulan ......................................................................................
Saran
......................................................................................

59
59
59

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................

60

LAMPIRAN

64

......................................................................................

DAFTAR TABEL
Halaman
1.

Standadrisasi Produk Pelepah Lidah Buaya ...............................

2.

Dosis Perlakuan N, P, K, dan Mg

.............................................

19

3.

Metode Analisis Hara Tanaman dan Tanah ...............................

22

4.

Pengaruh Perlakuan terhadap Bobot Basah Total Tanaman,
Pelepah Total, Akar dan Batang...................................................

25

Pengaruh Perlakuan NPKMg terhadap Bobot Basah Pelepah
pada Kedudukan ke-4 sampai 12 .................................................

26

Persamaan Regresi Pengaruh NPKMg untuk Parameter Bobot
Basah Pelepah ke-4, 7, 11, dan 12 .............................................

27

Pengaruh Perlakuan N terhadap Bobot Basah Pelepah pada
Kedudukan ke-4 sampai 12
.............................................

27

Persamaan Regresi Pengaruh N untuk Peubah Bobot Basah
Pelepah Ke-7, 8, 9, 10, dan 11
.............................................

28

Pengaruh Perlakuan P terhadap Bobot Basah Pelepah pada
Kedudukan ke-4 sampai 12
.............................................

28

10. Persamaan Regresi Pengaruh P untuk Peubah Bobot Basah
Pelepah ke-6 dan 7
.............................................

29

11. Pengaruh Perlakuan K terhadap Bobot Basah Pelepah pada
Kedudukan ke-4 sampai 12
.............................................

29

12. Persamaan Regresi Pengaruh K untuk Peubah Bobot Basah
Pelepah ke-9 dan 10
.............................................

30

13. Koefisien Kolerasi antara Bobot Basah Setiap Pelepah dengan
Bobot Basah Total dan Pelepah Total ..........................................

30

14. Pengaruh Perlakuan Terhadap Bobot Kering Total Tanaman,
Pelepah Total, Akar dan Batang
.............................................

31

15. Pengaruh Perlakuan NPKMg terhadap Bobot Kering Pelepah
pada Kedudukan ke-4 sampai 12 .............................................

32

16. Persamaan Regresi Pengaruh NPKMg terhadap Peubah Bobot
Kering Pelepah ke-4, 7, 11, dan 12 .............................................

33

17. Pengaruh Perlakuan N terhadap Bobot Kering Pelepah pada
Kedudukan ke-4 sampai 12
.............................................

33

18. Persamaan Regresi Pengaruh N terhadap Peubah Bobot Kering
Pelepah ke-7, 8, 9, 10, dan 11
.............................................

34

19. Pengaruh Perlakuan P terhadap Bobot Basah Pelepah pada
Kedudukan ke-4 sampai 12
.............................................

34

5.
6.
7.
8.
9.

5

STUDI PENENTUAN DOSIS OPTIMUM N, P, K, DAN Mg
TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera chinensis)
PADA LAHAN GAMBUT INDRAGIRI HILIR RIAU

RISA WENTASARI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2005

SURAT PERNYATAAN
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa segala pernyataan dalam tesis
ini yang berjudul :
“Studi Penentuan Dosis Optimum N, P, K, dan Mg Tanaman Lidah Buaya
(Aloe Vera chinensis) pada Lahan Gambut Indragiri Hilir Riau”
merupakan gagasan atau hasil penelitian tesis saya sendiri dengan bimbingan dari
komisi pembimbing saya, kecuali yang dengan jelas ditujukkan rujukannya. Tesis
ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar pada program sejenis di
perguruan tinggi lain.
Semua data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat
diperiksa kebenarannya.

Bogor, November 2005

Risa Wentasari
NIM A351020291

ABSTRAK
RISA WENTASARI. 2005. Studi Penentuan Dosis Optimum N, P, K, dan Mg
Tanaman Lidah Buaya (Aloe vera chinensis) pada Lahan Gambut Indragiri Hilir,
Riau. Dibimbing oleh SUDRADJAT sebagai ketua komisi pembimbing dan
SUDIRMAN YAHYA sebagai anggota komisi pembimbing.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis optimum pemupukan N, P,
K, Mg, dan mengetahui serapan hara N, P, K, dan Mg oleh tanaman lidah buaya
(Aloe vera chinensis) pada lahan gambut Indragiri Hilir-Riau. Penelitian ini
dilaksanakan pada lahan perkebunan kelapa sawit PT. Bumireksa Nusasejati,
Teluk Bakau, Indragiri Hilir, Riau, pada bulan Maret 2004 sampai bulan April
2005. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian yang disusun secara
faktorial dalam lingkungan acak kelompok terdiri dari 4 faktor. Faktor pertama
adalah dosis pupuk nitrogen (N0= 0 g N, N1 = 5 g N, N2= 10 g N dan N3 = 20 g
N/tanaman/bulan); faktor ke dua adalah dosis pupuk fosfat (P0 = 0 g P2O5, P1 = 4
g P2O5, P2 = 8 g P2O5, dan P3 = 16 g P2O5/tanaman/bulan); faktor ke tiga adalah
dosis pupuk kalium (K0 = 0 g K2O, K1 = 7.5 g K2O, K2 = 15 g K2O, dan K3 = 30 g
K2O/tanaman/bulan); dan faktor ke empat adalah dosis pupuk magnesium (Mg0 =
0 g MgO, Mg1 = 2.5 g MgO, Mg2 = 5 g MgO, dan Mg3 = 10 g
MgO/tanaman/bulan). Untuk mengetahui pengaruh perlakuan NPKMg lengkap
dan faktor tunggal N, P, K, dan Mg terhadap parameter pengamatan diambil
beberapa perlakuan yang kemudian dikelompokan menjadi 5 kelompok perlakuan
terdiri dari (1) faktor NPKMg lengkap (N0P0K0Mg0, N1P1K1Mg1, N2P2K2Mg2,
N3P3K3Mg3), (2) faktor tunggal N (N0P0K0Mg0 (N0), N1P0K0Mg0 (N1), N2P0K0Mg0
(N2), N3P0K0Mg0 (N3)), (3) faktor tunggal P (N0P0K0Mg0 (P0), N0P1K0Mg0 (P1),
N0P2K0Mg0 (P2), N0P3K0Mg0 (P3)), (4) faktor tunggal K (N0P0K0Mg0 (K0),
N0P0K1Mg0 (K1), N0P0K2Mg0 (K2), N0P0K3Mg0 (K3)), dan (5) faktor tunggal Mg
(N0P0K0Mg0 (Mg0), N0P0K0Mg1 (Mg1), N0P0K0Mg2 (Mg2), N0P0K0Mg3 (Mg3)).
Masing-masing kelompok disusun dengan mengunakan rancangan faktorial faktor
tunggal dalam lingkungan acak kelompok yang terdiri dari 3 ulangan sehingga
diperoleh 12 unit percobaan untuk masing-masing kelompok dan terdapat 60
total unit percobaan dalm penelitian ini.
Dari hasil penelitian ini diperoleh dosis optimum N = 15.9 g
N/tanaman/bulan, P =12.72 g P2O5/, K = 23.16 g K2O, dan Mg = 7.95 g
MgO/tanaman/bulan. Pemberian NPKMg lengkap dan faktor tunggal N, P, K
tidak berpengaruh nyata terhadap kadar hara N, P, K, dan Mg tanah. Kadar hara
N tertinggi dalam kulit pelepah pada perlakuan NPKMg lengkap adalah 2.12 %,
sedangkan pada perlakuan faktor tunggal P adalah 1.59 %. Terdapat kolerasi nyata
antara bobot kering tanaman dengan kadar hara N (%) baik pada perlakuan
NPKMg lengkap dan faktor tunggal K.

© Hak cipta milik Risa Wentasari, tahun 2005
Hak Cipta dilindungi
Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari
Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam
bentuk apa pun, baik cetak, fotokopi, mikrofilm, dan sebagainya

STUDI PENENTUAN DOSIS OPTIMUM N, P, K, DAN Mg
TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera chinensis)
PADA LAHAN GAMBUT INDRAGIRI HILIR RIAU

RISA WENTASARI

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Agronomi

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2005

Judul Tesis

Nama
NIM
Program Studi

: Studi Penentuan Dosis Optimum N, P, K, dan Mg
Tanaman Lidah Buaya (Aloe vera chinensis) pada
Lahan Gambut Indragiri Hilir Riau
: Risa Wentasari
: A351020291
: Agronomi

Disetujui

Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Sudradjat, M.S.
Ketua

Prof. Dr. Ir. Sudirman Yahya, M.Sc.
Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi Agronomi

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr. Ir. Satryias Ilyas, M.S.

Prof. Dr. Ir. Syafrida Manuwoto, M.Sc.

Tanggal Ujian: 27 Oktober 2005

Tanggal Lulus:………………………

PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan
berkah-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.

Bapak Dr. Ir. Sudradjat, M.S. sebagai ketua komisi pembimbing dan Bapak
Prof. Dr. Sudirman Yahya, M.Sc. sebagai anggota komisi pembimbing atas
arahan, saran dan bimbingannya sejak perencanaan, pelaksanaan penelitian
hingga penyusunan tesis ini diselesaikan;

2.

Bapak Prof. Dr. Ir. Wahju Qamara Mugnisjah, M.Agr yang telah bersedia
sebagai penguji luar komisi yang memberikan saran dan masukannya;

3.

Bapak Presiden Direktur PT. Minamas Plantation dan Manager PT.
Bhumireksa Nusasejati, Teluk Bakau Estate serta staf dan karyawan atas
bantuan dan perhatian yang diberikan selama penelitian ini dilaksanakan.

4.

Ayahnda Sutardi dan Ibunda Komiyati, Saudaraku Yudi Ernawanto, S.T.
dan Neny Triana atas doa, dukungan, pengorbanan, dan kepercayaan yang
tulus diberikan merupakan harta yang tidak ternilai bagi penulis;

5.

Catur Wasonowati, S.P. sebagai saudara dan teman seperjuangan, Ir. Iwan
Sasli, M.Si., Lusiana Tatipata, S.P. M.Si., Astuti Kurnianingsih, S.P., M.Si.,
Ir. Ismail Maskromo, M.Si., Ir Amisnaipa, M.Si., Ir. Dwi Wasgito Purnomo,
M.Si., Eries Dyah Mustikarini, S.P. M.Si., Aris Hairmansis, S.P. M.Si., Eko
Setiawan, S.P. M.Si., Basrudin S.P. M.Si., Hesti Pujiwati, S.P. M.Si., Gulam
M Sharon, Otto Sinaga, dan rekan-rekan Agronomi 2002 atas bantuan, saran
dan dukungannya;

6.

Bapak Ir. Chusnul Nurtjahja, Ir. Bardansyah, Drs Mariudin Harahap, Tedy
Lesmana, S.P., Parno S.P., Lastiur Sinaga, Ibu Suhaenah, dan saudaraku
Suprayitno, Masdarona, Sumeri, Ika Setiowati, Very Yusdian, Sarpono, Tati
Priani, atas doa, dukungan, dan keikhlasannya menerima penulis sebagai
bagian dari keluarga mereka.
Akhirnya penulis berharap semoga tesis ini dapat dimanfaatkan bagi

berbagai pihak yang memerlukan.
Bogor, November 2005
Risa Wentasari

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Mangunharjo, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera
Selatan, pada tanggal 24 Agustus 1978, sebagai anak kedua dari dua bersaudara
dari Ayah

Sutardi

dan Ibu Komiyati. Pendidikan SD, SMP, dan SMA

diselesaikan penulis di Musi Rawas, Sumatera Selatan.
Pada tahun 1996 penulis diterima di Universitas Bengkulu (UNIB) melalui
jalur Penelusuran Potensi Akademik (PPA), pada Program Studi Agronomi.
Pendidikan Strata-1 diselesaikan pada tahun 2001. Pada tahun 2002 penulis
diterima di Program Studi Agronomi pada Sekolah Pascasarjana, Institut
Pertanian Bogor (IPB).

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL

.............................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................xii
PENDAHULUAN ......................................................................................
Latar Belakang ................................................................................
Tujuan
................................................................................
Hipotesis
................................................................................

1
1
3
3

TINJAUAN PUSTAKA................................................................................
Lidah Buaya ......................................................................................
Tanah Gambut ...................................................................................
Hara pada Lahan Gambut dan Tanaman ...............................................
Serapan Hara, Pertumbuhan, dan Hasil Tanaman..................................

4
4
6
8
14

BAHAN METODE ...................................................................................
Bahan dan Alat ...................................................................................
Waktu dan Tempat
..........................................................................
Metode Penelitian ................................................................................
Pelaksanaan Penelitian .........................................................................
Analisis Data ......................................................................................

18
18
18
18
20
22

HASIL DAN PEMBAHASAN .....................................................................
Hasil
............................................................................................
Pembahasan ......................................................................................

23
23
54

KESIMPULAN DAN SARAN .....................................................................
Kesimpulan ......................................................................................
Saran
......................................................................................

59
59
59

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................

60

LAMPIRAN

64

......................................................................................

DAFTAR TABEL
Halaman
1.

Standadrisasi Produk Pelepah Lidah Buaya ...............................

2.

Dosis Perlakuan N, P, K, dan Mg

.............................................

19

3.

Metode Analisis Hara Tanaman dan Tanah ...............................

22

4.

Pengaruh Perlakuan terhadap Bobot Basah Total Tanaman,
Pelepah Total, Akar dan Batang...................................................

25

Pengaruh Perlakuan NPKMg terhadap Bobot Basah Pelepah
pada Kedudukan ke-4 sampai 12 .................................................

26

Persamaan Regresi Pengaruh NPKMg untuk Parameter Bobot
Basah Pelepah ke-4, 7, 11, dan 12 .............................................

27

Pengaruh Perlakuan N terhadap Bobot Basah Pelepah pada
Kedudukan ke-4 sampai 12
.............................................

27

Persamaan Regresi Pengaruh N untuk Peubah Bobot Basah
Pelepah Ke-7, 8, 9, 10, dan 11
.............................................

28

Pengaruh Perlakuan P terhadap Bobot Basah Pelepah pada
Kedudukan ke-4 sampai 12
.............................................

28

10. Persamaan Regresi Pengaruh P untuk Peubah Bobot Basah
Pelepah ke-6 dan 7
.............................................

29

11. Pengaruh Perlakuan K terhadap Bobot Basah Pelepah pada
Kedudukan ke-4 sampai 12
.............................................

29

12. Persamaan Regresi Pengaruh K untuk Peubah Bobot Basah
Pelepah ke-9 dan 10
.............................................

30

13. Koefisien Kolerasi antara Bobot Basah Setiap Pelepah dengan
Bobot Basah Total dan Pelepah Total ..........................................

30

14. Pengaruh Perlakuan Terhadap Bobot Kering Total Tanaman,
Pelepah Total, Akar dan Batang
.............................................

31

15. Pengaruh Perlakuan NPKMg terhadap Bobot Kering Pelepah
pada Kedudukan ke-4 sampai 12 .............................................

32

16. Persamaan Regresi Pengaruh NPKMg terhadap Peubah Bobot
Kering Pelepah ke-4, 7, 11, dan 12 .............................................

33

17. Pengaruh Perlakuan N terhadap Bobot Kering Pelepah pada
Kedudukan ke-4 sampai 12
.............................................

33

18. Persamaan Regresi Pengaruh N terhadap Peubah Bobot Kering
Pelepah ke-7, 8, 9, 10, dan 11
.............................................

34

19. Pengaruh Perlakuan P terhadap Bobot Basah Pelepah pada
Kedudukan ke-4 sampai 12
.............................................

34

5.
6.
7.
8.
9.

5

20. Persamaan Regresi Pengaruh P terhadap Peubah Bobot Kering
Pelepah ke- 6 dan 7
.............................................

34

21. Pengaruh Perlakuan K terhadap Bobot Kering Pelepah pada
Kedudukan ke-4 sampai 12
.............................................

35

22. Persamaan Regresi Pengaruh K terhadap Peubuh Bobot Kering
Pelepah ke-9 dan 10
.............................................

35

23. Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar Hara Tanah .........................

36

24. Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar Hara N, P, K, dan Mg Kulit
Pelepah ke-9
.............................................

38

25. Koefisien Kolerasi antara Kadar Hara N Kulit pelepah Ke-9
dengan Bobot Kering Pelepah ke-942..........................................

41

26. Koefisien Kolerasi antara Kadar Hara K Kulit pelepah Ke-9
dengan Bobot Kering Pelepah ke-9 ............................................

43

27. Hasil Analisis Kadar Hara N Kulit Pelepah Daun ke-4
sampai 12 ....................................................................................

44

28. Hasil Analisis Kadar Hara P Kulit Pelepah Daun Ke-4
sampai 12 ....................................................................................

45

29. Hasil Analisis Kadar Hara K Kulit Pelepah Daun Ke-4
sampai 12

46

30. Hasil Analisis Kadar Hara Mg Kulit Pelepah Daun ke-4
sampai 12 ....................................................................................

47

31. Hasil Analisis Kadar Hara N, P, K, dan Mg Akar Tanaman .........

48

32. Hasil Analisis Kadar Hara N, P, K, dan Mg Batang
Tanaman......................................................................................

50

33. Pengaruh Perlakuan terhadap Serapan Hara N, P, K, dan
Mg Pelepah Daun ke-9 ................................................................

51

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1.

Kondisi Lahan Sebelum dan Sesudah Pengolahan ...................................23

2.

Perbedaan Pelepah Lidah Buaya dengan Berbagai Perlakuan NPKMg.....24

3.

Respon Kadar Hara P (ppm) Tanah terhadap Perlakuan Mg.....................37

4.

Respon Kadar Hara N (%) terhadap Perlakuan NPKMg………………..

5.

Respon Kadar Hara N (%) terhadap Perlakuan N.....................................40

6.

Respon Kadar Hara N (%) terhadap Perlakuan P………………………..

7.

Respon Kadar Hara N (%) terhadap Perlakuan K.....................................41

8.

Kurva Regresi antara Kadar Hara N dan Bobot Kering Pelepah pada
Perlakuan NPKMg ..................................................................................42

9.

Kurva Regresi antara Kadar Hara N dan Bobot Kering Pelepah pada
Perlakuan
K……………………………………………………………..

39
40

..42

10. Respon Kadar Hara K terhadap Perlakuan NPKMg………………

43

11. Respon Serapan Hara K (g) Pelepah terhadap Pemberian Perlakuan
NPKMg………………………………………………………………….
.

52

12. Respon Serapan Hara N (g) Pelepah terhadap Pemberian Perlakuan .......52
13. Respon Serapan Hara Mg Pelepah (g) terhadap Perlakuan K ...................53

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1.

Hasil Analisis Tanah Awal dan Akhir .......................................

64

2.

Hasil Analisis Pupuk Abu Janjang, Rock Phosphate, dan Dolomit

65

3.

Data Curah Hujan dari Bulan Maret 2004 sampai Maret
2005 ............................................................................................

65

Pengaruh Perlakuan NPKMg Lengkap terhadap Bobot Basah
Masing-Masing Pelepah .................................................................

66

4.
5.

Pengaruh Perlakuan Faktor Tunggal N terhadap Bobot Basah
Masing-Masing Pelepah .................................................................... 67

6.

Pengaruh Perlakuan Faktor Tunggal P terhadap Bobot Basah
Masing-Masing Pelepah ..............................................................
68

7.

Pengaruh Perlakuan Faktor Tunggal K terhadap Bobot Basah
Masing-Masing Pelepah ..............................................................
69

8.

Pengaruh Perlakuan Faktor Tunggal Mg terhadap Bobot Basah
Masing-Masing Pelepah ..............................................................
70

9.

Pengaruh Perlakuan NPKMg Lengkap terhadap Bobot Kering
Masing-Masing Pelepah ..............................................................
71

10. Pengaruh Perlakuan Faktor Tunggal N terhadap Bobot Kering
Masing-Masing Pelepah ..............................................................
72
11. Pengaruh Perlakuan Faktor Tunggal P terhadap Bobot Kering
Masing-Masing Pelepah ..............................................................
73
12. Pengaruh Perlakuan Faktor Tunggal K terhadap Bobot Kering
Masing-Masing Pelepah ..............................................................
74
13. Pengaruh Perlakuan Faktor Tunggal Mg terhadap Bobot Kering
Masing-Masing Pelepah ..............................................................
75
14. Sidik Ragam Bobot Basah Pelepah ..............................................

76

15. Sidik Ragam Bobot Basah Pelepah Total dan Bobot Basah Total
Tanaman......................................................................................
78
16. Sidik Ragam Bobot Basah Akar dan Bobot Basah Batang ...........

79

17. Sidik Ragam Bobot Kering Pelepah.............................................

79

18. Sidik Ragam Bobot Kering Total dan Bobot Kering Total Tanaman

82

19. Sidik Ragam Bobot Kering Akar dan Bobot Kering Batang.........

82

20. Sidik Ragam Kadar Hara N, P, K, dan Mg Kulit Pelepah ke

........ 83

21. Sidik Ragam Kadar Hara N, P, K, dan Mg Tanah…………………
22. Sidik Ragam Serapan Hara N, P, K, dan Mg Pelepah Ke-9………

84
85

PENDAHULUAN
Latar Belakang

Pada awalnya tanaman lidah buaya hanya dikenal masyarakat luas sebagai
tanaman hias. Akan tetapi pada perkembangannya tanaman ini merupakan
tanaman yang memiliki prospek ekonomi yang tinggi. Tanaman ini merupakan
salah satu bahan baku industri, utamanya dalam industri komestik dan farmasi
(Vicar 1994). Hal ini disebabkan tanaman lidah buaya kaya akan kandungan
senyawa kimia nabati, antara lain: anthraquinon, polisakarida, dan prostagladin.
Selain itu juga memiliki kandungan vitamin yang meliputi vitamin B1, B2, B6, C,
dan E, asam folat, kolin dan betakaroten, serta kandungan mineral yang meliputi
kalsium, natrium, mangan, seng, tembaga, dan kromium.
Lidah buaya menghendaki tanah yang memiliki kandungan bahan
organik yang tinggi dan tumbuh baik pada daerah gambut yang memiliki pH
rendah. Budi daya lidah buaya pada lahan gambut sudah lama diusahakan di kota
Pontianak, Kalimantan Barat dan daerah ini merupakan salah satu sentra produksi
lidah buaya Indonesia. Budidaya lidah buaya pada daerah ini mampu
menghasilkan 8 000 kg/ha/ bulan dengan rata-rata bobot pelepah sekitar 1.5 kg
dan panjang 70 cm. Realisasi ekspor lidah buaya Pontianak sampai 2004
mencapai 47 ton dengan negara tujuan Malaysia, Hongkong, dan Singapura serta
sebagian dipasarkan di dalam negeri (Dinas Urusan Pangan Pontianak 2004).
Sehubungan dengan tingginya produksi lidah buaya pada lahan gambut
dan peluang pasar yang ada, pengembangan lidah buaya pada lahan gambut
memiliki propek yang menjanjikan. Hal ini didukung pula oleh luasan lahan
gambut Indonesia sekitar 20 sampai 27 juta hektar dari 34 juta hektar total gambut
di seluruh wilayah Asia (Setiadi 1999). Meskipun demikian usaha pemanfaatan
lahan gambut memerlukan upaya perbaikan drainase, tingkat kesuburan tanah,
serta perbaikan sifat-sifat tanah lainnya baik sifat fisik, biologi, kimia maupun
hidrologi.
Pada kondisi alami tanaman sulit tumbuh pada tanah gambut, dengan
demikian diperlukan pengelolaan yang tepat apabila akan diusahakan sebagai

lahan pertanian. Kendala tersebut meliputi ketebalan dan taraf dekomposisi
gambut, status hara makro dan mikro yang rendah, kemasaman tanah dan
kandungan asam-asam organik yang tinggi, dan pengaturan tata air. Selain sifatsifat tersebut, reaksi tanah masam sampai sangat masam dengan KTK tinggi,
kejenuhan basa (KB) yang rendah merupakan kendala utama. Kondisi demikian
tidak menunjang terciptanya laju dan penyediaan hara yang memadai bagi
tanaman terutama basa-basa seperti K, Ca, dan Mg. Selain itu juga ketersediaan
hara makro dan mikro juga rendah seperti N, P, K, Ca, dan Cu (Radjagukguk
1990). Secara umum kejenuhan basa gambut harus mencapai 30% agar tanaman
dapat menyerap basa-basa yang diperlukan (Soepardi dan Surowinoto 1982).
Upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan pemanfaatan lahan gambut bagi
pertumbuhan tanaman adalah dengan melakukan pengolahan tanah, pemampatan
atau pemadatan tanah, dan pemberian bahan amelioran. Bahan amelioran yang
dapat digunakan, antara lain, kapur, pupuk kandang, dan abu sawmill dan
berbagai sumber pupuk fosfat alam serta pemberian pupuk makro (N dan K) dan
pupuk mikro seperti Cu, Fe, dan Zn (Irawan 1999). Hasil penelitian Tatipata
(2005) menunjukkan bahwa pemberian pupuk mikro Fe, Mn, Zn, dan Cu dapat
meningkatkan pertumbuhan tanaman lidah buaya dan faktor pembatas pada
produksi lidah buaya lahan gambut adalah Cu yang ditunjukkan dengan
penurunan bobot basah pelepah sekitar 36.6% bila tanpa pemberian Cu.
Pemberian abu tanah gambut, pengapuran, pencampuran bahan gambut dengan
tanah mineral, dan pemupukan dilakukan dalam upaya peningkatan produktivitas
lahan gambut. Pemberian abu bakaran tanah gambut memberikan hasil yang baik
bagi pertumbuhan tanaman karena adanya tambahan hara dari abu, tetapi
memberikan dampak negatif bagi kelestarian tanah gambut tersebut (Ismunadji
dan Soepardi 1984). Dari penelitian Kurnianingsih (2004) diketahui bahwa dosis
optimum abu janjang kelapa sawit untuk tanaman lidah buaya pada lahan gambut
sebesar 98 g menghasilkan bobot basah optimum 543 g pada minggu ke-32
setelah tanam.
Unsur hara N, P, K, dan Mg merupakan unsur hara esensial bagi tanaman,
yang ketersediaannya harus cukup untuk mendapatkan hasil yang optimum. Pada
umumnya kemampuan tanah untuk menyuplai hara sangat terbatas terutama pada

lahan gambut. Upaya yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut
adalah dengan pemberian hara melalui pemupukan. Pemberian pupuk yang tepat
akan memberikan respons pertumbuhan yang baik dan juga akan memberikan
hasil yang optimum. Pemupukan pada lahan gambut, terutama untuk budi daya
tanaman lidah buaya pada lahan yang baru dibuka, belum banyak diteliti. Oleh
karena itu, diperlukan suatu studi mengenai penetapan dosis optimum berbagai
unsur hara untuk tanaman lidah buaya pada tanah gambut.

Tujuan
Penelitian ini bertujuan:
1

Menentukan dosis optimum pemupukan N, P, K, dan Mg pada tanaman
lidah buaya (Aloe vera chinensis) di lahan gambut Indragiri Hilir, Riau

2

Mengetahui serapan hara tanaman lidah buaya (Aloe vera chinensis) pada
lahan gambut di Indragiri Hilir, Riau.

Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.

Pemberian N, P, K, dan Mg dapat meningkatkan ketersediaan hara pada
tanaman lidah buaya,

2.

Peningkatan ketersediaan N, P, K, dan Mg bagi tanaman dapat
meningkatkan serapan hara tanaman lidah buaya,

TINJAUAN PUSTAKA

Lidah Buaya

Tanaman lidah buaya (Aloe vera L.) termasuk dalam famili Liliacea. Lidah
buaya yang ditanam di Indonesia khususnya di Pontianak termasuk kategori Aloe
vera chinensis Baker. Tanaman ini berdaun tebal dan banyak mengandung air
dengan duri-duri lunak pada tepi daun serta tersusun secara roset. Tanaman ini
memiliki bunga merah dan perakaran yang tipis (Aguilar dan Brink 1999).
Tanaman Lidah buaya dapat tumbuh pada ketinggian 0-1 500 m dpl dengan
kisaran suhu 16-33 oC dengan curah hujan tahunan 1 000 - 3 000 mm/tahun
(Briggs dan Calvin 1987). Tanah dengan drainase baik dan memiliki kadar bahan
organik tinggi disukai oleh tanaman ini. Selain itu juga tanaman ini dapat tumbuh
baik pada daerah gambut yang memiliki pH rendah.
Lidah buaya termasuk tanaman yang efisien dalam penggunaan air karena
dari segi fisiologis tumbuhan tanaman ini termasuk jenis CAM (Crassulacea Acid
Metabolism) dengan sifat tahan kekeringan (Furnawanthi 2002). Tanaman jenis
ini memiliki mekanisme fiksasi CO2 pada malam hari dan berfotosintetis pada
siang dengan stomata tertutup, sehingga dapat mengurangi kehilangan air lewat
penguapan (Gardner et al. 1991). Hal ini juga didukung dengan bentuk daunnya
yang sekulen dan memiliki lapisan kutikula yang tebal sehingga dapat mengurangi
penguapan lewat daun (Aguilar dan Brink 1999). Perlakuan frekuensi penyiraman
tanaman lidah buaya menunjukkan bahwa frekuensi penyiraman 1 kali seminggu
cenderung lebih efisien yang ditunjukkan oleh hasil bobot basah tertinggi 243 g
pada 16 minggu setelah tanam dibandingkan dengan frekuensi penyiraman 2 kali
dan 3 kali seminggu berturut-turut menghasilkan bobot basah 199 g dan 230 g
(Aminah 2003).
Komposisi terbesar tanaman lidah buaya adalah air (99.5%) akan tetapi
tanaman ini juga kaya akan lemak, karbohidrat, protein, vitamin A dan C serta
asam amino. Lidah buaya mengandung mineral berupa Ca (458 ppm), P (20.10
ppm), Fe (1.18 ppm), Mg (60.80 ppm), Mn (1.04 ppm), K (797 ppm), Na (84.4
ppm) dan Cu (0.11 ppm) (Furnawanthi 2002). Bagian tanaman lidah buaya yang

memiliki nilai ekonomis adalah pelepah daunnya. Pelepah daun lidah buaya
dikatakan berkualitas baik harus memiliki kriteria tertentu (Tabel 1).

Tabel 1. Standarisasi Produk Pelepah Lidah Buaya
Spesifikasi

Satuan

Mutu 1

Mutu II

Mutu III

kg

> 1.3

0.9-1.2

0.5-0.9

Warna daun

-

100 %
Seragam
Hijau Segar

< 25 %
Seragam
Hijau Segar

< 75 %
Seragam
Hijau Segar

Panjang daun

cm

> 50

40-50